Tugas PPKN

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

K L I P I NG

PELANGGARAN-PELANGGARAN HAM

Disusun Oleh :
ADE HARDIANYSAH
KELAS : XI - MIPA 3

SMA NEGERI 1 PAGELARAN


JL. Raya Pagelaran Ds. Sindangkerta Kec. Pagelaran Kab. Cianjur
K L I P I NG
PELANGGARAN-PELANGGARAN HAM

Disusun Oleh :
M. WISNU AZIZ
KELAS : XI - IPS 1

SMA NEGERI 1 PAGELARAN


JL. Raya Pagelaran Ds. Sindangkerta Kec. Pagelaran Kab. Cianjur
K L I P I NG
PELANGGARAN-PELANGGARAN HAM

Disusun Oleh :
MUHAMAD SOLEHUDIN
KELAS : XI MIPA 3

SMA NEGERI 1 PAGELARAN


JL. Raya Pagelaran Ds. Sindangkerta Kec. Pagelaran Kab. Cianjur
KLIPING PPKN

Disusun Oleh :
AI MUNAWAROH
KELAS : XI MIPA 2

SMA NEGERI 1 PAGELARAN


JL. Raya Pagelaran Ds. Sindangkerta Kec. Pagelaran Kab. Cianjur
Tragedi 1965-1966

Tragedi 1965-1966. (ypkp1965.org)

Pada 1965-1966 pemerintah orde razia besar-besaran terhadap simpatisan PKI atas peristiwa
terbunuhnya sejumlah jenderal. Razia itu dikenal sebagai operasi pembersihan PKI. Saat itu,
ada 500.000 hingga 3 juta warga tewas dibunuh. Ribuan lainnya diasingkan dan sisanya
hidup di mendapatkan stigma sebagai PKI.

Akibatnya, Komnas HAM balik menuding Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan
semua panglima militer daerah yang menjabat sebagai pihak yang bertanggung jawab.
Sayangnya, pada tahun 2013, Kejaksaan mengembalikan berkas ke Komnas HAM dengan
alasan data kurang lengkap.

Penembakan misterius (Petrus) tahun 1982-1985


Kasus Petrus 1982-1985. (patriot-pejuang.blogspot.com)

Kasus penembakan misterius (petrus) merupakan operasi rahasia yang digelar mantan
Presiden Soeharto dengan dalih mengatasi tingkat kejahatan di Indonesia. Operasi ini
melakukan penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu
keamanan dan ketentraman masyarakat, khususnya di Jakarta dan Jawa Tengah.

Hasilnya, sebanyak 532 orang tewas pada tahun 1983 dan 367 orang di antaranya tewas
ditembak. Pada tahun 1984, 107 orang tewas dengan 15 orang tewas ditembak. Kemudian
pada tahun 1985, tercatat 74 orang tewas dengan 28 di antaranya tewas ditembak.

Tragedi Semanggi dan Kerusuhan Mei 1998


Kerusuhan Mei 1998. (boombastis.com)

Pada Mei 1998, terjadi kerusuhan besar-besaran di hampir seluruh sudut tanah air, terutama
Kota Jakarta dan sekitarnya.  Kerusuhan ini mengakibatkan ribuan orang tewas, ratusan
wanita menjadi korban perkosaan, dan tertembaknya sejumlah mahasiswa peserta
demonstrasi.

Dalam proses hukumnya, Kejaksaan Agung mengatakan, kasus tersebut bisa ditindaklanjuti
apabila ada rekomendasi dari DPR ke Presiden. Sampai tahun berganti, belum juga ada
rekomendasi sehingga Kejaksaan Agung mengembalikan berkas penyelidikan ke Komnas
HAM. Namun, Kejaksaan Agung kembali mengatakan bahwa kasus ini nggak bisa
ditindaklanjuti karena nggak ditemukan pelanggaran HAM berat. Sebab, kasus penembakan
mahasiswa Trisakti sudah diputus oleh Pengadilan Militer pada tahun 1999.

Terbunuhnya Munir

Kasus Munir. (Liputan6.com/Tryasni)

Aktivis HAM paling berpengaruh di Indonesia, Munir Said Thalib ditemukan meninggal di
dalam pesawat jurusan Jakarta-Amsterdam pada 7 September 2004. Namanya melambung
saat dia menjabat sebagai Dewan Kontras (Komite untuk orang hilang dan korban tindak
kekerasan). Dia membela para aktivis yang menjadi korban penculikan Tim Mawar dari
Komando Pasukan Khusus Tentara Nasional Indonesia.

Pilot maskapai Garuda, Pollycarpus Budihari Priyanto akhirnya dinyatakan bersalah atas
kasus ini. Polly divonis 14 tahun penjara karena terbukti berperan sebagai pelaku yang
meracuni Munir dalam penerbangannya ke Amsterdam. Namun, hingga saat ini, para aktivis
HAM menganggap kasus ini belum selesai.

Tragedi Wamena (4 April 2003)


Tragedi Wamena. (AP Photo)

Pada 4 April 2003 pukul 01.00 waktu Papua, sekelompok massa nggak dikenal membobol
gudang senjata Markas Kodim 1702/Wamena. Penyerangan tersebut menewaskan dua
anggota Kodim, yaitu Lettu TNI AD Napitupulu dan Prajurit Ruben Kana. Kelompok
tersebut juga membawa lari sejumlah senjata dan amunisi.

Selanjutnya, aparat TNI-Polri melakukan penyisiran, penangkapan, penyiksaan, perampasan


secara paksa, dan menyebabkan korban jiwa. Tercatat 42 orang meninggal dunia karena
kelaparan  dan 15 orang jadi korban perampasan. Komnas HAM juga menemukan
pemaksaan penandatanganan surat pernyataan, serta perusakan fasilitas umum.

Anda mungkin juga menyukai