Anda di halaman 1dari 14

Konsep Negosiasi2.2.

Pengertian

Negosiasi pada umumnya sama dengan kolaborasi. Pada organisasi, negosiasi juga diartikan sebagai
suatu pendekatan yang kompetitif (Marquis dan Huston, 1998). Negosiasi sering dirancang sebagai
suatu strategi menyelesaikan konflik dengan pendekatan kompromi. Selama negosiasi berlangsung,
berbagai pihak yang terlibatmenyerah dan lebih menekankan untuk mengakomodasi perbedaan-
perbedaan antarakeduanya.Smeltzer (1991) dalam Nursalam (2012) mengidentifikasi dua tipe
dasarnegosiasi, yakni kooperatif (setiap orang menang), dan kompetitif (hanya satu orangyang
menang). Satu hal yang penting dalam negosiasi adalah apakah ada salah satu ataukedua pihak
menghendaki adanya perubahan hubungan yang berlangsung denganmeningkatkan hubungan yang
lebih baik. Jika kedua pihak menghendaki adanya perbaikan hubungan, maka akan muncul tipe
kooperatif. Namun, jika hanya salah satu pihak yang menghendaki perbaikan hubungan, maka yang
muncul adalah tipe kompetitif.Meskipun dalam negosiasi ada pihak yang menang dan kalah, sebagai
negosiator pentinguntuk memaksimalkan kemenangan kedua pihak untuk mencapai tujuan
bersama,meminimalkan kekalahan dengan membuat pihak yang kalah tetap dapat tujuan
bersama,dan membuat kedua belah pihak merasa puas terhadap hasil negosiasi.Terdapat tiga
kriteria yang harus dipenuhi sebelum manajer setuju untuk memulai proses negosiasi, yaitu: masalah
harus dapat dinegosiasikan, negosiator harus tertarik

terhadap “

take and give

” selama proses negosiasi, d

an mereka harus saling percaya(Smeltzer, 1991 dalam Nursalam, 2012).

2.2.2

Langkah-langkah Sebelum Negoisasi

Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melaksanakan negosiasi adalah sebagai berikut.
(Nursalam. 2015)

a.

Mengumpulkan informasi tentang masalah sebanyak mungkin. Oleh karena pengetahuan adalah


kekuatan, semakin banyak informasi yang didapat, maka semakin besar kemungkinan
untuk menawarkan negosiasi. b.

Di mana manajer harus memulai. Oleh karena tugas manajer adalah melakukankompromi, maka
mereka harus memilih tujuan yang utama. Tujuan tersebut sebagaimasukan dari tingkat bawah.c.

 
Memilih alternatif yang terbaik terhadap sarana dan prasarana. Efisiensi danefektivitas penggunaan
waktu, anggaran, dan pegawai yang terlibat perlu jugadiperhatikan oleh manajer.d.

Mempunyai agenda yang disembunyikan. Agenda tersebut adalah agenda negosiasialternatif yang
akan ditawarkan jika negosiasi tidak dapat disepakati.

2.2.3

Strategi Negosiasi

Ada beberapa strategi dan cara yang perlu dilaksanakan dalam menciptakan kondisi yang persuasif,
asertif, dan komunikasi terbuka selama negosiasi berjalan.a.

Pilih fakta-fakta yang rasional dan berdasarkan hasil penelitian. b.

Dengarkan dengan saksama, dan perhatikan respons nonverbal yang nampak.c.

Berpikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua alternatif informasiyang
disampaikan.d.

Upayakan untuk memahami pandangan apa yang disampaikan lawan bicara Anda.Konsentrasi dan
perhatikan, tidak hanya memberikan persetujuan.e.

Selalu diskusikan tentang konflik yang terjadi. Hindarkan masalah-masalah pribadi pada saat
negosiasi.f.

Hindari menyalahkan orang lain atas konflik yang terjadi.g.

Jujur.h.

Usahakan bersikap bahwa anda memerlukan penyelesaian yang terbaik.i.

Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan, tetapi berpikir, dan mintalahwaktu untuk
menjawabnya. j.

 
Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lelah selama negosiasi berlangsung,istirahatlah
sebentar.k.

Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum begitu Anda pahami.l.

Bersabarlah (Smeltzer, 1991).

2.2.4

Kunci Sukses dalam Melakukan Negosiasi

Adapun kunci sukses dalam melakukan negosiasi yang dikemukakan

oleh Nursalam(2015), yaitu :

a.

Lakukan

1)

Jelaskan tujuan negosiasi, bukan posisinya. Pastikan bahwa Anda mengetahuikeinginan orang lain.2)

Perlakukan orang lain sebagai teman dalam penyelesaian masalah, bukan sebagaimusuh. Hadapi
masalah yang ada, bukan orangnya.3)

Ingat, bahwa setiap orang mengharapkan penyelesaian yang dapat diterima, jikaAnda dapat
menyajikan sesuatu dengan baik dan menarik.4)

Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan dan apa yang tidak. Perhatikan gerakantubuhnya.5)

Lakukan sesuatu yang sederhana, tidak berbelit-belit.6)

Antisipasi penolakan.7)

 
Tahu apa yang dapat Anda berikan.8)

Tunjukkan beberapa alternatif pilihan.9)

Tunjukkan keterbukaan dan ketaatan jika orang lain sepakat terhadap pendapatAnda.10)

Bersikaplah asertif, bukan agresif.11)

Hati-hati, Anda mempunyai suatu kekuasaan untuk memutuskan.12)

Pergunakan gerakan tubuh, jika Anda menyetujui atau tidak terhadap suatu pendapat.13)

Konsisten terhadap apa yang Anda anggap benar

b.

Hindari

 1)

Sikap yang tidak baik, seperti sinis, kasar, dan menyepelekan.2)

Trik yang tidak baik, seperti manipulasi.3)

Distorsi.4)

Tergesa-gesa dalam proses negosiasi.5)

Tidak berurutan.6)

Membuat hanya satu pilihan.7)

Memaksakan kehendak8)
 

Berusaha menekankan pada satu pendapat.

Definisi Advokasi to advocate tdk hanya berarti „membela‟ (to defend), tetapi juga bisa berarti
„memajukan‟ atau „mengemukakan‟ (to promote) yg dgn kata lain, juga berarti berusaha
„menciptakan‟ (to create) yg baru, yg belum ada, juga berarti melakukan „perubahan‟ (to
change) (Oxford, 1958) Advokasi adalah usaha yg terorganisir, terencana, dan sistematis untuk
melakukan perubahan (R. Halloway) Advokasi adalah proses mempengaruhi pembuat kebijakan
yg dilakukan secara terencana (CARE)

6. Apa itu Advokasi Advokasi bukan hal yg baru Advokasi bukanlah “segala-galanya” Advokasi
dapat dilakukan sembari melakukan pekerjaan yg lain Advokasi tdk memiliki defenisi yg baku,
sesuai konteksnya Advokasi dibangun berdasarkan pemahaman dan kesepakatan bersama oleh
berbahai pihak Advokasi hanyalah bertujuan mengubah, menyempurnakan, atau bahkan
memebela suatu kebijakan publik tertentu

7. Alasan Melakukan Advokasi Alasan Ideologis Visi sosial dan politik mengenai hubungan rakyat
dengan Negara dan pemerintah Alasan Kemanusiaan Keprihatinan dan kesetiakawanan pada
kelompok-kelompok masyarakat yg dirugikan oleh kebijakan publik/pemerintah Alasan Pribadi
Memang terlibat sebagai korban langsung atau pihak yg dirugikan Alasan Praktis Karena
memang sudah diprogramkan oleh organisasi/lembaga (donor?) dan harus dijalankan Alasan lain
Sekedar „Ikut tren‟ dan seterusnya

8. Aturan Dasar Advokasi Mulai dengan berbaik sangka Gagaskan kemenangan-kemenangan


kecil dulu Kerjakan apa yg telah direncanakan Tetap pada inti soal & jadikan issu anda tetap
penad Bersedialah bermufakat Jangan mau ditakut-takuti & menakut-nakuti Bersikap kreatif &
tetaplah kreatif!

9. Memahami Kebijakan Publik

10. Analisis Kebijakan Publik Jadi, apa sebenarnya yg sudah berubah dan yg tidak/belum berubah
dalam kebijakan publik selama ini mengenai „Hak untuk hidup sehat‟ ? Mengapa terjadi
demikian ? Bagaimana menjelaskannya ? Apa sebaiknya fokus isu yg harus diperjuangkan
(advokasi) sekarang dalam masalah ini ? Aspek kebijakan mana yg mestinya harus dijadikan
sasaran utama terlebih dahulu untuk diubah ?

11. Membentuk Lingkar Inti Mereka yg menjadi penggagas, pemrakarsa, pendiri, penggerak


utama, sekaligus penentu dan pengendali arah kebijakan, tema, atau issu, strategi dan sasaran
dari kegiatan advokasi.. Mereka yg memiliki kesamaan persepsi, komitmen, dan yg terpenting,
kesamaan visi kemasyarakatan atau bahkan juga kesamaan „ideologi politik‟..

12. Kerja - kerja advokasi

13. Merumuskan Issu Strategi Selain faktor aktualitas, isu menjadi strategis jika : a) penting dan
mendesak, b) penad dengan kebutuhan dan aspirasi, c) berdampak positif, d) sesuai dengan visi
dan agenda perubahan sosial.

14. Mengolah Data & kemas Info Kumpulkan hasil riset atau kajian kebijakan yg akan digunakan,
jenis data dan informasi apa saja ? Untuk maksud arau keperluan apa saja ? Apa dan bagaimana
cara penyajian atau pengemasannya ?
15. Galang Sekutu & Pendukung Tak ada seorang atau suatu organisasi (seberapa pun besar dan
kuatnya) yg akan mampu sendirian melaksanakan semua kegiatan advokasi tersebut..

16. Membentuk Pendapat Umum Protes atau persuasi (orasi/pidato, Spanduk/Poster, Aksi


teatrikal) Press Release, Petisi, Pawai, Rapat Umum, Boikot, Mogok…

17. Merancang Sasaran & Strategi Kembali pada hakekat dan tujuan utama advokasi itu sendiri
sebagai upaya untuk mengubah kebijakan publik, sehingga rumusan sasaran (objectives, targets,
outcomes) juga harus mengacu pada tujuan (goals). Namun Advokasi tetap saja merupakan
gerakan non kekerasan yang menempuh jalur, wadah, dan proses demokrasi perwakilan yang
ada

18. Studi Kasus Kebijakan publik mana yg akan menjadi sasaran anda ? Aspek apa dari kebijakan
publik tersebut yg akan anda fokuskan atau prioritaskan sebagai sasaran advokasi ? Mengapa ?
Bentuk perubahan apa yg anda inginkan sbg hasil konkrit dari advokasi anda (uraikan secara
rinci!) ? Mengapa ? Berapa lama waktu yg anda perkirakan untuk melakukan advokasi dan
mencapai sasaran tsb ? Mengapa ? Susun kerangka kerja advokasi yg akan anda tempuh !

19. Melobbi Pembuat & Pelaksana Kebijakan Mengapa melobbi : Mau Perubahan atau Tidak !
Pujian & Cacian Membuat Politisi tetap Bersentuhan langsung dgn kenyataan Siapa yg akan
dilobby ? Bagaimana Melobby ? Langsung ( pertemuan pribadi, percakapan telepon, surat
tertulis pribadi, surat pribadi terpisah, surat terbuka, banjir pesan elektronis, pernyataan Tdk
langsung (kampanye media massa, kampanye politik dgn sasaran khusus, sengatan media massa,
minta bantuan profesional, melalui organisasi masyarakat, melalui partai politik, unjuk rasa
Massa, bikin partai politik sendiri, sebelum pemilu, sebelum suatu isu di masyarakatkan, pada
puncak publisitas, sebelum debat parlemen, selama pembahasan di parlemen Beberapa kiat
lobby (nalar yg memikat, ingatkan ideologi mereka, katakan yg benar, kaitkan dengan minat
pribadi, dukunglah si orang baik)

DAFTAR PUSTAKA

Blais, K. K. 2006.

  Praktik Keperawatan Profesional : Konsep dan Prespektif.

 Jakarta: EGC

Bowditch, L.J., dan A.F. Buono. 1994.

  A Primer on Organizing Behavior.

 New York: WileyHandoko, T. Hani. 2009.

  Manajemen

. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

  Marquis, B.L.,

dan
 C.J.

  Huston. 1998.  Management Decision  Making 124  Case Studies.  Edisi3. New York: Lippincott-Raven

  Marquis, B.L.,

dan

 C.J.

  Huston

2010

  Kepemimpinan dan manajemen keperawatan: Teori dan  Aplikasi.

 Jakarta. Edisi 4. EGC. Nursalam. 2012.

  Manajemen  Keperawatan:  Aplikasi  dalam  Praktik  Keperawatan  Profesional.

 Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.Siegler, E.L. dan Whitney, F.W. 2000.

  Kolaborasi perawat

 – 

  dokter 

. Jakarta: EGC.Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta : CV. Trans
InfoMedia

Swanburg 

, R.C,

2000

  Pengantar Kepemimpinan &  Manajemen Keperawatan Untuk Perawat  Klinis

. Jakarta :EGC

Effendi dan Makhfudli (2009), advokasi yaitu pendekatan pimpinan dengan tujuan untuk
mengembangkan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Hasil yang diharapkan adalah
kebijakan dan peraturan-peraturan yang mendukung untuk mempengaruhi terciptanya perilaku
hidup bersih dan sehat, serta adanya dukungan dana dan sumber daya lainnya. Kegiatan yang dapat
dilakukan antara lain, pendekatan perorangan. Pendekatan tersebut seperti melalui lobi, dialog,
negosiasi, debat, petisi, mobilisasi, seminar, dan lainlain. Advokasi menurut Depkes RI (2008) adalah
upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari
pihak-pihak terkait (stakeholders). Advokasi diarahkan untuk menghasilkan dukungan yang
merupakan kebijakan (misalnya dalam bentuk peraturan perundang-undangan), dana, sarana, dan
lain-lain sejenis. Stakeholders yang dimaksud bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya
berperan sebagai penentu kebijakan pemerintah dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat
berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh adat, dan lain-lain yang
umumnya dapat berperan sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) di bidangnya. Dari advokasi,
hasil yang diharapkan dapat dilihat dari dua indikator. Perta,a, indikator output dalam bentuk
perangkat lunak adalah peraturan-peraturan atau undang-undang sebagai bentuk kebijakan atau
perwujudan dari komitmen politik terhadap program kesehatan, misalnya : undang-undang,
peraturan pemerintah, keputusan presiden, keputusan menteri, peraturan daerah, surat keputusan
gubernur, bupati, camat, dan seterusnya. Kedua, indikator output dalam bentuk perangkat keras
yaitu; meningkatnya dana atau anggaran untuk pembangunan kesehatan, ersedianya atau
dibangunnya fasilitas atau sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik,
dan sebagainya, dibangunnya atau tersedianya sarana prasarana kesehatan misalnya air bersih,
jamban keluarga atau jamban umum, tempat sampah, dan sebagainya, dilengkapinya peralatan
kesehatan seperti laboratorium peralatan pemeriksaan fisik dan lain sebagainya

Aturan Dasar Advokasi

Mulai dengan berbaik sangka. Gagaskan kemenangan-kemenangan kecil dulu.


Kerjakan apa yang telah direncanakan. Tetap pada inti soal & jadikan issu anda tetap
penad. Bersedialah bermufakat Jangan mau ditakut-takuti & menakut-nakuti. Bersikap
kreatif & tetaplah kreatif!

Memahami Kebijakan Publik

Analisis Kebijakan Publik. Jadi, apa sebenarnya yang sudah berubah dan yang
tidak/belum berubah dalam kebijakan publik selama ini mengenai “Hak untuk hidup
sehat?” Mengapa terjadi demikian? Bagaimana menjelaskannya? Apa sebaiknya fokus
isu yang harus diperjuangkan (advokasi) sekarang dalam masalah ini? Aspek kebijakan
mana yang mestinya harus dijadikan sasaran utama terlebih dahulu untuk diubah ?

Membentuk Lingkar Inti

Mereka yang menjadi penggagas, pemrakarsa, pendiri, penggerak utama, sekaligus


penentu dan pengendali arah kebijakan, tema, atau issu, strategi dan sasaran dari kegiatan
advokasi.. Mereka yang memiliki kesamaan persepsi, komitmen, dan yang terpenting,
kesamaan visi kemasyarakatan atau bahkan juga kesamaan “ideologi politik”

Kerja - kerja advokasi

Merumuskan Issu Strategi


Selain faktor aktualitas, isu menjadi strategis jika :

a) penting dan mendesak,

b) penad dengan kebutuhan dan aspirasi,

c) berdampak positif,

d) sesuai dengan visi dan agenda perubahan sosial.

Mengolah Data & kemas Info

Kumpulkan hasil riset atau kajian kebijakan yang akan digunakan, jenis data dan
informasi apa saja? Untuk maksud arau keperluan apa saja? Apa dan bagaimana cara
penyajian atau pengemasannya?

Galang Sekutu & Pendukung

Tak ada seorang atau suatu organisasi (seberapa pun besar dan kuatnya) yang akan
mampu sendirian melaksanakan semua kegiatan advokasi tersebut.

Membentuk Pendapat Umum

Protes atau persuasi (orasi/pidato, Spanduk/Poster, Aksi teatrikal) Press Release, Petisi,
Pawai, Rapat Umum, Boikot, Mogok.

1. Advokasi

Rumah Sakit Mata Cicendo mengadakan kegiatan promosi kesehatan dengan 2 (dua) acara
besar, yaitu Penyuluhan Kesehatan dan Siang Klinik. Keduanya dilakukan setiap bulan.
Perbedaannya terdapat pada kuantitas acaranya dan narasumbernya. Untuk Penyuluhan
Kesehatan dilakukan 8x (delapan kali) sebulan, dengan narasumbernya dari semua ahli profesi
seperti dokter, perawat, ahli gizi, farmasi, sanitarian, dan umum. Untuk Siang Klinik dilakukan 1x
(satu kali) sebulan, dengan narasumbernya khusus dari dokter Spesialis Mata dan materinya
disesuaikan dengan hari kesehatan setiap bulannya.
Berdasarkan tabel 2 diatas, penyuluhan dilakukan di Rumah Sakit Mata Cicendo dengan durasi 45
menit hingga 1 jam di setiap materinya. Materi disampaikan kepada seluruh pasien dan pengunjung
yang ada di Rumah Sakit Mata Cicendo oleh beberapa narasumber.

V. REFERENSI

Asri, Marwan. 2003. Marketing. Jakarta: Erlangga. Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan
Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Maulana HDJ.
2009. Promosi Kesehatan.Jakarta: EGC Notoatmodjo,Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan
Aplikasi. Rineka Cipta : Jakarta. Polana.2017. Hasil wawancara bagian pemasaran RS Mata Cicendo
Bandung Sirlan F et al, 2009 . Survei Morbiditas Mata dan Kebutaan di 8 propinsi. Swastha, Basu dan
Irawan. 2005. Asasasas Marketing. Yogyakarta: Liberty. TUPOKSI PUSAT PROMKES Permenkes R.I.
No. 1575/Menkes/PER/XI/2005 World Health Organisation (1986) Ottawa Charter for Health
Promotion. Copenhagen: World Health Organisation. World Health Organization (2002) Prevention
and Promotion in Mental Health. Geneva: World Health Organization.

NEGOSIASI

Menurut kamus Oxford, negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui
diskusi formal.[1]

Negosiasi merupakan suatu proses saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi
kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemen-elemen kerja sama dan kompetisi.[2]
Termasuk di dalamnya, tindakan yang dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau memengaruhi
orang lain dengan tujuan tertentu.[2]

Proses
 Pihak yang memiliki program (pihak pertama) menyampaikan maksud dengan kalimat
santun, jelas, dan terinci.
 Pihak mitra bicara menyanggah mitra bicara dengan santun dan tetap menghargai maksud
pihak pertama.
 Pemilik program mengemukakan argumentasi dengan kalimat santun dan meyakinkan mitra
bicara disertai dengan alasan yang logis.
 Terjadi pembahasan dan kesepakatan terlaksananya program/ maksud negosiasi.

Kemampuan-kemampuan dasar bernegosiasi[sunting | sunting


sumber]
Faktor yang paling berpengaruh dalam negosiasi adalah filosofi yang menginformasikan bahwa
masing-masing pihak yang terlibat.[6] Ini adalah kesepakatan dasar kita bahwa "semua orang
menang", filsafat ini menjadi dasar setiap negosiasi.[6] Kunci untuk
mengembangkan filsafat supaya "semua orang menang" adalah dengan mempertimbangkan
setiap aspek negosiasi dari sudut pandang pada pihak lain dan pihak negosiator.[6]
Keterampilan dasar[7]

1. Ketajaman pikiran/kelihaian
2. Sabar
3. Kemampuan beradaptasi
4. Daya tahan berkomunikasi
5. Kemampuan bersosialisasi
6. Konsentrasi
7. Kemampuan berartikulasi
8. Memiliki selera humor

Taktik[sunting | sunting sumber]
Taktik akan membantu untuk melihat permasalahan sebenarnya yang sedang diperdebatkan di
meja perundingan.[8] Taktik dapat menguraikan kemandekan,[8] juga dapat membantu untuk
melihat dan melindungi diri dari kebohongan negosiator.[8][9]
Mengernyit (The Wince)
Taktik ini dikenal juga dengan istilah Terkejut (Flinch) merupakan reaksi negatif terhadap
tawaran seseorang. Dengan kata lain, bertindak terkejut saat negosiasi yang diadakan pihak
negosiator berjalan dengan keinginan pihak lain.
Berdiam (The Silence)
Jika Anda tidak menyukai apa kata seseorang, atau jika Anda baru saja membuat tawaran dan
Anda sedang menunggu jawaban, diam bisa menjadi pilihan terbaik Anda. Kebanyakan orang
tidak bisa bertahan dalam kesunyian panjang (Dead Air Time). Mereka menjadi tidak nyaman
jika tidak ada percakapan untuk mengisi kekosongan antara Anda dan pihak lain. Biasanya,
pihak lain akan merespon dengan konsesi atau memberikan kelonggaran.
Ikan Haring Merah (Red Herring)
Istilah ini diambil dari kompetisi tua di Inggris, Berburu Rubah (Fox Hunting Competition). Dalam
kompetisi ini, tim lawan akan menyeret dan membaui jejak rubah ke arah lain dengan ikan.
Sehingga, anjing lawan akan terkecoh dan kehilangan jejak. Sama halnya saat negosiator
membawa "ikan amis" atau isu lain ke meja perundingan untuk mengalihkan perhatian dari isu
utama bahasan.
Kelakuan Menghina (Outrageous Behaviour)
Segala bentuk perilaku – biasanya dianggap kurang bermoral dan tidak dapat diterima oleh
lingkungan- dengan tujuan memaksa pihak lain untuk setuju. Seperti pihak manajemen muak
dengan tuntutan yang dianggap tidak masuk akal dan terpaksa menandatangi kontrak dengan
air mata kemudian membuangnya secara ganas dan dramatis seolah-olah diliput oleh media.
Tujuan dari taktik ini adalah untuk menggertak orang-orang yang terlibat dalam negosiasi.
Yang Tertulis (The Written Word)
Adalah persyaratan ditulis dalam perjanjian yang tidak dapat diganggu gugat. Perjanjian, sewa
guna usaha (leasing), atau harga di atas pahatan batu dan sekarang di kertas (uang).
Pertukaran (The Trade-off)
Taktik ini digunakan untuk tawar menawar. Pertukaran hanya menawarkan konsesi, sampai
semua pihak setuju dengan syarat – syarat. Sebenarnya, taktik ini dipakai untuk kompromi.
Ultimatum (The Ultimatum)
Penggunaan ultimatum kadang-kadang (seldom) efektif sebagai taktik pembuka dalam
negosiasi. Namun, suatu saat dalam sebuah negosiasi yang panjang saat Anda merasa Anda
perlu menggunakan taktik ini.
Berjalan Keluar (Walking Out)
Pada beberapa situasi, berjalan keluar dapat digunakan sebagai strategi untuk memberikan
tekanan pada pihak lain.
Kemampuan untuk Mengatakan "Tidak" (The Ability to Say "No")
Sebuah taktik memegang peran sangat penting dalam segala macam strategi negosiasi dan
cara menyampaikannya secara tepat. Pertama dan paling dasar untuk mempelajari taktik ini
adalah bahwa apa pun bila mengatakan 'tidak' secara langsung, diterjemahkan oleh pihak lain
sebagai 'ya'.

DAFTAR PUSTAKA KONFLIK

Basalamah, Anies S. 2004. Perilaku Organisasi: Memahami dan Mengelola Aspek Humaniora dalam
Organisasi. Depok: Usaha Kami De Cenzo, David A., dan Stephen P. Robbins, 1996. Human Resource
Management. New York: John Wiley & Sons, Inc. Heron, Robert dan Caroline Vandenabeele. 1998.
Effective Negotiation: A Practical Guide. Jakarta: Friedrich-Ebert-Stiftung (FES) Perwakilan Indonesia.
Jackman, Ann. 2005. How to Negotiate: Teknik Suskses Bernegosiasi. Jakarta: Erlangga Kreitner,
Robert, dan Angelo Kinicki, 1995. Organizational Behavior. Chicago: Irwin.

Luthans, Fred, 1985. Organizational Behavior. New York: McGrawHill Book Company. Manajemen
Konflik. http://www.kmpk. ugm. ac.id/data/ SPMKK/4emanajemen%20konflik (revJan ¶

WIKIPEDIA NEGOSIASI

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ (Inggris)Oxford Learner's Pocket Dictionary. 3rd Ed. 2004. China. Oxford University
Press.
2. ^ Lompat ke:    p Situs Conflictanddevelopment: Negosias Diarsipkan 2010-05-08 di Wayback
a b

Machine..diakses pada tanggal 27 Mei 2010


3. ^ (Inggris)Kozicki, Stephen. The Creative Negotiator. 2005. New Delhi. McGrawHill. hal
47.
4. ^ Situs Mahendraputra: Upaya Penyelesaian Sengketa Indonesia –
Malaysia Diarsipkan 2010-12-25 di Wayback Machine. diakses pada tanggal 27 Mei 2010
5. ^ Lompat ke:a b Kesalahan pengutipan: Tag  <ref>  tidak sah; tidak ditemukan
teks untuk ref bernama  unicef
6. ^ Lompat ke:      (Inggris)Nierenberg, Juliet;Irene, S Ross. The Secrets of Successful
a b c

Negotiation: Effective Strategies to Improve Your Negotiating


Skills.2003.Singapore.Duncan Baird Publishers.hal 11
7. ^ (Inggris)Curry, Edmund Jeffrey. Memenangkan Negosiasi Bisnis Internasional:
Merencanakan dan Mengendalikan Negosiasi Bisnis Internasional. 2002. PPM. Jakarta.
Hal 3-4. isbnn979-442-128-6
8. ^ Lompat ke:a b c (Inggris)Dolan, Patrick John. Smart Negotiating: It’s a Done Deal. 2006.
Canada. Entrepreneur Press. Hal 96-106
9. ^ (Inggris)Tribe, Diana . Essential Legal Skills: Negotiation. 1993. Great Britain.
Cavendish Publishing Limited. Hal 78 – 85
GRF University of Winconsin-Madison. Academic Leadership Support. What is Conflict? Definitions
and Assumptions About Conflict. http://www.ohrd.wisc.edu/onlinetraining
/resolution/aboutwhatisit.htm http://sukasayurasem.wordpress. com/2009/01/04/konflik-
dalamorganisasi/ http://fuadinotkamal.wordpress.com/20 10/01/01/manajemen-konflikdalam-
rganisasi/ http://www.ohrd.wisc.edu/onlinetraining /resolution/aboutwhatisit.htm
http://sukasayurasem.wordpress. com/2009/01/04/konflik-dalamorganisasi/

Anda mungkin juga menyukai