Anda di halaman 1dari 3

Tugas Mata Kuliah Kesehatan Global

TAHAP 2 : MENCARI BAHAN-BAHAN PENULISAN ESAI

Annisah Biancika Jasmine


(10012682024005)

Subtopik : Efek yang ditimbulkan akibat perubahan pelayanan selama pandemi

Penularan COVID-19 bisa melalui droplet/ percikan air liur, dimana cairan ini
bisa saja tersembur di tengah proses pemeriksaan yang kemudian menempel di
peralatan yang digunakan untuk memeriksa gigi. Hal ini membuat pasien berpikir
ulang jika ingin pergi ke rumah sakit. Akhirnya ini membuat para pasien lebih
memilih menahan rasa sakitnya dibanding pergi ke rumah sakit dan berisiko
tertular. Tidak hanya mengancam pasien, ini juga ancaman bagi para dokter di
mana bisa saja pasien berobat ke rumah sakit tanpa gejala.

Oleh sebab itu, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menghimbau bila
sifatnya tidak darurat dan masih bisa melakukan perawatan di rumah, maka sebaiknya
tidak perlu mengunjungi pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Kategori yang dianggap
darurat diantaranya:

• Muncul perdarahan pada area mulut yang tak kunjung berhenti;


• Nyeri pada gigi, gusi, atau tulang belakang;
• Nyeri dan pembengkakan (seperti gusi, wajah dan leher);
• Gigi palsu yang tidak berfungsi dengan benar;
• Rasa nyeri akibat kawat gigi;
• Perawatan gigi pasien yang menjalani pengobatan kanker;
• Perawatan pasca-operasi yang tidak dapat dilakukan secara mandiri;
• Trauma yang mempengaruhi kondisi bernapas;
• Perlu adanya tindakan pengambil sampel di area mulut.

Bila keadaan tidak darurat, maka sebaiknya rencana mengunjungi layanan


kesehatan gigi dan mulut ditunda. Dan cukup lakukan perawatan secara pribadi di
rumah menggunakan cara sederhana seperti kumur dengan air garam atau
mengonsumsi obat pereda nyeri.
Namun, bagi orang membutuhkan perawatan gigi secara darurat, dokter gigi tetap
membuka praktik dengan kondisi yang telah disesuaikan. PDGI juga mengeluarakan
keterangan resmi terkait prosedur pemeriksaan gigi selama pandemi Covid-19. Pasien
yang diperbolehkan berobat harus:
1. Keadaan emergency seperti, nyeri gigi yang tidak tertahankan, mengalami
pendarahan, gigi yang tiba-tiba lepas, dan hal yang terjadi secara tiba-tiba,
harus segera di tolong karena sangat mengganggu dan mengancam kesehatan
tubuh secara menyeluruh.
2. Dalam keadaan sehat, tidak demam, batuk, pilek.
3. Tidak habis bepergian ke daerah-daerah pandemi dalam 24 hari terakhir
4. Tidak habis kontak dengan orang yang suspect corona.

Sedangkan dokter gigi yang diperbolehkan melayani pasien harus:

1. Jaga kesehatan, bila sakit diharapkan tidak praktik.


2. Dokter gigi dan perawat gigi wajib kenakan APD lengkap.
3. Dokter gigi hanya diperbolehkan praktik dalam menangani kasus darurat.
4. Pastikan ruangan dan peralatan praktik dalam kondisi steril.
5. Dokter gigi dan pasien wajib lakukan physical distancing.
6. Lakukan konsultasi via online.

Untuk kasus di luar itu, lebih disarankan melakukan konsultasi jarak jauh, apalagi
jika masih ragu untuk pergi ke dokter gigi. Untuk menjawab hal itu, telah tersedia
suatu platform konsultasi dengan dokter gigi secara online. Sebuah platform online
yang mendukung untuk fitur video call, di mana pasien dapat bertemu dan bertanya
langsung mengenai keluhan mereka kepada dokter gigi sehingga masyarakat dapat
merasa aman dengan memeriksakan dirinya ke dokter tanpa harus timbul rasa takut
untuk keluar rumah atau pergi ke layanan fasilitas masyarakat dalam situasi dan
kondisi seperti saat merebaknya wabah Covid-19 saat ini.

Presiden Joko Widodo pun mengimbau warga Indonesia untuk berobat online,
karena telemedicine tak ubahnya adalah rumah sakit tanpa dinding. Layanan berbasis
media online dapat menjadi jalan keluar serta salah satu tindakan preventif bagi
perjalanan penyakit yang mungkin dapat berkembang menjadi penyakit gigi kronis
atau penyakit lainnya yang apabila tidak tertangani. Saat ini beberapa perusahaan
aplikasi teknologi sudah masuk dan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan.
Totalnya ada 15 juta masyarakat yang sudah memanfaatkan layanan berobat online

Sebuah jurnal dengan judul “Covid-19: a remote assessment in primary care”


menjadi dasar acuan dalam melakukan tindakan penentuan diagnosis melalui media
video call. Di mana di dalam jurnal tersebut telah dipelajari dan disetujui bahwa
banyak pasien dengan kecurigaan ke arah Covid-19 dapat diberikan penilaian dan
terapi jarak jauh dengan pemberian saran terapi berdasarkan gejala yang mereka alami
yang didapatkan dari hasil konsultasi melalui media video call. Selain hal tersebut,
melalui video, data yang didapatkan akan lebih objektif karena dokter dapat melihat
data tambahan berupa tanda visual yang didapatkan dari tatap muka dengan pasien.
Dalam proses penentuan diagnosis dibutuhkan tiga langkah pasti, yaitu anamnesis
(tanya jawab medis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang apabila
dibutuhkan dan pada aplikasi ini, pemeriksaan hanya akan dilakukan menggunakan
video call, yang diharapkan dokter gigi dapat menggali keluhan pasien dari proses
penentuan diagnosis yang seperti biasa dilakukan oleh dokter seperti biasanya dengan
melakukan anamnesis. Anamnesis yang dilakukan akan dapat membantu proses
menentukan diagnosis hingga kurang lebih 70% pada hampir setiap kasus penyakit.
Sehingga diharapkan konsultasi online ini dapat membantu menjalankan usaha
preventif dan kuratif kesehatan gigi kepada masyarakat Indonesia.

Sumber:

a. Greenhalgh, Trisha, Gerald Choon Huat Koh, and Josip Car. "Covid-19: a remote
assessment in primary care." bmj 368 (2020).
b. SURAT EDARAN Nomor: 2776/PB PDGI/III-3/2020 tentang PEDOMAN
PELAYANAN KEDOKTERAN GIGI SELAMA PANDEMI VIRUS COVID-19
c. https://www.merdeka.com/peristiwa/pandemi-corona-jokowi-minta-masyarakat-
manfaatkan-aplikasi-berobat-online.html
d. https://www.iik.ac.id/v3/home/webiik.php?opt=homeNewsRead&sqn=2047
e. https://republika.co.id/berita/qh4cnz463/ingin-ke-dokter-gigi-di-masa-pandemi-p
erhatikan-hal-ini

Anda mungkin juga menyukai