Anda di halaman 1dari 3

“ASAL USUL KOTA CIANJUR”

1. Ibu Kikir :Diva Marchela.


2. Nak Bu Kikir : Nanda Aulia.
3. Nenek : Yunuta Istiqomah.
4. Warga : Warga 1 : Anisa Putri.
Warga 2 : Catur Fitri.
Warga 3 : Nurma Sania.

Pada jaman dahulu kala di daerah Jawa barat hiduplah seorangpetani yang sangat kaya.
Seluruh sawah dan ladangnya menjadi miliknya ,sedangkan penduduk desa hanya menjadi
buruh tani penggarap sawh tersebut.
Petani itu memiliki sifat kikir. Oleh karena itu ,pendudukdesa tersebut menjuluki bu
Kikir ,sangking pelitnya sampaiterhadap anaknya sendiri pun ia juga pelit. Namun sifat
mengekikiranya itu tidak sampai minggalkan menular kepada anaknya ,ia sering membantu
warga desa tanpa sepengetahuan ibunya. Disuatu hari bu Kikir ingin mengadakan syukuran
untuk panennya ,menurut anggapan dan kepercayaan jika ingin panennya ingin berhasil
harus mengadakan syukuran dengan baik ,oleh sebab itu bu Kikirmengadakan pesta dengan
terpaksa dan semua warga desa pun ikut serta diundangoleh bu Kikir.

Bu Kikir :”Wahai para penduduk desa! Datanglah ke rumah untuk acara syukuran dan
slametan panen saya.”
Warga 1 :”Hei!Tinggalkan dulu pekerjaanya ,bu Kikir sedang mengadakan acara
syukuran warga desa di undang ,mari datang ke rumahnya!
Warga 2 :”Ayo ,buruan datang. Nanti keburu habis makananya.”
Warga 3 :”Mari datang ke rumahnya.”

( begitu sampai dirumah bu Kikir )


Warga 2 :”Duh!diundang orang paling kaya sedesa ,kukira akan disediakan makanan
enak ,nyatanya hanya dikasih makanan gak enak dikit juga.”
Warga 3 :”Iya banyak tamu undangan lain tidak mendapat bagian.”
Warga 1 :”(mengelus dada) Ya Tuhan ,ibu Kikir memang begitu kikir.”

Pada saat pesta slamatan sedang berlangsung ,tiba-tiba datanglah seorang nenek tua renta.
Nenek :(sambil merintih) permisi ,berikanlah saya sedekah walau hanya sesuap nasi.”
Bu Kikir :”Apa?!sedekah !kamu kira menanak nasi tidak diperlukan jerih payah hah?”
Nenek :”Berikanlah saya sedikit saja dari harta ibu yang berlimpah itu.”
Bu Kikir :”Tidak!pergi sana dar sini ,jika tidak akan ku pukul kau!

Melihat kejadian itu anak bu Kikir sangat sedih.


Anak bu Kikir :”Kasihan sekali nenek itu ,sudah dibentak-bentak ibu juga tidak dikasih.
Oh iya ,aku ambilkan saja jatah makananku untuk nenek itu.”

Tak lama kemudian anak bu Kikir mengejar nenek itu.


Anak bu Kikir :”Nek!tunggu nek...!
Nenek : (nenek itu berhenti) Ada apa ,anak muda?
Anak bu Kikir :”Maafkan perlakuan ibu saya itu!sebagaiobat kecewa ,ambilah makanan
saya nek!
Nenek :” Terima kasih nak! Engkau sangat baik hati sekali. Semoga kebaikanmu itu akan
dibalas Tuhan dengan kemuliaanya.”
Anak bu Kikir :”Sama-sama nek ,kalau begitu saya pamit pulang dulu.”
Nenek :”Hati-hati nak.”

Setelah anak bu Kikir pergi nenektua itu segera menyantap makanan dan lanjaut perjalanan
menuju Bukit. Dariatas Bukit ia melihat rumah bu Kikir sangat ramai dan meriah yang berdiri
megah itu ,di antara rumah penduduk desa. Ia turutbersedih akan keserakahannya bu Kikir.
Nenek :”Dasa rserakah! Kekikiranmu itu akan menenggelamkanmu.”

Usai berdoa kepada Tuhan nenek itu menancapan tongkatnya. Ketika ia mencabut
,keluarlah air yang sangat deras dari lubang itu ,hingga terjadi banjir.
Warga 2 :”Lho ,mengapa tiba-tiba bamjir ini?”
Warga 1 :”Ini banjir!
Warga 3 :”Iya ini banjir (teriak) banjir banjir banjir (lari).”
Anak bu Kikir :”Gausah panik! Ayo selamatkan diri kita lari ke atas Bukit.”
Warga 1,2,3 :”Bagaimana dengan sawah ,rumah dan ternak kami?
Anak bu Kikir :”Kalian pilih harta kalian atau nyawa kalian?”

Anak bu Kikir ituterus menerus berteriak untuk menyelamatkan dirinya.


Anak bu Kikir :”Ibu cepat tinggalkan rumah !
Bu Kikir :”Apa? Lari begitu saja ,aku akan ambil hartaku duludi dalam tanah.”
Anak bu Kikir :”Cepat keluar dari rumah ,banjir sudah dekat (di atas Bukit).
Anak bu Kikir :”Wahai para warga jangan terus bersedih kita harus bangkit sama-sama.”
Warga 1 :”Iya! Kita ikut anjuranmu nak.”

(tak lama kemudian)


Warga 2 :”Sepertinya tempat ini cocok untuk pemukiman kita!”
Warga 1,2,3 :”SETUJU!!
Warga 3 :”Sekarang kita menempati tempat tinggal baru. Kita harus memilih pemuda ini
untuk menjadi kepala desa kita yang baru!”
Warga 1,2,3 :”SETUJU!!”

Setelah anak bu Kikir diangkat menjadi kepala desa ia bisa menjadi seorang pemimpin yang adil
dan bijaksana. Tidak lama kemudian ,setelah membagi tanah secara rata ,ia dianjurkan warganya
untuk mengolah tanah tersebut. Berkat anjuran anak bu Kikir , mereka hidup aman dan
sejahtera. Desa itu kemudian dinamai dengan desa Anjuran. Lama-kelamaan desa itu
berkembang menjadi Kota kecil yang disebut Cianjur ,Ci berarti air ,Cianjur berarti daerah yang
cukup mengandung air.

Anda mungkin juga menyukai