Anda di halaman 1dari 8

VARIASI MOTOR PENGGERAK AGITATOR PADA FLUID MIXING

Proses pencampuran merupakan hal yang hampir selalu ada dalam satu
industri. Keberhasilan proses operasi kimia tergantung pada efektifitas
pencampuran dan pengadukan dari fluida. Pengadukan yang dilakukan akan
menyebabkan suatu material akan bergerak secara spesifik, sedangkan
pencampuran adalah pendistribusian yang acak dan melalui satu atau yang lainnya
dari dua fase atau lebih. Aplikasi pengadukan dan pencampuran bisa ditemukan
dalam rentang yang luas, diantara dalam proses suspensi padatan, dispersi gas-
cair, cair-cair maupun padat-cair, kristalisasi, perpindahan panas dan reaksi kimia.
Pengadukan dan pencampuran adalah salah satu proses yang penting untuk
dipelajari ialah. Hal ini dikarenakan penerapannya yang cukup luas dan
berhubungan erat dengan kinerja dari proses lainnya. Ditinjau dari definisinya,
pengadukan (agitation) merupakan sebuah proses yang menunjukkan gerakan
yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana dimana
gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi. Sementara itu
pencampuran, di lain pihak ialah peristiwa menyebarkan bahan-bahan secara acak,
dimana bahan yang satu menyebar ke bahan yang lainnya dan sebaliknya, sedang
bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih.
Aplikasi tersebut bisa dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk. Hal ini
dikarenakan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan proses ini dalam aplikasi
nyata bisa dipelajari dengan seksama dalam alat ini. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pengadukan dan pencampuran diantaranya ialah
perbandingan antara geometri tangki dengan geometri pengaduk, bentuk dan
jumlah pengaduk, posisi sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk,
penggunaan sekat dalam tangki dan juga properti fisik fluida yang diaduk yaitu
densitas dan viskositas.
1. Tahapan-Tahapan dalam Proses Pencampuran
Proses pencampuran dalam fasa cair dilandasi oleh mekanisme
perpindahan momentum di dalam aliran turbulen. Pada aliran turbulen,
pencampuran terjadi pada tiga skala yang berbeda, yaitu Pencampuran sebagai
akibat aliran cairan secara keseluruhan (bulk flow) yang disebut mekanisme
konvektif. Pencampuran karena adanya gumpalan-gumpalan fluida yang terbentuk
dan tercampakkan di dalam medan aliran yang dikenal sebagai eddies, sehingga
mekanisme pencampuran ini disebut eddy diffusion. Pencampuran karena gerak
molekular yang merupakan mekanisme pencampuran difusi. Ketiga mekanisme
terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan adalah eddy
diffusion. Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam keadaan turbulen
dengan pencampuran dalam medan aliran laminer. Sifat fisik fluida yang
berpengaruh pada proses pengadukan adalah densitas dan viskositas.
1.1. Dimensi dan Geometri Tangki
Kapasitas tangki yang dibutuhkan untuk menampung fluida menjadi salah
satu pertimbangan dasar dalam perancangan dimensi tangki. Fluida dengan
kapasitas tertentu ditempatkan pada sebuah wadah dengan besarnya diamater
tangki sama dengan ketinggian fluida. Rancangan ini ditujukan untuk
mengoptimalkan kemampuan pengaduk untuk menggerakkan dan membuat pola
aliran fluida yang melingkupi seluruh bagian fluida dalam tangki.

1
V = πD2 t
4 (1)
Keterangan:
V =Volume Tangki
D =Diameter Tangki
t = Tinggi Tangki

Persamaan 1 merupakan rumus dari volum sebuah tangki silinder. salah


satu pertimbangan awal untuk merancang alat ini adalah mencari nilai dari
diameter yang sama dengan ketinggian tangki untuk kapasitas fluida yang
diinginkan dalam pengadukan dan pencampuran. Diameter tangki ditentukan
dengan persamaan 2. Tangki dengan diamater yang lebih kecil dibandingkan
ketinggiannya memiliki kecendrungan menambah jumlah pengaduk yang
digunakan.

4V
D=

3
π
(2)
Keterangan:
D =Diamter Tangki
V =Volume Tangki

Geometri dari tangki dirancang untuk menghindari terjadinya dead zone yaitu
daerah dimana fluida tidak bisa digerakkan oleh aliran pengaduk. Geometri
dimana terjadinya dead zone biasanya berbentuk sudut ataupun lipatan dari
dinding-dindingnya. Rancangan dasar dimensi dari sebuah tangki berpengaduk
dengan perbandingan terhadap komponen yang menyusunnya ditunjukkan pada
gambar

Gambar 1. Dimensi Tangki Berpengaduk


(Sumber: )

Pada umumnya proses pengadukan dan pencampuran dilakukan dengan


menempatkan pengaduk pada pusat diameter tangki (center). Posisi ini memiliki
pola aliran yang khas. Pada tangki tidak bersekat dengan pengaduk yang berputar
di tengah, energi sentrifugal yang bekerja pada fluida meningkatkan ketinggian
fluida pada dinding dan memperendah ketinggian fluida pada pusat putaran. Pola
ini biasa disebut dengan pusaran (vortex) dengan pusat pada sumbu pengaduk.
Pusaran ini akan menjadi semakin besar seiring dengan peningkatan
kecepatan putaran yang juga meningkatkan turbulensi dari fluida yang diaduk.
Pada sebuah proses dispersi gas cair, terbentuknya pusaran tidak diinginkan. Hal
ini disebabkan pusaran tersebut bisa menghasilkan dispersi udara yang
menghambat dispersi gas ke cairan dan sebaliknya. Salah satu upaya untuk
menghilangkan pusaran ini adalah dengan merubah posisi sumbu pengaduk.
Posisi tersebut berupa posisi sumbu pengaduk tetap tegak lurus namun berjarak
dekat dengan dinding tangki (off center) dan posisi sumbu berada pada arah
diagonal (incline).

Gambar 2. Posisi Dari Sebuah Pengaduk yang Menghasilkan Vortex


(Sumber:)

Sekat (baffle) adalah lembaran vertikal datar yang ditempelkan pada


dinding tangki. Tujuan utama menggunakan sekat dalam tangki adalah memecah
terjadinya pusaran saat terjadinya pengadukan dan pencampuran. Oleh karena itu,
posisi sumbu pengaduk pada tangki bersekat berada di tengah. Namun, pada
umumnya pemakaian sekat akan menambah beban pengadukan yang berakibat
pada bertambahnya kebutuhan daya pengadukan. Sekat pada tangki juga
membentuk distribusi konsentrasi yang lebih baik di dalam tangki, karena pola
aliran yang terjadi terpecah menjadi empat bagian. Penggunaan ukuran sekat yang
lebih besar mampu menghasilkan pencampuran yang lebih baik.
Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam
menghasilkan proses pengadukan dan pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis
baling-baling (propeller) dengan aliran aksial dan pengaduk jenis turbin dengan
aliran radial menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan pencampuran.
1.2. Jenis-Jenis Pengaduk

Motor
Motor atau motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis
yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini
digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower,
menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dan lain sebagainya. Motor
listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan atau kipas angin) dan di
industri. Motor listrik dalam dunia industri seringkali disebut dengan istilah
“kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan
sekitar 70% beban listrik total di industri.
Prinsip kerja motor listrik pada dasarnya sama untuk semua jenis motor
secara umum : Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya ika kawat
yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua
sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada
arah yang berlawanan. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk
memutar kumparan. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk
memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan
oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

Gambar 1. Prinsip Kerja Motor Listrik


Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang
dimaksud dengan beban motor listrik. Beban mengacu kepada keluaran tenaga
putar/ torque sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat
dikategorikan kedalam tiga kelompok (BEE India, 2004) : Beban torque
konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi dengan
kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan
torque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi
dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa
sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai kwadrat kecepatan). Beban dengan
energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah dan
berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan
adalah peralatan-peralatan mesin.

Motor Listrik Arus Bolak-Balik AC

Motor listrik arus bolak-balik adalah jenis motor listrik yang beroperasi dengan
sumber tegangan arus listrik bolak balik (AC, Alternating Current).  Motor listrik
arus bolak-balik AC ini dapat dibedakan lagi berdasarkan sumber dayanya sebagai
berikut.

Motor sinkron, adalah motor AC bekerja pada kecepatan tetap pada sistim
frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan
daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron
cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara,
perubahan frekwensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk
memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang
menggunakan banyak listrik.

Motor induksi, merupakan motor listrik AC yang bekerja berdasarkan induksi


meda magnet antara rotor dan stator. Motor induksi dapat diklasifikasikan
menjadi dua kelompok utama sebagai berikut :

 Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator,
beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang
tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh
ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam
peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci dan pengering
pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.

 Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh
pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan
daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor
(walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri.
Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini,
sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan
grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

Motor Listrik Arus Searah DC

Motor listrik arus searah adalah jenis motor listrik yang beroperasi dengan sumber
tegangan arus listrik searah (DC, Direct Current).  Motor listrik arus searah DC ini
dapat dibedakan lagi berdasarkan sumber dayanya sebagai berikut.

Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited. Adalah jenis motor DC


yang sumber arus medan disupply dari sumber terpisah, sehingga motor listrik DC
ini disebut motor DC sumber daya terpisah (separately excited).

Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited. Adalah jenis motor DC yang


sumber arus medan disupply dari sumberyang sama dengan kumparan motor
listrik, sehingga motor listrik DC ini disebut motor DC sumber dayasendiri  (self
excited).

Motor DC sumber daya sendiri / self exited ini dibedakan lagi menjadi 3 jenis
berdasarkan konfigurasi supply medan dengan kumparan motornya sebagai
berikut.

 Motor DC shunt, Pada motor DC shunt gulungan medan (medan shunt)


disambungkan secara paralel dengan gulungan motor listrik. Oleh karena
itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus
dinamo.

 Motor DC Seri, Pada motor DC seri, gulungan medan (medan shunt)


dihubungkan secara seri dengan gulungan kumparan motor  (A). Oleh
karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.

 Motor DC Kompon/Gabungan, Motor Kompon DC merupakan


gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan medan
(medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan
motor listrik. Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal
yang bagus dan kecepatan yang stabil.

Anda mungkin juga menyukai