Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KIMIA ORGANIK II

“BAHAN ALAM“

Disusun oleh :

Salsadella Andini (18030194021)

Dwi Arifianti (18030194022)

Siti Nur Manzilatul H (18030194063)

Lathifatul Hikmah (18030194064)

PKA 2018

PROGRAM STUDI SI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “BAHAN ALAM”. Makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Kimia Organik II  program studi
Pendidikan Kimia Universitas Negeri Surabaya.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan
kekurangan dalam  penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dan konstruktif dari  para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto, 28 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I ...............................................................................................................

PENDAHULUAN ...........................................................................................

1.1 Latar Belakang .....................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................
BAB II .............................................................................................................

PEMBAHASAN ..............................................................................................

2.1 Pengertian Flavonoid ...........................................................................


2.2 Struktur Flavonoid ...............................................................................
2.3 Klasifikasi Flavonoid ...........................................................................
2.4 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Flavonoid ................................................
2.5 Reaksi-Reaksi Flavonoid .....................................................................
2.6 Penentuan Struktur Flavonoid ..............................................................
2.7 Manfaat Flavonoid ...............................................................................
BAB III ............................................................................................................

PENUTUP .......................................................................................................

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................


3.2 Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki berbagai jenis tanaman yang
dapat dimanfaatkan sebanyak sebanyaknya untuk kepentingan manusia.
masyarakat indonesia sejak zaman dahulu telah mengenal tanaman yang
mempunyai khasiat sebagai obat herbal untuk menyembuhkan berbagai macam
penyakit .tanaman berkhasiat obat tersebut dikenal dengan sebutan tanaman
tradisional. tentunya tanaman tersebut mengandung senyawa senyawa kimia
yang berguna dan salah satunya adalah senyawa flavonoid yang merupakan
senyawa organik .
Sebagian besar senyawa organik bahan alam adalah senyawa-senyawa
aromatic. Senyawa-senyawa ini tersebar luas sebagai zat warna alam yang
menyebabkan warna pada bunga, kayu pohon tropis, bermacam-macam kapang
dan lumut termasuk zat alizarin .Senyawa aromatik ini mengandung cincin
karboaromatik yaitu cincin aromatic yang hanya terdiri dari atom karbon
seperti benzene, naftalen dan antrasen.
Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok fenol yang terbesar yang
ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu
dan biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-
tumbuhan.Flavonoid merupakan pigmen tumbuhan dengan warna kuning,
kuning jeruk, dan merah dapat ditemukan pada buah, sayuran, kacang, biji,
batang, bunga, herba, rempah-rempah, serta produk pangan dan obat dari
tumbuhan seperti minyak zaitun, teh, cokelat, anggur merah, dan obat herbal.
Dalam makalah ini akan diuraikan tentang flavonoid, Struktur flavonoid,
reaksi- reaksi flavonoid, biosintesis flavonoid, sifat-sifat flavonoid, serta
manfaat flavonoid dan penentuan struktur dari flavonoid.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari flavonoid?
2. Bagaimana struktur dari flavonoid?
3. Bagaimana klasifikasi dari flavonoid?
4. Bagaimana sifat fisika dan sifat kimia dari flavonoid?
5. Bagaimana reaksi-reaksi pada flavonoid?
6. Bagaimana penentuan struktur flavonoid?
7. Bagaimana manfaat dari flavonoid?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian dari flavonoid
2. Mengetahui struktur dan penentuan struktur flavonoid
3. Mengetahui klasifikasi dari flavonoid
4. Mengetahui sifat fisika dan sifat kimia flavonoid
5. Mengetahui reaksi-reaksi pada flavonoid
6. Mengetahui penentuan struktur flavonid
7. Mengetahui manfaat dari flavonoid
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Flavonoid


Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom
karbon yang tersusun dalam konfigurasi C 6 -C 3 -C 6 , yaitu dua cincin
aromatik yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat atau tidak dapat
membentuk cincin ketiga. terdiri dari 2 cincin benzena yang dihubungkan
menjadi satu oleh rantai linier yang terdiri dari tiga atom karbon. Flavonoid
terdapat dalam semua tumbuhan hijau sehingga dapat ditemukan pada setiap
ekstrak tumbuhan (Markham, 1988).
Flavonoid merupakan salah satu produk metabolisme sekunder yang
ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi dan mikroorganisme. Senyawa ini
terdapat pada semua bagian tumbuhan tingkat tinggi termasuk daun, akar,
kulit, kayu, bunga, buah dan biji Flavonoid bagian komponen yang
mempunyai berat molekul rendah, dan pada dasarnya merupakan
phenylbenzopyrones (phenylchromones) dengan berbagai variasi pada struktur
dasarnya, yaitu tiga cincin utama yang saling melekat (Markham, 1988).
Flavonoid merupakan metabolit sekunder yang paling beragam dan
tersebar luas. Sekitar 5-10% metabolit sekunder tumbuhan adalah flavonoid,
dengan struktur kimia dan peran biologi yang sangat beragam Senyawa ini
dibentuk dari jalur shikimate dan fenilpropanoid, dengan beberapa alternatif
biosintesis. Flavonoid banyak terdapat dalam tumbuhan hijau (kecuali alga),
khususnya tumbuhan berpembuluh.

2.2 Struktur Flavonoid


Flavonoid mempunyai struktur dasar yang dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Flavonoid yang memiliki cincin ketiga berupa gugus piran. Flavonoid
ini disebut flavan atau fenilbenzopiran. Turunan flavan banyak
digunakan sebagai astringen (turunan tanin).
2. Flavonoid yang memiiliki cincin ketiga berupa gugus piron. Flavonoid
ini disebut flavon atau fenilbenzopiron. Turunan flavon adalah jenis
flavonoid yang paling banyak memiliki aktivitas farmakologi.
3. Flavonoid yang memiiliki cincin ketiga berupa gugus pirilium.
Flavonoid ini disebut flavilium atau antosian. Turunan pirilium biasa
digunakan sebagai
Kelas-kelas yang berlainan dalam golongan ini dibedakan berdasarkan
cincin hetero siklik-oksigen tambahan dan gugus hidroksil yang tersebar
menurut pola yang berlainan. Flavonoid sering terdapat sebagai glikosida.
Golongan terbesar flavonoid berciri mempunyai cincin piran yang
menghubungkan rantai tiga karbon dengan salah satu dari cincin benzene.

Aga
r mudah, cincin diberi tanda A, B, dan C,atom karbon dinomori menurut
sistem penomoran yang menggunakan angka biasa untuk cincin A dan C, serta
angka “beraksen” untuk cincin B.Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis
struktur, yaitu flavonoid (1,3-diarilpropana), isoflavonoid(1,2-diarilpropana),
neoflavonoid (1,1-diarilpropanaModifikasi flavonoid lebih lanjut
(Andayani,2013).
Struktur berbagai tipe atau golongan flavonoid bervariasi sesuai dengan
kerangka dasar heterosiklik beroksigen yang dapat berupa gama piron, piran
atau pirilium. Kecuali pada auron dan khalkon, siklisasi terjadi antara atom
karbon didekat cincin benzen (B) dan satu gugus hidroksil cincin A
(Robinson, 1991).
Senyawa-senyawa flavonoid ini mempunyai kerangka 2-fenilkroman,
dimana posisi orto dari dari cincin A dan atom karbon yang terikat pada cincin
B dari 1,3 diarilpropana dihubungkan oleh jembatan oksigen sehingga
membentuk cincin heterosiklik yang baru (cincin C).
Senyawa-senyawa flavonoid terdiri dari beberapa jenis tergantung pada
tingkat oksidasi dari rantai propane dari system 1,3-diarilpropanaSalah satu
bagian dari struktur flavonoid adalah Glikosida yang merupakan kombinasi
antara gula dan suatu alcohol yang saling berikatan melalui ikatan glikosida ()

2.3 Klasifikasi Flavonoid


Kelas-kelas yang berlainan di flavonoid dibedakan berdasarkan cincin
heterosiklik oksigen dan juga hidroksil yang tersebar menurut pola yang
berlainan (Robinson, 1991). Klasifikasinya berdasarkan struktur senyawa
flavonoid yaitu (Sjahid,2008) :
a. Flavonoida atau 1,3-diarilpropana
Beberapa senyawa flavonoida yang ditemukan di alam adalah sebagai
berikut:
1) Antosianin
Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling
tersebar luas dalam tumbuhan. Secara kimia antosianin merupakan
turunan suatu struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya
terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan atau
pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilasi. Sebagian besar
antosianin dalam bentuk glikosida, biasanya mengikat satu atau dua
unit gula seperti glukosa, galaktosa, ramnosa, dan silosa. Jika
monoglikosida, maka bagian gula hanya terikat pada posisi 3, dan
pada posisi 3 dan 5 bila merupakan diglikosida dan bagian
aglikionnya disebut antosianidin (Sjahid,2008).

Struktur Antosianidin (Sjahid,2008).


Antosianidin adalah senyawa flavonoid secara struktur termasuk
kelompok flavon. Glikosida antosianidin dikenal sebagai antosianin.
Nama ini berasal dari bahasa Yunani antho-, bunga dan kyanos-, biru.
Senyawa ini tergolong pigmen dan pembentuk warna pada tanaman
yang ditentukan oleh pH dari lingkungannya. Senyawa paling umum
adalah antosianidin, sianidin yang terjadi dalam sekitar 80 persen dari
pigmen daun tumbuhan, 69 persen dari buah-buahan dan 50 persen
dari bunga (Sjahid,2008).
Kebanyakan warna bunga merah dan biru disebabkan antosianin.
Bagian bukan gula dari glukosida itu disebut suatu antosianidin dan
merupakan suatu tipe garam flavilium. Warna tertentu yang diberikan
oleh suatu antosianin, sebagian bergantung pada pH bunga. Warna biru
bunga cornflower dan warna merah bunga mawar disebabkan oleh
antosianin yang sama, yakni sianin. Dalam sekuntum mawar merah,
sianin berada dalam bentuk fenol. Dalam cornflower biru, sianin
berada dalam bentuk anionnya, dengan hilangnya sebuah proton dari
salah satu gugus fenolnya. Dalam hal ini, sianin serupa dengan
indikator asam-basa(Sjahid,2008).

2) Flavonol
Flavonol lazim sebagai konstituen tanaman yang tinggi, dan
terdapat dalam berbagai bentuk terhidroksilasi. Flavonol alami yang
paling sederhana adalah galangin, 3,5,7 –tri-hidroksiflavon; sedangkan
yang paling rumit, hibissetin adalah 3,5,7,8,3’,4’,5’
heptahidroksiflavon. Bentuk khusus hidroksilasi (C6(A)-C3-C6(B),
dalam mana C6 (A) adalah turunan phloroglusional, dan cincin B
adalah 4-atau 3,4-dihidroksi, diperoleh dalam 2 flavonol yang paling
lazim yaitu kaempferol dan quirsetin. Hidroksiflavonol, seperti halnya
hidroksi flavon, biasanya terdapat dalam tanaman sebagai glikosida.
Flavonol kebanyakan terdapat sebagai 3-glikosida. Meskipun flavon,
flavonol, dan flavanon pada umumnya terdistribusi melalui tanaman
tinggi tetapi tidak terdapat hubungan khemotakson yang jelas. Genus
Melicope mengandung melisimpleksin dan ternatin, dan genus citrus
mengandung nobiletin, tangeretin dan 3’,4’,5,6,7-pentametoksiflavon
(Redha, 2010).
3) Flavon
Flavon mudah dipecah oleh alkali menghasilkan diasil metan atau
tergantung pada kondisi reaksi, asam benzoate yang diturunkan dari
cincin A. flavon stabil terhadap asam kuat dan eternya mudah
didealkilasi dengan penambahan HI atau HBr, atau dengan aluminium
klorida dalam pelarut inert. Namun demikian, selama demetilasi tata
ulang sering teramati; oleh pengaruh asam kuat dapat menyebabkan
pembukaan cincin pada cara yang lain. Sebagai contoh demetilasi 5,8-
dimetoksiflavon dengan HBr dalam asam asetat menghasilkan 5,6
dihidroksiflavon (Rahmat,2009).

Struktur Flavon (Rahmat,2009).

4) Khalkon
Polihidroksi khalkon terdapat dalam sejumlah tanaman, namun
terdistribusinya di alam tidak lazim. Alasan pokok bahwa khalkon
cepat mengalami isomerasi menjadi flavanon dalam satuan
keseimbangan. Bila khalkon 2,6-dihidroksilasi, isomer flavanon
mngikat 5 gugus hidroksil, dan stabilisasi mempengaruhi ikatan
hydrogen 4-karbonil-5-hidroksil maka menyebabkan keseimbangan
khalkon-flavon condong ke arah flavanon. Hingga khalkon yang
terdapat di alam memiliki gugus 2,4-hidroksil atau gugus 2-hidroksil-
6-glikosilasi.Struktur Khalkon Struktur Khalkon (Marliana, 2006).
Struktur Khalkon (Marliana, 2006).
Beberapa khalkon misalnya merein, koreopsin, stillopsin, lanseolin
yang terdapat dalam tanaman, terutama sebagai pigmen daun bunga
berwarna kuning, kebanyakan terdapat dalam tanaman
Heliantheaetribe, Coreopsidinae subtribe, dan family Compositea
(Marliana, 2006).

5) Dihidrokhalkon
Meskipun dihidrokhalkon jarang terdapat di alam, namun satu
senyawa yang penting yaitu phlorizin merupakan konstituen umum
family Rosaceae juga terdapat dalam jenis buah-buahan seperti apel dan
pear. Phlorizin telah lama dikenal dalam bidang farmasi, ia memiliki
kesanggupan menghasilkan kondisi seperti diabetes. ()

Struktur Dihidrokhalkon
Phlorizin merupakan β-D-glukosida phloretin. Phloretin mudah
terurai oleh alkali kuat menjadi phloroglusional dan asam p-
hidroksihidrosinamat. Jika glukosida phlorizin dipecah dengan alkali
dengan cara yang sama, maka ternyata sisa glukosa tidak dapat terlepas
dan dihasilkan phloroglusinol β-O-glukosida. ()

6) Auron
Auron berupa pigmen kuning yang terdapat pada bunga tertentu
dan Bryofita. Auron ditandai dengan adanya struktur 2-
benzilidenekumaranon ()

b. Isoflavonoida atau 1,2-diarilpropana.


Isoflavon merupakan golongan flavonoida yang jumlahnya sangat
sedikit, dan sukar dicirikan karena reaksinya tidak khas dengan pereaksi
warna manapun. Isoflavon terdiri atas struktur dasar C6-C3-C6, secara
alami disintesa oleh tumbuh-tumbuhan dan senyawa asam amino aromatik
fenilalanin atau tirosin. Biosintesa tersebut berlangsung secara bertahap
dan melalui sederetan senyawa antara yaitu asam sinnamat, asam kumarat,
calkon, flavon dan isoflavon. Berdasarkan biosintesa tersebut maka
isoflvon digolongkan sebagai senyawa metabolit sekunder ()

Isoflavon termasuk dalam kelompok flavonoid (1,2-diarilpropan) dan


merupakan kelompok yang terbesar dalam kelompok tersebut. Meskipun
isoflavon merupakan salah satu metabolit sekunder, tetapi ternyata pada
mikroba seperti bakteri, algae, jamur dan lumut tidak mengandung
isoflavon, karena mikroba tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk
mensintesanya. Jenis senyawa isoflavon di alam sangat bevariasi ()

3 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Flavonoid


a. Sifat Fisika
Flavonoid termaksuk dalam senyawa polifenol sehingga bersifat
kimia senyawa fenol yaitu agak asam (Sudarma,2010). (Monggo
ditambahin)
b. Sifat Kimia
Flavonoid dapat larut dalam basa, dan karena merupakan
senyawa polihidroksi (gugus hidroksil) maka juga bersifat polar
sehingga dapat larut dalan pelarut polar seperti metanol, etanol,
aseton, air, butanol, dimetil sulfoksida, dimetil formamida.
Disamping itu dengan adanya gugus glikosida yang terikat pada
gugus flavonoid sehingga cenderung menyebabkan flavonoid mudah
larut dalam air (Sudarma,2010).

2.4 Reaksi-Reaksi Flavonoid


2.5 Penentuan Struktur Flavonid
2.6 Manfaat Flavonoid
Flavonoid memiliki berbagai manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Flavonoid sebagai Antioksidan
Flavonoid dikatakan antioksidan karena dapat menangkap radikal
bebas dengan membebaskan atom hidrogen dari gugus hidroksilnya. Aksi
radikal memberikan efek timbulnya berbagai penyakit yang berbahaya
bagi tubuh. Tubuh manusia tidak mempunyai sistem pertahanan
antioksidatif yang lebih sehingga apabila terkena radikal bebas yang tinggi
dan berlebih, tubuh tidak dapat menanggulanginya. Saat itulah tubuh
manusia membutuhkan antioksidan dari luar (eksogen) yang dapat
dilakukan dengan asupan senyawa yang memiliki kandungan antioksidan
yang tinggi melalui suplemen, makanan, dan minuman yang dikonsumsi
(Stavric dan Matula, 1992).
2. Flavonoid sebagai Bahan Obat Herbal
Flavonoid dapat menghambat fosfodiesterase, aldureduktase,
monoamino reduktase, protein kinase, DNA polimerase dan
lipooksigenase.Beberapa contoh senyawa flavonoid yang diisolasi dari
tumbuhan dapat berkhasiat sebagai obat, seperti silimarin dari Silybum
marianum dapat berfungsi mengobati gangguan hati serta menghambat
sintesis prostaglandin. Kuersetin 3-rutinosida bermanfaat untuk mengobati
kerapuhan pembuluh kapiler pada manusia (Andayani, 2013).
3. Senyawa Flovonoid sebagai Anti Kanker
Senyawa bioaktif flavonoid yang merupakan ekstrak metanol ini
dikatakan sebagai antikanker karena dapat menghambat tumbuhnya sel-sel
kanker itu sendiri. Sebagai antioksidan, senyawa flavonoid dapat
mencegah reaksi bergabungnya molekul karsinogen dengan DNA sel
sehingga mencegah kerusakan DNA sel. Di sini lah komponen bioaktif
flavonoid dapat mencegah terjadinya proses awal pembentukan sel kanker.
Bahkan flavonoid dapat merangsang proses perbaikan DNA sel yang telah
termutasi sehingga sel menjadi normal kembali. Selain itu, dapat
mencegah pembentukan pembuluh darah buatan sel kanker (proses
angiogenesis) sehingga sel-sel kanker tidak dapat tumbuh menjadi besar
karena saluran untuk pertumbuhannya terhambat (Sonya, 2015).

4. Mencegah Penyakit Kardiovaskuler


Beberapa studi epidemiologis menunjukan bahwa konsumsi
flavonoid dapat menurunkan resiko . Namun penelitian ini perlu dikaji
lebih dalam lagi. Namun, secara biologis flavonoid dapat mencegah
penyakit jantung koroner dengan berbagai cara yaitu sebagai berikut: 1).
Mengurangi peradangan 2). Penurunan ekspresi molekul adhesi sel
vaskular 3). Meningkatkan aktivitas oksida nitrat sintase endotel untuk
menjaga relaksasi arteri (vasodilatasi) 4). Penurunan agregasi platelet atau
bekuan darah yang dapat menyumbat arteri koroner, yang menyebabkan
infark miokard atau stroke (Ersham, 2001).
5. Mencegah Penyakit Degenerasi Syaraf
Asupan kaya flavonoid telah ditemukan dapat mencegah kerusakan
kognitif yang terkait dengan penuaan dan peradangan pada beberapa studi
hewan. Peradangan, stres oksidatif, dan transisi akumulasi logam
tampaknya memainkan peran dalam patologi beberapa penyakit
neurodegeneratif termasuk penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer.
Karena flavonoid memiliki , antioksidan, dan sifat pengikat logam, para
ilmuwan tertarik pada potensi neuroprotektif flavonoid. Meskipun para
ilmuwan tertarik pada potensi flavonoid untuk melindungi otak penuaan,
masih belum jelas bagaimana flavonoid konsumsi mempengaruhi risiko
penyakit neurodegenerative pada manusia ()
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
o Flavonoid adalah senyawa polifenol yang banyak terdapat di alam.
Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa
fenolik yang banyak merupakan pigmen tumbuhan. lavonoid
mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon,
dimana dua cincin benzen (C6) terikat pada suatu rantai propana (C3)
sehingga bentuk susunan C6-C3-C6. susunan ini dapat menghasilkan
tiga jenis struktur senyawa yaitu:
a. Flavonoida atau 1,3-diarilpropana
b. Isoflavonoid atau 1,2- diarilpropana
c. Neoflavonoida atau 1,1-diarilpropana
o Biosintesis dari flavonoid terdiri dari 2 jalur yaitu jalur poliketida dan
jalur fenilpropanoid
o Penentuan struktur dengan beberapa cara yaitu berupa ekstraksi,
kromatografi, dan spektografi
o Manfaat dari senyawa flavonoid yaitu sebagai anti kanker,anti alergi,
antivirus, antioksidan , sebagai bahan obat herbal,dan sebagai
pencegah penyakit degenerasi syaraf serta mencegah penyakit
kardiovaskuler.

2. Saran
1. Untuk lebih memahami meteri ini, golongan yang termasuk di
dalamnya dan manfaatnya, perlu dilakukan pembelajaran lanjutan
tentang materi ini.
2. Sebaiknya menambah referensi berupa buku-buku yang relevan,
jurnal penelitian, gambar, atau referensi lain dari internet
DAFTAR PUSTAKA

Andayani,2013. Analisis Senyawa Flavonoid Hasil Fraksinasi Ekstrak


Diklometana Daun Keluwih (A. Camansi). Program Studi Magister IPA:
Universitas Mataram

Anonim.2010.Biflavonoid.Online:http://www.scribd.com/doc/12754372/D090115
AHMBifavonoidxxx, diakses tanggal 30 Maret 2016.

Davies .Schwinn ,2006. Kimia Anorganik Dasar.UI pres. Universitas Indonesia

Ersam T. 2001. Senyawa kimia mikromolekul beberapatumbuhan Artocarpus


hutan tropika Sumatera Barat [Disertasi]. Institut Teknologi Bandung

Hakim,Alifman.2011.Keanekaragaman metabolit sekunder Genus Artocarpus


(Moraceae). 8 (2):86-90

Hostettemann, K., Hostettemann, M., Maston, A., 1995. Cara


KromatografiPreparatif, Bandung : Institut Teknologi Bandung

Ikawati M dkk. 2004. Pemanfaatan Benalu Sebagai Agen Anti Kanker. Fakultas
Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Joko,Ferdinal.2013. Sintesis Enzimatis Flavonoid-glikosida dari Gambir


(Uncaria gambir) menggunakan Enzim CGT-ase dari Bacillus
Licheniformis. FMIPA :Universitas Lampung

Marliana, Soerya Dewi., Venty Suryanti., Suyono. 2006.Skrining Fitokimia Dan


Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam
(Sechium Edule Jacq. Swartz.) Dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi 3 (1):
26-31.Musthapa, I., Lia, D., Juliawati, Euis.

Markham,K.R 1988.Cara Mengidentifikasi Flavonoid.Terjemahan Padmawinata


Penerbit ITB:Bandung

Matsjeh S. 2004. Sintesis Flavonoid: Potensi Metabolit Sekunder Aromatik Dari


Sumber Daya Alam Nabati Indonesia. Fakultas Farmasi Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Manitto,1981.Biosyntesis of Natural Product. Terjemahan

Rahmat,Ardiansah.2009.Identifikasi Senyawa Flavonoid Pada Sayuran


IndigenousJawa Barat .Fakultas Teknologi Pertanian IPB: Bogor
Redha,Abdi 2010. Flavonoid Struktur serta Sifat Antioksidatif dan Perananya
dalam Sistem Biologis. Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri
Pontianak : Pontianak

Robinson, Trevor, diterjemahkan Kosasih Padmawinata, 1995.


KandunganOrganik Tumbuhan Tinggi, Edisi ke-6, Bandung : Institut
TeknologiBandung.

Sjahid,2008. Isolasi dan Identifikasi Flavonoid dari Daun Dewaru (Eugenia


uniflora.L).Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah : Surakarta

Sofia,Lenny.2006. Senyawa Flavonoid, Fenil Propanoid dan Alkaloid.Jurusan


Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara : Medan

Sonya,Wina.2015.Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Daun


Tumbuhan Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz&Puv).Prodi Farmasi
FMIPA UNISBA: Bandung

Sudarma, Made. 2009. Kimia Bahan Alam. Fakultas MIPAUniversitas Mataram

Sudarma, Made. 2010. Uji Fitokimia, Ekstraksi, Isolasi dan Transpormasi


Senyawa Bahan Alam. FakultasMIPA. Universitas Mataram.

Anda mungkin juga menyukai