“Mikrobiologi”
Dosen Pengampu:
JUNI 2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur telah kami limpahkan kehadirat Tuhan YME. Karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Tak lupa sapa dan salam
penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, dan rekan –
rekan pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam Syyaid Ali
Rahmatullah.
2. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Universitas Islam Syyaid Ali Rahmatullah.
3. Dr. Eni Setyowati, S.Pd. M.M. selaku Ketua Jurusan Tadris Biologi,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Syyaid Ali
Rahmatullah.
4. Mar’atus Sholihah, M.Pd. selaku pembimbing mata kuliah Mikrobiologi.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................1
1.3. Tujuan.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1..Sterilisasi Alat dan Medium..........................................................3
2.2..Macam Medium Berdasarkan Susunan dan Fungsinya...............14
...................................................................................................
2.3..Cara Membuat Berbagai Macam Medium..................................16
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Mengetahui bagaimana proses sterilisasi alat dan medium.
2. Mengetahui macam medium berdasarkan susunan dan fungsinya.
3. Mengetahui bagaimana cara membuat berbagai macam medium.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gambar 2.1 Teknik Pemijaran
(Sumber : repo.unand.ac.id )
4
(Sumber : biologipedia.blogspot.com)
C. Udara Panas
Umumnya sterilisasi kering dilakukan dengan teknik ini,
dimana alat yang digunakan adalah oven. Suhu yang biasa
digunakan 160-180⁰C selama 1-2 jam. Sterilisasi kering
menggunakan oven ini baik dilakukan terhadap alat-alat kering
yang terbuat dari kaca, seperti cawan petri, tabung reaksi,
pipet, alat suntik kaca, pinset, gunting, dan lain sebagainya.
Penyusupan panas ke dalam bahan pada metode ini
berlangsung sangat lambat, oleh karena itu pada saat sterilisasi
harus dalam lapisan tipis dan jumlah yang sedikit, harus
dilindungi dalam wadah tertutup dengan cara membungkus
atau menyumbat untuk mencegah kontaminasi setelah
dikeluarkan dari oven. Untuk menjamin efektivitas proses
sterilisasi perlu memperhatikan muatan alat yang dimasukkan
ke dalam oven agar tersedia cukup ruangan untuk bergeraknya
aliran udara panas.
5
berulang-ulang (3-4 kali beberapa menit) dengan selang waktu
24 jam. Sterilisasi ini dikenalkan oleh John Tyndall (1820-
1893), sehingga sterilisasi dengan uap mengalir ini disebut
dengan sterilisasi bertingkat atau tyndalisasi.
2. Penggodogan dalam Air
Penggodogan dilakukan untuk mematikan mikroorganisme
yang tidak berspora. Sterilisasi dengan cara ini dapat dilakukan
dengan waktu yang lama, tergantung tingkat kontaminasi alat
yang disterilkan. Keadaan steril yang tidak dapat dicapai
dengan penggodogan dalam air panas selama 1 jam dapat
dilanjutkan dengan uap mengalir. Penggodogan dapat
dilakukan dengan waterbath.
3. Uap Bertekanan
Autoclave merupakan alat yang digunakan dalam sterilisasi
menggunakan uap dalam tekanan. Dalam autoclave uap berada
dalam keadaan jenuh, dan peningkatan tekanan mengakibatkan
suhu yang tercapai menjadi lebih tinggi. Sterilisasi cara ini
menggunakan suhu 121⁰C selama 15-20 menit dengan tekanan
1 atm. Alat dan bahan yang disterilkan dengan cara ini akan
dilewati oleh uap panas selama proses sterilisasi berlangsung.
Udara yang berada dalam autoclave harus dikeluarkan
semuanya untuk memperoleh suhu yang diinginkan (121⁰C).
Alat dan bahan yang disterilkan dengan cara ini akan dilewati
oleh uap panas selama proses sterilisasi berlangsung. Sterilisasi
6
cara ini efektif untuk semua mikroorganisme, baik vegetatif
maupun spora.
2. Penyinaran
Sterilisasi secara fisis juga dapat dilakukan dengan penyinaran
sinar UV (ultra violet). Biasanya safety cabinet akan dilengkapi
dengan lampu UV guna mensterilkan permukaan interior safety
cabinet tersebut, atau untuk mencegah kontaminasi selama proses
penurunan suhu media maupun alat-alat yang baru dikeluarkan dari
autoclave sebelum digunakan.
2.1.2 Sterilisasi Kimiawi
Sterilisasi yang menggunakan senyawa desinfektan, biasanya
digunakan pada : 1) peralatan besar yang menggunakan HCl, HgCl2,
Formalin, Phenol, Chlorin dan Alkohol. 2) lingkungan dengan
menggunakan pestisida dan antiseptis. 3) media dengan Na-Thiosulfat.
Alkohol banyak digunakan untuk mensterilkan alat, tangan pekerja,
maupun meja kerja.
2.1.3 Sterilisasi Mekanik
Sterilisasi mekanik menggunakan saringan berpori yang sangat
kecil, berukuran sekitar 0.22 – 0.45 mikron, sehingga mikroba tertahan
pada saringan tersebut. Alat yang digunakan dalam teknik ini yaitu
mikrofilter yang bekerja dengan gaya sentrifugasi atau pompa vakum,
dimana pada sterilisasi ini bakteri tertahan di saringan, virus tidak dapat
7
tersaring, dan digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas dan mudah
menguap seperti vitamin, larutan enzim, dan antibiotik (Murtius, 2018).1
Media merupakan substrat yang diperlukan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme. Sebelum dipakai dalam
percobaan, media ini perlu disterilkan terlebih dahulu, supaya tidak
ditumbuhi oleh mikroorganisme yang tidak dikehendaki (kontaminan).
Agar mikroba yang dikultur dapat tumbuh dengan baik, maka
persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu media yaitu :
1. Di dalamnya harus terkandung bahan-bahan yang diperlukan oleh
mikroba yang akan ditumbuhkan. Bahan-bahan ini meliputi unsur-
unsur makro, unsur mikro, dan trace elemen serta zat pengatur
tumbuh.
2. Media tersebut harus memiliki tekanan osmosis, tegangan permukaan,
dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba akan dikultur.
3. Media harus dalam keadaan steril sebelum dipakai untuk
menumbuhkan mikroba yang diperlukan.
Sterilisasi media umumnya dilakukan dengan memasukkan media ke
dalam autoclave pada suhu 121⁰C pada tekanan 15 lbs, selama 15 menit
(Sujaya, 2017).2
1
Wenny Surya Murtius, “Modul Praktek Dasar Mikrobiologi”, Sumatera Barat :
Universitas Andalas, April 2018, hlm. 4-12.
2
I Nengah Sujaya, “Penuntun Praktikum Mikrobiologi”, Universitas Udayana, Program
Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2017, hlm. 5.
3
Ulfah utami, dkk, Mikrobiologi Umum, Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Malang:
UIN Maulana Malik Ibrahim, 2018, hlm 4.
8
Medium atau media merupakan campuran nutrien atau zat makanan
yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan. Selain untuk
menumbuhkan mikroba, media juga dibutuhkan untuk isolasi dan inokulasi
mikroba serta untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba. Media yang baik
untuk pertumbuhan mikroba harus sesuai dengan lingkungan pertumbuhan
mikroba tersebut. Susunan makanan pada media mengandung air untuk
menjaga kelembaban dan untuk pertukaran zat atau metabolisme. Selain itu
media juga mengandung sumber karbon, mineral, vitamin dan gas, tekanan
osmose yaitu harus isotonik, derajat keasaman/pH umumnya netral tapi ada
juga yang alkali, temperatur harus sesuai dan steril.
1. Media Cair
9
Gambar media cair pertumbuhan mikroba
4
Yusmaniar, Wardiyah, dan Khairyn Nida, Mikrobiologi dan Parasitologi, Kemenkes RI, PPSDM
Kesehatan, 2017, hlm 12.
10
Media semi padat adalah media yang mengandung agar sebesar 0.5 %.
Media semi padat atau media semi solid merupakan media dengan
konsistensi pertengahan antara cair dengan padat yang digunakan
untuk menguji ada tidaknya motilitas dan kemampuan fermentasi.
Media semi padat dibuat dengan cara menambahkan agar pada media
cair dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan agar untuk
media padat (3-8 g/l).
3. Media padat
5
Yusmaniar, Wardiyah, dan Khairyn Nida, op. cit,. hlm 113-14.
11
Cair Kaldu Nutrisi (NutrientBroth) Media Pengayakan dan
pembiakan
Kaldu darah Media pembiakan dan
melihat sifat hemolysis
Air Pepton (Pepton Dilution Media pengayaan
Fluid/PDF)
Kaldu empedu Media pembiakan bakteri
enterik
Gula pepton (kaldu gula) dengan Media untuk melihat
gula yang digunakan glukosa fermentasi gula
atau laktosa
Semi padat 0,5% agar Untuk melihat gerak
bakteri
Padat Agar nutrisi (Nutrient Agar) Untuk mempelajari
koloni bakteri
hemolysis
Agar endo Media pembiakan bakteri
enterik, dapat digunakan
untuk membedakan
bakteri peragi laktosa
dan bukan peragi laktosa
EMBA-eosin MethyleneBlue Media pembiakan bakteri
Agar enterik, dapat digunakan
untuk membedakan
bakteri peragi laktosa
dan bukan peragi laktosa
SS Agar – SalmonellaShigella Media pembiakan
Agar Salmonella dan Shigella
TCBS – ThiosulphateCitrateBile Media Pembiakan Vibrio
Agar darah telurit Media pembiakan
12
Corynebacterium
diphteriae
1. Media alami
Komposisi media ini tidak diketahui secara pasti baik jenisnya
maupun ukurannya. Media ini sudah tersedia secara alami
misalnya air, nasi, buah, biji, daging dan lain-lain
2. Media sintetis
Meda ini disebut juga media buatan. Komposisi senyawa
berikut takarannya diketahui secara pasti, tidak tersedia secara
alami tapi dibuat. Media sintetik sering digunakan untuk
mempelajari sifat genetika mikroorganisme. Senyawa organik
dan anorganik ditambahkan dalam media sintetik harus murni
sehingga harganya mahal, misalnya: sabouroudagara,
czapek’sdox agar, cairan hanks dan lain-lain.
3. Media semi sintetis
Komposisinya sebagian diketahui secara pasti, sebagian lagi
tidak disebut juga media setengah buatan misalnya
potatodextrose agar, nutrient agar dan lain-lain.6
1. Media Umum
Media umum merupakan media padat yang mengandung bahan-
bahan semi alamiah, digunakan untuk pembiakan secara umum
mengandung unsur-unsur untuk pertumbuhan mikroorganisme
secara umum tanpa mengandung unsur penghambat tertentu. Dapat
digunakan untuk menumbuhkan bakteri dan jamur.
2. Media Transport
6
Ulfah utami, dkk, loc. cit.
13
Media transport adalah media yang digunakan untuk membawa
spesimen dari suatu tempat ke tempat lain, agar mikroba yang ada
di dalamnya (akan diperiksa), tetap terjaga kehidupannya sehingga
memudahkan untuk mendiagnosis atau untuk keperluan lain.
Macam-macam media transport di antaranya Stuart, Amies,
CarryandBlair, alkali pepton dan lain-lain. Penggunaan masing-
masing media adalah sebagai berikut:
a. Media Stuart merupakan media yang digunakan untuk
media transport terutama kuman perut (gram negatif). Misal
spesimen yang berasal dari feses.
b. Media Amies merupakan modifikasi dari media stuart,
dapat untuk spesimen dari sekret atau luka, bagus untuk
membawa spesimen dengan kecurigaan gonorrhea
c. Media CarryandBlair merupakan media dengan konsistensi
semi solid, memiliki pH 7,2± 0,2 dengan standar pembuatan
media, merupakan transport umum
d. Media Alkali pepton digunakan untuk kecurigaan bakteri
vibrio
3. Media Diperkaya
Media diperkaya/media kaya adalah media yang ditambahkan zat-
zat organik yang diperoleh dari makhluk hidup misal darah, telur
dan lain-lain. Media ini dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri
yang tidak dapat tumbuh pada media sederhana misal Gonococcus,
StreptococcusdanPneumococcus.
4. Media Selektif
Media pembiakan selektif mendukung pertumbuhan
mikroorganisme jenis tertentu dan menghambat pertumbuhan flora
campuran lain. Selektifitas ini diperoleh dengan menambahkan
bahan kimia, pewarna, atau antibiotik pada media. Contoh media
ini adalah:
a. Grup A SelectiveStrep Agar dengan 5% darah domba.
14
b. Media ThiosulfateCitrateBileSaltSucrose (TCBS)
merupakan media selektif untuk bakteri Vibrio colera.
c. Media Salmonella&Shigella Agar (SSA), media ini
digunakan untuk menyeleksi bakteri Salmonelladan
Shigella
5. Media Diferensial
Sedangkan media diferensial adalah media yang mengandung
unsur yang memungkinkan untuk mengidentifikasi
mikroorganisme jenis tertentu dari kultur murni atau campuran.
Identifikasi ini biasanya berdasarkan penampakan dari
mikroorganisme, seperti warna koloni atau adanya presipitat.
Contoh media ini adalah:
a. Media MacConkey : pada media ini dapat dibedakan bakteri
yang memfermentasikan laktosa dan yang tidak
memfermentasikan laktosa
b. Media KlingerIron Agar (KIA): pada media ini dapat
diketahui bakteri yang memfermentasikan laktosa dan
glukosa serta pembentukan H2S
c. Triple Sugar Iron Agar (Agar TSI) yang digunakan untuk
mengidentifikasi organisme intestinal gram negatif
berdasarkan kemampuannya untuk memfermentasikan
dektrosa, laktosa, dan sukrosa, serta menghasilkan sulfida.
6. Media Kombinasi
Media jenis ini dapat berupa media yang tidak diperkaya, seperti
Trypticase Soy Agar, maupun media yang diperkaya, misalnya
Trypticase Soy Agar dengan 5% darah domba.7
15
serta untuk uji fisiologi dan biokimia mikroba. Media yang baik untuk
pertumbuhan mikroba merupakan media yang sesuai dengan lingkungan
pertumbuhan mikroba tersebut, yaitu: susunan makanannya dimana media
harus mengandung air untuk menjaga kelembaban dan untuk pertukaran zat
atau metabolisme, juga mengandung sumber karbon, mineral, vitamin dan
gas, tekanan osmose yaitu harusisotonic, derajat keasaman/pHumumnya
netral tapi ada juga yang alkali, temperatur harus sesuai dan setabil.8
8
Yusmaniar, Wardiyah, dan Khairyn Nida, op. Cit,. Hlm 12.
9
Ibid 12
16
mendidih dibiarkan selama 20 menit setelah itu disaring dengan
menggunakan saringan dan diperoleh filtrat. Selanjutnya filtrat
diberi gula sebanyak 60 gram lalu dilakukan pemanasan hingga
gula larut. Selanjutnya aquades dimasukkan ke dalam filtrat hingga
mencapai volume 1 liter lalu diaduk hingga rata. Media yang sudah
siap akan dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau erlenmeyer
sesuai kebutuhan.Ingat untuk menyumbat mulut tabung reaksi dan
erlenmeyer dengan kapas dengan ketentuan kapas menyumbat
tidak boleh terlalu padat atau terlalu longgar. Tabung reaksi dan
elenmeyer yang sudah siap akan dibungkus kertas aluminium foil
dan diikat.
2.3.2 Cara membuat media agar
Cara membuat media agar diawali dengan membersihkan 250
gram tauge lalu dimasak dengan 1 liter aquades hingga mendidih
lalu dibiarkan selama 20 menit setelah itu disaring dengan
menggunakan saringan untuk memperoleh filtrat. Selanjutnya
menambahkan gula sebanyak 60 gram dan agar sebanyak 15 gram
ke dalam filtrat selanjutnya akan dilakukan pemanasan hingga gula
larut. Setelah gula larut dimasukkan aquades ke dalam filter air
hingga mencapai volume 1 liter lalu diaduk hingga merata.Media
yang telah siap akan dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau
erlenmeyer sesuai kebutuhan. Ingat untuk menyumbat mulut
tabung reaksi dan erlenmeyer dengan kapas dengan ketentuan
kapas menyumbat tidak boleh terlalu padat atau terlalu longgar.
Tabung reaksi dan elenmeyer yang sudah siap akan dibungkus
kertas aluminium foil dan diikat.
2.3.3 Cara Pembuatan Media Secara Umum
Pembuatan media umum ini urutan pembuatan media yang
bisa digunakan untuk semua jenis bentuk dengan perlakuan
berbeda. Pembuatan media ini menggunakan bahan Nutrien agar
17
(NA), Pepton DilutionFluid (PDF), Muller Hinton Agar (MHA),
Mc ConkeyBroth (MCB), PlateCount Agar (PCA), Aquadest.10
Pembuatan media ini diawami dengan menimbang media
sesuai prosedur di kemasan. Selanjutnya memasukkan serbuk
media secara hati-hati ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya
ditambahkanaquadeslalu aduk sampai merata menggunakan
batangpengaduk. Media yang perlu dipanaskan, dioanaskan sampai
media tercampur homogen (kuning dan jernih), hati-hati jangan
sampai media mendidih dan meluap, panaskan dengan hati-hati
menggunakan penangas/elemenyer. Pembuatan media agar miring
NA, sebelum di autoklaf, media NA dituangkan untuk agar miring
sejumlah kurang lebih 5 ml ke dalam tabung reaksi. Agar miring ini
akan digunakan untuk kultur atau pembiakan bakteri. Sisa media
NA biarkan dalam erlenmeyer. Media cair (PDF dan MCB)
dimasukkan sejumlah 9 ml ke dalam tabung reaksi, PDF sebanyak
10 tabung, dan MCB sebanyak 30 tabung. Tutuperlenmeyer dan
tabung reaksi yang berisi media dengan kapas penutup tabung.
10
Ibid 13
18
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
Murtius, Wenny Surya. 2018. Modul Praktek Dasar Mikrobiologi. Sumatera Barat
: Universitas Andalas. Hlm. 4-12.
Ulfah utami, dkk. 2018. Mikrobiologi Umum. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan
Teknologi. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.
20