Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TEKNIK DAN PROSEDUR DASAR LABORATORIUM UNTUK


MEMPELAJARI MIKROBA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Mikrobiologi”

Dosen Pengampu:

Mar’atus Sholihah, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 4 Tadris Biologi/4C :

1. Farihatun Nafi’ah (12208193027)


2. Yannuba Arifatun Nabila (12208193028)
3. Asmaul Fadila (12208193127)

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYYAID ALI RAHMATULLAH

JUNI 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur telah kami limpahkan kehadirat Tuhan YME. Karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Tak lupa sapa dan salam
penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, dan rekan –
rekan pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Syyaid Ali
Rahmatullah.
2. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Universitas Islam Syyaid Ali Rahmatullah.
3. Dr. Eni Setyowati, S.Pd. M.M. selaku Ketua Jurusan Tadris Biologi,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Syyaid Ali
Rahmatullah.
4. Mar’atus Sholihah, M.Pd. selaku pembimbing mata kuliah Mikrobiologi.

5. Seluruh partisipan yang telah membantu penyelesaian Makalah.


Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya,
tetapi Alhamdulillah kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya dan sesuai harapan kami.
Penulis membuat makalah ini untuk meningkatkan kualitas diri sebagai
generasi muda yang turut berpartisipasi dalam mempelajari mikroba dan cara
pembuatan medianya yang sangat berguna dalam kehidupan selanjutnya,
mengingat bumi ini semakin hari semakin menua.
Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan yang ada. Tegur sapa berupa kritik
dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan dan akan selalu diterima dengan
tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis terlebih kepada semua pihak pada umumnya,
dan tak lupa untuk menggali wawasan mengenai ilmu pengetahuan terkait.

Tulungagung, Juli 2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................1
1.3. Tujuan.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1..Sterilisasi Alat dan Medium..........................................................3
2.2..Macam Medium Berdasarkan Susunan dan Fungsinya...............14
...................................................................................................
2.3..Cara Membuat Berbagai Macam Medium..................................16

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Teknik Pemijaran.................................................................................4


Gambar 2. Teknik flaming....................................................................................4
Gambar 3. Oven.....................................................................................................5
Gambar 4. Waterbath.............................................................................................6
Gambar 5. Autoclave.............................................................................................7
Gambar 6. Media cair............................................................................................10
Gambar 7. Media semi padat.................................................................................11
Gambar 8. Media padat.........................................................................................11

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Media merupakan campuran nutrien atau zat makanan yang


dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk proses pertumbuhan.Media selain
untuk menumbuhkan mikroba juga dibutuhkan untuk isolasi dan inokulasi
mikroba serta untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba. Media yang baik
untuk pertumbuhan mikroba merupakan media yang sesuai dengan
lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut, yaitu: susunan makanannya
dimana media harus mengandung air untuk menjaga kelembaban dan untuk
pertukaran zat atau metabolisme, juga mengandung sumber karbon, mineral,
vitamin dan gas, tekanan osmose yaitu harus isotonic, derajat keasaman/pH
umumnya netral tapi ada juga yang alkali, temperatur harus sesuai dan setabil.

Sterilisasi merupakan suatu proses yang digunakan untuk mematikan


semua organisme yang terdapat pada suatu benda (alat maupun bahan) atau
pada medium tertentu. Tujuan sterilisasi dalam mikrobiologi adalah
mematikan, menghambat pertumbuhan, dan menyingkirkan semua
mikroorganisme yang terdapat pada alat dan bahan atau medium tertentu
yang akan digunakan dalam suatu pekerjaan guna menciptakan suasana yang
aseptis (Murtius, 2018).

Media memiliki bermacam-macam jenis tergantung bentuk, bahan,


dan fungsinya. Media berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua yaitu cair
dan semi padat. Media berdasarkan bahannya dibagi menjadi tiga yaitu alami,
sintetis, dan semi sintetis. Media berdasarkan fungsinya dibagi menjadi lima
yaitu umum, transport diperkaya, selektif, diferensial dan kombinasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses sterilisasi alat dan medium?
2. Apa saja macam medium berdasarkan susunan dan fungsinya?
3. Bagaimana cara membuat berbagai macam medium?
1.3 Tujuan

1
1. Mengetahui bagaimana proses sterilisasi alat dan medium.
2. Mengetahui macam medium berdasarkan susunan dan fungsinya.
3. Mengetahui bagaimana cara membuat berbagai macam medium.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sterilisasi Alat dan Medium

Sterilisasi merupakan suatu proses yang digunakan untuk mematikan


semua organisme yang terdapat pada suatu benda (alat maupun bahan) atau
pada medium tertentu. Tujuan sterilisasi dalam mikrobiologi adalah
mematikan, menghambat pertumbuhan, dan menyingkirkan semua
mikroorganisme yang terdapat pada alat dan bahan atau medium tertentu
yang akan digunakan dalam suatu pekerjaan guna menciptakan suasana yang
aseptis (Murtius, 2018).
Bahan, alat dan meja yang akan digunakan dalam praktikum di
laboratorium harus melalui tahap sterilisasi terlebih dahulu. Teknik Sterilisasi
dibagi menjadi tiga, yaitu sterilisasi secara fisis, sterilisasi kimiawi dan
sterilisasi mekanik (Murtius, 2018).
2.1.1 Sterilisasi Secara Fisis
Sterilisasi yang sering digunakan dalam praktik dasar mikrobiologi
yaitu sterilisasi secara fisis dengan pemanasan, yang dibagi menjadi dua
yaitu sterilisasi kering dan sterilisasi basah.
1. Pemanasan
 Sterilisasi Kering (Panas Kering)
Beberapa cara yang dapat dilakukan pada sterilisasi kering yaitu :
A. Pemijaran
Pemijaran merupakan teknik sterilisasi dengan membakar
langsung alat-alat seperti ujung ose, ujung pinset, atau ujung
spatula yang berbahan logam. Pemijaran dilakukan sampai
alat-alat tersebut berwarna merah.

3
Gambar 2.1 Teknik Pemijaran
(Sumber : repo.unand.ac.id )

B. Flaming (Jilatan Api)


Peralatan seperti kaca objek, cawan petri yang telah berisi
media, mulut Erlenmeyer yang berisi media dan jarum cukup
dilakukan jilatan api atau hanya melewatkan alat-alat tersebut
pada nyala api bunsen (alat-alat tersebut hanya mengalami
jilatan api dan tidak sampai memijar).

Gambar 2.2 Teknik Flaming

4
(Sumber : biologipedia.blogspot.com)

C. Udara Panas
Umumnya sterilisasi kering dilakukan dengan teknik ini,
dimana alat yang digunakan adalah oven. Suhu yang biasa
digunakan 160-180⁰C selama 1-2 jam. Sterilisasi kering
menggunakan oven ini baik dilakukan terhadap alat-alat kering
yang terbuat dari kaca, seperti cawan petri, tabung reaksi,
pipet, alat suntik kaca, pinset, gunting, dan lain sebagainya.
Penyusupan panas ke dalam bahan pada metode ini
berlangsung sangat lambat, oleh karena itu pada saat sterilisasi
harus dalam lapisan tipis dan jumlah yang sedikit, harus
dilindungi dalam wadah tertutup dengan cara membungkus
atau menyumbat untuk mencegah kontaminasi setelah
dikeluarkan dari oven. Untuk menjamin efektivitas proses
sterilisasi perlu memperhatikan muatan alat yang dimasukkan
ke dalam oven agar tersedia cukup ruangan untuk bergeraknya
aliran udara panas.

Gambar 2.3 Oven untuk Sterilisasi


(Sumber : medium.com)

 Sterilisasi Basah (Panas Basah)


Sterilisasi basah dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
1. Uap Mengalir
Merupakan sterilisasi dengan menggunakan uap pada suhu
100°C yang dialirkan pada benda yang disterilkan secara

5
berulang-ulang (3-4 kali beberapa menit) dengan selang waktu
24 jam. Sterilisasi ini dikenalkan oleh John Tyndall (1820-
1893), sehingga sterilisasi dengan uap mengalir ini disebut
dengan sterilisasi bertingkat atau tyndalisasi.
2. Penggodogan dalam Air
Penggodogan dilakukan untuk mematikan mikroorganisme
yang tidak berspora. Sterilisasi dengan cara ini dapat dilakukan
dengan waktu yang lama, tergantung tingkat kontaminasi alat
yang disterilkan. Keadaan steril yang tidak dapat dicapai
dengan penggodogan dalam air panas selama 1 jam dapat
dilanjutkan dengan uap mengalir. Penggodogan dapat
dilakukan dengan waterbath.

Gambar 2.4 Waterbath


(Sumber : bio-equip.cn)

3. Uap Bertekanan
Autoclave merupakan alat yang digunakan dalam sterilisasi
menggunakan uap dalam tekanan. Dalam autoclave uap berada
dalam keadaan jenuh, dan peningkatan tekanan mengakibatkan
suhu yang tercapai menjadi lebih tinggi. Sterilisasi cara ini
menggunakan suhu 121⁰C selama 15-20 menit dengan tekanan
1 atm. Alat dan bahan yang disterilkan dengan cara ini akan
dilewati oleh uap panas selama proses sterilisasi berlangsung.
Udara yang berada dalam autoclave harus dikeluarkan
semuanya untuk memperoleh suhu yang diinginkan (121⁰C).
Alat dan bahan yang disterilkan dengan cara ini akan dilewati
oleh uap panas selama proses sterilisasi berlangsung. Sterilisasi

6
cara ini efektif untuk semua mikroorganisme, baik vegetatif
maupun spora.

Gambar 2.5 Autoclave Modern


(Sumber : saka.co.id)

2. Penyinaran
Sterilisasi secara fisis juga dapat dilakukan dengan penyinaran
sinar UV (ultra violet). Biasanya safety cabinet akan dilengkapi
dengan lampu UV guna mensterilkan permukaan interior safety
cabinet tersebut, atau untuk mencegah kontaminasi selama proses
penurunan suhu media maupun alat-alat yang baru dikeluarkan dari
autoclave sebelum digunakan.
2.1.2 Sterilisasi Kimiawi
Sterilisasi yang menggunakan senyawa desinfektan, biasanya
digunakan pada : 1) peralatan besar yang menggunakan HCl, HgCl2,
Formalin, Phenol, Chlorin dan Alkohol. 2) lingkungan dengan
menggunakan pestisida dan antiseptis. 3) media dengan Na-Thiosulfat.
Alkohol banyak digunakan untuk mensterilkan alat, tangan pekerja,
maupun meja kerja.
2.1.3 Sterilisasi Mekanik
Sterilisasi mekanik menggunakan saringan berpori yang sangat
kecil, berukuran sekitar 0.22 – 0.45 mikron, sehingga mikroba tertahan
pada saringan tersebut. Alat yang digunakan dalam teknik ini yaitu
mikrofilter yang bekerja dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum,
dimana pada sterilisasi ini bakteri tertahan di saringan, virus tidak dapat

7
tersaring, dan digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas dan mudah
menguap seperti vitamin, larutan enzim, dan antibiotik (Murtius, 2018).1
Media merupakan substrat yang diperlukan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme. Sebelum dipakai dalam
percobaan, media ini perlu disterilkan terlebih dahulu, supaya tidak
ditumbuhi oleh mikroorganisme yang tidak dikehendaki (kontaminan).
Agar mikroba yang dikultur dapat tumbuh dengan baik, maka
persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu media yaitu :
1. Di dalamnya harus terkandung bahan-bahan yang diperlukan oleh
mikroba yang akan ditumbuhkan. Bahan-bahan ini meliputi unsur-
unsur makro, unsur mikro, dan trace elemen serta zat pengatur
tumbuh.
2. Media tersebut harus memiliki tekanan osmosis, tegangan permukaan,
dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba akan dikultur.
3. Media harus dalam keadaan steril sebelum dipakai untuk
menumbuhkan mikroba yang diperlukan.
Sterilisasi media umumnya dilakukan dengan memasukkan media ke
dalam autoclave pada suhu 121⁰C pada tekanan 15 lbs, selama 15 menit
(Sujaya, 2017).2

2.2 Macam Medium Berdasarkan Susunan dan Fungsinya

Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi


oleh adanya nutrisi dan faktor lingkungan. Bahan nutrisi yang tersedia dapat
berupa bahan alami dan dapat pula berupa bahan sintetis. Bahan nutrisi yang
digunakan mikroorganisme biasanya berupa senyawa sederhana yang tersedia
secara langsung atau berasal dari senyawa yang kompleks yang kemudian
dipecah oleh mikroorganisme menjadi senyawa yang sederhana melalui
proses enzimatik.3

1
Wenny Surya Murtius, “Modul Praktek Dasar Mikrobiologi”, Sumatera Barat :
Universitas Andalas, April 2018, hlm. 4-12.
2
I Nengah Sujaya, “Penuntun Praktikum Mikrobiologi”, Universitas Udayana, Program
Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2017, hlm. 5.
3
Ulfah utami, dkk, Mikrobiologi Umum, Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Malang:
UIN Maulana Malik Ibrahim, 2018, hlm 4.

8
Medium atau media merupakan campuran nutrien atau zat makanan
yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan. Selain untuk
menumbuhkan mikroba, media juga dibutuhkan untuk isolasi dan inokulasi
mikroba serta untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba. Media yang baik
untuk pertumbuhan mikroba harus sesuai dengan lingkungan pertumbuhan
mikroba tersebut. Susunan makanan pada media mengandung air untuk
menjaga kelembaban dan untuk pertukaran zat atau metabolisme. Selain itu
media juga mengandung sumber karbon, mineral, vitamin dan gas, tekanan
osmose yaitu harus isotonik, derajat keasaman/pH umumnya netral tapi ada
juga yang alkali, temperatur harus sesuai dan steril.

Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan


mikroba, yaitu sumber energi seperti gula, sumber nitrogen, ion
inorganikessensial dan kebutuhan yang khusus, seperti vitamin. Media
pertumbuhan mengandung unsur makro yang dibutuhkan mikroba seperti
karbon (C), Hidrogen (H), oksigen (O), Nitrogen (N), dan Phospor (P). Selain
itu media juga mengandung unsur mikro seperti besi (Fe), dan Magnesium
(Mg). Media juga dapat mengandung bahan tambahan lain seperti indikator
phenol red. Sifat media pembenihan yang ideal adalah mampu memberikan
pertumbuhan yang baik jika ditanami kuman, mendorong pertumbuhan cepat,
murah, mudah dibuat kembali, dan mampu memperlihatkan sifat khas
mikroba yang diinginkan.

2.2.1. Macam-Macam Media Berdasarkan Bentuknya:

Berdasarkan bentuknyanya media dibedakan menjadi 4:

1. Media Cair

9
Gambar media cair pertumbuhan mikroba

Media cair digunakan untuk pembenihan diperkaya sebelum disebar


ke media padat, tidak cocok untuk isolasi mikroba dan tidak dapat
dipakai untuk mempelajari koloni kuman. Contoh media cair
Nutrientbroth (NB), Pepton dilutionfluid (PDF), LactoseBroth (LB),
MacConkeyBroth (MCB), dan lain-lain. Pepton merupakan protein
yang diperoleh dari peruraian enzim hidrolitik seperti pepsin, tripsin,
papain. Pepton mengandung Nitrogen dan bersifat sebagai larutan
penyangga, beberapa kuman dapat tumbuh dalam larutan pepton 4%.4

2. Media semi padat

Gambar media semi padat pertumbuhan mikroba

4
Yusmaniar, Wardiyah, dan Khairyn Nida, Mikrobiologi dan Parasitologi, Kemenkes RI, PPSDM
Kesehatan, 2017, hlm 12.

10
Media semi padat adalah media yang mengandung agar sebesar 0.5 %.
Media semi padat atau media semi solid merupakan media dengan
konsistensi pertengahan antara cair dengan padat yang digunakan
untuk menguji ada tidaknya motilitas dan kemampuan fermentasi.
Media semi padat dibuat dengan cara menambahkan agar pada media
cair dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan agar untuk
media padat (3-8 g/l).

3. Media padat

Gambar media padat pertumbuhan mikroba

Media padat mengandung komposisi agar sebesar 15 %. Media padat


digunakan untuk mempelajari koloni kuman, untuk isolasi dan untuk
memperoleh biakan murni. Contoh media padat Nutrient Agar (NA),
PotatoDetrose Agar (PDA), PlateCount Agar (PCA), dan lain-lain.
Berdasarkan tujuan penggunaannya media dibedakan menjadi :

a. Media isolasi yaitu media yang mengandung unsur esensial yang


dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba.
b. Media diperkaya yaitu media yang mengandung bahan dasar untuk
pertumbuhan mikroba dan zat-zat tertentu yang ditambahkan seperti
serum, kuning telur, dan lain-lain.5

Tabel Jenis media dan fungsinya

Jenis Nama Fungsi

5
Yusmaniar, Wardiyah, dan Khairyn Nida, op. cit,. hlm 113-14.

11
Cair Kaldu Nutrisi (NutrientBroth) Media Pengayakan dan
pembiakan
Kaldu darah Media pembiakan dan
melihat sifat hemolysis
Air Pepton (Pepton Dilution Media pengayaan

Fluid/PDF)
Kaldu empedu Media pembiakan bakteri
enterik
Gula pepton (kaldu gula) dengan Media untuk melihat
gula yang digunakan glukosa fermentasi gula
atau laktosa
Semi padat 0,5% agar Untuk melihat gerak
bakteri
Padat Agar nutrisi (Nutrient Agar) Untuk mempelajari
koloni bakteri

Agar Darah Untuk melihat koloni


bakteri dan sifat

hemolysis
Agar endo Media pembiakan bakteri
enterik, dapat digunakan
untuk membedakan
bakteri peragi laktosa
dan bukan peragi laktosa
EMBA-eosin MethyleneBlue Media pembiakan bakteri
Agar enterik, dapat digunakan
untuk membedakan
bakteri peragi laktosa
dan bukan peragi laktosa
SS Agar – SalmonellaShigella Media pembiakan
Agar Salmonella dan Shigella
TCBS – ThiosulphateCitrateBile Media Pembiakan Vibrio
Agar darah telurit Media pembiakan

12
Corynebacterium

diphteriae

2.2.3. Macam-Macam Media Berdasarkan Komposisi atau Susunan


Bahan:

1. Media alami
Komposisi media ini tidak diketahui secara pasti baik jenisnya
maupun ukurannya. Media ini sudah tersedia secara alami
misalnya air, nasi, buah, biji, daging dan lain-lain
2. Media sintetis
Meda ini disebut juga media buatan. Komposisi senyawa
berikut takarannya diketahui secara pasti, tidak tersedia secara
alami tapi dibuat. Media sintetik sering digunakan untuk
mempelajari sifat genetika mikroorganisme. Senyawa organik
dan anorganik ditambahkan dalam media sintetik harus murni
sehingga harganya mahal, misalnya: sabouroudagara,
czapek’sdox agar, cairan hanks dan lain-lain.
3. Media semi sintetis
Komposisinya sebagian diketahui secara pasti, sebagian lagi
tidak disebut juga media setengah buatan misalnya
potatodextrose agar, nutrient agar dan lain-lain.6

2.2.3. Macam-macam Media berdasar Fungsinya

1. Media Umum
Media umum merupakan media padat yang mengandung bahan-
bahan semi alamiah, digunakan untuk pembiakan secara umum
mengandung unsur-unsur untuk pertumbuhan mikroorganisme
secara umum tanpa mengandung unsur penghambat tertentu. Dapat
digunakan untuk menumbuhkan bakteri dan jamur.
2. Media Transport

6
Ulfah utami, dkk, loc. cit.

13
Media transport adalah media yang digunakan untuk membawa
spesimen dari suatu tempat ke tempat lain, agar mikroba yang ada
di dalamnya (akan diperiksa), tetap terjaga kehidupannya sehingga
memudahkan untuk mendiagnosis atau untuk keperluan lain.
Macam-macam media transport di antaranya Stuart, Amies,
CarryandBlair, alkali pepton dan lain-lain. Penggunaan masing-
masing media adalah sebagai berikut:
a. Media Stuart merupakan media yang digunakan untuk
media transport terutama kuman perut (gram negatif). Misal
spesimen yang berasal dari feses.
b. Media Amies merupakan modifikasi dari media stuart,
dapat untuk spesimen dari sekret atau luka, bagus untuk
membawa spesimen dengan kecurigaan gonorrhea
c. Media CarryandBlair merupakan media dengan konsistensi
semi solid, memiliki pH 7,2± 0,2 dengan standar pembuatan
media, merupakan transport umum
d. Media Alkali pepton digunakan untuk kecurigaan bakteri
vibrio
3. Media Diperkaya
Media diperkaya/media kaya adalah media yang ditambahkan zat-
zat organik yang diperoleh dari makhluk hidup misal darah, telur
dan lain-lain. Media ini dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri
yang tidak dapat tumbuh pada media sederhana misal Gonococcus,
StreptococcusdanPneumococcus.
4. Media Selektif
Media pembiakan selektif mendukung pertumbuhan
mikroorganisme jenis tertentu dan menghambat pertumbuhan flora
campuran lain. Selektifitas ini diperoleh dengan menambahkan
bahan kimia, pewarna, atau antibiotik pada media. Contoh media
ini adalah:
a. Grup A SelectiveStrep Agar dengan 5% darah domba.

14
b. Media ThiosulfateCitrateBileSaltSucrose (TCBS)
merupakan media selektif untuk bakteri Vibrio colera.
c. Media Salmonella&Shigella Agar (SSA), media ini
digunakan untuk menyeleksi bakteri Salmonelladan
Shigella
5. Media Diferensial
Sedangkan media diferensial adalah media yang mengandung
unsur yang memungkinkan untuk mengidentifikasi
mikroorganisme jenis tertentu dari kultur murni atau campuran.
Identifikasi ini biasanya berdasarkan penampakan dari
mikroorganisme, seperti warna koloni atau adanya presipitat.
Contoh media ini adalah:
a. Media MacConkey : pada media ini dapat dibedakan bakteri
yang memfermentasikan laktosa dan yang tidak
memfermentasikan laktosa
b. Media KlingerIron Agar (KIA): pada media ini dapat
diketahui bakteri yang memfermentasikan laktosa dan
glukosa serta pembentukan H2S
c. Triple Sugar Iron Agar (Agar TSI) yang digunakan untuk
mengidentifikasi organisme intestinal gram negatif
berdasarkan kemampuannya untuk memfermentasikan
dektrosa, laktosa, dan sukrosa, serta menghasilkan sulfida.
6. Media Kombinasi
Media jenis ini dapat berupa media yang tidak diperkaya, seperti
Trypticase Soy Agar, maupun media yang diperkaya, misalnya
Trypticase Soy Agar dengan 5% darah domba.7

2.3 Cara Membuat Berbagai Macam Medium

Media merupakan campuran nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan


oleh mikroorganisme untuk proses pertumbuhan.Media selain untuk
menumbuhkan mikroba juga dibutuhkan untuk isolasi dan inokulasi mikroba
7
Farida Juliantina Rachmawaty, Media, Yogyakarta: Laboratorium Mikrobiologi FK UII, 2020,
https://fk.uii.ac.id/mikrobiologi/materi/media/. diakses pada 23 Juni 2021.

15
serta untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba. Media yang baik untuk
pertumbuhan mikroba merupakan media yang sesuai dengan lingkungan
pertumbuhan mikroba tersebut, yaitu: susunan makanannya dimana media
harus mengandung air untuk menjaga kelembaban dan untuk pertukaran zat
atau metabolisme, juga mengandung sumber karbon, mineral, vitamin dan
gas, tekanan osmose yaitu harusisotonic, derajat keasaman/pHumumnya
netral tapi ada juga yang alkali, temperatur harus sesuai dan setabil.8

Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan


mikroba, yaitu: sumber energi misalnya gula, sumber nitrogen, juga ion
inorganicessensial dan kebutuhan yang khusus, seperti vitamin.media
pertumbuhan harus mengandung unsur makro yang dibutuhkan mikroba
seperti karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan phospor (P).
Selain itu media juga harus mengandung unsur mikro seperti besi (Ge), dan
magnesium (Mg). Media juga dapat mengandung bahan tambahan lain seperti
indikator phenol red. Sifat media pembenihan yang ideal ialah mampu
memberikan pertumbuhan yang baik jika ditanami kuman, mendorong
pertumbuhan cepat, murah, mudah dibuat kembali, dan mampu
memperhatikan sifat khas mikroba yang diinginkan.9

Ada banyak sekali cara membuat media, ada media berdasarkan


bentuk dan sifat, media yang paling baik adalah media yang sesuai
kebutuhan. Pembuatan media pada dasarnya mirip-mirip hanya saja bahan
utama pembuatan media akan membedakan kegunaan dan bentuk, selain itu
ada beberapa media yang perlu dibakar ada yang tidak tergantuk bentuk dan
sifat yang dibutuhkan. Selanjutnyaakan dijelaskan bagaimana membuat
media berdasarkan bentuknya khususnya media cair, agar, dan cara
pembuatan media secara umum.

2.3.1 Cara membuat media cair


Cara membuat media cair diawali dengan membersihkan 250
gram taoge selanjutnya dimasak dengan 1 liter aquades setelah

8
Yusmaniar, Wardiyah, dan Khairyn Nida, op. Cit,. Hlm 12.

9
Ibid 12

16
mendidih dibiarkan selama 20 menit setelah itu disaring dengan
menggunakan saringan dan diperoleh filtrat. Selanjutnya filtrat
diberi gula sebanyak 60 gram lalu dilakukan pemanasan hingga
gula larut. Selanjutnya aquades dimasukkan ke dalam filtrat hingga
mencapai volume 1 liter lalu diaduk hingga rata. Media yang sudah
siap akan dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau erlenmeyer
sesuai kebutuhan.Ingat untuk menyumbat mulut tabung reaksi dan
erlenmeyer dengan kapas dengan ketentuan kapas menyumbat
tidak boleh terlalu padat atau terlalu longgar. Tabung reaksi dan
elenmeyer yang sudah siap akan dibungkus kertas aluminium foil
dan diikat.
2.3.2 Cara membuat media agar
Cara membuat media agar diawali dengan membersihkan 250
gram tauge lalu dimasak dengan 1 liter aquades hingga mendidih
lalu dibiarkan selama 20 menit setelah itu disaring dengan
menggunakan saringan untuk memperoleh filtrat. Selanjutnya
menambahkan gula sebanyak 60 gram dan agar sebanyak 15 gram
ke dalam filtrat selanjutnya akan dilakukan pemanasan hingga gula
larut. Setelah gula larut dimasukkan aquades ke dalam filter air
hingga mencapai volume 1 liter lalu diaduk hingga merata.Media
yang telah siap akan dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau
erlenmeyer sesuai kebutuhan. Ingat untuk menyumbat mulut
tabung reaksi dan erlenmeyer dengan kapas dengan ketentuan
kapas menyumbat tidak boleh terlalu padat atau terlalu longgar.
Tabung reaksi dan elenmeyer yang sudah siap akan dibungkus
kertas aluminium foil dan diikat.
2.3.3 Cara Pembuatan Media Secara Umum
Pembuatan media umum ini urutan pembuatan media yang
bisa digunakan untuk semua jenis bentuk dengan perlakuan
berbeda. Pembuatan media ini menggunakan bahan Nutrien agar

17
(NA), Pepton DilutionFluid (PDF), Muller Hinton Agar (MHA),
Mc ConkeyBroth (MCB), PlateCount Agar (PCA), Aquadest.10
Pembuatan media ini diawami dengan menimbang media
sesuai prosedur di kemasan. Selanjutnya memasukkan serbuk
media secara hati-hati ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya
ditambahkanaquadeslalu aduk sampai merata menggunakan
batangpengaduk. Media yang perlu dipanaskan, dioanaskan sampai
media tercampur homogen (kuning dan jernih), hati-hati jangan
sampai media mendidih dan meluap, panaskan dengan hati-hati
menggunakan penangas/elemenyer. Pembuatan media agar miring
NA, sebelum di autoklaf, media NA dituangkan untuk agar miring
sejumlah kurang lebih 5 ml ke dalam tabung reaksi. Agar miring ini
akan digunakan untuk kultur atau pembiakan bakteri. Sisa media
NA biarkan dalam erlenmeyer. Media cair (PDF dan MCB)
dimasukkan sejumlah 9 ml ke dalam tabung reaksi, PDF sebanyak
10 tabung, dan MCB sebanyak 30 tabung. Tutuperlenmeyer dan
tabung reaksi yang berisi media dengan kapas penutup tabung.

10
Ibid 13

18
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Media merupakan campuran nutrien atau zat makanan yang


dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk proses pertumbuhan. Sedangkan
sterilisasi disini adalah proses yang digunakan untuk mematikan
organisme-organisme yang terdapat pada suatu benda (alat maupun
bahan) atau pada medium tertentu. Tujuan sterilisasi yaitu mematikan,
menghambat pertumbuhan, dan menyingkirkan semua mikroorganisme
yang terdapat pada alat dan bahan atau medium tertentu yang akan
digunakan dalam suatu pekerjaan guna menciptakan suasana yang
aseptis. Teknik Sterilisasi dibagi menjadi tiga, yaitu sterilisasi secara
fisis, sterilisasi kimiawi dan sterilisasi mekanik.

Macam macam media berdasarkan bentuknya dibagi me jadi tiga


yaitu media cair, media semi padat dan media padat. Macam macam
media berdasarkan susunan dan komposisinya dibagi menjadi tiga yaitu
media alami, media sintetik dan media semi sintetik. Sedangkan macam -
macam media berdasarkan fungsinya dibagi menjadi enam yaitu media
umum, media transpot, media diperkaya, media selektif, media
diferensial, dan media kombinasi.

Cara pembuatan media berdasarkan bentuknya dibagi menjadi tiga


yaitu pembuatan media cair, media agar, dan embuatan media secara
umum mengunakan sejumlah bahan kimia. Sebaik-baikna media adalah
mediaAyangAsesuaiAkebutuhan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Murtius, Wenny Surya. 2018. Modul Praktek Dasar Mikrobiologi. Sumatera Barat
: Universitas Andalas. Hlm. 4-12.

Rachmawaty, Farida Juliantina. 2020. Media. Yogyakarta: Laboratorium


Mikrobiologi FK UII. https://fk.uii.ac.id/mikrobiologi/materi/media/.
Diakses pada 23 Juni 2021.

Ulfah utami, dkk. 2018. Mikrobiologi Umum. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan
Teknologi. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.

Yusmaniar, Wardiyah, dan Khairyn Nida. 2017. Mikrobiologi dan Parasitologi.


Kemenkes RI. PPSDM Kesehatan.

Sujaya, I Nengah. 2017. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Universitas Udayana.


Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Hlm. 5.

20

Anda mungkin juga menyukai