Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No.

2, Juli 2017 : 1-75

GAMBARAN PENDERITA DISFAGIA YANG MENJALANI PEMERIKSAAN


FIBEROPTIC ENDOSCOPIC EVALUATION OF SWALLOWING DI RSUP
DR.KARIADI SEMARANG PERIODE 2015 - 2016

Christin Rony Nayoan

Departemen IK THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako /


KSM RSU Tadulako Palu
Email Korespondensi: ch.lapadji@gmail.com

ABSTRAK
Disfagia merupakan gejala kegagalan memindahkan bolus makanan dari rongga mulut sampai ke lambung atau proses penelanan.
Disfagia dapat menyebabkan kematian karena memberikan komplikasi yang serius seperti malnutrisi, dehidrasi, pneumonia aspirasi,
abses paru dan bahkan kematian. Prevalensi disfagia pada dewasa paling banyak diatas 50 tahun yakni sekitar 7 – 22 % populasi.
Fiberoptic Endoscopic Evaluation of Swallowing (FEES) merupakan pemeriksaan standard untuk menilai pasien dengan disfagia,
terutama menilai resiko aspirasi saat intake oral dan untuk menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Untuk memberikan gambaran
mengenai hasil pemeriksaan FEES pada penderita disfagia di RSUP Dr.Kariadi Semarang selama tahun 2015 - 2016. Subyek dalam
penelitian ini adalah penderita disfagia yang menjalani pemeriksaan FEES di bedah sehari RSUP dr.Kariadi Semarang periode 2015-
2016. Penelitian ini adalah deskriptif – retrospektif yang diambil dari data rekam medik dari penderita disfagia yang menjalani
pemeriksaan FEES di bedah sehari RSUP dr.Kariadi Semarang periode 2015-2016. Jumlah subyek penelitian 28 orang, laki – laki
lebih banyak dibanding wanita dengan distribusia usia terbanyak adalah lebih dari 50 tahun Disfagia terbanyak adalah fase
orofaringeal dengan etiologi disfagia terbanyak adalah gangguan neuromuskular. gambar.6).Evaluasi pre swallowing didapatkan 32
% penderita memberikan kelainan dan 79 % penderita memberikan kelainan pada evaluasi swallowing. Hasil evaluasi teraupetik
didapatkan jumlah penderita yang direkomendasikan menggunakan NGT pada 13 penderita dan tetap diet per oral pada 15 penderita.
Penilaian dengan FEES pada penderita dengan disfagia penting untuk dilakukan karena dapat menemukan resiko kejadian aspirasi
baik sebelum proses menelan maupun saat proses menelan serta dapat merekomendasikan penggunaan NGT dan jenis konsistensi dan
tehnik menelan yang tepat.

Kata Kunci : Disfagia, Fiberoptic Endoscopic Evaluation of Swallowing (FEES)

ABSTRACT
Dysphagia is a symptom of failure to move the food bolus from the oral cavity to the stomach or the ingestion process. Dysphagia can
cause death because it provides serious complications such as malnutrition, dehydration, aspiration pneumonia, lung abscess and
even death. The prevalence of dysphagia in adults is more than 50 years around 7 - 22% of the population. Evaluation of Fiberoptic
Endoscopy for Swallowing (COST) is a standardized examination to assess patients with dysphagia, especially. For further
management. To provide an overview of the results of FEES examination in patients with dysphagia in Dr.Kariadi General Hospital
Semarang during 2015 - 2016. The subjects in this study were patients with dysphagia being examined by FEES in the day-to-day
surgery of RSUP dr.Kariadi Semarang period 2015-2016. This research is descriptive - retrospective taken from medical record data
from patient of dysphagia which is being examined by FEES in daily surgery RSUP dr.Kariadi Semarang period 2015 -2016. Number
of study subjects 28 people, men more than women with distribusia age more than 50 years Dysphagia administered is oropharyngeal
phase with etiology of dysphagia not is neuromuscular disorders. Figure 6). Pretreatment of pre swallowing found 32% of patie nts
gave abnormalities and 79% of patients gave abnormalities in the assessment of swallowing. The results of teraupetik evaluation of
the number of patients using NGT on 13 patients and diet oral in 15 patients. assessment with FEES in patients with dysphagia is
important to do because it can find the possibility of a good aspiration occurrence when the ingestion process can also use the use of
NGT and the appropriate type of consistency and swallowing technique.

Keywords: Dysphagia, Endoscopic Evaluation of Fiberoptic Swallowing (COS mT)

Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan : 47-56) 47


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75

PENDAHULUAN dan semakin meningkatnya umur


Proses menelan adalah suatu harapan hidup maka pasien usia tua
aktivitas neuromuskuler yang kompleks dengan disfagia akan makin meningkat.2
yang meliputi koordinasi yang cepat dari Faktor resiko kejadian disfagia sangat
struktur – struktur dalam kavum oris, banyak antara lain peningkatan usia,
faring , laring dan esofagus. Pada waktu refluks asam, stroke, kanker kepala dan
proses menelan, bolus makanan atau leher, trauma kepala, sklerosis lateral
cairan akan berjalan dari mulut ke amyotropik, palsy pseudobulbar,
lambung melalui faring dan esofagus. penyakit alzheimer dan myastenia
Untuk proses ini dibutuhkan sekitar 40 gravis. Etiologi paling banyak adalah
pasang otot dan 5 saraf kranialis. Proses stroke yaitu sekitar 81 %, kanker kepala
menelan terdiri dari 3 fase yaitu fase oral leher 45 %.2 Berdasarkan penyebabnya,
(preparasi – propulsif ), fase faringeal disfagia dibagi atas disfagia mekanik,
dan fase esofageal.1 motorik dan oleh karena gangguan
Disfagia atau gangguan menelan emosi.3
merupakan kelainan yang umum terjadi, Penilaian terhadap proses
disfagia bukan suatu penyakit tetapi menelan digunakan untuk penilaian awal
gejala atau kumpulan gejala yang dari pasien dengan disfagia, terutama
berhubungan dengan kesulitan menelan. menilai resiko aspirasi saat intake oral
Disfagia merupakan gejala kegagalan dan untuk menentukan penatalaksanaan
memindahkan bolus makanan dari selanjutnya. Dikenal beberapa
rongga mulut sampai ke lambung atau pemeriksaan terhadap proses menelan
proses penelanan, dimana proses ini seperti Videofluoroskopi Swallow
membutuhkan aktivitas neuromuskuler Studies (VFSS), Fiberoptic Endoscopic
yang kompleks dan koordinasi yang Evaluation of Swallowing (FEES) atau
cepat dari struktur dalam cavum oris, FEES dengan pemeriksaan sensori dan
faring, laring dan esofagus.1 Disfagia scintigraphy.2 FEES pertama kali
terbagi menjadi terjadi pada semua fase diperkenalkan oleh Susan Langmore,
menelan dimana terjadi gangguannya. Schatz dan Olson pada tahun 1988 dan
Disfagia dapat dibagi menjadi fase oral, mulai diterapkan sebagai pemeriksaan
faringeal, orofaringeal, faringoesofageal standard oleh the American Speech-
dan esofageal. Disfagia derajatnya dapat Language-Hearing Association (ASHA)
dari ringan sampai berat.1 Disfagia dapat sejak tahun 1992.2 Tujuan dari
menyebabkan kematian karena pemeriksaan FEES adalah memberikan
memberikan komplikasi yang serius penilaian fungsional yang komprehensif
seperti malnutrisi, dehidrasi, pneumonia terutama pada fase faringeal sehingga
aspirasi, abses paru dan bahkan dapat mengarah pada rekomendasi
kematian2 mengenai kemampuan menelan, dan
Prevalensi disfagia pada dewasa kemmapuan makan secara oral serta
paling banyak diatas 50 tahun yakni intervensi yang tepat untuk membantu
sekitar 7 – 22 % populasi. proses menelan lebih aman dan efisien.
Disfagia berhubungan dengan penuaan Pemeriksaan ini memberikan data

Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan : 47-56) 48


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75

visualisasi langsung daerah faring dan dari data rekam medik dari penderita
laring sesaaat sebelum dan sesudah disfagia yang menjalani pemeriksaan
menelan.4 FEES di bedah sehari RSUP dr.Kariadi
Tindakan lanjutan setelah kita Semarang periode 2015-2016.
melakukan pemeriksaan FEES adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
mengevaluasi efek dari postur tubuh, Hasil Penelitian pada penderita
manuver, modifikasi bolus, teknik disfagia yang menjalani pemeriksaan
kompensasi dan peningkatan sensoris FEES di bedah sehari RSUP dr. Kariadi
yang dapat meningkatkan efisiensi dan Semarang periode 2015-2016
keamanan proses menelan. Evaluasi didapatkan jumlah penderita disfagia
tersebut dikenal dengan nama yang menjalani pemeriksaan FEES
theraupetic assessment atau sebanyak 28 orang sesuai dengan tabel 1.
biofeedback. Theraupetic assessement Penderita disfagia yang menjalani
diberikan kepada pasien dengan pemeriksaan FEES di bedah sehari
pertimbangan tujuan, usia, kooperatif, RSUP dr.Kariadi Semarang periode
dan status kognitif pasien, dan pemeriksa 2015- 2016 didapatkan distribusi jenis
harus memastikan intervensi tersebut kelamin laki – laki (53 %) lebih banyak
dapat membantu masalah penderita.4 dibanding wanita dengan distribusia usia
Pemeriksaan FEES harus terbanyak adalah lebih dari 50 tahun (82
didokumentasi dengan baik dan diakhir %). Penelitian sebelumnya di RSUP
pemeriksaan seorang klinisi akan Dr.Kariadi periode tahun 2012-2013
memberikan rekomendasi bagi pasien didapatkan 7 penderita yang menjalani
dalam hal metode pemberian nutrisi pemeriksaan FEES, 5 penderita laki-laki
(oral, non oral atau kombinasi), (71%) dan 2 penderita perempuan
konsistensi dan volume makanan yang (29%), dengan rentang usia ≤ 40 tahun 0
diberikan, posisi, manuver dan tehnik penderita (0%), 40-60 tahun 3 penderita
lain untuk memperbaiki proses menelan, (43%) dan ≥ 60 tahun 4 penderita (57%).
perencanaan untuk re-evaluasi dan Hal tersebut sesuai dengan penelitian
perencanaan untuk rujukan ke kohort di Amerika yang melibatkan
subspesialis lain. 4.038 sampel selama 8 tahun didapatkan
Tujuan penulisan ilmiah ini pada kelompok usia 0-60 tahun, yang
adalah untuk memberikan gambaran menderita disfagia sebanyak 30,7 % dan
mengenai hasil pemeriksaan FEES pada angka ini meningkat pada kelompok usia
penderita disfagia di RSUP Dr.Kariadi > 60 tahun yakni 37,7 %.
Semarang selama tahun 2015 - 2016. Peningkatan usia akan menyebabkan
BAHAN DAN CARA terjadinya proses degenerasi seperti
Subyek dalam penelitian ini ossifikasi kartilago laring, atrophi otot-
adalah penderita disfagia yang menjalani otot instriksik laring, dehidrasi pada
pemeriksaan FEES di bedah sehari pada mukosa laring, berkurangnya
RSUP dr.Kariadi Semarang periode elastisitas ligamen-ligamen laring,
2015-2016. Penelitian ini adalah berkurangnya gigi – geligi, penurunan
deskriptif – retrospektif yang diambil kemampuan sensoris didaerah faring dan

Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan : 47-56) 49


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75

laring.5 Untuk distribusi usia penelitian dibanding laki-laki. Analisa lain adalah
tersebut menunjukkan kelompok laki- karena wanita memiliki tahanan otot
laki lebih banyak pada setiap dekade, leher yang lebih besar dan os hioid yang
akan tetapi wanita akan meningkat pada lebih besar serta posisi perpindahan
dekade 8 dan 9, hal tersebut dikarenakan laring yang lebih baik saat menelan
lebih banyak laki-laki yang menderita bahkan seiring peningkatan usia
penyakit komorbid dan umur harapan kekuatan otot tersebut masih tetap
hidup wanita yang lebih panjang sama.6, 7
Tabel.1. Data demografis subyek penelitian
Karakteristik Jumlah Persentase (%)
Jumlah penderita 28 100 %
Jenis Kelamin
Laki-laki 15 53 %
Perempuan 13 47 %
Usia
< 50 tahun 5 18 %
≥ 50 tahun 23 82 %
Jenis disfagia
Oral 0 0 %
Orofaringeal 19 67 %
Faringeal 7 17 %
Esofageal 2 7%
Penyebab
Neuromuskular 8 28 %
Massa 4 14 %
Keganasan 4 14 %
Radiasi 3 10 %
Stroke 7 26 %
Inflamasi 1 4 %
Tidak jelas/psikosomatis 1 4 %
Hasil pemeriksaan FEES
Kelainan Pre Swallowing Assessment 9 32 %
Kelainan Swallowing Assessment 22 79 %
Perubahan dengan teraupetik assessment 5 18 %

Gambaran jenis fase disfagia pada jenis gangguan neuromuskular tidak


penderita disfagia yang menjalani didapatkan sehingga tidak dapat
pemeriksaan FEES di bedah sehari dianalisa lebih lanjut.
RSUP dr.Kariadi Semarang periode Gambaran evaluasi pre –
2015-2016 terbanyak adalah fase swallowing, kekuatan motorik baik pada
orofaringeal yakni 67 % dengan etiologi kekuatan oromotor, velofaring dan otot
disfagia terbanyak adalah gangguan faring terbanyak adalah simetris
neuromuskular yakni 28 %. Penelitian kuat.(Gambar.1) Gambaran standing
sebelumnya di RSUP Dr.Kariadi periode secretion didapatkan pada 47 %
tahun 2012-2013 didapatkan penyebab penderita dan yang terbanyak adalah
terbanyak adalah stroke non hemoragik ringan-sedang.(Gambar.2) Gambaran
(6 penderita,86 %) dan Sindroma silent aspiration didapatkan pada 46 %
Guillain-Barre (1 penderita,14%). Pada penderita dan aspirasi pada 53 %
penelitian ini sudah ada keragaman penderita (Gambar.3).
penyebab akan tetapi data mendukung

Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan : 47-56) 50


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75

Grafik PSA : Kekuatan Motorik


SIMETRIS LEMAH KANAN LEMAH KIRI KEDUANYA LEMAH

6 8 6
2 4
2 3
3 2

18 16
14

KEKUATAN OROMOTOR KEKUATAN VELOFARING KEKUATAN OTOT


FARING

Gambar.1. Grafik kekuatan motorik, penderita disfagia yang menjalani


pemeriksaan FEES di bedah sehari RSUP dr.Kariadi Semarang periode 2015 - 2016.

Grafik PSA : Standing Secretion

11%
18%
NORMAL
53% RINGAN

18% SEDANG
BERAT

Gambar.2. Grafik gambaran standing secretion pada penderita disfagia yang


menjalani pemeriksaan FEES di bedah sehari RSUP dr.Kariadi Semarang periode 2015-
2016

Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan : 47-56) 51


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75

Grafik PSA : Aspirasi dan Silent


Aspiration
30
25
20
15
10
5
0
SILENT ASPIRASI ASPIRASI

ADA TIDAK ADA

Gambar.3. Grafik kejadian aspirasi dan silent aspirasi disfagia,


penderita disfagia yang menjalani pemeriksaan FEES di bedah sehari RSUP dr.Kariadi
Semarang periode 2015-2016

Gambaran evaluasi swallowing, didapatkan data, 4 % yang tidak


adanya preswallowing leakage pada 13 mengalami hiposensitif di epiglotis dan 6
penderita ( 46 %) dan hiposensitif % yang tidak mengalami hiposensitif di
hipofaring pada 14 penderita (50 %). basis lidah, sisanya mengalami
(Gambar.4) Residu didapatkan penurunan sensitifitas yang bervariasi.
terbanyak adalah residu berat pada 8 Residu di faring didapatkan 95 % dan
penderita (28,5 %). (Gambar.5) dengan gangguan adduksi pita suara 6 %.8
kejadian aspirasi pada 17 penderita (61 Penelitian di Jakarta melaporkan pada
%, gambar.6). Penelitian sebelumnya di usia lanjut dengan keluhan disfagia
RSUP Dr.Kariadi periode tahun 2012- didapatkan 68,2 % terjadi preswallowing
2013, melaporkan hasil pemeriksaan leakage yang dikarenakan penurunan
FEES pada 7 penderita disfagia fungsi lidah dan velum pada usia lanjut.
didapatkan residu pada 4 penderita Penelitian lain pada penderita stroke
(57%) dan aspirasi pada 2 penderita didapatkan gambaran preswallowing
(29%). Residu disebabkan oleh leakage sebanyak 94,6 % pria dan 81,8%
penelanan yang tidak sempurna dan bila wanita, kejadian pre swallowing leakage
terakumulasi akan menimbulkan karena adanya lesi dibatang otak dan
5
penetrasi dan aspirasi. otak.9 Pada penelitian ini tidak dapat
Penelitian kohort pada 116 dianalisis lebih lanjut gambaran setiap
penderita kanker kepala leher yang kelainan dihubungkan dengan etiologi
dilakukan pemeriksaaan FEES karena kurangnya informasi pendukung.

Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan : 47-56) 52


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75

Grafik SA : Preswallowing leakage


dan hiposensitif hipofaring
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
PRESWALLOWING HIPOSENSITIF
LEAKAGE HIPOFARING
TIDAK ADA 15 14
ADA 13 14

Gambar. 4. Grafik gambaran preswallowing leakage dan hiposensitif hipofaring


penderita disfagia yang menjalani pemeriksaan FEES di RSUP dr.Kariadi Semarang
periode 2015 – 2016

Grafik PSA : Residu selama


pemeriksaan
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
TIDAK ADA RESIDU RESIDU
RESIDU BERAT
RESIDU RINGAN SEDANG
Series1 6 7 7 8

Gambar.5. Grafik gambaran residu pada swallowing assesment penderita disfagia yang
menjalani pemeriksaan FEES diRSUP dr.Kariadi Semarang periode 2015-2016

Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan : 47-56) 53


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75

Grafik PSA : Gambaran Aspirasi selama


pemeriksaan
TIDAK ADA
14%

ADA, DIKELUARKAN
39% SPONTAN

ADA BERUSAHA
32% DIKELUARKAN TDK
BERHASIL
ADA NAMUN TDK ADA
15% USAHA

Gambar.6 Grafik gambaran gambaran aspirasi pada swallowing assesment


penderita disfagia yang menjalani pemeriksaan FEES di bedah sehari RSUP dr.Kariadi
Semarang periode 2015 - 2016

Hasil evaluasi teraupetik didapatkan pemeriksaan FEES diujikan pada orang


jumlah penderita yang dewasa sehat memberikan hasil susu
direkomendasikan menggunakan NGT yang lebih kental, volume yang lebih
pada 13 penderita dan tetap diet per oral banyak, serta memberikan dengan
pada 15 penderita (Gambar.7). Sebuah sedotan lebih memberikan nilai skor
penelitian mengenai efek jenis cairan, penetrasi – aspirasi yang tinggi.10
cara pemberian dan volume bolus pada

Grafik Teraupetic Assessment


: cara makan

15 13
0
PERORAL NGT PEG

Gambar.7. Grafik gambaran rekomendasi cara makan pada penderita disfagia yang
menjalani pemeriksaan FEES di RSUP dr.Kariadi Semarang periode 2015 -2016

Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan : 47-56) 54


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75

Penelitian ini masih kurang dalam Semarang yang telah membantu dalam
menganalisa kelaianan yang didapatkan pengambilan data penelitian ini.
dihubungkan dengan masing – masing
etiologi, dikarenakan jumlah penderita DAFTAR PUSTAKA
yang masih sedikit, dokumentasi yang 1. Smith LJ. Upper digestive tract
kurang seragam dan ketidakseragaman anatomy and physiology. In:
pemahaman pemeriksa (klinisi-dokter) Johnson JT, Rosen CA, editors.
Bailey's head and neck surgery
dalam memeriksa dan mengisi lembar
otolaryngology. Fifth ed.
data pemeriksaan FEES. Philadelphia: Lippincott
KESIMPULAN Williams and Wilkins 2014. p.
Penelitian ini melaporkan 817-24.
mengenai gambaran deskriptif hasil 2. Kuhn MA, Belafsky PC.
pemeriksaan FEES pada penderita Functional assessment of
disfagia di RSUP Dr.Kariadi Semarang swallowing In: Johnson JT,
Rosen CA, editors. Bailey's head
selama 2015-2016. Sesuai dengan data
and neck surgery -
pada laporan ini didapatkan 23 dari 28 otolaryngology. Fifth ed.
penderita yang menjalani FEES berumur Philadelphia: Lippincott
lebih dari 50 tahun dengan jumlah Williams and Wilkins 2014. p.
penderita laki – laki lebih banyak yakni 825-37.
53 %. Pada laporan ini etiologi atau 3. Soepardi EA. Disfagia. In:
faktor resiko terbanyak adalah gangguan Soepardi EA, Iskandar N,
Bashiruddin J, Restuti RD,
neuromuskular. Gambaran kelainan
editors. Buku ajar ilmu kesehatan
pada pemeriksaan pre swallowing pada 9 telinga hidung tenggorol dan
penderita dan kelainan pada swallowing kepala leher. Enam ed. Jakarta:
assessment pada 22 penderita. Balai penerbit FKUI; 2010. p.
Rekomendasi yang diberikan makan per 276-83.
oral dan pemasangan NGT. 4. Association AS-LH. Role of the
speech-language pathologist in
Penilaian dengan FEES pada
the performance and
penderita dengan disfagia penting untuk interpretation of endoscopic
dilakukan karena dapat menemukan evaluation of swallowing
resiko kejadian aspirasi baik sebelum guidelines. 2004 [cited 2015 June
proses menelan maupun saat proses 20]; Available from:
menelan serta dapat merekomendasikan http://www.asha.org/policy/GL2
penggunaan NGT dan jenis konsistensi 004-00059/.
5. Santoso S. Gambaran fiberoptic
dan tehnik menelan yang tepat.
endoscopic examination of
UCAPAN TERIMA KASIH swallowing (FEES) pada pasien
Peneliti mengucapkan terima kasih disfagia di RSUP Dr.Kariadi
kepada pihak RSUP Dr.Kariadi Semarang periode 2012-2013.
Semarang: Departemen IKTHT-

Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan : 47-56) 55


Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 3 No. 2, Juli 2017 : 1-75

KL FK UNDIP-SMF KTHT-KL neck cancer population. Head an


RSUP Dr.Kariadi, 2014. Neck 2013;10(1002):974-9.
6. Leder SB, Suiter DM. An 9. Tamin S, editor. Assessment and
Epidemiologic study on aging management of dysphagia with
and dysphagia in the acute care flexible endoscopic evaluation of
hospitalized population : 2000 - swallowing. Workshop disfagia
2007. Gerontology. dan refluks laringofaring 2012;
2009;55:714-8. Jakarta.
7. Leung MY. Quantifying 10. Butler SG, Stuart A, Case D,
swallowing function for healthy Rees C, Vitolins M, Kritchevsky
adults in different age groups SB. Effects of liqiud type,
using acoustic analysis. Boston, delivery method and bolus
Massachussetts: MGH Institute volume on penetration aspiration
of Health Professions; 2015. scores in healthy adults during
8. Deutschmann MW, McDonough flexible endoscopic evaluation of
A, Dort JC, Dort E, Nakoneshny swallowing Annals of otology,
S, Matthews TW. Fiber-optic rhinology and laryngology.
endoscopic evaluation of 2011;120(5):288-95.
swallowing (FEES): Predictor of
swallowing - related
complications in the head and

Healthy Tadulako Journal (Christin Rony Nayoan : 47-56) 56

Anda mungkin juga menyukai