Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK MELALUI METODE

PENYUSUTAN DAN REVALUASI AKTIVA TETAP


PADA PT. SAWIT SUKSES MAKMUR MEDAN
Julianti1, Thomas Sumarsan Goh2, Lamria Sagala3
1
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia
2,3
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia

DOI: https://doi.org/10.46880/methoda.Vol6No3.pp41-52

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan pajak melalui metode penyusutan dan
revaluasi akuntansi aktiva tetap dilaksanakan perusahaan sesuai dengan peraturan perpajakan yang
berlaku.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan
mengumpulkan data, peristiwa dan perbuatan dari objek yang diteliti, kemudian mengklasifikasikan dan
menganalisanya sehingga diperoleh kesimpulan
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa perencanaan pajak melalui metode penyusutan dan revaluasi
akuntansi aktiva tetap yang dilaksanakan perusahaan sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang
berlaku. Hal ini dapat dilihat bahwa perusahaan telah mengelompokkan aktiva tetap menurut jenisnya
adalah untuk memudahkan rincian perkiraan-perkiraan aktiva tetap ke dalam buku besar aktiva tetap,
sehingga lebih mempermudah dalam hal perhitungan beban penyusutan aktiva tetap dan penilaian
aktiva gedung kantor meliputi biaya, pengadaan tanah, studi kelayakan, dan biaya-biaya lain yang
berhubungan langsung dengan Gedung yang bersangkutan, dan dicatat sebesar harga beli atau
pembangunan ditambah dengan biaya-biaya sampai aktiva tersebut dapat digunakan.
Kata Kunci: Aktiva Tetap, PSAK, Depriasi

1. PENDAHULUAN
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari selalu menggunakan aktiva tetap. Untuk
menghasilkan produk dari proses produksi tersebut, maka peranan aktiva tetap sangat besar bagi perusahaan
baik ditinjau dari fungsinya, dari jumlah dana yang diinvestasikan, dari segi pengolahannya yang
melibatkan banyak orang, dari segi pembuatannya yang sering jangka panjang, maupun dari segi
pengawasannya yang agak rumit. Setiap perusahaan pasti memiliki aktiva Melihat begitu besarnya peranan
aktiva tetap dalam membantu kelancaran aktivitas operasi perusahaan dan dana yang dikeluarkan untuk
perolehan aktiva tetap relatif besar, biaya pengawasan, pemeliharaan, pergantian barang-barang tertentu
dari aktiva tetap yang bersangkutan dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan aktiva tetap tersebut,
sehingga dibutuhkan suatu penerapan akuntansi yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
khususnya PSAK No. 16. Revaluasi aktiva tetap adalah penilaian kembali aktiva tetap perusahaan, yang
diakibatkannya adanya kenaikan nilai aktiva tetap tersebut di pasaran atau karena rendahnya nilai aktiva
tetap dalam laporan keuangan perusahaan sehingga nilai aktiva tetap dalam laporan perusahaan tidak lagi
mencerminkan nilai yang wajar. Pelaksanaan penilaian kembali aktiva tetap menurut Undang-Undang
perpajakan mengacu pada pasal 19 ayat (1) Undang-Undang nomor 17 tahun 2000 tentang pajak
penghasilan, bahwa undang-undang memberikan wewenang kepada Menteri Keuangan untuk menetapkan
peraturan tentang penilaian kembali aktiva apabila terjadi ketidaksesuaian antara unsur biaya dengan
penghasilan karena perkembangan harga.
Tujuan diberikannya kesempatan untuk melakukan penilaian kembali aktiva tetap adalah agar
perusahaan dapat menyehatkan posisi keuangannya sehingga lebih mencerminkan kemampuan dan nilai

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 6, Nomor 3 , September-Desember 2016 : 41-52 | 41


perusahaan yang sebenarnya. Dengan dilakukannya penyesuaian, diharapkan perusahaan dapat melakukan
perhitungan penghasilan dan biaya yang lebih serasi dan wajar demi kelangsungan usahanya. Pihak ekstern
menilai laporan keuangan manajemen dalam rangka membuat keputusan ekonomi, efektivitas pengambilan
keputusan tersebut sangat tergantung ada apakah laporan keuangan yang disusun telah mencerminkan nilai
yang sesuai dengan kondisi ekonomi pada saat pengambilan keputusan.
Objek penelitian penulis adalah PT. Sawit Sukses Makmur, dimana perusahaan tersebut merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan minyak kelapa sawit. Dalam membantu aktivitas
operasinya, perusahaan menggunakan aktiva tetap yang jumlahnya relatif besar. Selama penggunaan aktiva
tetap, perusahaan mengeluarkan biaya-biaya yang nilainya relatif besar, namun perlakuan akuntansi
terhadap biaya tersebut sering salah, apakah dibebankan ke laba rugi atau ke harga perolehan aktiva tetap.
Dari pihak perusahaan sendiri tujuan dilakukannya penilaian kembali atau sering disebut dengan
revaluasi aktiva tetap untuk tujuan perpajakan adalah selisih dari penilaian kembali aktiva tetap yang
didapat dari nilai pasar wajar dikurangi dengan nilai buku yang telah dimiliki selama lebih dari lima tahun
tersebut nantinya akan dikompensasikan dengan rugi fiskal tahun berjalan dan akumulasi rugi fiskal tahun
sebelumnya. Adapun identifikasi masalah yaitu :
a. Perusahaan menggunakan aktiva tetap yang jumlahnya relatif besar.
b. Perusahaan mengeluarkan biaya-biaya yang nilainya relatif besar, namun perlakuan akuntansi
terhadap biaya tersebut sering salah.
c. Perusahaan mengalami selisih dari penilaian kembali aktiva tetap yang didapat dari nilai pasar wajar
dikurangi dengan nilai buku yang telah dimiliki.
d. Perusahaan tidak menggunakan perencanaan pajak dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan.
Berdasarkan uraian yang telah dibahas sebelumnya maka rumusan masalah adalah : “Bagaimana
perencanaan pajak melalui metode penyusutan dan revaluasi akuntansi aktiva tetap yang dilaksanakan oleh
perusahaan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku ?”

2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Munawir (2006:18), Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang phisiknya
nampak (kongkrit). Syarat lain untuk dapat diklasifikasikan sebagai aktiva tetap selain aktiva itu milik
perusahaan, juga harus digunakan dalam operasi yang besifat permanen (aktiva tersebut mempunyai umur
kegunaannya jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode kegiatan perusahaan.
Sedangkan Moven (2006:25) menyatakan bahwa : “Aktiva tetap berwujud adalah kekayaan perusahaan
yang fisiknya konkrit dan digunakan dalam operasi perusahaan secara pemanen (lebih dari satu periode
akuntansi/tahun).”
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa aktiva tetap itu adalah aktiva yang meliputi kriteria sebagai
berikut :
a. Mempunyai wujud atau bentuk fisik
b. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
c. Dipergunakan untuk membantu aktivitas operasi perusahaan,
d. Tidak dimaksudkan untuk dijual
e. Diharapkan memberikan manfaat ekonomis di masa yang akan datang.
Berdasarkan kriteria yang ada di atas maka akan mudah untuk membedakan aktiva tetap diantara aktiva-
aktiva yang dimiliki perusahaan. misalnya, mobil pada perusahaan dealer mobil adalah persediaan yang
dikelompokkan sebagai aktiva lancar, sedangkan mobil yang dipergunakan dalam operasi perusahaan
adalah merupakan aktiva tetap perusahaan.
Ikatan Akuntan Indonesia (2009:16.5) mengemukakan bahwa : “Biaya perolehan suatu aktiva tetap
terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non refundable),
dan setiap biaya yang diatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang
membawa aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan ; setiap potongan dagang
dan rabat dikurangkan dari harga pembelian”.

42 | MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 6, Nomor 3 , September-Desember 2016 : 41-52


Aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yang ikut dalam proses produksi mempunyai umur dan manfaat
yang terbatas, sehingga pada suatu waktu aktiva tetap ini dapat habis karena faktor fisik dan fungsinya.
Keterbatasan ini semakin lama dapat menyebabkan semakin berkurangnya jasa yang diberikan. Untuk perlu
diambil kebijaksanaan mengalokasikan biaya aktiva tetap selama manfaat yang diberikannya.
Pengalokasian biaya aktiva tetap ini disebut penyusutan.
Menurut Harahap (2009:63) yang dimaksud dengan penyusutan menurut akuntansi adalah :
“Pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaannya atau dapat juga kita sebut sebagai
biaya yang dibebankan terhadap produksi akibat penggunaan aktiva tetap itu dalam proses produksi”.
Untuk menentukan besarnya beban penyusutan setiap tahunnya, ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan yang akan mempengaruhi suatu penyusutan. Menurut Wibowo (2006: 32) : “Empat faktor
yang harus dikenal untuk mendapatkan beban periodik : (1) biaya atau harga perolehan aktiva, (2) nilai
residual atau nilai sisa, (3) masa manfaat, dan (4) pola penggunaan”.
Pemilihan metode penyusutan oleh suatu perusahaan tergantung pada keadaan-keadaan yang
mempengaruhi aktiva tetap tersebut. Suatu perusahaan dapat memilih salah satu diantaranya yang dianggap
paling tepat asalkan dilaksanakan secara konsisten dari tahun ke tahun. Perhitungan besarnya beban
penyusutan untuk satu periode dihitung dengan menggunakan metode tertentu.

Penilaian Kembali Aktiva Tetap


Aktiva tetap dalam laporan keuangan harus mencerminkan kepada keadaan yang sebenarnya maka
aktiva tetap tersebut harus dinilai kembali atau disebut juga dengan istilah revaluasi.
Tindakan menilai kembali aktiva tetap, nilai yang digunakan adalah nilai pasar. Akan tetapi dalam
melakukan dan menentukan tarif penilaian perusahaan tidak bisa seenaknya dan sebebas-bebasnya, akan
tetapi terikat kepada aturan yang telah digariskan oleh Pemerintah (Negara) setempat.
Selisih nilai aktiva baru dengan nilai aktiva lama biasanya akan dikenakan pajak. Istilah yang digunakan
adalah pajak atas selisih penilaian kembali aktiva. Pajak yang dibayarkan karena penilaian kembali aktiva
tetap ini tidak boleh dianggap sebagai beban yang nantinya akan ditutup ke akun laba rugi akan tetapi
diperlakukan sebagi akun kontra ekuitas. Karena merupakan akun kontra ekuitas maka pajak ini nantinya
akan menjadi akun kontra saldo laba.
Menurut Kieso, dkk (2009:342), Dalam melakukan penilaian kembali adalah harga perolehan kembali,
nilai sehat dan persentase keadaan.
Untuk menguraikan penjelasan penilaian kembali di atas adalah sebagai berikut :
1. Harga perolehan kembali
Harga perolehan kembali yaitu harga perolehan untuk membeli atau membuat kembali aktiva tetap
tersebut.
2. Nilai sehat
Nilai sehat yaitu harga perolehan kembali dikurangi depresiasi sampai saat itu berdasarkan nilai yang
baru.
3. Persentase keadaan
Persentase keadaan yaitu persentase yang menunjukkan hubungan antara nilai sehat dengan harga
perolehan kembali.
Di dalam mengadakan penilaian kembali, kadang-kadang hanya nilai buku aktiva berubah, tetapi sering
juga di samping nilai buku aktiva, maka umur aktiva juga disesuaikan (dinilai kembali). Penilaian kembali
bisa dicatat dalam rekening-rekening, ataupun tidak dicatat dalam rekening-rekening, hanya nilai buku
dikoreksi agar sesuai dengan persentase keadaan yang ditentukan dari penilaian kembali.
Dari sisi perpajakan, penilaian kembali aktiva tetap diatur dalam pasal 19 ayat 1 Undang-Undang
Nomor 17 tahun 1983 tentang pajak penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2000, yang menyatakan bahwa “selisih lebih karena penilaian kembali harta tetap
merupakan penghasilan dan dikenakan pajak penghasilan dengan tarif tersendiri berdasarkan keputusan

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 6, Nomor 3 , September-Desember 2016 : 41-52 | 43


Menteri Keuangan”. Ketentuan ini dipertegas dengan keluarnya Keputusan Menteri Keuangan Nomor
486/KMK.03/2002 tanggal 28 November 2002 tentang penilaian kembali aktiva tetap perusahaan sebagai
penyempurnaan dari Keputusan Menteri Keuangan Nomor 384/KMK.04/1998 selain peraturan diatas
digunakan juga peraturan lama, karena masih relevan untuk objek penelitian yaitu Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 507/KMK.04/1996 tentang penilaian kembali aktiva tetap
perusahaan, tanggal 13 Agustus 1996 dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE.18/PJ.42/1997
tentang cara perhitungan kompensasi kerugian terhadap selisih penilaian kembali (revaluasi) aktiva tetap,
tanggal 31 Desember 1997.
Untuk dapat mengetahui subjek, objek, tata cara dan kewajiban perpajakan yang timbul sebagai akibat
dari adanya penilaian kembali, maka harus mengetahui dan memahami peraturan perpajakannya yang
terkait dengan penilaian kembali aktiva tetap.

3. METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada PT. Sawit Sukses Makmur yang beralamat di jalan Medan –
Tanjung Morawa Km. 14,5 Medan.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


Variabel Penelitian dan definisi operasional varibel yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Metode Penyusutan adalah pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaannya atau
sebagai biaya yang dibebankan terhadap produksi akibat penggunaan aktiva tetap itu dalam proses
produksi.
2. Revaluasi aktiva tetap adalah Aktiva tetap dalam laporan keuangan harus mencerminkan kepada
keadaan yang sebenarnya maka aktiva tetap tersebut harus dinilai kembali.
3. Perencanaan pajak adalah hasil akhir (output) dari proses akuntansi perpajakan. Perencanaan pajak
merupakan upaya legal yang bisa dilakukan wajib pajak. Tindakan tersebut legal karena penghematan
pajak hanya dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang tidak diatur (loopholes).

Sumber dan Jenis Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa laporan keuangan PT.
Sawit Sukses Makmur pada tahun 2015. Sumber data adalah sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, uraian tugas, dan perencanaan pajak, metode penyusutan dan revaluasi aktiva tetap pada
pelaporan keuangan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan
mengumpulkan data, peristiwa dan perbuatan dari objek yang diteliti, kemudian mengklasifikasikan dan
menganalisanya sehingga diperoleh gambaran umum yang objektif mengenai masalah yang dihadapi oleh
perusahaan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


PT. Sawit Sukses Makmur Medan mengelompokkan aktiva tetap menurut jenisnya dan membagi aktiva
tetap tersebut untuk keperluan rincian perkiraan-perkiraan aktiva tetap ke dalam buku besar aktiva tetap.
Dengan pengelompokan tersebut diharapkan dapat mempermudah dalam perhitungan beban penyusutan
aktiva tetap perusahaan tersebut. Untuk lebih jelasnya akan disajikan jenis aktiva tetap PT. Sawit Sukses
Makmur Medan, yaitu sebagai berikut :
1) Tanah adalah lahan yang digunakan untuk bangunan kantor
2) Bangunan Kantor adalah gedung yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan dalam menunjang
kegiatan operasional perusahaan sehingga tercapai tujuan perusahaan.
3) Mesin dan peralatan adalah mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam pengolahan minyak
kelapa sawit.

44 | MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 6, Nomor 3 , September-Desember 2016 : 41-52


4) Alat pengangkutan merupakan alat transportasi yang dimiliki oleh perusahaan yang diperkuat dengan
adanya surat kepemilikan untuk menunjang aktivitas operasi perusahaan.
5) Peralatan kantor merupakan barang atau perabot kantor yang digunakan dalam operasi perusahaan
seperti komputer, meja dan kursi, AC, dan lain sebagainya
Untuk memperoleh aktiva tetap, perusahaan sering mengeluarkan biaya-biaya tambahan. Untuk biaya-
biaya yang dikorbankan dalam memperoleh aktiva tetap akan dikapitalisasikan ke dalam harga perolehan.
Aktiva tetap PT. Sawit Sukses Makmur Medan diperoleh dengan cara membangun sendiri seperti bangunan
kantor, dengan melakukan pembelian kontan misalnya inventaris kantor dan ada juga yang diperoleh
dengan pembelian secara kredit, yaitu kenderaan dan mesin pabrik. Biaya perolehan bangunan, biaya
konstruksi bangunan, pengadaan tanah, studi kelayakan, dan biaya-biaya lain yang berhubungan langsung
dengan pembangunan bangunan yang bersangkutan, termasuk pembangunan bangunan kantor dan biaya
pinjaman yang timbul selama masa konstruksi atas pinjaman dana yang digunakan untuk pembangunan
yang bersangkutan. Untuk harga perolehan aktiva tetap selain bangunan juga dicatat sebesar harga beli atau
pembangunan ditambah dengan biaya-biaya sampai aktiva tersebut dapat digunakan.
Untuk pengeluaran biaya-biaya yang dipergunakan selama pemakaian aktiva tetap, baik aktiva
bangunan dan aktiva tetap selain bangunan akan dikapitalisasi apabila memenuhi batasan sebagai berikut:
a. Jumlah pengeluaran cukup material
b. Pengeluaran memberi manfaat ekonomis yang signifikan berupa penambahan kapasitas, atau
menambah umur ekonomis atau peningkatan kapasitas.
Metode penyusutan yang diterapkan untuk semua aktiva tetap perusahaan adalah metode garis lurus
(straight line method). Penyusutan aktiva tetap dihitung dengan persentase yang tetap dari harga perolehan
aktiva tetap tersebut, dan diterapkan secara konsisten dari satu tahun ke tahun berikutnya. Perusahaan tidak
menerapkan nilai sisa aktiva atau nilai residu.
Perlu diketahui bahwa periode akuntansi perusahaan adalah satu tahun, maka setiap akhir tahun
perusahaan menutup buku dan membuat laporan keuangan seperlunya sebagai pertanggung jawaban. Selain
beban penyusutan yang harus dibebankan perusahaan sebagai biaya operasi, perusahaan juga melakukan
pengeluaran-pengeluaran atas aktiva tetap seperti biaya reperasi dan biaya pemeliharaan aktiva tetap.
Pengeluaran dibebankan pada pendapatan untuk periode yang berjalan.
PT. Sawit Sukses Makmur Medan melakukan penilaian kembali aktiva tetap yang masa manfaat telah
habis. Penilaian kembali aktiva tetap yang manfaat telah habis dapat dilakukan dengan cara sebagai nilai
aktiva yang tercatat itu adalah berdasarkan historical cost. Hal ini berarti bahwa seluruh pos-pos yang ada
dicatat sebesar cost yang dikeluarkan.
Pendekatan revaluasi dalam penilaian kembali aktiva tetap PT. Sawit Sukses Makmur Medan adalah
pendekatan apresiasi yaitu penilaian kembali aktiva tetap berwujud yang memberikan nilai lebih tinggi dari
nilai nilai histories aktiva tetap yang tercatat dan dampaknya akan menambah akun modal.
PT. Sawit Sukses Makmur Medan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan minyak
kelapa sawit. Untuk membantu aktivitas operasinya perusahaan menggunakan berbagai jenis aktiva tetap.
Aktiva tetap merupakan harta perusahaan yang tidak dimaksudkan untuk dijual, melainkan harta yang
dipergunakan dalam membantu aktivitas operasi perusahaan.
Aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Tanah adalah lahan yang digunakan untuk bangunan kantor
2. Bangunan kantor adalah gedung yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan dalam menunjang
kegiatan operasional perusahaan sehingga tercapai tujuan perusahaan.
3. Mesin dan peralatan adalah mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam pengolahan minyak
kelapa sawit.
4. Alat Pengangkutan merupakan alat transportasi yang dimiliki oleh perusahaan yang diperkuat dengan
adanya surat kepemilikan untuk menunjang aktivitas operasi perusahaan.
5. Peralatan kantor dan pabrik merupakan barang atau perabot kantor yang digunakan dalam operasi
perusahaan seperti filling cabinet, komputer, meja dan kursi, AC, kipas angin.

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 6, Nomor 3 , September-Desember 2016 : 41-52 | 45


Dalam perhitungan beban penyusutan aktiva tetap perusahaan, harga perolehan merupakan salah satu
penentu ketepatan perhitungan penyusutan aktiva tetap tersebut. Harga perolehan aktiva tetap pada PT.
Sawit Sukses Makmur Medan adalah harga beli ditambah dengan biaya-biaya yang dikorbankan dalam hal
memperoleh aktiva tetap tersebut sampai siap untuk dipergunakan.
Metode penyusutan yang diterapkan untuk semua aktiva tetap perusahaan adalah metode garis lurus
(straight line method). Penyusutan aktiva tetap dihitung dengan persentase yang tetap dari harga perolehan
aktiva tetap tersebut, dan diterapkan secara konsisten dari satu tahun ke tahun berikutnya. Perusahaan tidak
menerapkan nilai sisa aktiva atau nilai residu.
Perlu diketahui bahwa periode akuntansi perusahaan adalah satu tahun, maka setiap akhir tahun
perusahaan menutup buku dan membuat laporan keuangan seperlunya sebagai pertanggung jawaban. Selain
beban penyusutan yang harus dibebankan perusahaan sebagai biaya operasi, perusahaan juga melakukan
pengeluaran-pengeluaran atas aktiva tetap seperti biaya reperasi dan biaya pemeliharaan aktiva tetap.
Pengeluaran dibebankan pada pendapatan untuk periode yang berjalan.
Aktiva tetap merupakan harta perusahaan yang tidak dimaksudkan untuk dijual, melainkan
dipergunakan untuk membantu aktivitas operasi perusahaan, dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun. Penarikan aktiva tetap dimaksudkan sebagai upaya menghapuskan aktiva tetap dari buku perusahaan.
Selama penggunaan aktiva tetap perusahaan, terdapat pengeluaran-pengeluaran untuk aktiva.
Pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan besar. Pengeluaran yang jumlah relatif kecil, dicatat
perusahaan sebagai beban pemeliharaan aktiva tetap dan dibukukan dalam laporan laba rugi sebagai biaya
perusahaan. Pengeluaran yang jumlah relatif besar, biaya tersebut akan dikapitalisasikan oleh perusahaan,
sehingga harga perolehan akan berubah. Perubahan ini mempengaruhi beban penyusutan aktiva tetap.
Berdasarkan penjelasan yang diperoleh dari perusahaan mengenai penyusutan aktiva tetap dapat
disimpulkan bahwa penentuan harga peroleh aktiva tetap PT. Sawit Sukses Makmur Medan sudah tepat,
karena sudah sesuai dengan PSAK No. 16 yang menyatakan bahwa biaya perolehan suatu aktiva tetap
terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non refundable),
dan setiap biaya yang diatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang
membawa aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan; setiap potongan dagang dan
rabat dikurangkan dari harga pembelian.
Untuk perhitungan penyusutan aktiva tetap perusahaan, metode yang digunakan adalah metode garis
lurus. Penyusutan aktiva tetap dihitung setiap tahun dengan menggunakan persentase yang tetap dari harga
perolehannya yang diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun berikutnya.
Dalam masa penggunaan aktiva tetap sering kali timbul biaya-biaya yang akan dikapitalisasi dalam
rekening aktiva tetap, sehingga harga perolehan akan berubah. Perubahan ini mempengaruhi beban
penyusutan aktiva tetap tersebut. Begitu juga halnya yang terjadi di perusahaan, dimana dalam masa
penggunaan aktiva tetap sering timbul biaya-biaya yang jumlahnya realtif besar dari harga perolehan aktiva
tetap tersebut. Pengeluaran-pengeluaran terhadap aktiva tetap tersebut dikapitalisasikan. Namun dengan
kapitalisasi ini perusahaan terkadang menjadi kesulitan untuk menghitung beban penyusutan yang baru,
karena dengan adanya kapitalisasi beban penyusutan untuk tahun tersebut harus dihitung kembali. Masalah
ini timbul karena kesulitan perusahaan dalam mengukur manfaat ekonomis yang timbul dengan kapitalisasi
tersebut.
PT. Sawit Sukses Makmur Medan melakukan penilaian kembali aktiva tetap yang masa manfaat telah
habis. Penilaian kembali aktiva tetap dengan cara sebagai nilai aktiva yang tercatat itu adalah berdasarkan
historical cost.
Perusahaan melakukan penilaian kembali aktiva tetap selama 5 tahun untuk direvaluasi sesuai dengan
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 486/KMK.03/2002. Berikut ini adalah
rincian masing-masing aktiva tetap yang dimiliki oleh PT. Sawit Sukses Makmur Medan yang memenuhi
syarat untuk direvaluasi adalah sebagai berikut :

46 | MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 6, Nomor 3 , September-Desember 2016 : 41-52


Tabel 1
Kelompok Aktiva Tetap Hak Atas Tanah
PT. Sawit Sukses Makmur Medan
Dalam Rupiah
Akumulasi
Umur Aktiva Harga Perolehan Nilai Buku
Penyusutan
1 Tahun 6.579.877.500 0 6.579.877.500
2 Tahun 84.815.100 0 84.815.100
3 Tahun 49.737.000 0 49.737.000
4 Tahun 533.750.000 0 533.750.000
Sub Total 7.248.179.600 0 7.248.179.600
6 Tahun 2.460.674.175 0 2.460.674.175
9 Tahun 6.664.827.755 0 6.664.827.755
12 Tahun 489.189.960 0 489.189.960
19 Tahun 789.287.500 0 789.287.500
Sub Total 10.403.979.390 0 10.403.979.390
Total 17.652.158.990 0 17.652.158.990
Sumber : PT. Sawit Sukses Makmur Medan

Tabel 2
Kelompok Aktiva Tetap Bangunan Kantor
PT. Sawit Sukses Makmur Medan
Dalam Rupiah
Akumulasi
Umur Aktiva Harga Perolehan Nilai Buku
Penyusutan
1 Tahun 2.095.279.666 104.763.983 1.990.515.683
2 Tahun 904.638.900 90.463.890 814.175.010
3 Tahun 414.411.900 62.161.785 352.250.115
4 Tahun 213.464.886 42.692.977 170.771.909
5 Tahun 467.124.603 116.781.151 350.343.452
Sub Total 4.094.919.955 416.863.786 3.678.056.169
6 Tahun 4.263.425.000 1.279.027.500 2.984.397.500
7 Tahun 5.950.372.410 2.082.630.344 3.867.742.066
8 Tahun 477.588.778 191.035.511 286.553.267
9 Tahun 274.160.089 123.372.040 150.788.049
17 Tahun 3.259.904.289 2.770.918.645 488.985.644
19 Tahun 410.832.003 390.290.403 20.541.600
Sub Total 14.636.282.569 6.837.274.443 7.799.008.126
Total 18.731.202.524 7.254.138.229 11.477.064.295
Sumber : PT. Sawit Sukses Makmur Medan

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 6, Nomor 3 , September-Desember 2016 : 41-52 | 47


Tabel 3
Kelompok Aktiva Tetap Mesin dan Peralatan
PT. Sawit Sukses Makmur Medan
Dalam Rupiah
Akumulasi
Umur Aktiva Harga Perolehan Nilai Buku
Penyusutan
1 Tahun 71.223.427.322 4.451.464.208 66.771.963.114
2 Tahun 13.515.725.017 1.689.465.627 11.826.259.390
3 Tahun 41.719.162.598 7.822.342.987 33.896.819.611
4 Tahun 37.470.494.541 9.367.623.635 28.102.870.906
5 Tahun 13.921.107.204 4.350.346.001 9.570.761.203
Sub Total 177.849.916.682 27.681.242.459 150.168.674.223
6 Tahun 927.558.022 347.834.258 579.723.764
7 Tahun 522.623.540 228.647.799 293.975.741
9 Tahun 1.067.465.518 600.449.354 467.016.164
11 Tahun 344.823.546 237.066.188 107.757.358
12 Tahun 499.767.608 374.825.706 124.941.902
13 Tahun 585.348.757 475.595.865 109.752.892
15 Tahun 3.464.845.008 3.248.292.195 216.552.813
Sub Total 7.412.431.999 5.512.711.365 1.899.720.634
Total 185.262.348.681 33.193.953.824 152.068.394.857
Sumber : PT. Sawit Sukses Makmur Medan

Tabel 4
Perhitungan Nilai Buku Aktiva Tetap Sebelum Dilakukan Revaluasi
PT. Sawit Sukses Makmur Medan
Dalam Rupiah
Akumulasi
Aktiva Tetap Harga Perolehan Nilai Buku
Penyusutan
Hak Atas Tanah 10.403.979.390 0 10.403.979.390
Bangunan Kantor 14.636.282.569 6.837.274.443 7.799.008.126
Mesin dan Peralatan 7.412.431.999 5.512.711.365 1.899.720.634
Total 32.452.693.958 12.349.985.808 20.102.708.150
Sumber : Data yang diolah

Tabel 5
Selisih Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Setelah Revaluasi
PT. Sawit Sukses Makmur Medan
Dalam Rupiah
Selisih Penilaian
Aktiva Tetap Nilai Pasar Wajar Nilai Buku
Kembali
Hak Atas Tanah 30.888.205.600 10.403.979.390 20.484.226.210
Bangunan Kantor 28.084.370.000 7.799.008.126 20.285.361.874
Mesin dan Peralatan 172.616.675.000 1.899.720.634 170.716.954.366
Total 231.589.250.600 20.102.708.150 211.486.542.450
Sumber : Data yang diolah

48 | MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 6, Nomor 3 , September-Desember 2016 : 41-52


Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggolongan jenis aktiva tetap yang
dilakukan perusahaan sudah sesuai dengan PSAK No. 16, karena tujuan perusahaan mengelompokkan
aktiva tetap menurut jenisnya adalah untuk memudahkan rincian perkiraan-perkiraan aktiva tetap ke dalam
buku besar aktiva tetap, sehingga lebih mempermudah dalam hal perhitungan beban penyusutan aktiva
tetap tersebut.
Untuk perhitungan penyusutan aktiva tetap perusahaan, metode yang digunakan adalah metode garis
lurus. Penyusutan aktiva tetap dihitung setiap tahun dengan menggunakan persentase yang tetap dari harga
perolehannya yang diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun berikutnya.
Dalam masa penggunaan aktiva tetap sering kali timbul biaya-biaya yang akan dikapitalisasi dalam
rekening aktiva tetap, sehingga harga perolehan akan berubah. Perubahan ini mempengaruhi beban
penyusutan aktiva tetap tersebut. Begitu juga halnya yang terjadi di perusahaan, dimana dalam masa
penggunaan aktiva tetap sering timbul biaya-biaya yang jumlahnya realtif besar dari harga perolehan aktiva
tetap tersebut. Pengeluaran-pengeluaran terhadap aktiva tetap tersebut dikapitalisasikan. Namun dengan
kapitalisasi ini perusahaan terkadang menjadi kesulitan untuk menghitung beban penyusutan yang baru,
karena dengan adanya kapitalisasi beban penyusutan untuk tahun tersebut harus dihitung kembali. Masalah
ini timbul karena kesulitan perusahaan dalam mengukur manfaat ekonomis yang timbul dengan kapitalisasi
tersebut.
Dengan menerapkan nilai residu maka perhitungan beban penyusutan akan lebih tepat, karena
penentuan beban penyusutan yang kurang tepat akan mengakibatkan perhitungan laba rugi yang kurang
tepat, karena biaya penyusutan merupakan satu perkiraan yang harus dicantumkan dalam laporan laba rugi
sebagai pengurang pendapatan sebagai biaya operasi.
PT. Sawit Sukses Makmur Medan melakukan penilaian kembali aktiva tetap yang masa manfaat telah
habis. Penilaian kembali aktiva tetap dengan cara sebagai nilai aktiva yang tercatat itu adalah berdasarkan
historical cost. Hal ini berarti bahwa seluruh pos-pos yang ada dicatat sebesar cost yang dikeluarkan untuk
itu. Namun demikian karena tujuan akuntansi adalah menyajikan informasi yang akurat dan dipercaya,
kadang-kadang perusahaan terpaksa menyajikan pos-pos itu bukan menurut cost tetapi menurut harga
penilaian pada saat itu.
Berdasarkan data kelompok hak atas tanah yang memenuhi syarat untuk direvaluasi (umur yang
memenuhi syarat untuk direvaluasi adalah lebih lima tahun) memiliki nilai buku Rp. 10.403.979.390 yang
diperoleh dari total nilai buku mulai dari umur 6 tahun sampai dengan 19 tahun, atau harga perolehan aktiva
mulai umur 6 tahun sampai dengan 19 tahun dikurangi dengan akumulasi penyusutan aktiva tetap adalah
(Rp. 10.403.979.390 – Rp. 0 = Rp. 10.403.979.390 karena tanah tidak bisa habis manfaatnya.
Berdasarkan kelompok aktiva tetap atas bangunan kantor yang memenuhi syarat untuk direvaluasi
(umur yang memenuhi syarat untuk direvaluasi adalah lebih dari 5 tahun) memiliki nilai buku Rp.
7.799.008.126 yang diperoleh dari total nilai buku mulai dari umur 6 tahun sampai dengan 19 tahun atau
harga perolehan aktiva tetap mulai dari umur 6 tahun sampai 19 tahun dikurangi dengan akumulasi
penyusutan aktiva tetap mulai umur 6 tahun sampai dengan 19 tahun (Rp. 14.636.282.569 – Rp.
6.837.274.443 = Rp. 7.799.008.126).
Berdasarkan data kelompok mesin dan peralatan yang memenuhi syarat untuk direvaluasi (umur yang
memenuhi syarat untuk direvaluasi adalah lebih dari lima tahun) memiliki nilai buku Rp. 1.899.720.334
yang diperoleh dari total nilai buku mulai dari umur 6 tahun sampai dengan 15 tahun atau harga perolehan
aktiva mulai dari umur 6 tahun sampai dengan 15 tahun dikurangi dengan akumulasi penyusutan aktiva
mulai umur 6 tahun sampai dengan 15 tahun adalah Rp. 7.412.431.999 – Rp. 5.512.711.365 = Rp.
1.899.720.634.
Berdasarkan table, nilai buku didapat dari total nilai buku aktiva tetap muai umur aktiva tetap 6 tahun
sampai dengan 19 tahun dari masing-masing jenis aktiva tetap (tanah, bangunan kantor, mesin dan
peralatan). Selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap Rp. 211.486.542.450 setelah dikurangi kompensasi
kerugian PT. Sawit Sukses Makmur Medan akan dikenakan PPh sebesar 10 % yang bersifat final apabila

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 6, Nomor 3 , September-Desember 2016 : 41-52 | 49


laba, jika masih rugi tidak dikenakan. Berikut ini adalah rekonsilasi laporan laba rugi untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan taksiran rugi fiskal pada tabel.
Dari rekonsilasi laporan laba rugi tidak direvaluasi dapat dilihat bahwa taksiran rugi fiskal untuk tahun
berjalan sebesar Rp. 251.483.535.998 dan taksiran akumulasi rugi fiskalnya sebesar Rp. 259.108.290.809.
Untuk dapat melihat perbandingannya harus melihat laporan laba rugi bila revaluasi pada tabel.
Untuk dapat melihat pengaruh revaluasi aktiva tetap terhadap taksiran akumulasi rugi fiskal PT. Sawit
Sukses Makmur Medan berikut perhitungannya :
Taksiran rugi fiskal tahun berjalan (Tahun 2015) Rp. (263.737.003.015)
Rugi fiskal tahun 2014 Rp. (7.624.754.811)
Selisih penilaian kembali aktiva tetap yang pajak
bersifat final Rp 211.486.542.450

Taksiran akumulasi rugi fiskal Rp. (59.875.215.376)


Di dalam rekonsiliasi laporan laba rugi fiskalnya dapat dilihat bahwa dengan adanya selisih penilaian
kembali aktiva tetap sebesar Rp. 211.486.542.450 setelah dikompensasikan dengan taksiran rugi fiskal
tahun berjalan sebesar Rp. 263.737.003.015 dan rugi fiskal tahun sebelumnya Rp. 7.624.754.811
perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp. 59.875.215.379. Oleh karena itu, maka perusahaan tidak
membayar pajak penghasilan final sebesar 10 %.

Tabel 6
Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Bila Tidak Revaluasi
PT. Sawit Sukses Makmur Medan
Tahun 2015
Rugi bersih sesuai dengan laporan laba rugi Rp. (7.675.173.104)

Koreksi Positif
- Perbedaan metode akuntansi sewa guna usaha antara
Fiskal dan komersial Rp. 4.652.507.525
- Amortisasi beban ditangguhkan Rp. 1.407.839.432
- Denda Pajak Rp. 722.915.308
- Pemberian Kenikmatan kepada karyawan Rp. 197.310.254
- Jamuan dan Representasi Rp. 163.495.662
- Penghapusan Piutang Rp. 27.101.071
- Sumbangan Rp. 19.348.000
- Amortisasi rugi ditangguhkan atas transaksi penjualan
dan penyewaan kembali Rp. 5.172.057

Koreksi Negatif
- Perbedaan metode akuntansi untuk rugi selisih kurs antara
Fiskal dan komersial Rp.(177.639.604.860)
- Penyusutan Rp. (72.850.051.167)
- Penghasilan bunga yang pajaknya bersifat final Rp. (1.770.193.625)

Taksiran rugi fiskal tahun berjalan Rp.(251.483.535.998)


Rugi fiskal tahun 2010 Rp. (7.624.754.811)

Taksiran akumulasi rugi fiskal Rp.(259.108.290.809)


Sumber : data diolah

50 | MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 6, Nomor 3 , September-Desember 2016 : 41-52


Tabel 7
Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Setelah Revaluasi
PT. Sawit Sukses Makmur Medan
Tahun 2015
Rugi bersih sesuai dengan laporan laba rugi Rp. (7.675.173.104)

Koreksi Positif
- Perbedaan metode akuntansi sewa guna usaha antara
Fiskal dan komersial Rp. 4.652.507.525
- Amortisasi beban ditangguhkan Rp. 1.407.839.432
- Denda Pajak Rp. 722.915.308
- Pemberian Kenikmatan kepada karyawan Rp. 197.310.254
- Jamuan dan Representasi Rp. 163.495.662
- Penghapusan Piutang Rp. 27.101.071
- Sumbangan Rp. 19.348.000
- Amortisasi rugi ditangguhkan atas transaksi penjualan
dan penyewaan kembali Rp. 5.172.057

Koreksi Negatif
- Perbedaan metode akuntansi untuk rugi selisih kurs antara
Fiskal dan komersial Rp.(177.639.604.860)
- Penyusutan Rp. (83.847.720.726)
- Penghasilan bunga yang pajaknya bersifat final Rp. (1.770.193.625)

Taksiran rugi fiskal tahun berjalan Rp.(263.737.003.015)


Rugi fiskal tahun 2010 Rp. (7.624.754.811)

Taksiran akumulasi rugi fiskal Rp.(271.361.757.826)


Sumber : data diolah

5. KESIMPULAN
1. Perencanaan pajak melalui metode penyusutan dan revaluasi akuntansi aktiva tetap yang dilaksanakan
perusahaan sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
2. PT. Sawit Sukses Makmur Medan telah menerapkan aktiva tetap dengan baik sesuai dengan standar
akuntansi keuangan. Hal ini dapat dilihat bahwa perusahaan telah mengelompokkan aktiva tetap
menurut jenisnya adalah untuk memudahkan rincian perkiraan-perkiraan aktiva tetap ke dalam buku
besar aktiva tetap, sehingga lebih mempermudah dalam hal perhitungan beban penyusutan aktiva tetap
3. Penilaian aktiva Gedung kantor PT. Sawit Sukses Makmur Medan meliputi biaya, pengadaan tanah,
studi kelayakan, dan biaya-biaya lain yang berhubungan langsung dengan Gedung yang bersangkutan,
dicatat sebesar harga beli atau pembangunan ditambah dengan biaya-biaya sampai aktiva tersebut dapat
digunakan.

MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 6, Nomor 3 , September-Desember 2016 : 41-52 | 51


DAFTAR PUSTAKA
Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt,Terry D. Warfield, 2009. Akuntansi Intermediate, Buku Kedua, Edisi
Kesembilan, Terjemahan Tim Penerjemeh, Jakarta : Erlangga.
Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Akuntansi Aktiva Tetap, Cetakan Ke, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Keputusan Menteri Keuangan No. 138/KMK.03/2002 tentang Jenis-Jenis Harta Berwujud Yang
Termasuk Dalam Kelompok Masa Manfaat Untuk Keperluan Penyusutan.
Mowen, Hansen 2006. Management accounting (Akuntansi Manajemen), Buku Satu, Jakarta : Salemba
Empat.
Munawir, S. 2006. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Keempat belas, Yogyakarta :
Liberty.
Ompusungu. Aries P. 2015. Cara Legal Siasati Pajak. Jakarta : Puspa Swara.
Priantara, Diaz. 2012. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Suandi, E. 2005. Perencanan Pajak. Jakarta : Salemba Empat
Sumarsan. Thomas. 2013. Perpajakan Indonesia : Pedoman Perpajakan Yang Lengkap Berdasarkan
Undang-Undang Terbaru. Jakarta : PT. Indeks.
Supriyono, RA. 2006. Akuntansi Manajemen 2, Struktur Pengendalian Manajemen, Edisi Kedua, Cetakan
Keempat, Yogyakarta : Balai Penerbit Fakultas Ekonomi-UGM.
Tjahjono, A. 2005. Perpajakan, Yogyakarta : Unit Penerbit Dan Pencetakan Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN.
Undang-Undang Perpajakan Nomor 17. 2002. Jakarta : Salemba Empat.
Wibowo dan Abu Bakar Arif, 2006. Akuntansi Keuangan Dasar 2, Jakarta : Cikal Sakti

52 | MAJALAH ILMIAH METHODA Volume 6, Nomor 3 , September-Desember 2016 : 41-52

Anda mungkin juga menyukai