Disusun oleh:
Alif Putra Dharmawan Abidin F1320008
Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran menurut Stanton (2015) mencakup semua sistem yang berkaitan
dengan perencanaan dan penentuan harga untuk mempromosikan dan mengalokasikan harga
barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pembeli aktual dan potensial. Untuk
mengimplementasikan strategi pemasaran, pertama-tama kita harus menganalisis situasi
perusahaan secara keseluruhan menggunakan analisis SWOT (SWOT analysis). Pemasar harus
mengevaluasi kekuatan (strengths [S]), kelemahan (weaknesses [W]), peluang (opportunities [O]),
dan ancaman (threats [T]). (Kotler dan Amstrong, 2018)
1. Kekuatan (Strengths) meliputi kemampuan internal, sumber daya, dan faktor situasional positif
yang dapat membantu perusahaan melayani pelanggannya dan mencapai tujuannya.
2. Kelemahan (Weaknesses) meliputi keterbatasan internal dan faktor situasional negatif yang dapat
menghalangi performa perusahaan.
3. Peluang (Opportunities) adalah faktor atau tren yang menguntungkan pada lingkungan eksternal
yang dapat digunakan perusahaan untuk memperoleh keuntungan.
4. Ancaman (Threats) adalah faktor pada lingkungan eksternal yang tidak menguntungkan yang
menghadirkan tantangan bagi performa perusahaan.
Lingkungan Internal
Menurut Porter dikutip Umar (2018), berbagai aspek lingkungan internal perusahaan yang patut
dicermati dapat dicermati dari beberapa metode, yaitu:
1. Pendekatan Fungsional Pada pendekatan ini, pegkatagorian analisis internal sering diarahkan
pada pasar dan pemasaran, kondisi keuangan dan akunting, produksi, sumber daya manusia, dan
struktur organisasi dan manajemen.
2. Pendekatan Rantai Nilai (Value Chains) Analisis dengan pendekatan Rantai Nilai didasarkan
pada serangkaian kegiatan yang berurutan dari sekumpulan aktivitas nilai (value activities) yang
dilaksanakan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, mengirimkan, serta mendukung
produk dan jasa mereka pada perusahaan yang terdiri dari satu SBU saja.
Lingkungan Eksternal
Menurut Porter (2008) yang dikutip Umar, lingkungan eksternal dibedakan menjadi dua
kategori yaitu lingkungan makro dan lingkungan industri. Penjelasan dari dua kategori eksternal
adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan Makro
a. Elemen perekonomian perekonomian berkaitan dengan bagaimana orang atau bangsa
memproduksi, mendistribusikan, dan mengonsumsi berbagai barang dan jasa. Perusahaan
perlu memperhatikan sejauh mana perekonomian dapat mempengaruhi perusahaan/organisasi
dari segi upah tenaga kerja, inflasi, perpajakan, pengangguran, dan harga barang yang
dikelola.
b. Elemen politik dan legal situasi politik, perpolitikan, dan masalah legal sangat terkait dengan
keberlangsungan perusahaan untuk jangka panjang. Situasi perpolitikan yang kondusif
memberikan kenyamanan bagi para organisasi/pelaku usaha.
c. Elemen sosial-budaya kondisi sosial yang dimaksud adalah seperti kondisi demografi, sikap,
gaya hidup, adat istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang eksternal perusahaan. Begitupula
dari kondisi budaya seperti ekologis, demografis, religious, pendidikan dan etnis.
d. Elemen lingkungan teknologi ilmu dan pengetahuan manusia terus berkembang dari waktu ke
waktu. Ini membuat teknologi juga berkembang pesat. Teknologi tidak hanya mencakup
penemuan-penemuan yang baru saja, tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaanya atau
metodemetode barudalam mengerjakan suatu pekerjaan, artinya teknologi memberikan suatu
gambaran yang luas meliputi mendesain, menghasilkan, dan mendistribusikan.
2. Lingkungan Industri
a. Ancaman pelaku bisnis baru masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan
menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada.
b. Ancaman produk substitusi perusahaan-perusahaan yang berada dalam industri tertentu akan
bersaing pula dengan produk pengganti.
c. Kekuatan tawar-menawar pembeli pembeli ini biasanya bisa memaksa perusahaan untuk
menurunkan harga atau menuntut meningkatkan kualitas produk/jasa, serta mengadu
perusahaan dengan kompetitornya.
d. Kekuatan tawar-menawar pemasok bila pemasok memiliki daya tawar yang semakin kuat,
maka semakin kurang menarik industrinya.
e. Persaingan dalam industri persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan
kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoly, perusahaan mempunyai
kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Sedangkan pada pasar persaingan
sempurna biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk dalam hal harga
produk.
2. Ringkasan Kasus
Beberapa usaha telah dilakukan GO-JEK agar pelanggannya tetap menggunakan GO-
JEK sebagai alat transportasinya. Tak mau kalah, Grab dan yang lainnya pun semangat dan terus
menerus membuat ide-ide baru agar konsumen tetap percaya dan tetap menggunakan jasa
mereka. Dalam GO-JEK sendiri, konsumen selalu menjadi prioritas mereka. GO-JEK
menerapkan sistem rating untuk para drivernya agar bisa memberikan pelayanan yang terbaik
untuk konsumennya. Banyaknya jenis layanan yang disediakan oleh GO-JEK membuat
perusahaan harus benar-benar memperhatikan kualitas pelayanan dari driver kepada konsumen.
Kerasnya jalan raya membuat beberapa driver terkadang melakukan pelayanan yang kurang
memuaskan. Kurangnya koordinasi antara driver dan customer juga menyebabkan pelayanan
dari driver tidak berjalan baik. Semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan transportasi
online, maka kualitas pelayanan menjadi sangat penting dalam memenangkan persaingan di
pasar transportasi online.
Dengan memahami apa saja yang diinginkan 3 konsumen dari suatu produk atas kualitas
pelayanan yang diberikan, maka akan memberikan nilai lebih bagi suatu produk jasa yang
mengutamakan kualitas pelayanan kepada konsumennya. Kualitas pelayanan perlu mendapatkan
perhatian besar dari perusahaan dikarenakan kualitas pelayanan mempunyai pengaruh langsung
terhadap kemampuan bersaing dan tingkat keuntungan perusahaan. Kotler dalam Alma (2007)
mengungkapkan bahwa kualitas pelayanan adalah suatu cara kerja perusahaan yang berusaha
melakukan perbaikan mutu secara terus-menerus terhadap proses, produk dan layanan yang
dihasilkan perusahaan. Kualitas pelayanan dapat diukur dengan lima dimensi sesuai dengan
urutan derajat kepentingan relatifnya Tjiptono (2007), yaitu keandalan, jaminan, bukti fisik,
empati dan daya tanggap.
Tidak kalah penting, sektor promosi juga menjadi perhatian khusus bagi para perusahaan
penyedia jasa ojek online. Di GO-JEK sendiri mereka telah melakukan beberapa promosi untuk
mendapatkan konsumen sebanyak banyaknya. Seperti dengan adanya promosi layanan
pembayaran menggunakan sistem GO-PAY yang menawarkan berbagai solusi, kemudahan dan
keuntungan bagi konsumen. Media promosi bisa digunakan sebagai ujung tombak perusahaan
dalam menarik pelanggan sebanyakbanyaknya. Namun promosi itu sendiri bisa menjadi
boomerang bagi perusahaan tersebut. Dengan adanya beberapa potongan harga yang jauh dari
harga biasanya, bisa jadi konsumen mempunyai anggapan bahwa perusahaan tersebut adalah
perusahaan yang murahan atau bisa di bilang tidak laku, 4 kemudian mereka menawarkan harga
yang murah tanpa memperhatikan lagi kualitas pelayanan terhadap konsumen. Maraknya
promosi yang dilakukan perusahaan transportasi online yang lain bisa menjadi ancaman bagi
pihak GO-JEK. Sebagai contoh Grab yang menjadi perusahaan online yang paling terakhir
masuk ke kota Solo, mereka berani memberikan promo secara besar-besaran untuk menarik
minat konsumen baru maupun mempertahankan konsumen lama. Nama besar GOJEK bisa saja
goyah apabila GO-JEK tidak bisa mengimbanginya.
Apalagi perusahaan GO-JEK terkenal memiliki tarif yang lebih mahal daripada
perusahaan transportasi online lainnya, terutama pada saat jam sibuk. Pada saat jam sibuk atau
rush hour tarif yang dikenakan untuk sekali order dalam bentuk layanan apapun bisa mencapai
dua kali lipatnya dari tarif biasa. Hal ini patut dicermati lebih dalam agar perusahaan GO-JEK
bisa menjaga nama besarnya dan juga tidak kehilangan pelanggan. Faktor penentu lainnya dalam
pengambilan sebuah keputusan untuk melakukan order ojek online (GO-JEK dan Grab) adalah
kepercayaan. Variabel ini memiliki dampak yang kuat pada keefektifan dan keefisienan
relationship marketing. Kepercayaan dapat diperoleh konsumen melalui info maupun berita
mengenai instansi terkait. Jika dibandingkan dengan ojek pangkalan, konsumen pasti memberi
kepercayaan lebih besar kepada ojek online. Karena ojek online dibentuk atau didirikan oleh
perusahaan tertentu, yang mana dalam perekrutan para drivernya pasti sudah melalui beberapa
proses dan tidak sembarang orang dapat menjadi driver ojek online. Lain 5 halnya dengan ojek
pangkalan, ojek pangkalan bukanlah buatan dari suatu instansi ataupun suatu perusahaan.
Beberapa orang masih merasa takut pada saat mereka akan melakukan order ojek online.
Berbagai alasan mulai dari keamanan sampai dengan tindakan asusila bahkan tindakan yang
mengancam nyawa masih menjadi penghalang bagi mereka dalam melakukan order. Padahal
dalam ojek online, para driver sudah dilengkapi dengan data yang bisa dilacak apabila driver
tersebut melakukan pelanggaran. Apalagi GO-JEK sangat menomorsatukan konsumennya, hanya
dengan memberikan rating yang buruk terhadap driver saja driver tersebut bisa dengan cepat
terputus mitra atau dipecat. Begitu juga dengan fitur komentar yang disediakan dalam aplikasi,
membuat konsumen bisa dengan bebas mengomentari hasil kerja dari driver selama melakukan
order. Komentar yang buruk juga bisa berakibat pemecatan atau putus mitra bagi driver
bersangkutan.
Faktor-faktor penentu dalam pengambilan keputusan konsumen masih menjadi poin
penting bagi sebagian besar perusahaan. Beberapa konsumen akan melakukan pengkajian ulang
sebelum mereka membeli suatu produk. Meskipun menjadi pelopor adanya ojek berbasis online
di Indonesia belum menjadi jaminan bahwa konsumen GO-JEK akan terus menggunakan jasa
mereka. Suatu saat mereka pun bisa saja memilih perusahaan ojek online yang lain dikarenakan
beberapa pelayanan, tingkat kepercayaan, dan promosi yang mereka tawarkan sangat
menggiurkan.
3. Analisis Permasalahan
Matriks SWOT
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menganalisis strategi pemasaran
internal dan eksternal Gojek. SWOT bertujuan untuk menemukan dan merumuskan kebijakan
yang memiliki kepentingan strategis bagi perusahaan. Pelaksanaan strategi pada bidang
fungsional pemasaran harus terlebih dahulu memperhatikan bauran pemasaran yaitu produk,
harga, jalur distribusi dan promosi. Kombinasi elemen pemasaran harus tepat, dan rencana untuk
setiap elemen harus tepat. Bauran pemasaran merupakan variabel yang dapat dikendalikan oleh
organisasi perusahaan untuk menyesuaikan atau mempengaruhi pasar sasaran. Perusahaan harus
mengembangkan strategi dengan melakukan sinkronisasi unsur-unsur bauran pemasaran untuk
mencapai tujuan yang sama.
Strategi pemasaran dimulai dengan menganalisis situasi perusahaan secara keseluruhan.
Pemasar harus melakukan analisis SWOT (SWOT analysis) dengan mengevaluasi kekuatan
(strengths [S]), kelemahan (weaknesses [W]), peluang (opportunities [O]), dan ancaman (threats
[T]) perusahaan secara keseluruhan. (Kotler dan Armstrong, 2008).
Analisis data yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Strengths (S)
1. Pelopor layanan ojek online Indonesia dengan merek yang mudah diingat.
2. Selain mengantar customer ke tempat tujuan, kurir yang mengantar barang, layanan
shopping dan go-food untuk membeli barang/makanan tertentu.
3. Kemudahan pemesanan melalui online bisa dari smartphone.
4. Tidak perlu kuatir soal uang kembalian atau membawa uang tunai dengan Go-Pay.
5. Jumlah driver lebih dari 200.000 pengendara.
6. Driver mendapatkan santunan kesehatan dan kecelakaan.
7. Gojek memberikan bonus kepada driver yang memenuhi target.
8. Gojek tidak terikat dengan kontrak kerja seperti pada perusahaan pada umumnya.
9. Armada pemasaran telah memadai.
10. Harga jasa terjangkau dan bersaing.
11. Mementingkan kualitas pelayanan.
2. Weaknesses (W)
1. Adanya driver gojek melakukan kecurangan.
2. Aplikasi sering error di jam sibuk.
3. Pengamanan sistem operasi android merupakan sistem yang mudah dimodifikasi dan
memiliki banyak celah keamaman.
4. Penolakan pengemudi terhadap sistem penilaian performa yang ditetapkan manajemen
yang tidak transparan.
3. Opportunities (O)
1. Memiliki pasar yang potensial untuk bertumbuh.
2. Gojek telah resmi beroperasi di 15 kota besar di Indonesia dan akan terus bertambah.
3. Bermitra dengan sekitar 200.000 pengendara ojek yang erpengalaman dan terpercaya
di Indonesia.
4. Kebutuhan masyarakat akan jasa transportasi kendaraan roda dua yang
semakin tinggi.
5. Pola perilaku dan selera konsumen yang semakin berkembang dari jasa transportasi
konvensional menjadi jasa transportasi online.
6. Teknologi aplikasi on line yang terus berkembang Pekerjaan Gojek dianggap lebih
mengguntungkan daripada pekerjaan kantoran.
4. Threats (T)
1. Semakin banyak berdirinya usaha yang sejenis.
2. Harga kompetitor lebih murah untuk beberapa jasa sejenis.
3. Baik Gojek maupun GrabBike sama-sama melengkapi pengendaranya dengan jaket
berwarna hijau dan logo di helm yang hampir mirip. Hal ini dapat membingungkan
pelanggan.
4. Para driver gojek kerap kali mendapat ancaman atau serangan dari ojek traditional.
Menurut Rangkuty (2013), setelah melakukan analisis data melalui SWOT, berdasarkan
pertimbangan komprehensif keempat faktor strategis dan peluang tersebut maka dirumuskan
beberapa kemungkinan alternatif strategi perusahaan yang menjadi matriks faktor strategis
internal (IFAS / analisis faktor strategis internal). Ringkasan dan Matriks Faktor Strategis
Eksternal (EFAS), yang meliputi:
1. Strategi Strengths - Opportunities
Strategi ini dibuat berdasarkan suatu jalan pikiran, yaitu bagaimana menggunakan seluruh
kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang dimiliki PT Gojek Indonesia.
a. Pertahankan dan tingkatkan kualitas jasa dalam pelayanan terhadap pelanggan. (S1,
S2, S3, S4, S5, S6, S7, S8, S11, O5, O6)
b. Pengembangan pasar di semua kalangan (S9, S10, O1, O2, O3, O4, O7)
5. Implementasi Solusi
Matriks IFAS merupakan analisis lingkungan internal, dimana variabel yang digunakan
adalah variabel internal yang terdiri dari kelebihan dan kekurangan perusahaan, sedangkan EFAS
adalah analisis lingkungan internal, dimana variabel yang digunakan adalah variabel internal,
kemudian diimplementasikan dalam matriks SWOT PT Gojek Indonesia. Seperti terdapat pada
tabel 2:
Tabel 2. Matriks SWOT PT Gojek Indonesia
Strengths (S) Weaknesses (W)
IFAS 1. Pelopor layanan ojek 1. Adanya driver gojek
online Indonesia dengan melakukan kecurangan.
merek yang mudah 2. Aplikasi sering error di
diingat. jam sibuk.
2. Selain mengantar 3. Pengamanan sistem
customer ke tempat operasi android
tujuan, kurir yang merupakan sistem yang
mengantar barang, mudah dimodifikasi dan
layanan shopping dan go- memiliki banyak celah
food untuk membeli keamaman.
barang/makanan tertentu. 4. Penolakan pengemudi
3. Kemudahan pemesanan terhadap sistem penilaian
melalui online bisa dari performa yang ditetapkan
EFAS
smartphone. manajemen yang tidak
4. Tidak perlu kuatir soal transparan.
uang kembalian atau
membawa uang tunai
dengan Go-Pay.
5. Jumlah driver lebih dari
200.000 pengendara.
6. Driver mendapatkan
santunan kesehatan dan
kecelakaan.
7. Gojek memberikan bonus
kepada driver yang
memenuhi target.
8. Gojek tidak terikat
dengan kontrak kerja
seperti pada perusahaan
pada umumnya.
9. Armada pemasaran telah
memadai.
10. Harga jasa terjangkau dan
bersaing.
11. Mementingkan kualitas
pelayanan.
Opportunities (O) Strategi (SO) Strategi (WO)
1. Memiliki pasar yang a Pertahankan dan a. Penertiban pengemudi
potensial untuk bertumbuh. tingkatkan kualitas jasa gojek (W1, O3)
2. Gojek telah resmi beroperasi dalam pelayanan terhadap b. Komunikasi perusahaan
di 15 kota besar di Indonesia pelanggan. (S1, S2, S3, dengan pengemudi
dan akan terus bertambah. S4, S5, S6, S7, S8, S11, seharusnya bisa lebih baik
3. Bermitra dengan sekitar O5, O6) (W4, O7)
200.000 pengendara ojek b Pengembangan pasar di c. Memperbaiki aplikasi yang
yang erpengalaman dan semua kalangan (S9, S10, sudah ada (W2, W3, O1,
terpercaya di Indonesia. O1, O2, O3, O4, O7) O2, O4, O5, O6 )
4. Kebutuhan masyarakat akan
jasa transportasi kendaraan
roda dua yang semakin
tinggi.
5. Pola perilaku dan selera
konsumen yang semakin
berkembang dari jasa
transportasi konvensional
menjadi jasa transportasi
online.
6. Teknologi aplikasi on line
yang terus berkembang
Pekerjaan Gojek dianggap
lebih mengguntungkan
daripada pekerjaan kantoran.
Threats (T) Strategi (ST) Strategi (WT)
1. Semakin banyak berdirinya a. Mengembangkan daya a. Marketing nasionalisme
usaha yang sejenis. saing ( S9, S10, S11, T1) (W4, T3)
2. Harga kompetitor lebih b. Menetapkan tarif yang b. Meningkatkan loyalitas
murah untuk beberapa jasa cukup murah bagi karyawan (W1, T1, T4)
sejenis. pengguna jasanya (S4, c. Meningkatkan hubungan
3. Baik Gojek maupun T2) baik dengan pelanggan
GrabBike sama-sama c. Memberikan banyak (W2,W3, T2)
melengkapi pengendaranya manfaat bagi konsumen
dengan jaket berwarna hijau (S2, S3, T1)
dan logo di helm yang d. Menambah strategi dalam
hampir mirip. Hal ini dapat promosi jasa (S1, T4)
membingungkan pelanggan. e. Diferensiasi Personil (S5,
4. Para driver gojek kerap kali S6, S7, S8, T3)
mendapat ancaman atau
serangan dari ojek
traditional.
6. Kesimpulan
1. Gojek merupakan perusahaan penyedia jasa ojek online yang selalu dapat meningkatkan
kualitas layanannya, dan harga yang ditawarkan cukup bersaing dengan penyedia jasa
transportasi lainnya. Gojek adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi
ojek online, yang merupakan perusahaan perantara antara pengemudi ojek dengan
pengguna yang menggunakan teknologi modern. Salah satu cara yang dapat dilakukan
perusahaan dalam menghadapi persaingan adalah dengan menentukan strategi yang
tepat, yaitu menggunakan analisis lingkungan. Analisis lingkungan merupakan proses
sistematis yang digunakan oleh perencana strategis untuk memantau kondisi lingkungan
yang mempengaruhi suatu perusahaan. Pada saat yang sama, analisis lingkungan
eksternal perusahaan membantu menemukan peluang dan ancaman yang akan dihadapi
perusahaan.
6. Strategi Strengths -Threats Strategi ini untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki PT
Gojek Indonesia dengan cara menghindari ancaman. Strategi Weaknesses -
Opportunities Strategi ini diterapkan dengan memanfaatkan peluang yang ada dan
mengatasi kelemahankelemahan yang dimiliki PT Gojek Indonesia. Strategi Weaknesses
- Threats Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan ditujukan
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman terhadap PT Gojek
Indonesia. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran mencakup semua sistem yang
berkaitan dengan perencanaan dan penentuan harga untuk mempromosikan dan
mengalokasikan harga barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pembeli aktual
dan potensial.
7.
Daftar Pustaka
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2018. PrinsipPrinsip Pemasaran. Edisi 12. Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip. 2007. Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi 12. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Kusuma, Afrieta. 2017. Analisis SWOT untuk Menetapkan Formulasi dan Implementasi Strategi
Perusahaan (Studi Kasus di PT. Bank Jatim Cabang Malang). Skripsi. Malang: Program
Studi Sarjana Akuntansi Universitas Brawijaya.
Rangkuty, Freddy, 2013. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Stanton, William J. 2015. Prinsip Pemasaran. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Tjiptono, Fandy. 2007. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Umar, Husein, 2008. Strategic Management in Action. Cetakan kelima, Jakarta: PT. Gramedia
PustakaUtama.