Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REPORT

TAKSONOMI SPERMATPOPHYTA

Dosen pengampu : Dina Handayani, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

Asmaul Husna (4193341014)


Kharisma Doli Sitinjak (4193341015)
Kumaret Rizky Silalahi (4192441014)
Poppy Andra Widya (4193341017)
Rahmat Kristiani Hia (4191141010)
Rena Firda Jasti (4193141010)
Ruth Damayanti Simanullang (4192441015)
Widya sari (4193341011)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini. Critical Book
Report ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Taksonomi Spermatopyta. Dengan
terselesainya tugas ini saya juga berterimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah anatomi
tumbuhan ibu “ Dina Handayani ,S.Pd,M.Si“.

Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Critical Book Report ini
terdapat banyak kekurangan dan sangat jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saya berharap adanya
kritik serta saran dan tentunya usulan setiap pembaca demi perbaikan tugas yang akan kami buat
di kemudian hari,mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa kritik dan saran dari
pembaca yang membangun.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah Critical Book Report ini dengan rasa terima
kasih dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat. Akhir kata saya ucapkan banyak terima
kasih.

Medan, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 1

B. RUMUSAN MASALAH 2

C. TUJUAN 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. IDENTITAS BUKU 3

B. RINGKASAN BUKU 4

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN 12

BAB III

A. KESIMPULAN 14
B. SARAN 14

DAFTAR PUSTAKA 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Taksonomi adalah ilmu yang mempelajari klasifikasi, identifikasi, dan nomenklatur.


Untuk tujuan klasifikasi, organisme dikelompokkan pada organisasi (katagori) takson dari
hirarki tertinggi sampai terendah. Untuk hewan species adalah organisme yang mampu
melakukan perkawinan dan memperoleh keturunan yang fertil. Taksonomi dapat dilakukan
secara numerik ataupun secara fenetik, dimana taksonomi secara numerik (numerical
taxonomy), adalah taksonomi yang dikelompokkan berdasarkan pada informasi sifat suatu
organisme yang dikonversikan ke dalam bentuk yang sesuai untuk analisis numerik dan
dibandingkan menggunakan komputer, ada atau tidaknya sekurang-kurangnya 50 (sebaiknya
beberapa ratus) karakater yang dapat dibandingkan; karakter tersebut di antaranya adalah
karakter morfologi, biokimiawi, dan fisiologi, dan koefisien asosiasi ditentukan di antara
karakter-karakter yang dimiliki oleh dua atau lebih organisme.

Sedangkan taksonomi secara fenetik (phenetic systems) adalah taksonomi yang


dikelompokkan berdasarkan pada kesamaan secara keseluruhan, seringkali berupa suatu
sistem alami yang didasarkan atas kesamaan karakter, dan tidak tergantung pada analisis
filogenetik, koefisien Jaccard (Jaccard coefficient) akan mengabaikan karakter-karakter yang
tidak ada pada kedua organisme, nilai-nilai tersebut diatur untuk membentuk matriks
kesamaan (similarity matrix), dimana organisme dengan kesamaan tinggi dikelompokkan
bersama dalam fenon (phenons), perbedaan (significance) fenon tidak selalu jelas terlihat,
namun fenon dengan kesamaan 80% seringkali dianggap satu spesies (bakteri).

Identifikasi berasal dari kata identik yang artinya sama atau serupa dengan, dan untuk ini
dapat terlepas dari nama latin. Identifikasi tumbuhan adalah menentukan nama yang benar
dan tempatnya yang tepat dalam klasifikasi. Tumbuhan yang akan diidentifikasi, mungkin
belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-
tingkat takson harus mengikuti semua aturan yang ada dalam KITT. Untuk mengidentifikasi
tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengehtahuaan, memerlukan sarana antara lain

1
bantuan dari orang lain, spesimen, herbarium, buku-buku flora, dan monografi kunci
identifikasi serta lembar identifikasi jenis.
Herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang sudah didentifikasi
dan di tanam bukan lagi pada habitat aslinya. Spesiesmen tumbuhan yang telah diawetkan
disimpan dalam suatu larutan yang di buat dari komponen macam zat dengan komposisi yang
berbeda-beda adapun zat yang di gunakan pada herbarium basah diantaranya akuades,
formalin 4% asam cuka 40% terusi alkohol 50% dan gliserin 10%. (matnawi 1989).
Herbarium kering adalah awetan yang dibuat dengan cara pengeringan.

B .Rumusan Masalah
1. Apa “hal penting” yang terkandung di dalam kedua buku teks tersebut ?
2. Bagaimana penekanan “hal penting” tersebut di dalam kedua buku teks itu ?
3. Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan pada kedua buku teks tersebut berkaitan

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja hal penting didalam kedua buku tersebut
2. Untuk mengetahui penekanan hal penting didalam buku tersebut
3. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan disetiap buku

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. IDENTITAS BUKU
1. Buku Satu

Nama buku : Taksonomi Tumbuhan Tinggi


Penulis ; Sudarsono
Kota terbit : Yogyakarta
Penerbit : Universitas Negerti Yogyakarta
Tahun terbit: 2003
ISBN :-

2. Buku dua

Nama buku : Taksonomi Tumbuhan Berbiji


Penulis : Ashar Hasarin
Kota terbit : Jl, Cijotong indah II No.18A Bandung
Penerbit : Citapustaka Media Perintis
Tahun terbit: 2010
ISBN :978-602-8826-47-1

3
B. RINGKASAN BUKU

BUKU 1

A. Pendekatan penelitian botani sistematika

Pengamatan bahan bukti percobaan Kegiatan botani sistematika pada awalnya meneliti
tumbuh-tumbuhan yang termasuk herba, yaitu tumbuhan yang berbatang rendah dekat
permukaan tanah, lunak, berair dan jaringan kayunya sangat sedikit. Kegiatan ini bertujuan untuk
pengobatan. Istilah herbarium dipakai oleh Linnaeus sedang sebelumnya dipakai istilah Hortus
Siccus, Hortus Mortus dan istilah-istilah yang lain, Pengaruh Linnaeus ini mempunyai arti
sebagaimana yang dipergunakan orang sampai saat int. Dengan ditemukannya cara-cara
pengepresan dan pengeringan spesimen tunbuhan dan juga cara pengawetannya, sehingga
memungkinkan untuk disimpan dalam waktu yang lama. Pemeliharaan yang hati-hati dapat tahan
dalam jangka waktu yang lama, sebagai contohnya herbarium dari Ghini (1519-1559) dan
Caesalpino (1519-1576) masih ada sampai sekarang di herbarium Leiden. Banyak tempat-tempat
di dunia yang menyimpan specimen-specimen yang diawetkan antara lain di Singapura, Philipina,
Papua Nugini, Amerika, Belanda lain-lain. Sedangkan untuk di Indonesia antara lain yang
terdapat di Bogor, Pada saat ini herbarium tidak hanya sekedar merupakan spesimen tumbuhan
yang diawetkan, melainkan juga merupakan suatu kegiatan Botani tertentu, yaitu sebagai sumber
informasi dasar untuk ahli taksonomi dan disiplin ilmu yang lain, yang memerlukan informasi
dasar. Selain sebagai informasi dasar juga berperan sebagai pusat penelitian dan pengajaran, juga
sebagai pusat informasi untuk masyarakat umum. Herbarium adalah suatu museum yang dapat
diketahui bahwa herbarium sebagai bank data dengan sejumlah data yang belum diolah.
Spesimen-spesimen herbarium ini dapat memberikan bermacam-macam informasi, tetapi juga
bergantung kelengkapan spesimen data dan asal usul materialnya. Spesimen ini sekarang dipakai
untuk mempelajari taksonomi pada umumnya, disamping juga suatu disiplin ilmu yang lain yang
tadinya tidak dibayangkan pada saat pengumpulan koleksi contohnya seperti: bidang-bidang
fitogeografi, kemotaksonomi, palinologi dan lain sebagainya.

B. Teknik pembuatan herbarium:

4
- Pengumpulan (koleksi) tumbuhan

Cara koleksi tumbuh-tumbuhan yang mempunyai perawakan kecil seperti herbu atau semak
dapat dikoleksi secara menyeluruh dengan seperangkat alat yang sudah disebutkan di atas.
Permasalahan yang timbul adalah bagaimana mengoleksi pohon-pohon yang tinggi, liana dan
epifit yang tumbuh dengannya. Cara yang biasa dilakukan adalah dengan mengumpulkan apa
saja yang dimiliki oleh tanaman tersebut, yang dapat diseleksi tanpa merusak tanaman tersebut.
Tumbuhan ini dikoleksi untuk perbandingan ilmiah dan identifikasi serta kegunaan-kegunaan
lain yang telah 80 saya sebut di depan. Idealnya koleksi seharusnya berisi semua bagian tanaman
seperti akar, batang, daun, buah, biji, dan sebagainya

Manfaat herbarium ini dapat dipertimbangkan pula. Kebun botani mempunyai empat
kegunaan utama yaitu : a 1. Proyek riset taksonomi analel 2. Tempat pendidikan 3. Persediaan
material l 4. Perlindungan Sebuah herbarium dapat memberikan empat layanan utama : 1.
Mengidentifikasi bahan percobaan neior 2. Dasar untuk penelitian dan persiapan flora,
monografi dan revisi 3. Pengajaran 4. Pengamatan bahan bukti percobaan Kegiatan botani
sistematika pada awalnya meneliti tumbuh-tumbuhan yang termasuk herba, yaitu tumbuhan yang
berbatang rendah dekat permukaan tanah, lunak, berair dan jaringan kayunya sangat sedikit.
Kegiatan ini bertujuan untuk pengobatan. Istilah herbarium dipakai oleh Linnacus sedang
sebelumnya dipakai istilah Hortus Siccus, Hortus Mortus dan istilah-istilah yang lain. Pengaruh
Linnaeus ini mempunyai arti sebagaimana yang dipergunakan orang sampai saat ini. Dengan
ditemukannya cara-cara pengepresan dan pengeringan spesimen tumbuhan dan juga cara
pengawetannya, sehingga memungkinkan untuk disimpan dalam waktu yang lama. Pemeliharaan
yang hati-hati dapat tahan dalam jangka waktu yang lama, sebagai contohnya herbarium dari
Ghini (1519-1559) dan Caesalpino (1519-1576) masih ada sampai sekarang di herbarium Leiden.
Banyak tempat-tempat di dunia yang menyimpan specimen-specimen yang diawetkan antara lain
di Singapura, Philipina, Papua Nugini, Amerika, Belanda dan lain-lain. Sedangkan untuk di
Indonesia antara lain yang terdapat di Bogor. Pada saat ini herbarium tidak hanya sekedar
merupakan spesimen tumbuhan mejainkan iuga merupakan suatu kegiatan Botani tertentu.

Herbarium adalah kumpulan tumbuhan kering yang dipres dan ditempelkan pada
lembaran kertas, biasanya kertas manila yang menghasilkan suatu label dan data yang terinci dan
5
disimpan dalam rak-rak atau lemari besi dalam urutan menurut aturan dimana herbarium itu
disimpan. Herbarium sangat penting untuk digunakan dalam pekerjaan taksonomi dan terdiri dari
koleksi basah atau koleksi kering, yang tidak dipres dan specimen- spesimen itu dipelihara
dengan baik. Tiap-tiap spesimen digunakan untuk mengidentifikasi spesimen-spesimen yang
baru yang tidak diketahui namanya, yaitu dengan cara membandingkannya antara tumbuhan
yang ingin diketahui namanya dengan spesimen yang sudah diketahui namanya yang ada pada
tempat-tempat penyimpanan herbarium ataupun untuk mempelajari morfologi paku (serbuk sari).
Kebun-kebun botani seperti yang ada di kebun raya Bogor, kebun Cibodas, Kebun Raya
Purwodadi dan Kebun Raya Bali, dan akan dibangun kebun raya di Riau, Nusa Tenggara dan
Kalimantan. Akhir-akhir ini kebun raya mengarah ke penelitian- penelitian yang cenderung
berhubungan dengan material yang hidup.

- Penyimpanan

Sebagai pengawet specimen 1: 1 4% etil alkohol 75% 81 Larutkan 3 bagian alkohol 96%: 1
bagian . Di tempat penyimpanan Inscktisida yang đigunakan selama penyimpanan 1. Kontak gas
sianida - paradichlorobenzena (PBD) - karbon disulfida 2. Digestive -garam merkuri - merkuri
diklorida

C. Herbarium basah

Pengawetan herbarium basah. 1000 cc air suling 25 cc formalin I cc asam cuka 15 cc terusi
(merkuri sulfat) Catatan: Tumbuhan yang akan dibuat herbarium basah perlu dicuci terlebih
dahulu. 3.4. Label, Menempel dan Isi Buku catatan di lapangan digunakan untuk mengisi label
yang digunakan pada specimen herbarium meliputi : 1. Nomor koleksi 2. Nomor specimen 3.
Suku 4. Lokasi 5. Ketinggian 6. Tanggal 7. Habitat

D. Herbarium kering

Pengawetan untuk berbarium kering Campurkan 1000 cc alkohol dan 40 gram sublimat.
Caranya: bahan yang sudah dikeringkan dicelup sampai basah seluruhnya Kemudian keringkan
lagi(Sudarsono, 2003)

6
BUKU 2

A. Pendekatan Penelitian Botani Sistematika

Pendekatan dalam botani sistematika tidak berbeda dengan cabang ilmu botani lainnya.
Tradisi efisiensi pekerjaan dan perkembangan ilmu yang mempelajari morfologi, anatomi,
palaeontologi, fitokimia, dan botani sistematika mengharuskan tidak hanya menggunakan
tumbuhan hidup tetapi juga tumbuhan yang sudah diawetkan baikawetan basah maupun kering
(herbarium) yang tersimpan di herbarium. Botani sistematika banyak mengungkapkan
keanekaragama tumbuhan melalui koleksi hidup, spesimen herbarium, dokumentasi d
sebagainya.

B. Taksometrika

Taksometrika Taksometrika adalah cabang ilmu taksonomi yang umum disebut dengan
taksonomi numerik, biasanya digunakan sebagai evaluasi kėkera- batan atau kesamaan antara
kesatuan taksonomi berdasarkan angka- angka perhitungan serta pengatruan kesatuan dalam
takson. Kegiatan taksometrika memerlukan beberapa langkah berurutan sebagai berikut : a.
Ditentukan statu kesatuan taksonomi yang akan dijadikan dasar penelitian yang mungkin berupa
galur, jenis, marga dan sebagainya. Kesatuan terendah yang dipilih untuk suatu penelitian
disebut Kesatuan Operasi Taksonomi (KOT). b. Ciri yang terdapat dalam KOT dipilih dan
diukur atau diberi kode (+) dan (-). Agar é peroleh hasil yang memuaskan paling sedikit
diperlukan 50 ciri yang dapat diperbandingkan. Semua keterangan yang terkumpul disusun
dalam suatu t x n atau matriks data. c. Koefisien kesamaan antara KOT-KOT dihitung dengan
membanding- kan setiap KOT dengan lainnya. Hasil perhtiungan dinyatakan dalam persentase
untuk menunjukkan kesamaan d. Matriks kesamaan disusun kembali dengan menggabungkan
KOT dengan KOT yang mempunyai persentase kesamaan yang terbesar sesamanya, sehingga
KOT-KOT yang berkerabat terlihat. Untuk menun- jukkan kekerabatan fenetik dilakukan
berbagai cara diantaranya fenogram atau dendogram. e. Sesudah klasifikasi tersusun, dapat
ditentukan ciri yang mantap yang digunakan untuk membuat kunci determinasi. Dapat juga
dengan menggunakan komputer.

7
C. Teknik pembuatan herbarium

Teknik Pembuatan Spesimen Herbarium Istilah herbarium pada awalnya mengacu pada
suatu buku tentane tanaman obat. Tournefort (1700) menggunakan istilah untuk suat koleksi
tumbuhan kering. Penggunaan istilah ini dilestarikan oleh linnam Lucca ghini (1490-1556)
seorang professor botani di universitas bologna italia diduga pertama kali mengeringkan
tumbuhan dengan pengepresan dan penempelan pada kertas membantu catatan terakhirnya
memberikan informasi tentang tumbuhan tersebut. Pada saat itu banyak herbarium sebagai
koleksi pribadi, pertukaran, dan penjualan koleksi umum terjadi. Herbarium adalah spesimen
awetan tumbuhan kering atau basah berguna bagi kegiatan pencandraan dan penggolongan
tumbuhan didalam sistem klasifikasinya. Dalam pengertian awam herbarium lebih mengarah
kepada spesimen awetan kering berupa kertas karton berwarna putih ukuran 25 x 45 cm ditempel
dengan bagian tumbuhan yang sudah dike ringkan, diberi label keterangan bahan pengawetnya.
Pembuatan herbarium tidak terlepas dari cara pengkoleksian tumbuhan di lapangan.
Pengkoleksian (pengumpulan) dan pengawetan tumbuhan bukan pekerjaan yang sulit, namun
harus dikerjakan dengan teliti dati cirmat agar kumpulan tersebut dapat mempunyai arti ilmiah.
Sampai saat ini dikenal dua macam herbarium yaitu herbarium kering dan herbarium basah.
Kedua macam pembuatan herbarium ini dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Tumbuhan
yang akan dibuat herbariumnya diusahakan mempunyai bagian yang lengkap berupa daun dan
ranting, bunga dan buah atau paling sedikit ada daun dan bunganya. Untuk tumbuhan
spermatophyta, bunga merupakan bagian penting dala pembuatan herbarium agar lebih mudah
mendeskripsinya. Herbarium tanpa bunga biasnya tidak berguna. Kegiatan herbarium tidak
terlepas dengan metode eksplora tumbuhan, untuk memperoleh koleksi tumbuhan di lapangan.
garis besar eksplorasi tumbuhan diartikan sebagi penjelajahan di suate kawasan untuk
mengkoleksi tumbuhan dengan maksud tertentu.

- pengumpulan (koleksi)tumbuhan

Pengumpulan Tumbuhan V Bahan tumbuhan yang dikumpulkan Jika mungkin ambil seluruh
bagian tumbuhan: akar, batang, daun, kuncup, bunga dan buah. Jika tidak mungkin, ambil bagian
yang penting untuk diidentifikasi. Usahakan untuk mendapat bahan identifikasi selengkap
8
mungkin. Sekurang-kurangnya tangkai dengan daun-daun dan bunga-bunga. Guna tangkai
dengan daun-daun untuk melihat susunan pelekatan daun atau tata letak daun (filotaksis). Pada
tanaman yang habitusnya terna perlu diambil seluruh bagian tumbuhan, pada tumbuhan pemanjat
dan tumbuhan besar seperti Arecaceae, tidak perlu seluruhnya. Tumbuhan berhabitus semak dan
pohon cukup diambil daun muda dan daun tua saja, misalnya pohon saputangan (Maniltoa
grandiflora Scheff). Biasanya daun penumpu dan daun pelindung hanya ditemukan pada daun
muda. Pada pohon yang tinggi, daun yang diambil adalah daun yang dibawah dan daun yang di
atas. 72 TAKSONOMI TUMBUHAN BERBLA Untuk tumbuhan pemanjat (epifit) biasanya
mempunyai dua macan daun, misalnya Passifloraceae. Daun ini perlu dikumpulkan kedua duany
Ukuran kira-kira sebesar kertas temple 28x41 cm. Biasanya tidak hanya mengambil satu
specimen tetapi lebih, hal ini untuk keperluan duplikat dan bahan ukur dengan spesimen lain.

- cara mengidentifikasi

Dideterminasi dengan pertolongan kunci yang terdapat pada buku- buku flora yang ada.
Bunga yang telah dikeringkan direbus atau direndam dalam KOH. Kalau telah selesai jaringan
dibuang, dimasukkan kantong kertas yang ditempel pada sheetnya. Setelah diketahui namanya,
dicocokkan dengan ahli atau spesies yang ada, diherbarium yang telah ada, dengan literature
yang terdapat di Index Londoenensis

- tipe tipe herbarium dan fungsinya

Tipe-Tipe Herbarium Dan Fungsinya Berdasarkan penggunaanya dibedakan atas 4 tipe


utama yaitu: 1. Herbarium internasional Herbarium ini memiliki flora dunia meliputi beberapa
negara dalam skala besar. 2. Herbarium nasional atau regional Secara geografis mencakup
negara tertentu atau negara tetangga yang fitogeografinya sama. Herbarium ini mengkonstribusi
flora nasional atau lokal termasuk daftar nama lengkapnya. 3. Herbarium lokal Herbarium ini
berkenaan dengan wilayah dalam negara, seperti propinsi, kabupaten atau wilayah yang lebih
kecil misalnya cagar alam, taman nasional dan sebagainya. 4. Herbarium khusus Herbarium ini
tidak terlalu kecil dan mempunyai bidang batas atau TAKSONOMI TUMBUHAN BERBIN 70
kegunaan khusus. Tipe herbarium ini tergantung pada bidang tipenya yaitu : a. Herbarium

9
historis b. Herbarium yang mempunyai bidang terbatas c. Herbarium pendidikan d. Herbarium
berkaitan dengan bidang terapan e. Herbarium untuk program riset khusus.

- tujuan herbarium

Tujuan Herbarium 1. Sebagai koleksi keterangan untuk mencocokkan identitas tanaman


yang belum dikenal oleh pengumpul. 2. Sebagai penolong dalam pelajaran. 3. Sebagai koleksi
sejarah. 4. Sebagai koleksi bahan riset.

- herbarium yang lengkap

Herbarium yang Lengkap Terdiri Dari : 1. Kumpulan spesimen yang dilekat di kertas tidak
berlignin. 2. Kumpulan kering bagian-bagian tumbuhan yang besar, misalnya batang, buah dan
lainnya. 3. Kumpulan cairan yaitu tumbuhan yang diawetkan dengan merendam- nya di dalam
alkohol, formalin di dalam botol, dan lainnya. 4. Kumpulan biji, disimpan di dalam botol, dan
kaleng spesimen. 5. Kumpulan etnobotani, yaitu bagian tumbuhan yang berguna bagi manusia. 6.
Kumpulan potret tumbuhan, tipe-tipe vegetasi, di balai-balai penelitian, di kebun-kebun. 7.
Kumpulan gambar tangan dari pelukis dengan warna maupun 8. Perpustakan dengan buku-buku
yang diterangkan di dalam bab literatur.

- penyimpanan

Penyimpanan Semua herbarium yang masuk mendapat nomor unrut untuk memudah- kan
administrasi. Herbarium disusun menurut sistem klasifikasi takson tertentu. Penyusunan suku
dapat secara alphabet atau secara sistem klasifikasi tertentu. Tempat penyimpanan harus cukup
kering dan cukup aman dari serangan serangga. Biasanya pada tempat penyimpanan diberi
kamper, racun serangga dan PDB (Para Dichloro Benzen).

D. Herbarium basah

Herbarium Basah Herbarium basah dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai larutan
kimia diantaranya: 74 TAKSONOMI TUMBUHAN BERBLA Tumbuhan yang akan dibuat
herbarium pera dibersihkan terlebih dahulu, dicuci dalam air Seterusnya dimasukkan ke dalam

10
zat pene awet, ditutup rapat dan dilabel atau etike gantung seperti pada herbarium kering. 1. 1000
ml aquadest 2. 25 ml formalin 3. 1 ml asam cuka (asam asetat) 4. 15 ml terusi (cupri sulfat)

E. Herbarium kering

Herbarium Kering Pegumpulan bagian tumbuhan: Akar, batang, daun, bunga, dan buah
Dicatat lokasi, tanggal koleksi, tinggi tempat morfologi, warna, bau, bagian yang hilang bila
dikeringkan di Lapangan Pengawetan dalam lipatan Koran dimasukkan dalam kantong plastik
ukuran 60 x 80 Disiram alkohol 96% atau spiritus cm di Laboratorium Pengepresan dalam
lipatan Koran yang baru dan ditutup rapat Diletakkan di antara dua plat aluminium, dipres
dengan sasak yang diikat dengan tali Pengeringan dalam oven dengan posisi miring supaya
keringnya merata Pada suhu 60 – 80°c Peracunan dengan merendam dalam larutan mencegah
serangga dan jamur Sublimat 50 gr/l Alcohol 96%

F. Penggunaan literatur

Penggunaan literatur Penggunaan literatur dapat dilakukan pada saat mendeterminasi


tumbuhan. Hasil pertelaan dapat dibandingkan deskripsi yang sudah ada atau dengan
menggunakan kunci determinasi. Untuk menentukn suku tumbuhan yang belum diketahui
dengan rujukan "Thonner's Analitycal Key to the Families of Flowering Plants" (Geesink, 1981).
Selanjutnya untuk menentukan jenis dan morfologi tumbuhan merujuk kepada buku “Order and
Families of Malayan Seed Plants" (Keng, 1969); “Taxonomy of Vascular Plants" (Lawrence,
1964); "Fundamentals of Plants Systematics" (Radford, 1986), sedang untuk menentukan jenis
atau marga tumbuhan dapat dengan menggunakan buku "Flora of Java" (Backer & Bakhuizen,
1965); "Flora" (Steenis, 1992) dan buku flora lainnya. Peristilahan biologi untuk menerangan
morfologi menggunakan rujukan buku "Daftar Istilah Biologi" (Rifai, 1979). Hal yang paling
penting dicatat dalam buku lapangan adalah bagian - bagian tumbuhan yang sifatnya hilang bila
dilakukan pengawetan kering agar lebih mudah dalam mengidentifikasi lebih lanjut. Data yang
dikumpul meliputi: tinggi tanaman, warna bunga, warna buah, bentuk, panjang, garis tengah,
keteballan buah, panjang tangkai buah dan lebar bijinya. Semua hasil pengamatan di lapangan
dicatat dalam buku lapangan dan data ekologi setiap lokasi harus dperhatikan (pH tanah, suhu

11
tanah, kelembaban udara, intensitas cahaya, ketinggian tempat dan kecepatan angin).(Hasarin,
2010)

2.3. KELEBIHAN BUKU

- Mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan dari buku yang diriview


- Membuat mahasiswa mampu berpikir kritis dan objektif
- Menambah wawasan pengetahuan
- Dapat membedakan antara herbarium basah dan herbarium kering
- Mengetahui specimen dan bagian bagian yang dijadikan herbarium

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengamatan bahan bukti percobaan Kegiatan botani sistematika pada awalnya
meneliti tumbuh-tumbuhan yang termasuk herba, yaitu tumbuhan yang berbatang rendah
dekat permukaan tanah, lunak, berair dan jaringan kayunya sangat sedikit. Kegiatan ini
bertujuan untuk pengobatan. Istilah herbarium dipakai oleh Linnaeus sedang sebelumnya
dipakai istilah Hortus Siccus, Hortus Mortus dan istilah-istilah yang lain, Pengaruh
Linnaeus ini mempunyai arti sebagaimana yang dipergunakan orang sampai saat int.
Dengan ditemukannya cara-cara pengepresan dan pengeringan spesimen tunbuhan dan
juga cara pengawetannya, sehingga memungkinkan untuk disimpan dalam waktu yang
lama. Pemeliharaan yang hati-hati dapat tahan dalam jangka waktu yang lama, sebagai
contohnya herbarium dari Ghini (1519-1559) dan Caesalpino (1519-1576) masih ada
sampai sekarang di herbarium Leiden. Banyak tempat-tempat di dunia yang menyimpan
specimen-specimen yang diawetkan antara lain di Singapura, Philipina, Papua Nugini,
Amerika, Belanda lain-lain. Sedangkan untuk di Indonesia antara lain yang terdapat di
Bogor, Pada saat ini herbarium tidak hanya sekedar merupakan spesimen tumbuhan yang
diawetkan, melainkan juga merupakan suatu kegiatan Botani tertentu, yaitu sebagai
sumber informasi dasar untuk ahli taksonomi dan disiplin ilmu yang lain, yang
memerlukan informasi dasar.
Cara koleksi tumbuh-tumbuhan yang mempunyai perawakan kecil seperti herbu
atau semak dapat dikoleksi secara menyeluruh dengan seperangkat alat yang sudah
disebutkan di atas. Permasalahan yang timbul adalah bagaimana mengoleksi pohon-
pohon yang tinggi, liana dan epifit yang tumbuh dengannya. Cara yang biasa dilakukan
adalah dengan mengumpulkan apa saja yang dimiliki oleh tanaman tersebut, yang dapat
diseleksi tanpa merusak tanaman tersebut. Tumbuhan ini dikoleksi untuk perbandingan
ilmiah dan identifikasi serta kegunaan-kegunaan lain yang telah 80 saya sebut di depan.
Idealnya koleksi seharusnya berisi semua bagian tanaman seperti akar, batang, daun,
buah, biji, dan sebagainya

13
Herbarium adalah kumpulan tumbuhan kering yang dipres dan ditempelkan pada
lembaran kertas, biasanya kertas manila yang menghasilkan suatu label dan data yang
terinci dan disimpan dalam rak-rak atau lemari besi dalam urutan menurut aturan dimana
herbarium itu disimpan. Herbarium sangat penting untuk digunakan dalam pekerjaan
taksonomi dan terdiri dari koleksi basah atau koleksi kering, yang tidak dipres dan
specimen- spesimen itu dipelihara dengan baik. Tiap-tiap spesimen digunakan untuk
mengidentifikasi spesimen-spesimen yang baru yang tidak diketahui namanya, yaitu
dengan cara membandingkannya antara tumbuhan yang ingin diketahui namanya dengan
spesimen yang sudah diketahui namanya yang ada pada tempat-tempat penyimpanan
herbarium ataupun untuk mempelajari morfologi paku (serbuk sari). Kebun-kebun botani
seperti yang ada di kebun raya Bogor, kebun Cibodas, Kebun Raya Purwodadi dan
Kebun Raya Bali, dan akan dibangun kebun raya di Riau, Nusa Tenggara dan Kalimantan.
Akhir-akhir ini kebun raya mengarah ke penelitian- penelitian yang cenderung
berhubungan dengan material yang hidup.

B. SARAN
Untuk buku kedua sebaiknya lebih lengkap lagi supaya para pengguna buku
tersebut nantinya semakin menambah wawasan dan semakin mudah untuk mendapat
informasinya

C DAFTAR PUSTAKA

Hasarin, A. (2010). Taksonomi Tumbuhan Berbiji. citapustaka Media Perintis.


Sudarsono. (2003). Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Universitas Negeri Yogyakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai