Anda di halaman 1dari 27

KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN KLINIK

drg. Saraswati, MPH


Direktur Pelayanan Kesehatan Primer
Kementerian Kesehatan

Disampaikan pada Pertemuan Sosialisasi NSPK Klinik


Selasa, 8 November 2020
1
OUTLINE 2

01 Dasar hukum
perijinan Fasyankes

Permenkes No.9 tahun


02 2014 tentang Klinik

03 Regitrasi Klinik

04 Penutup
JENIS FASILITAS KESEHATAN

MANDIRI - TERINTEGRASI – PEMERINTAH


TERDIRI DARI BEBERAPA JENIS
1. Tempat Praktik Mandiri Nakes DASAR REGULASI
2. Puskesmas FASYANKES TINGKAT
3. Klinik PERTAMA (FKTP)
4. Rumah Sakit
5. Unit Transfusi Darah;

FASYANKES
tahun 2016
PP No. 47

6. Laboratorium Kesehatan

SWASTA
7. Apotek;
8. Optikal;
9. Fasyanked untuk kepentingan
hukum; • Permenkes no. 43 tahun
2019 tentang Puskesmas
10. Fasyankes Tradisional; • Permenkes no. 9 tahun
11. Fasyankes lain yang ditetapkan 2014 tentang Klinik
• Permenkes no. 2052
oleh Menteri. tahun 2011 tentang Izin
Praktik Kedokteran

3
UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 30 ayat 5
“Ketentuan perizinan fasyankes ditetapkan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah”

UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan


UU No.23 tahun 2014 Pasal 46 ayat 1
tentang Pemerintah Daerah “Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik di
PEMERINTAH DAERAH DAERAH bidang pelayanan kesehatan wajib memiliki izin”
PUSAT PROVINSI KAB/KOTA
PP No. 47 tahun 2016 tentang Fasyankes
Penerbitan Penerbitan Penerbitan Pasal 20
izin RS kls A izin RS kls izin RS kls C “(1) Setiap penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan
& fasyankes B& &D& wajib memiliki izin yang diberikan setelah memenuhi
penanaman fasyankes fasyankes persyaratan sesuai jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan”
modal asing tingkat tingkat “(2) Izin diberikan oleh gubernur dan bupati/walikota
(PMA) serta Daerah Daerah
fasyankes provinsi kabupaten/.
sesuai kewenangannya”
tingkat kota “(3) Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan tertentu, izin
nasional diberikan oleh Menteri” 6
KLINIK UTAMA
KLINIK PRATAMA
Klinik yang menyelenggarakan pelayanan
Klinik merupakan fasilitas medik spesialistik  dapat
menyelenggarakan pelayanan medik
pelayanan kesehatan yang Klinik yang menyelenggarakan spesialistik berdasarkan sistem organ
menyelenggarakan
pelayanan medik dasar &/atau cabang/disiplin ilmu pada satu atau
pelayanan kesehatan lebih bidang spesialistik
perorangan yang
menyediakan pelayanan
medis dasar dan/atau
spesialistik.
Dalam rangka meningkatkan mutu dan kesinambungan pelayanan dengan
memperhatikan keselamatan pasien, dapat melakukan pelayanan kesehatan
masyarakat

• Ketenagaan Klinik pratama terdiri atas tenaga


• Ketenagaan Klinik utama terdiri atas tenaga medis,
medis, tenaga keperawatan, tenaga Kesehatan
tenaga keperawatan, Tenaga Kesehatan lain, dan
lain, dan tenaga non kesehatan sesuai dengan keb tenaga non kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
utuhan.

5
KLINIK PRATAMA KLINIK UTAMA

1 2 1 2

Klinik Pratama Klinik Pratama Klinik Utama Klinik Utama


Non Rawat Inap Non Rawat Inap Non Rawat Inap Non Rawat Inap
KLINIK PRATAMA KLINIK UTAMA
 Dengan pelayanan  tanpa pelayanan  Dengan pelayanan
 tanpa pelayanan NON RAWAT INAP
NON RAWAT INAP farmasi farmasi farmasi farmasi
 tanpa pelayanan  tanpa pelayanan  tanpa pelayanan
 tanpa pelayanan
laboratorium laboratorium laboratorium
laboratorium

3 Klinik Pratama 3 Klinik Utama


Non Rawat Inap Non Rawat Inap
 dengan pelayanan farmasi  dengan pelayanan farmasi
 dengan pelayanan  dengan pelayanan
laboratorium laboratorium

Klinik Pratama Klinik Utama


Rawat Inap KLINIK UTAMA Rawat Inap
KLINIK PRATAMA
RAWAT INAP  dengan pelayanan farmasi RAWAT INAP  dengan pelayanan farmasi
 dengan pelayanan  dengan pelayanan
laboratorium laboratorium 6
LOKASI

BANGUNAN

KEFARMASIAN

BANGUNAN

PRASARANA

ALAT

TENAGA

7
• Permanen, tidak
bergabung dengan tempat
tinggal
• Memperhatikan fungsi,
keamanan, kenyamanan,
• Sebaran diatur & kemudahan pemberian • Sistem
pelayanan, perlindungan penghawaan
oleh Pemda keselamatan & kesehatan
Kab/Kota (ventilasi)

PRASARANA
bagi semua orang

BANGUNAN
• Memenuhi • Paling sedikit terdiri atas: • Sistem
LOKASI

ketentuan R. pendaftaran/R. tunggu, pencahayaan


persyaratan R. konsultasi, R. • Sistem air &
kesehatan administrasi, R.obat dan sanitasi
bahan habis pakai • Pengelolaan
lingkungan (dengan yan farmasi), R. limbah cair
• Tidak berlaku tindakan, pojok ASI,
untuk klinik kamar mandi/WC, • Sistem kelistrikan
perusahaan atau ruangan lain sesuai • Sistem gas medis
klinik instansi kebutuhan • Sistem Proteksi
pemerintah • Klinik Rawat Inap (jml TT kebakaran
5-10): Ruang rawat inap, • Ambulans, utk
tertentu ruang staf klinik, farmasi, klinik rawat inap
lab, dapur
8
 Klinik harus dilengkapi dengan alat kesehatan yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan.
 Alat kesehatan harus memenuhi standar keamanan, mutu, dan
manfaat.
 Memiliki izin edar, dan dilakukan uji dan/atau kalibrasi secara
berkala sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

9
 Penanggung Jawab di klinik: tenaga medis (dokter, dokter gigi,dokter
spesialis atau dokter gigi spesialis)
 Penanggung jawab:
- harus memiliki Surat Izin Praktik (SIP) di klinik tersebut
- Dapat merangkap sebagai pemberi pelayanan,
- hanya dapat menjadi penanggung jawab untuk 1 (satu) klinik
 Pendayagunaan Nakes WNA di Klinik dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan (Permenkes No. 67 tahun 2013, tentang
Pendayagunaan Nakes WNA)
 Klinik yang menyelenggarakan yankes 24 jam harus menyediakan
dokter serta nakes lain sesuai kebutuhan pelayanan dan setiap saat
berada ditempat

10
 Rawat jalan: tidak wajib melaksanakan pelayanan farmasi.
 Dalam hal klinik tidak dapat melaksanakan pelayanan kefarmasian
secara mandiri, dpt memanfaatkan jejaring pelayanan kefarmasian atau
bekerjasama dengan klinik lain atau apotek utk memberikan pelayanan
kefarmasian.
 Rawat inap wajib menyelenggarakan pelayanan farmasi yang
diselenggarakan apoteker.
 Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian harus dilakukan sesuai dengan
standar.
 Melayani resep dari dokter klinik yang bersangkutan, serta dapat.
melayani resep dari fasilitas kes lain.
11
 Klinik rawat jalan dapat menyelenggarakan pelayanan
laboratorium.
 Klinik rawat inap wajib menyelenggarakan pelayanan
laboratorium.
 Pelayanan laboratorium merupakan penunjang untuk
penyelenggaraan pelayanan medis di klinik.
 Hanya untuk kebutuhan pelayanan di klinik.
 Perizinan terintegrasi dengan perizinan Klinik.

12
 PP no. 24 tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik

Permenkes no. 26 tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi


Secara Elektronik Sektor Kesehatan

 Pasal 47  Izin operasional klinik diterbitkan oleh Bupati/ Walikota


 Pasal 79  Pemohon mengajukan permohonan izin Usaha dan izin
Komersial Operasional melalui OSS (Online Single Submission)

13
Lembaga OSS menerbitkan Setelah Notifikasi
Nomer Izin Berusaha (NIB) Pemenuhan pemenuhan persetujuan
 sebagai identitas Komitmen komitmen  atau penolakan
berusaha, dalam jangka Visitasi dalam waktu 7
untuk mendapatkan izin waktu paling oleh Pemda Kab hari
lama 1 bulan /Kota dalam w setelah
usaha dan izin komersial
aktu 10 hari visitasi
atau operasional

Pasal 86

 Izin usaha berlaku selama pelaku usaha menjalankan usaha dan/atau kegiatannya

 Izin Komersial atau Operasional berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang
kembali selama memenuhi persyaratan.
14
Pelaku Usaha mengajukan Surat Permohonan
permohonan izin Operasional Klinik self assessment (sarana, prasarana,
ke PTSP Kab/Kota dengan UPLOAD peralatan, pelayanan dan SDM)

Notifikasi upload berkas ke dinas kesehatan


Kabupaten/kota

Notif dinas kesehatan kabupaten/kota memproses


perijinan yang dapat dilihat oleh PTSP dan pelaku
usaha
- Verifikasi berkas
- Membentuk tim
- Jadwal kunjungan lapangan
- Berita acara hasil kunjungan lapangan

15
 Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
 Pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, rawat inap,
kegawatdaruratan.
 Klinik rawat inap maksimal 5 hari  jika lebih  rujuk
 Klinik pratama hanya melakukan tindakan dengan anestesi lokal dan topikal.
 Klinik utama dapat melakukan tindakan dengan:
• anestesi lokal
• anestesi topikal
• Sedasi oral, rektal, intramuscular dan atau intravena.

16
 memasang nama dan klasifikasi Klinik;
 membuat dan melaporkannya kepada dinas kesehatan daftar tenaga
medis dan tenaga kesehatan lain yang bekerja di Klinik dengan
menyertakan:
1) nomor STR dan SIP bagi tenaga medis;
2) nomor STR, dan Surat Izin Praktik (SIP) atau Surat Izin Kerja (SIK)
bagi tenaga kesehatan lain.
 melaksanakan pencatatan dan melaporkan kepada DINKES
kab/kota serta Puskesmas dalam rangka pelaksanaan program
pemerintah sesuai peraturan

17
 mendukung program pembangunan kesehatan;
 memberikan informasi yang benar tentang pelayanan yang diberikan;
 memberikan pelayanan yang bermutu, dan non-diskriminasi dengan
mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien sesuai dengan
standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional;
 memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya tanpa meminta uang muka terlebih
dahulu atau mendahulukan kepentingan finansial;
 memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan (informed
consent);
 menyelenggarakan rekam medis;
 melaksanakan sistem rujukan dengan tepat;
 menghormati dan melindungi hak-hak pasien;

18
 memberikan informasi yang benar, jelas & jujur mengenai hak & kewajiban pasien;
 melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
 memiliki standar prosedur operasional;
 melakukan pengelolaan limbah padat Bahan Beracun Berbahaya (B3) medis, dan
pengolahan limbah cair sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
 membuat dan mengirimkan laporan rutin setiap bulan ke Puskesmas sebagai
penanggungjawab wilayah dengan tembusan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;
 melaksanakan fungsi sosial;
 memberlakukan seluruh lingkungan klinik sebagai kawasan tanpa rokok; dan
 melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi.

19
 Menteri, gubernur, kepala dinas kesehatan provinsi, bupati/walikota,
dan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan Klinik.
 Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan, dapat
mengikutsertakan organisasi profesi dan perhimpunan/asosiasi Klinik.
 Pembinaan dan pengawasan diarahkan untuk meningkatkan mutu
pelayanan, keselamatan pasien dan melindungi masyarakat terhadap
segala risiko yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan atau
merugikan masyarakat.
 Pembinaan dan pengawasan berupa pemberian bimbingan, supervisi,
konsultasi, penyuluhan kesehatan, pendidikan dan pelatihan serta
pemantauan & evaluasi.
20
 Gubernur dan bupati/walikota dalam melaksanakan tugasnya dapat
mengangkat tenaga pengawas dengan tugas pokok untuk
melakukanpengawasan terhadap penyelenggaraan Klinik
 Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri, gubernur, kepala
dinas kesehatan provinsi, bupati/walikota, dan kepala dinas kesehatan
kab/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing dapat mengambil
tindakan administratif.
 Tindakan administratif sebagaimana dimaksud melalui:
 teguran lisan;
 teguran tertulis;
 pencabutan izin tenaga kesehatan; dan/atau
 pencabutan izin/rekomendasi Klinik.

21
 Dasar : Surat Edaran Dirjen
Yankes tertanggal 27
November 2020 nomor
HK.02.02/II/4392/2020
tentang Registrasi Klinik
 Setiap klinik yang telah
memiliki izin operasional
wajib melakukan registrasi.

22
 Tujuan Registrasi Klinik :

1. Terlaksananya monitoring dan evaluasi oleh dinas


kesehatan prov, kab/kota
2. Mapping sumber daya kesehatan di suatu wilayah

3. Data yang diperoleh dapat dijadikan dasar kebijakan


kesehatan.

 Harapan :

1. Registrasi Klinik sebagai sumber data klinik

2. Data Klinik yang sudah ter Registrasi dapat ter-bridging dengan


Aplikasi Sarana dan Prasarana Alat Kesehatan (ASPAK) untuk
Klinik.
23
NO PROVINSI KLINIK KLINIK NO PROVINSI KLINIK KLINIK
PRATAMA UTAMA PRATAMA UTAMA

1 ACEH 99 3 18 NTT 98 26

2 SUMATERA UTARA 959 60 19 NTB 95 26

3 SUMATERA BARAT 221 19 20 KALIMANTAN BARAT 91 8

4 RIAU 160 16 21 KALIMANTAN TIMUR 271 6

5 KEPULAUAN RIAU 216 13 22 KALIMANTAN TENGAH 163 14

6 JAMBI 137 9 23 KALIMANTAN SELATAN 40 6

7 BENGKULU 59 6 24 KALIMANTAN UTARA 1 0

8 SUMATERA SELATAN 236 12 25 SULAWESI SELATAN 220 67

9 LAMPUNG 278 6 26 SULAWESI TENGAH 50 16

10 BANGKA BELITUNG 57 14 27 SULAWESI UTARA 23 3

11 BANTEN 731 28 28 SULAWESI TENGGARA 59 6

12 DKI JAKARTA 651 207 29 SULAWESI BARAT 2 0

13 JAWA BARAT 850 168 30 GORONTALO 4 0

14 JAWA TENGAH 919 109 31 MALUKU 17 3

15 JAWA TIMUR 793 41 31 MALUKU UTARA 3 0

16 JOGYAKARTA 180 22 33 PAPUA 52 5

17 BALI 152 24 34 PAPUA BARAT 33 3

TOTAL ???? ???


24
 Sumber data: Dinkes Kab/Kota Tahun 2019
NO PROVINSI JUMLAH KLINIK
NO PROVINSI JUMLAH KLINIK
18 NUSA TENGGARA TIMUR 2
1 ACEH 134
19 NUSA TENGGARA BARAT 102
2 SUMATERA UTARA 228
20 KALIMANTAN BARAT 48
3 SUMATERA BARAT 48
21 KALIMANTAN TIMUR 86
4 RIAU 161
22 KALIMANTAN TENGAH 19
5 KEPULAUAN RIAU 42
23 KALIMANTAN SELATAN 93
6 JAMBI 60
24 KALIMANTAN UTARA 2
7 BENGKULU 49
25 SULAWESI SELATAN 18
8 SUMATERA SELATAN 288
26 SULAWESI TENGAH 14
9 LAMPUNG 185
27 SULAWESI UTARA 6
10 BANGKA BELITUNG 69
28 SULAWESI TENGGARA 0
11 BANTEN 489
29 SULAWESI BARAT 0
12 DKI JAKARTA 431
30 GORONTALO 1
13 JAWA BARAT 1.560
31 MALUKU 10
14 JAWA TENGAH 876
31 MALUKU UTARA 19
15 JAWA TIMUR 1
33 PAPUA 0
16 JOGYAKARTA 135
34 PAPUA BARAT 11
17 BALI 167
TOTAL ??? 25
 Sumber data: Pengisian instrument pemantauan dan evaluasi klinik di Dinkes Kab/Kota per tanggal 3 Desember 2020.
 Klinik pratama dan utama merupakan jejaring Puskesmas.
 Berdasarkan jenis pelayanan, klinik pratama dan utama terdiri dari non
rawat inap dan rawat inap.
 Pelaku Usaha mengajukan permohonan izin Operasional Klinik ke PTSP
Kab/Kota
 Setiap Klinik yang telah memiliki izin operasional wajib melakukan
registrasi
 Pembinaan dan pengawasan Kinik dilakukan oleh Dinkes Kab/Kota
setempat.

26

Anda mungkin juga menyukai