Bab 2
Bab 2
id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Acyclovir
dengan aktivitas antiviral yang poten secara klinis terhadap herpes simpleks dan
virus Varicella zoster. Acyclovir merupakan senyawa polar dan larut dalam media
berair dan praktis tidak larut dalam kebanyakan pelarut organik (Bahrami dkk,
2005).
1. Monografi Acyclovir
Struktur kimia :
2-amino-1,9-dihidro-9[(2-hidroksietoksi)metil]-6H-purin-6-on(USP32ndEd., 2008)
Kelarutan : sedikit larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, dan mudah larut
dalam alkali hidroksida dan asam mineral (Martindale 36th Ed., 2008).
pKa acyklovir adalah 2,27 dan 9,25 (AHFS Drugs Information, 2008).
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
2. Mekanisme Kerja
acyclovir trifosfat. Langkah yang penting dari proses ini adalah pembentukan
acyclovir monofosfat yang dikatalisis oleh timidin kinase pada sel hospes yang
terinfeksi oleh virus herpes atau Varicella zoster atau oleh fosfotransferase yang
3. Indikasi
keratitis herpetik, herpes ensefalitis, herpes genitalia, herpes neonatal dan herpes
labialis) dan infeksi VZV (Varisela dan Herpes zoster). Karena kepekaan
acyclovir terhadap VZV kurang dibandingkan dengan HSV, maka dosis yang
diperlukan untuk terapi kasus varicella dan zoster jauh lebih tinggi daripada terapi
4. Dosis
Untuk herpes genital adalah lima kali sehari 200 mg tablet, sedangkan
untuk herpes zoster adalah empat kali sehari 400 mg sehari. Penggunaan topikal
untuk keratitis herpetik adalah dalam bentuk krim ophtalmic 3% dan krim 5%
untuk herpes labialis. Untuk herpes ensefalitis, HSV berat lainnya dan infeksi
VZV digunakan acyclovir intravena 30 mg/kgBB per hari (Istiantoro dkk, 2007).
5. Efek samping
dalam pembawa polietilen glikol dapat menyebabkan iritasi mukosa dan rasa
terbakar yang sifatnya sementara jika dipakai pada luka genitalia. Acyclovir oral,
walaupun jarang, dapat menyebabkan mual, diare, ruam atau sakit kepala, dan
dkk, 2007).
B. Gel
1. Definisi Gel
kekuatan yang disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan pada fase
dalam granulasi, koloid pelindung dalam suspensi, pengental untuk sediaan oral
dan sebagai basis supositoria. Secara luas sediaan gel banyak digunakan pada
produk obat-obatan, kosmetik dan makanan juga pada beberapa proses industri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
Pada kosmetik yaitu sebagai sediaan untuk perawatan kulit, sampo, sediaan
tersebut berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat topikal, sebagai pelunak kulit,
dkk, 1994).
Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri dari
suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
2. Sifat gel
yang terdispersi, dimana dengan jumlah pelarut yang cukup banyak membentuk
gel koloid yang mempunyai struktur tiga dimensi. Terbentuknya gel dengan
molekul pelarut tidak dapat bergerak. Sifat gel yang sangat khas (Agoes dan
b. Sineresis, suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi dalam masa
gel. Gel bila didiamkan secara spontan akan terjadi pengerutan dan cairan
c. Bentuk struktur gel resisten terhadap perubahan atau deformasi atau aliran
3. Dasar gel
Dasar gel yang umum digunakan adalah gel hidrofobik dan gel hidrofilik.
sekali interaksi antara kedua fase. Berbeda dengan bahan hidrofilik, bahan
yang besar dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase
tarik menarik pada pelarut dari bahan-bahan hidrofilik kebalikan dari tidak
adanya daya tarik menarik dari bahan hidrofobik. Sistem koloid hidrofilik
biasanya lebih mudah untuk dibuat dan memiliki stabilitas yang lebih
Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan kosmetik ialah
inert, aman dan tidak bereaksi dengan komponen farmasi lain. Pemilihan bahan
pembentuk gel dalam setiap formulasi bertujuan membentuk sifat seperti padatan
yang cukup baik selama penyimpanan yang dengan mudah dapat dipecah bila
diberikan daya pada sistem. Misalnya, dengan pengocokan botol, memencet tube
masing kedua fase gel dikelompokkan pada gel organik dan anorganik
berdasarkan sifat fase koloidal. Magma bentonit merupakan contoh dari gel
organik yang terdispersi. Kebanyakan gom alam seperti gom arab, karagen dan
gom xantan adalah polisakarida anionik sejumlah selulosa yang merupakan hasil
sintesa, merupakan pembentuk gel yang efektif seperti hidroksipropil selulosa dan
merupakan hidrogel (dasar air) atau organo gel (dengan pelarut bukan air).
molekul rendah yang dilarutkan dalam minyak mineral dan didinginkan secara
cepat. Gel padat dengan konsentrasi pelarut rendah dikenal sebagai xero gel,
jaringan (jala) yang merupakan bagian penting dari sistem gel. Termasuk dalam
a. Gom alam
Gom yang digunakan sebagai pembentuk gel dapat mencapai sasaran yang
diinginkan dengan cara dispersi sederhana dalam air (misal tragakan) atau
Beberapa gom alam yang digunakan sebagai pembentuk gel antara lain:
alginat, karagen, tragakan, pektin, gom xantan, dan gelatin (Agoes dan
Darijanto, 1993).
b. Carbomer
Carbomer membentuk gel pada konsentrasi 0,5%. Dalam media air, yang
dengan cara netralisasi dengan basa yang sesuai. Pemasukan muatan negatif
c. Turunan selulosa
Turunan selulosa mudah terurai karena reaksi enzimatik dan karena itu
harus terlindung dari kontak dengan enzim. Sterilisasi dari sistem dalam air
pengaruh enzim yang dihasilkan oleh mikroba. Turunan selulosa yang dapat
kedalam kulit :
1. Sifat kulit, yaitu kondisi kulit, jenis kulit, dan perlakuan kulit.
2. Sifat dan pengaruh bahan obat, yaitu konsentrasi, kelarutan didalam basis,
antara fase basis, situasi distribusi antara sediaan dan kulit (koefisien
distribusi), kelarutan dan lemak kulit, ikatan pada protein kulit, dan ukuran
3. Sifat dan pengaruh sediaan obat, yaitu sifat pembawa (hidrofil, lipofil, jenis
C. Kulit
1. Definisi kulit
seluruh permukaan tubuh dan mempunyai berat 5% dari total berat badan. Secara
anatomi, kulit terdiri dari banyak lapisan jaringan, tetapi pada umumnya kulit
dibagi dalam tiga lapisan jaringan yaitu: epidermis, dermis dan hipodermis
a. Lapisan Epidermis
dan terdiri dari sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapisan yang
jelas tampak, yaitu selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis.
b. Lapisan Dermis
Dermis atau korium tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat
berisi pembuluh darah kapiler. Tebal lapisan dermis kira-kira 0,3-1,0 mm.
c. Lapisan Hipodermis
2. Fungsi kulit
membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh, juga
Kulit merupakan organ terbesar yang meliputi bagian luar dari seluruh
tubuh dan juga membentuk pelindung tubuh terhadap lingkungan. Bagian luar
yang kuat dan kering menandakan sifat fisik kulit. Morfologi dan ketebalan kulit
karbondioksida. Sifat asam dari kulit ditemukan pertama sekali oleh Heuss pada
tahun 1982 dan kemudian disahkan oleh Schade dan Marchionini pada tahun
menyatakan bahwa pH permukaan kulit sebagian besar asam antara 5,4 dan 5,9.
Sebuah variasi permukaan pH kulit terjadi pada setiap orang karena tidak semua
permukaan kulit orang terkena kondisi yang sama seperti perbedaan cuaca.
Banyak penelitian menyatakan bahwa pH kulit alami adalah pada rata-rata 4,7 dan
sering dilaporkan bahwa pH kulit antara 5,0 dan 6,8. pH permukaan kulit tidak
hanya bervariasi di lokasi yang berbeda, tetapi juga dapat mempengaruhi profil
4. Kerusakan kulit
Kerusakan pada kulit dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satu di
antaranya adalah akibat virus. Virus yang kerap menimbulkan penyakit kulit
adalah Virus Herpes Simplek (HSV). Infeksi herpes simpleks ditandai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
episode berulang dari lepuhan-lepuhan kecil di kulit atau selaput lendir, yang
berisi cairan dan terasa nyeri. Herpes simpleks menyebabkan timbulnya erupsi
pada kulit atau selaput lendir. Erupsi ini akan menghilang meskipun virusnya
tetap ada dalam keadaan tidak aktif di dalam ganglia (badan sel saraf), yang
mempersarafi rasa pada daerah yang terinfeksi. Secara periodik, virus ini akan
berupa lepuhan pada lokasi yang sama dengan infeksi sebelumnya. Virus juga
bisa ditemukan di dalam kulit tanpa menyebabkan lepuhan yang nyata, dalam
melalui stratum korneum yang terdiri dari kurang lebih 40% protein (pada
umumnya keratin) dan 40% air dengan lemak berupa trigliserida, asam lemak
bebas, kolesterol dan fosfat lemak. Stratum korneum sebagai jaringan keratin akan
berlaku sebagai membran buatan yang semi permiabel, dan molekul obat
mempenetrasi dengan cara difusi pasif, jadi jumlah obat yang pindah menyebrangi
lapisan kulit tergantung pada konsentrasi obat atau airnya. Bahan-bahan yang
mempunyai sifat larut dalam keduanya, minyak dan air, merupakan bahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
baik untuk difusi melalui stratum korneum seperti juga melalui epidermis dan
Prinsip absorbsi obat melalui kulit adalah difusi pasif yaitu proses dimana
suatu substansi bergerak dari daerah suatu sistem ke daerah lain dan terjadi
merupakan bagian terbesar dari proses trans-membran bagi umumnya obat. Daya
dorong untuk difusi pasif ini adalah perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi
membran sel. Difusi obat berbanding lurus dengan konsentrasi obat, koefisien
difusi, viskositas dan ketebalan membran. Disamping itu difusi pasif dipengaruhi
oleh koefisien partisi, yaitu semakin besar koefisien partisi maka semakin cepat
D. Uraian Bahan
1. Tragakan
dibandingkan dengan akasia, karena itu lebih cocok untuk penggunaan obat
luar, seperti : jelly, lotion, pasta, krim. Tragakan yang tidak larut
terhidratasi agak lambat oleh karena itu lebih baik jika didiamkan dahulu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
Kelarutan dari tragakan yaitu agak sukar larut dalam air, tetapi
Jika dikocok dengan berlebih, massa ini akan membentuk campuran yang
seragam , tetapi jika didiamkan satu atau dua hari akan terjadi pemisahan
untuk 1% b/v dispersi. Tragakan membentuk larutan yang kental atau gel
2. Na CMC
kontinyu, sedikit tergantung dari suhu. Na CMC bisa larut baik di dalam air
dingin maupun air panas. Larutan dalam airnya stabil terhadap suhu dan
tetap stabil dalam waktu lama pada suhu 100o C, tanpa mengalami
oral dan topikal, terutama karena tingkat viskositas yang dimilikinya. Pada
dalam pembuatan gel dan pasta, glikol sering kali dimasukkan untuk
3. Trietanolamin
Trietanolamin mengandung tidak kurang dari 99.0% dan tidak
Dengan pemerian cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau
air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam kloroform. Fungsinya sebagai zat
1979).
4. Propilenglikol
berwarna, tidak berbau, rasa agak manis dan higroskopik. Kelarutan: dapat
yang tidak stabil atau tidak dapat larut dalam air. Propilenglikol adalah
cairan bening, tidak berwarna, kental, dan hampir tidak berbau. Memiliki
propilenglikol stabil dalam wadah yang tertutup baik dan juga merupakan
suatu zat kimia yang stabil bila dicampur dengan gliserin, air atau alkohol.
5. Metil paraben
putih, hampir tidak berbau dan tidak mempunyai rasa kemudian agak
digunakan baik sendiri atau dalam kombinasi dengan paraben lain ataupun
pada kisaran pH yang luas dan memiliki aktivitas antimikroba yang kuat.
6. Aquadest
E. KERANGKA PEMIKIRAN
Acyclovir merupakan salah satu obat yang efektif untuk infeksi Herpes
Simpleks Virus yang terdapat dalam bentuk topikal, intravena, dan oral yang
kesemuanya berguna untuk mengatasi infeksi primer. Sediaan topikal yang ada di
pasaran adalah berupa sediaan krim acyclovir 5%. Dalam pemanfaatannya belum
banyak tersedia bentuk sediaan topikal lain untuk zat aktif acyclovir yang dapat
digunakan oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, tersirat pemikiran untuk
Dalam penelitian ini akan dibuat bentuk sediaan berupa gel dari acyclovir.
Sediaan gel adalah sediaan semipadat yang jernih, tembus cahaya dan
disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi. Pembuatan
gel diperlukan suatu zat pembentuk gel dalam setiap formulasinya yang bertujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
untuk membentuk sifat seperti padatan yang cukup baik selama penyimpanan
yang dengan mudah dapat dipecah bila diberikan daya pada sistem. Dalam
penelitian ini dilakukan perlakuan yaitu perbedaan jenis basis pembentuk gel
dimana yang digunakan adalah basis tragakan dengan Na CMC secara terpisah.
Penelitian ini menguji basis gom alam dengan turunan selulosa terhadap
sifat fisika kimia serta stabilitas sediaan gel acyclovir selama penyimpanan.
Dalam penelitian ini menggunakan tragakan dari basis gom alam dan Na CMC
karena itu lebih cocok umtuk penggunaan obat luar. Na CMC digunakan secara
luas untuk formulasi sediaan farmasi oral dan topikal, terutama karena tingkat
terdispersi oleh air pada suhu dingin maupun panas, akan tetapi kedua basis ini
juga memiliki beberapa perbedaan, diantaranya yaitu tragakan praktis tidak larut
dalam alkohol, sedangkan Na CMC praktis larut dalam aseton, etanol 95%, eter
dan toluene.
basis gel terbaik yang dapat menjaga kestabilan serta sifat fisika kimia gel
acyclovir adalah Na CMC. Basis ini dianggap dapat menghasilkan gel yang paling
dalam air dibandingkan dengan tragakan dan tingkat viskositas yang dimiliki Na
CMC dapat digunakan luas untuk formulasi sediaan farmasi baik oral maupun
topikal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
F. HIPOTESIS
a. Zat aktif acyclovir dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan gel dengan
c. Basis gel terbaik yang digunakan sebagai gelling agent terhadap karakter