SEMESTER III
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
AKADEMI KEBIDANAN GRAHA HUSADA SAMPANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tema “Kebutuhan Asuh,
Asih, dan Asah Pada Bayi” sesuai waktu yang di tentukan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis mendapatkan banyak pengaruh dan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah
membimbing serta memberikan dukungan kepada kami.
Semoga Tuhan YME memberikan balasan pahala atas semua amal kebaikan yang
diberikan. Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, akhirnya penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.
Sampang, 07 Oktober 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .........................................................................................................i
Daftar Isi .................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................1
C. Tujuan ...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2
A. Kebutuhan Asuh (Fisik Biomedis) ........................................................2
1. Pengertian Asuh ..............................................................................2
2. Menjelaskan Pemberian Pangan atau Nutrisi ..................................2
3. Kebutuhan Perawatan Kesehatan Dasar ..........................................6
4. Kebutuhan Pakaian .........................................................................7
5. Kebutuhan Perumahan ....................................................................8
6. Hygiene Diri dan Sanitasi Lingkungan ...........................................9
7. Bermain Aktivitas Fisik Tidur ......................................................10
8. Kebutuhan Rekreasi dan Waktu Luang .........................................10
B. Kebutuhan Asih (Psikologi) ................................................................12
1. Pengertian Asih .............................................................................12
2. Macam-Macam Kebutuhan Asih ..................................................12
C. Kebutuhan Asuh (Kebutuhan Akan Stimulasi Mental).......................13
1. Pengertian Kebutuhan Dasar Asah (Stimulasi Mental) ................13
2. Dasar Perlunya Stimulasi Dini ......................................................13
3. Asal Usul Asah (Pendidikan) ........................................................14
4. Ciri Alat Permainan Untuk Anak Dibawah 5 tahun.......................14
BAB III PENUTUP ...............................................................................................15
A. Kesimpulan ........................................................................................15
B. Saran ....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan buah hati menjadi perhatian orang tua.
Pertumbuhan merupakan salah satu bagian dari proses perkembangan, karena proses
pertumbuhan individu mengikuti proses perkembangan.Setiap anak tidak akan bisa
melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan
sebelumnya.Menurutnya, proses tumbuh kembang tiap anak harus berjalan optimal dan
tidak lepas dari tiga kebutuhan dasar yaitu Asuh, Asih dan Asah.Setiap pertumbuhan
anak disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada
seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf. Pertumbuhan dan
perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Puri Indah, Dr.
Jeanne-Roos Tikoalu, Sp.A, IBCLC mengatakan pertumbuhan dan perkembangan anak
bukan hal yang sama.“Kita harus membedakan antara pertumbuhan dan perkembangan
anak. Pertumbuhan lebih bekaitan dengan perubahan jumlah, ukuran, dan dimensi sel
atau organ yang berdampak pada aspek fisis. Sedangkan perkembangan lebih
menitikberatkan pada aspek perubahan bentuk/ fungsi pematangan organ termasuk
perubahan aspek sosial dan emosional karena pengaruh lingkungan,” ungkap Dr. Jeanne,
seperti ditulis Senin (8/7/2013).
B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan apa saja kebutuhan dasar pada bayi ?
2. Jelaskan pengertian Asuh, asih dan asah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kebutuhan dasar pada bayi
BAB II
PEMBAHASAN
Vitamin
Mineral
Kalsium: 200 mg
Fosfor: 100 mg
Magnesium: 30 mg
Natrium: 120 mg
Kalium: 500 mg
Cara memberikan ASI untuk bayi
Normalnya, bayi memperoleh ASI dengan cara menyusu langsung pada payudara
ibu. Namun sayangnya, tidak semua bayi dan ibu dapat melakukan hal tersebut setiap
waktu. Pada beberapa kasus, cara pemberian ASI bisa tidak melalui payudara langsung,
sehingga ASI harus diperah dan disimpan dengan tepat.
Cara tersebut biasanya dilakukan oleh ibu menyusui yang bekerja, atau ibu menyusui
yang persediaan ASI-nya sudah harus dikeluarkan, tapi bayi belum ingin menyusu.
Alhasil, ibu menyusui tersebut akan memompa ASI-nya untuk diberikan kepada bayinya
saat sudah lapar.
Penting untuk diperhatikan, ASI yang sudah diperah tidak boleh disimpan sembarangan.
Cara menyimpan ASI perah
1. ASI yang sudah diperah dimasukkan ke dalam wadah steril (botol atau kantung
khusus ASI), kemudian diberi label bertuliskan tanggal dan waktu ASI diperah.
2. ASI perah disimpan ke dalam freezer atau lemari pendingin, tapi bukan diletakkan di
bagian pintu lemari pendingin.
3. Aturan suhu penyimpanan ASI sebagai berikut:
ASI perah segar bisa bertahan di dalam freezer bersuhu -17 derajat Celcius, atau
lebih rendah selama 6 bulan atau lebih.
ASI perah segar bisa bertahan di dalam freezer dan kulkas bersuhu rata-rata
-10 derajat Celcius dengan waktu yang berbeda. Jika terdiri atas 2 pintu, ASI
segar akan awet selama 3-4 bulan. Namun untuk satu pintu, ASI segar hanya awet
selama 2 minggu.
ASI perah segar bisa bertahan di dalam kulkas atau lemari pendingin bersuhu rata-
rata 5-10 derajat Celcius, selama 5-8 hari.
ASI perah segar bisa bertahan di dalam suhu kamar (tanpa freezer atau
kulkas) bersuhu 27-28 derajat Celcius, selama 10 jam.
ASI beku yang keluar dari freezer tidak boleh dibekukan kembali. Sementara
jika ASI beku dikeluarkan dari kulkas bisa dibekukan kembali selama 24 jam, dan
di suhu kamar selama 1 jam.
4. Periksa suhu freezer dan kulkas sebanyak 3 kali sehari.
5. Pastikan ASI yang telah disimpan tetap dalam kondisi dingin selama diperjalanan,
bila diperah dalam jarak yang jauh. Misalnya dari rumah ke kantor atau sebaliknya
Cara mencairkan dan menghangatkan ASI perah
1. Pilih ASI perah dari yang disimpan paling awal terlebih dahulu.
2. Hindari mencairkan ASI perah pada suhu kamar. Sebagai gantinya, pindahkan ASI
perah beku di dalam kulkas (24 jam), letakkan di semangkuk air hangat, atau
membasahi wadah ASI perah dengan air dingin mengalir yang dilanjutkan dengan air
hangat.
3. Hindari mencairkan ASI perah beku pada microwave atau di dalam air yang sangat
panas. Pasalnya, suhu terlalu panas justru dapat merusak kandungan gizi di dalamnya.
4. Kocok ASI yang sudah hangat dan mencair agar
lemak handmilk dan foremilk menyatu dengan baik.
5. Hindari membekukan kembali ASI perah yang sudah mencair.
Vitamin
Mineral
Kalsium: 250 mg
Fosfor: 250 mg
Magnesium: 55 mg
Natrium: 200 mg
Kalium: 700 mg
Besi: 7 mg
- Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam)
- Mulai dari pertama Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu
- Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering, dengan mengganti popok dan
selimut sesuai dengan keperluan.
-Pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin (dapat menyebabkan dehidrasi,
ingat bahwa pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan).
- Apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi harus selalu bersih
- Sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi
- Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu
- Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit/infeksiUkur suhu tubuh bayi, jika
bayi tampak sakit atau menyusu kurang
4. Kebutuhan Pakaian Pada Bayi
1. Pakaian lengan pendek atau panjang
Sediakan baju lengan pendek dan lengan panjang. Pilih pakaian yang
berbahan lembut dan menyerap keringat. Bayi pun bisa tidur lelap bila
merasa nyaman.
2. Kaos
Sediakan pula baju kaus untuk Si Kecil. Pilih yang ruang lehernya lebih
lebar agar kepala bayi leluasa dan mudah dikenakan.
3. Celana
Sediakan celana untuk Si Kecil, baik celana pendek maupun celana panjang,
misalnya seperti jenis legging.
4. Sweater atau jaket
Sweater atau jaket dapat menghangatkan tubuh Si Kecil, terlebih saat cuaca
atau musim hujan. Pastikan pilih yang berbahan lembut dan nyaman.
5. Pakaian tidur
Agar tidur Si Kecil nyaman, pilih pakaian untuk tidur yang nyaman.
Hindari pakaian tidur yang susah dipakai meskipun tampilan Si Kecil
tampak imut bila memakainya.
6. Selimut yang nyaman
Selimut untuk bayi baru lahir ini dapat “membungkus” bayi sehingga tetap
hangat dan nyaman di malam hari yang dingin.
7. Kaus kaki
Anda perlu banyak stok kaus kaki bayi, baik untuk digunakan di rumah
ataupun untuk bepergian. Kaus kaki menjaga kaki Si Kecil tetap hangat.
8. Topi
Sediakan topi berbagai model. Misal, topi dengan tepi lebar untuk
menghindari bayi dari terik matahari. Sedangkan, topi dengan material atau
bahan yang hangat dan lembut dapat menutupi telinga bayi sehingga tetap
hangat.
Hal lain yang perlu diperhatikan:
Pilih pakaian yang mudah dikenakan dan dilepaskan. Ini memudahkan ibu
dan praktis bila harus ganti baju atau popok bayi.
Hindari pakaian yang bagian lehernya terlalu sempit karena bisa membuat
Si Kecil tak nyaman bahkan berisiko tercekik.
Hindari pakaian yang terlalu pas atau bahkan sempit. Pastikan ia dapat
bergerak dengan leluasa, termasuk di area lehernya sehingga kepala bisa
bebas bergerak.
Terkadang ada pakaian yang disertai tali pita. Pastikan untuk tidak
mengikat terlalu kencang pula.
Beberapa pakaian bayi memiliki kancing. Pastikan kancing itu tidak
terlepas/copot karena khawatir tertelan. Bila memungkinkan, hindari
pakaian berkancing.
Bayi cepat tumbuh besar, maka beli pakaian yang sedikit lebih longgar,
setidaknya untuk ukuran usia 3 bulan ke depan.
5. Kebutuhan Perumahan pada bayi
Tempat merupakan hal yang utama untuk kenyaman bayi, dengan
memberikan tempat tinggal yang layak, maka akan membantu anak untuk
tumbuh dan berkembang secara baik dan optimal. Tempat tinggal yang layak
bukan berarti tempat tinggal luas dan lebar atau yang berukuran besar, tetapi
bagaimana upaya kita untuk mengatur tempat tinggal tersebut menjadi rapid an
bersih serta sehat, aman, cukup ventilasi, serta terjaga kebersihan dan
kerapiannya tanpa memperdulikan berapapun ukurannya tempat tinggalnya.
6. Hygine Diri dan Sanitasi Lingkungan
Menurut Entjang (2000), hygiene dan sanitasi adalah pengawasan lingkungan
fisik, biologi, sosial, dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana
lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan
diperbaiki atau dihilangkan. Usaha dalam hygiene dan sanitasi lingkungan di
Indonesia terutama meliputi:
a. Menyediakan air rumah tangga yang baik, cukup kualitas maupun kuantitasnya
b. Mengatur pembuangan kotoran, sampah, dan air limbah
c. Mendirikan rumah-rumah sehat, menambah jumlah rumah agar rumah-rumah
tersebut menjadi pusat kesenangan rumah tangga yang sehat
d. Pembasmian binatang-binatang penyebar penyakit seperti : lalat dan nyamuk
Istilah hygiene dan sanitasi mempunyai tujuan yang sama pada dasarnya, yakni
mengusahakan cara hidup yang sehat agar terhindar dari berbagai penyakit, namun
dalam penerapannya memiliki arti yang sedikit berbeda. Usaha sanitasi lebih menitik
beratkan pada faktor lingkungan hidup manusia, sedangkan hygiene lebih menitik
beratkan pada usaha-usaha kebersihan perorangan (Kusnoputranto, 2000).
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sangat penting bagi diri sendiri, terutama
bagi bayi yang masih sangat rentan dengan terjadinya infeksi. Kebersihan diri dan
lingkungan yang terjaga berarti sudah mengurangi resiko penularannya berbagai
penyakit infeksi. Selain itu, lingkungan yang bersih akan memberikan kesempatan
kepada anak untuk melakukan aktivitas bermain secara aman dan tetap terjaga
kesehatannya.
7. Bermain Aktivitas Fisik Tidur
Nutrisi berkualitas dan stimulasi, penting untuk diberikan secara terus menerus
agar anak bisa tumbuh optimal. Tak ketinggalan, ada dua hal penting yang perlu
diperhatikan agar anak tumbuh dengan baik, yaitu durasi dan kualitas tidur serta
aktivitas fisik. Anak-anak, terutama di masa pertumbuhan membutuhkan tidur yang
cukup. Tak heran kalau anak sangat dianjurkan tidur siang dan tak boleh tidur terlalu
malam. Hal ini karena saat tidur, growth hormone atau hormon pertumbuhan akan
dilepaskan tubuh.
" Growth hormone akan keluar ke peredaran darah saat anak tidur dan akan
digunakan saat anak melakukan aktivitas fisik," kata dr. Ahmad Suryawan, Sp.A(K),
di Jakarta beberapa waktu lalu.
Hormon pertumbuhan inilah yang akan mempengaruhi panjang otot, pertumbuhan
dan tinggi badan. Ketika anak tidak tidur dengan cukup, maka bisa berdampak negatif
pada pelepasan hormon pertumbuhan ini. Dokter Ahmad mengungkap, normalnya
bayi tidur sekitar 16 jam per hari. Sementara untuk balita dan anak-anak lebih dari 8
jam per hari.
Hal yang tak kalah penting adalah aktivitas fisik, bisa berupa berjalan, berguling
atau bermain-main yang melibatkan banyak kegiatan fisik. Dengan begitu, hormon
tersebut bisa digunakan dengan baik dan akan merangsang kemampuan motoriknya
8. Kebutuhan Rekreasi dan Waktu Luang
Gambar Hitam putih
Pada awal kehidupannya, fungsi mata bayi belum sempurna. Ia hanya
dapat melihat hitam putih dengan jarak pandang sekitar 10-25 cm ketika berusia 0
– 1 bulan. Seiring dengan waktu, jarak pandangnya bertambah jauh.
Cobalah memperlihatkan gambar atau pola hitam putih yang kontras. Ia akan
memperhatikannya dan tertarik dengan gambar tersebut.
Ia senang dengan mainan yang digantung. Cobalah gerakan atau geser mainan itu
perlahan dan amati apakah mata bayi sudah dapat mengikuti arah gerakan
tersebut.
Bayi baru lahir tentunya tidak langsung bisa mengikuti arah gerak benda, tetapi
cobalah ketika bayi berusia 1-2 bulan.
Boneka Gantung (Boneka Laba-Laba)
Mendengar namanya membuat kita bertanya-tanya, mengapa boneka laba-
laba justru disukai bayi? Ternyata, mainan gantung seperti ini cukup komplit
untuk merangsang indera bayi 1-4 bulan.
Bagian bawah boneka berpola hitam putih, sehingga bayi baru lahir senang
melihatnya. Bila bayi sudah lebih besar dan dapat melihat warna, ia akan tertarik
dengan gantungan-gantungan pada setiap kaki laba-laba.
Gantungan tersebut ada yang bisa berbunyi bila diremas, berbunyi bila dikocok,
serta ada bulatan yang dapat ditarik si bayi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.liputan6.com/health/read/633397/tiga-kebutuhan-dasar-anak-asuh-asih-asah
https://hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/kebutuhan-gizi-balita-bayi/