Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR HALAMAN........................................................................................

1. KONSUMSI MEMENUHI KEPERLUAN RUMAH TANGGA.....3

2. PERILAKU KONSUMEN DALAM KONSUMSI MAKAN DAN


MINUMAN SAAT PANDEMIC COVID-19.......................................5
2.1 MEMASAK SENDIRI................................................................................5
2.2 MAKANAN KALENGAN, BEKU DAN INSTAN MUNGKIN
LEBIH BANYAK DIMINATI................................................................5
2.3 KONSUMSI DAGING MENURUN...................................................6
2.4 KEBIASAAN BELANJA BERUBAH....................................................6
2.5 LEBIH MEMILIH KONSUMSI MAKANAN SEHAT...............6
2.6 MAKANAN LOKAL SERING DICARI.......................................6
2.7 PERUBAHAN KEBIASAAN MAKAN DI TEMPAT KERJA....6
2.8 LEBIH BANYAK MAKAN BERSAMA DI RUMAH.................7

3. POLA DAN PERILAKU HIDUP SEHAT SAAT COVID19...................7


3.1 POLA HIDUP SEHAT..............................................................7
3.2 KONSUMSI ASUPAN SEHAT................................................7
3.3 MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK........................................8
3.4 MENJAGA KESEHATAN MENTAL.................................................................9

3.5 HINDARI KEBIASAAN MEROKOK..............................................10


3.6 HINDARI KONSUMSI ALKOHOL BERLEBIHAN.................10

4. PERILAKU HIDUP SEHAT SAAT PANDEMI COVID-19.................11


4.1 KEBERSIHAN TANGAN JADI YANG UTAMA............................................11

4.2 TIDAK MENYENTUH WAJAH SEMBARANGAN........................................12

4.3 TUTUPI BERSIN DENGAN LENGAN BAGIAN DALAM............................12

4.4 MENGGUNAKAN MASKER...........................................................................13

4.5 MENJAGA JARAK............................................................................................13

4.6 ISOLASI MANDIRI...........................................................................................13

4.7 JAGA KESEHATAN DAN MINUM MULTI VITAMIN.......................................13


5. PENUTUP....................................................................................................................14

1
5.1 KESIMPULAN...................................................................................................14

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM


BERBELANJA DIMASA PANDEMIC COVID-19

Artikel Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Seminar Manajemen Pemasaran

Di Susun Oleh

GHUFRON ABDILLAH
(NIM 1.4.17.090)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ASSHOLEH


PEMALANG
Jalan Sindoro 39 Telp. (0284) 322881 Pemang Jawa Tengah 5231

2
1. KONSUMSI MEMENUHI KEPERLUAN RUMAH TANGGA

Krisis Covid-19 telah begitu ekstrem mengubah perilaku konsumen.


Perubahan itu bisa bersifat sementara, namun bisa juga berubah secara tetap
membentuk new normal.

Dengan mengurangi bepergian untuk membatasi kontak dengan


orang lain misalnya, konsumen akan cenderung berbelanja secara online,
banyak memesan makan via online delivery, atau lebih banyak menonton
film di rumah (itu sebabnya Netflix sahamnya melonjak selama krisis
Covid-19).

Bagaimana progres perubahan perilaku konsumen seiring dengan


intensifnya pengaruh wabah Covid-19 ?

Untuk memetakannya, ada 3 fase, berikut dampaknya keperubahan


perilaku konsumen.

1. Fase1: Ketika WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi yang


menyebar keseluruh dunia dan mulai ada masyarakat kita yang
diidentifikasi terinfeksi virus mematikan ini.

Di fase ini, ketakutan konsumen semakin nyata dan mulai


berpikir bahwa setiap saat mereka bisa tertular oleh virus
mematikan ini. Kalau pada fase sebelumnya mereka beranggapan
"Belanda masihjauh" maka di fase ini mereka mulai resah karena
"ancaman sudah di depan mata".

Bagaimana perilaku belanja dan konsumsi mereka di tengah


kecemasan ini? Perilaku hidup bersih/sehat meningkat tajam:
memakai masker, mencuci tangan berkali-kali sehari,
mengonsumsi vitamin.

Tak hanya berita dan hoaks, medsos yang berlebihan


mendorong kegusaran sehingga mereka juga mulai nyetok masker,
hand sanitizer, tisu basah, obat flu, atau beragam vitamin untuk
mendongkrak imunitas tubuh.

Studi di negara-negara yang terdampak wabah


menunjukkan, konsumen begitu mudahnya terpengaruh oleh

3
berita-berita perkembangan penyebaran virus dan berita hoaks di
medsos yang kemudian diterjemahkan ke dalam pengambilan
keputusan pembelian secara spontan.

Tak heran jika beberapa waktu lalu masyarakat kalap


memburu masker, hand sanitizer, atau jahe merah sehingga langka
di pasar dan kalau ada harganya meroket. Psikologi belanja
konsumen tak stabil, fluktuatif, dan impulsif.

2. Fase2: Pemerintah mengumumkan jumlah terinfeksi melonjak


eksponensial dan beberapa pasien terinfeksi mulai meninggal
dunia.

Di fase ini, ketakutan merangkak naik dan bayangan Kota


Wuhan atau Lombardy yang kosong karena tak ada lagi warga
yang berani keluar rumah sudah membayang di benak.

Maka ibu-ibu rumah tangga pun mulai kalap tak hanya


menyetok anti septik,pembersih, dan obat flu, tapi kebutuhan-
kebutuhan esensial lain seperti mi instan, snack,saus, sarden,
AMDK, biskuit, hingga beras. Mereka mulai mempertimbangkan
kemungkinan terburuk mengisolasi dan mengarantina diri di
rumah.

Aksi "nyetok" ini akan kian kenceng seiring dengan makin


seringnya pengumuman pemerintah tentang jumlah orang yang
terinfeksi dan meninggal dunia dan makin banyaknya bintang film,
atlet, atau pejabat negara yang terjangkit.

Masyarakat mulai membatasi bepergian ke luar rumah


sehingga mal, pertunjukan, pertandingan olah raga, klub malam,
bioskop, foodcourt, bandara, terminal dan stasiun KA, dan tempat-
tempat keramaian mulai sepi karena dihindari masyarakat yang
ketakutan.

Konsumen mulai mengurangi belanja di pasar dan


supermarket, ngopi di coffeeshop, atau makan di mal. Maka
belanja online dan layanan food delivery menjadi solusi untuk
mendapatkan kebutuhan sehari-hari yang mereka butuhkan.

3. Fase3: Ketika jumlah korban meninggal melonjak tajam dan


pemerintah mulai panik mengeluarkan beragam kebijakan

4
penanganan seperti lockdown, travelban, penutupan tempat-tempat
keramaian, karantina/isolasi, hingga libur kantor/sekolah.

Di fase ini, konsumen berada di puncak ketakutan dan


kondisi lingkungan masyarakat begitu mencekam. Masyarakat
sudah betul-betul takut keluar rumah untuk berbelanja dan
memutuskan tinggal di rumah selama berhari-hari (self-
quarantined).

Belanja online untuk produk makanan dan kebutuhan pokok


akan melonjak tajam sehingga akan mengalami shortage barang.
Dengan langkanya barang maka lonjakan harga akan terjadi,
namun konsumen tak lagi sensitif terhadap harga. Di tengah
ketakutan yang mencekam, berapa pun harganya akan dibeli.

Di tengah melonjaknya belanja produk makanan dan


kesehatan, belanja produk-produk sekunder seperti motor/mobil,
home appliance(durablegoods), barang elektronik, hiburan, hingga
pendidikan praktis setop.

2. PERILAKU KONSUMEN DALAM KONSUMSI MAKAN DAN


MINUMAN SAAT PANDEMIC COVID-19

Virus Corona (Covid-19) secara perlahan telah mengubah kehidupan


manusia, mulai dari peduli terhadap kebersihan hingga pola makan.
Pandemi Covid-19 yang berlangsung selama berminggu-minggu dan seiring
dengan penguncian yang berlangsung telah mempengaruhi cara manusia
membeli dan mengonsumsi makanan.
Berikut ini sejumlah kebiasaan makan yang berubah semenjak adanya
pandemi virus Corona yang sering dilakukan.
kebiasaan makan yang berubah setelah adanya pandemi virus Corona:
1. Memasak sendiri
Terjebak di dalam rumah selama beberapa minggu membuat
banyak orang mulai terbiasa untuk memasak dan mengonsumsi
makanan rumahan dan dugan prediksi tren makan masakan rumahan
akan terus bertahan usai pandemi berakhir.
2. Makanan kalengan, beku dan instan mungkin lebih banyak diminati
Meskipun telah ada langkah yang pasti untuk membeli dan
makan makanan lokal yang segar selama beberapa tahun terakhir,
5
pandemi ini memberi masyarakat cara baru dalam menilai produk
kalengan, beku, dan instan di rak.
Peralihan ke makanan beku dan kalengan terjadi selama
penguncian karena orang-orang lebih sedikit melakukan perjalanan ke
toko kelontong.
Bahkan mereka yang sebelumnya akan mencibir pada gagasan
menyimpan segala jenis makanan mungkin sudah mulai
melakukannya dalam beberapa minggu terakhir.
3. Konsumsi daging menurun
Salah satu dari banyak efek samping pandemi telah memengaruhi
produksi daging, di mana ini akan berpotensi lanjut setelah wabah
berakhir. Seperti yang saya lihat saat menemani ibu saya berbelanja di
pasar Kalirandu Kec.Petarukan. orang orang lebih banyak membeli
produk olahan instan. Dan saya melihat beberapa pedagang daging
yang sepi pengunjungnya
4. Kebiasaan belanja berubah
Pria ataupun wanita banyak yang memakai memakai masker
saat berbelanja di warung maupun minimarket. Bahkan jika kamu
tinggal di suatu tempat yang belum terkena dampak parah oleh
COVID-19, mungkin akan lebih jarang keluar rumah.
rikutnya."
5. Lebih memilih konsumsi makanan sehat
Perubahan berikutnya yakni memilih konsumsi makanan sehat.
Di mana beberapa orang ingin mencoba segala daya mereka untuk
tetap sehat dan di samping itu, makan makanan sehat menjadi ide
yang baik. Makanan seimbang yang diisi dengan buah-buahan dan
sayuran segar, pilihan protein tanpa lemak, biji-bijian, dan lemak
jantung-sehat dapat membantu mendukung sistem kekebalan tubuh
dan berpotensi mencegah risiko penyakit tertentu.
6. Makanan lokal sering dicari
Meskipun mengonsumsi makan lokal dan mengetahui dari
mana makanan berasal bukanlah tren baru, namun hal itu menjadi
lebih penting daripada sebelum masa-masa pandemi.
Konsumen cenderung mencari makanan yang mendukung
komunitas mereka dan pertanian local. Hal ini memungkinkan
pengunjung mendapatkan ketenangan pikiran setelah mengetahui
bahwa makanan mereka berasal dari tempat terbaik.
7. Perubahan kebiasaan makan di tempat kerja
6
Salah satu bagian paling menarik dari budaya kantor baru
adalah makanan gratis.
Katering di kantor dan fasilitas makanan mungkin perlu ditata
kembali untuk mematuhi langkah-langkah kesehatan dan keselamatan
yang lebih tinggi.
Seperti beralih dari makanan ringan massal dan makanan bergaya
prasmanan ke solusi yang lebih higienis, telah dikemas .Selain itu
juga, di perusahaan yang saya tempati ini mengupayakan untuk
menyediakan makan siang bagi karyawan di tempat kerja agar mereka
tidak keluar dan berpotensi membawa kuman luar kembali ke kantor,"
katanya.
8. Lebih banyak makan bersama di rumah
Salah satu efek samping positif dari pandemi ini adalah orang-
orang lebih banyak meluangkan waktu untuk makan bersama baik
secara langsung, maupun secara virtual di rumah.
"Saya juga melihat keluarga yang biasanya makan bersama
menjadi lebih santai di sekitar tempat itu, dan kadang-kadang makan
di depan TV, membawa kembali makan malam TV dan menonton
film atau youtub.

3. POLA DAN PERILAKU HIDUP SEHAT DIMASA


PANDEMI COVID -19

A. POLA HIDUP SEHAT SAAT PANDEMI COVID 19

Pola Hidup Sehat

Menjalankan pola hidup sehat dalam pandemic covid 19 memerlukan


komitmen yang kuat dari dalam diri. Hidup sehat sendiri bisa dicapai apabila
kondisi fisik dan mental seseorang seimbang atau berfungsi dengan baik.

Dalam banyak kasus, kesehatan fisik dan mental memiliki kaitan erat,
sehingga perubahan (baik atau buruk) secara langsung dapat memengaruhi
bagian lainnya. Simak tips hidup sehat baik secara fisik maupun mental
seperti berikut:

1. Konsumsi Asupan Sehat

7
Pola hidup sehat pertama yang harus diperhatikan adalah
mengenai asupan yang Anda konsumsi. Pada dasarnya, semua
manusia harus mengonsumsi makanan dan minuman untuk menjaga
tubuh tetap sehat, namun kebutuhan nutrisi setiap orang berbeda-beda.

Berikut adalah langkah pola hidup sehat yang bisa Anda


jadikan patokan, di antaranya:

 Konsumsi makanan sehat tiga kali sehari (sarapan, makan siang, dan
makan malam). Namun, khusus untuk makan malam, sebaiknya
asupan tidak dalam jumlah besar.
 Pola hidup sehat lainnya bisa dilakukan dengan mengonsumsi buah-
buahan, sayuran, biji-bijian, dan produk susu bebas lemak atau rendah
lemak.
 Daging tanpa lemak, unggas, ikan, kacang-kacangan, dan telur bisa
Anda masukan ke dalam menu diet sehat yang sedang dilakukan
 Pilih makanan yang rendah lemak jenuh, lemak trans, kolesterol,
garam (natrium), dan gula tambahan. Penting untuk melihat label
kemasan karena list yang terdaftar pertama pada label terdiri dari
konsentrasi bahan tertinggi.
 Hindari soda dan minuman yang ditambah gula karena kalori yang
berlebihan dalam soda dan minuman manis bisa membuat sebagian
orang lebih lapar dan meningkatkan konsumsi makanan.
 Hindari makan dalam porsi besar sebelum tidur untuk mengurangi
penyakit asam lambung (GERD) dan penambahan berat badan.
 Jika seseorang marah atau tertekan, makan tidak akan menyelesaikan
situasi dan dapat memperburuk masalah yang mendasarinya.
 Gaya hidup vegetarian. Cara ini telah dipromosikan untuk pola hidup
sehat dan penurunan berat badan. Saat menjalani gaya hidup
vegetarian Anda juga harus ke dokter untuk memastikan tubuh
mendapatkan cukup vitamin, mineral, dan zat besi dalam makanan.
 Memasak makanan di atas suhu 75 derajat Celcius dapat
menghancurkan sebagian besar bakteri berbahaya dan patogen. Jika
Anda memilih untuk makan makanan mentah seperti buah-buahan
atau sayuran, makanan tersebut harus dicuci secara menyeluruh
dengan air mengalir sebelum dimakan.
 Hindari makan daging mentah atau setengah matang dari jenis apa
pun.

Pada akhirnya, cari saran medis sejak dini jika Anda tidak dapat
mengontrol asupan makanan, atau jika Anda memiliki diabetes dan
tidak dapat mengontrol kadar glukosa darah.

8
2. Melakukan Aktivitas Fisik

Langkah pola hidup sehat ini meski mudah dilakukan,


akan tetapi banyak orang jarang melakukannya. Padahal aktivitas fisik
adalah penyumbang utama dalam menciptakan pola hidup sehat.

Hidup yang tidak sehat dapat terwujud dalam bentuk obesitas,


tubuh mudah lelah, daya tahan menurun, dan kesehatan yang buruk
secara keseluruhan, ini adalah kondisi yang dapat mendorong
perkembangan penyakit.

Berikut beberapa tips hidup sehat yang bisa Anda lakukan, di


antaranya:

 Olahraga teratur dapat mencegah penurunan terkait massa dan


kekuatan otot, meningkatkan keseimbangan, fleksibilitas, dan daya
tahan, serta mengurangi risiko jatuh pada orang tua.
 Olahraga teratur dapat membantu mencegah penyakit jantung
koroner, stroke, diabetes, obesitas, dan tekanan darah tinggi.
Olahraga teratur yang menahan beban juga dapat membantu
mencegah osteoporosis dengan membangun kekuatan tulang.
 Olahraga teratur dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri,
mengurangi stres, meningkatkan suasana hati, dan meningkatkan
kesehatan mental secara umum.
 Olahraga teratur dapat membantu mengendalikan berat badan dan
membantu  menghilangkan lemak di tubuh.

3. Menjaga Kesehatan Mental

Pola hidup sehat tidak hanya melibatkan aktivitas fisik saja, akan
tetapi juga mencakup kesehatan mental. Berikut ini adalah beberapa
langkah pola hidup sehat yang mendukung kesehatan mental, di
antaranya:

 Tidur cukup setiap hari. Bagi orang dewasa, tidur cukup adalah 7-9
jam setiap harinya.
 Cobalah untuk melakukan sesuatu yang baru atau melakukan hal-hal
yang menarik perhatian Anda.
 Bersenang-senanglah. Melakukan perjalanan dengan seseorang yang
Anda cintai, pergi berbelanja, atau pergi memancing. Jangan biarkan
waktu liburan berlalu begitu saja.
 Biarkan diri Anda senang dengan prestasi yang Anda lakukan sendiri,
baik besar maupun kecil.
9
 Jaringan pertemanan. Seseorang yang memiliki sistem dukungan
sosial yang kuat dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat.
 Mintalah bantuan dan saran sejak dini jika Anda merasa depresi,
memiliki pikiran untuk bunuh diri, atau mempertimbangkan untuk
menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Cobalah untuk tersenyum dan tertawa keras beberapa kali sehari.


Hal itu bisa membantu mengatasi situasi yang membuat Anda stres.
Selain itu, cobalah untuk membaca cerita-cerita lucu, menonton film
komedi, atau ceritakan lelucon untuk mengungkapkan perasaan bahagia
itu.

4. Hindari Kebiasaan Merokok

Aktivitas merokok adalah salah satu penyebab kematian


terbesar yang sebenarnya bisa dicegah. Sebuah penelitian
mengungkapkan, bahwa merokok menjadi penyumbang terbesar
kematian akibat kanker paru-paru.

Selain kanker paru-paru, merokok juga bisa menyebabkan


kanker mulut, bibir, lidah, kerongkongan, ginjal, dan kandung kemih.
Bahkan, penggunaan tembakau menyebabkan penyakit aterosklerosis
yang dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, dan kurangnya
aliran darah ke ekstremitas bawah.

Kondisi ini juga semakin meningkatkan risiko serangan jantung


di antara mereka yang memiliki kolesterol tinggi, hipertensi yang
tidak terkontrol, obesitas, dan sedentary lifestyle.

5. Hindari Konsumsi Alkohol Berlebihan

Konsumsi alkohol berlebihan bisa menyebabkan sirosis


hati. Sirosis hati dapat menyebabkan perdarahan internal,
penumpukan cairan di perut, mudah terjadi memar dan perdarahan,
terjadinya pengecilan otot, gangguan mental, infeksi, dan pada kasus
lebih parah dapat menyebabkan koma dan gagal ginjal.

Lantas, bagaimana cara untuk menyembuhkan ketergantungan


akan alkohol?

Konsultasi dengan psikolog atau profesional kesehatan lainnya


adalah cara yang tepat. Mereka telah mengembangkan program untuk
10
membantu individu lebih baik dalam mengatasi tekanan emosional
dan menghindari perilaku yang dapat menyebabkan konsumsi alkohol
berlebihan.

Dukungan dan pengertian dari anggota keluarga adalah sesuatu


yang tak kalah penting untuk pemulihan yang berkelanjutan.

B. PERILAKU HIDUP SEHAT SAAT PANDEMI COVID-19

Belakangan ini istilah new normal terus disosialisasikan.


Keadaan baru ini diprediksi akan jadi kebiasaan baru umat manusia
setelah pandemi Covid-19 yang berdampak sangat luar biasa ini.

Terkait dengan kehidupan baru setelah pandemi – ada prediksi


kalau umat manusia akan hidup dengan cara yang terbarukan.
Misalnya, banyak orang mementingkan kesehatan dan kebersihan dalam
kehidupan sehari-hari, demi mencegah berbagai penyakit, termasuk
infeksi virus berbahaya.

 Kepentingan kesehatan dan kebersihan di dalam new normal baru


memang mesti disosialisasikan. Hal ini terkait dengan tujuh poin penting
di dalamnya. Poin-poin ini tentu menggambarkan bagaimana menjaga
kesehatan dan kebersihan itu penting di dalam hidup manusia.

Perilaku  hidup sehat yang bisa anda lakukan dirumah selama masa
pandemic covid -19 adalah :

1. Kebersihan Tangan Jadi yang Utama


Seperti yang sudah diketahui bersama, berbagai bakteri sampai
virus seperti virus corona dapat menyebarluas dengan mudah karena
terjadinya kontak fisik. Kontak fisik yang paling sederhana adalah
berjabat tangan.

Oleh karena itu, kebersihan tangan mesti benar-benar dijaga.


Bahkan mungkin kedepannya nanti, kita tidak akan bersalaman lagi
untuk menghindari hal-hal tersebut. Kemudian, mencuci tangan
menggunakan sabun atau minimal membersihkan tangan

11
dengan hand-sanitizer jadi standar untuk memastikan tangan kamu
bersih.

2. Tidak Menyentuh Wajah Sembarang


Terkait dengan protokol kesehatan yang pertama, selanjutnya
adalah menghindari menyentuh wajah jika belum memastikan tangan
sudah bersih atau belum. Area wajah seperti mata, hidung dan mulut
bisa jadi pintu gerbang yang mudah ditembus oleh penyakit atau virus
yang ada di tangan kamu.

Oleh karena itu, pastikan pertama tangan kamu sudah bersih.


Kalaupun memang sudah bersih, usahakan untuk tidak menyentuh
wajah jika sedang berada di tempat umum karena kamu akan mudah
lupa untuk menyentuh benda lainnya.

3. Tutupi Bersin Dengan Lengan Bagian Dalam

Di waktu new normal nanti – banyak hal yang akan berubah


dengan cepat, terutama sektor kesehatan. Hal ini mencakup ke etika
ketika kamu bersin. Tidak ditutup dengan telapak tangan bagian
dalam saja, tapi kamu mesti menutup wajah mu dengan menggunakan
lengan bagian dalam.

Hal ini terkait dengan telapak tangan yang bisa saja sudah
banyak menyentuh permukaan benda yang disinyalir tidak semuanya
bersih. Oleh karena itu, pastikan kamu terbiasa menutup wajah ketika
bersin menggunakan lengan bagian dalam, ya.

4. Menggunakan Masker

Sehat atau sakit, menggunakan masker akan jadi kebiasaan baru


di periode new normal nanti. Hal ini terkait dengan anjuran berbagai
pihak yang menyatakan penggunaan masker bisa mencegah paparan
virus berbahaya seperti Covid-19 ini.

12
Apalagi jika kamu ingin keluar dari rumah untuk melakukan
aktivitas, masker jadi hal yang penting untuk kamu miliki dan kamu
gunakan.

5. Menjaga Jarak

Menjaga Jarak atau Physical distancing pastinya akan jadi hal


yang terbawa-bawa sampai ke periode new normal nanti. Kamu
tentunya akan mengatur jarak keberadaan kamu dengan orang lain.
Hal ini mengacu kepada anjuran berbagai pihak yang menyatakan ada
jarak aman untuk bersosialiasi agar tidak terpapar virus berbahaya jika
orang-orang tersebut adalah carrier atau pembawa virus.

6. Bisa Isolasi Mandiri


Jika kamu mengetahui tubuh mu punya gejala-gejala mirip
dengan infeksi Covid-19 atau memang sedang tidak sehat, kamu bisa
mengkarantina dirimu sendiri di dalam rumah. Karantina atau isolasi
mandiri ini tentu akan membantu banyak pihak.

7. Jaga Kesehatan, Minum Multivitamin

Tidak hanya memenuhi nutrisi tubuh dengan makanan dan


minuman yang bisa menjaga daya tahan tubuh terus optimal,
mengonsumsi multivitamin juga akan jadi kebiasaan baru, bahkan
protokol kesehatan yang baru untuk dilakukan oleh banyak kalangan.

13
C. PENUTUP

KESIMPULAN

Dampak COVID-19 terhadap Keseimbangan Ekonomi

Penyebaran COVID-19 memiliki dampak langsung terhadap tenaga kerja.


Hal tersebut membuat adanya guncangan pada sisi penawaran dalam
perekonomian. Kesehatan dari tenaga kerja akan berisiko menurun sehingga
mengganggu produktivitas dari tenaga kerja tersebut. Selain itu dari sisi ekonomi,
pembatasan mobilitas manusia untuk mengurangi probabilitas meluasnya penularan
COVID-19 seperti yang dilakukan oleh Jepang membuat adanya penurunan
produktivitas dari tenaga kerja. Penurunan produktivitas tersebut tidak terlalu tinggi
bagi sektor formal karena adanya perkembangan teknologi digital. Namun, bagi
sektor informal seperti pedagang keliling, pembatasan mobilitas akan mengurangi
jumlah jam kerja produktif mereka. Dengan kondisi tersebut, penurunan jam kerja
produktif akan membuat output menjadi sangat menurun karena sifat produksi yang
IRS.
Penurunan proporsi output yang lebih besar daripada penurunan inputnya
membuat produktivitas menjadi menurun.
Selain dari sisi penawaran, guncangan ekonomi akibat penyebaran COVID-19 juga
dapat mengguncang sisi permintaan. Secara agregat, konsumsi masyarakat akan
menurun karena adanya pembatasan dari mobilitas sehingga frekuensi transaksi
mengalami penurunan. Selain itu, kelompok masyarakat yang bekerja pada sektor
informal dengan pendapatan harian dan tidak pasti juga akan mengalami penurunan
pendapatannya secara relatif dibanding sebelumnya. Penurunan pendapatan tersebut
pada akhirnya akan membuat konsumsi pada masyarakat yang bekerja di sektor

14
informal juga akan menurun. Hal tersebut akan mendorong adanya kontraksi dari
sisi permintaan agregat

15

Anda mungkin juga menyukai