Anda di halaman 1dari 38

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU POST PARTUM

TENTANG KB DENGAN RENCANA PEMILIHAN ALAT


KONTRASEPSI DI RUANG ALAMANDA
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


STIKES A.Yani Yogyakarta

Disusun oleh:
AGNIN DWI SAPTO NUGROHO
3208058

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2013
iv
HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam SKRIPSI ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar S1 Keperawatan atau
kesarjanaan lain di suatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya, juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut sebagai daftar
pustaka.

Yogyakarta, Januari 2013

Agnin Dwi Sapto Nugroho

iv
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU POST PARTUM
TENTANG KB DENGAN RENCANA PEMILIHAN ALAT
KONTRASEPSI DI RUANG ALAMANDA
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL
Agnin Dwi Sapto.N1, Yustiana Olfah 2, Sulistyaningsih3

INTISARI

Latar Belakang : Tingkat pengetahuan seseorang sangat mempengaruhi perilaku


seseorang dalam pemilihan jenis kontrasepsi apa saja yang akan digunakan.
Pemilihan metode/alat kontrasepsi sangat penting bagi ibu post partum dan
apabila pemilihan yang kurang tepat dengan keadaan ibu, maka akan
mempengaruhi banyak hal terutama kesehatan bayi. Ibu post partum masih
banyak yang belum mengetahui tentang KB dan masih belum adanya rencana
dalam pemilihan alat/metode kontrasepsi setelah melahirkan
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang KB dengan rencana
pemilihan alat kontasepsi di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan rancangan cross
sectional yang bersifat survey analitik Uji statistik menggunakan chi-square
dengan tingkat kemaknaan α<0,05. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu post
partum dengan pengambilan sampel purposive sampling sebanyak 73 sampel.
Hasil : Tingkat pengetahuan yang dimiliki responden mempunyai tingkat proporsi
yang hampir sama antara tingkat pengetahuan baik dengan tingkat pengetahuan
cukup yaitu 43.8% dan 42,4%.Sedangkan rencana pemilihan alat kontrasepsi
sebagian besar adalah memilih yaitu sebanyak 63 orang (86.3%). Hasil nilai
p=0.030 dan p= 0.027 lebih kecil dari 0,05 dengan nilai koefisien korelasi sebesar
0,330 dan 0,327 atau memiliki keeratan yang lemah.
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu post
partum tentang KB dengan rencana pemilihan alat kontrasepsi di Ruang
Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2012, dengan signifikansi
0,030<0,05 dan 0,027<0,05.

Kata Kunci : Pengetahuan, KB, Pemilihan Alat Kontrasepsi

1
Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Jendral Achmad Yani Yogyakarta
2
Dosen POLTEKKES KEMENKES Yogyakarta
3
Dosen S1 Keperawatan STIKES Jendral Achmad Yani Yogyakarta
THE RELATION KNOWLEDGE LEVEL OF MOTHER POSTPARTUM
KB CONTRACEPTION THE PROPOSED SELECTION TOOL IN
ALAMANDA OF PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL HOSPITAL

Agnin Dwi Sapto.N1 Yustiana Olfah2, Sulistyaningsih3

ABSTRACT

Background: The level of knowledge a person greatly affects a person's behavior


in choosing what type of contraception to use. The choice of method /
contraception is essential for post-partum mothers, and if the election is less
precise with the state capital, it will affect a lot of things, especially the health of
infants. Postpartum mothers are still many who do not know about family
planning and the plan is still in the selection of tools / methods of contraception
after giving birth

Objective: To determine the level of knowledge of mothers about family planning


with plan selection tools in hospitals Panembahan contraceptives Senopati Bantul

Methods: This study was a cross-sectional correlations that are analytic test
survey using chie-square statistic with significance level α <0.05. the sample in
this research is the mother post partum with sampling purposive sampling as
much as 73 sample.

Results: Level of knowledge respondents have about the same level of


proportions between it’s of both the level of knowledge that is enough 43.8% and
42.4%.. While the election of the majority of contraceptives is to select as many
as 63 people (86.3%). The result value of p = 0030 and p = 0027 is less than 0.05.
with a correlation coefficient of 0.330 and 0.327 or have a weak cohesion.

Conclusion: There is a significant relationship between the level of knowledge


about family planning postpartum mothers with the celection of contraception in
Alamanda Room Panembahan Senopati Bantul Hospital in 2012, the with
significance 0.030 <0.05 and 0.027 <0.05.

Keywords: Knowledge, KB, Selection of Contraception

1
Student of Achmad Yani Yogyakarta, School of Health Sciences
2
Lecturer of POLTEKKES KEMENKES Yogyakarta
3
Lecturer of Achmad Yani Yogyakarta, School of Health Sciences
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu Postpartum tentang KB dengan Rencana Pemilihan Alat
Kontrasepsi Di RSUD Panembahan Senopati Bantul”.
Skripsi ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada
kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan
setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak dr. I Edy Purwoko, Sp.B selaku Ketua Sekolah Tinggi ilmu
Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.
2. Ibu Dwi Susanti S. Kep.,Ns selaku Kepala Program Studi Ilmu
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengadakan dan menyusun usulan penelitian.
3. Ida Nursanti,S.Kep.,Ns.,MPH Selaku Penguji I atas segala saran dan arahan
sehingga terselesaikan Skripsi ini
4. Ibu Yustiana Olfah, APP., M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada penulis
dalam persiapan, pelaksanaan dan penyusunan Skripsi ini.
5. Ibu Sulistyaningsih, S.Kep.,Ns selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada penulis
dalam persiapan, pelaksanaan dan penyusunan Skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Keperawatan STIKES A.YANI yang telah memberikan ilmu
pengetahuan.
7. Seluruh karyawan STIKES A.YANI yang telah membantu peneliti dalam
memberikan surat izin untuk studi pendahuluan, dan izin penelitian.
8. Kedua orangtua serta kakak dan adiku tercinta beserta semua keluarga yang
sudah memberikan banyak hal dalam kehidupan saya.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar
harapan penulis semoga usulan penelitian ini berguna bagi semuanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Sehingga masih perlu
perbaikan dan saran dari para pembaca.

Yogyakarta, Januari 2013

Penulis
DAFTAR ISI
Hal

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
PERNYATAAN ............................................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
INTISARI ...................................................................................................... xiv
ABSTRACT..................................................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………....... 4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………..... 4
D. Manfaat Penelitian……………………………………………... 5
E. Keaslian Penelitian…………………………………………….. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan……………………………………............. 8
1. Pengertian ………………………………………................. 8
2. Tingkat pengetahuan ………………………………………. 8
3. Cara memperoleh pengetahuan……………………….......... 9
4. Proses perilaku ……………………………………………. 11
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan…………… 12
6. Pengukuran pengetahuan ………………………………….. 13
B. Konsep Post partum ...………………………………………….. 13
1. Pengertian ..............………………………………………… 13
2. Tahap masa nifas (post partum )…………………………… 14
3. Perubahan fisiologi ibu post partum……………………….. 14
4. Proses adaptasi psikologis ibu pada masa nifas…………..... 16
C. Konsep Keluarga Berencana dan Kontrasepsi …………………. 17
1. Pengertian ………………………………………………….. 17
2. Macam-macam metode kontrasepsi………………………... 20
3. Manfaat dan cara kontrasepsi……………………………..... 21
4. Faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi………….. 30
D. Kerangka Teori ..……………………………………………….. 35
E. Kerangka Konsep……………………………………………….. 36
F. Hipotesis...……………………………………………………… 36

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian………………………………………....... 37
B. Lokasi dan Waktu ………………………………….................... 37
C. Populasi dan Sampel …………………………………............... 37
D. Variabel Penelitian..……………………………………………. 39
E. Defenisi Operasional………………………………………….... 39
F. Alat & Metode Pengumpulan Data…………………………..... 40
G. Vadilitas & Reliabilitas …………………………....................... 42
H. Metode Pengolaha & Analisis Data ............................................ 43
I. Etika Penelitian ……....….................................…………........... 47
J. Pelaksanaan Penelitian…………………………………………. 48

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian………………………………………................ 49
B. Pembahasan…………………………………………….............. 55

BAB IV. KESIMPILAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ………………………………………..................... 64
B. Saran ……………………………………………....................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 2.1 Kerangka Teori................................................................ 35
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Peneliti…………………………………. 36
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional……………………………………….... 40


Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pertanyaan Kuesioner……………………………... 41
Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Tabel Tingkat Pengetahuan………….... 44
Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Tabel Rencana Pemilihan Alat
Kontrasepsi………………………………………………....... 44
Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Tabel Tingkat Pengetahuan Dengan
Rencana Pemilihan Alat Kontrasepsi………………………... 46
Table 4.1 Distribusi Frekuensi karakteristik responden…..………….... 50
Table 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan ………………..... 51
Table 4.3 Distribusi Frekuensi Tabel Rencana Pemilihan Alat
Kontrasepsi………………………………………………...... 52
Table 4.4 Distribusi Frekuensi pemilihan Alat Kontrasepsi.…….......... 52
Table 4.5 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Dengan Rencana
Pemilihan Alat Kontrasepsi ..……………………………...... 53
Table 4.6 Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Dengan Rencana
Pemilihan Alat Kontrasepsi ..……………………………...... 54
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2 Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Instrumen Data Umum Responden
Lampiran 4 Instrumen Tingkat Pengetahuan
Lampiran 5 Instrument Rencana Pemilihan Alat Kontrasepsi
Lampiran 6 Jadwal Penyusunan Penelitian
Lampiran 7 Lembar Konsultasi
Lampiran 8 Surat Permohonan Studi Pendahuluan
Lampiran 9 Surat Izin Validitas dan Rehabilitas
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian
Lampiran 11 Hasil Uji Validitas dan Rehabilitas
Lampiran 12 Hasil Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah utama yang sedang dihadapi oleh negara-negara yang sedang
berkembang termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan
penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk
serta kualitas penduduk yang masih harus ditingkatkan. Keadaan penduduk
yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan
kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar
usaha yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat kesejahteraan rakyat
(Sulistyawati, 2011). Pertambahan penduduk yang rata-rata 3,5 - 4 juta per
tahun apabila tidak segera ditekan, diprediksi pada tahun 2045 jumlah
penduduk Indonesia akan mencapai 450 juta jiwa. Asumsi populasi penduduk
bumi 9 miliar jiwa pada saat itu, berarti 1 dari 20 penduduk dunia adalah orang
Indonesia (BKKBN, 2010).
Jumlah penduduk Indonesia dengan angka kelahiran pada tahun 2009 yang
dilaporkan dari Dinas Kesehatan (DinKes) Kabupaten/kota di Yogyakarta yaitu
jumlah kelahiran hidup 43.919 dan lahir mati 193 jiwa. Tahun 2010 jumlah
kelahiran hidup sebanyak 43.242 dan jumlah kasus lahir mati sebanyak 194
jiwa. Melalui penekanan laju pertumbuhan penduduk dari jumlah populasi
penduduk Indonesia sebanyak 1,49% sedangkan dari angka ideal 0,5% masih
jauh dari yang ditargetkan. Jumlah penduduk Propinsi D.I. Yogyakarta
berdasarkan pertumbuhan pada tahun 2009 adalah sebanyak 3.426.637 jiwa.
Tahun 2010, berdasarkan hasil sensus penduduk adalah sebanyak 3.457.491
jiwa. Angka ini menunjukan peningkatan 30.854 jiwa maka populasi ini masih
cukup tinggi oleh karena itu, pemerintah berupaya untuk menekan laju
peningkatan penduduk yang terus meningkat.
Upaya pemerintah Indonesia untuk menanggulangi dan menekan laju
pertumbuhan penduduk Indonesia yaitu dengan mengadakan program Keluarga
Berencana (KB). Paradigma baru program KB nasional telah diubah visinya

1
2

dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Dan Sejahtera (NKKBS)


menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas Tahun 2015”. Melalui
paradigma baru program KB ini, misinya sangat menekan pentingnya upaya
menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam maningkatkan
kualitas keluarga (Sulistyawati, 2011).
Menurut WHO dikutip Humaniora (2008) KB adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, menentukan
jumlah anak dalam keluarga. KB juga dapat mencegah munculnya bahaya-
bahaya kehamilan terlalu dini, terlalu tua (Hartanto, 2004). Menurut WHO
tahun 2008 dari 200 juta kehamilan per tahun 58 % adalah kehamilan tidak
diinginkan karena kegagalan pemakaian KB, dua pertiga dari 75 juta
kehamilan itu berakhir dengan aborsi disengaja, 20 juta di antaranya dilakukan
secara tidak aman. Aborsi tidak aman tersebut 95 % terjadi di negara
berkembang.
Data dari Badan Pusat Statistik Provinsi D.I Yogyakarta di kabupaten
Bantul diketahui bahwa pada tahun 2010-2011 Pasangan Usia Subur (PUS)
berjumlah 151.654 orang dari jumlah penduduk yang ada sebanyak 911.503
jiwa. Tahun 2010 jumlah akseptor KB aktif yang ada sebanyak 120.583 orang
dengan rincian akseptor KB pil 13.345 akseptor, suntik 60.464 akseptor,
implant 5.697 akseptor, IUD 26.216 akseptor, kondom 7.639 akseptor, Metode
Operasi Pria (MOP) 1.076 akseptor, Metode Operasi Wanita (MOW) 6.146.
Sedangkan jumah akseptor KB baru pada tahun 2010-2011 adalah 16.192
akseptor dengan IUD 1.713 akseptor, Metode Operasi Pria (MOP) 128
akseptor, Metode Operasi Wanita (MOW) 333 akseptor, implant 1.006
akseptor, suntik 7.929 akseptor, pil 2.357 akseptor dan kondom 2.726 akseptor,
dari data di atas masih banyak PUS yang belum menggunakan sekitar 14.879
orang .
Salah satu penyebab kurangnya penggunaan alat kontrasepsi dikarenakan
kurangnya akan kesadaran dan pengetahuan memilih alat kontrasepsi, di
dukung dengan hasil penelitian dari Nur’afni (2007) yang menerangkan
3

tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi sebagian besar kurang.


Pengetahuan yang baik akan dapat meningkatkan kesadaran dan perilaku
untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai bagi ibu sehingga mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan namun sebaliknya, jika perilaku tidak
didasari oleh pengetahuan yang baik dan terjadi penurunan penggunaan alat
kontrasepsi, dapat menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan dan
berdampak pada komplikasi kehamilan (BKKBN, 2011).
Tingkat pengetahuan seseorang sangat mempengaruhi perilaku seseorang
dalam pemilihan jenis kontrasepsi apa saja yang akan digunakan. Menurut
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2005, menyatakan
bahwa pegetahuan seseorang tentang keluarga berencana dan alat kontrasepsi
yang tersedia sangat menentukan proses penerimaan dan penggunaan
seseorang terhadap alat kontrasepsi. Hasil dari beberapa penelitian yang
menerangkan bahwa pengetahuan yang baik membuat seseorang yakin dan
membentuk sikap atau perilaku dalam memilih alat kontrasepsi yang tepat
bagi ibu (Mulastin, 2009; Mahmudah 2004; Nur’afni 2007). Upaya untuk
memperbaiki kurangnya pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang akan
dipilih dapat dilakukan dengan pemberian Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi (KIE) oleh petugas kesehatan yang meliputi pengertian, manfaat,
efektivitas, cara kerja, efek samping, indikasi, dan kontra indikasi mengenai
alat kontrasepsi (Mulastin, 2009).
Hasil observasi dan wawancara awal pada responden di ruang Alamanda
RSUD Panembahan Senopati Bantul tanggal 17 Februari 2012 sebanyak 10
responden, terdapat 5 responden yang tidak mengerti tentang KB dan alat
kontrasepsi dan 3 responden yang kurang mengerti tentang KB dan alat
kontrasepsi, sedangkan 2 responden mengetahui tentang KB dan macam-
macam alat kontrasepsi. Rata-rata dari 10 responden, 3 responden memiliki
rencana mengikuti program KB dengan menggunakan kontrasepsi suntik dan
7 responden masih belum memiliki rencana untuk mengikuti program KB.
Jumlah akseptor KB baru yang ada di RSUD Panembahan Senopati
Bantul pada bulan Februari 2012 sekitar 121 akseptor dengan pengguna IUD
4

74 akseptor, MOW 22 akseptor, kondom 11 akseptor, implant 2 akseptor,


suntik 3 akseptor dan pil 9 akseptor. RSUD Panembahan Senopati Bantul
pada tahun 2010 mendapatkan penghargaan PKBRS dari BKKBN, memiliki
target akseptor KB untuk semua ibu post partum sekitar lebih kurang 50 %
dari target sehingga bisa dimasukkan kedalam anggota akseptor KB tetapi
kenyataannya baru 40 % yang tercapai.

B. Rumusan Masalah

Pemilihan metode/alat kontrasepsi sangat penting bagi ibu post partum dan
apabila pemilihan yang kurang tepat dengan keadaan ibu, maka akan
mempengaruhi banyak hal terutama kesehatan bayi. Ibu post partum masih
banyak yang belum mengetahui tentang KB dan masih belum adanya rencana
dalam pemilihan alat/metode kontrasepsi setelah melahirkan sehingga peneliti
menyimpulkan betapa pentingnya masalah ini untuk diteliti karena tingkat
pengetahuan sangat mempengaruhi perilaku seseorang dalam pemilihan jenis
kontrasepsi apa saja yang akan digunakan. Berdasarkan dari latar belakang
dan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah “ Bagaimanakah Hubungan
Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang KB Dengan Rencana
Pemilihan Alat Kontasepsi Di Ruang RSUD Panembahan Senopati Bantul ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang KB dengan


rencana pemilihan alat kontasepsi di RSUD Panembahan Senopati
Bantul.
5

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang keluarga berencana


dan metode kontrasepsi.
b. Mengetahui rencana pemilihan alat kontrasepsi ibu post partum.
c. Mengetahui keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
KB dengan rencana pemilihan kontrasepsi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ibu Post partum


Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan tambahan
informasi bagi ibu tentang hubungan pengetahuan dengan rencana
pemilihan alat kontrasepsi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam
memberikan informasi dan pengembangan mata kuliah terutama
keperawatan maternitas di STIKES. A.YANI Yogyakarta.
3. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi RSUD
Panembahan Senopti Bantul terkait untuk mengembangkan promosi
kesehatan kepada masyarakat tentang KB terhadap pemilihan alat
kontrasepsi.

E. Keaslian Penelitian

Adapun penelitian yang terkait :


1. Siti Mahmudah (2004) dengan judul “ Hubungan Tingkat Pengetahuan
Ibu Tentang Pelayanan Keluarga Berencana Dengan Penggunaan
Kontrasepsi Didusun VII, Desa Karangsewu, Galur Kulon Progo Tahun
6

2004 ” jenis penelitian ini menggunakan penelitian non eksperimental


dengan rancangan cross sectional, teknik pengumpulan data
menggunakan sampling non rondom dengan metode purposive
sampling dan uji statistik menggunakan chie square dengan populasi
berjumlah 55 orang dan sempel berjumlah 46 responden. Hasil
penelitian menunjukan bahwa faktor pendidikan, umur, paritas dan
status pekerjaan merupakan faktor yang berhubungan dengan
penggunaan kontrasepsi.
Perbedaan penelitian ini terletak pada teknik pengumpulan data, jumlah
sampel, dan tempat penelitian. Sedangkan untuk persamaan terdapat
pada variebel independent dan rancangan penelitian dengan cross
sectional.
2. Mulastin (2009) dengan judul “ Hubungan Sikap Ibu Tentang Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim di RSI Kumalasiwi Pecangaan Kebupaten Jepara ” penelitian ini
menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional,
teknik pengambilan sampel dengan total sampling dan analisa data
dengan uji chi square yang jumlah sampel sebanyak 140 responden.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden bersikap
mendukung sebanyak 71 responden dan sebagian kecil reponden
memilih AKDR sebanyak 17 responden. Ada hubungan antara sikap
ibu dengan pemilihan AKDR dengan hasil p value 0,045.
Perbedaan dari penelitian ini pada variabel independent dan teknik
pengambilan data total sampling. Sedangkan persamaan dari penelitian
ini adalah menggunakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross
sectional.
3. Danik Nur’afni (2007) dengan judul “ Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Kontrasepsi Darurat Di BPS Sulasminingsih Desa Balerejo
Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun ” jenis penelitian ini adalah
deskripif yang hanya menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang
kontrasepsi darurat. Variabel dalam penelitan ini adalah variabel
7

tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi darurat


dengan jumlah sampel 93 orang. Dihitung menggunakan Nomogram
Harry King, dan diambil dengan menggunakan teknik quota sampling.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang
kontrasepsi darurat dengan hasil baik 17,02%, cukup 31,92% dan
kurang 51,06%. Kesimpulan penelitian ini, tingkat pengetahuan ibu
tentang kontrasepsi darurat sebagian besar kurang.
Perbedaan dari penelitian ini pada variable, penelitian ini mengunakan
variable tunggal, dan teknik pengambilan data dengan quota sampling.
Persamaan dari penelitian ini sama-sama meneliti tentang tingkat
pengetahuan ibu.

8
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah
Panembahan Senopati Bantul yang merupakan institusi kesehatan
terbesar di Kebupaten Bantul berlokasi di Jl. Dr. Wahidin Sudiro
Husodo No. 14, Desa Borongan, Trirenggo, Bantul (55714),Yogyakarta
berdiri diatas lahan seluas 2,5 Ha, luas bangunan 8.350 m2, dengan
usulan pengembangan perluasan sebesar 11.800 m2.
RSUD Penembahan Senoati Bantul merupakan rumah sakit milik
pemerintah daerah Kebupaten Bantul, yang berdiri sejak tahun 1953
yang mengalami pengembangan yang sangat pesat, yang dimana
sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Jetis, sebelah selatan
berbatasan dengan Kecamatan Bambanglipuro, sebelah barat berbatasan
dengan Kecamatan Pandak dan sebelah utara berbatasan dengn
Kecamatan Sewon.
Motto RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu “Kepuasan Anda
Adalah Kebahagian Kami”. RSUD Panembahan Senopati Bantul
memiliki 15 unit rawat jalan, 11 ruang rawat inap, 12 unit instalasi
pendukung selain itu sumber daya manusia yang cukup lengkap
memberikan pelayanan bermutu dan terjangkau.
Ruang Alamanda adalah ruang kebidanan yang terbagi menjadi tiga
ruangan yaitu Alamanda 1 merupakan ruang persalinan, Alamanda 2
merupakan ruang rawat inap ibu postpartum dengan patologis yang
terdiri dari 7 ruang untuk kelas tiga dengan kapasitas 21 tempat tidur
dan Alamanda 3 merupakan ruang rawat inap gabung ibu postpartum
dan bayi terdiri dari 3 ruang kelas utama dengan kapasitas 3 tempat
tidur, 3 ruang kelas dua dengan kapasitas 6 tempat tidur dan 6 ruang

49
50

kelas tiga dengan kapasitas 18 tempat tidur. Ruang Alamanda 2 dan 3


memiliki jumlah perawat dan bidan sebanyak 23 orang dan memiliki
pekarya sebanyak 2 orang. Ruang Alamanda 2 dan 3 memiliki program
KIE berupa pijat oksitosin, KB, cara menyusui yang benar, dan gizi
setelah melahirkan.
2. Analisis Hasil Penelitian
a. Karakteristik Responden
Gambaran tentang karakteristik responden dapat dilihat pada
penjelasan berikut ini:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Ibu Postpartum di
RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta Tahun 2012
No. Karakteristik Responden Jumlah (N) Presentase (%)
Umur
1 < 20 th 6 8.2
2 20—35 th 65 89.0
3 > 35 th 2 2.7
Tingkat Pendidikan
1 SD 4 5.5
2 SMP 17 23.3
3 SMA 43 58.9
4 PT 9 12.3
Agama
1 Islam 72 98.6
2 Katolik 1 1.4
Sumber Informasi
1 Buku 5 6.8
2 Dokter,bidan,/tenaga medis 59 80.8
3 Media elektronik 6 8.2
4 Tidak memanfaatkan sumber 3 4.1
informasi
Pekerjaan
1 Bekerja 36 49.3
2 Tidak bekerja 37 50.7
Penghasilan Perbulan
1 < Rp. 250.000,- 15 20.5
2 Rp.250.000,- -- Rp.500.000,- 28 38.4
3 Rp.500.000,- -- Rp.750.000,- 16 21.9
4 Rp.750.000,- -- Rp.1.000.000,- 11 15.1
5 > Rp. 1.000.000,- 3 4.1
Jumlah 73 100
Sumber data : data primer 2012
51

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa kelompok umur


responden terbanyak pada rentang umur 20-35 tahun sebanyak 65
responden atau 89.0%.
Diketahui bahwa tingkat pendidikan tertinggi responden pada
penelitian ini adalah SMA yaitu 43 responden atau 58.9%. Di lihat
dari agama responden sebagian besar beragama Islam yaitu 72
responden atau 98.6%.
Dilihat dari sumber informasi yang didapat tentang pengetahuan
KB responden sebagian besar mendapat informasi dari dokter, bidan
serta tenaga medis lain saat melakukan pemeriksaan kehamilan yaitu
59 responden atau 80.8%.
Dapat diketahui sebagian besar responden tidak bekerja atau
sebagai ibu rumah tangga sebanyak 37 responden atau 50.7%,
sedangkan untuk penghasilan perbulan sebagian besar
berpenghasilan sekitar Rp.250.000,- sampai Rp.500.000,- yaitu
sebanyak 28 responden atau 38.4%.

b. Analisis Univariat
1) Variabel tingkat pengetahuan ibu tentang KB
Gambaran responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu
tentang KB dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang KB
No Tingkat pengetahuan Frekuensi Presentase (%)
1. Baik 32 43.8
2. Cukup 31 42.5
3. Kurang 10 13.7
Jumlah 73 100
Sumber : data primer 2012
Berdasarkan hasil pada tabel 4.3 di atas dapat diketahui
bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang KB memiliki proporsi
52

hampir sama antara tingkat pengetahuan baik dan cukup yaitu


43.8% dan 42.5%.
2) Variabel rencana pemilihan alat kontrasepsi
Gambaran responden terhadap rencana pemilihan alat
kontrasepsi dapat dilihat dari tabel 4.3 dan 4.4 berikut ini :
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Rencana
Pemilihan Alat Kontrasepsi
No Rencana pemilihan alat
Frekuensi Presentase (%)
kontrasepsi
1 Memilih 63 86.3
2 Tidak Memilih 10 13.7
Jumlah 73 100
Sumber : data primer 2012
Berdasarkan hasil pada tabel 4.3 di atas dapat diketahui
responden yang memiliki rencana menggunakan alat kontrasepsi
sebanyak 63 responden atau 86.3 %.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemilihan Alat
Kontrasepsi

No Rencana pemilihan alat


Frekuensi Presentase (%)
kontrasepsi
1 Kontrasepsi Pil 3 4.8
2 Kontrasepsi Suntik 7 11.2
3 Kontrasepsi implant/ 3 4.8
susuk
4 Kontrasepsi IUD/spiral
48 76.2
5 Kontrasepsi Kondom 2 3.2
6 Kontrasepsi MOW/MOP 0 0

Jumlah 63 100
Sumber : data primer 2012
Berdasarkan hasil pada tabel 4.4 di atas dapat diketahui
responden yang memiliki rencana menggunakan alat kontrasepsi
sebagian besar responden memiliki rencana menggunakan alat
kontrasepsi IUD/spiral sebanyak 48 responden atau 76.2 %.
53

c. Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan yaitu mempelajari hubungan antar variabel. Analisa
bivariat yang dilakukan pada dua variabel yang diduga berhubungan
atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2010). Distribusi responden menurut
tingkat pengetahuan baik kurang tentang KB dengan rencana
pemilihan alat kontrasepsi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5
Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Baik Kurang Dengan Rencana
Pemilihan Alat Kontrasepsi
Rencana Pemilihan Alat p-
Pengetahuan Kontrasepsi Total value C
Memilih Tidak
n % n % N %
Baik 29 69.0 3 7.1 32 76.2
0.023 0,330
Kurang 6 14.3 4 9.5 10 23,8
Total 35 83.3 7 16.7 42 100
Sumber: data primer 2012
Dari hasil pada tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa dari 73
responden sebanyak 32 responden (76.2%) dengan tingkat
pengetahuan baik dapat dilihat bahwa 29 responden (69.0%)
memiliki rencana pemilihan alat kontrasepsi sedangkan 3 responden
(7.1%) tidak memiliki rencana pemilihan alat kontrasepsi. Dari 10
responden (23.8%) dengan tingkat pengetahuan kurang dapat dilihat
bahwa 6 responden (14.3%) memiliki rencana pemilihan alat
kontrasepsi sedangkan 4 responden (9.5%) tidak memiliki rencana
pemilihan alat kontrasepsi.
Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan dengan rencana pemilihan alat kontrasepsi adalah uji
chi square dengan taraf kesalahan 5%. Dari hasil uji statistik
didapatkan nilai p-value = 0,023 berarti p-value < 0,05 dan diperoleh
nilai C = 0,330 sehingga tingkat keeratan lemah. Dengan demikian
54

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara


tingkat pengetahuan ibu postpartum tentang KB dengan rencana
pemilihan alat kontrasepsi di ruang Alamanda RSUD Panembahann
Senopati Bantul.
Distribusi responden menurut tingkat pengetahuan tentang KB
dengan rencana pemilihan alat kontrasepsi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.6
Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Cukup Kurang Dengan Rencana
Pemilihan Alat Kontrasepsi
Rencana Pemilihan Alat p-
Pengetahuan Kontrasepsi Total value C
Memilih Tidak
n % n % N %
Cukup 28 68.3 3 7.3 31 75.6
0.027 0,327
Kurang 6 14.6 4 9.8 10 24,4
Total 34 82.9 7 17.1 41 100
Sumber: data primer 2012
Dari hasil pada tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa dari 73
responden sebanyak 31 responden (75.6%) dengan tingkat
pengetahuan cukup dapat dilihat bahwa 28 responden (68.3%)
memiliki rencana pemilihan alat kontrasepsi sedangkan 3 responden
(7.3%) tidak memiliki rencana pemilihan alat kontrasepsi. Dari 10
responden (24.4%) dengan tingkat pengetahuan kurang dapat dilihat
bahwa 6 responden (14.6%) memiliki rencana pemilihan alat
kontrasepsi sedangkan 4 responden (9.8%) tidak memiliki rencana
pemilihan alat kontrasepsi.
Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan dengan rencana pemilihan alat kontrasepsi adalah uji chi
square dengan taraf kesalahan 5%. Dari hasil uji statistik didapatkan
nilai p-value = 0,027 berarti p-value < 0,05 dan diperoleh nilai C =
0,327 sehingga tingkat keeratan lemah. Dengan demikian maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
55

pengetahuan ibu postpartum tentang KB dengan rencana pemilihan alat


kontrasepsi di ruang Alamanda RSUD Panembahann Senopati Bantul.
B. Pembahasan

1. Tingkat pengetahuan ibu postpartum


Pengetahuaan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan dalam penelitian ini segala sesuatu yang diketahui oleh ibu
tentang KB.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sebagian besar
memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 32 responden
(43.8%), yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup sebanyak 31
responden (42,4%), dan yang mempunyai tingkat pegetahuan kurang
sebanyak 10 responden (13.8%). Hal ini menunjukan bahwa tingkat
pengetahuan yang dimiliki responden memiliki proporsi yang hampir
sama antara tingkat pengetahuan baik dengan tingkat pengetahuan
cukup.
Menurut teori dari Wawan dan Dewi (2010), tingkat pengetahuan
ada dua faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal meliputi pendidikan, pekerjaan, umur dan
faktor eksternal meliputi lingkungan dan sosial budaya.
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi
pengetahuan ibu sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
akan mempermudah penerimaan akses informasi. Menurut
Notoatmodjo (2005) pengalaman merupakan guru yang baik, yang
bermakna bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan untuk
56

memperoleh kebenaran pengetahuan, dan pengalaman pribadipun dapat


digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.
Tingkat pendidikan ibu di RSUD Panembahan Senopati Bantul
sebagian tinggi yaitu SMA yaitu 43 responden atau 58.9%, Perguruan
Tinggi terdapat 9 responden atau 12,3%, SMP terdapat 17 responden
atau 23.3%, SD terdapat 4 responden atau 5.5%, sehingga penerimaan
informasi yang mereka dapatkan dari berbagai sumber informasi lebih
mudah diterima. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap pentingnya
suatu hal, termasuk pentingnya keikutsertaan dalam KB.
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat berulang tahun. Jadi semakin matang usia seseorang, maka
dalam memahami suatu masalah akan lebih mudah dan dapat
menambah pengetahuan (Nursalam, 2011). Sebagian besar rentang
umur ibu adalah 20-35 tahun yaitu sebanyak 65 responden (89 %),
umur ibu yang kurang dari 20 tahun adalah 6 responden (8.2 %) dan
untuk umur lebih dari 35 tahun sebanyak 2 responden (2.7 %). Usia 20-
35 tahun merupakan usia yang produktif bagi seseorang untuk dapat
memotivasi diri untuk memperoleh pengetahuan yang sebanyak
banyaknya.
Faktor pekerjaan sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan,
menurut Wawan dan Dewi (2010), menyebutkan bahwa bekerja
umumnya pekerjaan yang menyita waktu untuk mendapatkan informasi
dan pengetahuan yang benar sehingga menghambat masuknya
informasi dari luar, pada penelitian ini responden tidak bekerja atau
sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 37 responden (50.7%) dan
untuk ibu yang bekerja sebanyak 36 responden (49.3%), sehingga ini
memungkinkan responden mempunyai waktu yang cukup untuk
mendapatkan informasi. Responden yang bekerja mempunyai waktu
57

yang kurang untuk mendapatkan informasi tentang pemilihan


kontrasepsi yang tepat.
Faktor lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku orang. Pada penelitian ini, sumber informasi memiliki
pengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang KB. Dari analisis
ini sebagian besar sumber informasi yang didapat tentang Keluarga
Berencana dari dokter, bidan/tenaga medis, yaitu 59 responden
(80.8%), mendapat informasi dari media elektronik (TV/radio, internet)
sebanyak 6 responden (8.2%), mendapat informasi dari buku sebanyak
5 responden (6.8%) dan yang tidak pernah mendapatkan informasi
tentang KB sebanyak 3 responden (4.1%).
Menurut Nursalam (2011), informasi yang memberikan pengaruh
kepada seseorang meskipun orang tersebut mempunyai tingkat
pendidikan rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari
berbagai media, maka hal ini akan dapat meningkatkan pengetahuan
orang tersebut.
2. Rencana pemilihan alat kontrasepsi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden sebagian besar
memiliki rencana pemilihan alat kontrasepsi sebesar 63 responden atau
86.3%, responden yang tidak memiliki rencana dalam pemilihan alat
kontrasepsi sebesar 10 responden atau 13.7%, tiga responden tidak
memilih disebabkan kerena agama serta suami yang kurang setuju, dua
responden tidak memilih disebabkan karena kontrasepsi dapat
mengganggu kenyamanan, 5 responden takut kegemukan serta masih
belum mengerti tentang metode kontrasepsi. Berdasarkan penelitian ini,
responden memiliki rencana dalam menggunakan metode kontrasepsi
yaitu kontrasepsi IUD/spiral sebesar 48 responden 76.2%, kontrasepsi
Suntik sebanyak 7 responden 11.1%, kontrasepsi Pil sebanyak 3
responden 4.8%, kontrasepsi implant/susuk sebanyak 3 responden
58

4.8%, dan kontrasepsi kondom sebanyak 2 responden 3.2%.


Rencana pemilihan IUD/spiral lebih dipilih oleh responden disebabkan
karena rumah sakit dalam penggunaan alat kontrasepsi menggratiskan
dalam pemasangan metode kontrasepsi IUD/spiral tersebut. Menurut
Sulistyawati (2011) pemasangan kontrasepsi IUD/spiral dapat menunda
anak hingga 3-5 tahun dan dapat dilepaskan setiap saat bila
berkeinginan untuk mempunyai anak serta tingkat efektifitas yang
tinggi dari 0,5-1 kehamilan per100 wanita dan tidak mengganggu saat
menyusui.
Dalam memilih suatu metode kontrasepsi wanita harus menimbang
berbagai faktor, menurut Hartanto (2003) dan Affandi (2006), faktor-
faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi adalah umur,
pendidikan, agama, biaya, dukungan suami serta peran petugas.
Faktor umur ibu berada pada rentang umur 20-35 tahun sebanyak
65 responden (89%), sedangkan responden yang berusia kurang 20
tahun yaitu 6 responden (8.2%) dan lebih dari 35 tahun yaitu 2
responden (2.7%). Menurut Hartanto (2003) umur 20-35 ini masih
potensial untuk mempunyai anak dikarenakan responden masih dalam
usia puncak reproduksi serta merupakan fase menjarangkan kehamilan
sehingga dibutuhkan alat kontrasepsi yang mempunyai efektifitas
cukup tinggi, reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih
mengharapkan punya anak lagi dapat dipakai 2-4 tahun yaitu sesuai
dengan anak uang direncanakan, tidak menghambat air susu ibu (ASI).
Pada wanita kurang dari 20 tahun merupakan fase menunda atau
mencegah kehamilan sehingga wanita tersebut dapat memilih alat
kontrasepsi dengan reversibilitas tinggi, artinya kembalinya kesuburan
dapat terjamin 100%. Periode umur lebih dari 30 tahun, terutama diatas
35 tahun sebaiknya mengakhiri setela mempunyai 2 orang anak karena
pada usia tua kelainan seperti penyakit jantung, darah tinggi, keganasan
59

dan metabolik biasanya meningkat oleh karena itu sebaiknya tidak


diberikan cara kontrasepsi yang menambah kelainan tersebut.
Faktor pendidikan mempengaruhi rencana pemilihan alat
kontrasepsi, dalam penelitian ini walaupun latar belakang ibu-ibu
berpendidikan SMP sebanyak 17 responden (23.3 %) dan SMA
sebanyak 43 responden (58.9 %) namun pernah mendapat informasi
dari media maupun konseling serta pengalaman yang didapatkan dari
keluarga dapat meningkatkan pengetahuan. Menurut Nursalam (2011)
tingkat pendidikan yang tinggi akan diikuti oleh pemikiran yang lebih
rasional dalam mengambil keputusan dan mempunyai dampak yang
positif terhadap perilaku, sedangkan menurut Affandi (2007) faktor
pendidikan seseorang sangat menentukan dalam pola pengambilan
keputusan dan menerima informasi dari pada seseorang yang
berpendidikan rendah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang
sangat menentukan pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap
pentingnya suatu hal, termasuk pentingnya keikutsertaan dalam KB.
Faktor agama dapat mempengaruhi rencana pemilihan alat
kontrasepsi, yang pada penelitian ini sebagian besar beragama islam
sebanyak 72 responden atau 98.6 % dan 1 responden atau 1.4%
menganut agama katolik. Dalam rencana pemilihan alat kontrasepsi ada
orang atau kelompok yang tidak mendukung KB, ini didukung dari 3
responden diantaranya menganggap bahwa keyakinan yang dipercaya
nya melarang untuk menggunakan KB. Alasan yang dikemukakan,
antara lain: menurut ajaran yang dipercayainnya tidak membolehkan
pemakaian alat kontrasepsi karena dianggap sebagai membunuh bayi
dan menginginkan agar mempunyai umat yang besar dan kuat.
Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa KB yang
dibolehkan syariat adalah usaha pengaturan atau penjarangan kelahiran
atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-
istri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat)
60

keluarga. Jadi jelas bahwa Islam membolehkan KB karena penting


untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, menunjang program
pembangunan kependudukan lainnya dan menjadi bagian dari hak asasi
manusia sementara itu, untuk agama-agama lain yang ada di Indonesia
umumnya sangat mendukung tentang keluarga Berencana.
Faktor sosial ekonomi juga mempengaruhi rencana pemilihan alat
kontrasepsi, faktor sosial ekonomi dalam penelitian ini berupa
pendapatan atau penghasilan perbulan yang diperoleh keluarga
responden, meskipun penghasilan keluarga responden adalah
Rp.250.000,- sampai Rp.500.000,- sebanyak 28 responden (38.4%), hal
ini tidaklah mempengaruhi tentang rencana pemilihan KB ini
dikarenakan pemerintah turut berperan serta dalam pembiayaan alat
kontrasepsi yaitu dari program JAMPERSAL dimana untuk
penggunaan alat kontrasepsi IUD/spiral di bebaskan biaya.
Pemilihan alat kontrasepsi juga dipengaruhi oleh peran serta
petugas, ini dibuktikan dari banyak nya responden yang mendapatkan
sumber informasi tentang KB melalui dokter, bidan atau pun tenaga
medis lain sebanyak 59 responden atau 80.8%, membuktikan bahwa
tenaga kesehatan sudah banyak berperan aktif dalam mensukseskan
program KB yang ada di Indonesia.
3. Hubungan Tingkat Pengetahuaan Ibu Postpartum Tentang KB Dengan
Rencana Pemilihan Alat Kontrasepsi
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Panembahan Senopati
Bantul pada tabel silang (table 4.5) antara hubungan tingkat
pengetahuan baik kurang tentang KB dengan rencana pemilihan alat
kontrasepsi didapatkan hasil bahwa X2= 5.145 dengan nilai signifikansi
yang diperoleh yaitu 0.023 lebih kecil dari nilai α = 0.05 bahwa ditarik
kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan baik kurang tentang KB dengan rencana pemilihan alat
kontrasepsi.
61

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel silang (table 4.6) antara


hubungan tingkat pengetahuan cukup kurang tentang KB dengan
rencana pemilihan alat kontrasepsi didapatkan hasil bahwa X 2 = 4.910
dengan nilai signifikansi yang diperoleh yaitu 0.027 lebih kecil dari
nilai α = 0.05 bahwa ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan cukup kurang tentang KB dengan
rencana pemilihan alat kontrasepsi.
Hasil penelitian yang dilakukan Mulastin (2009) dengan judul
“Hubungan sikap ibu tentang alat kontrasepsi dalam rahim dengan
pemilihan alat kontrasepsi dalam rahim di RSI Kumalasiwi Pecangan
Kebupaten Jepara” menunjukkan tidak jauh berbeda dengan penelitian
yang penulis lakukan, yaitu menunjukan terdapat hubungan signifikan
antara sikap ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi dalam rahim dengan
hasil p-value 0,045 lebih kecil dari α = 0.05. Hal ini bahwa tingkat
pengetahuan dan sikap memiliki pengaruh yang bermakna terhadap
pemilihan alat kontrasepsi.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Mahmudah
(2004) dengan judul “Hubungan tingkat Pengetahuan ibu tentang
Pelayanan keluarga berencana dengan penggunaan kontrasepsi di
Dusun VII, Desa Krang Sewu, Galur Kulonprogo” dengan hasil
menunjukan bahwa tingkat pengetahuan tidak mempunyai hubungan
yang signifikan dengan penggunaan kontrasepsi. Berdasarkan
karakteristik responden yang meliputi umur, tingkat pendidikan, paritas
dan status pekerjaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan
penggunaan kontrasepsi.
Berdasarkan penelitian ini didapatkan tingkat pengetahuan kurang
dengan memiliki rencana pemilihan alat kontrasepsi sebanyak 6
responden 8.2%, hal ini dikarenakan meski tingkat pengetahuan kurang
namun belum tentu ibu tersebut tidak memiliki rencana dalam
pemilihan alat kontrasepsi karena faktor pengetahuan yang kurang dan
62

pendidikan yang rendah membuktikan bahwa tidak begitu berpengaruh


terhadap pemilihan kontrasepsi, menurut Affandi (2006) konseling
merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan keluarga
berencana (KB) dengan melakukan konseling klien dapat meningkatkan
pengetahuan dalam memilih dan menentukan kontrasepsi yang sesuai.

4. Keeratan hubungan tngkat pengetahuan ibu tentang KB dengan rencana


pemilihan alat kontrasepsi
Keeratan hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang KB dengan
rencana pemilihan alat kontrasepsi di ruang Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul dapat dibuktikan berdasarkan hasil
analisis koefisien kontingensi yang dilakukan untuk mencari keeratan
antara pengetahuan baik kurang tentang KB dengan rencana pemilihan
alat kontrasepsi diperoleh hasil nilai C sebesar 0,330. Hal ini berarti
dapat dikatakan terdapat hubungan yang lemah antara tingkat
pengetahuan dengan rencana pemilihan alat kontrasepsi.
Berdasarkan hasil analisis koefisien kontingensi yang dilakukan
untuk mencari keeratan antara pengetahuan cukup kurang tentang KB
dengan rencana pemilihan alat kontrasepsi diperoleh hasil nilai C
sebesar 0,327. Nilai ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
lemah antara tingkat pengetahuan dengan rencana pemilihan alat
kontrasepsi.
Berdasarkan analisis penelitian ini menurut Sugiyono (2006) jika
nilai koefisien contingency antara 0.200-0,399 maka ada hubungan dua
variabel itu termasuk kurang. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
terjadi keeratan hubungan yang lemah antara hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang KB dengan rencana pemilihan alat kontrasepsi
di ruang Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Hal ini dikarenakan tidak semua faktor pengganggu dapat
dikendalikan oleh peneliti dan tahapan pada tingkat pengetahuan hanya
63

sampai dengan “Tahu” sehingga tidak cukup kuat untuk memilih.


Adapun faktor pengganggu tersebut yaitu kunjungan berkala ke klinik,
rencana untuk kesuburan dimasa mendatang, frekuensi tindakan yang
dibutuhkan, jumlah anak yang diinginkan, kerjasama pasangan, frekuensi
hubungan seksual, biaya, peran petugas

C. Keterbatasan Penelitian

1. Kesulitan penelitian
Adanya faktor pengganggu yang tidak dapat dikendalikan seluruhnya
oleh peneliti seperti faktor kunjungan berkala ke klinik, rencana untuk
kesuburan dimasa mendatang, frekuensi tindakan yang dibutuhkan,
jumlah anak yang diinginkan, kerjasama pasangan, frekuensi hubungan
seksual, biaya, peran petugas dari masing-masing responden yang
berbeda-beda.

2. Kelemahan penelitian
Instrument penelitian yang dipergunakan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan dan rencana pemilihan alat kontrasepsi hanya berupa
kuesioner tertutup, sehingga diperlukan pengambilan data dengan
menggunakan instrument yang lebih kuat dan lebih baik untuk
mendapatkan data yang lebih mendalam.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dibuat kesimpulan bahwa tingkat
pengetahuan ibu postpartum tentang KB di ruang Alamanda RSUD Panembahan
Senopati Bantul pada tahun 2012 memiliki proporsi yang hampir sama antara
tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 32 responden (43.8%) dan tingkat
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 31 responden (42.5%). Rencana pemilihan alat
kontrasepsi diruang Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tahun
2012 sebagian besar adalah memilih yaitu sebanyak 63 responden (86.3%).
Ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan baik kurang ibu
postpartum tentang KB dengan rencana pemilihan alat kontrasepsi diruang
Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tahun 2012 dengan nilai p-
value sebesar 0,023 < 0,05. Ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan
cukup kurang ibu postpartum tentang KB dengan rencana pemilihan alat
kontrasepsi diruang Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tahun
2012 dengan nilai p-value sebesar 0,027 < 0,05.
Keeratan hubungan yang lemah antara tingkat pengetahuan baik kurang ibu
postpartum tentang KB dengan rencana pemilihan alat kontrasepsi diruang
Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tahun 2012 ditunjukkan
dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,330.
Keeratan hubungan yang lemah antara tingkat pengetahuan cukup kurang ibu
postpartum tentang KB dengan rencana pemilihan alat kontrasepsi diruang
Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tahun 2012 ditunjukkan
dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,327.

B. Saran

Dari kesimpulan tersebut penulis memberikan saran sebagai berikut:


a. Bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul
Diharapkan untuk selalu memberikan pendidikan kesehatan tentang keluarga
berencana serta pemilihan yang cocok dan tepat dalam penggunaan alat
kontrasepsi untuk ibu postpartum.

64
b. Bagi Ibu Postpartum
Diharapkan agar ibu-ibu menambah pengetahuannya mengenai KB serta
metode kontrasepsi yang tepat dengan cara menambah wawasan melalui,
koran, majalah, media elektonik dan konseling kepada tenaga kesehatan.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan sebagai bahan masukan dalam memberikan informasi dan
pengembangan mata kuliah keperawatan maternitas di STIKES. A.YANI
Yogyakarta.
d. Bagi peneliti lain
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengendalikan faktor-faktor
pengganggu yang pada penelitian ini tidak dapat dikendalikan dan
mengembangkan pada tingkat pengetahuan dari tahu hingga mencapai tahap
evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, B . (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta: YBP-


SP.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Pusat Statistik. (2012). Statistik Indonesia 2010-2011. Yogyakarta.

BKKBN. (2010). Program KB di Indonesia. http://www.bkkbn.go.id. Diakses


tanggal 10 Februari 2012.

Depkes RI., 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Yogyakarta.

Fitria. (2008). Konsep Pasangan Usia Subur dan KB. http://dr-suparyanto. blogspot.
com. Diakses tanggal 23 Februari 2012.

Handayani, S. (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta :


Pustaka Rihana.

Hartanto, H. (2007). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta :


Pustaka Sinar Harapan.

Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.


Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika.

. (2010). Metode Penelitian Kesehatan: Paradigma Kuantitatif.


Surabaya: Health Books Publishing.

Humaniora. (2008). Pemerintah Wajib Sediakan Pelayanan Kehamilan Lengkap.


Kompas (online) No 18 (http://www.kompas.com). Diakses 12 januari
2012.

Jenny. (2006). Perawatan Masa Nifas Ibu dan Bayi. Jakarta: Sahabat Setia.

Mahmudah, S. (2004). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pelayanan


Keluarga Berencana Dengan Penggunaan Kontrasepsi Didusun VII, Desa
Karangsewu, Galur Kulon Progo Tahun 2004. KTI

Meliono, I. (2007). Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Masyarakat .


(http://forbetterhealth.wordpress.com). Diakses 12 januari 2012.
Mulastin. (2009). Hubungan Sikap Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim di RSI Kumalasiwi
Pecangaan Kebupaten Jepara. KTI.
Notoatmodjo, S. (2003). Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

__________. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

__________. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan, Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Nur’afni, D. (2007). Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi Darurat di


BPS Sulasminingsih Desa Balerejo Kecamatan Kebonsari Kabupaten
Madiun.

Sarwono, J. (2005). Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Bandung: Graha Ilmu.

Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sulistyawati, A. (2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.

Prasetyo. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta:


Rajagrafindo.

Wahyu, P & Fatmawati, S. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Wawan, A & Dewi, M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia.Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai