(Riska Maisarah) (170102040) (082361164252)
(Riska Maisarah) (170102040) (082361164252)
SKRIPSI
Diajukan Oleh:
RISKA MAISARAH
Mahasiswi Fakultas Syari’ah dan Hukum
Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah
NIM: 170102040
1
Hafizhatun Nadia, “Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tugas
Kebersihan di Rumah Sakit”, Falatehan Health Journal, Vol.5 No. 3, 2018, hlm. 108.
1
2
2
Oktaviana Zahratul Putri, “Analisis Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pada Petugas Kesehatan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Akademik Ugm”, Jurnal
Kesehatan, Vol. 10, No. 1. Juni 2017, hlm. 2.
3
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009, Tentang Rumah Sakit.
4
Hafizhatun Nadia, “Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tugas
Kebersihan di Rumah Sakit”, Falatehan Health Journal, Vol.5, No. 3, 2018, hlm. 108.
3
yaitu berupa ganti rugi. Ganti rugi yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit
apabila terjadi kecelakaan terhadap para tenaga medis yang terlibat dalam proses
bekerja yaitu risiko yang berupa asuransi. Islam pada dasarnya tidak melarang
gagasan pertanggungan risiko. Agar mendapatkan solusi atas berbagai macam
faktor yang menyertai praktik asuransi yang tidak sejalan dengan syari’at Islam,
maka diutamakan bentuk asuransi yang bersifat saling menanggung, saling
menjamin, dan saling menolong di antara tertanggung yang bernilai kebaikan
yaitu asuransi dengan konsep akad Kafalah.8
Menurut jumhur ulama, sah hukumnya memberikan tanggungan atas
jiwa seseorang yang memiliki tanggungan hak, seperti memberikan
pertanggungan risiko terhadap suatu pekerjaan yang memiliki tingkat risiko
yang tinggi. Dalam fiqh muamalah, pertanggungan risiko merupakan salah satu
bentuk kegiatan muamalah yang terdapat dalam akad Kafalah yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan memberikan kenyamanan serta
keamanan bagi orang maupun objek yang tertanggung seperti pertanggungan
dan penjamin untuk barang-barang tertentu. Akad Kafalah dibagi para ulama
fiqh kepada dua macam, yaitu Kafalah terhadap harta dan Kafalah terhadap
jiwa.
Para ulama yang berpendapat mengenai akad Kafalah, seperti ulama
Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah menjelaskan bahwa akad Kafalah yaitu
praktek yang menggabungkan tanggungan dhamin (pihak yang menjamin)
kepada tanggungan al-madhmun ‘anhu (pihak yang dijamin) di dalam kewajiban
menunaikan hak, kewajiban yang dimaksud yaitu menunaikan hutang. Kafalah
berupa suatu jaminan yang diberikan oleh pemberi jaminan (penanggung)
kepada pihak lainnya untuk memenuhi kewajiban pihak yang ditanggung. 9
Apabila dihubungkan dengan teknis pertanggungan risiko, dapat dikatakan
bahwa pihak Rumah Sakit dalam hal ini memberikan jaminan kepada
8
Mugiyati, “Kajian Hukum Islam Terhadap Aplikasi Kafalah Pada Asuransi Takaful”,
Al-Qanun, Vol. 17, No. 1, Juni 2014, hlm.62.
9
Ismail, “Perbankan Syariah”, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm.201.
5
10
Rachmadi Usman, “Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia,
Implementasi dan Aspek Hukum”,(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-1, 2009),
hlm.286.
11
Sayyid Sabiq, “Fiqh Sunnah 5”, (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009), hlm.386.
6
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa terkait dengan hal
ini, yaitu Fatwa DSN No.11/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Kafalah.12.
Jauh sebelum Islam berkembang, akad Kafalah telah terjadi pada masa
Nabi, yang tujuannya untuk memudahkan masyarakat dalam mempertahankan
kehidupannya. Berdasarkan Al-Qur’an surat Yusuf ayat (78), Imam Syafi’i
menegaskan sebuah hukum tentang jaminan terhadap hak seseorang baik yang
berhubungan dengan jasa, hutang, jual beli, dan kriminal. Dalam ayat ini
dijelaskan mengenai akad jaminan terhadap hak seseorang baik yang berkaitan
dengan hutang, barang, dan tenaga adalah sah. Ulama Syafi’iiyah menegaskan
bahwa ayat tersebut membolehkan seseorang untuk melaksanakan akad Kafalah.
Menurut Wahbah Zuhayli, Kafalah yang berkembang saat ini banyak
yang didasari dengan adanya ujrah atas perbuatan jasa kafil, karena sulit
menemukan orang yang secara suka rela menjadi penjamin orang lain. Apabila
seorang kafil memintabayaran atas jasa kafil yang dilakukannya, sementara
sulituntuk menemukan orang yang mau bertabarru’ secara suka rela.
Dalam konsep Kafalah, setiap pekerjaan yang memiliki risiko
diperlukannya pertanggungan yang diberikan kepada kafil kompensasinya harus
jelas, sesuai, dan transparan, serta sepadan dengan pekerjaan yang dilakukan
oleh qabil, semua hal yang terkait dengan kafalah harus jelas karena sesuatu hal
yang tidak jelas adalah fasad. Untuk menghindari agar tidak terjadinya
perselisihan maka hal-hal yang ada dalam cakupan risiko harus dinyatakan
secara jelas yang meliputi bentuk dan mekanisme pertanggungan, serta
kompensasi.
Dalam sistem pertanggungan risiko yang di berikan oleh pihak Rumah
Sakit kepada setiap tenaga kerja yang memiliki tanggung jawab di Rumah Sakit,
mereka akan mendapatkan pertanggungan risiko dalam bentuk BPJS
Ketenagakerjaan secara langsung dari pihak Rumah Sakit, baik itu staf bagian
12
Desycha Yusianti, “Penggunaan Akad Kafalah Bi Al-Ujrah Pada Pembiayaan Take
Over Perspektif Hukum Islam”, Maliyah, Vol. 07, No. 01, Juni 2017, hlm. 107.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, maka
rumusan masalah yang ingin diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah identifikasi risiko yang dilakukan oleh pihak manajemen
RSUD dr. Zainoel Abidin terhadap pekerjaan masing-masing para
medis?
2. Bagaimanakah bentuk pertanggungan risiko yang diberikan RSUD dr.
Zainoel Abidin terhadap para medis?
3. Bagaimanakan tinjauan akad Kafalah terhadap bentuk pertanggungan
yang diberikan oleh RSUD dr. Zainoel Abidin terhadap para medis?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada pembatasan dan perumusan masalah diatas, maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang identifikasi risiko yang dilakukan oleh pihak
manajemen RSUD dr. Zainoel Abidin terhadap pekerjaan masing-
masing.
2. Untuk mengkaji tentang bentuk pertanggungan risiko yang diberikan
oleh RSUD dr. Zainoel Abidin terhadap para medis.
9
D. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman pembaca dan untuk memudahkan
dalam memahami istilah-istilah yang terdapat dalam penulisan karya ilmiah ini,
maka penulis perlu menjelaskan definsi-definisi yang terkandung dalam
penjelasan karya ilmiah ini. Adapun define yang perlu dijelaskan yaitu :
1. Pertanggungan Risiko
Pertanggungan adalah merupakan tanggungan/jaminan dengan kata lain
yaitu beban yang menjadi tanggung jawab.13 Risiko adalah sesuatu yang
memang terjadi atau dapat diperkirakan terjadi sebagai akibat suatu kegiatan
atau aktivitas tertentu, yang berpotensi menimbulkan kerugian. Risiko adalah
tahapan-tahapan sebuah perusahaan memastikan bahwa risiko yang dihadapinya
adalah sesuai dengan risiko yang diinginkan, dibutuhkan, atau direncanakan
supaya terjadi.14
Pertanggungan risiko merupakan tanggungjawab perusahaan terhadap
pelanggan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan yang
membuat objek sewa rusak.15 Pemahaman pertanggungan risiko yang dimaksud
disini yaitu bagaimana tanggungjawab yang diberikan pihak rumah sakit
Pertamedika kepada tenaga medis yang mengalami kecelakaan dalam proses
bekerja.
13
Hasan Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, edisi III),
hlm. 1138.
14
Maylisa, “Pertanggungan Risiko Terhadap Sejumlah Minyak yang Susut Dalam
Masa Pengangkutan”, Pelita, Vol. 1 No. 1, Juni 2018, hlm.35.
15
Badri Hasan, “Pertanggungan Risiko Pada Rental IMG Banda Aceh Pihak Rent Car
dengan Penyewaan dalam Perspektif Akad Ijarah Bi Al-Manfaah”, Jurista, Vol, 7 No. 1, Juni
2018, hlm. 17.
10
2. Para Medis
Para medis adalah tenaga yang mempunyai keahlian dalam membantu
tugas pelayanan kesehatan dan perawatan orang sakit. Para medis bertugas
mempersiapkan perawatan gawat darurat segera, krisis intervensi, stabilisasi
penyelamatan hidup, dan mengangkut, pasien yang sakit atau terluka ke fasilitas
perawatan gawat darurat dan bedah rumah sakit dan pusat trauma bila
memungkinkan.16
3. Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah institusi kesehatan professional yang pelayanannya
diselenggarakan oleh dokter, perawat, tenaga ahli lainnya. Menurut kamus besar
Indonesia, yang dimaksud dengan rumah sakit adalah rumah tempat merawat
orang sakit, menyediakan, dan memberikan pelayanan kesehatan meliputi
berbagai masalah kesehatan.17
Rumah Sakit (RS) adalah suatu badan usaha yang menyediakan
pemondokan dan yang memberikan jasa pelayanan medis jangka pendek dan
jangka panjang yang terdiri atas tindakan observasi, diagnostic, terapetik, dan
rehabilitative untuk orang-orang yang menderita sakit, terluka dan untuk mereka
yang melahirkan (WHO). Rumah Sakit juga merupakan sarana upaya kesehatan
yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan
untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian (Permekes No. 159b/1988).18
4. Akad Kafalah
Menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) Kafalah adalah jaminan yang
diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi
kewajiban pihak kedua atau pihak yang ditanggung (makful’anhu, ashil).19
16
Puja Laksana, “Ensiklopedia Profesi Seri Paramedis”, (Semarang: Alprin), 2019
hlm.1.
17
Depdikbud, “Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua”, (Jakarta: Balai Pustaka,
1995), hlm. 851.
18
Soekidjo Notoatmodjo, “Etika dan Hukum Kesehatan”, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hlm.154.
19
Fatwa DSN No. 11/DSN-MUI/IV/2000.
11
E. Kajian Pustaka
Penulisan kajian pustaka bertujuan untuk menghindari plagiat dalam
penelitian ini, melalui judul yang penulis ajukan, maka kajian pustaka yang
menjadi bahan komparasi yaitu tentang pertanggungan risiko bagi para medis
berdasarkan akad Kafalah, maka penulis akan meneliti lebih lanjut bagaimana
bentuk pertanggungan risiko bagi para medis di RSUD dr. Zainoel Abidin.
Dalam penelitian ini penulis akan meneliti berdasarkan perspektif akad
Kafalah terhadap pertanggungan risiko bagi para medis di RSUD dr. Zainoel
Abidin. Tema permasalahan mengenai pertanggungan risiko sudah banyak
diteliti, akan tetapi setiap penelitian memiliki pembahasan yang berbeda-beda.
Adapun penelitian lain yang terkait dengan penelitian ini antara lain:
Pertama, “Analisis Pertanggungan Risiko Pada Akad Mudharabah”
yang diteliti oleh Heri Syahputra pada tahun 2018.22 Skripsi di tulis dengan
rumusan masalah, bagaimana pihak mudharib dan shahibul mal mengendalikan
risiko pada usaha kerjasama angkutan umum antar kota dan bagaimana analisis
20
Luky Nugroho, “Kartu Kredit Syariah”, (Jakarta Selatan: Rumah Fiqh Publishing,
2018), hlm. 15.
21
Sutan Remy Sjahdeini, “Perbankan Syariah: Produk-Produk dan Aspek-Aspek
Hukumnya”, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 378.
22
Heri Syahputra, “Analisis Pertanggungan Risiko Pada Akad Mudarabah (Studi
Kasus Pada Angkutan Umum PT. Mentari Tour Utama)”, Skripsi,Banda Aceh, Uin Ar-Raniry,
2018.
12
23
Radhiana, “Sistem Jaminan PT. Takaful Banda Aceh Terhadap Pekerja Kontraksi
Jalan Dalam Perspektif Akad Kafalah”, Skripsi, Banda Aceh, Uin Ar-raniry, 2018.
13
kerugiaan perusahaan tersebut, namun tidak semua hal karena hanya mengenai
hal-hal yang telah menjadi kesepakatan diawal sebelum proyek dilakukan.
Kemudian berdasarkan perspektif hukum islam, penelitian ini bertumpu pada
konsep tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa.
Hal yang membedakan penelitian Radhiana dengan penulis adalah objek
penelitiannya, Radhiana meneliti mengenai sistem jaminan oleh PT.Takaful
terhadap pekerja kontraksi jalan, sedangkan penulis meneliti pertanggungan
risiko terhadap para tenaga medis di RSUD dr. Zainoel Abidin.
Ketiga,“Sistem Pertanggungan Pada Penjaminan Bancassurance Oleh
Asuransi Askrida Syariah Menurut Konsep Kafalah”, yang diteliti oleh Nuraida
Zahara, pada tahun 2018.24 Skripsi ini ditulis dengan rumusan masalah
bagaimana bentuk pertanggungan antara nasabah dan bank dengan keterlibatan
asuransi Askrida Syariah sebagai penanggung dalam perjanjiaan Bancassurance
dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap sistem pertanggungan yang
dilakukan oleh Asuransi Askrida Syariah terhadap Bank Aceh Syariah dengan
jaminan Bancassurance. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertanggungan
yang diterapkan oleh Asuransi Askrida Syariah terhadap Bank Aceh Syariah
dengan konsep Kafalah yang sebenarnya, dimana Asuransi telah melunasi dana
pokok sepenuhnya tetapi tidak melunasi imbalan jasa sesuai dengan jumlah
minimal yang yang telah ditetapkan oleh pihak Bank. Ditinjau berdasarkan
konsep Kafalah Asuransi sebenarnya wajib menunaikan segala sesuatu yang
menjadi tanggung jawab nasabah terhadap Bank termasuk imbalan jasa
termasuk ketetapannya.
Perbedaan penelitian Nuraida Zahara dengan penulis yaitu dari segi
bentuk pertanggungan. Pada penelitian Nuraida Zahara meneliti tentang bentuk
sistem pertanggungan antara nasabah dengan Bank sedangkan penulis meneliti
24
Nuraiza Zhara, “Sistem Pertanggungan Pada Penjaminan Bancassurance Oleh
Asuransi Askrida Syariah Menurut Konsep Kafalah”, Skripsi, Banda Aceh, UIN Ar-Raniry,
2018.
14
tentang bentuk peranggungan risiko yang diberikan Rumah Sakit terhadap para
medis.
Keempat, “Pertanggungan Risiko Sopir Mobil Rental Terhadap
Kecelakaan Lalu Lintas dalam Perspektif Akad Ijarah bi Al-‘Amal (Suatu
penelitian pada CV. Deza Rent Car di Ie Masen Kaye Adang)” ditulis oleh Said
Fahmi 2019.25 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk
perjanjian kerja yang disepakati oleh pihak sopir dengan manajemen CV. Deza
Rent Car, bagaimana konsekuensi yang ditanggung oleh pihak sopir ketika
terjadi keceakaan dalam masa perjanjian kerja dengan pihak CV. Deza Rent Car,
dan untuk mengetahui bagaimana pertanggungan risiko sopir mobil rental
terhadap mobil rental yang sudah rusak jika terjadinya kecelakaan lalu lintas
berdasarkan akad Ijarah bi Al-‘Amal. Hasil analisis dari skripsi yang ditulis
olehSaid Fahmi, Bentuk perjanjian disepakati melalui diktum perjanjian kontrak
kerja CV. Deza Rent Car yang dijalankan oleh sopir mobil rental, dimana pihak
sopir harus menerima semua isi diktum perjanjian kontrak kerja tersebut. Pihak
sopir berdasarkan pasal 10 ayat (3) diharuskan tanggung jawab risiko terhadap
mobil apabila terjadi kecelakaan yang menyebabkan mobil tidak beroperasi
karena masuk bengkel. Kemudian berdasarkan konsep akad Ijarah bi Al-‘Amal,
keempat ulamasepakat bahwa penyewaan khusus apabila objek itu rusak
ditangannya, bukan karena kesengajaan atau kelalaian maka ia tidak boleh
dituntut ganti rugi. Apabila kerusakan terjadi atas kesengajaan / kelalaian maka
wajib membayar ganti rugi.
Hal yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh Said Fahmi
dengan penulis terletak dari segi objek dan akad yang dipergunakan. Objek
penelitian Said Fahmi adalah pertanggungan risiko bagi sopir mobil rental dan
akad yang digunakan adalah Ijarah bi Al-‘Amal, sedangkan penelitian penulis
25
Said Fahmi, “Pertanggungan Risiko Sopir Mobil Rental Terhadap Kecelakaan Lalu
Lintas dalam Perspektif Akad Ijarah bi Al-‘Amal (Suatu penelitian pada CV. Deza Rent Car di
Ie Masen Kaye Adang)”, Skripsi, Banda Aceh, UIN Ar-Raniry, 2019.
15
26
Muhammad Aqil Azizi, “Perlindungan Pekerja Bagian Pelayanan Teknik Pada PT.
PLN (Persero) Kota Banda Aceh dalam Perspektif Akad Kafalah (Studi Kasus Pada Kantor
Operasional PLN Merduati di PT. PLN Persero dalam Pemeliharaan Jaringan Listrik)”, Banda
Aceh, UINAr-Raniry, 2020.
16
F. Metode Penelitian
Setiap penulisan karya ilmiah memerlukan data-data yang lengkap dan
objektif dan mempunyai metode serta cara-cara tertentu sesuai dengan
permasalahan yang akan dibahas. Karena dalam penyusunan karya ilmiah,
metode maupun teknik yang digunakan sangat menentukan demi mencapai
tujuan secara efektif. Kemudian metode yang digunakan dapat mempengaruhi
kulitas mutu dan kualitas tertentu. Penelitian karya ilmiah ini menggunakan
metode penelitian deskriptif analisis yaitu suatu penelitian terhadap fakta yang
ada kemudian melaporkannya seperti hal yang terjadi.27
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan lapangan,, yaitu
penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data serta informasi yang
bersumber langsung dari narasumber lapangan yang digali secara intens
atau informasi yang telah dikumpulkan berdasarkan latar belakang
masalah suatu peristiwa maupun pemahaman dari keadaan narasumber
yang sedang terjadi. Data ini adalah data yang berkaitan dengan
pertanggungan risiko terhadap para medis.
2. Jenis Penelitian
Metode penulisan yang digunakan adalah metode pendekatan
kualitatif yang bersifat deskriptif analisis yang mana tujuannya untuk
memahami suatu fenomena yang sedang terjadi dan diamati oleh peneliti.
Untuk mendapatkan data yang objektif, peneliti akan melakukan observasi
dilapangan untuk mencari objek penelitian serta memanfaatkan teori yang
ada sebagai bahan pendukung sehingga menghasilkan suatu teori dalam
penelitian ini. Dalam hal ini penulis akan mendeskripsikan pertanggungan
27
Marzuki Abubakar, Metodelogi Penelitian, (Banda Aceh, 2013), hlm. 9.
17
risiko atas keselamatan kerja tenaga medis pada RSUD dr. Zainoel Abidin
dalam perspektif akad Kafalah.
3. Sumber Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan
dalam memperoleh keterangan, informasi, atau bukti-bukti yang
diperlukan pada penelitian. Pengumpulan data termasuk langkah yang
sangat penting pada saat melakukan penelitian ilmiah, karena pada
umumnya data yang telah dikumpulkan akan digunakan sebagai referensi
pada penelitian. Metode pengumpulan data yang berhubungan dengan
objek kajian, penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library
research) dan penelitian lapangan (field research).
a. Penelitian kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti sebagai dasar teori dalam mengumpulkan data dari pustaka.
Penelitian kepustakaan penulis lakukan dengan cara mempelajari,
membaca serta mengkaji buku yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti, text tentang teori akad kafalah, artikel, jurnal, dan
berbagai literatur terkait lainnya, serta hasil penelitian pada kajian
sebelumnya dan tulisan lain untuk memperoleh konsep teori dan
ketentuan yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Penelitian lapangan (field research)
Penelitian lapangan merupakan penelitian yang dilakukan
dilokasi objek penelitian untuk mendapatkan data primer. Penelitian
lapangan ini dilakukan pada lokasi RSUD dr. Zainoel Abidin yang
diperoleh secara langsung dari pihak tenaga medis yang bertugas di
Rumah Sakit. Data yang dibutuhkan berupa bentuk pertanggungan
yang diberikan pihak Rumah Sakit dan klaim yang diterima pada saat
terjadinya kecelakaan kerja.
4. Teknik Pengumpulan Data
18
32
Suharsimi, “Prosedur Penelitian”, (Jakarta: Rineka Cipta,1998), hlm. 145.
20
7. Pedoman Penulisan
Adapun referensi yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini
antara lain sebagai berikut:
a. Buku pedoman penulisan skripsi fakultas syariah dan hukum UIN
Ar-Raniry Edisi Revisi 2019.
b. Al-Quran dan terjemahan.
c. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
d. Buku-buku kaidah fiqh.
e. Buku-buku hadis.
G. Sistematika Pembahasam
Sistematika pembahasan merupakan suatu cara yang digunakan penulis
untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari pembahasan pada
penelitian ini. Pembahasan pada penelitian ini disusun dalam empat bab dan
pada setiap bab terdiri dari beberapa sub bab, secara sistematika pembahasan
tersebut adalah sebagai berikut:
Bab satu, sebagai bab pendahuluan, memuat tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penjelasan istilah, kajian pustaka,
metodelogi penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab dua, merupakan pembahasan mengenai konsep akad kafalah dan
pertanggungan risiko dalam fiqh muamalah, dengan komposisi subbabnya
sebagai berikut: pengertian dan dasar hukum kafalah, rukun dan syarat kafalah,
pendapat ulama terhadap pertanggungan risiko dalam perspektif akad kafalah,
tingkat pertanggungan risiko dalam akad kafalah.
Bab tiga, penulis membahas tentang hasil penelitian mengenai
pertanggungan risiko bagi para medis dalam perspektif akad kafalah yaitu:
meliputi gambaran umum RSUD dr. Zainoel Abidin dan para medis, identifikasi
risiko yang dilakukan oleh pihak manajemen RSUD dr. Zainoel Abidin terhadap
pekerjaan masing-masing para medis, bentuk pertanggungan risiko yang
21
diberikan oleh RSUD dr. Zainoel Abidin terhadap para medis, tinjauan akad
kafalah terhadap sistem pertanggungan yang diberikan oleh RSUD dr. Zainoel
Abidin terhadap para medis.
Bab empat, merupakan penutup dari keseluruhan pembahasan penelitian
yang berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah dipaparkan, serta saran yang
menyangkut dengan penelitian dan penyusunan karya ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Media Cetak
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua, Jakarta: Balai Pustaka,
1995.
Hasan Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, edisi
III.
Herma Darmawi, Manajemen Risiko, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hlm.1.
Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: Kencana, 2011.
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia,
1991.
Luky Nugroho, Kartu Kredit Syariah, Jakarta Selatan: Rumah Fiqh Publishing,
2018.
Marzuki Abubakar, Metodelogi Penelitian, (Banda Aceh, 2013), hlm. 9.
Marzuki, Metodelogi Riset, Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi
UII, 1983.
Muhammad Teguh, Metodelogi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2005.
Puja Laksana, Ensiklopedia Profesi Seri Paramedis, Semarang: Alprin, 2019.
Rachmadi Usman, Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia,
Implementasi dan Aspek Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan
ke-1, 2009.
Ruslan dan Rosady, Metode Penelitian : Public Relation & Komunikasi, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2008.
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah 5, Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009,
hlm.386.
Soekidjo Notoatmodjo, Etika dan Hukum Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta,
2010.
Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta,1998.
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah: Produk-Produk dan Aspek-Aspek
Hukumnya, Jakarta: Kencana, 2014.
23
Peraturan Pemerintah
24