01 Dasar hukum
perijinan Fasyankes
03 Regitrasi Klinik
04 Penutup
JENIS FASILITAS KESEHATAN
FASYANKES
tahun 2016
PP No. 47
6. Laboratorium Kesehatan
SWASTA
7. Apotek;
8. Optikal;
9. Fasyanked untuk kepentingan
hukum; • Permenkes no. 43 tahun
2019 tentang Puskesmas
10. Fasyankes Tradisional; • Permenkes no. 9 tahun
11. Fasyankes lain yang ditetapkan 2014 tentang Klinik
• Permenkes no. 2052
oleh Menteri. tahun 2011 tentang Izin
Praktik Kedokteran
3
UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 30 ayat 5
“Ketentuan perizinan fasyankes ditetapkan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah”
5
KLINIK PRATAMA KLINIK UTAMA
1 2 1 2
BANGUNAN
KEFARMASIAN
BANGUNAN
PRASARANA
ALAT
TENAGA
7
• Permanen, tidak
bergabung dengan tempat
tinggal
• Memperhatikan fungsi,
keamanan, kenyamanan,
• Sebaran diatur & kemudahan pemberian • Sistem
pelayanan, perlindungan penghawaan
oleh Pemda keselamatan & kesehatan
Kab/Kota (ventilasi)
PRASARANA
bagi semua orang
BANGUNAN
• Memenuhi • Paling sedikit terdiri atas: • Sistem
LOKASI
9
Penanggung Jawab di klinik: tenaga medis (dokter, dokter gigi,dokter
spesialis atau dokter gigi spesialis)
Penanggung jawab:
- harus memiliki Surat Izin Praktik (SIP) di klinik tersebut
- Dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan,
- hanya dapat menjadi penanggung jawab untuk 1 (satu) klinik
Pendayagunaan Nakes WNA di Klinik dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan (Permenkes No. 67 tahun 2013, tentang
Pendayagunaan Nakes WNA)
Klinik yang menyelenggarakan yankes 24 jam harus menyediakan
dokter serta nakes lain sesuai kebutuhan pelayanan dan setiap saat
berada ditempat
10
Rawat jalan: tidak wajib melaksanakan pelayanan farmasi.
Dalam hal klinik tidak dapat melaksanakan pelayanan kefarmasian
secara mandiri, dpt memanfaatkan jejaring pelayanan kefarmasian atau
bekerjasama dengan klinik lain atau apotek utk memberikan pelayanan
kefarmasian.
Rawat inap wajib menyelenggarakan pelayanan farmasi yang
diselenggarakan apoteker.
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian harus dilakukan sesuai dengan
standar.
Melayani resep dari dokter klinik yang bersangkutan, serta dapat.
melayani resep dari fasilitas kes lain.
11
Klinik rawat jalan dapat menyelenggarakan pelayanan
laboratorium.
Klinik rawat inap wajib menyelenggarakan pelayanan
laboratorium.
Pelayanan laboratorium merupakan penunjang untuk
penyelenggaraan pelayanan medis di klinik.
Hanya untuk kebutuhan pelayanan di klinik.
Perizinan terintegrasi dengan perizinan Klinik.
12
PP no. 24 tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik
13
Lembaga OSS menerbitkan Setelah Notifikasi
Nomer Izin Berusaha (NIB) Pemenuhan pemenuhan persetujuan
sebagai identitas Komitmen komitmen atau penolakan
berusaha, dalam jangka Visitasi dalam waktu 7
untuk mendapatkan izin waktu paling oleh Pemda Kab hari
lama 1 bulan /Kota dalam w setelah
usaha dan izin komersial
aktu 10 hari visitasi
atau operasional
Pasal 86
Izin usaha berlaku selama pelaku usaha menjalankan usaha dan/atau kegiatannya
Izin Komersial atau Operasional berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang
kembali selama memenuhi persyaratan.
14
Pelaku Usaha mengajukan Surat Permohonan
permohonan izin Operasional Klinik self assessment (sarana, prasarana,
ke PTSP Kab/Kota dengan UPLOAD peralatan, pelayanan dan SDM)
15
Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, rawat inap,
kegawatdaruratan.
Klinik rawat inap maksimal 5 hari jika lebih rujuk
Klinik pratama hanya melakukan tindakan dengan anestesi lokal dan topikal.
Klinik utama dapat melakukan tindakan dengan:
• anestesi lokal
• anestesi topikal
• Sedasi oral, rektal, intramuscular dan atau intravena.
16
memasang nama dan klasifikasi Klinik;
membuat dan melaporkannya kepada dinas kesehatan daftar tenaga
medis dan tenaga kesehatan lain yang bekerja di Klinik dengan
menyertakan:
1) nomor STR dan SIP bagi tenaga medis;
2) nomor STR, dan Surat Izin Praktik (SIP) atau Surat Izin Kerja (SIK)
bagi tenaga kesehatan lain.
melaksanakan pencatatan dan melaporkan kepada DINKES
kab/kota serta Puskesmas dalam rangka pelaksanaan program
pemerintah sesuai peraturan
17
mendukung program pembangunan kesehatan;
memberikan informasi yang benar tentang pelayanan yang diberikan;
memberikan pelayanan yang bermutu, dan non-diskriminasi dengan
mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien sesuai dengan
standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional;
memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya tanpa meminta uang muka terlebih
dahulu atau mendahulukan kepentingan finansial;
memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan (informed
consent);
menyelenggarakan rekam medis;
melaksanakan sistem rujukan dengan tepat;
menghormati dan melindungi hak-hak pasien;
18
memberikan informasi yang benar, jelas & jujur mengenai hak & kewajiban pasien;
melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
memiliki standar prosedur operasional;
melakukan pengelolaan limbah padat Bahan Beracun Berbahaya (B3) medis, dan
pengolahan limbah cair sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
membuat dan mengirimkan laporan rutin setiap bulan ke Puskesmas sebagai
penanggungjawab wilayah dengan tembusan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;
melaksanakan fungsi sosial;
memberlakukan seluruh lingkungan klinik sebagai kawasan tanpa rokok; dan
melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi.
19
Menteri, gubernur, kepala dinas kesehatan provinsi, bupati/walikota,
dan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan Klinik.
Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan, dapat
mengikutsertakan organisasi profesi dan perhimpunan/asosiasi Klinik.
Pembinaan dan pengawasan diarahkan untuk meningkatkan mutu
pelayanan, keselamatan pasien dan melindungi masyarakat terhadap
segala risiko yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan atau
merugikan masyarakat.
Pembinaan dan pengawasan berupa pemberian bimbingan, supervisi,
konsultasi, penyuluhan kesehatan, pendidikan dan pelatihan serta
pemantauan & evaluasi.
20
Gubernur dan bupati/walikota dalam melaksanakan tugasnya dapat
mengangkat tenaga pengawas dengan tugas pokok untuk
melakukanpengawasan terhadap penyelenggaraan Klinik
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri, gubernur, kepala
dinas kesehatan provinsi, bupati/walikota, dan kepala dinas kesehatan
kab/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing dapat mengambil
tindakan administratif.
Tindakan administratif sebagaimana dimaksud melalui:
teguran lisan;
teguran tertulis;
pencabutan izin tenaga kesehatan; dan/atau
pencabutan izin/rekomendasi Klinik.
21
Dasar : Surat Edaran Dirjen
Yankes tertanggal 27
November 2020 nomor
HK.02.02/II/4392/2020
tentang Registrasi Klinik
Setiap klinik yang telah
memiliki izin operasional
wajib melakukan registrasi.
22
Tujuan Registrasi Klinik :
Harapan :
1 ACEH 99 3 18 NTT 98 26
26