Anda di halaman 1dari 27

PERTANGGUNGAN RISIKO PEKERJAAN BAGI PARA MEDIS

DI RUMAH SAKIT RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN


DALAM PERSPEKTIF AKAD KAFALAH

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

RISKA MAISARAH
Mahasiswi Fakultas Syari’ah dan Hukum
Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah
NIM: 170102040

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
2021 M/1442 H
DAFTAR ISI
LEMBARAN JUDUL
PENGESAHAN PEMBIMBING
PENGESAHAN SIDANG
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
ABSTRAK......................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................
PEDOMAN TRANSLITERASI...................................................................
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................
DAFTAR TABEL..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB SATU PENDAHULUAN...................................................................1
A.Latar Belakang Masalah......................................................1
B.Rumusan Masalah................................................................8
C.Tujuan Penelitian.................................................................8
D.Penjelasan Istilah.................................................................9
E.Kajian Pustaka......................................................................11
F.Metode Penelitian.................................................................16
1. Pendekatan penelitian................................................16
2. Jenis penelitian..........................................................16
3. Sumber data...............................................................17
4. Teknik pengumpulan data.........................................18
5. Objektivitas dan validitas data...................................19
6. Teknik analisis data...................................................19
7. Pedoman penulisan....................................................20
G. Sistematika Pembahasan...................................................20
BAB DUA KONSEP AKAD KAFALAH DAN PERTANGGUNGAN
RISIKO MENURUT FIQH MUAMALAH..........................
A. Pengertian dan Dasar Hukum Akad Kafalah.....................
B. Rukun dan Syarat Kafalah.................................................
C. Pertanggungan Risiko Terhadap Keselamatan Kerja.........
D. Pendapat Ulama Terhadap Pertanggungan Risiko dalam
Perspektif Akad Kafalah....................................................
E. Tingkat Pertanggungan Risiko dalam Akad Kafalah........
BAB TIGA PERTANGGUNGAN RISIKO PEKERJAAN BAGI PARA
MEDIS DI RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN DALAM
PERSPEKTIF AKAD KALAH
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................................
B. Identifikasi Risiko yang Dilakukan oleh Pihak
Manajemen RSUD dr. Zainoel Abidin Terhadap Masing-
Masing Para Medis.............................................................
C. Bentuk Pertanggungan Risiko yang Diberikan oleh
RSUD dr. Zainoel Abidin Terhadap Para Medis...............
D. Tinjauan Akad Kafalah Terhadap Bentuk Pertanggungan
yang Diberikan oleh RSUD dr. Zainoel Abidin Terhadap
Para Medis..........................................................................

BAB EMPAT PENUTUP.............................................................................


A. Kesimpulan.......................................................................
B. Saran.................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB SATU
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keselamatan dan kesehatan kerja termasuk salah satu indikator penting


yang harus dimiliki oleh semua sektor formal maupun informal perusahaan.
Terutama bagi perusahaan yang memiliki risiko tinggi atau tingkat bahaya yang
tinggi dan dapat menimbulkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Dari
tingkat manager hingga karyawan biasa, semua aspek yang terlibat dalam proses
kerja harus mengikuti prinsip keselamatan dan kesehatan kerja. Ini bertujuan
untuk melindungi keselamatan pekerja untuk meningkatkan efisiensi produk
nasional, dan untuk memastikan bahwa semua pekerja di tempat kerja
menggunakan dan memelihara sumber daya produksi dengan aman dan efektif.
Berdasarkan Undang-Undang No.1 Tahun 1970, setiap pekerja berhak atas
keselamatan kesejahteraan kerja dan untuk meningkatkan prduksi dan
produtivitas nasional.1
Rumah Sakit merupakan salah satu tempat kerja yang berbahaya, karena
rumah sakit dapat mengalami kecelakaan kerja, yang mungkin menggunakan
peralatan medis, dan juga dapat menyebabkan tenaga medis, karyawan, pasien
bahkan pengunjung tertular penyakit menular. Risiko lainnya berasal dari bahan
kimia lainnya yang berpotensi membahayakan semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan rumah sakit, oleh karena itu pengelola rumah sakit harus memberikan
perhatian khusus terhadap keselamatan dan kesehatan pasien. Sebagaimana
tercantum dalam Pasal 17 Peraturan Menteri kesehatan tersebut tidak

1
Hafizhatun Nadia, “Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tugas
Kebersihan di Rumah Sakit”, Falatehan Health Journal, Vol.5 No. 3, 2018, hlm. 108.
1
2

diperkenankan untuk mendirikan, mencabut atau tidak memperbaharui izin


penyelenggaraan Rumah Sakit.2
Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
menjelaskan bahwa rumah sakit termasukinstitusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.3 Karena
rumah sakit merupakan institusi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan,
dan termasuk salah satu kategori tempat kerja. Pasal 23 UU No. 23 Tahun 1992
tentang kesehatan mengatur bahwa setiap tempat kerja memiliki kewajiban
menyelenggarakan kesehatan kerja. Sesuai dengan isi pasal ini, Rumah Sakit
sebagai salah satu tempat kerja wajib menyediakan kesehatan kerja bagi
karyawan agar terhindar dari kecelakaan dan bahaya keselamatan.
Di rumah Sakit terdapat beberapa karyawan diantaranya tenaga medis
dan tenaga non medis. Tenaga medis terdiri dari perawat, dokter/ahli spesialis,
dan bidan. Sedangkan, tenaga non medis seperti petugas keamanan, petugas
cleaningservice, dan petugas penyiapan makanan atau gizi. Dilihat dari jenis
pekerjaan yang ada di Rumah Sakit, dapat dikatakan bahwa tenaga medis adalah
karyawan yang rawan terjangkit penyakit karena pekerjaannya, akibat tenaga
medis sering berinteraksi dengan pasien yang sakit. 4 Oleh karena itu, akan
mendatangkan bahaya dengan tingkat risiko yang tinggi untuk tertular dari
berbagai penyakit. Dengan kondisi tersebut, tentunya rumah sakit tidak terlepas
dari risiko terjadinya kesalahan dan kecelakaan terhadap tenaga medis dalam
proses bekerja. Untuk memastikan keselamatan tenaga medis dan mencegah

2
Oktaviana Zahratul Putri, “Analisis Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pada Petugas Kesehatan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Akademik Ugm”, Jurnal
Kesehatan, Vol. 10, No. 1. Juni 2017, hlm. 2.
3
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009, Tentang Rumah Sakit.
4
Hafizhatun Nadia, “Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tugas
Kebersihan di Rumah Sakit”, Falatehan Health Journal, Vol.5, No. 3, 2018, hlm. 108.
3

terjadinya kecelakaan, Rumah Sakit perlu menerapkan tindakan pencegahan


risiko bagi tenaga medis.5
Risiko yang terjadi di Rumah Sakit dinamakan dengan pure risk, karena
merupakan risiko yang selalu menyebabkan kerugian. Di Rumah Sakit
kemungkinan risiko yang akan terjadi seperti kematian, kebakaran, peledakan,
kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, radiasi. Semua pihak
yang berinteraksi di Rumah Sakit berpotensi atas kemungkinan risiko-risiko
yang akan terjadi di Rumah Sakit tanpa diketahui. Sekalipun orang berusaha
untuk menghindari risiko tersebut, namun setiap orang tentunya akan
menghadapi risiko. Jadi risiko tersebut tidak dapat kita ketahui, baik
perseorangan maupun perusahaan.6 Risiko merupakan suatu ketidakpastian akan
terjadinya suatu peristiwa yang dapat menimbulkam kerugian. Hal ini
menyebabkan pentingnya pertanggungan risiko pada setiap perusahaan,
terutama pada rumah sakit.
Dalam kehidupan masyarakat harus mengenal betapa pentingnya
pertanggungan jiwa, pertanggungan kecelakaan, dan sebagainya. Suatu
perjanjian pertanggungan akan tercapai antara orang yang khawatir akan
mendapatkan kerugian dengan orang yang akan menanggung suatu risiko.
Pertanggungan merupakan kesepakatan timbal balik antara penanggung dan
penjamin asuransi, maka penanggung telah mengikatkan diri atas perjanjiannya
untuk ganti kerugian dan membayar kerugian dengan dana yang telah ditetapkan
sesuai kesepakatan.7
Pertanggungan risiko disebut juga dengan tanggung jawab suatu
perusahaan terhadap pelanggan jika suatu saat terjadi sesuatu yang tidak di
inginkan, seperti kecelakaan. Tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan
5
Khansa Maghfira, “Analisis Pelaksanaan Manajemen Risiko Di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang Tahun 2018”, Jurnal Kesehatan Masyarakat,
Vol. 7, No. 1, Januari 2019. hlm.84.
6
Herma Darmawi, “Manajemen Risiko”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), hlm.1.
7
Wiyono, “Penyelesaian Klaim Asuransi Kesehatan Pada Rumah Sakit X”, Tesis
dipublikasi, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Depok, 2001, hlm.10.
4

yaitu berupa ganti rugi. Ganti rugi yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit
apabila terjadi kecelakaan terhadap para tenaga medis yang terlibat dalam proses
bekerja yaitu risiko yang berupa asuransi. Islam pada dasarnya tidak melarang
gagasan pertanggungan risiko. Agar mendapatkan solusi atas berbagai macam
faktor yang menyertai praktik asuransi yang tidak sejalan dengan syari’at Islam,
maka diutamakan bentuk asuransi yang bersifat saling menanggung, saling
menjamin, dan saling menolong di antara tertanggung yang bernilai kebaikan
yaitu asuransi dengan konsep akad Kafalah.8
Menurut jumhur ulama, sah hukumnya memberikan tanggungan atas
jiwa seseorang yang memiliki tanggungan hak, seperti memberikan
pertanggungan risiko terhadap suatu pekerjaan yang memiliki tingkat risiko
yang tinggi. Dalam fiqh muamalah, pertanggungan risiko merupakan salah satu
bentuk kegiatan muamalah yang terdapat dalam akad Kafalah yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan memberikan kenyamanan serta
keamanan bagi orang maupun objek yang tertanggung seperti pertanggungan
dan penjamin untuk barang-barang tertentu. Akad Kafalah dibagi para ulama
fiqh kepada dua macam, yaitu Kafalah terhadap harta dan Kafalah terhadap
jiwa.
Para ulama yang berpendapat mengenai akad Kafalah, seperti ulama
Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah menjelaskan bahwa akad Kafalah yaitu
praktek yang menggabungkan tanggungan dhamin (pihak yang menjamin)
kepada tanggungan al-madhmun ‘anhu (pihak yang dijamin) di dalam kewajiban
menunaikan hak, kewajiban yang dimaksud yaitu menunaikan hutang. Kafalah
berupa suatu jaminan yang diberikan oleh pemberi jaminan (penanggung)
kepada pihak lainnya untuk memenuhi kewajiban pihak yang ditanggung. 9
Apabila dihubungkan dengan teknis pertanggungan risiko, dapat dikatakan
bahwa pihak Rumah Sakit dalam hal ini memberikan jaminan kepada
8
Mugiyati, “Kajian Hukum Islam Terhadap Aplikasi Kafalah Pada Asuransi Takaful”,
Al-Qanun, Vol. 17, No. 1, Juni 2014, hlm.62.
9
Ismail, “Perbankan Syariah”, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm.201.
5

karyawannya sehubungan dengan kontrak kerja/perjanjian yang telah disepakati


antara karyawan dengan pihak kedua. Pada hakikatnya pemberian Kafalah ini
akan memberikan kepastian dan keamanan bagi pihak ketiga untuk
melaksanakan isi kontrak/perjanjian yang telah disepakati tanpa khawatir jika
terjadi kecelakaanterhadap karyawan.10
Kafalah hukumnya diperbolehkan menurut para fuqaha yang aspek
legalistas akadnya berdasarkan dalil nash dari Q.S Yusuf ayat 72. Adapun
beberapa hadis yang menjadi dasar hukum Kafalah, termasuk yang dikatakan
oleh Abu Dawud “penjamin adalah seseorang yang bertanggung jawab”.
Kafalah akan terlaksana apabila adanya penanggung, penanggung utama,
pihak yang ditanggung haknya, dan tanggungan. Penanggung (kafil) merupakan
orang yang berkomitmen untuk melaksanakan tanggungan.11 Penanggung
pertama adalah pihak tertanggung, sedangkan pihak yang ditanggung haknya
adalah orang yang memberi tanggungan. Terkait dengan pihak tertanggung
haknya tersebut disyaratkan harus diketahui oleh pihak yang menanggung,
sehingga tidak ada tindak kecurangan dalam penanggungan. Namun demikian
tidak disyaratkan mengetahui pihak tertanggung. Tanggungan tersebut dapat
berupa jiwa, hutang, barang, atau pekerjaan yang harus dilaksanakan atas nama
pihak tertanggung.
Dalam akad Kafalah pihak kafil melakukan pertanggungan kepada pihak
ketiga sebagai penjamin yang diberikannya. Dengan demikian, yang paling
utama akad Kafalah harus tetap dijaga kemurniannya sebagai akad tabaru’,
tanpa imbalan atau kompensasi. Dengan begitu pihak kafil bisa lebih terjauhkan
dan terjaga dari kecurigaan yang tidak baik. Terkait dengan akad Kafalah,

10
Rachmadi Usman, “Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia,
Implementasi dan Aspek Hukum”,(Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, Cetakan ke-1, 2009),
hlm.286.
11
Sayyid Sabiq, “Fiqh Sunnah 5”, (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009), hlm.386.
6

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa terkait dengan hal
ini, yaitu Fatwa DSN No.11/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Kafalah.12.
Jauh sebelum Islam berkembang, akad Kafalah telah terjadi pada masa
Nabi, yang tujuannya untuk memudahkan masyarakat dalam mempertahankan
kehidupannya. Berdasarkan Al-Qur’an surat Yusuf ayat (78), Imam Syafi’i
menegaskan sebuah hukum tentang jaminan terhadap hak seseorang baik yang
berhubungan dengan jasa, hutang, jual beli, dan kriminal. Dalam ayat ini
dijelaskan mengenai akad jaminan terhadap hak seseorang baik yang berkaitan
dengan hutang, barang, dan tenaga adalah sah. Ulama Syafi’iiyah menegaskan
bahwa ayat tersebut membolehkan seseorang untuk melaksanakan akad Kafalah.
Menurut Wahbah Zuhayli, Kafalah yang berkembang saat ini banyak
yang didasari dengan adanya ujrah atas perbuatan jasa kafil, karena sulit
menemukan orang yang secara suka rela menjadi penjamin orang lain. Apabila
seorang kafil memintabayaran atas jasa kafil yang dilakukannya, sementara
sulituntuk menemukan orang yang mau bertabarru’ secara suka rela.
Dalam konsep Kafalah, setiap pekerjaan yang memiliki risiko
diperlukannya pertanggungan yang diberikan kepada kafil kompensasinya harus
jelas, sesuai, dan transparan, serta sepadan dengan pekerjaan yang dilakukan
oleh qabil, semua hal yang terkait dengan kafalah harus jelas karena sesuatu hal
yang tidak jelas adalah fasad. Untuk menghindari agar tidak terjadinya
perselisihan maka hal-hal yang ada dalam cakupan risiko harus dinyatakan
secara jelas yang meliputi bentuk dan mekanisme pertanggungan, serta
kompensasi.
Dalam sistem pertanggungan risiko yang di berikan oleh pihak Rumah
Sakit kepada setiap tenaga kerja yang memiliki tanggung jawab di Rumah Sakit,
mereka akan mendapatkan pertanggungan risiko dalam bentuk BPJS
Ketenagakerjaan secara langsung dari pihak Rumah Sakit, baik itu staf bagian

12
Desycha Yusianti, “Penggunaan Akad Kafalah Bi Al-Ujrah Pada Pembiayaan Take
Over Perspektif Hukum Islam”, Maliyah, Vol. 07, No. 01, Juni 2017, hlm. 107.
7

admintrasi, tenaga medis, kefarmasian, bidang dukungan managemen rumah


sakit, dan lain sebagainya. Semua SDMK (Sumber daya manusia kesehatan)
yang bekerja di Rumah Sakit ini mendapatkan pertanggungan risiko tersebut.
Adapun bentuk pertanggungan risiko yang diberikan berupa pertanggungan
kecelakaan kerja, pertanggungan kematian, pertanggungan hari tua, serta dana
pensiun hingga akhir masa bekerja di Rumah Sakit dapat diklaim jika terjadi
risiko yang merugikan tenaga kerja yang sudah mengabdi untuk rumah sakit.
Selama bekerja sebagai tenaga medis di masa pandemi COVID-19
sebagai dokter yang membantu pasien dalam proses penyembuhan segala
penyakit, tenaga medis atau dokter lebih rentan untuk tertular virus COVID-19,
terlebih sangat banyak pasien yang terkena virus COVID-19. Akan tetapi para
tenaga medis selalu menggunakan APD lengkap di masa saat ini, tenaga medis
setiap harinya menggunakan masker, sarung tangan, cover all, pelindung mata,
pelindung muka, pelindung kepala, pelindung kaki, dan sepatu boots anti air.
Timbulnya penyakit dan Virus COVID-19 merupakan suatu hal yang tidak
dapat diprediksi sebelumnya, sehingga para tenaga medis dituntut untuk selalu
siap siaga saat bertugas. Dalam penanganan pasien di Rumah Sakit masih
memiliki berbagai kendala, dikarenakan jumlah pasien yang mengalami sakit
sangat banyak sehingga rumah sakit tidak dapat menampung dan memberikan
fasilitas rawat inap kepada pasien.
Dalam operasional pelayanan kesehatan, keselamatan tenaga medis perlu
mendapatkan perhatian yang lebih serius, dikarenakan peristiwa kecelakaan
tenaga medis yang berakibat fatal, seperti tertularnya virus, infeksi dan
terjangkitnya penyakit, serta terjadinya kecelakaan di jalan pada saat menuju ke
Rumah Sakit. Melihat bahwa pekerjaan yang penuh dengan risiko dan tanggung
jawab yang diembankan kepada tenaga, maka sudah seharusnya tenaga medis
mendapatkan pertanggungan risiko kesehatan dan pertanggungan risiko
keselamatan kerja yang sesuai dengan risiko kecelakaan kerja yang berisiko
tinggi.
8

Dari pemaparan latar belakang di atas, maka penulis tertarik


untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana pertanggungan risiko
yang akan diberikan oleh pihak Rumah Sakit kepada tenaga medis dan
dalam hal jaminan apa yang akan diberikan terhadap kemungkinan risiko
yang terjadi pada saat proses bekerja, oleh karena itu, penulis tertarik
membahas dan menyajikannya dalam bentuk tulisan proposal skripsi yang
berjudul “Pertanggungan Risiko Pekerjaan Bagi Paramedis Di RSUD
dr. Zainoel Abidin Dalam Perspektif Akad Kafalah”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, maka
rumusan masalah yang ingin diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah identifikasi risiko yang dilakukan oleh pihak manajemen
RSUD dr. Zainoel Abidin terhadap pekerjaan masing-masing para
medis?
2. Bagaimanakah bentuk pertanggungan risiko yang diberikan RSUD dr.
Zainoel Abidin terhadap para medis?
3. Bagaimanakan tinjauan akad Kafalah terhadap bentuk pertanggungan
yang diberikan oleh RSUD dr. Zainoel Abidin terhadap para medis?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada pembatasan dan perumusan masalah diatas, maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang identifikasi risiko yang dilakukan oleh pihak
manajemen RSUD dr. Zainoel Abidin terhadap pekerjaan masing-
masing.
2. Untuk mengkaji tentang bentuk pertanggungan risiko yang diberikan
oleh RSUD dr. Zainoel Abidin terhadap para medis.
9

3. Untuk menganalisis tinjauan akad Kafalah terhadap bentuk


pertanggungan yang diberikan oleh RSUD dr. Zainoel Abidin terhadap
para medis.

D. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman pembaca dan untuk memudahkan
dalam memahami istilah-istilah yang terdapat dalam penulisan karya ilmiah ini,
maka penulis perlu menjelaskan definsi-definisi yang terkandung dalam
penjelasan karya ilmiah ini. Adapun define yang perlu dijelaskan yaitu :
1. Pertanggungan Risiko
Pertanggungan adalah merupakan tanggungan/jaminan dengan kata lain
yaitu beban yang menjadi tanggung jawab.13 Risiko adalah sesuatu yang
memang terjadi atau dapat diperkirakan terjadi sebagai akibat suatu kegiatan
atau aktivitas tertentu, yang berpotensi menimbulkan kerugian. Risiko adalah
tahapan-tahapan sebuah perusahaan memastikan bahwa risiko yang dihadapinya
adalah sesuai dengan risiko yang diinginkan, dibutuhkan, atau direncanakan
supaya terjadi.14
Pertanggungan risiko merupakan tanggungjawab perusahaan terhadap
pelanggan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan yang
membuat objek sewa rusak.15 Pemahaman pertanggungan risiko yang dimaksud
disini yaitu bagaimana tanggungjawab yang diberikan pihak rumah sakit
Pertamedika kepada tenaga medis yang mengalami kecelakaan dalam proses
bekerja.

13
Hasan Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, edisi III),
hlm. 1138.
14
Maylisa, “Pertanggungan Risiko Terhadap Sejumlah Minyak yang Susut Dalam
Masa Pengangkutan”, Pelita, Vol. 1 No. 1, Juni 2018, hlm.35.
15
Badri Hasan, “Pertanggungan Risiko Pada Rental IMG Banda Aceh Pihak Rent Car
dengan Penyewaan dalam Perspektif Akad Ijarah Bi Al-Manfaah”, Jurista, Vol, 7 No. 1, Juni
2018, hlm. 17.
10

2. Para Medis
Para medis adalah tenaga yang mempunyai keahlian dalam membantu
tugas pelayanan kesehatan dan perawatan orang sakit. Para medis bertugas
mempersiapkan perawatan gawat darurat segera, krisis intervensi, stabilisasi
penyelamatan hidup, dan mengangkut, pasien yang sakit atau terluka ke fasilitas
perawatan gawat darurat dan bedah rumah sakit dan pusat trauma bila
memungkinkan.16
3. Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah institusi kesehatan professional yang pelayanannya
diselenggarakan oleh dokter, perawat, tenaga ahli lainnya. Menurut kamus besar
Indonesia, yang dimaksud dengan rumah sakit adalah rumah tempat merawat
orang sakit, menyediakan, dan memberikan pelayanan kesehatan meliputi
berbagai masalah kesehatan.17
Rumah Sakit (RS) adalah suatu badan usaha yang menyediakan
pemondokan dan yang memberikan jasa pelayanan medis jangka pendek dan
jangka panjang yang terdiri atas tindakan observasi, diagnostic, terapetik, dan
rehabilitative untuk orang-orang yang menderita sakit, terluka dan untuk mereka
yang melahirkan (WHO). Rumah Sakit juga merupakan sarana upaya kesehatan
yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan
untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian (Permekes No. 159b/1988).18
4. Akad Kafalah
Menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) Kafalah adalah jaminan yang
diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi
kewajiban pihak kedua atau pihak yang ditanggung (makful’anhu, ashil).19

16
Puja Laksana, “Ensiklopedia Profesi Seri Paramedis”, (Semarang: Alprin), 2019
hlm.1.
17
Depdikbud, “Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua”, (Jakarta: Balai Pustaka,
1995), hlm. 851.
18
Soekidjo Notoatmodjo, “Etika dan Hukum Kesehatan”, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hlm.154.
19
Fatwa DSN No. 11/DSN-MUI/IV/2000.
11

Kafalah adalah akad pemberi jaminan yang diberikan oleh penjamin


(kafil) kepada penerima jaminan (makfuul) dan penjamin bertanggungjawab atas
pemenyuhan kembali suatu kewajiban yang menjadi hak penerima jaminan. 20
Secara harfiyah, kafalah berarti mengambil tanggung jawab untuk
pembayaran suatu utang atau kehadiran seseorang dimuka sidang pengadilan.
Secara hukum, Kafalah adalah pihak ketiga yang menjadi penjamin atas
pembayaran suatu utang yang tidak dibayar oleh orang yang seharusnya
bertanggungjawab untuk membayar utang tersebut.21

E. Kajian Pustaka
Penulisan kajian pustaka bertujuan untuk menghindari plagiat dalam
penelitian ini, melalui judul yang penulis ajukan, maka kajian pustaka yang
menjadi bahan komparasi yaitu tentang pertanggungan risiko bagi para medis
berdasarkan akad Kafalah, maka penulis akan meneliti lebih lanjut bagaimana
bentuk pertanggungan risiko bagi para medis di RSUD dr. Zainoel Abidin.
Dalam penelitian ini penulis akan meneliti berdasarkan perspektif akad
Kafalah terhadap pertanggungan risiko bagi para medis di RSUD dr. Zainoel
Abidin. Tema permasalahan mengenai pertanggungan risiko sudah banyak
diteliti, akan tetapi setiap penelitian memiliki pembahasan yang berbeda-beda.
Adapun penelitian lain yang terkait dengan penelitian ini antara lain:
Pertama, “Analisis Pertanggungan Risiko Pada Akad Mudharabah”
yang diteliti oleh Heri Syahputra pada tahun 2018.22 Skripsi di tulis dengan
rumusan masalah, bagaimana pihak mudharib dan shahibul mal mengendalikan
risiko pada usaha kerjasama angkutan umum antar kota dan bagaimana analisis

20
Luky Nugroho, “Kartu Kredit Syariah”, (Jakarta Selatan: Rumah Fiqh Publishing,
2018), hlm. 15.
21
Sutan Remy Sjahdeini, “Perbankan Syariah: Produk-Produk dan Aspek-Aspek
Hukumnya”, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 378.
22
Heri Syahputra, “Analisis Pertanggungan Risiko Pada Akad Mudarabah (Studi
Kasus Pada Angkutan Umum PT. Mentari Tour Utama)”, Skripsi,Banda Aceh, Uin Ar-Raniry,
2018.
12

pertanggungan risiko akad mudharabah dalam usaha kerjasama angkutan umum


antar kota. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa segala bentuk risiko yang
berkaitan dengan mobil ditanggung oleh pemilik mobil, jika driver melakukan
kelalaian seperti hilangnya mobil atau sparepart mobil maka pemilik hanya
memberi peringatan hingga dua kali, dan untuk selanjutnya secara sepihak
pemilik mobil memutuskan kontrak. Karena bentuk kerjasama yang dilakukan
keduanya hanya secara lisan. Dalam hal pengendalian risiko pemilik mobil
melakukan pengawasan terhadap driver agar tidak melakukan hal-hal yang tidak
diinginkan, salah satu bentuk pengawasan misalnya selalu melakukan
komunikasi setiap tiba diloket tujuan.
Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa yang diteliti oleh Heri
Syahputra yaitu pertanggungan risiko pada angkutan umum sedangkan penulis
melakukan penelitian terkait pertanggungan risiko terhadap para medis. Akad
yang digunakan oleh Heri Syahputra berbeda dengan penulis, penulis
menggunakan Kafalah sedangkan Heri Syahputa menggukan akad Mudharabah.
Kedua, “Sistem Jaminan PT. Takaful Banda Aceh terhadap Pekerja
Kontraksi Jalan dalam Perspektif Akad Kafalah” ditulis oleh Radhiana 2018.23
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana sistem
jaminan PT.Takaful Banda Aceh yang memberikan jaminan kepada kontraktor,
mengetahui bagaimana pertanggungan PT.Takaful Banda Aceh terhadap
kualitas pekerjaan kontraktor, dan menganalisis bagaimana perspektif hukum
islam terhadap sistem jaminan PT.Takaful Banda Aceh terhadap pekerja
kontraksi jalan dalam perspektif akad Kafalah. Hasil analisis dari skripsi yang
ditulis Radhiana, PT.Takaful memberikan jaminan kepada kontraktor untuk
memenangkan tender dengan menjamin proyek dilakukan sesuai dengan jangka
waktu ditetapkan pelaksanaannya,pertanggungan PT.Takaful Banda Aceh
dilakukan apabila dibawah waktu 6 bulan, pihak asuransi menanggung semua

23
Radhiana, “Sistem Jaminan PT. Takaful Banda Aceh Terhadap Pekerja Kontraksi
Jalan Dalam Perspektif Akad Kafalah”, Skripsi, Banda Aceh, Uin Ar-raniry, 2018.
13

kerugiaan perusahaan tersebut, namun tidak semua hal karena hanya mengenai
hal-hal yang telah menjadi kesepakatan diawal sebelum proyek dilakukan.
Kemudian berdasarkan perspektif hukum islam, penelitian ini bertumpu pada
konsep tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa.
Hal yang membedakan penelitian Radhiana dengan penulis adalah objek
penelitiannya, Radhiana meneliti mengenai sistem jaminan oleh PT.Takaful
terhadap pekerja kontraksi jalan, sedangkan penulis meneliti pertanggungan
risiko terhadap para tenaga medis di RSUD dr. Zainoel Abidin.
Ketiga,“Sistem Pertanggungan Pada Penjaminan Bancassurance Oleh
Asuransi Askrida Syariah Menurut Konsep Kafalah”, yang diteliti oleh Nuraida
Zahara, pada tahun 2018.24 Skripsi ini ditulis dengan rumusan masalah
bagaimana bentuk pertanggungan antara nasabah dan bank dengan keterlibatan
asuransi Askrida Syariah sebagai penanggung dalam perjanjiaan Bancassurance
dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap sistem pertanggungan yang
dilakukan oleh Asuransi Askrida Syariah terhadap Bank Aceh Syariah dengan
jaminan Bancassurance. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertanggungan
yang diterapkan oleh Asuransi Askrida Syariah terhadap Bank Aceh Syariah
dengan konsep Kafalah yang sebenarnya, dimana Asuransi telah melunasi dana
pokok sepenuhnya tetapi tidak melunasi imbalan jasa sesuai dengan jumlah
minimal yang yang telah ditetapkan oleh pihak Bank. Ditinjau berdasarkan
konsep Kafalah Asuransi sebenarnya wajib menunaikan segala sesuatu yang
menjadi tanggung jawab nasabah terhadap Bank termasuk imbalan jasa
termasuk ketetapannya.
Perbedaan penelitian Nuraida Zahara dengan penulis yaitu dari segi
bentuk pertanggungan. Pada penelitian Nuraida Zahara meneliti tentang bentuk
sistem pertanggungan antara nasabah dengan Bank sedangkan penulis meneliti

24
Nuraiza Zhara, “Sistem Pertanggungan Pada Penjaminan Bancassurance Oleh
Asuransi Askrida Syariah Menurut Konsep Kafalah”, Skripsi, Banda Aceh, UIN Ar-Raniry,
2018.
14

tentang bentuk peranggungan risiko yang diberikan Rumah Sakit terhadap para
medis.
Keempat, “Pertanggungan Risiko Sopir Mobil Rental Terhadap
Kecelakaan Lalu Lintas dalam Perspektif Akad Ijarah bi Al-‘Amal (Suatu
penelitian pada CV. Deza Rent Car di Ie Masen Kaye Adang)” ditulis oleh Said
Fahmi 2019.25 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk
perjanjian kerja yang disepakati oleh pihak sopir dengan manajemen CV. Deza
Rent Car, bagaimana konsekuensi yang ditanggung oleh pihak sopir ketika
terjadi keceakaan dalam masa perjanjian kerja dengan pihak CV. Deza Rent Car,
dan untuk mengetahui bagaimana pertanggungan risiko sopir mobil rental
terhadap mobil rental yang sudah rusak jika terjadinya kecelakaan lalu lintas
berdasarkan akad Ijarah bi Al-‘Amal. Hasil analisis dari skripsi yang ditulis
olehSaid Fahmi, Bentuk perjanjian disepakati melalui diktum perjanjian kontrak
kerja CV. Deza Rent Car yang dijalankan oleh sopir mobil rental, dimana pihak
sopir harus menerima semua isi diktum perjanjian kontrak kerja tersebut. Pihak
sopir berdasarkan pasal 10 ayat (3) diharuskan tanggung jawab risiko terhadap
mobil apabila terjadi kecelakaan yang menyebabkan mobil tidak beroperasi
karena masuk bengkel. Kemudian berdasarkan konsep akad Ijarah bi Al-‘Amal,
keempat ulamasepakat bahwa penyewaan khusus apabila objek itu rusak
ditangannya, bukan karena kesengajaan atau kelalaian maka ia tidak boleh
dituntut ganti rugi. Apabila kerusakan terjadi atas kesengajaan / kelalaian maka
wajib membayar ganti rugi.
Hal yang membedakan penelitian yang dilakukan oleh Said Fahmi
dengan penulis terletak dari segi objek dan akad yang dipergunakan. Objek
penelitian Said Fahmi adalah pertanggungan risiko bagi sopir mobil rental dan
akad yang digunakan adalah Ijarah bi Al-‘Amal, sedangkan penelitian penulis

25
Said Fahmi, “Pertanggungan Risiko Sopir Mobil Rental Terhadap Kecelakaan Lalu
Lintas dalam Perspektif Akad Ijarah bi Al-‘Amal (Suatu penelitian pada CV. Deza Rent Car di
Ie Masen Kaye Adang)”, Skripsi, Banda Aceh, UIN Ar-Raniry, 2019.
15

adalah mengenai pertanggungan risiko terhadap tenaga medis dan menggunakan


akad Kafalah.
Kelima, “Perlindungan Pekerja Bagian Pelayanan Teknik Pada PT.
PLN (Persero) Kota Banda Aceh dalam Perspektif Akad Kafalah (Studi Kasus
Pada Kantor Operasional PLN Merduati di PT. PLN Persero dalam
Pemeliharaan Jaringan Listrik)”ditulis oleh Muhammad Aqil Azizi 2020.26
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum
terhadap keselamatan kerja karyawan bagian pelayanan teknik pada PT. PLN
(Persero) Kota Banda Aceh, bagaimana bentuk jaminan keselamatan kerja
karyawan pelayanan teknik terkait perusahaan outsourcing, dan menganalisis
pertanggungan risiko yang dilakukan PT. PLN (Persero) dengan perusahaan
outsourcing terhadap keselamatan kerja dalam perspektif akad kafalah. Hasil
Analisis dari skripsi yang ditulis oleh Muhammad Aqil Azizi, Perlindungan
hukum terhadap keselamatan kerja karyawan bagian pelayanan teknik pada PT.
PLN (Persero) Kota Banda Aceh disesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang
Nomor 13 tahun 2003. Jaminan keselamatan kerja karyawan pelayanan teknik
ditanggung oleh PT. Wahana Aceh Power hal tersebut didasarkan pada
perjanjian pemborongan kerja. Bentuk jaminan kerja yang diberikan antara lain
perawatan, santunan, tunjangan cacat, kematian, hari tua dan sebagainya. Sesuai
dengan akad Kafalah, tanggung jawab mengenai keselamatan kerja bagian
pelayanan teknik pada PT. PLN (Persero) Kota Banda Aceh dialihkan oleh PT.
Wahana Aceh Power.
Hal yang membedakan penelitian Muhammad Aqil Azizi dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah objek penelitiannya. Muhammad
Aqil Azizi meneliti perlindungan pada karyawan bagian pelayanan teknik PT.

26
Muhammad Aqil Azizi, “Perlindungan Pekerja Bagian Pelayanan Teknik Pada PT.
PLN (Persero) Kota Banda Aceh dalam Perspektif Akad Kafalah (Studi Kasus Pada Kantor
Operasional PLN Merduati di PT. PLN Persero dalam Pemeliharaan Jaringan Listrik)”, Banda
Aceh, UINAr-Raniry, 2020.
16

PLN (Persero) Kota Banda Aceh, sedangkan penulis meneliti pertanggungan


risiko terhadap para medis di RSUD dr. Zainoel Abidin.

F. Metode Penelitian
Setiap penulisan karya ilmiah memerlukan data-data yang lengkap dan
objektif dan mempunyai metode serta cara-cara tertentu sesuai dengan
permasalahan yang akan dibahas. Karena dalam penyusunan karya ilmiah,
metode maupun teknik yang digunakan sangat menentukan demi mencapai
tujuan secara efektif. Kemudian metode yang digunakan dapat mempengaruhi
kulitas mutu dan kualitas tertentu. Penelitian karya ilmiah ini menggunakan
metode penelitian deskriptif analisis yaitu suatu penelitian terhadap fakta yang
ada kemudian melaporkannya seperti hal yang terjadi.27
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan lapangan,, yaitu
penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data serta informasi yang
bersumber langsung dari narasumber lapangan yang digali secara intens
atau informasi yang telah dikumpulkan berdasarkan latar belakang
masalah suatu peristiwa maupun pemahaman dari keadaan narasumber
yang sedang terjadi. Data ini adalah data yang berkaitan dengan
pertanggungan risiko terhadap para medis.
2. Jenis Penelitian
Metode penulisan yang digunakan adalah metode pendekatan
kualitatif yang bersifat deskriptif analisis yang mana tujuannya untuk
memahami suatu fenomena yang sedang terjadi dan diamati oleh peneliti.
Untuk mendapatkan data yang objektif, peneliti akan melakukan observasi
dilapangan untuk mencari objek penelitian serta memanfaatkan teori yang
ada sebagai bahan pendukung sehingga menghasilkan suatu teori dalam
penelitian ini. Dalam hal ini penulis akan mendeskripsikan pertanggungan
27
Marzuki Abubakar, Metodelogi Penelitian, (Banda Aceh, 2013), hlm. 9.
17

risiko atas keselamatan kerja tenaga medis pada RSUD dr. Zainoel Abidin
dalam perspektif akad Kafalah.
3. Sumber Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan
dalam memperoleh keterangan, informasi, atau bukti-bukti yang
diperlukan pada penelitian. Pengumpulan data termasuk langkah yang
sangat penting pada saat melakukan penelitian ilmiah, karena pada
umumnya data yang telah dikumpulkan akan digunakan sebagai referensi
pada penelitian. Metode pengumpulan data yang berhubungan dengan
objek kajian, penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library
research) dan penelitian lapangan (field research).
a. Penelitian kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti sebagai dasar teori dalam mengumpulkan data dari pustaka.
Penelitian kepustakaan penulis lakukan dengan cara mempelajari,
membaca serta mengkaji buku yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti, text tentang teori akad kafalah, artikel, jurnal, dan
berbagai literatur terkait lainnya, serta hasil penelitian pada kajian
sebelumnya dan tulisan lain untuk memperoleh konsep teori dan
ketentuan yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Penelitian lapangan (field research)
Penelitian lapangan merupakan penelitian yang dilakukan
dilokasi objek penelitian untuk mendapatkan data primer. Penelitian
lapangan ini dilakukan pada lokasi RSUD dr. Zainoel Abidin yang
diperoleh secara langsung dari pihak tenaga medis yang bertugas di
Rumah Sakit. Data yang dibutuhkan berupa bentuk pertanggungan
yang diberikan pihak Rumah Sakit dan klaim yang diterima pada saat
terjadinya kecelakaan kerja.
4. Teknik Pengumpulan Data
18

Data merupakan hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta


maupun angka.28 Dalam melakukan penelitian tentu adanya proses
pengumpulan data dengan menggunakan teknik tertentu yang sesuai
dengan karakteristik penelitian yang dilakukan. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan penulis dalam penelitian ini, yaitu :
a. Wawancara (interview)
Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langung dari sumbernya.
Dalam wawancara ini terjadi interaksi komunikasi antara pihak
peneliti selaku penanya dan responden selaku pihak yang diharapkan
memberi jawaban.29 Wawancara yang digunakan penulis adalah
wawancara yang tersturktur, yaitu wawancara secara terencana yang
berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan
sebelumnya.30 Pada penelitian ini, penulis melakukan wawancara
dengan perawat dan dokter di RSUD dr. Zainoel Abidin sebagai
sampel untuk dijadikan data primer dalam penelitian ini.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen
untuk melengkapi data yang akan diperlukan dalam wawancara.
Dokumen merupakan kesimpulan variabel yang berbentuk tulisan
maupun foto dan sebagainya.31 Data dokumentasi yang penulis
perlukan berupa kontrak kerja, klaim asuransi, data profil perusahaan
yang terlibat.
28
Marzuki, “Metodelogi Riset”, (Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi
UII, 1983), hlm.23.
29
Muhammad Teguh, “Metodelogi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi”, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada), 2005, hlm.136.
30
Ruslan dan Rosady, “Metode Penelitian”: Public Relation & Komunikasi”, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 23.
31
Koentjaraningrat, “Metode-Metode Penelitian Masyarakat”, (Jakarta: Gramedia,
1991), hlm. 129.
19

5. Objektivitas dan Validitas Data


Objektivitas dan validitas data yang dimaksud untuk melihat
keabsahan dan kebenaran suatu data yang menjadi objek penelitian. Untuk
mendapatkan validitas tersebut peneliti menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang
berkaitan.
b. Melampirkan foto dokumentasi terkait dengan objek penelitian.
6. Teknik Analisis Data
Teknik Analisis data adalah proses penyusunan secara sistematis
data yang diperoleh sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.32 Teknik analisis data yang penulis
tempuh dalam menganalisis objek kajian ini adalah dengan
mengumpulkan data terkait kontrak kerja dan jaminan yang diperoleh para
medis dan melihat pertanggungan risiko yang diberikan oleh pihak RSUD
dr. Zainoel Abidin terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga medis.
Langkah awal adalah memaparkan hal-hal yang melatar belakangi adanya
pertanggungan risiko kecelakaan pekerja para medis yang berlandaskan
konsep akad Kafalah. Kemudian penulis menetapkan pokok yang menjadi
permasalahan serta tujuan pembahasan penelitian dan metode yang
digunakan dalam penelitian karya ilmiah ini. Analisis data merupakan
bagian yang sangat penting karena dengan menganalisis data dapat
memberi makna yang bermanfaat dalam memecahkan masalah yang
diteliti.

32
Suharsimi, “Prosedur Penelitian”, (Jakarta: Rineka Cipta,1998), hlm. 145.
20

7. Pedoman Penulisan
Adapun referensi yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini
antara lain sebagai berikut:
a. Buku pedoman penulisan skripsi fakultas syariah dan hukum UIN
Ar-Raniry Edisi Revisi 2019.
b. Al-Quran dan terjemahan.
c. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
d. Buku-buku kaidah fiqh.
e. Buku-buku hadis.

G. Sistematika Pembahasam
Sistematika pembahasan merupakan suatu cara yang digunakan penulis
untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari pembahasan pada
penelitian ini. Pembahasan pada penelitian ini disusun dalam empat bab dan
pada setiap bab terdiri dari beberapa sub bab, secara sistematika pembahasan
tersebut adalah sebagai berikut:
Bab satu, sebagai bab pendahuluan, memuat tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penjelasan istilah, kajian pustaka,
metodelogi penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab dua, merupakan pembahasan mengenai konsep akad kafalah dan
pertanggungan risiko dalam fiqh muamalah, dengan komposisi subbabnya
sebagai berikut: pengertian dan dasar hukum kafalah, rukun dan syarat kafalah,
pendapat ulama terhadap pertanggungan risiko dalam perspektif akad kafalah,
tingkat pertanggungan risiko dalam akad kafalah.
Bab tiga, penulis membahas tentang hasil penelitian mengenai
pertanggungan risiko bagi para medis dalam perspektif akad kafalah yaitu:
meliputi gambaran umum RSUD dr. Zainoel Abidin dan para medis, identifikasi
risiko yang dilakukan oleh pihak manajemen RSUD dr. Zainoel Abidin terhadap
pekerjaan masing-masing para medis, bentuk pertanggungan risiko yang
21

diberikan oleh RSUD dr. Zainoel Abidin terhadap para medis, tinjauan akad
kafalah terhadap sistem pertanggungan yang diberikan oleh RSUD dr. Zainoel
Abidin terhadap para medis.
Bab empat, merupakan penutup dari keseluruhan pembahasan penelitian
yang berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah dipaparkan, serta saran yang
menyangkut dengan penelitian dan penyusunan karya ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

Media Cetak

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua, Jakarta: Balai Pustaka,
1995.
Hasan Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, edisi
III.
Herma Darmawi, Manajemen Risiko, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hlm.1.
Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: Kencana, 2011.
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia,
1991.
Luky Nugroho, Kartu Kredit Syariah, Jakarta Selatan: Rumah Fiqh Publishing,
2018.
Marzuki Abubakar, Metodelogi Penelitian, (Banda Aceh, 2013), hlm. 9.
Marzuki, Metodelogi Riset, Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi
UII, 1983.
Muhammad Teguh, Metodelogi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2005.
Puja Laksana, Ensiklopedia Profesi Seri Paramedis, Semarang: Alprin, 2019.
Rachmadi Usman, Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia,
Implementasi dan Aspek Hukum, Bandung: Citra Aditya Bakti, Cetakan
ke-1, 2009.
Ruslan dan Rosady, Metode Penelitian : Public Relation & Komunikasi, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2008.
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah 5, Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009,
hlm.386.
Soekidjo Notoatmodjo, Etika dan Hukum Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta,
2010.
Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta,1998.
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah: Produk-Produk dan Aspek-Aspek
Hukumnya, Jakarta: Kencana, 2014.
23

Jurnal dan Skripsi


Badri Hasan, Pertanggungan Risiko Pada Rental IMG Banda Aceh Pihak Rent
Car dengan Penyewaan dalam Perspektif Akad Ijarah Bi Al-Manfaah,
Jurista, Vol, 7 No. 1, Juni 2018.
Desycha Yusianti, Penggunaan Akad Kafalah Bi Al-Ujrah Pada Pembiayaan
Take Over Perspektif Hukum Islam, Maliyah, Vol. 07, No. 01, Juni 2017.
Hafizhatun Nadia, Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Tugas Kebersihan di Rumah Sakit, Falatehan Health Journal, Vol.5 No.
3, 2018.
Heri Syahputra, Analisis Pertanggungan Risiko Pada Akad Mudarabah (Studi
Kasus Pada Angkutan Umum PT. Mentari Tour Utama), Sripsi, Banda
Aceh, Uin Ar-Raniry, 2018.
Khansa Maghfira, Analisis Pelaksanaan Manajemen Risiko Di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang Tahun 2018,
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 7, No. 1, Januari 2019.
Maylisa, Pertanggungan Risiko Terhadap Sejumlah Minyak yang Susut Dalam
Masa Pengangkutan, Pelita, Vol. 1 No. 1, Juni 2018.
Muhammad Aqil Azizi, Perlindungan Pekerja Bagian Pelayanan Teknik Pada
PT. PLN (Persero) Kota Banda Aceh dalam Perspektif Akad Kafalah
(Studi Kasus Pada Kantor Operasional PLN Merduati di PT. PLN
Persero dalam Pemeliharaan Jaringan Listrik), Banda Aceh, UINAr-
Raniry, 2020.
Mugiyati, Kajian Hukum Islam Terhadap Aplikasi Kafalah Pada Asuransi
Takaful, Al-Qanun, Vol. 17, No. 1, Juni 2014.
Nuraiza Zhara, Sistem Pertanggungan Pada Penjaminan Bancassurance Oleh
Asuransi Askrida Syariah Menurut Konsep Kafalah, Skripsi, Banda
Aceh, UIN Ar-Raniry, 2018.
Oktaviana Zahratul Putri, Analisis Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pada Petugas Kesehatan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Akademik Ugm, Jurnal Kesehatan, Vol. 10, No. 1. Juni 2017.
Radhiana, Sistem Jaminan PT. Takaful Banda Aceh Terhadap Pekerja
Kontraksi Jalan Dalam Perspektif Akad Kafalah, Skripsi, Banda Aceh,
Uin Ar-raniry, 2018.
Said Fahmi, Pertanggungan Risiko Sopir Mobil Rental Terhadap Kecelakaan
Lalu Lintas dalam Perspektif Akad Ijarah bi Al-‘Amal (Suatu penelitian
pada CV. Deza Rent Car di Ie Masen Kaye Adang), Skripsi, Banda Aceh,
UIN Ar-Raniry, 2019.
Wiyono, Penyelesaian Klaim Asuransi Kesehatan Pada Rumah Sakit X, Tesis
dipublikasi, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Depok, 2001.

Peraturan Pemerintah
24

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009, Tentang Rumah Sakit.


Fatwa DSN No. 11/DSN-MUI/IV/2000.

Anda mungkin juga menyukai