Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PELATIHAN
AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI (AHLI MUDA)
(CONSTRUCTION MANAGEMENT)
2007
KATA PENGANTAR
Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal
untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM
paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.
Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya,
mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas
harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau
ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi
dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi
- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (pasal 10 ayat
2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu
pada standar kompetensi kerja
- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh
langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai
tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang
kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya
disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam
melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.
Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.
PRAKATA
Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian,
dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli/terampil dan
penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan
teknologi.
Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas: standar SDM, standar mutu, metode
kerja dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik itu pekerjaan jalan dan jembatan, pekerjaan hidro mekanik,
pekerjaan sumber daya air maupun untuk pekerjaan di bidang bangunan gedung.
Kegiatan inventarisasi dan analisis jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah
menghasilkan sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Muda
Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings)
merupakan salah satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya
mengingat kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang
berkiprah dalam Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung Bidang Cipta
Karya.
Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan
Gedung (Construction Management Of Buildings) ini khusus System Manajemen
Konstruksi yang ada di Proyek dan terdiri dari 3 (tiga) modul kompetensi umum 7
(tujuh) modul kompetensi inti dan 2 (modul) kompetensi khusus, yang merupakan satu
kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli
Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of
Buildings).
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Jakarta, November 2007
Tim Penyusun
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) iii
MODUL CMB-01
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health
Management)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
PRAKATA ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi
SPESIFIKASI PELATIHAN ...................................................................... vii
PANDUAN PEMBELAJARAN ................................................................. viii
KUNCI JAWABAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Elemen Kesuksesan K3 (OHSAS 18001 : 1999) ............. II-4
Gambar 2.2 Bagan Elemen Komitmen & Kebijakan...................................... II-11
Gambar 2.3 Bagan Elemen Perencanaan..................................................... II-15
Gambar 3.1 Bagan Elemen Penerapan Dan Operasional ................................... III-1
Gambar 3.2 Bagan Elemen Pemeriksaan Dan Tindakan Perbaikan.................. III-8
Gambar 3.3 Bagan Daily Safety Work Cycle ....................................................... III-9
Gambar 4.1 Bagan Elemen Tinjauan Manajemen ............................................... IV-1
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 2.1 Contoh Flow Chart Safety Plan ................................................. II-21
Lampiran 3.1 Siklus Harian K3 (Daily Safety Work Cycle) ............................... III-11
Lampiran 3.2 Siklus Mingguan K3 (Weekly Safety Work Cycle)....................... III-12
Lampiran 3.3 Siklus Bulanan K3 (Monthly Safety Work Cycle) ....................... III-12
Lampiran 4.1 Formulir Laporan Kecelakaan Tahap 1 ...................................... IV-11
SPESIFIKASI PELATIHAN
A. TUJUAN UMUM
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) vii
MODUL CMB-01
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health
Management)
Kriteria Penilaian
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Memberikan kontribusi dalam perencanaan K-3
2. Melaksanakan dan mengendalikan K-3.
3. Berperan dalam pencapaian hasil pelaksanaan K-3
PANDUAN PEMBELAJARAN
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
Sistem Manajemen Keselamatan
1 CMB – 01 Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project
Safety & Health Management)
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project
2 CMB – 02
Environmental Management).
Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project
3 CMB – 03
Financing Management)
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project
4 CMB – 04
Scope Management).
Sistem Manajemen Waktu Proyek (Project Time
5 CMB – 05
Management).
Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost
6 CMB – 06
Management).
Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality
7 CMB – 07
Management)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) viii
MODUL CMB-01
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health
Management)
C. PROSES PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan/
Bab I, Pendahuluan
Waktu : 60 menit
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Modul CMB-01: Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3
(Project Safety & Health Management) mempresentasikan salah satu unit
kompetensi dari program pelatihan Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan
Gedung (Construction Management Of Buildings)
Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam
perencanaan Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction
Management Of Buildings)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-1
MODUL CMB-01 BAB I
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pendahuluan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health
Management)
Environmental Management)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-2
MODUL CMB-01 BAB I
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pendahuluan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health
Management)
Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntunan atau isi unit kompetensi
ada judul unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian
sebagai berikut:
a. Judul unit :
Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan
dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit
dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya
menggunakan kata kerja operasional)
b. Deskripsi unit :
Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau
mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang
diungkapkan dalam judul unit.
c. Elemen kompetensi :
Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai
kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen
pendukung unit kompetensi.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-3
MODUL CMB-01 BAB I
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pendahuluan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health
Management)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-4
MODUL CMB-01 BAB I
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pendahuluan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health
Management)
Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten
mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk
kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)
Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya
sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan
berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan
sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan
untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-6
MODUL CMB-01 BAB I
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pendahuluan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health
Management)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-8
MODUL CMB-01 BAB II
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Proyek (K3)
Management)
BAB II
PERENCANAAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA
PROYEK (K3)
2.1. UMUM
Dalam pelaksanaan proses pekerjaan konstruksi dituntut penggunaan tenaga kerja
yang sangat dominan. Pada kenyataannya, tingkat pendidikan pekerja dalam
sektor konstruksi relatif rendah bila dibandingkan sektor lain, misalnya sektor
manufaktur. Keadaan ini terjadi di Indonesia pada khususnya, maupun di negara-
negara lain pada umumnya. Tenaga kerja ini perlu untuk dilindungi, bukan hanya
karena peraturan yang mengharuskan, akan tetapi karena tenaga kerja adalah
modal usaha yang perlu dijaga dan dibina agar dapat memberi manfaat dan
keuntungan perusahaan.
Penggunaan tenaga kerja dalam jumlah besar dengan tingkat pendidikan relatif
rendah telah membuktikan.bahwa sektor ini mempunyai andil yang cukup dominan
dalam hal timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kecelakaan dan penyakit
akibat tersebut pada umumnya disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya tingkat
pehgetahuan pekerja yang kurang, kebiasaan buruk yang melekat pada diri pekerja,
kurang disiplin, kondisi tempat kerja yang kurang terawat dengan baik. Hal ini bisa
dicegah, dikendalikan, diminimalisir dan ditindaklanjuti dengan baik bila perusahaan
menggunakan suatu sistim tertentu, berupa sistim manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
agar supaya terhindar dari kecelakaan yang akan mengakibatkan orang cidera atau
meninggal dunia. Hal ini akan berdampak pada kehilangan sumberdaya dan secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi biaya industri.
Pada dasarnya Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai bagian dari
Manajemen Risiko, akan tetapi dilihat dari fungsinya yang khusus (traditionally
unique) menjadi penting untuk setiap proyek konstruksi.
Ada dua aspek penting yang perlu dicapai dalam program K3, yaitu aspek
kemanusiaan dan aspek ekonomi, kedua aspek tersebut tidak dapat dipisahkan dan
merupakan saling terkait.
Di Indonesia aspek ini masih terpisah tergantung pada sudut pandang masing-
masing pihak; Depnaker dan Organisasi pekerja hanya memperhatikan aspek
kemanusiaan saja, sedangkan pengusaha hanya memperhatikan faktor ekonomi
semata.
Kedua-duanya dapat dicegah dengan satu tindakan yaitu Program Rekayasa
Keselamatan & Kesehatan Kerja.
Aspek kemanusiaan
• Tidak ada satu pihakpun yang terlibat dalam proyek konstruksi menginginkan
atau melihat pekerjanya celaka (meninggal atau terluka)
• Pertanyaannya apakah keinginan untuk tidak terjadinya kecelakaan kerja telah
dijamin oleh suatu sistim keamanan yang baik?
• Faktor ini sangat ditonjolkan oleh pemerintah dan organisasi pekerja, sehingga
kriteria accident adalah bila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan
meninggalnya manusia atau cacat permanen
• Penghargaan Zero Accident banyak diartikan tidak ada korban manusia
• Faktor ini memang penting karena jiwa manusia tidak dapat dhitung secara
ekonomi, tetapi dengan menonjolkan faktor ini dan mengabaikan faktor ekonomi
adalah kurang bijaksana.
Aspek ekonomi
Biaya kecelakaan konstruksi (construction accident cost) telah dihitung dengan
bermacam-macam cara. Pada tahun 1980 telah dicatat dari berbagai sumber
kecelakaan dalam industri konstruksi mencapai 6,5% dari nilai kontrak atau
US$ 50 M per tahun, Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap dolar yang
digunakan untuk maksud program keselamatan kerja akan menghasilkan
penurunan kerugian hingga 4 – 8 US$ akibat kecelakaan kerja.
Dalam dekade sekarang tidak terlihat penurunan yang berarti, di Indonesia dan
beberapa negara berkembang angka-angka ini tidak dapat secara pasti,
sehingga kurang mendorong dibudayakannya Rekayasa K3, hal ini disebabkan:
– Tidak teraturnya pencatatan terjadinya suatu kecelakaan/accident
– Terlalu tingginya angka keamanan yang digunakan sehingga tidak effisien.
Dari faktor ekonomi memaksa owner maupun kontraktor untuk melakukan
pendekatan yang pragmatis terhadap keamanan konstruksi
Keuntungan ekonomi yang dapat diperoleh biasanya akan membuat lebih
mudah untuk menawarkan program rekayasa keselamatan & kesehatan kerja
/safety & health engineering kepada pengusaha
Kalau seseorang mempertimbangkan biaya kecelakaan/accident baik yang
langsung maupun tidak langsung maka program K-3 yang effektif akan mudah
dilaksanakan di pabrik maupun di industri konstruksi.
beberapa negara. Sistim ini terdiri dari 4 klausul besar yang terurai
kedalam 9 sub klausul.
4). Pada dasarnya secara umum ketiga sistim dari SMK3 yang dimaksud
diatas mengandung 5 prinsip dasar (elemen utama) yang dapat dilihat
pada gambar 2.1 sebagai berikut :
a. Kebijakan K3 (Safety and health policy)
b. Perencanaan (Planning)
c. Penerapan dan operasional (Implementation and operation)
d. Pemeriksaan dan tindakan perbaikan (Checking and corrective
action)
e. Tinjauan Manjemen (Management review)
f. Perubahan perbaikan Berkelanjutan (Continual improvement)
Perbaikanberkelanjutan
(Continual improvement)
Tinjauan Manajemen
TinjauanManajemen Kebijakan
(Management Review) (Policy)
Perencanaan
( Planninga)
Pemeriksaandaan
Pemeriksaan dan
Tindakan( Checking and Penerapan dan
Penerapandan
Corrective action) Operasional
(Implementation
and Operation)
Pembuatan program K3
Program yang dimaksudkan disini adalah, program umum didalamnya
memuat strategi pencapaian penerapan SMK3, secara detail program dapat
di aplikasikan dalam bentuk prosedur dan petunjuk kerja, semua ini ditujukan
untuk memudahkan dalam menerapkan dan mengembangkan sistim dan
prosedur K3 untuk setiap kegiatan operasi sebagai pedoman keselamatan
kerja, bekerja secara aman dan yang akan berpengaruh meningkatnya
produktifitas kerja, penyusunan elemen K3 disesuaikan dengan kebutuhan
masing - masing perusahaan berdasarkan hasil telaah awal dan penetapan
tujuan dan objektif yang ingin dicapai.
Komitmen dan
Audit (Pengukuran kinerja/ Umpan Balik
measuring performance) Kebijakan (Feedback from Audit)
Perencanaan (Planning)
menyaring sub kontraktor dari program keselamatan & kesehatan kerja dan
memilihnya yang memiliki catatan kinerja keselamatan yang baik.
2.2.8. Insentif
Cara yang terbaru dan efektif dalam memberikan semangat kepada
sejumlah tenaga kerja untuk mengamati praktek pekerjaan yang aman yaitu
dengan menawarkan insentif untuk pekerjaan yang aman.
Banyak kontraktor memperlihatkan kinerja keselamatan pada papan
besar/billboard pada pintu masuk proyek ”sehingga banyak waktu kerja
tanpa kehilangan kesempatan” dan secara berkala menawarkan insentif
seperti baju jaket, perjamuan informal dan bahkan menguangkan untuk
mempromosikan kesadaran akan keselamatan.
Perencanaan K3 meliputi :
a. Identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian dan pengendalian risiko (risk
assessment and risk control) yang dapat diukur,
b. Pemenuhan terhadap peraturan perundangan dan persyaratan lainnya,
c. Penentuan tujuan dan sasaran,
d. Program kerja secara umum dan program kerja secara khusus.
e. Indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja K3.
Kebijakan (Policy)
2.3.1. Kewenangan
1). organisasi
Organisasi harus menentukan aturan main, kewenangan dan otoritas
personil-personil yang mengatur, menjalankan dan memantau aktifitas-
aktifitas yang berkaitan dengan risiko K3 dalam kaitan dengan aktifitas,
fasilitas dan proses dalam organisasi secara keseluruhan. Dokumen-
dokumen tersebut harus ditetapkan, didokumentasikan dan
dikomunikasikan.
RANGKUMAN
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja meliputi proses yang dibutuhkan untuk
menjamin bahwa proyek konstruksi dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian agar
supaya terhindar dari kecelakaan yang akan mengakibatkan orang cidera atau meninggal
dunia yang akan berdampak pada kehilangan sumberdaya dan secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi biaya industri.
Ada dua aspek penting yang perlu dicapai dalam program K3, yaitu aspek kemanusiaan
dan aspek ekonomi, kedua aspek tersebut tidak dapat dipisahkan dan merupakan saling
terkait.
SMK3 mengandung 5 prinsip dasar (elemen utama) yaitu :
1. Kebijakan K3 (Safety and health policy)
2. Perencanaan (Planning)
3. Penerapan dan operasional (Implementation and operation)
4. Pemeriksaan dan tindakan perbaikan (Checking and corrective action)
5. Tinjauan Manjemen (Management review)
6. Perubahan perbaikan Berkelanjutan (Continual improvement)
Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja adalah dokumen kunci sebagai acuan kinerja
keamanan pekerjaan pada proyek yang meliputi :
a. Identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian dan pengendalian risiko (risk
assessment and risk control) yang dapat diukur,
b. Pemenuhan terhadap peraturan perundangan dan persyaratan lainnya,
c. Penentuan tujuan dan sasaran,
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 19
MODUL CMB-01 BAB II
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Proyek (K3)
Management)
LAMPIRAN 1.
CONTOH
Flow Chart Safety Plan
BAB III
PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA PROYEK (K3)
3.1. UMUM
Penerapan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proyek (K3)
Secara Efektif dengan Mengembangkan Kemampuan dan Mekanisme Pendukung
yg diperlukan untuk mencapai Kebijakan, Tujuan dan Sasaran Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Dapat dilihat pada gambar 3.1 : bahwa dalam penerapan dan operasional
(implementation and operation) harus memperhatikan masukan dari Perencanaan
(planning), umpan balik & pengukuran kinerja (feedback from measuring
performance), dan audit. Sehingga menghasilkan keluaran/out put pemeriksaan
dan tindakan perbaikan (checking and corrective action) sebagai masukan untuk
tinjauan manajemen (management review).
Perencanaan ( Planning )
3.2.3 Cara dan teknik dalam pelaksanaan rencana keselamatan & kesehatan
kerja
1. Alat Pelindung Diri (APD)
Mempersiapkan peralatan/alat pelindung diri guna mengurangi cidera
dan mencegah timbulnya penyakit akibat kerja. Contohnya : Topeng
Gas/masker, Pelindung Badan/jacket, Sepatu yang sesuai, Helem,
sarung tangan, kaca mata dan sebagainya.
Pembelian
Setiap pembelian barang dan jasa termasuk didalamnya prosedur
pemeliharaan barang dan jasa harus terintegrasi dalam strategi
penanganan pencegahan risiko kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 2
MODUL CMB-01 BAB III
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pelaksanaan dan Pengendalian Keselamatan dan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Kesehatan Kerja (K3)
Management)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 3
MODUL CMB-01 BAB III
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pelaksanaan dan Pengendalian Keselamatan dan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Kesehatan Kerja (K3)
Management)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 4
MODUL CMB-01 BAB III
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pelaksanaan dan Pengendalian Keselamatan dan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Kesehatan Kerja (K3)
Management)
2) Prosedur Pemeriksaan
Prosedur pemeriksaan dapat berupa inspeksi dan audit yang
bersifat internal, pemeriksaan harus dilakukan oleh petugas yang
mempunyai kompetensi di bidang K3, khususnya K3 dibidang
pekerjaan konstruksi.
Pemeriksaan yang bersifat inspeksi dapat dilaksanakan secara
harian (daily), mingguan (weekly), bulanan (monthly), yang harus
dijalankan secara tetap dan kontinyu untuk mempertahankan hasil
yang telah dicapai.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 5
MODUL CMB-01 BAB III
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pelaksanaan dan Pengendalian Keselamatan dan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Kesehatan Kerja (K3)
Management)
3) Tindakan Perbaikan
Tindakan perbaikan lebih ditujukan dan bersifat perbaikan keadaan
dan pencegahan situasi terhadap bahaya yang akan timbul.
Tindakan perbaikan yang dilaksanakan dilapangan secara umum
menjadi tanggung.jawab pimpinan unit kerjanya, dan perbaikan
yang dilakukan diantaranya :
a. Perbaikan atas temuan ketidaksesuaian (nonconforming) K3
disemua tingkatan aktifitas, untuk mengeliminasi penyebab
ketidak sesuaian potensial.
b. Pelaksanaan K3 yang tidak sesuai atau menyimpang dari
ketentuan/strandar yang ditentukan dalam sasaran dan program
Kerja K3 sesuai dengan pengembangan kondisi pekerjaan
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 6
MODUL CMB-01 BAB III
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pelaksanaan dan Pengendalian Keselamatan dan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Kesehatan Kerja (K3)
Management)
4) Prosedur Pengendalian
Pengendalian disini maksudnya adalah memantau dan mengukur
pencapaian kinerja K3, yang meliputi proses K3 didasarkan
dengan adanya :
Kinerja masing-masing proses kegiatan dan
Sasaran
Pengukuran (Evaluasi) dan peningkatan kinerja K3. Pengukuran
adalah pengukuran kinerja, dilakukan didasarkan pada ketentuan
yang telah ditetapkan sebelumnya berupa parameter kinerja, cara
penilaian dan pengukurannya, Misalnya mengukur :
1. Tingkat pemahaman pengetahuan dan partisipasi pekerja
dalam kegiatan K3, termasuk partisipasi
pengunjung/tamu/subkontraktor/ vendor/mitra kerja dll yang
terkait pelaksanaan kerja konstruksi dilapangan
2. Statistilk angka insiden/kecelakaan tingkat keparahan dan
frekwensi insiden ataupun kecelakaan
3. Jumlah jam kerja hilang.
5) Pengendalian Administratif
a. Prosedur dan instruksi kerja yang dibuat harus
mempertimbangkan segala aspek K3 pada setiap tahapan,
b. Prosedur dan instruksi kerja yang dibuat harus terdokumentasi,
c. Rancangan, tinjauan ulang Prosedur dan instruksi kerja harus
dibuat oleh personel yang mempunyai kompetensi kerja dengan
melibatkan pelaksana yang terkait. Dalam hal ini personel yang
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 7
MODUL CMB-01 BAB III
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pelaksanaan dan Pengendalian Keselamatan dan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Kesehatan Kerja (K3)
Management)
6) Siklus Penanganan K3
a. Siklus Harian K3
Siklus Harian K3 (Daily Safety Work Cycle) adalah suatu siklus
aktifitas safety yang rnempuhyai periode ulang setiap hari.
Aktifitas ini sebaiknya dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil
pekerja yang menangani pekerjaan sejenis, dipimpin langsung
oleh kepala grup kerja seperti gambar 3.3 dibawah ini.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 8
MODUL CMB-01 BAB III
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pelaksanaan dan Pengendalian Keselamatan dan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Kesehatan Kerja (K3)
Management)
10 minutes
safety talk
morning
meeting
Inspection
prior to
Final check
DAILY start of
work
SAFETY
WORK
CYCLE
Patrol,
Site clean guidance,
up and
supervision
b. Siklus Mingguan K3
Siklus Mingguan K3 (Weekly safety work cycle) dilakukan
periodik mingguan, biasanya pada akhir minggu. Hal ini perlu
dilakukan untuk tujuan :
1. Evaluasi oleh manajemen proyek terhadap grup-grup kerja
2. Penyampaian informasi-informasi dari manajemen proyek
kepada grup-grup kerja
3. Adanya interaksi satu grup kerja dengan grup kerja lainnya,
sehingga akan terjadi tukar menukar peng alaman yang
diperoleh suatu grup kerja selama satu minggu berjaian,
Secara mudah weekly safety work cycle diuraikan
sebagaimana tabel pada Lampiran 3.2
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 9
MODUL CMB-01 BAB III
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pelaksanaan dan Pengendalian Keselamatan dan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Kesehatan Kerja (K3)
Management)
c. Siklus Bulanan K3
Siklus Bulanan K3 (Monthly safety work cycle) dilakukan
periodik bulanan, biasanya pada akhir bulan. Hal ini perlu
dilakukan untuk tujuan :
1. penyampaian informasi-informasi dari manajemen proyek
kepada personil kunci proyek,
2. evaluasi oleh manajemen proyek terhadap pelaksanaan
proyek selama satu bulan,
3. penentuan program-program kerja yang bersifat strategis.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 10
MODUL CMB-01 BAB III
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pelaksanaan dan Pengendalian Keselamatan dan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Kesehatan Kerja (K3)
Management)
Lampiran 3.1
II Inspection a. Setiap hari kerja a. Setiap grup kerja a. Ternpat peralatan a. Pemeriksaan
Prior to b. 08.10-08.25 = 15 b. Pekerja kontraktor diparkir/ kesiapan alat
Start of menit utama dan sub diletakkan b. Bukti kegiatan
Work c. Sebelum kontraktor daftar hadir,
menggunakan c. Dipimpin oleh risalah, dll
peralatan Pemimpin Grup
Kerja
III Patrol, a. Setiap hari kerja a. Safety supervisor a. Selutuh areal a. Pemeriksaan
Guidance b. 08.25-16.40 proyek pelaksanaan
and pekerjaan
Supervision b. Bukti kegiatan
daftar hadir
risalah, dll
IV Site Check a. Setiap hari kerja a. Setiap grup kerja a. Tempat kerja a. Pembersihan
b. 16.40- 16.55 = 15 b. Pekerja kontraktor tempat kerja
menit utama dan sub dan alat kerja
kontraktor dari kotoran
c. Dipimpin oleh: b. Bukti kegiatan:
Pemimpin Grup daftar hadir,
Kerja risalah, dll
V Final, a. Setiap hari kerja a. Kepala grup kerja a. Tempat kerja a. Pemeriksaan
Check b. 16.55-17.00 = b. Pekerja kontraktor hasil site Clean
15 menit utama dan sub Up
kontraktor b. Bukti kegiatan:
daftar hadir,
risalah, dll
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 11
MODUL CMB-01 BAB III
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pelaksanaan dan Pengendalian Keselamatan dan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Kesehatan Kerja (K3)
Management)
Lampiran 3.2
Siklus Mingguan K3 (WEEKLY SAFETY WORK CYCLE)
WAKTU TEMPAT
NO URAIAN KETERLIBATAN MATERI
PELAKSANAAN DILAKSANAKAN
1 Weekly a. Setiap hari Sabtu a. Kontraktor utama Di kantor kontraktor a. Pemantauan
Meeting b. 10.30 - 11.30 = a.1. Site manager utama kebersihan, 30 menit
60 menit a.2. Supervisor sebelum meeting
a.3. Safety b. Materi meeting:
supervisor b.1 Evaluasi
b. Kontraktor utama pelaksanaan
b.1 Foreman daily meeting
c. Dipimpin oleh: Site b.2 Kompiling data
Manager daily meeting
b.3 Sinformasi
lainnya
c. Bukti kegiatan: daftar
hadir, risalah, dll
Lampiran 3.3
Siklus Bulanan K3 (MONTHLY SAFETY WORK CYCLE)
WAKTU TEMPAT
NO URAIAN KETERLIBATAN MATERI
PELAKSANAAN DILAKSANAKAN
I Monthly a. Setiap hari a. Kontraktor utama Di kantor kontraktor a. Evaluasi pelaksanaan
Meeting Sabtu pada a.l. Project utama weekly meeting
minggu terakhir manager b. Kompiling data daily
b. 13.00-15.00 = a.2. Safety meeting dan weekly
120 menit koordinator meeting
a.3. Constrction c. Penyusunan laporan
manager kepada P2K3
a.4. Site manager d. Informasi lainnya
a.5. Safety e. Bukti kegiatan: daftar
supervisor hadir, risalah, dll
b. Dipimpin oleh:
Project Manager
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 12
MODUL CMB-01 BAB III
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pelaksanaan dan Pengendalian Keselamatan dan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Kesehatan Kerja (K3)
Management)
Inspeksi harian biasanya dilakukan oleh safety officer tetapi yang lain
juga secara berkala melakukan inspeksi proyek untuk memenuhi
rencana keselamatan & kesehatan kerja (Safety & Health Plan) dalam
hal ini mewakili Pemilik proyek/owner, perusahaan asuransi dan dinas
terkait dari instansi pemerintah. Seringkali seorang senior manajer dari
kontraktor melakukan audit keselamatan & kesehatan kerja dalam
membantu Safety Officer lapangan.
8. Investigasi Kecelakaan
Hal ini penting bahwa setiap kecelakaan harus di lakukan investigasi,
seperti penyebabnya, dan membuat laporan secara lengkap apa yang
terjadi dan mengapa bisa terjadi, sering dengan gambar gambar.
Laporan ini biasanya diperlukan oleh perusahaan asuransi yang
melindungi akibat adanya kerugian akan tetapi juga penting untuk
peningkatan kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontraktor
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 13
MODUL CMB-01 BAB III
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pelaksanaan dan Pengendalian Keselamatan dan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Kesehatan Kerja (K3)
Management)
9. Fasilitas kesehatan
Diperlukan pengaturan terhadap Rumah Sakit terdekat dan Dokter
untuk membantu bila terjadi kecelakaan setelah dilakukan pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K) di lapangan, seperti halnya
menetapkan dan menyiapkan peralatan PPPK sendiri.
3. Meningkatkan reputasi
Pemilik proyek menjadi tertarik kepada kontraktor yang memiliki reputasi
baik (Reputasi dari pemilik juga ditunjukkan disini), dan pekerja juga
menginginkan bekerja dengan perusahaan yang mengutamakan pada
Keselamatan & Kesehatan Kerja.
4. Meningkatkan produktivitas
Kecelakaan menghasilkan penurunan produktivitas lapangan, yang mana
juga melemahkan keuntungan perusahaan kontraktor. Maka dari itu
cegah terjadinya kecelakaan seminimal mungkin agar produktivitas dan
keuntungan meningkat.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 14
MODUL CMB-01 BAB III
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pelaksanaan dan Pengendalian Keselamatan dan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Kesehatan Kerja (K3)
Management)
RANGKUMAN
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 15
MODUL CMB-01 BAB III
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pelaksanaan dan Pengendalian Keselamatan dan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Kesehatan Kerja (K3)
Management)
Dokumen ini harus dievaluasi, terutama setelah mendapatkan insiden dan situasi
keadaan darurat. Dokumen ini juga harus ditest/diuji secara periodik/berkala, untuk
mengetahui kehandalan sistim yang ditetapkan,
Pengujian sistim keadaan darurat harus dilakukan oleh orang/petugas yang mempunyai
kompetensi kerja, dan untuk instalasi yang besar harus mendapatkan ijin dari/atau
dikoordinasikan dengan instansi yang berwenang.
Organisasi harus menyusun dan memelihara prosedur yang menetapkan tanggung jawab
dalam hal Pemulihan Keadaan darurat, yang secara cepat dapat menangani dan
mengembalikan pada kondisi normal dan membantu pemulihan tenaga kerja yang
mengalami trauma.
Prosedur ini juga mengandung hal-hal dimana tindakan korektif dan tindakan preventif
harus dievaluasi dengan menggunakan proses penilaian risiko sebelum
diimplementasikan.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 16
MODUL CMB-01 BAB III
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Pelaksanaan dan Pengendalian Keselamatan dan
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Kesehatan Kerja (K3)
Management)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 17
MODUL CMB-01 BAB IV
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Hasil Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Proyek / SMK3 (Project Safety & Health (K3)
Management)
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA PROYEK (K3)
4.1. UMUM
Semua hasil pelaksanaan K3 di lakukan peninjauan ulang untuk tujuan peningkatan
manajemen dan dicatat sebagai pelaporan.
Kebijakan (Policy)
e. Catatan-catatan, berupa :
1. Hasil peninjauan ulang
2. Hasil pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman,
kompetensi personil,
3. Hasil audit dan tindak lanjutnya, internal maupun eksternal,
4. Hasil-hasil dari tindakan korektif
5. Hasil-hasil dari tindakan pencegahan
6. Risalah rapat dan laporan-laporan
Pada kondisi ini sistim administrasi yang harus selalu dapat dipantau
ke efektifannya, dan dilaporkan secara rutin semua kegiatan
penyelenggaraan kegiatan K3 kepada DINAS TENAGA KERJA
KANTOR WILAYAH oleh pusat perusahaan. Pelaporan yang
dilakasanakan setiap periode tertentu (tiap tiga bulan).
3). Astek
Sesuai dengan ketentuan pemerintah, suatu perusahaan atau proyek
yang mempekerjakan tenaga kerja lebih dari 10 orang wajib
melindungi tenaga kerjanya melalui suatu program asuransi tenaga
kerja (ASTEK). Sebagai bukti dari peiaksanaannya adalah
diterimanya polis asuransi berikut kuitansi pembayaram preminya.
Khusus bagi daerah - daerah yang tidak memiliki pengawasfdari SUKU DINAS
TENAGA KERJA setempat, atau DINAS TENAGA KERJA KANTOR WILAYAH
maka pengesahan laporan untuk sementara dapat dilakukan oleh Ahli K3 Konstruksi
yang berada di perusahaan dimana kegiatan K3 sedang dilaksanakan.
Untuk perusahaan yang mempunyai proyek - proyek dengan didukung oleh sub
kontraktor kelas menegah/kecil, maka Kegiatan pelaporan ini dapat dilakukan
secara berjenjang melalui subkontraktornya, dan harus mendapat pengesahan Ahli
K3 Konstruksi yang berada dikontraktor induk dimana kegiatan K3 sedang
dijalankan, dengan catatan tanggung jawab kegiatan K3 di tempat berlangsungnya
kegiatan konstruksi secara keseluruhan menjadi tanggung jawab kontraktor
induknya (main contractor), pelaporan diproses sebagai berikut :
4. Investigasi kecelakaan
Semua kecelakaan harus diinvestigasi dan didokumentasikan secara
lengkap seperti penyebab dan hasilnya, kerusakan aset/properti,
kerusakan/kehilangan peralatan dan luka luka.
5. Catatan dokumentasi foto dan video
Bagian yang penting dari dokumentasi adanya kecelakaan dan
pelanggaran keselamatan dan kesehatan kerja adalah dokumentasi foto
dan dokumentasi video. Hal ini dapat digunakan untuk menunjukkan
bukti kepada mereka yang tidak hadir di peristiwa dan siapa yang
memiliki kepentingan langsung seperti penjamin.
Catatan ini sangat berguna bagi kontraktor yang dapat menunjukkan
kronologis kejadian terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja
yang dilakukan di proyek yang di kemungkinan dapat diajukan sebagai
argumentasi dalam penyelesaian pengenaan denda.
RANGKUMAN
Hasil pelaksanaan K3 dicatat dan dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan dan
terkait dengan dilengkapi bukti bukti yang dilampirkan pada setiap pelaporan.
Catatan catatan berupa :
1. Hasil peninjauan ulang,
2. Hasil pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan pengalaman, kompetensi personel,
3. Hasil audit dan tindak lanjutnya, internal maupun eksternal,
4. Hasil dari tindakan korrektif,
5. Hasil dari tindakan pencegahan,
6. Risalah rapat dan laporan-laporan.
Persyaratan masing masing pelaporan biasanya sudah ditetapkan dari masing masing
yang berkepentingan contohnya :
1. Daftar absensi pekerja & hasil pemeriksaan kesehatan secara visual,
2. Informasi bersifat umum (pengumuman),
3. Risalah rapat, cheklist pemeriksaan kesiapan alat,
4. Pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan,
5. Checklist pembersihan tempat kerja dan alat kerja dari kotoran,
6. Hasil pemantauan kebersihan,
7. Hasil rapat evaluasi pelaksanaan pekerjaan,
8. Laporan kejadian dan mengapa bisa terjadi,
9. Laporan harian, mingguan, bulanan, laporan khusus,
10. Informasi Lainnya.
LAMPIRAN 4-1
DAFTAR PUSTAKA