Anda di halaman 1dari 12

844| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.

3 Edisi Desember 2015, 844-855

PEMBELAJARAN SIMAYANG TIPE II UNTUK


MENINGKATKAN SELF-EFFICACY DAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS

Grace Selia Sintia Ulva*, Sunyono, Lisa Tania


FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1

*Corresponding author, tel: +6281927970620, email:graceselia@rocketmail.com

Abstract: SiMaYang Type II Learning Model to Improve Self-Efficacy and


Science Process Skill. The pre-experiment research with One Group Pretest-
Postest design had been done in SMAN 8 Bandar Lampung. The aims of this
research were to describe the effectiveness and practicality of SiMaYang Type II
learning model in improving self-efficacy and science process skill on electrolyte
and non-electrolyte solution topic. The samples on this research were first-year
secondary students (X7 and X9 classes) that was obtained by using cluster random
sampling. The results showed that SiMaYang Type II learning model had high
criteria of effectiveness and very high criteria of practicality to improve self-
efficacy and science process skill on electrolyte and non-electrolyte solution topic.

Keywords: effectiveness, practicality, science procces, self-efficacy, SiMaYang


Type II

Abstrak: Model Pembelajaran SiMaYang Tipe II untuk Meningkatkan Self-


Efficacy dan Keterampilan Proses Sains. Penelitian pre-eksperimen dengan
One Group Pretest-Posttest Design telah dilakukan di SMA Negeri 8 Bandar
Lampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keefektifan dan
kepraktisan model pembelajaran SiMaYang Tipe II dalam meningkatkan self-
efficacy dan keterampilan proses sains pada materi larutan elektrolit dan non-
elektrolit. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa tahun pertama (kelas X7 dan
X9) yang diperoleh dengan teknik cluster random sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa model pembelajaran SiMaYang Tipe II memiliki keefektifan
dengan kriteria tinggi dan kepraktisan dengan kriteria sangat tinggi untuk
meningkatkan self-efficacy dan keterampilan proses sains pada materi larutan
elektrolit dan non-elektrolit.

Kata kunci: keefektifan, kepraktisan, proses sains, self-efficacy, SiMaYang


Tipe II

PENDAHULUAN fenomena-fenomena lain yang


Concise Dictionary of Science & menyertai perubahan materi (Tim
Computers mendefinisikan kimia Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-
sebagai cabang dari ilmu penge- UPI, 2007). Belajar kimia masih
tahuan alam (sains), yang berkenaan dirasakan sulit oleh siswa (Erlina,
dengan kajian-kajian tentang struktur 2011). Hal ini disebabkan pelajaran
dan komposisi materi, perubahan kimia di SMA banyak berisi konsep-
yang dapat dialami materi, dan konsep yang cukup sulit untuk
Ulva et al. Pembelajaran SiMaYang Tipe II untuk Meningkatkan …. |845

dipahami siswa, karena menyangkut dihasilkan dari proses pembelajaran


reaksi-reaksi kimia, hitungan- yang baik pula. Penguasaan proses
hitungan, menyangkut konsep- dalam pembelajaran memerlukan
konsep yang bersifat abstrak, serta keterampilan ilmiah yang tercakup
dianggap oleh siswa merupakan dalam keterampilan proses sains.
materi yang relatif baru dan belum Keterampilan proses sains
pernah diperolehnya ketika di SMP adalah semua keterampilan yang di-
(Sunyono dkk., 2009). perlukan untuk memperoleh,
Kesulitan siswa dalam mem- mengembangkan dan menerapkan
pelajari kimia berdampak pada hasil konsep-konsep, prinsip-prinsip,
belajar yang kurang memuaskan hukum-hukum, dan teori-teori sains,
(Majidah dkk., 2013). Salah satu baik berupa keterampilan mental,
faktor yang menentukan hasil belajar keterampilan fisik (manual), maupun
(prestasi belajar) siswa adalah self- keterampilan sosial (Nugraha, 2005).
efficacy (Harahap, 2008). Siswa Keterampilan proses sains merupa-
harus memiliki self-efficacy yang kan komponen penting dalam pe-
tinggi dalam mata pelajaran kimia laksanaan proses belajar karena dapat
untuk dapat memahami materi kimia mempengaruhi perkembangan
dengan baik (Kartika dkk., 2013). pengetahuan siswa (Ango, 2002).
Self-efficacy merupakan persepsi Penelitian yang dilakukan Abungu
individu akan keyakinan ke- dkk. (2014) menyimpulkan bahwa
mampuannya melakukan tindakan keterampilan proses sains memiliki
yang diharapkan. Self-efficacy mem- pengaruh yang signifikan terhadap
pengaruhi pilihan tindakan yang akan prestasi belajar kimia siswa.
dilakukan, besarnya usaha dan ke- Fakta di lapangan menunjukkan
tahanan ketika berhadapan dengan bahwa masih kurangnya self-efficacy
hambatan atau kesulitan. Individu dan keterampilan proses sains yang
dengan self-efficacy tinggi memilih dimiliki oleh siswa. Menurut data
melakukan usaha lebih besar dan hasil survei PISA tahun 2012, rata-
pantang menyerah (Bandura, 1997). rata skor self-efficacy siswa di
Self-efficacy berpengaruh signi- Indonesia berada pada peringkat ke-
fikan secara langsung terhadap hasil 63 dari 64 negara peserta. Kurangnya
belajar siswa (Fitriana dkk., 2015). keterampilan proses sains siswa
Hasil penelitian yang dilakukan ditunjukkan dari hasil literasi sains
Harahap (2008) menyimpulkan Indonesia yang berada pada pering-
bahwa adanya hubungan yang positif kat ke-64 dari 65 negara peserta yang
dan signifikan antara self-efficacy juga diperoleh berdasarkan laporan
siswa terhadap hasil belajar kimia- PISA tahun 2012 (OECD, 2013).
nya. Semakin tinggi self-efficacy Kurangnya self-efficacy siswa
siswa, maka akan semakin tinggi disebabkan proses pembelajaran
pula hasil belajar kimianya, begitu- yang dilakukan oleh guru masih
pun sebaliknya. kurang meningkatkan kemampuan
Hasil belajar siswa ini terkait self-efficacy siswa sehingga banyak
produk dalam kegiatan pembelajaran. siswa yang kurang yakin dengan
Menurut Utami dkk. (2013), pem- kemampuannya dalam menyelesai-
belajaran kimia pada saat ini tidak kan dan mengorganisasikan berbagai
hanya ditekankan pada produk, tetapi permasalahan kimia yang ada (Izzati
juga pada proses. Produk yang baik dkk., 2015). Adapun kurangnya
846| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.3 Edisi Desember 2015, 844-855

keterampilan proses sains siswa salah pembelajaran dengan menggunakan


satunya disebabkan guru kurang model SiMaYang Tipe II memiliki
memberikan kesempatan pada keefektifan dan kepraktisan yang
seluruh siswa untuk ikut ber- tinggi dalam menumbuhkan model
partisipasi dalam proses pem- mental dan penguasaan konsep
belajaran. Guru masih mengandalkan siswa. Izzati dkk. (2015) dalam
metode ceramah tanpa melaksanakan penelitiannya juga menyimpulkan
pembelajaran yang berkaitan dengan bahwa model pembelajaran
proses dan juga produk pembelajaran SiMaYang Tipe II praktis dan efektif
(Rahmawati dkk., 2014). dalam meningkatkan kemampuan
Berdasarkan hal tersebut, di- efikasi diri dan penguasaan konsep
perlukan adanya solusi untuk asam basa.
meningkatkan self-efficacy dan ke- Penelitian lainnya dilakukan
terampilan proses sains siswa, salah oleh Afdila dkk. (2015) yang mem-
satunya dengan menerapkan suatu peroleh hasil bahwa model pem-
model pembelajaran yang melibatkan belajaran SiMaYang Tipe II berbasis
siswa secara aktif dalam pem- multipel representasi mempunyai
belajaran kimia. Salah satu model kepraktisan dan keefektivan dalam
pembelajaran tersebut adalah model meningkatkan efikasi diri dan
pembelajaran SiMaYang Tipe II. penguasaan konsep larutan elektrolit
Siswa akan terlibat secara aktif dan non-elektrolit. Berdasarkan
dalam semua fase pembelajarannya. uraian di atas, maka dipaparkan
Adapun fase dalam model pem- penelitian yang mendeskripsikan
belajaran SiMaYang Tipe II ada 4 kepraktisan dan keefektifan model
(empat), yaitu orientasi, eksplorasi- pembelajaran SiMaYang Tipe II
imajinasi, internalisasi, dan evaluasi untuk meningkatkan self-efficacy dan
(Sunyono dkk., 2015). keterampilan proses sains pada
Model pembelajaran SiMaYang materi larutan elektrolit dan non-
Tipe II merupakan model pembel- elektrolit.
ajaran sains berbasis multipel repre-
sentasi yang mencoba menginter- METODE PENELITIAN
koneksikan ketiga level fenomena Penelitian ini dilakukan di SMA
kimia (makro, sub-mikro dan sim- Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi
bolik) ke dalam langkah-langkah dalam penelitian ini adalah semua
pembelajarannya (Sunyono dkk., siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandar
2015), sehingga dapat membantu Lampung tahun pelajaran 2015/2016
siswa dalam mempelajari materi dan tersebar dalam lima belas kelas.
kimia yang bersifat abstrak. Hal ini Sampel diambil secara acak dengan
sesuai dengan saran Taber (2013) teknik cluster random sampling,
bahwa pembelajaran kimia sebaiknya sehingga didapatkan 2 kelas peneliti-
mempertimbangkan tiga kategori an sebagai sampel, yaitu kelas X7
tipologi fenomena kimia, yaitu dan X9. Metode yang digunakan
makro, submikro, dan simbolik. dalam penelitian ini adalah pre-
Terdapat beberapa penelitian eksperimen dengan One Group
yang mengkaji penerapan model Pretest-Posttest Design (Fraenkel,
pembelajaran SiMaYang Tipe II. 2012).
Fauziah dkk. (2015) dalam peneli- Prosedur pelaksanaan penelitian
tiannya menyimpulkan bahwa adalah memohon izin melaksanakan
Ulva et al. Pembelajaran SiMaYang Tipe II untuk Meningkatkan …. |847

penelitian, menentukan subyek meningkatkan self-efficacy diukur


penelitian, menyiapkan instrumen dengan menganalisis skor jawaban
penelitian, validasi instrumen yang diberikan siswa pada setiap per-
penelitian, melakukan pretes, me- nyataan yang ada pada angket self-
laksanakan kegiatan belajar mengajar efficacy. (2) Ketercapaian dalam me-
menggunakan model pembelajaran ningkatkan keterampilan proses sains
SiMaYang Tipe II pada materi diukur melalui skor n-Gain yang
larutan elektrolit dan non-elektrolit, diperoleh dari selisish antara skor
melakukan postes, melakukan postes dan prestes. Perhitungan skor
analisis data, membahas, dan me- n-Gain dilakukan dengan meng-
nyimpulkannya. gunakan rumus Hake (dalam
Instrumen penelitian yang di- Sunyono dkk., 2015) dengan
gunakan meliputi: angket self- kriterianya adalah (a) pembelajaran
efficacy, tes tertulis, dan lembar dengan skor n-Gain “tinggi,” jika n-
observasi. Tes tertulis yang diguna- Gain > 0,7; (b) pembelajaran dengan
kan, yaitu soal pretes dan postes skor n-Gain “sedang,” jika n-Gain
materi larutan elektrolit dan non- terletak antara 0,3 < n-Gain ≤ 0,7;
elektrolit yang masing-masing terdiri dan (c) pembelajaran dengan skor n-
atas 4 butir soal keterampilan proses Gain “rendah,” jika n-Gain ≤ 0,3. (3)
sains dalam bentuk uraian. Lembar Aktivitas siswa selama pembelajaran
observasi yang digunakan diantara- berlangsung diukur menggunakan
nya adalah lembar observasi aktivitas lembar observasi oleh dua orang
siswa selama pembelajaran ber- observer. (4) Kemampuan guru
langsung, lembar observasi ke- dalam mengelola pembelajaran di-
mampuan guru dalam mengelola ukur menggunakan lembar observasi
pembelajaran, lembar observasi ke- oleh dua orang observer selama
terlaksanaan model SiMaYang tipe proses pembelajaran berlangsung.
II, dan angket respon siswa terhadap Kepraktisan model pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran. SiMaYang Tipe II ditentukan dari (1)
Teknik pengolahan data yang di- keterlaksanaan RPP diukur melalui
lakukan dalam penelitian ini adalah penilaian terhadap keterlaksanaan
uji validitas dan reliabilitas RPP (yang memuat unsur-unsur
instrumen, keefektifan model pem- model pembelajaran yang meliputi
belajaran SiMaYang Tipe II, dan sintak pembelajaran, sistem sosial,
kepraktisan model pembelajaran dan prinsip reaksi) oleh dua orang
SiMaYang Tipe II. Validitas dan observer. (2) Respon siswa terhadap
realibilitas instrumen berupa soal tes pelaksanaan pembelajaran diukur
keterampilan proses sains yang melalui angket respon siswa yang
dianalisis dengan menggunakan terdiri dari pernyataan positif dan
software SPSS 17.0. Validitas soal negatif, diberikan di akhir pertemuan
ditentukan dari perbandingan nilai setelah kegiatan pembelajaran ber-
rhitung dan rtabel (product moment). akhir.
Adapun reliabilitas soal ditentukan
dengan rumus Alpha Cronbach yang HASIL DAN PEMBAHASAN
membandingkan r11 dengan rtabel. Berdasarkan penelitian yang
Keefeektivan model pembelajar- telah dilakukan, maka akan dipa-
an SiMaYang Tipe II ditentukan dari parkan mengenai keefektifan dan
(1) ketercapaian dalam kepraktisan model pembelajaran
848| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.3 Edisi Desember 2015, 844-855

SiMaYang Tipe II dalam mening- keras dalam memahami dan


katkan self-efficacy dan keterampilan mengembangan pemikiran mereka,
proses sains siswa pada materi sehingga siswa dilatih self-efficacy-
larutan elektrolit dan non-elektrolit. nya. Pada fase internalisasi, siswa
diberikan latihan, melalui pemberian
Validitas dan reliabilitas instru- latihan ini self-efficacy siswa
men tes dilatihkan kembali agar siswa
Hasil perhitungan menggunakan menjadi tertantang, termotivasi, dan
software SPSS 17.0 terhadap tidak mudah menyerah dalam
instrumen tes keterampilan proses mengerjakan soal-soal yang sulit.
sains menunjukkan bahwa semua Pemberian latihan ini berupa LKS
item tes keterampilan proses sains kelompok dan LKS individu. Hal ini
memiliki nilai rhitung > rtabel,. Adapun sesuai dengan pendapat Ren dkk.
perhitungan reliabilitas instrumen tes (2012) bahwa dalam pembelajaran,
keterampilan proses sains menunjuk- guru sains sebaiknya melibatkan
kan nilai sebesar 0,757 dengan nilai strategi pembelajaran yang imajinatif
rtabel sebesar 0,432. Hal ini menun- melalui kegiatan diskusi, latihan
jukkan bahwa instrumen tes keteram- individu, dan permainan-permainan
pilan proses sains memiliki validitas yang menarik
dan reliabilitas yang tinggi, sehingga Pada Tabel 2, dapat dilihat
dapat digunakan sebagai instrumen bahwa rata-rata self-efficacy awal
pengukuran keterampilan proses siswa untuk kedua kelas memiliki
sains. interval kepercayaan sebesar 69,84%
< μ < 74,84% dengan taraf signifikan
Keefektifan model pembelajaran 5%. Adapun rata-rata self-efficacy
SiMaYang Tipe II akhir memiliki interval kepercayaan
Self-efficacy. Hasil penelitian sebesar 79,00% < μ < 82,80%
yang disajikan pada Tabel 1 dengan taraf signifikan 5%. Ber-
menunjukkan bahwa terjadinya dasarkan uraian tersebut, pem-
peningkatan self-efficacy siswa pada belajaran dengan model SiMayang
kedua kelas setelah dilakukan pem- Tipe II efektif meningkatkan self-
belajaran dengan model SiMaYang efficacy siswa dengan kriteria
Tipe II. Sebelum dilakukan pem- “sangat tinggi”.
belajaran dengan model SiMaYang Keterampilan proses sains. Hasil
Tipe II, persentase rata-rata self- penelitian menunjukkan bahwa
efficacy siswa pada kedua kelas terjadi peningkatan keterampilan
adalah 72,43% dengan kriteria proses sains siswa sebelum dan
“tinggi”. Setelah dilakukan pem- sesudah pembelajaran dengan model
belajaran dengan model tersebut, SiMaYang Tipe II. Peningkatan ini
persentase rata-rata self-efficacy terjadi karena keterampilan proses
siswa meningkat menjadi 80,90% sains siswa dilatihkan pada fase
dengan kriteria “sangat tinggi”. eksplorasi-imajinasi, internalisasi,
Peningkatan self-efficacy siswa dan evaluasi. Pada fase-fase tersebut
terjadi karena self-efficacy siswa terdapat aktivitas siswa seperti
dilatihkan selama proses pem- mengamati, menanya, dan meng-
belajaran pada fase eksplorasi- komunikasikan yang merupakan
imajinasi dan internalisasi. Pada fase jenis-jenis dari keterampilan proses
eksplorasi-imajinasi, siswa bekerja sains, sehingga keterampilan proses
Ulva et al. Pembelajaran SiMaYang Tipe II untuk Meningkatkan …. |849

Tabel 1. Data self-efficacy siswa dalam kegiatan pembelajaran


Aspek Self- % Awal % Akhir
No
Efficacy X7 X9 X7 X9
1 Magnitude 70,43 72,37 79,37 80,75
2 Strength 69,79 75,63 80,91 81,18
3 Generality 72,58 75,81 83,60 84,95
Rata-rata 72,43 80,90
Kriteria Tinggi Sangat Tinggi

Tabel 2. Rekapitulasi self-efficacy untuk kedua kelas (X7 dan X9)


Self-Efficacy Awal Akhir
Banyak sampel (n) 62 62
Rata-rata skor (x) 72,43% 80,90%
Standar deviasi (S) 0,12 0,09
Interval kepercayaan rata- 69,84% < μ < 74,84% 79,00% < μ < 82,80%
rata (μ)

sains siswa dapat meningkat. Rata-rata n-Gain keterampilan


Peningkatan keterampilan proses proses sains siswa pada kedua kelas
sains siswa pada kedua kelas dapat memiliki interval kepercayaan
terlihat pada data rata-rata pretes, sebesar 0,59<μ<0,67. Interval keper-
postes, dan n-Gain yang ditunjukkan cayaan rata-rata n-Gain tersebut
pada Tabel 3. diperlihatkan pada Tabel 4. Ber-
Pada kelas X7 dan X9 selisih dasarkan uraian hasil tersebut, dapat
antara nilai postes dan pretes disimpulkan bahwa pembelajaran
menghasilkan n-Gain berturut-turut dengan model SiMaYang Tipe II
sebesar 0,61 dan 0,64 dengan kriteria efektif dalam meningkatkan kete-
“sedang”. Hal ini sesuai dengan rampilan proses sains siswa dengan
kriteria n-Gain yang dikemukakan kriteria “sedang”.
oleh Hake (dalam Sunyono, dkk., Aktivitas siswa. Hasil analisis
2015) bahwa pembelajaran dengan terhadap aktivitas siswa pada kedua
skor n-Gain “sedang”, jika n-Gain kelas yang disajikan pada Tabel 5
terletak antara 0,3 < n-Gain ≤ 0,7. menunjukkan adanya peningkatan
Lebih jelasnya, rata-rata n-Gain aktivitas siswa yang relevan pada
untuk masing-masing kelas diper- setiap pertemuannya. Pada per-
lihatkan pada Gambar 1. temuan pertama, aktivitas siswa yang
relevan pada kelas X7 dan X9
berturut-turut adalah 70,94% dan
79,17%. Pada pertemuan pertama ini,
siswa pada kedua kelas masih kurang
aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dan belum terbiasa
dengan kegiatan pembelajaran
menggunakan model SiMaYang Tipe
II.
Gambar 1. Rata-rata n-Gain pada Pada pertemuan kedua aktivitas
kelas X7 dan X9 siswa yang relevan pada kedua kelas
850| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.3 Edisi Desember 2015, 844-855

Tabel 3. Data keterampilan proses sains siswa


Rata-Rata
Kelas Rata-Rata Pretes Rata-Rata n-Gain Kriteria
Postes
X7 20,65 68,84 0,61 Sedang
X9 25,16 73,23 0,64 Sedang

Tabel 4. Rekapitulasi keterampilan proses sains untuk kedua kelas (X7 dan X9)
Banyak Sampel (n) 62
Jumlah n-Gain 38,83
Rata-Rata n-Gain (x) 0,63
Standar Deviasi (S) 0,19
Interval Kepercayaan Rata-rata (μ) 0,59< μ < 0,67

meningkat menjadi 82,11% dan (Sunyono dkk., 2015). Secara ke-


88,89%. Siswa mulai aktif dalam seluruhan rata-rata persentase
melakukan kegiatan tanya-jawab aktivitas siswa yang relevan pada
dengan guru, menanggapi presentasi kedua kelas adalah 84,55% yang
siswa lain, dan siswa mulai terbiasa tergolong kriteria “sangat tinggi”.
dengan pembelajaran menggunakan Hal ini menunjukkan bahwa secara
model SiMaYang Tipe II. keseluruhan siswa pada kedua kelas
Pada pertemuan ketiga, aktivitas aktif dalam mengikuti kegiatan
siswa yang relevan pada kedua kelas pembelajaran dan hanya 15,45%
juga meningkat menjadi 90,33% dan siswa yang melakukan aktivitas tidak
95,83%. Pada pertemuan ketiga ini, relevan selama pembelajaran
siswa secara keseluruhan aktif dalam berlangsung.
mengikuti kegiatan pembelajaran dan Kemampuan guru dalam menge-
telah terbiasa dengan pembelajaran lola pembelajaran. Hasil penilaian
dengan model SiMaYang Tipe II. dua observer yang disajikan pada
Kendala yang dihadapi oleh Tabel 6 menunjukkan bahwa ke-
siswa dalam pembelajaran dengan mampuan guru dalam mengelola
model SiMaYang Tipe II adalah pembelajaran selalu mengalami
tidak tersedianya fasilitas internet, peningkatan di setiap pertemuannya.
sehingga tidak semua siswa melaku- Pada awal pertemuan masih terdapat
kan kegiatan menelusuri informasi kelemahan guru dalam mengelola
melalui website. Hanya siswa yang pembelajaran. Kelemahan ini terletak
menggunakan smartphone yang pada tahap ekspolorasi-imajinasi,
dapat melakukan kegiatan tersebut. pengelolaan waktu, dan suasana
Seharusnya dalam pembelajaran kelas.
dengan model SiMaYang Tipe II ini, Pada tahap eksplorasi-imajinasi
harus tersedianya fasilitas internet. kelemahan guru dalam mengelola
Hal ini agar pembelajaran menjadi pembelajaran terlihat saat meminta
menarik dan siswa didorong untuk siswa untuk melakukan pembayang-
menggunakan visualisasi (statis dan an (imajinasi) terhadap visualisasi
dinamis), yang disampaikan oleh yang diberikan dan meminta siswa
guru atau siswa dapat mengakses berdiskusi dengan kelompoknya
informasi melalui webpage/weblog dalam membuat interkoneksi
Ulva et al. Pembelajaran SiMaYang Tipe II untuk Meningkatkan …. |851

Tabel 5. Data aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung


Persentase aktivitas siswa (%)
Pertemuan Relevan Tidak relevan
X7 X9 X7 X9
I 70,94 79,17 29,06 20,83
II 82,11 88,89 17,89 11,11
III 90,33 95,83 9,67 4,17

Tabel 6. Data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan model


SiMaYang Tipe II
Persentase Ketercapaian (%) Rata-Rata 2
Pertemuan Aspek Pengamatan
X7 X9 Kelas (%)
Orientasi 81,25 81,25
Eksplorasi-Imajinasi 70,83 72,22
Internalisasi 79,11 75,00
1 73,98
Evaluasi 75,00 81,25
Pengelolaan Waktu 62,50 62,50
Suasana kelas 75,00 71,88
Orientasi 87,50 87,50
Eksplorasi-Imajinasi 77,78 77,78
Internalisasi 83,33 85,42
2 80,67
Evaluasi 81,25 81,25
Pengelolaan waktu 75,00 75,00
Suasana kelas 78,13 78,13
Orientasi 87,50 87,50
Eksplorasi-Imajinasi 86,11 88,89
Internalisasi 89,58 89,58
3 87,57
Evaluasi 87,50 87,50
Pengelolaan waktu 87,50 87,50
Suasana kelas 87,50 87,50

diantara level-level fenomena kimia yang semakin tinggi pada pertemuan-


melalui pemikiran kritis dan kreatif. pertemuan selanjutnya. Secara ke-
Kurangnya kemampuan guru seluruhan kemampuan guru dalam
dalam pengelolaan waktu disebabkan mengelola pembelajaran pada kedua
waktu pembelajaran yang relatif kelas tergolong ke dalam kriteria
singkat, yaitu hanya 60 menit untuk “sangat tinggi”.
2 (dua) jam pelajaran. Suasana kelas
yang kurang kondusif juga membuat Kepraktisan model pembelajaran
guru kurang dapat mengelola pem- SiMaYang tipe II
belajaran dengan baik. Keterlaksanaan model pembel-
Pada pertemuan-pertemuan ajaran SiMaYang Tipe II. Hasil
berikutnya kelemahan-kelemahan penilaian dua orang observer pada
tersebut dapat diatasi dan guru telah Tabel 7 menunjukkan bahwa keter-
mampu mengelola pembelajaran laksanaan model pembelajaran
dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan SiMaYang Tipe II pada kedua kelas
melalui penilaian kedua observer termasuk ke dalam kriteria “sangat
852| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.3 Edisi Desember 2015, 844-855

tinggi” dengan persentase sebesar terjadinya interaksi antara siswa dan


85,76%. Nilai yang diberikan oleh guru. Pada pertemuan-pertemuan
kedua observer pada ketiga apek berikutnya kelemahan-kelemahan ini
pengamatan (sintak pembelajaran, dapat diatasi, antara guru dan siswa
sistem sosial, dan prinsip reaksi) terjadi aktivitas tanya-jawab selama
selalu meningkat di setiap per- proses pembelajaran berlangsung.
temuannya. Pada aspek prinsip reaksi
Pada pertemuan pertama, ketiga terdapat kelemahan guru di awal
aspek pengamatan berupa sintak pertemuan, yaitu pada pemberian
pembelajaran, sistem sosial, dan respon terhadap pertanyaan siswa.
prinsip reaksi pada kedua kelas Guru kurang memberikan respon
memiliki persentase ketercapaian yang baik terhadap pertanyan-
yang paling rendah dibandingkan pertanyaan siswa. Suasana kelas
pada pertemuan kedua dan ketiga. yang kurang kondusif membuat guru
Hal ini disebabkan pada pertemuan mencoba untuk mengkondusifkan
pertama siswa masih kurang aktif kembali suasana belajar di kelas agar
dalam pembelajaran dan suasana kegiatan belajar-mengajar dapat
kelas yang kurang kondusif membuat berjalan dengan lancar, misalnya
siswa kurang memperhatikan pen- dengan memeriksa kesiapan siswa
jelasan guru, sehingga interaksi dalam mengikuti pembelajaran dan
antara guru dan siswa juga masih mengatur pengelolaan kelas. Sejalan
kurang. dengan pernyataan Sunyono (2012)
Pada aspek sintak pembelajaran bahwa dalam rangka menciptakan
terdapat kelemahan pada pemberian lingkungan belajar yang kondusif
kesempatan bagi siswa untuk me- dan pengelolaan kelas, pertama-tama
ningkatkan self-efficacy dan pelak- guru harus terlebih dahulu me-
sanaan kegiatan eksplorasi-imajinasi. meriksa kesiapan pembelajar (siswa)
Pada pertemuan berikutnya dalam mengikuti pembelajaran dan
kelemahan-kelemahan tersebut dapat guru juga harus memegang kendali
diatasi, siswa sudah mulai aktif terhadap pengelolaan kelas.
dalam pembelajaran salah satunya Respon siswa. Hasil analisis data
pada tahap eksplorasi-imajinasi dan respon siswa yang diperoleh pada
suasana pembelajaran juga mulai Tabel 8 menunjukkan bahwa
kondusif, membuat guru juga lebih sebagian besar siswa pada kedua
banyak memberikan kesempatan kelas merasa senang terutama
bagi siswa untuk meningkatkan self- terhadap materi pembelajaran,
efficacy. Hal ini dibuktikan dengan lembar kerja siswa (LKS), serta cara
peningkatan nilai yang diberikan guru mengajar dan merespon siswa.
oleh kedua observer pada pertemuan- Hal ini dibuktikan dengan persentase
pertemuan berikutnya. respon positif yang diberikan pada
Pada aspek sistem sosial juga kedua kelas secara keseluruhan
terdapat kelemahan pada awal sebesar 93,84%.
pertemuan, yaitu pada interaksi Sebagian besar siswa juga
antara siswa dan guru. Suasana kelas menyatakan kebaruan terutama
yang kurang kondusif di awal terhadap materi pembelajaran, LKS,
pertemuan membuat siswa tidak media visual, serta cara guru
terlalu mengerti penjelasan dari guru, mengajar dan merespon, yang di-
sehingga tidak memungkinkan buktikan dengan persentase respon
Ulva et al. Pembelajaran SiMaYang Tipe II untuk Meningkatkan …. |853

Tabel 7. Data keterlaksanaan model pembelajaran SiMaYang Tipe II


Persentase Ketercapaian (%)
Pertemuan Aspek Pengamatan
X7 X9
Sintak 85,00 78,75
1 Sistem social 77,50 80,00
Prinsip reaksi 80,00 77,50
Sintak 88,75 86,25
2 Sistem social 82,50 87,50
Prinsip reaksi 85,00 87,50
Sintak 92,50 90,00
3 Sistem social 90,00 92,50
Prinsip reaksi 90,00 92,50

Tabel 8. Data respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan model


SiMaYang Tipe II
Persentase (%)
No Aspek yang diamati
X7 X9
1 Perasaan senang siswa terhadap materi
pembelajaran, LKS, media, cara guru mengajar, 90,36 97,31
dan cara guru merespon
2 Pendapat siswa tentang kebaruan terhadap materi
pembelajaran, LKS, media, cara guru mengajar, 80,11 82,67
dan cara guru merespon
3 Minat siswa terhadap pembelajaran 93,35 100,00
4 Pemahaman dan ketertarikan siswa terhadap
93,33 80,67
LKS dan media

positif pada kedua kelas sebesar dalam hal ini sangat penting, guru
81,39%. Siswa pada kedua kelas juga mencoba untuk mengkondusifkan
merasa berminat mengikuti pem- kembali suasana belajar di kelas agar
belajaran berikutnya dengan persen- kegiatan belajar-mengajar dapat
tase sebesar 96,68% dan memiliki berjalan dengan lancar. Secara
pemahaman serta ketertarikan keseluruhan respon positif yang
terhadap LKS dan media yang diberikan siswa pada kedua kelas
digunakan dengan persentase sebesar terhadap pembelajaran dengan model
87%. SiMaYang Tipe II sebesar 89,73%
Respon positif yang cukup yang tergolong dalam kriteria
rendah diberikan siswa terhadap “sangat tinggi”.
suasana belajar di kelas. Menurut
komentar siswa yang memberikan SIMPULAN
respon negatif, suasana belajar di Berdasarkan hasil penelitian dan
kelas kurang kondusif, masih ada pembahasan, maka diperoleh
beberapa siswa yang ribut dan ruang simpulan bahwa pembelajaran
kelas yang terasa panas. Hal ini dengan model SiMaYang tipe II me-
membuat siswa sulit untuk mema- miliki keefektifan yang tinggi dan
hami penjelasan guru. Peran guru kepraktisan yang sangat tinggi dalam
854| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.3 Edisi Desember 2015, 844-855

meningkatkan self-efficacy dan Fitriana, S., Ihsan, H., & Annas,


keterampilan proses sains siswa S. 2015. Pengaruh Efikasi Diri,
siswa pada materi larutan elektrolit Aktivitas, Kemandirian Belajar dan
dan non-elektrolit. Kemampuan Berpikir Logis terhadap
Hasil Belajar Matematika pada Siswa
DAFTAR RUJUKAN Kelas VIII SMP. Journal of EST, 2
Abungu, H. E., Okere, M. I. O., (1): 86 –101.
& Wachanga, S. W. 2014. The Effect
of Science Process Skills Teaching Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., &
Approach on Secondary School Hyun, H. H. 2012. How to Design
Students’ Achievement in Chemistry and Evaluate Research in Education
in Nyando District, Kenya. Journal (Eigth Edition). New York:
of Educational and Social Research, McGraw-Hill.
6 (4): 359-372.
Harahap, D. 2008. Analisis
Afdila, D., Sunyono, & Efkar, T. Hubungan Antara Efikasi-Diri Siswa
2015. Penerapan SiMaYang Tipe II dengan Hasil Belajar Kimianya.
pada Materi Larutan Elektrolit dan Jurnal Jurusan Pendidikan Kimia, 3
Non-Elektrolit. Jurnal Pendidikan (1): 42-53.
dan Pembelajaran Kimia, 1 (4): 248-
261. Izzati, S., Sunyono, & Efkar, T.
2015. Penerapan SiMaYang Tipe II
Ango, M. L. 2002. Mastery of Berbasis Multipel Representasi pada
Science Process Skills and Their Materi Asam Basa. Jurnal
Effective Use in the Teaching of Pembelajaran dan Pendidikan
Science: An Educology of Science Kimia, 1 (4): 262-274.
Education in the Nigerian Context.
International Journal of Educology, Kartika, D., Enawaty, E., &
1 (16): 11-20. Erlina. 2013. Hubungan Antara Self-
Efficacy dengan Kemandirian Belajar
Bandura. 1997. Self Efficay The Siswa dalam Mata Pelajaran Kimia
Exercise of Control. New York: W.H di SMA. Jurnal Pendidikan dan
Freeman and Company. Pembelajaran, 2 (2): 1-12.

Erlina. 2011. Deskripsi Kemam- Majidah., Hairida, & Erlina.


puan Berpikir Formal Mahasiswa 2013. Korelasi Antara Self-efficacy
Pendidikan Kimia Universitas dengan Hasil Belajar Siswa dalam
Tanjungpura. Jurnal Visi Ilmu Mata Pelajaran Kimia di SMA.
Pendidikan, 3 (6): 631-640. Jurnal Pendidikan dan Pem-
belajaran, 9 (2): 1-10.
Fauziah, N., Sunyono, & Efkar,
T. 2015. Pembelajaran SiMaYang Nugraha, A.W. 2005. Penerapan
Tipe II pada Materi Larutan Pendekatan Keterampilan Proses IPA
Elektrolit dan Non-Elektrolit. Jurnal pada Praktikum Kimia Fisika II di
Pendidikan dan Pembelajaran Jurusan Kimia FMIPA UNIMED
Kimia, 1 (4): 172-183. melalui Kegiatan Praktikum
Terpadu. Jurnal Penelitian Bidang
Penelitian, 11 (2): 107-112.
Ulva et al. Pembelajaran SiMaYang Tipe II untuk Meningkatkan …. |855

OECD (Organization for Concepts. Science Education


Economic Co-operation and International, 26 (2): 104-125.
Development). 2013. PISA 2012
Assesment and Analytical Tim Pengembang Ilmu
Framework: matemathics, reading, Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan
science, problem solving, and Aplikasi Pendidikan Bagian III :
financial literacy. (Online). Tersedia: Pendidikan Disiplin Ilmu. Bandung:
http://www.keepeek.com/Digital- Penerbit Imtima.
Asset-Management/oecd/education/-
pisa-2012-assessment-and-analytical- Taber, K. S. 2013. Three levels
framework_9789264190511-en, of chemistry educational research.
diakses 2 Desember 2015. Chemistry Education Research and
Practice, 14 (2): 151-155.
Rahmawati, D., Nugroho, S. E.,
& Putra, N. M. D. Penerapan Model Utami, W. D., Dasna, I. W., &
Pembelajaran Kooperatif Tipe Sulistina, O. 2013. Pengaruh
Numbered Head Together Berbasis Penerapan Model Pembelajaran
Eksperimen untuk Meningkatkan Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil
Keterampilan Proses Sains Siswa Belajar dan Keterampilan Proses
SMP. Unnes Physic Education Sains Siswa pada Materi Kelarutan
Journal, 3 (1): 40-46. dan Hasil Kali Kelarutan. Jurnal
Pendidikan Kimia UNM, 2 (2): 1-7.
Ren, F., Xiuju, Li., Zhang, H., &
Wang, L. 2012. Progression of
Chinese Students’ Creative
Imagination from Elementary
Through High School. International
Journal of Science Education, 13
(34): 2043–2059.

Sunyono, Wirya, I. W., Suyanto,


E., & Suyadi, G. 2009. Identifikasi
Masalah Kesulitan dalam
Pembelajaran Kimia SMA Kelas X
di Propinsi Lampung. Jurnal
Pendidikan MIPA, 2 (10): 9-18.

Sunyono. 2012. Buku Model


Pembelajaran Berbasis Multipel
Representasi (Model SiMaYang).
Bandar Lampung: Aura Printing &
Publishing.

Sunyono, Yuanita, L., &


Ibrahim, M. 2015. Supporting
Students in Learning with Multiple
Representation to Improve Student
Mental Models on Atomic Structure

Anda mungkin juga menyukai