Apabila seseorang memiliki kebersihan diri yang tidak baik, maka ia akan rentan mengalami infeksi. Contohnya pada pasien anak yang belum dilakukan sirkumsisi karena sirkumsisi diduga menurunkan resiko mengalami infeksi saluran kemih. 1 2. Gizi Buruk Pada suatu penelitian, dikatakan bahwa ISK meningkat pada anak dengan gizi buruk dikarenakan ketika gizi anak tidak terpenuhi, maka akan mempengaruhi kinerja dari system imun. Sehingga pada anak yang mengalami gizi buruk, resiko terjadi infeksi saluran kemih mengalami peningkatan.1 3. Menahan buang air kecil Buang air kecil merupakan proses membersihkan bakteri dari saluran kemih. Sehingga apabila seseorang sering menahan buang air kecil maka akan meningkatkan resiko infeksi saluran kemih.1,2 4. Reflux Vesikoureter (RVU) atau kelainan anatomi lainnya Keadaan diatas menyebabkan sulitnya pengeluaran urin dari vesika urinaria, sehingga bakteri yang seharusnya dikeluarkan bersama dengan urine mengalami kolonisasi dan secara ascending akan berpindah ke traktus urinarius superior dan merusak lapisan epitel traktus urinarius seseorang. Hal ini juga dapat disebabkan oleh imunitas pasien yang menurun dan virulensi yang meningkat.2 5. Keadaan lainnya Ditemukan beberapa keadaan-keadaan yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih dan dapat menyulitkan pengobatannya, yaitu pasien dengan Diabetes Melitus, pasien dengan usia lanjut, kehamilan, obstruksi traktus urinarius, penggunaan diafragma, kondom, pasien yang menjalani terapi estrogen dan penyakit-penyakit imunosupresif.3,4 Daftar Pustaka : 1. Triasta. Setiabudi D. Rachmadi D. Faktor Risiko Kecurigaan Infeksi Saluran Kemih pada Anak Laki-Laki Usia Sekolah Dasar. Sari Pediatri. Agustus 2016;18(2):4. 2. Sari RP, Muhartono. Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Pada Karyawan Wanita di Universitas Lampung. Majority. Desember 2018;7(3) 3. Purnomo BB. Dasar-dasar Urologi. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto; 2019. 53 p. 4. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Ed V. Jakarta: Interna Publishing; 2135 p.