Anda di halaman 1dari 46

BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data Penelitian

1. Paparan data di SMP Plus Al Falah Rejotangan Tulungagung

Perencanaan kurikulum merupakan hal terpenting yang menjadi kunci

keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran di lembaga itu sendiri. Dalam

perencanaan dibutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan untuk merencanakan

dan mengorganisasikan kurikulum itu sendiri.

Salah satu sekolah di Tulungagung yang menerapkan kurikulum terpadu ialah

SMP Plus Al Falah Rejotangan Tulungagung. Sekolah ini mengaplikasikan 2

kurikulum yaitu kurikulum K 13 dan kurikulum pondok berbasis salafy. Oleh karena

itu dalam mengintegrasikan kurikulum terpadu diperlukan proses manajemen yang

baik. Proses tersebut dimulai dari perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum,

sampai ke evaluasi kurikulum. Sebagaimana penjelasan dibawah ini mengenai proses

manajemen kurikulum terpadu di SMP Plus Al Falah Rejotangan Tulungagung

sebagai berikut:

a. Perencanaan Kurikulum Terpadu

Perencanaan kurikulum merupakan suatu tahapan yang terpenting

dalam kegiatan manajemen, karena dengan perencanaan suatu Lembaga dapat

menentukan Langkah yang strategis dalam mencapai tujuan yang ditetapkan

dan agar kurikulum tersebut sesuai dengan visi dan misi Lembaga.

1
Kurikulum terpadu merupakan kurikulum yang dipadukan dengan

kurikulum lainnya yang dilaksanakan dalam suatu jenjang Pendidikan

tertentu. Kurikulum Terpadu di SMP Plus Al Falah Rejotangan Tulungagung

yakni menerapkan kurikulum K13 dengan Kurikulum pondok Salafiyah. SMP

Plus Al Falah Rejotangan Tulungagung ialah Lembaga Pendidikan dibawah

naungan Pondok Pesantren Al Falah. di mana para siswanya sekaligus

menjadi santri pada pondok pesantren. Artinya semua siswanya bermukim

atau tinggal di asrama yang disediakan oleh Pondok Pesantren.

Lembaga pendidikan berbasis pesantren tersebut mendukung upaya

pemerintah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, sebab memudahkan

masyarakat pengguna sekolah dalam memberikan pengawasan pembelajaran

para siswa. Sehingga dapat dikatakan pendidikan yang dilaksanakan

berlangsung selama 24 jam berada di dalam lingkungan pesantren dengan

jadwal yang rapi. Tidak heran dalam tantangan era globalisasi ini, dengan

hadirnya lembaga pendidikan berbasis pesantren ini menjadi lembaga

pendidikan alternatif pilihan masyarakat. Sebab tidak hanya pengatahuan

umum saja yang di dapat melainkan pendidikan moralitas dan karakter islami

juga diraih. Tentunya dalam penyelenggaraan pendidikan berbasis pesantren

tersebut diperlukan formula yang tepat. Sehingga keberlangsungan

pendidikan dapat berjalan sesuai dengan arah dan tujuan yang dikehendaki

lembaga. Oleh karena itu, untuk mengetahui formulasi penyelenggaraan

2
pendidikan tersebut, peneliti mula-mula mendasarkan persoalan pada

bagaimana perencanaan kurikulum terpadu.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti gali dari beberapa

informan, mengenai perencanaan kurikulum terpadu adalah sebagaimana di

jelaskan oleh Waka Kurikulum. Ibu Trisna:

Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-


kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa ke arah
perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana
perubahan-perubahan telah terjadi pada diri siswa. Perencanaan
kurikulum ini berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen yang
berisi petunjuk tentang jenis dan sumber individu yang diperlukan,
media pembelajaran yang digunakan, tindakan-tindakan yang perlu
dilakukan, sumber biaya, tenaga dan sarana yang diperlukan, sistem
monitoring dan evaluasi, peran unsur-unsur ketenagaan untuk mencapai
tujuan manajemen lembaga pendidikan.1

Menurut informasi yang diberikan bahwa tujuan pengintegrasian

kurikulum 2013 dengan kurikulum pondok (Salafy) adalah untuk melengkapi

kurikulum 2013, selain itu anak-anak lebih unggul dalam kemampuan ibadah

mereka. Untuk mewujudkan penggunaan kurikulum terpadu di SMP Plus Al

Falah Rejotangan maka diperlukan proses manajemen agar kedua kurikulum

dapat berjalan dengan baik sesuai tujuan yang telah ditetapkan.

Di samping itu, perencanaan kurikulum juga berfungsi sebagai

pendorong untuk melaksanakan sistem pendidikan sehingga mencapai hasil

optimal. Sesuai dengan penjelasan dari kepala Sekolah Bapak Rofik Bukhori,

S.Pd.I:

Wawancara dengan WAKA Kurikulum SMP Plus Al Falah Rejotangan


1

Tulungagung

3
“Salah satu tujuan perencanaan kurikulum di sekolah ialah
memaksimalkan dari seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan kurikulum.
Sehingga tanpa perencanaan rangkaian dari kegiatan pembelajaran yang
dilakukan tidak akan saling berhubungan dan tidak mengarah pada tujuan
yang diharapkan.”2

Kemudian penjelasan tersebut ditambah oleh ibu Trisna selaku waka

kurikulum SMP Plus Al falah Rejotangan sebagai berikut:

“Kegiatan dalam perencanaan kurikulum di SMP Plus Al falah Rejotangan


melibatkan saya, waka kurikulum, guru, staff, dan karyawan. Kegiatan
tersebut dilaksanakan setiap satu tahun sekali dalam bentuk rapat atau
pertemuan.”3

Tahapan utama dalam perencanaan kurikulum ialah merumuskan

tujuan, informan menyatakan bahwasanya proses perumusan tujuan sekolah

telah dilakukan sejak awal dengan melibatkan warga sekolah dan

komponennya. Tujuan dari sekolah tercantum pada dokumen sebagai berikut:

a. Terwujudnya peserta didik yang dapat mempelajari dan

mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

b. Meningkatnya kegiatan keagamaan di lingkungan sekolah;

sholat dhuha,jamaah sholat dzhuhur, tadarus Al quran, tartil

Al quran dan tahfidzul qur’an.

c. Terlaksananya kegiatan pengembangan diri dalam bidang

seni dan olah raga serta teknologi sehingga dapat

2
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Plus Al Falah Rejotangan tanggal 27 April
2021
3
Wawancara dengan WAKA Kurikulum SMP Plus Al Falah Rejotangan tanggal 27
April 2021

4
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai

dengan kompetensi inti

d. Terwujudnya kegiatan kepedulian sosial di lingkungan

sekolah dan masyarakat.4

Adapun pada tujuan terdapat pada visi dan misi sekolah yang peneliti

peroleh pada dokumentasi kurikulum yakni:

Visi sekolah tersebut yaitu: Terwujudnya santri yang


berakhlakul karimah, berilmu dan berprestasi, berlandaskan keimanan
dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, nilai-nilai luhur
budaya bangsa dan ajaran Ahlu Sunnah Wal Jama’ah.
Misi SMP Plus Al Falah: 1. Membiasakan peserta didik
mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-
hari. 2. Membiasakan peserta didik berperilaku terpuji sesuai dengan
akhlak Rasulullah Muhammad SAW. 3. Mengembangkan potensi
peserta didik dalam menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk kesehatan umat. 4. Menumbuhkembangkan lingkungan yang
kondusif bagi peserta didik agar terbentuk menjadi insan yang cerdas
dan shaleh.5

Sedangkan untuk kegiatan-kegiatannya meliputi: a. Menyusun

struktur dan muatan kurikulum b. Menyusun pengaturan beban belajar c.

Menyusun ketuntasan belajar dan sistem penilaian d. Menyusun penetapan

kalender pendidikan dan alokasi waktu e. Dari setiap guru mata pelajaran

mengembangkan silabus dan menyusun perangkat pembelajaran secara

terpadu

4
Dokumen K 13 2020/2021
5
Ibid,.

5
Kegiatan tersebut dilakukan sebagai pedoman operasional dalam

mengelola madrasah selama satu tahun pelajaran dan tahun-tahun berikutnya.

Penjabaran dari kegiatan-kegiatan tersebut ialah:

a) Menyusun struktur dan muatan kurikulum

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang

harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman

muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan

dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan

beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang

dimaksud adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan.

Struktur kurikulum SMP Plus Al falah Rejotangan meliputi substansi

pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 3 (tiga)

tahun mulai dari kelas VII sampai dengan kelas IX. Seperti dijelaskan oleh

kepala sekolah sebagai berikut:

Struktur kurikulum untuk Kelas VII dan VIII berpedoman pada


Permendikbud RI Nomor 35 Tahun 2018 tentang Kurikulum 2013, adapun
rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.6

6
Dokumen kurikulum dari SMP Plus Al Falah Karangsari

6
b) Menyusun pengaturan beban belajar

Beban belajar yang diatur di SMP Plus Al falah Rejotangan dengan

menggunakan Sistem paket, yaitu sistem penyelenggaraan program

pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program

pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas

sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku. Beban belajar dirumuskan

dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk

mengikuti program pembelajaran melalui sitem tatap muka, penugasan

terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktu.

Seperti yang dikemukakan salah satu guru matematika :

“Pengaturan beban belajar dimaksudkan untuk mencapai standar


kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan
peserta didik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran
di SMP Plus Al falah Rejotangan berlangsung selama 40 menit.
Kemudian jumlah tatap muka yang tercantum dalam struktur kurikulum
adalah 46 jam per-minggu“7

c) Menyusun ketuntasan belajar, sistem penilaian, dan kenaikan kelas.

SMP Plus Al falah Rejotangan menentukan kriteria ketuntasan minimal

dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,

kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumberdaya pendukung dalam

penyelenggaraan pembelajaran. Seperti yang dikemukakan waka kurikulum

sebagai berikut:

7
Wawancara dengan guru matematika sMP Plus Al Falah Tanggal 27 April 2021

7
“Dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta
didik, sumberdaya pendukung di SMP Plus Al Falah Rejotangan,
maka ketuntasan permata pelajaran adalah 70.”8

Kemudian sistem penilaian di SMP Plus Al falah Rejotangan adalah


Ketuntasan belajar didasarkan pada beberapa pertimbangan, diantaranya
adalah kompleksitas yaitu penguasaan terhadap Kompetensi Dasar setiap mata
pelajaran, daya dukung yang meliputi kemampuan pendidik dalam menguasai
materi, sarana dan prasarana ketersediaan media pembelajaran yang
diperlukan dan lain-lain.
d) Menyusun penetapan kalender pendidikan dan alokasi waktu

Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan

pembelajaran peserta didik selama satu tahub ajaran yang mencakup

permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran,

efektif dan hari libur.

e) Dari setiap guru mata pelajaran mengembangkan dan menyusun perangkat

pembelajaran secara terpadu

Pada setiap guru mata pelajaran yang ada di madrasah, diharuskan

membuat perangkat pembelajaran secara terpadu pada setiap mata pelajaran

setidak-tidaknya dikembangkan pada setiap semesternya. Perangkat

pembelajaran yang ada, khususnya pengembangan silabus dan sistem

penilaian harus selalu berkembang mengikuti teori-teori pembelajaran baru

yang berkembang di dunia pendidikan Indonesia.

Hal ini sesuai dengan penjelasan guru IPA bu Rohmah:

8
Wawancara dengan WAKA Kurikulum SMP Plus Al Falah Rejotangan

8
“Ya, dalam perencanaan pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran, guru
mata pelajaran disini diharuskan untuk membuat pengembangan silabus
serta perangkat pembelajaran lainnya secara terpadu dan berkarakter.
Karena dari pihak kepala madrasah selalu melakukan pemeriksaaan
mengenai administrasi guru. Sistem penilaian yang ada dalam perangkat
pembelajaran harus selalu disesuaikan ketuntasan belajar yang ada pada
sekolah.”9

Dari paparan diatas dapat dijelaskan bahwa karena di SMP Plus Al falah

Rejotangan menganut sistem pendidikan 50% kurikulum pondok dan 50 %

kurikulum Nasional (K13), maka dalam perencanaan kurikulum tersebut

harus berjalan secara seimbang dan simultan. Sehingga dilakukan kegiatan

perencanaan yang meliputi penyusunan struktur dan muatan kurikulum,

penyusunan pengaturan beban belajar, penyusunan ketuntasan belajar dan

sistem penilaian, penyusunan penetapan kalender pendidikan dan alokasi

waktu, serta dari setiap guru mata pelajaran mengembangkan silabus dan

menyusun perangkat pembelajaran secara terpadu.

b. Aktualisasi Kuriikulum Terpadu

Setelah perencanaan kurikulum dilakukan, hal yang selanjutnya dilakukan

adalah mensosialisasikan seluruh hasil perencanaan tersebut kepada semua

warga madrasah. Kegiatan koordinasi tersebut diantaranya adalah pembagian

tugas mengajar, serta pemberian motivasi kepada seluruh guru, staff dan

karyawan untuk lebih giat lagi dalam semua kegiatan yang ada di madrasah.

Hal ini diungkapkan oleh kepala madrasah sebagai berikut:

9
Wawancara dengan guru IPA SMP Plus Al Falah Rejotangan tanggal 27 april 2021

9
“Pengorganisasian kurikulum yang telah direncanakan dan telah
ditetapkan, akan dikoordinasikan melalui rapat yang dihadiri oleh seluruh
guru, staff, dan karyawan di madrasah. Hal ini amat penting dilakukan.
Karena menyangkut tanggung jawab dari masing-masing personalia untuk
melakukan segala aktivitas yang berkenaan dengan proses pelaksanaan
kurikulum di sekolah. Selain itu ada pemberian motivasi, baik dari saya
maupun wakil kepala sekolah untuk mereka. Penting dilakukan agar
mereka percaya diri dengan tugas dan tanggung jawab yang di emban
masing-masing.” 10

Setelah tahap pengorganisasian selesai dan telah disepakati oleh semua

pihak, langkah selanjutnya ialah pelaksanaan kurikulum di SMP Plus Al falah

Rejotangan.

Pelaksanaan kurikulum adalah implementasi dari perancanaan yang sudah

disusun sesuai dengan kebutuhan yang ada di satuan pendidikan. Dalam hal

ini visi, misi, dan tentunya tujuan dari pendidikan nasional. Implementasi

kurikulum seharusnya menempatkan pengembangan kreativitas siswa lebih

dari penguasaan materi. Dalam kaitan ini, siswa ditempatkan sebagai subjek

dalam proses pembelajaran. Komunikasi dalam pembelajaran yang multi arah

sebaiknya dikembangkan sehingga pembelajaran kognitif dapat

mengembangkan kemampuan berfikir siswa tidak hanya penguasaan materi.

Selain itu, pembelajaran berpikir sebaiknya dikembangkan dengan

menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari pemahaman akan objek,

menganalisis dan merekonstruksi sehingga terbentuk pengetahuan baru dalam

diri siswa.

10
Wawancara dengan kepala sekolah SMP Plus Al Falah Rejotangan tanggal 27 april 2021

10
Oleh karena itu, pembelajaran bukan hanya mentransfer atau memberikan

informasi, namun lebih bersifat menciptakan lingkungan yang memungkinkan

siswa dapat berpikir kritis dan membentuk pengetahuan. Berdasarkan hasil

observasi yang peneliti lakukan, pelaksanaan kurikulum atau proses belajar

mengajar yang berlangsung di SMP Plus Al falah Rejotangan ini dimulai

pada pagi hari yaitu jam 07.00 WIB dan pulang pada pukul 12.50 WIB,

dengan istirahat dua kali yakni jam 09.00-09.15 dan jam 11.15-11.30. dan

sebelum pelajaran berlangsung atau biasa disebut jam kenol diadakan sholat

dhuha dan tadarus sebentar di masjid sekolah .

Seperti yang telah diketahui, SMP Plus Al falah Rejotangan adalah

sekolah yang semua siswanya berada atau tinggal di Pondok Pesantren Al

Falah yang mempunyai program mendidik siswa/santrinya mendalami Ilmu

Pengetahuan agama Islam dengan kitab kitab Salafi. Oleh karena itu untuk

mendukung program tersebut SMP Plus Al Falah mengembangkan mata

pelajaran muatan local Sastra Arab. Seperti penjelasan yang diutarakan oleh

ibu Rohmah selaku guru IPA sebagai berikut:

“Pelaksanaan kurikulum di madrasah diusahakan selalu bersinergi


dengan pelajaran di pondok. Oleh karenanya dibentuklah pengembangan
kurikulum muatan lokal Sastra Arab. Sehingga antara di madrasah dan di
pondok siswa sama-sama menerima pelajaran tersebut dengan efektif. “

Dalam pelaksanaan kurikulum, bagian terpenting adalah para guru yang

bersentuhan langsung dengan siswa. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar dikelas, guru diberikan kebebasan dalam menentukan metode apa

11
yang akan digunakan tetapi tetap dibawah bimbingan dan pengawasan dari

kepala madrasah. Jadi terserah kepada masing-masing guru untuk memakai

metode apa, dan juga kegiatan belajar mengajar tidak hanya dilakukan di

kelas akan tetapi juga bisa dilakukan di perpustakaan, di serambi masjid dan

lain-lain. Dalam hal Ibu Rohmah mengatakan:

“Dalam proses pembelajaran, kepala madrasah memberikan


wewenang penuh kepada setiap guru mata pelajaran untuk
mengembangkan kreatifitasnya yang sebelumnya telah direncanakan di
RPP. Namun dalam hal ini masih tetap dalam pengawasan dan bimbingan
bapak kepala sekolah.”.11

Seperti penjelasan dari kepala sekolah sebagai berikut:

“Pelaksanaan kurikulum di sekolah harus seimbang, mengingat


pelajaran antara di pondok dan madrasah keduanya berjalan secara
beriringan. Oleh karenanya guru harus mampu mengaktualisasikan
seluruh kegiatan pembelajaran sesuai dengan perangkat pembelajaran
yang telah direncanakan sebelumnya di dalam kelas. Sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan tanpa hambatan bahasa12.”

Kemudian selain melalui pelaksanaan pelajaran yang bersinergi dengan

pelajaran di pondok, SMP Plus Al Falah Rejotangan juga mengembangkan

kegiatan pengembangan diri. Kegiatan ini termasuk salah satu wujud

implementasi dari kurikulum yang telah di laksanakan. Kegiatan ini

dilaksanakan melalui beberapa kegaitan, diantaranya ialah (1) Rutin, yaitu

kegiatan yang dilakukan terjadwal, (2) Spontan, adalah kegiatan tidak

terjadwal dalam kejadian khusus, (3) Keteladanan, adalah kegiatan dalam

bentuk perilaku sehari-hari, (4) Terprogram, adalah kegiatan yang dirancang

11
Wawancara dengan guru IPA SMP Plus Al Falah Rejotangan tanggal 27 April 2021
12
Wawancara dengan Kepala Sekolag SMP Plus Rejotangan tanggal 27 April 2021

12
khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik

secara individual, kelompok, dan klasikal13.

Waka kurikulum SMP Plus AL FALAH rejotangan mengatakan:

“Kegiatan ini merupakan salah satu wujud aktualisasi dari pelaksanaan


kurikulum di madrasah. Tujuannya ialah sebagai penunjang pendidikan
peserta didik dalam mengembangkan pelajaran yang telah diterima di
dalam madrasah dan pondok. Selain itu juga bertujuan mengaktualisasikan
pelajaran-pelajaran tersebut dalam berkehidupan bermasyarakat.14”

Upaya-upaya aktualisasi dari kurikulum yang telah direncanakan tersebut

tentunya bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan madrasah. Hal ini

dilakukan dengan mencermati perkembangan informasi dan teknologi yang

semakin hari memiliki daya pikat yang tinggi bagi kebutuhan sebagian besar

orang. Sehingga dalam implementasinya tidak hanya menjadi kebutuhan bagi

sekolah, tetapi juga menjadi daya pikat yang tinggi bagi kehidupan secara

luas.

Dalam pelaksanaan kurikulum SMP Plus Al Falah juga dilengkapi dengan

berbagai media untuk mempermudah proses belajar mengajar, salah satunya

tiap kelas dilengkapi dengan berbagai macam media mulai dari LCD,

komputer. Penggunaan media pembelajaran bukan hanya menjadikan proses

pembelajaran lebih mudah, tetapi juga lebih menyenangkan dan tidak

membuat siswa mudah cepat jenuh. Selain pemanfaatan sarana dan prasarana

yang ada di madrasah sebagai penunjang pelaksanaan kurikulum, hal lain

13
Dokumen KUrikulum SMP Plus Al Falah Rejotangan
14
Wawancara dengan WAKA Kurikulum SMP Plus Al Falah tanggal 27 April 2021

13
yang dilakukan adalah dengan intensifikasi peningkatan kualitas pengajar

melalui TOT, MGMP, dan pelatihan-pelatihan demi menunjang pelaksanaan

kurikulum yang lebih baik.

Kemudian dalam hal pengalokasian waktu untuk setiap mata pelajaran,

muatan lokal dan pengembangan diri dilaksanakan sesuai dengan struktur

kurikulum, yaitu: a. Tiap jam pelajaran 40 menit dan jumlah jam

pembelajaran minimal 32 jam pelajaran perminggu b. Muatan lokal 2 jam

pelajaran d. Pengembangan diri setara 2 jam pelajaran e. Minggu efektif

minimal 34 minggu per tahun

Hal tersebut juga diutarakan oleh bapak kepala sekolah dalam

penjelasannya:

“Pengalokasian waktu dalam setiap mata pelajaran, muatan lokal dan


kegiatan pegembangan diri harus memadai dan tepat sasaran. Agar ketiga-
tiganya mampu terlaksana dengan baik. Memang agak sedikit
memerlukan waktu untuk disiplin dalam hal ini. Terkadang waktunya bisa
mundur, atau bahkan maju. Perlu koordinasi antar satu guru dengan yang
lainnya. Kemudian Dalam melaksanakan kurikulum di Sekolah, tentu
perlu mengantisipasi segala kekurangan/keterbatasan kurikulum
tersebut.15”

c. Evaluasi Kurikulum Terpadu

Evaluasi dan penilaian merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan

dalam perencanaan dan pelaksanaan kurikulum. Dalam pengertian terbatas,

evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketercapaian

tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang

15
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Plus Al Falah tanggal 27 april 2021

14
bersangkutan. Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja

kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja

yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga

relevansi, efisiensi, dan kelayakan program.

Evaluasi kurikulum pada SMP Plus AL Falah Rejotangan ini disarkan

pada evaluasi pembelajaran. Jadi dari hasil evaluasi pembelajaran di bawa

kepada evaluasi kurikulum.

Berikut pernyataan bapak Rofik selaku Kepala SMP Plus Al falah

mengenai evaluasi kurikulum:

Evaluasi kurikulum yang pertama dilakukan adalah menentukan


tujuan dari penilaian apakah kurikulum tercapai dengan baik atau tidak
dan sebagai perbaikan untuk tahun berikutnya. Langkah yang dilakukan
menggunakan supervise Pendidikan, mengenai kinerja guru selama ini,
kelengkapan administrasi pembelajaran serta kinerja guru dalam
pembelajarannya16

Mengenai proses evaluasi kurikulum di SMP Plus Al Falah Rejotangan,

madrasah menilai siswa dengan menggunakan kriteria yang menyangkut 3

aspek, yaitu Penugasan dan Pemahaman konsep, Praktek dan Sikap (tingkah

laku) yang dilaksanakan pada setiap pelaksanaan KBM, setiap menyelesaikan

1(satu) Kompetensi Dasar, setiap akhir semester dan setiap akhir tahun

pelajaran. Penilaian dilakukan untuk menentukan tingkat penguasaan

akademik siswa (prestasi akademik) dan naik atau tidak naik ke kelas

berikutnya. Selanjutnya sistem evaluasi yang dilakukan berbentuk sistem

16
Wawancara dengan Bapak Kepala Sekolah SMP Plus Al Falah Rejotangan tanggal 27 april
2021

15
tahriri dan safahi. Tahriri adalah bentuk ujian yang dilakukan oleh guru mata

pelajaran berbentuk ujian tertulis. Sedangkan safahi adalah bentuk ujian yang

dilakukan oleh guru mata pelajaran berbentuk ujian lisan.

Kepala madrasah mengatakan:

Dalam evaluasi kurikulum terdapat beberapa program, diantaranya


penilaian yang dikoordinir oleh guru mata pelajaran, kemudian program
pengayaan/remidi untuk siswa yang belum tuntas, dan penilaian dari
pemerintah pusat untuk kelulusan siswa kelas XI”17

Lebih lanjut lagi wakil kepala sekolah bagian kurikulum mengatakan:

“Evaluasi dilakukan diantaranya ketika setiap guru mata pelajaran sudah


menyelesaikan satu kompetensi dasar, berarti dinamakan dengan Ulangan
Harian Terstruktur (UHT), kemudian setiap tengah semester, bernama UTS
(Ulangan Tengah Semester), dan setiap akhir tahun pelajaran, dengan
dinamakan UKK (Ulangan Kenaikan Kelas). Kemudian ditambah lagi ujian
dari untuk kelas XI dengan nama UNBK, yang mana merupakan penilaian
dari pemerintah. Penilaian ini adalah penilaian yang mengikuti kurikulum
nasional”18

Selain itu madrasah juga mengadakan program remedial yang sistematis

oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan untuk siswa yang belum

mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), dilanjutkan dengan program

pengayaan bagi siswa yang tuntas untuk pengembangan lanjutan. Hal ini

bertujuan untuk ketuntasan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelum

meniti kepada pembelajaran selanjutnya. Waka Kurikulum Bu Trisna

menjelaskan:

“Mereka mempunyai nilai-nilai yang harus mereka persiapkan untuk


ulangan harian. Yang harian itu dilakukan oleh guru dan dikoreksi oleh

17
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Plus Al Falah tanggal 27 April 2021
18
Wawancara dengan WaKA kurikulum SMP Plus Al Falah Tanggal 27 april 2021

16
guru. KKM (Kiteria ketuntasan minimal) untuk PABP, Pendidikan
kewarganegaraan, matematika, IPS, PJOK, Muatan Lokal,adalah 70
sedangkan untuk pelajaran lainya rata-rata 65.19

Manakala dalam ulangan harian itu anak-anak tidak tuntas harus diadakan

remidi, remidi kalau mereka mendapatakan nilai 80 atau 100, maka yang

dimasukkan adalah nilai 70, sesuai dengan strandar KKM yang harus dicapai.

Sedangkan anak-anak yang sudah tuntas 70 tadi nilainya dinaikkan menjadi

75. Sehingga anak-anak yang megikuti kegiatan remidi dan tidak itu akan ada

bedanya”

Evaluasi di SMP Plus Al Falah Rejotangan berbentuk evaluasi komponen

kurikulum dalam bentuk evaluasi terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh

guru dan evaluasi terhadap landasan pengembangan kurikulum, Evaluasi

Kurikulum dalam sekolah tersebut dijalankan dalam bentuk rapat dengan

beberapa dewan guru dan seluruh anggota kependidikan setiap akhir semester.

Dari paparan tersebut dapat dikemukakan bahwa evaluasi kurikulum

memegang peranan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan, baik untuk

penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan

keputusan dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat

digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang

kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem

pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.

19
Wawancara dengan Waka Kurikulum SMP Plus Al Falah tanggal 27 april 2021

17
2. Paparan data di MTs Plus Raden Paku Trenggalek

a. Perencanaan Kurikulum Terpadu

MTs Plus Raden Paku Trenggalek merupakan sekolah yang berada di

bawah naungan Yayasan pondok pesantren Modern Raden Paku Trenggalek.

Selain ada MTs juga MA yang lokasinya berdekatan. MTs Plus Raden Paku

Trenggalek berdiri atas harapan masyarakat dengan hadirnya Lembaga

pesantren yang menyediakan Pendidikan formal, sebagai pengembangan dari

pondok pesantren salaf di sekitar MTs Tersebut yang mulai surut peminatnya.

MTs Plus Raden paku menyediakan asrama pesantren yang tinggal di pondok

tetapi ada juga siswa yang mukim di rumah masing-masing.

Pondok Pesantren Moden Raden Paku Trenggalek yang menawarkan

program pendidikan 6 tahun di Pondok dan diilhami oleh masyarakat yang

mencita- citakan adanya pendidikan Modern di Trenggalek yang mantap,

positif dan berkualitas dan terhindar dari pengaruh negatif, maka untuk

melanjutkan jenjang Pendidikan Madrasah Tsanawiyah Plus Raden Paku

Trenggalek yang sudah ditempuh santri selama tiga tahun di pondok

pesantren, selanjutnya pihak yayasan berinisiatif untuk melanjutkan jenjang

Pendidikan Formal, yakni Madrasah Aliyah untuk menampung lulusan dari

MTs Plus Raden Paku Trenggalek.

Pondok Pesantren Modern Raden Paku Trenggalek adalah Pendidikan

Islami yang menerapkan tiga kurikulum Pendidikan yaitu kurikulum salafi

18
sebagai dasar aqidah, pembinaan akhlak dan pembelajaran ilmu alat,

kurikulum Pondok Modern diterapkan dalam bidang pengajaran bahasa,

disiplin dan keorganisasian, sedangkan kurikulum Departemen Agama (MTs)

dterapkan sebagai pendidikan formal.Dimotori oleh tokoh-tokoh masyarakat

dan ulama’, pakar pendidikan, pengusaha dan tokoh muslim yang lain

disusunlah panitia yang dinamai Pengurus Yayasan Pendidikan Islam Raden

Paku Trenggalek, dengan Akte Notaris No. 6 Tanggal 9 Nopember 1995

Berikut hasil wawancara dan observasi yang peneliti himpun dari

beberapa informan dan dokumentasi yang ada, mengenai perencanaan

kurikulum terpadu, sebagaimana dijelaskan oleh bapak Soetapa selaku Waka

Kurikulum:

Lembaga ini didirikan atas dasar harapan masyarakat dengan hadirnya


pondok pesantren yang ada sekolah formalnya. Mengingat kebutuhan
masyarakat mengenai ilmu pengetahuan umum selain ilmu
keagamaan. Di sekitar sini terdapat pondok pesantren salaf, namun
semakin tahun peminatnya semakin berkurang sebab tidak ada
pendidikan formalnya. Maka harapan-harapan dari masyarakt ini
dicoba untuk diwujudkan dalam bentuk lembaga pendidikan formal
berbasis pesantren yang di dalamnya tidak hanya menyelenggarakan
pendidikan agama saja namun juga pendidikan umum, dan
alhamdulillah jalan20

Pernyataan tersebut juga didukung oleh ibu Suminiati Selaku Kepala

Sekolah sebagaimana berikut:

Perencanaan kurikulum Terpadu berdasarkan kondisi sosial masyarakat yang


membutuhkan pendidikan umum, selain pendidikan keagamaan. Kyai Syafi’I
selaku pemimpin Pondok Pesantrenmodern Raden paku , ini mencoba
mengembangkan pondok pesantren modern yang menyelenggarakan
pendidikan formal. Dulunya semua santri wajib tinggal di asrama pondok
20
Wawancara WAKA Kurikulum Tanggal 23 mei pukul 09.00 wib

19
pesantren yang disediakan, pendidikan diselenggarakan dari bangun tidur
sampai dengan berangkat tidur dengan diawasi ketat, namun 3 tahun
belakangan ada siswa yang tidak diwajibkan untuk mukim di pondok. 21

MTs Plus Raden Paku Trenggalek adalah salah satu sekolah umum

berlandaskan Islam yang memiliki visi Mencetak kader muslim yang

berkualitas dalam bidang ilmu pengetahuan, terampil, berakhlakul karimah

serta bertaqwa kepada Alloh SWT dan untuk bertanggung jawab mensiasati

hal tersebut agar semua berjalan seimbang sekolah ini menerapkan model

kurikulum terpadu.

Terpadu, yaitu mengintegrasikan secara harmonis dan seimbang ilmu

umum dengan ilmu agama ditambah muatan lokal dan ekstrakurikuler yang

Islami sesuai kesepakatan pihak sekolah (kurikulum sekolah). Ilmu umum dan

agama yang dipadukan secara harmonis dan seimbang berguna untuk saling

memperkuat keimanan dan ketaqwaan peserta didik. Oleh karena itu, ilmu

umum perlu diislamisasikan agar bermanfaat bagi manusia dan lingkungan

guna mendapat kesejahteraan di dunia dan akhirat.

Adapun Misi yang dirumuskan MTs Plus Raden Paku dalam

dokumentasi KTSP Tahun Pelaharan 2020/2021 sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas di bidang akademis.

2. Meningkatkan penguasaan keterampilan berbahasa.

3. Mencetak SDM yang berfikir cepat, berdzikir kuat, bertindak tepat.

21
Wawancara Kepala Sekolah tanggal 23 mei pukul 09.30 wib

20
4. Mencetak generasi yang berwatak disiplin.22

Kemudian tujuan Lembaga dalam observasi peneliti pada dokumentasi

KTSP, yang dirumuskan dalam mencapai visi misi sekolah dan tujuan

Pendidikan nasional sebagaimana berikut :

1. Tercapainya peningkatan peringkat madrasah yang berorientasi pada


rata-rata perolehan NEM.
2. Terwujudnya kemahiran berbahasa asing (Arab, Inggris) sehingga
tamatan mampu melanjutkan keluar negeri.
3. Terwujudnya prestasi siswa dalam bidang olah raga, seni dan
budaya.
4. Terwujudnya penghayatan dan pengamalan agama dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Terwujudnya kedisiplinan secara tertib dan terpadu23

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah MTs Plus Raden

Paku Trenggalek , dalam hal perencanaan kurikulum, yaitu penetapan tujuan

kurikulum dan program yang akan dilaksanakan dirancang berdasarkan hasil

assesment. Assesment dilakukan oleh kepala sekolah, guru dan yayasan

terhadap orang tua siswa dan masyarakat sekitar. Informasi didapatkan

melalui wawancara. Proses wawancara terjadi secara langsung antara kepala

sekolah, guru, Yayasan.

Assesment ini dimaksudkan untuk memahami keunggulan dan

hambatan belajar siswa, sehingga diharapkan program yang disusun benar-

benar sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Dalam assesment ini terdapat

22
Dokumen Kurikulum MTs Plus Raden Paku Trenggalek hal 7-8
23
ibid

21
proses screening, pengalih tanganan, perencanaan pembelajaran individual,

monitoring serta evaluasi program.

Awalnya kita mengadakan observasi terhadap peserta didik ini. Untuk

mengetahui golongan kebutuhan khusus yang ada pada diri peserta didik

tersebut. Kemudian, dari perilaku, sikap dan cirinya kita golongkan

kebutuhannya. Dan setelah semua itu dilakukan, kita membuat perencanaan

yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik tersebut24.

“Kurikulum yang kami gunakan di sini adalah kurikulum KTSP serta


mengintegrasikan dengan Kurikulum Pondok. Kami berpendapat bahwa
kurikulum ini sesuai dengan keadaan sekolah kami. Tapi kami tidak serta
merta menggunakan kurikulum tersebut. Ada beberapa mata pelajaran
yang kami kembangkan dalam muatan lokal, sesuai dengan hasil
musyawarah antara saya sebagai kepala sekolah, ketua yayasan dan juga
guru-guru disini dengan melihat perkembangan zaman saat ini dan juga
kebutuhan siswa”.25

Setelah terbentuknya tujuan pada perencanaan kurikulum, maka

langkah selanjutnya adalah menentukan isi atau muatan mata pelajaran yang

terkandung dalam kurikulum.

Berikut penjelasan Bapak Soetapa. Selaku Waka Kurikum:

Isi kurikulum yang ada sesuai dengan yang ditetapkan


pemerintah namun kita kembangkan dengan memadukan dengan
kajian kitab pada mata pelajaran keagamaan. Seperti mata pelajaran
Fiqih, Bahasa Arab, Akhlak kita padukan dengan kitab-kitab mata
pelajaran madrasah diniyah yang sesuai dengan kurikulum yang
diterapkan oleh pemerintah.

24
Wawancara WAKA Kurikulum 23 mei pukul 09.15
25
Wawancara Kepala Sekolah MTs Plus RAPA

22
Ibu Suminiati juga menambahkan mengenai isi kurikulum yang

disusun sebagaimana berikut:

Muatan mata pelajaran yang kita buat tetap mengacu pada


pemerintah, Cuma terdapat beberapa mapel yang kita kurangi jam
pelajarannya guna mengejar mata pelajaran yang dirasa kurang dikuasai.
Kemuadian pada pelajaran agama, kita padukan dengan kajian kitab
madrasah diniyah menyesuaikan tingkat kelasnya. Adapun kitab yang
dihadirkan, pada Kitab fiqih kita menggunakan Fiqih Wadi’ Juz 1,2,3.
Kitab Mahfudzah untuk Bahasa Arab, Hadits Mi’ah, Arba’in Nawawi,
Bulughul Maram, untuk Qur’an Hadits, Kitab Akhlak menggunakan
akhlaq al-Banin, Muthola’ah Haditsah. Juga ada program pengembangan
Bahasa Arab dan Bahasa Inggris kita gunakan keseharian.

Untuk mewujudkan sebuah visi dan misi strategis tersebut juga

menyusun rencana strategis tersebut dalam bentuk Program Kerja Tahunan

Sekolah yang disusun sebagai penjabaran Program Kerja Jangka Panjang dan

Program Kerja Jangka Menengah dengan memperhatikan kekuatan/ potensi,

kelemahan, peluang, hambatan dari kondisi sekolah yang ada26.

Kurikulum Pendidikan dan Pengajaran Pesantren yaitu dengan

mengintegrasikan Kurikulum KMI (Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah)

Gontor, Kemendiknas, dan Kemenag. Program unggulan berupa Tahfidz Al-

Qur’an, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, Leadership, dan Kepramukaan.

Adapun bahasa pengantar komunikasi yang digunakan dalam percakapan

sehari-hari berupa bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Perancanaan kurikulum terpadu terdiri dari, intra-kurikuler, kokurikuler

dan ekstrakurikuler. Intra kurikuler berisi tentang ilmu-ilmu keislaman, ilmu-

26
Dokumen Kurikulum MTs Plus Raden Paku Trenggalek tahun 2020/2021

23
ilmu bahasa arab, dan ilmu-ilmu umum ('ulum Islamiyah, ulum 'arabiyah,

'ulum 'ammah). Ko-kurikuler berisi tentang ibadah amaliyah, extensive

learning, praktik dan bimbingan dilaksanakan di luar jam sekolah dibawah

bimbingan guru-guru. Kegiatan ektrakurikuler dilaksanakan di luar sekolah

oleh pengurus organisasi santri, di bawah bimbingan guru dan santri senior.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam perencanaan Kurikulum

Terpadu antara lain:

a) Pembentukan team work

Dalam perencanaan kurikulum dan pembelajaran, hal yang pertama

kali harus dilakukan adalah membentuk team work, untuk melakukan

analisis penyusunan strategi dalam pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh kepala sekolah:

“Perencanaan kurikulum terpadu ini kita awali dengan pembentukan tim


pengelolaan kurikulum. Tim ini nantinya akan melakukan koordinasi dengan
banyak komponen guna merangkum berbagai masukan kaitannya dengan
rencana kurikulum program unggulan. saya berharap kepada tim yang terbentuk
dapat melaksanakan tugas berat yang sangat menentukan prestasi dan mutu
sekolah ini kedepan. Untuk itu tim pelaksanaan kurikulum saya berharap bekerja
maksimal untuk menghasilkan kurikulum yang berkualitas. Tim tersebut
diantaranya adalah Kepala Sekolah beserta staff TU, Pengawas, Waka
Kurikulum, Guru, serta Komite Sekolah kita ajak duduk satu meja dalam
perencanaan kurikulum sekolah27.

Hal yang senada juga dikemukakan oleh waka kurikulum sekolah


bapak Soetapa:
“Dalam merencanakan kurikulum dan pembelajaran sekolah mengawalinya
dengan pembentukan tim pengelola kurikulum. Tim ini nantinya akan melakukan
koordinasi dengan banyak komponen guna merangkum berbagai masukan
kaitannya dengan rencana pengelolaan kurikulum di sekolah. Tim yang terbentuk
dapat melaksanakan tugas berat yang sangat menentukan prestasi dan mutu sekolah

27
Wawancara dengan Kepala Sekolah Ibu Suminiati tanggal 23 April 2021

24
ini ke depan serta mampu merumuskan kurikulum tersebut itu secara lebih
matang.”

Salah satu guru di MTs Plus Raden Paku Trenggalek juga

mengemukakan hal yang sama.

“Ketika merencanakan kurikulum biasanya kita awali dengan pembentukan


tim pengelola kurikulum. Tim ini nantinya akan melakukan koordinasi dengan
banyak komponen guna merangkum berbagai masukan kaitannya dengan
rencana perbaikan kurikulum di sekolah. Saya sebagai salah satu guru, sangat
berharap kepada tim yang terbentuk dapat melaksanakan tugas berat yang
sangat menentukan prestasi dan mutu sekolah ini ke depan. 28

Dari ungkapan-ungkapan di atas, dapat dikemukakan bahwa dalam

perencanaan kurikulum Terpadu harus dibentuk terlebih dahulu team work

yang tugasnya adalah mengelola kurikulum di sekolah, guna untuk

meningkatkan mutu Pendidikan.

b) Rapat kinerja dan penentuan kurikulum dalam satu tahun

Setelah tim terbentuk dan sudah ditetapkan, maka langkah berikutnya

adalah mengadakan rapat kinerja. Perencanaan kurikulum Terpadu yang ada

di MTs Plus Raden Paku Trenggalek direncanakan ketika awal tahun, ketika

rapat kinerja pada awal tahun. kepala Sekolah MTs Plus Raden Paku

Trenngalek mengatakan:

“Langkah selanjutnya setelah team terbentuk yaitu melakukan rapat


koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait untuk merencanakan kurikulum
dan pembelajaran. Hal tersebut harus dilakukan supaya dalam pelaksanaan
kurikulum nanti berjalan secara efektif. Beliau lebih lanjut lagi
mengemukakan: “Saya sebagai pimpinan di sekolah ini menyadari
sepenuhnya bahwa tidak semua guru yang ada di sekolah terlibat dalam tim
pengelolaan namun yang terpenting di sini adalah terealisasinya efektifitas
dan efisiensi”
28
Wawancara dengan guru MTs Plus Raden Paku Trenggalek 23 April 2021

25
c) Membuat program perencanaan pembelajaran

Proses perencanaan kurikulum merupakan langkah awal dari proses

pengelolaan kurikulum. Perencanaan kurikulum di MTs Plus Raden Paku

Trenggalek berupa kegiatan-kegiatan yang meliputi: 1) Menentukan

kurikulum apa yang akan digunakan untuk satu tahun ke depan. 2)

Menghitung hari efektif untuk setiap mata pelajaran, menghitung hari tidak

efektif, menghitung hari libur, hari untuk ulangan berdasarkan kalender dari

Diknas 3) Bagi setiap guru diwajibkan untuk membuat program tahunan,

program semester, rencana pembelajaran dan silabus, yang kesemuanya itu

harus dikumpulkan oleh masing-masing guru untuk dikoreksi oleh waka

kurikulum yang nantinya apabila masih ada kesalahan maka guru yang

bersangkutan harus membenahinya.

Sebagaimana hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan kepala

sekolah, berikut petikan wawancaranya.

“Dalam perencanaan kurikulum ini yang kami lakukan pertama-


tama adalah menentukan kurikulum apa yang akan digunakan untuk
satu tahun kedepan, kemudian kami mendapat kalender pendidikan
dari Depag jadi dari kalender itu kami hitung hari efektif, hari tidak
efektif, hari libur, dan hari untuk ulangan. Setelah itu semua guru saya
wajibkan termasuk saya untuk membuat prota, promes, rencana
pembelajaran dan juga silabus. Setelah semua tugas yang diberikan
selesai maka guru-guru harus menyerahkannya kepada waka
kurikulum untuk dikoreksi, apabila masih ada kesalahan maka guru
yang bersangkutan harus membenahinya” 29

Kemudian ditambah penjelasan dari Waka Kurikulum:


29
Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs Plus Raden Paku Tanggal 23 April2021

26
Program perencanaan yang disiapkan oleh guru diantaranya adalah
penyusunan alat pengajaran seperti prota (program tahunan), promes
(program semester), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
perangkat lainnya yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Tentunya
dalam proses perencanaan tersebut perlu mendapatkan dukungan, baik dari
unsur internal maupun eksternal. Unsur pendukung yang kemudian dapat
menunjang input proses, output dan outcome yang unggul.
Seperti yang dijelas oleh Bapak Soetapa sebagai berikut:

“Sekolah memiliki pendukung internal yang relevan bagi penyelenggaraan


kurikulum di dalam kelas, diantaranya adanya dukungan sarana dan prasarana
belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran dengan kebutuhan siswa
serta didukung oleh guru yang memiliki kemampuan, sikap dan ketrampilan
yang terbaik30.

Sarana pembelajaran yang sudah ada dapat digunakan secara maksimal. Meja,

kursi, papan tulis, LCD dan peralatan lain jumlahnya cukup memadai, buku-buku

paket dari pemerintah sudah dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa meskipun

jumlahnya belum cukup memadai yang digunakan sebagai buku pegangan siswa

dan buku–buku literatur. Untuk buku pegangan mata pelajaran, setiap siswa diberi

pinjaman yang bisa dibawa pulang dan dikembalikan setiap akhir tahun pelajaran

yang pendistribusiannya melalui perpustakaan, alat peraga pembelajaran dan

praktikum yang cukup memadai, laboratorium komputer sudah dimanfaatkan

secara maksimal oleh siswa meskipun jumlahnya masih terbatas, fasilitas internet

yang bisa digunakan oleh guru, karyawan, dan siswa MTs Plus Raden Paku yang

menunjang akses pembelajaran

b. Pelaksanaan Kurikulum Terpadu

Setelah serangkaian proses perencanaan dalam pengelolaan kurikulum, langkah

selanjutnya ialah mengoordinasikan hasil dari perencanaan kurikulum tersebut


30
Wawancara dengan WAKA Kurikulum tanggal 23 Mei 2021

27
melalui pertemuan atau rapat. Kegiatan dari koordinasi di MTs Plus Raden Paku

dilakukan oleh seluruh komponen sekolah, meliputi mengatur pembagian tugas guru,

menyusun jadwal mengajar, mengatur jadwal perbaikan dan pengayaan, serta

mengatur rencana ulangan dan ujian. Seperti yang dikemukakan oleh Waka

Kurikulum Bapak Soetapa:

“Rangkaian proses koordinasi kurikulum dilakukan melalui sebuah pertemuan


setiap satu semester. Dengan kegiatannya meliputi mengatur pembagian tugas
mengajar guru, penyusunan jadwal mengajar, jadwal perbaikan dan pengayaan, serta
mengatur rencana ulangan dan ujian. Rencana ulangan dan ujian ini menyesuaikan.
Karena disini sekolah formalnya (MTs Plus Raden Paku) mengikuti jadwal kegiatan
pondok pesantren.”31

Kemudian setelah proses koordinasi selesai dan telah disepakati bersama,

proses selanjutnya ialah pelaksanaan kurikulum. Pelaksanaan kurikulum adalah

implementasi dari perancanaan yang sudah disusun sesuai dengan kebutuhan yang

ada di satuan pendidikan. Dalam hal ini visi, misi, dan tentunya tujuan dari

pendidikan nasional. Implementasi kurikulum seharusnya menempatkan

pengembangan kreativitas siswa lebih dari penguasaan materi. Dalam kaitan ini,

siswa ditempatkan sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Komunikasi dalam

pembelajaran yang multi arah sebaiknya dikembangkan sehingga pembelajaran

kognitif dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa tidak hanya penguasaan

materi. Selain itu, pembelajaran berpikir sebaiknya dikembangkan dengan

menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari pemahaman akan objek,

menganalisis dan merekonstruksi sehingga terbentuk pengetahuan baru dalam diri

31
Wawancara dengan WAKA Kurikulum tanggal 23 april 2021

28
siswa. Pelaksanaan kurikulum merupakan implementasi dari rancangan tujuan

Lembaga Pendidikan, isi kurikulum dan pembagian jam tatap muka setiap mata

pelajaran yang diwujudkan dalam bentuk pembelajaran.

Berikut pernyataan dari bapak Soetapa selaku WAKA Kurikulum MTs Plus

Raden Paku Trenggalek mengenai pelaksanaan dalam kurikulum:

Ketetapan yang sudah ada pada kurikulum, kemudian dibuat menjadi


dokumentasi kurikulum. Dari dokumen inilah yang nantinya menjadi rujukan
para guru dalam Menyusun RPP, yang penyusunannya diserahkan ke masing-
masing guru.32

Penjelasan dari kepala sekolah mengenai pelaksanaan kurikulum di MTs Plus

Raden Paku Trenggalek :

“Proses pembelajaran yang dirancang oleh guru melalui RPP (Rencana


Pelaksanaan Pembelajaran) secara khusus untuk mempersiapkan sasaran dan
tujuan sekolah, yakni menjadikan siswa-siswi berprestasi, mengembangkan
kreatifitas siswa dalam bidang kecakapan berbahasa Inggris dan keagamaan,
serta meningkatan dan mengembangkan wawasan dari warga sekolah dalam
rangka pengembangan kultur sekolah yang menyenangkan, mengasyikkan dan
mencerdaskan melalui kegiatan loka karya. Dalam sehari, mereka selalu full
dengan kegiatan belajar. Mulai belajar dari jam 06.45 sampai 14.00 untuk hari
Senin sampai Kamis, untuk hari Sabtu jam 06.45 sampai 11.00 . Setelahnya
siswa-siswi ada kegiatan dari masing-masing pondok sampai malam hari.”33

Dalam hal ini RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dijabarkan dari

silabus untuk mengarahkan kegiatan peserta didik dan upaya mencapai KD

(Kompetensi Dasar). RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam

satu pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan

yang disesuaikan dengan penjadwalan. Kemudian pelaksanaan pembelajarannya

32
Wawancara dengan WaKA Kurikulum MTs Plus Raden Paku tanggal 23 april 2021
33
Wawancara dengan kepala sekolah MTs Plus Raden paku tanggal 23 april 2021

29
dengan pantauan dari kepala sekolah sebagai supervisor. Lebih lanjut lagi, terdapat

jadwal khusus mengenai kunjungan pengawas dari Dinas untuk memantau proses

pelaksanaan kurikulum di lembaga tersebut.

Kemudian lebih lanjut lagi beliau menjelaskan:

“Dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) terdapat komponen-


komponen yang disusun secara sistematis mulai dari Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD), Indikator pencapaian kompetensi, Tujuan pembelajraan,
Materi ajar, Alokasi waktu, Metode pembelajaran, dan Kegiatan Pembelajaran yang
keseluruhannya disusun secra komprehensif guna untuk proses pembelajaran yang
menyenangkan dan mengasyikkan, serta guna menghadapi kendala-kendala yang
menghambat proses pembelajaran di dalam kelas. Pada pelaksanaannya di dalam
kelas, saya menjadi supervisor untuk para guru. Terlebih lagi ada jadwal khusus dari
Dinas dengan menugaskan Pengawas untuk mensupervisi para guru. Dalam hal ini
saya mengevaluasi hal-hal apa saja yang menurut saya kurang dalam proses
pembelajaran yang dilakukan. Kemudian ada tindak lanjut atau evaluasi dari kegiatan
supervisi yang saya lakukan, dengan perbaikan-perbaikan yang terus menerus dan
berkesinambungan.” 34

Dalam pelaksanaannya, kegiatan belajar siswa di sekolah maupun di pondok

selalu penuh. Dalam hal ini kepala sekolah berharap para siswa tetap mampu

menerima pembelajaran keduanya secara maksimal. Meskipun memang ada sebagian

guru yang mengeluh akan hambatan-hambatan dalam proses pembelajarannya di

kelas berasal dari siswa. Misalnya siswa yang kurang fokus karena mengantuk,

bosan, dan lain sebagainya.

Seperti yang telah dikemukakan oleh salah satu guru Ibu Siti Kristiani :

Karena mayoritas siswa disini adalah santri di pondok dengan kegiatan


yang cukup padat, bahkan sampai malam hari, kendala yang sering dialami guru
saat proses pembelajaran di kelas adalah siswa yang malas, mengantuk, dan
bosan. Sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dalam penyampaian materi.
Misalnya menggunakan metode pembelajaran yang atraktif dengan memberikan
rangsangan kepada siswa untuk aktif di dalam kelas , kemudian menggunakan

34
Wawancara dengan kepala sekolah MTs Raden paku tanggal 23 april 2021

30
media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran sehingga materi
yang disampaikan lebih menarik, dan lain sebagainya.”35

Dalam pelaksanaan kurikulum, guru-guru berusaha sedemikian rupa sehingga

bisa melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan oleh sekolah maupun pengawasan dari

Dinas. Dari guru bisa belajar sendiri maupun mengikuti kursus bagi siswa

motivasinya dan prosesnya menjadi lebih menarik, lebih interaktif, dan penilaiannya

lebih menantang karena tidak hanya penilaian konvensional tapi juga secara

internasional.

Proses pelaksanaan kurikulum MTs Plus Raden Paku Trenggalek adalah

mengacu pada silabus dan RPP yang telah disiapkan oleh guru setiap awal tahun

pelajaran dengan diawali proses pemetaan dan analisis konteks. Dari paparan di atas

dapat diketahui bahwa proses pembelajaran dirancang betul untuk memberikan

pengalaman yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta

didik dengan guru, untuk mencapai itu mereka memilih suatu pendekatan student

centre, learning cooperative, super learning DD/CT, CTL, Quantum learning dan

PAKEM tentunya.

Salah satu faktor pendukung dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah, ialah

pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada. Penggunaan sarana dan prasarana yang

maksimal akan menunjang pelaksanaan kurikulum. Misalnya kelengkapan sarana

35
Wawancara dengan guru MTs Plus Raden Paku Ibu siti Kristiani tanggal 30 April
2020

31
prasarana perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium Bahasa, dan laboratorium

komputer.

Waka kurikulum menjelaskan:

“Sarana dan prasarana yang ada di sekolah memang senantiasa


diupayakan untuk penunjang keberhasilan pelaksanaan kurikulum.
Sehingga harus digunakan secara optimal. Penggunaan sarpras seperti
laboratorium IPA, laboratorium Bahasa, dan laboratorium komputer tidak
digunakan ketika hanya ujian praktik saja. Namun pada setiap kali
kesempatan, apa salahnya jika siswa diajak untuk langsung
mempraktikkan dari teori yang dipelajari didalam kelas.”36

Mengingat siswa yang sekaligus santri di pondok, untuk mengatasi hambatan-

hambatan belajar setiap individu harus dikembangkan model layanan belajar yang

memungkinkan siswa belajar terus menerus berkesinambungan, sehingga guru harus

mempersiapkan dan mendesain pembelajaran yang fleksibel dan menyenangkan

dengan rencana pembelajaran yang efektif dan efisien, salah satunya guru harus

mempersiapkan modul pembelajaran .perencanaan kurikulum sekolah juga berusaha

meningkatkan mutu pendidikan melalui guru sebagai tenaga pendidikan, perencanaan

kurikulum, melaksanakan beberapa kegiatan diantaranya workshop, seminar,

pelatihan peningkatan kemampuan bahasa Inggris, dan lain sebagainya. Untuk

meningkatkan kualitas tenaga pendidik, pihak sekolah juga melakukan kerjasama

dengan pihak luar. Dosen-dosen dari Perguruan Tinggi ternama kerap dihadirkan

demi meningkatkan kompetensi guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

c. Evaluasi Kurikulum Terpadu

36
Wawancara dengan WAKA Kurikulum MTs Plus Raden Paku tanggal 23 april 2021

32
Evaluasi dan penilaian merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam

perencanaan dan pelaksanaan kurikulum. Evaluasi adalah pemeriksaan secara

terus-menerus untuk mendapatkan informasi yang meliputi siswa, guru, program

pendidikan, dan proses belajar mengajar untuk mengetahui tingkat perubahan

siswa dan ketepatan keputusan tentang gambaran siswa dan efektivitas program.

Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum

tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.

Tujuan dan fungsi evaluasi diantaranya adalah menentukan tingkat

keberhasilan pencapaian hasil belajar peserta didik, menentukan masukan untuk

memperbaiki program, serta mendeskripsikan kondisi pelaksanaan kurikulum.

Selain itu untuk memperbaiki isi program, pelaksanaan, dan evaluasi itu sendiri,

serta upaya kearah inovasi kurikulum masa yang akan datang.

Selanjutnya sistem evaluasi yang dilakukan berbentuk sistem tahriri dan

safahi. Tahriri adalah bentuk ujian yang dilakukan oleh guru mata pelajaran

berbentuk ujian tertulis. Sedangkan safahi adalah bentuk ujian yang dilakukan

oleh guru mata pelajaran berbentuk ujian lisan.

Berkaitan dengan evaluasi/penilaian kurikulum, Ibu kepala sekolah

mengungkapkan:

“Evaluasi ataupun penilaian kurikulum itu mereka mempunyai nilai-nilai


yang harus mereka persiapkan untuk ulangan harian, Yang harian itu dilakukan
oleh guru dan dikoreksi oleh guru. Untuk setiap mata pelajaran KKMnya 70.
Manakala dalam ulangan harian itu anak-anak tidak tuntas harus diadakan remidi,
remidi kalau mereka mendapatkan nilai 80 atau 100, maka yang dimasukkan

33
adalah nilai 70, sesuai dengan strandar KKM (Kriteria ketuntasan minimal) yang
harus dicapai.37

Lebih lanjut beliau menambahkan:

“Kemudian ada penilaian lagi, penilaian ulangan tengah semester, itu


dilaksanakan oleh sekolah dan tidak ada remidinya.Kemudian ulangan akhir
semester juga demikian, tidak ada remidi. Kemudian untuk penilaiannya itu ada di
peraturan akademik, itu ada rumusnya juga. Kemudian untuk ulangan harian itu
dimasukkan nilai tugas kemudian mereka mempunyai tugas individu dan
kelompok, kemudian dibagi dan dimasukkan dalam rumus maka jadilah nilai
rapor. Dalam evaluasi/penilaian kurikulum itu, ada ulangan harian yang diberikan
oleh guru, ada ujian semester genap dan ganjil. 38

Dari paparan di atas bahwa penilaiaan dilaksanakan oleh MTs Plus Raden

Paku Trenggalek di antaranya ulangan harian yang dilaksanakan oleh guru, tugas

kelompok dan individu, ulangan tengah semester, akhir semester. Lebih lanjut

wakil kepala sekolah bagian kurikulum menjelaskan bahwa:

“Evaluasi atau penilaian kurikulum itu kita tetap lebih banyak mengacu
kurikulum nasional, tapi kita padukan. Kita di penilaian mengenal ulangan
dan ujian, atau penilaian oleh pendidik, penilaian oleh satuan pendidikan,
dan penilaian oleh pemerintah. Kalau penilaian oleh pendidik itu ulangan
oleh guru, ada ulangan harian, ada ulangan tengah semester dan ada ulangan
akhir semester, baik semester ganjil maupun semester genap.Mulai UTS,
UAS, UKK oleh pendidik dalam hal ini guru dikoordinir oleh satuan
pendidikan.Kemudian ada penilaian oleh sekolah namanya ujian sekolah
yang diselenggarakan pada kelas IX. Ada penilaian dari pemerintah, yaitu
ujian nasional. Penilaian ini adalah penilaian yang mengikuti kurikulum
nasional. Setiap ulangan tengah semester atau kenaikan kelas,39

Dari hasil evaluasi tersebut, guru dapat melihat seberapa besar kemampuan

siswa dalam menguasai materi yang diajarkan. Hal ini sesuai dengan hasil

37
Wawancara dengan kepala sekolah MTs Plus Raden Paku Tanggal 27 April 2021
38
Wawancara dengan WAKA Kurikulum MTs Plus Raden Paku Tanggal 27 April
2021
39
Wawancara dengan WAKA Kurikulum MTs Plus Raden Paku tanggal 23 April 2021

34
wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah satu guru, yaitu ibu Siti Kristiani

Berikut petikan wawancaranya:

“Dari evaluasi formatif dan sumatif tersebut, kami dapat melihat seberapa besar
kemampuan siswa dalam menguasai materi yang diajarkan, dan untuk hasilnya ya
bermacam-macam, ada siswa yang nilainya bagus, ada yang sedang dan ada juga
yang kurang bagus. Tapi kami sebagai guru juga berusaha semaksimal mungkin
agar materi yang kami ajarkan dapat diterima dengan baik oleh para siswa”. 40

Dari penjelasan di atas bahwa dalam evaluasi/penilaian yang dilakukan oleh

MTs Plus Raden Paku Trenggalek bertujuan untuk mengukur apakah kurikulum

yang telah direncanakan berhasil atau belum. Selain itu untuk dijadikan pedoman

dalam perbaikan kurikulum selanjutnya. Evaluasi yang dilakukan terukur

sehingga tercapai dengan maksimal. Sehingga dalam pelaksanaan

evaluasi/penilaian kurikulum dikenal dengan 3 penilaian yakni dari guru/ satuan

pendidikan yang terdiri dari ulangan harian (terprogram/terstruktur), tengah

semester, akhir semester, baik ganjil maupun genap,

Sedangkan penilain yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah ujian nasional

pendidikan yang dilaksanakan setiap tahun. Dari paparan di atas bahwa dalam

mengevaluasi/menilai kemampuan siswa, sangat sistematis dalam hal ini tidak

memberatkan siswa untuk melaksanakan ujian maupun pematangan materi.

Dalam setiap materi yang selalu diulang-ulang dengan ujian UHT (ulangan harian

terstruktur) membuat siswa menarik dalam proses pembelajaran.

Kurikulum disini dievaluasi, tergantung dengan kebutuhan atau secara

berkala. Namun setiap akhir semester kami selalu melakukan rapat evaluasi

40
Wawancara dengan guru MTs Plus Raden Paku Trenggalek tanggal 30 April 2021

35
kurikulum dan sudah menjadi agenda kami. Rapat evaluasi kurikulum dilakukan

berdasarkan dari hasil prestasi belajar siswa baik yang kami peroleh setelah

melakukan ujian. Baik itu ujian secara tertulis maupun ujian praktik. Ujian tertulis

kita gunakan untuk mengetahui prestasi hasil belajar siswa kurikulum Satuan

Pendidikan.

Untuk pengembangan mata pelajaran muatan lokal kami menggunkan ujian

tertulis dan praktik untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam akademik dan

keahliannya. Seperti berbahasa, mengoperasikan komputer, membaca al-qur’an

dengan fasih dan benar, serta praktik pengamalan ibadah dalam pelajaran al-

islam. Jika dirasa masih jauh dari visi misi sekolah, kami akan mendesain kembali

agar semester depan lebih baik lagi.

Hasil evaluasi belajar dan prestasi siswa baik dalam akademik maupun

nonakademik kemudian dibawa dan diskusikan dalam forum rapat berkala

sebagai bahan acuan bagi MTs Plus Raden Paku Trenggalek dalam evaluasi

kurikulum. Hasil evaluasi belajar siswa dirangkum dalam kriteria ketuntasan

belajar siswa dengan nilai 70-75. Bila siswa belum mencapai kriteria ketuntasan

minimal (KKM), guru kelas atau guru mata pelajaran melaksanakan kegiatan

remedial berbentuk pengulangan materi yang belum dikuasaai oleh siswa.

Kurikulum disini dievaluasi, tergantung dengan kebutuhan secara berkala.

Namun disetiap akhir semester melakukan rapat evaluasi dan sudah diagendakan.

Rapat evaluasi kurikulum berdasar pada hasil prestasi belajar siswa baik itu ujian

36
tertulis maupun ujian praktik, jika dirasa jauh dari visi misi sekolah maka akan

ada perbaikan agar semester depan bisa lebih baik.

Proses evaluasi dilaksanakan dalam bentuk evaluasi terhadap komponen

kurikulum. Dimana pelaksanaannya dapat dilakukan pada saat pembelajaran.

Karena melalui pembelajaran semua komponen kurikulum dapat terlihat dengan

jelas dan dirasakan.

B. TEMUAN PENELITIAN

1. Temuan Penelitian di SMP Plus Al Falah Rejotangan

a. Perencanaan Kurikulum Terpadu di SMP Plus Al Falah Rejotangan

1) Perencanaan kurikulum di SMP Plus Al Falah Rejotangan diawali

dengan rapat kinerja dan penentuan kurikulum dalam satu tahun

oleh Kepala sekolah waka Kurikulum beserta dewan guru.

2) Langkah selanjutnya merumuskan Isi kurikulum, meliputi struktur

kurikulum, penyusunan akademik, program pembelajaran,

pedoman penyusunan RPP, pembagian tugas guru, pengaturan

beban belajar, pengaturan siswa ke dalam kelas-kelas yang

kesemuanya itu harus dikumpulkan oleh masing-masing guru

untuk dikoreksi oleh waka kurikulum yang nanti jika ada

kesalahan akan ada perbaikan.

b. Pelaksanaan kurikulum terpadu dalam meningkatkan mutu

Pendidikan

37
1) Langkah implementasi kurikulum di SMP Plus Al Falah

Rejotangan ditandai dengan proses koordinasi atau rapat yang

dilakukan oleh pihak yang terkait dalam pelaksanaan kurikulum

2) Selanjutnya RPP(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah

dirancang oleh guru diimplementasikan dalam proses

pembelajaran dikelas, yang mana dalam pelaksanaannya

mendapat pantauan dari kepala sekolah dan pengawas dari dinas.

Proses pembelajaran dirancang betul untuk memberikan

pengalaman yang melibatkan proses mental dan fisik melalui

interaksi antar peserta didik dengan guru.

3) Pelaksanaan pembelajaran menerapkan model layanan belajar

yang memungkinkan siswa belajar secara berkesinambungan dan

menyenangkan, Sehingga guru perlu mempersiapkan dan

mendesain pembelajaran yang fleksibel dan efektif

4) Pelaksanaan kurikulum terpadu dalam meningkatkan mutu

Pendidikan melalui guru sebagai tenaga Pendidikan yang

diimplementasikan dalam beberapa kegiatan seperti workshop,

pelatihan peningkatan kemampuan berbahasa.

c. Evaluasi Kurikulum Terpadu di SMP Plus Al Falah

1) Proses evaluasi dilakukan mulai dari penentuan tujuan evaluasi,

evaluasi terhadap komponen kurikulum. Dimana pelaksanaannya

38
dapat dilakukan pada setiap pembelajaran oleh guru dengan

pengadaan ulangan harian, tengah semester dan semester, beserta

penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemudian ada

supervise Pendidikan dari kepala sekolah dan penilaian kinerja

guru untuk guru dan terakhir dengan akreditasi.

2. Temuan Penelitian di MTs Plus Raden Paku Trenggalek

a. Perencanaan kurikulum terpadu di MTs Plus Raden Paku

1) MTs Plus Raden Paku Trenggalek menggunakan proposisi 50%

kurikulum KMI dan 50% kurikulum nasional (KTSP)

2) Perencanaan kurikulum di MTs Plus Raden Paku dilaksanakan

pertama dengan pembentukan team work yang bertugas dalam

mengelola kurikulum dan pembelajaran di sekolah guna

meningkatkan mutu Pendidikan, kemudian mengadakan rapat

kinerja tahunan

3) Kegiatan-kegiatan dalam perencanaan kurikulum meliputi:

 Menyusun struktur dan muatan kurikulum


 Menyusun pengaturan beban belajar
 Menyusun pedoman program belajar
 Menyusun penetapan kalender Pendidikan

 Setiap guru mata pelajaran mengembangkan silabus

b. Pelaksanaan kurikulum terpadu di MTs Plus Raden Paku

Trenggalek

39
1) Proses pelaksanaan terpadu dilakukan oleh setiap guru

berdasarkan rencana pembelajarn yang telah dibuat pada akhir

tahun ajaran baru. Dalam pelaksanaan kurikulum terpadu ini

menggunakan 2 bahasa, yakni Bahasa inggris dan Bahasa arab

guna menunjang program pengembangan Bahasa.

2) Guru merupakan pelaksana kurikulum yang utama, sehingga guru

berwenang dalam kekreatifitasan saat pembelajaran. Dalam

peningkatan kualitas pengajar dilakukan MGMP dan pelatihan-

pelatihan demi menunjang pelaksanaan kurikulum yang baik.

3) Pelaksanaan kurikulum di MTs Plus Raden Paku Trenggalek

didukung dengan media pembelajaran serta sarana dan prasarana

seperti Laboratorium computer, laboratorium Bahasa

c. Evaluasi kurikulum terpadu di MTs Plus Raden Paku

Trenggalek

1) Proses evaluasi kurikulum terpadu di MTs Plus Raden Paku

Trenggalek diadakan setiap akhir semester dan dijadikan agenda

rutin

2) Evaluasi kurikulum dilakukan oleh kepala sekolah, Kepala

Yayasan dan guru. Evaluasi dari Komponen kurikulum

digunakan dengan menggunakan ujian tertulis dan lisan

40
3) Evaluasi kurikulum untuk siswa hamper sama seperti Lembaga

lainnya, namun ditambah dengan ujian tahriri dan safahi.

4) Evaluasi di MTs Plus Raden Paku Trenggalek berbentuk

evaluasi terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan

evaluasi terhadap landasan pengembangan kurikulum.

C. Analisis data lintas kasus Manajemen Kurikulum terpadu dalam

meningkatkan mutu Pendidikan

1. Perencanaan kurikulum terpadu dalam meningkatkan mutu Pendidikan

Setelah diamati perencanaan kurikulum terpadu di SMP Plus Al Falah

Rejotangan dan MTs Plus Raden Paku Trenggalek memiliki banyak kesamaan

akan tetapi juga memiliki sedikit perbedaan. Kedua lembaaga tersebut

menyusun hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan kurikulum setiap satu

tahun sekali dengan melibatkan Kepala sekolah/madrasah, waka kurikulum,

dewan guru dan tenaga kependidikan lainnya.

Penyusunan rencana kurikulum berupa struktur kurikulum, alokasi

waktu, kalender Pendidikan, dan Rencana Perangkat pembelajarandisetujui

oleh semua pihak dan disahkan oleh kepala sekolah/madrasah untuk dijadikan

acuan dalam pelaksanaan kurikulum selama satu pelajaran. Adanya

persamaan dalam penyusunan RPP yang diserahkan sepenuhnya oleh guru

mata pelajaran ang disesuaikan dengan kemampuan siswa nya masing-

41
masing. Sehingga guru dituntut dalam mengembangkan kreativitas dalam

mengajar, agar mengurangi hambatn dalam pembelajaran.

Perbedaan terdapat pada jenis kurikulum yang diacu dari kedua

Lembaga tersebut. SMP Plus Al Falah Rejotangan menggunakan kurikulum

K13 dan dipadukan kurikulum pondok Salafy sedangkan untuk MTs Plus

Raden Paku Trenggalek menggunakan perpaduan Kurikulum KTSP dan

Kurikulum KMI(Kuliyatul Mu,alimin Al Islamiyah). KMI merupakan

kurikulum pondok pesantren modern Raden Paku. Tahapan perencanaan di

MTs Plus Raden Paku pertama yakni pembentukan team work yang tugasnya

mengelola kurikulum di sekolah guna meningkatkan mutu Pendidikan.

2. Pelaksanaan Kurikulum Terpadu dalam meningkatkan mutu Pendidikan

Pelaksanaan kurikulum dalam kedua Lembaga tersebut dilaksanakan

seuai dengan perencanaan kurikulum yang sudah dibuat dan di tentukan. Guru

sebagai pelaksana utama dalam pelaksanaan kurikulum terpadu dituntut untuk

mengaktualisasikan rencana pembelajaran yang sudah disusun terpadu pada

siswa, meski terkadang antara RPP yang sudah dibuat kurang maksimal pada

saat pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, namun hal tersebut menjadi

evaluasi tersendiri bagi guru.

Ada perbedaan pada MTs Plus Raden paku, karena madrasah tersebut

menerapkan program pengembangan Bahasa maka pada proses pembelajaran

dan percakapan sehari-hari menerapkan kedua Bahasa tersebut,dan juga

42
terdapat program peminatan seperti kajian kitab, tahfidz alqur’an. Sedangkan

untuk SMP Plus Al Falah Rejotangan ada beberapa mata pelajaran agama

islam yang dipecah menggunakan sumber belajar dari kitab-kitab kuning.

kemudian kedua Lembaga tersebut berdiri dibawah aungan pondok

pesantren, maka proses pembelajaran antara di sekolah dan di pondok harus

berjalan seiringan dan sinergis.

3. Evaluasi kurikulum terpadu dalam meningkatkan mutu Pendidikan

Kesamaan dari kedua Lembaga tersebut adalah evaluasi dari proses

pelaksanaan kurikulum, yaitu bentuk evaluasi komponen kurikulum. Dan

sama-sama dievaluasi oleh pemerintah dan kepala sekolah/madrasan

Untuk evaluasi komponen kurikulum dilakukan oleh guru mata

pelajaran, yang meliputi UHT (Ulangan Harian Terstruktur), UTS (Ujian

Tengah Semester), dan UAS (Ujian Akhir Semester). Sedangkan evaluasi

yang dilakukan oleh pemerintah nasional adalah UNBK (Ujian Nasional

Berbasis Komputer) untuk kelas XI. Kemudian terdapat program remedial

untuk siswa yang belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang

juga dilaksanakan oleh guru mata pelajaran.

Evaluasi dari guru tersebut akan diproses untuk pengembangan

kurikulum yang dilakukan oleh Tim Pengembang Kurikulum madrasah.

Semua evaluasi tersebut selain digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa

dalam pembelajaran juga untuk melihat berhasil atau tidaknya kurikulum

43
yang telah dilaksanakan, serta dijadikan acuan untuk perbaikan kurikulum

yang akan datang. Juga digunkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

kurikulum yang telah direncanakan dan dilaksanakan terhadap mutu kedua

lembaga Pendidikan.

Analisi data lintas Kasus dari SMP Plus Al Falah Rejotangan dan MTs

Plus Raden Paku Trenggalek dapat dilihat pada table berikut:

SMP Plus Al Falah Rejotangan MTs Plus Raden Paku


NO
Tulungagung Trenggalek
1. a. Perencanaan kurikulum di SMP a. MTs Plus Raden Paku
Plus Al Falah Rejotangan Trenggalek menggunakan
diawali dengan rapat kinerja proposisi 50% kurikulum KMI
dan penentuan kurikulum dalam dan 50% kurikulum nasional
satu tahun oleh Kepala sekolah (KTSP)
waka Kurikulum beserta dewan b. Perencanaan kurikulum di
guru. MTs Plus Raden Paku
dilaksanakan pertama dengan
b. Langkah selanjutnya pembentukan team work yang
merumuskan Isi kurikulum, bertugas dalam mengelola
meliputi struktur kurikulum, kurikulum dan pembelajaran di
penyusunan akademik, sekolah guna meningkatkan
program pembelajaran, mutu Pendidikan, kemudian
pedoman penyusunan RPP, mengadakan rapat kinerja
pembagian tugas guru, tahunan
pengaturan beban belajar c. Kegiatan-kegiatan dalam
perencanaan kurikulum
meliputi:
1) Menyusun struktur dan
muatan kurikulum
2) Menyusun pengaturan
beban belajar
3) Menyusun pedoman
program belajar
4) Menyusun penetapan
kalender Pendidikan
5) dari setiap guru mata

44
pelajaran mengembangkan
silabus

2. a. Langkah implementasi a. Proses pelaksanaan terpadu


kurikulum di SMP Plus Al dilakukan oleh setiap guru
Falah Rejotangan ditandai berdasarkan rencana
dengan proses koordinasi atau pembelajarn yang telah dibuat
rapat yang dilakukan oleh pihak pada akhir tahun ajaran baru.
yang terkait dalam pelaksanaan Dalam pelaksanaan kurikulum
kurikulum terpadu ini menggunakan 2
b. Selanjutnya RPP (Rencana bahasa, yakni Bahasa inggris
Pelaksanaan Pembelajaran) dan Bahasa arab guna
yang telah dirancang oleh guru menunjang program
diimplementasikan dalam pengembangan Bahasa.
proses pembelajaran dikelas, b. Guru merupakan pelaksana
yang mana dalam kurikulum yang utama,
pelaksanaannya mendapat sehingga guru berwenang
pantauan dari kepala sekolah. dalam kekreatifitasan saat
c. Pelaksanaan pembelajaran pembelajaran. Dalam
menerapkan model layanan peningkatan kualitas pengajar
belajar yang memungkinkan dilakukan MGMP dan
siswa belajar secara pelatihan-pelatihan demi
berkesinambungan dan menunjang pelaksanaan
menyenangkan kurikulum yang baik.
d. Pelaksanaan kurikulum terpadu c. Pelaksanaan kurikulum di MTs
dalam meningkatkan mutu Plus Raden Paku Trenggalek
Pendidikan melalui guru didukung dengan media
sebagai tenaga Pendidikan yang pembelajaran serta sarana dan
diimplementasikan dalam prasarana seperti Laboratorium
beberapa kegiatan seperti computer, laboratorium Bahasa
workshop, pelatihan
peningkatan kemampuan
berbahasa.
3. a. Proses evaluasi dilakukan mulai a. proses evaluasi kurikulum
dari penentuan tujuan evaluasi, terpadu di MTs Plus Raden
evaluasi terhadap komponen Paku Trenggalek diadakan
kurikulum. Dimana setiap akhir semester dan
pelaksanaannya dapat dilakukan dijadikan agenda rutin
pada setiap pembelajaran oleh b. Evaluasi kurikulum dilakukan
guru dengan pengadaan ulangan oleh kepala sekolah, Kepala
harian, tengah semester dan Yayasan dan guru. Evaluasi

45
semester, beserta penilaian dari Komponen kurikulum
kognitif, afektif dan digunakan dengan
psikomotorik. Kemudian ada menggunakan ujian tertulis dan
supervise Pendidikan dari lisan
kepala sekolah dan penilaian c. evaluasi kurikulum untuk
kinerja guru untuk guru dan siswa hamper sama seperti
terakhir dengan akreditasi. Lembaga lainnya, namun
ditambah dengan ujian tahriri
dan safahi.
d. Evaluasi di MTs Plus Raden
Paku Trenggalek berbentuk
evaluasi terhadap
pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dan evaluasi
terhadap landasan
pengembangan kurikulum.

Tabel 4.1

Analisis Data Lintas Kasus

46

Anda mungkin juga menyukai