Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTEK LAPANG

DASAR-DASAR TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN


(Alat Tangkap Rawai)

OLEH :

Nama : Erwin
Stambuk : I1D117027
Kelompok :1
Asisten Pembinmbing : Muhajirin Hatma

JURUSAN AGROBISNIS PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alat menangkap ikan (fishing tackle) adalah peralatan yang digunakan

nelayan dan pemancing untuk mendapatkan ikan dan hewan laut lainnya. Salah

satu alat penangkapan ikan yang digunakan masyarakat adalah rawai. Alat

penangkapan Rawai dalam klasifikasinya termasuk dalam golongan pancing.

Ayodhyoa (1981), mengetengahkan alat tangkap ini, dilihat dari segi

teknisnya dan alat bantu yang digunakan, sangatlah berkembang pesat. Hal ini

dikarenakan kemampuannya untuk dioperasikan baik dilaut selasar benua maupun

di laut lepas.

Menurut Hamidy et al. (1998) suatu alat penangkapan merupakan satu

kesatuan yang terbentuk dari beberapa bagian yang dibentuk sedemikian rupa

dengan menggunakan perhitungan dan teknik perancangan atau pembuatan yang

telah diperhitungkan terlebih dahulu.

Rawai adalah alat tangkap yang memiliki sejumlah variasi baik dalam hal

ukuran, struktur maupun besar kecil jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan.

Perairan bagian Desa Teluk Pambang merupakan wilayah daerah penangkapan

(fishing ground) rawai (long line) di wilayah Kabupaten Bengkalis. Dari

penggolongannya alat tangkap rawai (long line) ini termasuk dalam pancing

(hooks and lines). Popularitas akan penggunaan alat tangkap rawai (long line) ini

disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya efektivitasnya sebagai alat tangkap

dan kemudahan dalam pengoperasiannya serta penanganan dan perawatan yang

relatif murah dan mudah.


Secara umum desain rawai (Long line) terdiri dari mata pancing (hook),

umpan (bite) dan tali utama (main lane), tali cabang (branch line) dengan alat

pelengkap diantaranya : pelampung, pemberat dan alat lainnya sesuai tujuan

penangkapannya. Dengan metode pengoprasian terbagi atas tiga tahap, yakni :

setting, soaking, hauling (Firdaus et al., 2009).

B. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan dalam

praltikum ini yaitu:

1. Untuk mengetahui metode pengoperasian alat tangkap rawai.

2. Untuk mengetahui besarnya kebutuhan operasional alat tangkap rawai dalam

setiap penangkapan.

3. Untuk mengetahui besarnya pendapatan nelayan rawai dalam setiap operasi

penangkapan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Alat Tangkap Rawai

Alat menangkap ikan (fishing tackle) adalah peralatan yang digunakan

nelayan dan pemancing untuk mendapatkan ikan dan hewan laut lainnya. Salah

satu alat penangkapan ikan yang digunakan masyarakat adalah rawai. Alat

penangkapan Rawai dalam klasifikasinya termasuk dalam golongan pancing.

Menurut pengertian rawai (long line) merupakan sederetan tali utama

(main line) yang panjang, kadang-kadang mencapai puluhan kilometer. Pada jarak

tertentu terdapat tali cabang (branch line) yang ukurannya lebih kecil dan lebih

pendek, dimana pada setiap ujung tali cabang itu terdapat mata pancing yang

dapat dipasangi umpan. Alat penangkapan ikan ini disebut Rawai karena bentuk

alat sewaktu dioperasikan adalah rawai-rawai /rawe (bahasa jawa) yang berarti

sesuatu yang ujungnya bergerak bebas. Rawai disebut juga Long line yang secara

harfiah dapat diartikan dengan tali panjang. Karena alat penangkapan tersebut

konstruksinya berbentuk rangkaian tali-temali yang disambung-sambung, hingga

merupakan tali yang panjang dengan ratusan tali cabang. Jadi rawai merupakan

salah satu alat penangkapan ikan yang terdiri atas rangkaian tali-temali yang

bercabang-cabang dan pada setiap ujung cabangnya diikatkan sebuah pancing

(Adiatmika,2017).

Menurut Syahrir (2011), pancing rawai terdiri atas tali utama, tali cabang,

bendera, pelampung, pemberat, mata pancing, dan umpan. Pancing rawai (long

line) terdiri dari rangkaian tali utama, tali pelampung dimana pada tali utama pada

jarak tertentu terdapat beberapa tali cabang yang pendek dan lebih kecil
diameternya, dan di ujung tali cabang ini diikatkan pancing yang berumpang

(Sudirman dan Mallawa, 2000).

Adapun fungsi bagian-bagian dari alat tangkap ini adalah sebagai berikut :

1. Tali utama (main line)

Merupakan bagian dari potongan-potongan tali yang dihubungkan antara

satu dengan yang lain sehingga membentuk rangkaian tali yang sangat

panjang. Tali utama harus cukup kuat karena menanggung beban dari tali

cabang dan tarikan ikan yang terkait pada mata pancing.

2. Tali cabang (branch line)

Tali cabang merupakan bagian alat tangkap ikan rawai tuna yang berguna

untuk menghubungkan tali utama dengan pancing. Ukuran tali cabang lebih

kecil dari tali utama. Satu set tali cabang ini terdiri dari tali pangkal, tali

cabang utama. Panjang tali cabang biasanya kurang dari jarak antara tali

cabang, agar untuk menghindari saling mengkait/membelit (tangling).

3. Tali pelampung

Berfungsi mengatur kedalaman dari alat penangkap sesuai dengan yang

dikehendaki.tali pelampung ini biasanya terbuat dari bahan kuralon.

4. Pelampung (float)

Pelampung merupakan bagian alat tangkap ikan rawai yang berguna

untuk menahan alat tangkap rawai agar tidak tenggelam. Pelampung yang

digunakan pada alat tangkap tuna long line ini terdiri dari beberapa

pelampung gabus yang diberi bendera dengan diameter antara 20 cm sampai

dengan 30 cm. Warna pelampung harus berbeda atau kontras dengan warna
air laut. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan mengenalnya dari jarak

jauh setelah setting.

Pelampung yang digunakan pada long line terdiri dari beberapa jenis yaitu

pelampung bola, pelampung bendera, pelampung radio, dan pelampung

lampu. Warna pelampung harus berbeda atau kontras dengan warna air

laut. Hal ini dimakasudkan untuk mempermudah mengenalnya dari jarak jauh

setelah setting.

a. Pelampung Bola

Pelampung bola biasanya terpasang pada ujung basket dari alat

tangkap. Pelampung bola ini terbuat dari bahan sintetik dengan dimeter

35 cm dan ada yang lebih besar. Untuk long line dengan

jumlah basket 70 maka jumlah pelampung bola yang digunakan adalah

68 buah, pada ujungnya terdapat pipa setinggi 25 cm dan stiker

scotlight yang sengat berguna bila alat penangakap tersebut terputus

maka mudah menemukannya. Untuk melindungi pelampung-

pelampung tersebut dari benturan yang dapat menyebabkan pecahnya

pelampung tersebut, maka pelampung tersebut dibalut dengan

anyaman tali polyehylene dengan diameter 5mm.

b. Pelampung Bendera

Pelampung bendera merupakan pelampung yang pertamakali

diturunkan pada waktu setting dilakukan. Biasanya diberi tiang (dari

bambu atau bahan lain) yang panjangnya bervariasi sekitar 7 m dan

diberi pelampung. Supaya tiang ini berdiri tegak maka diberi

pemberat.
c. Pelampung Lampu

Pelampung ini biasanya menggunakan balon 5 watt yang

sumber listriknya berasal dari baterai yang terletak pada bagian ujung

atas pipa atau bagian bawah ruang yang kedap air. Pelampung ini

dipasang pada setiap 15 basket yang diperkirakan hauling pada malam

hari. Fungsinya adalah untuk penerangan pada malam hari dan

memudahkan pencarianbasket bila putus.

d. Pelampung Radio Bouy

Sebuah radio bouy dilengkapi dengan transmiter yang mempunyai

frekuensi tertentu. Daerah tranmisinya bisa mencapai 30 mil. Jjika

dalam pengoperasian long line menggunakan radio bouy,maka kapal

harus dilengkapi denganradio direction finder (RDF) . Peralatan ini

berfungsi untuk menunjukan arah lokasi radio bouy dengan tepat pada

waktu basket putus.

5. Mata pancing (hook)

Mata pancing (hook) yang umum digunakan adalah mata pancing yang

terbuat dari baja (steinless steel) berukuran 10,9 - 11,5 cm atau mata pancing

nomor 7 (Firdaus, Kamelia,2011).

6. Kapal Long Line

Kapal untuk ikan tuna long line, termasuk jenis kapal untuk laut lepas.

Hal itu dikarenakan daerah penangkapan ikan tuna ataupun jenis ikan tuna

lainnya berada jauh dari lepas pantai, maka kemampuan kapal juga tergantung

pada ukuran besar kecilnya kapal.


B. Teknik Pengoperasian Alat Tangkap Rawai

1. Penurunan Alat Tangkap (setting)

Setelah semua persiapan telah dilakukan dan tiba di daerah penangkapan

yang telah ditentukan, setting diawali dengan penurunan pelampung bendera

tanda sekaligus pembuangan pemberat hingga penebaran pancing yang telah

dipasangi umpan dengan urutan penempatan umpan sesuai dengan tujuan

penelitian. Penurunan dilaksanakan di muka kapal, dan penurunan dilakukan

menurut garis yang menyerong atau tegak lurus terhadap arus. Secara garis

besar kegiatan penurunan pancing adalah sebagai berikut : mula-mula

pelampung dan tiang bendera diturunkan beserta tali pelampungnya, kemudian

tali utama dan akhirnya tali cabang yang diikuti mata pancing yang telah diberi

umpan. Tali utama tersebut kemudian dilepas dan begitu seterusnya.

Rangkaian pancing yang telah dipasangi umpan ditebar secara perlahan satu

persatu agar jarak antar pancing tidak terlalu dekat. Kecepatan melempar

pancing ke dalam air sangat menentukan letak pancing dalam air. Penurunan

alat tangkap yang cepat menyebabkan jarak antara kedua pelampung di dalam

air menjadi dekat, sehingga kedalaman pancing bertambah dalam. Demikian

juga kecepatan kapal sangat mempengaruhi kedalaman mata pancing, apabila

kecepatan kapal ditambah, maka alat tangkap yang diturunkan menjadi

renggang, sehingga kedalaman pancing menjadi kurang.

2. Perendaman Alat Tangkap (soaking)

Alat tangkap ini bersifat pasif, yaitu menanti umpan di makan oleh ikan.

setelah proses setting selesai, tahapan selanjutnya adalah merendam alat

tangkap sesuai dengan durasi waktu yang telah ditetapkan. Alat tangkap
berendam (soaking) dan dibiarkan hanyut mengikuti arus laut (Drifting)

selama ± 2 jam.

3. Penarikan Alat Tangkap (hauling)

Sebagai tahap terakhir adalah proses hauling yang merupakan kebalikan

dari tahap setting. Setelah alat tangkap ± 2 jam di dalam air, dilakukan penarikan

alat tangkap (hauling) ke atas kapal bagian depan yang dilakukan secara manual,

jika penarikan tali rawai sulit dilakukan karena diduga tali tersangkut oleh

karang di dasar air maka penarikan dilakukan dengan bantuan mesin. Hauling

rawai secara berturut - turutdimulai dari penaikan tiang bendera, pelampung, tali

pelampung beserta pemberat diangkat ke atas geladak kapal, tali utama

kemudian tali cabang beserta mata pancing, sampai keseluruhan satuan pancing

terangkat ke atas geladak kapal. Satu persatu ikan hasil tangkapan yang

diperoleh dilepaskan dari mata pancing kemudian di masukkan kedalam cool

box (Firdaus, Kamelia,2011)

C. Hasil Tangkapan Alat Tangkap Rawai

Adapun hasil tangkapan alat tangkap rawai secara umum adalah Kakap

(Lutjanidae sp.), Lencam / sikuda (Lethrinidae sp.), Kerapu (Serranidae sp.)

Kuwe (Carangidae sp.) ,Kurisi (Nemipteridaesp), KakapPutih (Centropomidae).

D. Daerah Penangkapan Alat Tangkap Rawai

Suatu perairan dapat dikatakan daerah penangkpan ikan ( fishing

ground) dari suatu alat, apabila alat itu dapat digunakan secara terus menerus dan

menguntungkan.
Dilihat dari segi kedalaman operasi (fishing depth) rawai tuna dibagi dua

yaitu bersifat dangkal dan yang bersifat dalam yang pancingnya berada pada

kedalaman 100 - 300m. Perbedaan kedua jenis ini disebabkan pada tipe dangkal

satu basket rawai diberi sekitar 5 pancing sedangkan pada tipe dalam diberi 11-13

pancing sehingga lengkungan tali utama, menjadi lebih dalam. Suatu perairan

dapat dikatakan daerah penangkpan ikan ( fishing ground) dari suatu alat, apabila

alat itu dapat digunakan secara terus menerus dan menguntungkan.

Dilihat dari segi kedalaman operasi (fishing depth) rawai tuna dibagi dua

yaitu bersifat dangkal dan yang bersifat dalam yang pancingnya berada pada

kedalaman 100 - 300m. Perbedaan kedua jenis ini disebabkan pada tipe dangkal

satu basket rawai diberi sekitar 5 pancing sedangkan pada tipe dalam diberi 11-13

pancing sehingga lengkungan tali utama, menjadi lebih dalam.


II. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Lokasi praktek

Pelaksanaan kegiatan praktek berlangsung pada tanggal 17 Desember 2017

pukul 10.00- 13.30 WITA di salah satu pemukiman warga tepatnya di Kelurahan

Tondonggeu,Kecamatan Nambo,Kabupaten/ Kota Kendari,Provinsi Sulawesi

Tenggara.

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktek ini adalah sebagai berikut :
No Alat dan Bahan Kegunaan
1. Alat
- Pulpen Alat tulis
- Handphone Alat perekam dan dokumentasi

2. Bahan
- Buku/kertas Mencatat data tambahan dariresponden
- kuisoner Dasar pngajuan prtanaa

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktek ini adalah berupa kuesioner yang

berisi sejumlah pertanyaan yang akan diajukan kepada responden, sehingga

data yang dikumpulkan dapat lebih merinci.

B. Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam pnelitian ini adalah metode survey dan

pengamatan langsung agar penelitian yang dilakukan sesuai fakta-fakta dari

gejala yang ada.


Survei dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan wawancara/kuisioner.

Hal yang diamati adalah mengenai penggunaan alat tangkap rawai di masyarakat.

Terkait metode pengoperasian, seberapa besar kebutuhan operasional alat tangkap

rawai dan seberapa besar pendapatan nelayan yang menggunakan alat tangkap

rawai. Metode yang digunakan juga adalah metode deskriptif mengumpulkan data

denganjalan mencatat seluruh elemen yang menjadi objek kajian, dengan

mengunakan teknik wawancara, dan teknik observasi (pengamatan langsung).

Pengumpulan data dengan melakukan studi literatur dari berbagai refrensi yang

berkaitan dengan fishing gear serta metode pengoprasian alat tangkap rawai

(Long line).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Praktek Lapang

Kelurahan Tondonggeu merupakan salah satu wilayah administrasi

Kecamatan Nambo, terletak disebelah tenggara Teluk Kendari. Potensi sumber

daya perikananan di Kelurahan Tondonggeu sangatlah besar, sehingga hal ini

dimanfaatkan oleh para penduduk di kelurahan tersebut. Mayoritas penduduk dari

kelurahan tersebut berprofesi sebagai nelayan, Popularitas akan penggunaan alat

tangkap rawai (Long line) ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor,

diantaranya efektivitasnya sebagai alat tangkap dan kemudahan dalam

pengoperasiannya serta penanganan dan perawatan yang relatif murah dan mudah.

Rawai adalah alat tangkap yang memiliki sejumlah variasi baik dalam hal ukuran,

struktur maupun besar kecil jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan.

B. Hasil

I. Karakteritik Reponden

Tabel 2. Karakteristik Responden


NO Karakteristik Responden Satuan Keterangan
1. Umur Responden Tahun 42
2. Pendidikan terakhir Tahun SD
3. Pengalaman sebagai Nelayan Tahun 25
4. Jumlah Anggota Keluarga Orang 4

II. Karakteristik Usaha Penangkapan Ikan

1. Investasi dan Penguasaan Aset


Tabel 3. Invertasi dan Penguasaan Aset
NO. Jenis Investasi Tahun Jumla Satuan Sumber Harga
Pengadaan h Persatuan
(Rp. 000)
1. Penguasaan Kasko XX XX XX XX XX
a. Milik/hiba 1992 1 Unit Beli 4.000.000
Sendri
2. Mesin (Merek) XX XX XX XX XX
a. Jiandong 1992 1 Unit Beli 3.000.000
Sendiri
3. Jenis Alat Tangkap XX XX XX XX XX
a. Rawai 1992 1 Unit Beli 000.000
Sendiri
4. Peralatan XX XX XX XX XX
Pelengkap lainnya
a. Baskom 1992 2 Unit Beli 40.000
Sendiri

2. Kegiatan Penangkapan Ikan

Tabel 4. Kegiatan Penangkapan Ikan


NO. Keragaan Kegiatan Penangkapan Ikan
1. Musim Ikan Pada lokasi Selama Setahun Terakhit (Coret bulan yang sesuai)
a. Sebutkan Bulan Musim 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Paceklik
b. Sebutkan Bulan Musim 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Puncak
c. Sebutkan Bulan Musim
Peralihan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2 Sebutkan rata-rata trip[ penangkapan ikan dari kappal / perahu responden


per-bulan
d. Musim Paceklik (Trip/bulan) 4 kali/ bulan
e. Musim Puncak (Trip/bulan) 30 kali/bulan
f. Musim Peralihan (Tirp/bulan) Tidak menentu
3. Sebutkan perkiraan produksi ikan hasil tangkapan per-hari dari kapal /
perahu penangkap ikan yang responden miliki
g. musim paceklik ( kg / hari ) 3-5 kg / hari
h. musim puncak ( kg / hari ) 10-15 kg/ hari
i. musim peralihan ( kg / hari ) Tidak menentu
4. Sebutkan pelabuhan asal ketika melaut
a. Pada Musim Paceklik Nama Tempat: Pulau Desa: -
Labengki
b. Pada Musim Puncak Nama Tempat: Desa: Tondonggeu
Tondonggeu
c.Pada Musim Peralihan Nama Tempat: - Desa: -
5. Sebutkan Lokasi Fishing Groung dan Waktu Tempuh (jam) dan Jarak dari
tempat berangkat ke Fishing Gorung
a. Pada Musim Paceklik Lokasi: Pulau Waktu: 4 jam
Labengki
b. Pada Musim Puncak Lokasi: Tondonggeu Waktu: 1 jam
c. Pada Musim Peralihan Lokasi : - Waktu :-
5. Sebutkan Lokasi Membongkar Ikan Hasil Tangkapan yang dilakukan
Responden
a.Pada Musim Paceklik Nama Tempat: TPI Desa: Tondonggeu
b. Pada Musim Puncak Nama Tempat: TPI Desa: Tondonggeu
c. Pada Musim Peralihan Nama Tempat: TPI Desa: Tondonggeu
6. Sebutkan Tiga Jenis Ikan dengan Proporsi Hasil Tangkapan Terbanyak yang
ditangkap Responden
a. Pada musim paceklik Ikan : Kerapu Ikan : Ikan : -
Katamba
Kg : Tidak Kg : Tidak Kg : -
menentu menentu
b. Pada musim puncak Ikan : Kerapu Ikan : Ikan : -
Katamba
Kg : Tidak Kg : Tidak Kg : -
menentu menentu
c. Pada musim peralihan Ikan : - Ikan : - Ikan : -
Kg : - Kg : - Kg : -

3. Tenaga Kerja
Tabel 5. KeragaanTenaga kerja untuk setiap kali menangkap Ikan
NO. Keragaan Tenaga Kerja Untuk Setiap Kali Menangkap Ikan
C.1. KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN
1. Jumlah Tenaga Kerja Untuk Menangkap Ikan Menurut Alat
Tangkap (Orang)
a. Alat Tangkap: Rawai 1 orang
Komposisi tenaga kerja dalam penangkapan ikan menurut alat
tangkap (beri tanda X jika tersedia pada kotak dalam pertanyaan)
a. Alat Tangkap: Rawai Pemilik Nahkoda Jurusan Mesin ABK

Tabel 6. Keragaan Kegiatan


N Keragaan Satua Jumlah Nilai Nilai Keteranga
O Kegiatan n /ukura Persatuan Total n
n (Rp. 000) (Rp.
000)
1. Jumlah ABK yang
digunakan pada Orang 0 XX XX -
saat penangkapan
ikan
2. Lokasi Fishing ground Penangkapan Pulau Labengki
Ikan
3. Hasil tangkap 10-15 kg
INPUT OUTPUT USAHA PENANGKAPAN IKAN

Alat Tangkap : Rawai

Ukuran Kapal (GT) : panjang 8 m, lebar 1 m, dan tinggi 50 cm

Nama Kapal / Perahu : Body kecil

4. Biaya Per Trip UsahaPenangkapan Ikan Terakhir

Tabel 6. Biaya Per Trip UsahaPenangkapan Ikan Terakhir


N Keragaan Satuan Jumlah Nilai Per Nilai Keteran
O Kegiatan atau Satuan (Rp) Total gan
. ukuran (Rp)
1 Biaya XX XX XX - Xx
. Bahan
Bakar
a. Bensin Liter 5 10.000/liter 50.000 -
b. Olie Liter 1 35.000/liter 35.000 -
2 Total XX XX XX XX XX
. Biaya
Bahan
Makanan
a. Rokok Bungkus 1 / hari 15.000 15.000 -
3 Saat-saat
Es Balok 20/ hari 1.000 20.000
. tertentu
4 Garam Bungkus 2/hari 2.000 4.000 Saat-saat
tertentu

5. Sistem Kelembagaan Usaha Penangkapan Ikan

Tabel 7. Sitem Kelembagaan Usaha Penangkapan Ikan

1. Sistem Pengelolaan Usaha


a.Usaha Penangkapan Ikan T
(Silang sesuai yang dilakukan
responden) :(T). dikelolah R
sendri tanpa pegawai; (R).
dikelolah sendiri dengan
I
beberapa pegawai. (I). dikelolah
oleh profesional
b. Pemasaran Ikan Hasil T
Tangkapan(pilih sesuai yang
dilakukan Responden): (T). R
dikelolah sendri tanpa pegawai;
(R). dikelolah sendiri dengan
I
beberapa pegawai. (I). dikelolah
oleh profesional
c. Pengelolaan Keuangan (Pilih
sesuai dengan yang dilakukan T
Responden): (T). dikelolah R
sendiri tanpa pegawai; (R).
dikelolah sendiri dengan I
beberapa pegawai. (I). dikelolah
J
oleh profesional. (J). Istri

2. Keamanan Berusaha
a.Keamanan Menangkap ikan
(pilihlah yang sesuai dnegan T
yang di lakukan Responden):
(T). dilakukan sendiri; (R). R
dipercayakan pada nahkoda: (I).
Mengikuti adat kebiasan
I
setempat. (J). dipercaya pegaiwai
khusus
J

b. Pemasaran Ikan Hasil


Tangkapan (Pilih sesuai yang A
dilakukan Responden): (A).
dilakukan sendiri; (B). B
dipercayakan pada sappam
dipelabuhan; (C). mengikut adat
C
kebiasaan setempat. (D).
dipercaya pada pegawai khusus
yang dibayar. D

c. Pengelolaan Keuangan (Pilih


yang sesuai dengan yang A
dilakukan Responden): (A).
dilakukan sendiri; (B). dipercaya B
pada tenaga akuntansi; (C).
diserahkan pada istri
C

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara, dapat diperoleh sebuah data mengenai :


1. Metode pengoperasian

Metode pengoperasian alat tangkap rawai yang digunakan oleh

responden adalah pengoperasian rawai dasar (bottom long line). Dengan

cara sebagai berikut :

a. Persiapan pengoperasian meliputi

Operasi penangkapan dilakukan menjelang matahari terbit.

Persiapan dilakukan selama perjalanan menuju fishing ground,

seperti penataan komponen alat tangkap diatas geladak, pemasangan

umpan. Persiapan yang dilakukan adalah menempatkan unit alat

tangkap yang telah tersusun rapi dalam basket pada bagian buritan

kapal. Disiapkan pula pelampung dan pemberat yang masing-masing

ditempatkan pada posisi yang berdekatan dengan unit alat yang

terdapat dalam basket, demikian pula ikan-ikan umpan dan personal

yang akan menangani masing-masing bagian tersebut.

b. Setting

Penebaran dilakukan dari bagian belakang kapal.  Dengan

pembagian pekerjaan sebagai berikut:

1) Menyambung tali pelampung dengan pelampung, pemberat

dan tali utama

2) Melepaskan pemberat dan pelampung ke laut

3) Memasang umpan dan melepaskannya ke laut

4) Memasang pemberat setiap sepuluh mata pancing

5) Menyambung tali pelampung dengan pelampung terakhir,

pemberat dan tali utama


Sebelum dilakukan penurunan pancing/rawe dari, terlebih

dahulu diturunkan pelampung tanda disertai pemberat dan tali

pelampung secukupnya menyesuaikan kedalaman, merangkai ujung

ujung main line dengan tali-tali pemberat dan tali-tali pelampung yang

kemudian dilemparkan ke laut, setelah itu diteruskan dengan mengulur

main line dan melempar branch line dan mata pancing yang telah

dilengkapi umpan. Pada saat hampir menyelesaikan penurunan satu

basket rawai dasar, maka pada ujung akhir dari main line basket

pertama diikatkan lagi tali-tali yang telah dilengkapi pemberat dan

pelampung.Demikian seterusnya sampai pada keseluruhan basket yang

diperlukan (setting ini dilakukan dalam keadaan kapal berjalan pelan

dan tetap pada haluannya).Penebaran tali cabang dilakukan hati-hati

untuk mencegah terbelitnya tali cabang dan mata pancing. Untuk

mendapatkan daerah penangkapan selain berdasarkan informasi dari

nelayan setempat,.

c. Tahap Drifting ( menunggu ).

Tahap Drifting ( menunggu ) dilakukan setelah penurunan alat

tangkap pancing rawe selesai. Waktu yang dibutuhkan dalam tahapan

ini adalah 3 s/d 4 jam. Selama menunggu, nelayan mengawasi dan

menjaga posisi kapal dan alat tangkap ( jarak kapal dengan alat

tangkap ), agar tidak terlalu jauh jaraknya dan agar terhindar dari

aktifitas nelayan disekitarnya yang melakukan aktifitas penangkapan

ikan.

d. Hauling
Pekerjaan hauling diawali dengan menaikkan pelampung dan

pemberat yang diikuti dengan main line dan branch line serta

melepas/memungut hasil-hasil tangkapan. Pekerjaan ini dilakukan di

haluan kapal. Dan bisa juga di lakukan di Buritan Kapal. Hauling

(menarik alat tangkap) dilakukan 2 jam setelah setting. Ditahap

hauling tersebut posisi kapal harus selalu mengarahkan haluan pada

mine line yang ditarik. Agar penarikan berjalan dengan lancar dan

ringan, selama penarikan kapal maju perlahan mengikuti irama

penarikan. Bilamana ada ikan yang tertangkap dengan pancing kapal

berhenti untuk mengambil hasil tangkapan .

2. Kebutuhan operasional alat tangkap rawai dalam setiap penangkapan

Kebutuhan operasional dalam setiap penangkapan, membutuhkan

bensin sebanyak 5 liter dengan total harga Rp.50.000 dalam setiap

melakukan operasi penangkapan. Adapun perbekalam makanan yang

disediakan responden hanya berupa rokok 1 bungkus/hari dengan harga

Rp.15.000 dan air minum sebanyak 1 botol. Menurut hasil wawancara

responden tidak pernah membawa perbekalan makanan lain kecuali yang

disebutkan tadi karna responden memiliki teman yang menanggung biaya

makan dan tempat tinggal selama melakukan operasi penangkapan.

3. Pendapatan nelayan rawai dalam setiap operasi penangkapan

Hasil tangkapan nelayan saat musin paceklik sebanyak 3-4 kg/ hari

sedangkan pada musim puncak hasil penangkapannya bisa mencapai 10-

12 kg/hari. Dengan jenis ikan hasil tangkapan terbanyak yaitu ikan kerapu

dan ikan katamba. Karna responden telah memiliki pelanggan tetap di


Pasar Baru sehingga responden tidak kerepotan lagi dalam memasarkan

hasil tangkapannya. Harga yang dipatok dalam setiap kilogram ikan adalah

Rp.30.000.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan penangkapan ikan merupakan salah satu kegiatan yang dapat

mendukung ekonomi masyarakat, dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Terdapat beberapa jenis alat tangkap yang sering digunakan, salah satunya yaitu

rawai Rawai adalah alat pancing yang terdiri atas sejumlah mata kail yang

dipasangkan pada sepanjang tali mendatar dengan perantara tali pendek (tali

perambut). Rawai dinilai lebih efektif dan efesien dalam penangkapan ikan serta

ramah lingkungan, sehingga perikanan tangkap yang dilakukan dapat

berkelanjutan tampa merusak ekosistem. Kebutuhan opersionalnya yang tidak

terlalu tinggi pun menjadi daya tarik tersendiri dari alat ini.

Sehingga dengan adanya kegiatan praktek ini mahasiswa dapat lebih

memahami mengenai jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan dan

bagaimana pengoperasiannya.

B. Saran

Untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang alat dan kapal

penangkap ikan serta pengetahuan lainnya, maka praktikum lapangan ini sangat

perlu diadakan, hal ini tidak lain dikarenakan letak kampus yang jauh dari laut

serta peralatan dan labolatorium yang memadai dikampus FPIK UHO, sehingga

parktikum lapangan ini perlu dilaksanakan dan dilanjutkan untuk angkatan

berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Hamidy, Y dan I. Syofyan. 2000. Usaha Pembuatan Alat Tangkap Ikan ; dalam
Usaha-Usaha Komersil di Bidang Perikanan. Editor; Felitra. Pusat Kawasan
Pantai dan Perairan. Universitas Riau. 288 hal.

Subani,W dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di
Indonesia Jurnal Penelitian Perikanan Laut Nomor : 50 Tahun 1988/1989.
Edisi Khusus. Jakarta : Balai Penelitian Perikanan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. 2005

Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Tuna Longline Indonesia ( DPP-ATLI). 2009.


Tuna Long Line. http://atlibali.com/?Tuna_Longline. ( 04 Oktober 2010)
.
Partosuwiryo, S. 2008. Alat Tangkap Ikan Ramah Lingkungan. Yogyakarta :Citra
Aji Parama.

Sudirman. 2013. Mengenal Alat dan Metode Penangkapan Ikan. Jakarta: Rineka
Cipta.

Dahuri R.2001.Pengelolaan SD wilayah pesisir dan lautan secara terpadu. Jakarta:


PT.Pradnya Paramita.

Nazir, Mohammad. 1983. Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai