Anda di halaman 1dari 8

PROCEEDING

Konvensi Nasional XXI


Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

Bimbingan dan Konseling di Perguruan


Tinggi dalam Menjawab Tantangan
Era Revolusi Industri 4.0
Fitria Kasih
E-mail fitriakasihmpdkons@gmail.com
Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT
This paper aims to analyze the existence of guidance and counseling at this times, and also one of
efforts towards the Industrial Revolution 4.0. The method used is the result of thoughts and
research using the research library by applying the POINT (Purpose, Over view, Interpret, Note,
Test ) theory, observations during teaching and interview with several lecturers. The step of data
analysis are as follows: 1. Heuristic, 2. Critical source, 3 Analysis and interpretation, 4 Data
selection. The result is: 1. Guidance and counseling have not been carried out optimally. There are
a lot of student problems and there are still universities that don’t have a guidance and counseling
service unit with professional staff. Guidance is usually carried out by academic advisors who do
not yet have knowledge about counseling. There are universities that have not provided training to
students and prospective alumni about job opportunities and procedures. 2. Things that can be
done as an effort towards the Industrial Revolution 4.0 is to provide. 1. A special unit of guidance
and counseling services that as professional counselors and is equipped with various technology
and information facilities. 2. Academic advisors who are trained and have knowledge of guidance
and counseling. 3. Employment unit or carrier center service development. 4. Debriefing for
prospective alumni about various opportunities or employment opportunities and procedures to
obtain them. 5. Carry out job fair and entrepreneur expos on campus. 6. Develop carrier paths
with various agencies within and outside the country.

Keywords : Guidance and Counseling, Universities, Industrial Revolution 4.0,


Published by Assosiasi Bimbingan Konseling Indonesia, 27 – 29 April 2019

PENDAHULUAN Untuk itu jika perguruan tinggi tidak melakukan


Peguruan Tinggi (PT) memiliki peran yang perubahan dari struktur budaya tradisional maka
sangat penting dan stategis dalam membangun akan mengalami degradasi yang spontanitas, begitu
sumber daya manusia yang handal. Bermodalkan juga apabila stokeholder yang berkecimpung dalam
pengetahuan, teknologi, sumber daya manusia dan lingkungan kampus tidak mengubah, kurikulum, dan
sumber daya lainnya, maka Perguruan Tinggi dapat metode perkuliahan yang terus mengalami
menginisiasi berbagai perubahan. Institusi perubahan, ditambah lagi dengan media penunjang
bertanggung jawab untuk mempersiapkan dalam perkuliahan, semakin memerlukan kesiapan
mahasiswa agar mampu memanfaatkan peluang sumber daya manusia yang mampu bersaing dalam
yang ada dan mampu menghadapi tantangan di Era Era Revolusi Industri 4.0 saat ini. Untuk itu dituntut
Revolusi Industri 4.0. di semua lini berkompetisi demi kemajuan
Kampus sebagai lembaga pendidikan tinggi Perguruan Tinggi yang menghasilkan lulusan yang
memiliki tujuan sebagaimana arahan berkualitas.
Kemenristekdikti yaitu menghasilkan lulusan yang Era Revolusi Industri 4.0 yang dikenal juga
berkualitas dan mampu memenuhi pasar kerja. sebagai era revolusi digital dan era disrupsi
Lulusan tidak hanya perlu menguasai ilmu teknologi memiliki karakteristik yang berbeda
pengetahuan, teknologi dan atau seni, akan tetapi dengan era sebelumnya. Hal ini akan mempengaruhi
juga memiliki kemampuan berfikir logis, mampu kehidupan mahasiswa jika tidak mampu
beradaptasi, serta memiliki soft skill yang menyesuaikan dengan perubahan yang ada dan
dituangkan dalam core value institusi tersebut. bahkan akan menimbulkan masalah dalam dirinya.

15
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

Pemerintah Indonesia sangat mendukung penjelasan dosen, takut bicara di kelas dan
Revolusi Industri 4.0 yang sedang berkembang di sebagainya.
era globalisasi. Revolusi Industri 4.0 merupakan 5. Keluarga seperti; konflik orang tua dan
suatu momentum yang mengubah tatanan kehidupan anak, komunikasi kurang harmonis, dendam
manusia termasuk dalam mengelola sumber daya terhadap orang tua dan sebagainya.
manusia di Perguruan Tinggi. Perubahan ini tentu
sangat mempengaruhi sistem kerja Perguruan Tinggi Semua permasalahan di atas akan
yang akan menghasilkan lulusan berkualitas dan mengganggu dalam perkuliahan dan bahkan ada
mampu bersaing di dunia kerja. yang sampai mengalami droup out (DO), yang
Era Revolusi Industry 4.0 sekarang ini faktor penyebabnya juga bermacam-macam mulai
memanfaatkan adanya peluang atau kesempatan dan dari urusan finansial, permasalahan pribadi, salah
sekaligus juga merupakan tantangan bagi para jurusan, salah memilih Perguruan Tinggi, terlalu
mahasiswa dan alumni Perguruan Tinggi. Kenapa aktif berorganisasi/komunitas, hingga permasalahan
demikian ? karena peran manusia diambil oleh mental mahasiswa.
mesin-mesin otomatis yang bekerja lebih cepat dan Data statistik Pendidikan Tinggi 2017
akurat bila dibandingkan dengan tenaga manusia. Kemenristekdikti, menunjukkan bahwa angka
Jika para mahasiswa dari Perguruan Tinggi tidak droup out di Perguruan Tinggi cukup tinggi
siap dalam menghadapi arus Revolusi Industri yang misalnya, di PTN dan PTS Propinsi Bengkulu
semakin cepat, akan mengakibatkan tingginya angka mencapai 8,24%, kondisi ini juga tidak jauh berbeda
pengangguran. Disinilah kepiawaian Perguruan dengan provinsi lainnya. Kenyataan ini tidak
Tinggi dalam membaca perubahan yang terjadi mungkin dibiarkan begitu saja mengingat mahasiswa
untuk mempersiapkan lulusan siap pakai dalam harus mampu menghadapi tantangan pada Era
dunia industri yang serba digital. Pertanyaan yang Revolusi Industri 4.0.
menarik adalah bagaimana jika mahasiswa tidak siap Demikian pula menurut Priyanto (2009:5)
menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0 berbagai masalah yang dihadapi mahasiswa di Era
tersebut? Revolusi Industri 4.0 memerlukan adanya cara atau
Kenyataannya saat ini masih banyak metode dalam penyelesaian masalah. Untuk itulah
mahasiswa yang belum maksimal dalam belajar. diperlukan adanya pelayanan bimbingan dan
Padahal belajar di Perguruan Tinggi merupakan konseling di Perguruan Tinggi yang dilakukan oleh
suatu pengalaman yang paling berharga bagi tenaga profesional. Tenaga profesional inilah yang
mahasiswa. Di kampus mahasiswa mulai dapat membantu mahasiswa dalam penyelesaian
mendapatkan kebebasan, pengambilan keputusan masalahnya dengan menggunakan metode serta
serta peran yang harus dimainkan. Hal ini tidak pendekatan penyelesaian masalah.
mudah dilakukan bagi mahasiswa sehingga banyak Ahli tersebut adalah konselor serta dosen
mereka yang menemukan permasalahan seperti penasehat akademik atau dosen wali akademik yang
pengaturan waktu belajar, tidak paham mengenai terlatih. Mereka mempunyai tugas dan fungsi pokok,
cara belajar yang efektif, kurang dapat yang berbeda antara satu dengan lainnya dan begitu
berkonsentrasi, tidak mengetahui standar tuntutan juga dengan kewenangan yang dimilikinya.
terhadap tugas, kebiasaan belajar yang tidak Berdasarkan uraian di atas kiranya amat
mendukung, mengalami ketegangan, konflik bahkan penting untuk dibahas permasalahan ini dengan
juga frustasi. Hal ini sesuai dengan apa yang judul “Bimbingan dan Konseling di Perguruan
dikemukakan oleh Hidayat (2011) secara umum Tinggi dalam Menjawab Tantangan Era Revolusi
masalah yang dihadapi oleh mahasiswa adalah: Industri 4.0”. Adapun tujuan pembahasan ini adalah
1. Bidang karir dan pekerjaan; seperti belum untuk mengetahui 1). Bagaimana pelayanan
memahami potensi, bidang kerja yang akan bimbingan dan konseling di Perguruan Tinggi saat
dimasuki, ingin mendapat pelatihan ini ? 2). Bagaimana pula upaya Perguruan Tinggi
pendukung kesiapan kerja, khawatir belum dalam menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 ?
mendapatkan pekerjaan.
2. Bidang ekonomi dan keuangan; seperti METODOLOGI
khawatir dengan kondisi keuangan Metodologi dalam penulisan karya ilmiah ini
keluarga, ingin mendapatkan beasiswa, menggunakan hasil pemikiran penulis yang dilandasi
terbatasnya keuangan untuk membeli pada pengalaman mengajar di berbagai Perguruan
peralatan belajar dan sebagainya. Tinggi (selama 33 tahun) seperti FKIP UNRI
3. Diri pribadi; seperti daya juang rendah, Pekanbaru selama 6 tahun, Universitas Islam Riau
kurang serius, ceroboh dan sebagainya. Pekanbaru selama 5 Tahun, STKIP Ahlussunnah
4. Pendidikan dan pelajaran; seperti kurang Bukittinggi selama 16 tahun, STAIN Syech M.
memahami istilah asing, sukar Djamil Djambek Bukittinggi selama 4 tahun, STKIP
menyelesaikan masalah, kurang memahani Adzkia Bukittinggi selama 4 tahun dan STIT

16
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

Ahlussunna Bukittinggi selama 8 tahun serta STKIP di Perguruan Tinggi dengan menggunakan
PGRI Sumatera Barat selama 10 tahun. pendekatan langsung atau yang berpusat pada
Pengalaman ini diperkaya dengan berbagai konselor (Directive Counseling) di Negara
referensi kepustakaan. Oleh karena itu penulisan ini tersebut.
menggunakan metode library research. Studi Berbeda dengan di Indonesia, walaupun
kepustakaan ini menggunakan berbagai referensi pelayanan bimbingan dan konseling di Perguruan
seperti dari beberapa buku, jurnal, dekumen serta Tinggi sudah terlaksana akan tetapi masih
sumber belajar lainnya dengan menggunakan teori banyak membicarakan tentang masalah belajar
Reading POINT (Perpouse, Overvieu, Interpreteit, yang mengganggu perkuliahannya bukan
Note, dan Test). Selain itu juga menggunakan hasil masalah pribadinya. Kemudian gagasan
wawancara dengan beberapa orang dosen dari mengenai pentingnya layanan bimbingan dan
Perguruan Tinggi Negeri di luar Provinsi Sumatera konseling di Perguruan Tinggi ini semakin
Barat yaitu dosen Universitas Jambi, Universitas diterima dan menjadi bagian dari urusan
Riau dan Institut Teknologi Sumatera di Lampung. kemahasiswaan. Menurut Gladding (2012: 498)
Untuk analisis data digunakan langkah- bahwa layanan yang dilakukan pada mulanya
langkah sebagai berikut: 1). Hauristik yaitu tahap adalah:
mengumpulkan data dari berbagai sumber baik yang 1. Layanan yang berkaitan dengan
primer seperti dari hasil pengamatan dan hasil perilaku mahasiswa
wawancara beberapa orang dosen maupun data 2. Layanan yang berkaitan dengan
sekunder berupa pendapat pakar dan hasil penelitian gambaran karakteristik mahasiswa.
dari beberapa jurnal terkait. 2). Kritik sumber 3. Layanan yang berkaitan dengan
dengan pengujian terhadap keaslian dan kesahihan perkembangan mahasiswa
informasi yang diperoleh. 3. Melakukan analisis dan 4. Layanan yang berkaitan dengan kinerja
interpretasi, dengan cara menghubungkan dan akademis.
membandingkan fakta-fakta yang diteliti dan 4. Data Layanan bimbingan dan konseling di
diseleksi dengan kajian yang dapat dipercaya Perguruan Tinggi luar negeri semakin
kebenarannya. berkembang terus. Sementara di Indonesia sudah
mulai mengembangkannya walaupun tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN secepat perkembangan bimbingan dan konseling
Hasil pengolahan data primer dan data di Perguruan Tinggi luar negeri.
sekunder adalah sebagai berikut: Pelayanan bimbingan dan konseling di
A. Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi Universitas dan Institut dikoordinir oleh Wakil
Saat ini. Rektor III Bidang Kemahasiswaan, sedangkan
Hasil analisis data membuktikan bahwa pada tingkat Fakultas oleh Wakil Dekan III. Pada
pelayanan bimbingan dan konseling di Perguruan prinsipnya pelayanan bimbingan dan konseling
Tinggi masih jauh dari yang seharusnya. di Perguruan Tinggi bertujuan untuk membantu
Terbukti dari banyaknya permasalahan yang mahasiswa dalam menyelesaikan perkuliahan
dihadapi mahasiswa yang berkaitan dengan tepat waktu dan pengembangan potensi
penyelesaian studinya dan masih tingginya angka mahasiswa seoptimal mungkin. Bidang
kelulusan yang tidak tepat waktu serta tingginya bimbingan yang akan dikembangkan adalah
angka drop out di Perguruan Tinggi. Dilihat dari bidang pengembangan pribadi, pengembangan
keberadaan bimbingan dan konseling di sosial, pengembangan belajar dan pengembangan
Perguruan Tinggi juga ditemukan bahwa belum karir.
semua Perguruan Tinggi memiliki pelayanan Tenaga pelaksana pelayanan bimbingan dan
bimbingan dan konseling sebagaimana yang konseling di Perguruan Tinggi dapat dilakukan
diharapkan. oleh konselor dan dosen penasehat akademik
Jika dibandingkan dengan kondisi atau dosen wali akademik yang terlatih,
bimbingan dan konseling di banyak Perguruan menguasai teknik dan pendekatan dalam
Tinggi luar negeri, terutama di Negara maju penyelesaian masalah serta menguasai teori,
seperti Amerika sudah berjalan dengan baik. konsep bimbingan dan konseling secara umum.
Bahkan bimbingan dan konseling di Perguruan Kedua tenaga ini berkolaborasi untuk membantu
Tinggi sudah dilaksanakan semenjak awal abad mahasiswa dalam berbagai kesulitan yang
ke-20 misalnya di Amarika Serikat. Bimbingan dihadapinya. Permasalahan yang ditanganinya
dan konseling ini merupakan hasil pemikiran dari tidak hanya masalah akademik, akan tetapi
Williamson dengan penekanan pada titik semua masalah yang mengganggu terhadap
pandang permasalahan pribadi mahasiswa. perkuliahannya seperti masalah pribadi, masalah
Layanan terhadap permasalahan pribadi sosial, masalah keluarga dan masalah karir serta
mahasiswa menjadi dasar dari layanan konseling masalah lainnya.

17
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

Pelayanan bimbingan dan konseling di tugas perkembangan menurut Ericson; bahwa


Perguruan Tinggi mencakup bagaimana Perguruan Tinggi dapat mengembangkan tiga
mahasiswa dapat berkembang seoptimal isu utama yaitu perkembangan karier,
mungkin. Untuk itu sebagai dosen Penasehat keintiman, dan perumusan filosofi hidup
Akademik (PA) atau Wali Akademik (WA) orang dewasa. Sebagai contoh mahasiswa
harus memiliki wawasan tentang perkembangan tahun pertama dan seniornya memiliki tingkat
mahasiswa. perkembangan yang spesifik dan berbeda.
Jika hal ini tidak dimiliki oleh seorang Mahasiswa tingkat pertama lebih disibukkan
dosen Penasehat Akademik atau dosen wali dengan membangun kemampuan, mengatur
mereka tidak dapat membantu mahasiswa emosi, dan pengembangan otonomi
dengan efektif, oleh sebab itu diperlukan adanya dibanding seniornya yang lebih
pelatihan bagi dosen terutama dosen muda yang berkonsentrasi pada isu-isu membangun
akan menjadi Penasehat Akademik atau Dosen identitas, memandirikan hubungan
Wali. Jika Penasehat Akademik dan Dosen Wali interpersonal, mengembangkan tujuan dan
tidak memiliki pengetahuan tentang membangun integritas.
perkembangan dan karakteristik mahasiswa akan Dari uraian di atas jelas bahwa
merusak pelayanan bimbingan dan konseling di pelayanan bimbingan dan konseliong di
Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi tidak sama antara
Selain itu Perguruan Tinggi perlu memiliki mahasiswa tahun pertama dan mahasiswa
konselor yang dapat memberikan pelayanan seniornya ( mahasiswa tahun kedua dan
prima kepada mahasiswanya. Walaupun sudah seterusnya).
ada Perguruan Tinggi besar di Indonesia yang 2. Teori struktural- kognitif
memiliki tenaga khusus (konselor) namun masih Teori struktural kognitif berfokus pada
banyak yang belum memilikinya . bagaimana seseorang mengembangkan
Tenaga bimbingan dan konseling di perasaan berarti dalam hidup di dunia.
Perguruan Tinggi dapat menggunakan sejumlah Berkaitan dengan hal ini Perry dan Kohlber
model teoritis sebagai pedoman dalam bekerja mengatakan bahwa teori ini berhubungan
dengan para mahasiswa yang mengalami dengan persepsi dan evaluasi yang
perkembangan. digambarkan dalam model moral dan
Dari sudut pandang ideologi ada 3 tradisi intelektual. Kohlberg menyimpulkan ada tiga
yang mendominasinya yaitu: 1) In loco parentis tingkat perkembangan moral yaitu pre-
yaitu layanan mahasiswa dan perkembangan konvensional, konvensional, dan
mahasiswa. Di sini dosen Penasehat Akademik pascakonvensional. Berdasarkan teori-teori
atau Wali Akademik dan konselor Perguruan ini, setiap tahapan baru mengandung tahapan
Tinggi berperan sebagai orang tua di kampus sebelumnya dan merupakan blok
yang akan mengajarkan nilai-nilai moral. 2) pembangunan untuk yang selanjutnya.
Model layanan mahasiswa; Model ini Ketidaknyamanan kognitif adalah momentum
menekankan mahasiswa sebagai konsumen yang perubahan. Gagasan yang eksplisit dalam
diberi bantuan dan memungkinkan untuk pendekatan ini adalah manusia membutuhkan
berkembang, mahasiswa memilih apa yang kesempatan untuk belajar, bagaimana caranya
sesuai dengan yang dibutuhkannya. 3) berpikir dan bertindak dengan bertanggung
Perkembangan mahasiswa yang berfokus pada jawab untuk mengontrol perilakunya sendiri
menciptakan lingkungan berbasis risearch yang dalam suatu masyarakat demokrasi.
membantu mahasiswa belajar dan berkembang, 3. Interaksi manusia dengan lingkungannya
perkembangan mahasiswa bersifat proaktif Model interaksi manusia-lingkungan
karena membuat tersedianya kesempatan bagi mengacu pada berbagai konseptualisasi
mahasiswa untuk berkembang. mahasiswa perguruan tinggi dan
Dalam perkembangan mahasiswa, minimal lingkungannya serta tingkat keselarasan yang
ada 4 jenis teori perkembangan yang harus terjadi ketika mereka berinteraksi.
diketahui oleh Penasehat Akademik atau Wali Keselarasan dipercaya dapat mengarahkan ke
Akademik dan Konselor Perguruan Tinggi yang kepuasan, stabilitas, dan mungkin
menuntut kerja profesional menurut Glading perkembangannya. Teori-teori dalam model
(2012: 501-502) yaitu; ini menekankan bahwa perkembangan adalah
1. Psikososial, dimana ada 7 perkembangan suatu proses holistik yang melibatkan semua
spesifik dari mahasiswa di Perguruan Tinggi manusia dengan lingkungan dalam suatu
yaitu : Kemampuan, otonomi, pengaturan interaksi. Sebagai contoh, ketika mahasiswa
emosi, identitas, tujuan, integritas dan berperan serta dan mengambil posisi
hubungan. Semua tugas ini sejalan dengan kepemimpinan dalam organisasi, keahlian

18
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

manajemen hidupnya akan berkembang lebih f. Orang tua/wali mahasiswa di kampus.


positif dari pada mahasiswa yang pasif. Dalam menjalankan tugas
4. Tipologi pembimbingan komunikasi dosen dan
Teori tipologi berfokus pada perbedaan mahasiswa memegang peranan penting.
individu, seperti temperamen, jenis Menurut Djamarah (Gunawati, Hartati, &
kepribadian, dan pola sosialisasi. Perbedaan Listiara, 2006: 109) “Adanya komunikasi
ini diasumsikan ada sepanjang waktu dan yang tidak efektif menghambat pelaksanaan
manusia lebih merupakan kombinasi dari peran dosen pembimbing dalam membantu
berbagai tipe tersebut. Pola kepribadian mahasiswa mengatasi kesulitan yang
mempengaruhi individu, sehingga pola dialami.
pertumbuhan perkembangan mereka Komunikasi dosen dan mahasiswa
bervariasi dan berhubungan dengan motivasi, baik secara verbal maupun non verbal
usaha serta pencapaiannya. haruslah tercipta dengan baik, sehingga
tidak terjadi miskomunikasi. Sejalan
B. Upaya Perguruan Tinggi dalam Menjawab dengan pendapat di atas Priyanto (2009:6)
Tantangan Revolusi Industri 4.0. juga menyatakan bahwa sebelum
Mengingat betapa pentingnya pelayanan melaksanakan tugas sebagai penasehat
bimbingan dan konseling di Perguruan Tinggi dalam akademik atau wali akademik maka dosen
menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0, maka harus mengetahui serta memahami ilmu
ada beberapa upaya yang dapat dilakukan komunikasi secara umum dan komunikasi
diantaranya: konseling.
1. Adanya Penasehat Akedemik atau Dosen Wali Ilmu komunikasi dan keahlian
Akademik yang terlatih dan memiliki berkomunikasi sangat penting dimiliki dan
pengetahuan tentang ilmu bimbingan dan diterapkan dalam memberikan pelayanan
konseling baik yang diperoleh melalui berbagai kepada mahasiswa. Komunikasi merupakan
kegiatan seperti workshop, pelatihan, penataran proses yang sangat berarti dan istimewa
dan sebagainya. dalam hubungan antara dosen dengan
Dalam melaksanakan tugasnya penasehat mahasiswa. Komunikasi mempunyai tujuan
akademik atau wali akademik memiliki peran untuk memotivasi dan mengembangkan
dan fungsi sebagai berikut: pribadi mahasiswa ke arah yang lebih
a. Fasilitator; memahami latar belakang kontruktif dan adaptif.
mahasiswa untuk membantu dalam Selain itu komunikasi dalam
mengenali dan mengidentifikasi minat, pembimbingan mahasiswa juga diarahkan
bakat dan kemampuan akademik pada pertumbuhan mahasiswa meliputi
mahasiswa. penerimaan diri dan peningkatan terhadap
b. Perencana; membantu merumuskan penghormatan diri, kemampuan membina
rencana studi mahasiswa, hubungan interpersonal yang tidak
mengarahkan mata kuliah yang superfisial dan saling bergantung pada
dianggap sesuai dengan minat, bakat orang lain, peningkatan fungsi dan
serta kemampuan akademik agar kemampuan untuk memuaskan kebutuhan,
mahasiswa dapat memanfaatkan masa mencapai tujuan yang realistis, serta rasa
studi dengan efektif dan efisien. identitas personal yang jelas dan
c. Motivator; memberikan motivasi meningkatkan integritas diri.
kepada mahasiswa yang kurang Menurut Priyanto (2009:57) teknik
bersemangat menjalankan perkuliahan, khusus yang harus diketahui oleh dosen
baik masalah internal maupun penasehat akademik atau dosen wali
eksternal. akademik dalam berkomunikasi yaitu
d. Evaluator; mengidentifikasi masalah- mendengarkan, menunjukkan penerimaan,
masalah akademik atau non akademik menanyakan pertanyaan yang berkaitan,
mahasiswa yang kurang berprestasi, mengulang ucapan dengan menggunakan
dan lulus tepat waktu. kata sendiri, klarifikasi, memfokuskan,
e. Mediator; mengantarkan permasalahan menawarkan informasi, diam, meringkas
non akademik yang dihadapi seorang /menyimpulkan, memberikan penghargaan,
mahasiswa kepada yang lebih menawarkan diri, memberikan kesempatan
berkompeten. Penghubung dengan kepada mahasiswa memulai pembicaraan,
dosen pengampu, dosen pembimbing mempersilahkan untuk meneruskan
kerja praktik dan dosen pembimbing pembicaraan, menganjurkan mahasiswa
Tugas Akhir. untuk meneruskan persepsinya, empati,

19
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

respek atau hormat, keterbukaan,


kesegeraan, dan katarsis emosional serta 3. Pembekalan bagi mahasiswa dan calon
teknik lainnya yang pada umumnya dapat alumni tentang berbagai peluang lapangan
membuat mahasiswa bimbingan meresa pekerjaan dan cara serta prosedur
nyaman dan diterima. memperolehnya.
Kegiatan ini sangat penting untuk
2. Adanya Unit Khusus Pelayanan Bimbingan dilakukan agar mahasiswa dan calon
dan Konseling yang menangani pelayanan alumni semakin mengenal tentang peluang
bimbingan dan konseling dan memiliki atau lapangan pekerjaan yang mungkin
tenaga konselor serta tenaga lainnya yang dimasukinya, dan dapat memotivasinya
dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk mempersiapkan diri dengan berbagai
yang memadai. Adapun unit khusus ini keterampilan yang dituntut dalam pekerjaan
memiliki tugas yaitu sebagai berikut: tersebut.
a. Tim Bimbingan dan Konseling Kenyataannya belum semua
Universitas Perguruan Tinggi melaksanakan kegiatan
1) Mengkoordinir, mengembangkan pembekalan ini. Hal ini sesuai dengan yang
kegiatan bimbingan dan konseling dikemukan Gladding (2012:503) persiapan
bersama pimpinan universitas dan yang baik adalah salah satu kendala dalam
fakultas. bidang konseling Perguruan Tinggi dan
2) Mengembangkan kebijakan yang layanan kehidupan mahasiswa. Oleh karena
berkaitan dengan bimbingan dan begitu banyaknya perbedaan dalam fungsi
konseling. tenaga profesional yang menangani layanan
3) Mengkoordinir kegiatan imbingan mahasiswa, tidak ada program persiapan
dan konseling dalam memberikan tunggal yang dapat memenuhi kebutuhan
layanan kepada masyarakat luas. semua mahasiswa.
4) Melayani kasus-kasus yang
dirujuk oleh tim bimbingan dan 4. Adanya Unit Ketenagakerjaan di Perguruan
konseling fakultas. Tinggi atau Pengembangan Layanan Pusat
b. Tim Bimbingan dan Konseling Karir yang dilengkapi dengan tenaga yang
Fakultas memiliki pengetahuan tentang bimbingan
1) Mengkoordinir, mengembangkan dan konseling
kegiatan bimbingan dan konseling Pengembangan layanan pusat karir
bersama pimpinan fakultas bagi perlu dilakukan seiring dengan upaya
penyempurnan layanan. pemenuhan terhadap kebutuhan mahasiswa
2) Menangani kasus-kasus yang untuk mencapai kompetensi yang
relatif berat yang dirujuk oleh tim ditargetkan. Kompetensi yang berhubungan
Dosen Penasehat Akademik atau dengan corak karakteristik pribadi sangat
tim bimbingan dan konseling terkait dengan kompetensi yang dibutuhkan
Universitas baik Jurusan maupun dunia kerja. Mahasiswa yang seharusnya
Program Studi. memiliki perencanaan karir yang mantap
3) Mengalihtangankan penanganan didukung oleh adanya corak karakter yang
kepada pihak-pihak yang mantap pula. Disain pengembangan
berwewenang. layanan ini dikhususkan untuk mendukung
c. Konselor Jurusan percepatan akses mahasiswa terhadap
1) Bersama ketua jurusan pihak-pihak yang turut menentukan adanya
mengembangkan dan persoalan dari mahasiswa.
menyempurnakan layanan Mengacu pada kebutuhan akan
bimbingan dan konseling di karakter yang tangguh sebagai salah satu
Jurusan. kompetensi yang harus dicapai oleh
2) Mengoordinir Dosen Penasehat generasi baru sebagai lulusan menjadi
Akademik dalam pelaksanaan perhatian utama atas perubahan revolusi
layanan bimbingan dan konseling. industri 4.0. Pusat karir sebagai unit yang
3) Menangani kasus-kasus khusus. diberi tanggung jawab untuk melakukan
4) Mengalihtangankan penanganan pengelolaan terhadap sumber daya manusia
kepada tim Bimbingan dan (SDM) di kampus, merasa penting adanya
Konseling Fakultas. kebutuhan atas perubahan di Era Revolusi
5) Melaksanakan program layanan Industri 4.0.
bimbingan dan konseling.

20
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

5. Melaksanakan Job Fair dan Entrepreneur pengguna tenaga kerja kesulitan


Expo di kampus. menemukan informasi mengenai tenaga
Kegiatan ini sangat membantu kerja yang sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa dan alumni dalam mengenali perusahaan. Hambatan bisa saja terjadi
peluang pekerjaan dan prosedur serta cara karena kurangnya media penyimpanan
mendapatkannya. Sehingga memudahkan informasi kepada masyarakat atau pencari
dalam mendapatkan pekerjaan. Kegiatan ini kerja, terutama bagi pencari kerja yang
juga dapat mempercepat lulusan dalam berada di pelosok daerah yang kurang
mendapatkan pekerjaan sehingga terjangkau oleh fasilitas informal seperti
pengangguran juga berkurang. media cetak, elektronik dan internet. Selain
Sebenarnya masalah pengangguran itu, kadang kala informasi yang ada kurang
yang terjadi di Indonesia selama ini up to date, sehingga informasi tersebut
disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan menjadi tidak bermanfaat bagi pencari
yaitu; Pertama karena ketidakseimbangan kerja.
antara persediaan dan kebutuhan tenaga Dengan adanya permasalahan
kerja baik dari segi kualitas maupun tersebut di atas maka ditemukan
kuantitas yang dibutuhkan pasar kerja. pemecahannya dengan langkah-langkah
Dimana jumlah pencari kerja setiap tahun sebagai berikut:
semakin meningkat, sedangkan jumlah a. Melakukan sosialisasi kepada
lowongan kerja yang tersedia sangat pencari kerja mengenai maksud dan
sedikit, akibatnya terjadi kesenjangan tujuan penyelenggaraan job fair dan
dalam penempatan tenaga kerja dan entrepreneur expo sehingga
menjadikan kendala dalam proses pencari kerja memahami arti
penempatan tenaga kerja itu sendiri. Kedua pentingnya dan diharapkan dapat
adanya ketidakseimbangan yang juga dapat mempersiapkan diri dengan lebih
diakibatkan kurangnya atau terjadinya baik pada saat mengunjungi job fair
kesenjangan informasi antara perusahaan dan entrepreneur expo, baik
pengguna dan pencari kerja, seringkali dalam hal administrasi lamaran
terjadi perusahaan pengguna tenaga kerja maupun penampilan diri.
sulit mendapatkan tenaga kerja yang sesuai b. Melakukan penyuluhan dan
dengan kualifikasi pada jabatan yang bimbingan jabatan kepada para
tersedia. pencari kerja dan mahasiswa di
Sesuai dengan pembahasan di atas Perguruan Tinggi sehingga mereka
Irsyada, dkk (2018: 945) menyatakan memahami bakat, minat dan
bahwa “Masalah pengangguran merupakan kemampuan dirinya untuk
tantangan besar bagi pemerintah dan kemudian diarahkan mencari
masyarakat Indonesia”. Selama beberapa bidang pekerjaan yang sesuai
tahun terakhir, angka pengangguran selalu dengan potensi dirinya. Dalam
mengalami kenaikan. Sampai saat ini, bimbingan jabatan para pencari
angka pengangguran oleh kelompok kerja dan mahasiswa juga dapat
Perguruan Tinggi termasuk dalam kategori diberikan tata cara mempersiapkan
tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari data administrasi lamaran dan
yang diperoleh Badan Pusat Statistik pada penampilan diri saat akan melamar
Agustus 2017 bahwa; Jumlah pekerjaan maupun interview.
pengangguran berkisar sekitar 7 juta orang.
Persentase pengangguran terbesar dari 6. Mengembangkan Jejaring dengan Berbagai
tingkat pendidikan adalah; (1) SMA 27%; Instansi yang Terkait.
(2) SMK 23%; (3) SMP 18%; (4) SD 13%; Kegiatan ini sangat penting untuk
(5) Perguruan Tinggi 12% (BPS, 2017). dilakukan Perguruan Tinggi, baik secara
Kondisi ini menggambarkan bahwa internal dalam institusi itu sendiri maupun
pengangguran di Indonesia termasuk eksternal dengan instansi dalam dan luar
kategori tinggi, dari jumlah tersebut dapat negeri. Dengan pengembangan jejaring
dilihat masih banyak pengangguran yang banyak hal yang didapat Perguruan Tinggi.
berasal dari lulusan Perguruan Tinggi. Pengembangan jejaring menyangkut
Kesenjangan tersebut banyak kegiatan konselor di Perguruan Tinggi
berdampak pada tidak semua pencari kerja meliputi:
dapat menempati lowongan kerja yang a. Konsultasi dengan dosen-dosen di
ditawarkan. Kesenjangan informasi dari Perguruan Tinggi.

21
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

b. Menyelenggarakan program Saran


kerjasama dengan orang tua atau Berdasarkan analisis tentang pelayanan
masyarakat. bimbingan dan konseling di Perguruan Tinggi dan
c. Berpartisipasi dalam merencanakan upaya Perguruan Tinggi dalam menjawab tantangan
dan melaksanakan kegiatan-kegiatan Era Revolusi Industri 4.0, maka disarankan :
di Perguruan Tinggi. 1. Pimpinan Perguruan Tinggi dan jajarannya
d. Bekerjasama dengan personil di diharapkan memahami pentingnya
Perguruan Tinggi lainnya dalam pelayanan bimbingan dan konseling bagi
rangka menciptakan lingkungan mahasiswa dan menjadikannya sebagai
Perguruan Tinggi yang kondusif icon pelayanan kemahasiswaan dalam
bagi perkembangan mahasiswa. mengembangkan potensi mahasiswa
e. Melakukan penelitian tentang semaksimal mungkin.
masalah-masalah yang berkaitan erat 2. Setiap Perguruan Tinggi diharapkan
dengan bimbingan dan konseling, membuka unit khusus yang menangani
f. Melakukan kerjasama atau pelayanan bimbingan dan konseling bagi
kolaborasi dengan ahli lain yang mahasiswa yang dilengkapi dengan tenaga
terkait dengan pelayanan bimbingan profesional dan didukung dengan sarana
dan konseling dan prasarana yang memadai.
3. Mahasiswa diharapkan dapat
PENUTUP memanfaatkan pelayanan bimbingan dan
A. Kesimpulan konseling baik dalam pengembangan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat pribadi, sosial, belajar dan karir sehingga
disimpulkan bahwa: dapat membantu penyelesaian studi tepat
1. Pelayanan bimbingan dan konseling di waktu.
Perguruan Tinggi saat ini belum berjalan
sesuai dengan yang seharusnya dan belum DAFTAR PUSTAKA
adanya Unit Khusus yang menangani
permasalahan mahasiswa. Demikian pula Gladding, Samuel.T. 2012. Konseling Profesi yang
dengan tenaga yang belum profesional serta Menyeluruh. Jakarta: PT Indeks.
sarana dan prasarana yang belum memadai. Gunawati, R., Hartati, S., & Listiara, A. (2006).
2. Upaya yang seharusnya dilakukan oleh Hubungan Antara Efektivitas Komunikasi
berbagai Perguruan Tinggi dalam menjawab Mahasiswa-Dosen Pembimbing Utama Skripsi
tantangan Era Revolusi Industri 4.0 dengan Stres dalam Menyusun Skripsi pada
khususnya dalam bidang pelayanan kepada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas
mahasiswa agar sukses dalam perkuliahan Kedokteran Universitas Diponegoro. Jurnal
adalah sebagai berikut : 1). Disiapkannya Psikologi Universitas Diponegoro, 3(2), 93–
Penasehat Akademik atau Dosen Wali 115.
Akademik yang terlatih dan memiliki Hidayat. 2011. Permasalahan Mahasiswa. Jakarta:
pengetahuan tentang bimbingan dan LLDIKTI Wilayah III
konseling. 2) Adanya Unit Khusus Kemenristekdikti, 2017 . Statistik Pendidikan
Pelayanan Bimbingan dan Konseling yang Tinggi.
memiliki konselor dan tenaga lainnya serta Irsyada, R., Dardiri, A., & Sugandi, R. M. (2018).
sarana dan prasarana yang memadai. 3) Kontribusi Minat Berwirausaha dan Self
Diperlukannya pembekalan bagi mahasiswa Efficacy terhadap Kesiapan Berwirausaha di
dan calon alumni tentang berbagai peluang Era Revolusi Industri 4 . 0 Mahasiswa Teknik
lapangan pekerjaan dan cara serta prosedur Informatika se-Malang. Jurnal Pendidikan:
memperolehnya. 4) Adanya Unit Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 3 (7),
Ketenagakerjaan di Perguruan Tinggi atau 945–954. Retrieved from
Pengembangan Layanan Pusat Karir yang http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/
dilengkapi dengan tenaga yang memiliki Priyanto, Agus. 2009. Komunikasi dan Konseling
pengetahuan tentang bimbingan dan Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan
konseling. 5) Melaksanakan Job Fair dan untuk Perawat dan Bidan. Jakarta: Salemba
Enterpreneur Expo di kampus. 6) Medika.
Mengembangkan jejaring dengan berbagai
Instansi yang terkait.

22

Anda mungkin juga menyukai