Annisah Biancika Jasmine 10012682024005
Annisah Biancika Jasmine 10012682024005
Dalam era pandemi saat ini, terkadang diperlukan contact tracing pada pasien
yang sudah terkonfirmasi terinfeksi covid agar didapatkan sumber penularan sehingga
orang yang menularkan atau kemungkinan tertular oleh pasien bisa melakukan
monitoring pada dirinya sendiri dan melapor ke pihak yang berwenang jika
diperlukan. Hal ini menjadi isu etik jika terdapat pihak yang menyebutkan nama-nama
pasien secara publik sehingga pasien merasa privasinya terganggu. Menginformasikan
nama pasien yang terinfeksi ke publik tidak diperlukan karena dengan tidak
melakukannya pun, misal, dengan hanya menyebutkan lokasi kasus dan
menginformasikan populasi yang relevan, outcome yang didapat sama efektifnya.
Selain itu, dengan menyebutkan nama pasien, kemungkinan pasien akan ditolak atau
disalahkan oleh masyarakat sekitar dan pasien tidak mau melanjutkan prosedur
kesehatan lainnya karena takut privasinya akan dilanggar lebih jauh.
Terakhir, terdapat isu etik dalam pelayanan kesehatan. Pekerja medis dan non
medis di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, harus bekerja dengan resiko
penularan covid yang tinggi karena harus menangani pasien-pasien covid. Resiko ini
tentu telah diketahui oleh pekerja medis seperti dokter dan perawat yang telah
menandatangani sumpah profesi dan memberikan consent untuk bekerja dalam resiko
tersebut. Namun perlu diingat bahwa pekerja non medis lainnya di fasilitas kesehatan
yang juga terpapar resiko, tidak pernah memberikan consent secara eksplisit untuk
bekerja dalam lingkungan dan kondisi tersebut. Oleh sebab itu, terdapat ethical
obligation dari institusi kesehatan terhadap pekerja di pelayanan kesehatan untuk
memberikan alat-alat pelindung yang memadai dan menyediakan lingkungan kerja
yang aman. Selain itu diperlukan alokasi resource yang ada secara efektif dan fair
serta transparansi mengenai isu-isu yang dihadapi selama pandemi kepada pekerja
kesehatan, pasien dan keluarga pasien.