Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sehat dan rasa aman merupakan Hak Asasi Manusia (HAM). Hal ini

sesuai dengan isi United Nations Declaration on Human Right. Deklarasi ini

menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak asasi untuk bekerja, bebas

memilih jenis pekerjaan yang adil dan membuatnya sejahtera. Disamping itu

berdasarkan pernyataan ini selaras dengan United Nations International

Convenant on Economic, Social and Cultural Right yang menyebutkan tentang

perlunya kondisi kerja yang aman dan sehat sebagai hak asasi setiap orang. Kedua

pernyataan itu tidak selaras dengan tingginya angka keselamatan dan kesehatan

kerja di dunia saat ini.

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah masalah dunia, Tahun 2008 dari

1,2 juta jiwa pekerja meninggal karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan

kerugian mencapai 4% dari pendapatan per kapita tiap negara. Information System

Security Assosiation (ISSA) Internasional maloporkan terdapat 2,34 juta pekerja

meninggal akibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta merugikan

perekonomian karena menghilangkan 4% dari Gross Domestic Product (GDP).

Dirjen Pembinaan Pengawas Ketenagakerjaan Kemnakertrans, Muji Handaya,

membandingkan kasus kecelakaan kerja di indonesia dan eropa. Kecelakaan di

eropa memang lebih banyak, yaitu 100/000 kasus, namun hanya 500 kasus yang

1
2

mengakibatkan pekerja meninggal dunia. Tahun 2012 terdapat 103.000 kasus

kecelakaan kerja, dari jumlah itu 2.419 kasus mengakibatkan meninggal dunia.

Tingginya angka kematian, kecelakaan akibat kerja, dan penyakit akibat

kerja dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko, Resiko kecelakaan kerja

adalah menyatakan kemungkinan terjadinya kecelakan atau kerugian pada periode

waktu tertentu atau siklus operasi tertentu. Faktor yang mempengaruhi risiko

kecelakaan kerja adalah faktor pekerjaan, faktor manusia dan faktor lingkungan

kerja. Lingkungan kerja merupakan tempat dimana pekerja melakukan sebagian

besar aktivitasnya dan tempat yang berisiko langsung terhadap keselamatan dan

kesehatan pekerja. Seperti data yang di dapat dari Komite Nasional Keselamatan

Transportasi (KNKT) telah terjadi 41 kecelakaan pesawat udara di Indonesia

pada tahun 2016 Hal tersebut mendorong banyak perusahaan dunia untuk lebih

memperhatikan aspek manajemen K3 dalam setiap operasinya. Manajemen risiko

adalah “risk management of potential opportunities and adverse effects”.

Manajemen risiko menyangut budaya, proses dan struktur dalam mengelola suatu

resiko secara efektif dan terencanadalam suatu sistem manajemn yang baik.

Manajemen risiko adalah mengelola resiko dengan segala upaya baik bersifat

teknik maupun administratif, agar risiko menjadi hilang atau minimal sampai ke

tingkat yang dapat diabaikan karena tidak lagi membahayakan.

Bandara tidak terlepas dari bencana dan kecelakaan. Seperti cuaca buruk

yang dapat membuat kecelakaan pesawat, terhambatnya jadwal penerbangan,

serta kerugian yang di terima oleh pihak bandara. Salah satunya adalah Bandara

Soekarno Hatta. Bandara Soekarna Hatta merupakan salah satu bandara


3

Internasional yang ada di indonesia. Bandara ini sangat penting bagi pergerakan

dan pertumbuhan ekonomi di Jakarta, Banten dan sekitarnya. PT. Angkasa Pura II

(Persero) merupakan sebuah badan usaha milik negara di bawah Departemen

Perhubungan yang bergerak di bidang pengelolaan dan pengusahaan bandar udara

di Indonesia. Manusia sangat membutuhkan listrik untuk kehidupannya terutama

dimalam hari. PT. Angkasa Pura II (Persero) memiliki waktu kerja yang sangat

padat sehingga tidak boleh ada kesalahan sedikitpun, karena akan berakibat fatal

bagi kehidupan di sekitar bandara.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi dan pengelolaan

bandara ini memiliki resiko tinggi. Resiko ini meliputi aspek finansial,

kecelakaan, kebakaran, ledakan maupun penyakit akibat kerja dan dampak

lingkungan. Kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian kecelakaan yang

berhubungan dengan aktivitas dan kegiatan dalam pekerjaannya. Untuk

melaksanakan suatu perkerjaan, pihak yang berwenang tersebut sudah harus

memahami pekerjaan yang sedang dilakukannya dan bagaimana hubungannya

dengan pekerjaan lain. Selain itu harus dilakukan tindakan pencegahan dimana

pekerja sudah dilatih untuk melakukan tindakan tersebut dan tanggung jawab

serta memiliki pemahaman tentang pentingnya penanggulangan resiko di

perusahaan. Penanggulangan resiko bahaya sangat dibutuhkan agar tingkat

kecelakaan tidak semakin banyak dan parah. Berdasarkan pertimbangan tersebut

maka penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang analisis risiko dan

penanggulangannya.
4

1.2 Tema

Tema yang akan di ambil pada kegiatan Tugas Akhir ini adalah Analisa

resiko bahaya dan penanggulangan resiko di PT. Angkasa Pura II (Persero).

1.3 Tujuan

1.3.1 Umum

Untuk mengaplikasikan beberapa teori dasar yang didapat selama

perkuliahan tentang analisis resiko bahaya dan penanggulangan resiko di PT

Angkasa Pura II (Persero).

Untuk mengetahui lebih luas tentang analisa risiko dan

penanggulangannya di PT. Angkasa Pura II (Persero).

1.3.2 Khusus

a. Mengetahui program analisa resiko bahaya di perusahaan dan

Penanggulangannya

b. Mengetahui prosedur analisa resiko di perusahaan dan

penanggulangannya

c. Mengetahui implementasi tindak lanjut resiko di perusahaan.

1.4 Manfaat

1.4.1 Mahasiswa

1. Dapat memperoleh berbagai permasalah tentang aspek K3 di PT.

Angkasa Pura II (Persero).

2. Mendapat pengetahuan dan keterampilan yang lebih aplikatif dalam

bidang yang diminati.


5

3. Menggunakan metodologi yang relevan untuk menganalisa situasi,

mengidentifikasi masalah, menetapkan alternatif pemecahan masalah,

merencanakan program intervensi, menerapkan program intervensi,

melakukan pemantauan kegiatan intervensi serta menilai keberhasilan

intervensi.

1.4.2 Akademi Minyak & Gas (AKAMIGAS) Balongan

1. Terbinanya suatu jaringan kerjasama dengan institusi tempat Tugas

Akhir (TA) dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan

antara substansi akademik dengan pengetahuan dan keterampilan

Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan dalam dunia industri.

2. Tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan nyata di

lapangan.

3. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan

tenaga terampil dari lapangan dalam kegiatan Tugas Akhir (TA).

1.4.3 PT. Angkasa Pura II (Persero)

1. Dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa/i untuk membantu kegiatan

operasional.

2. Dapat mengembangkan kemitraan dengan Akademi Minyak & Gas

(AKAMIGAS) Balongan dan PT. Angkasa Pura II (Persero) dalam

kegiatan Tugas Akhir (TA), baik untuk kegiatan penelitian maupun

pengembangan.

Anda mungkin juga menyukai