Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Cedera Kepala
1. Definisi
otak (Pierce & Neil, 2006). Cedera kepala sebagai penyakit neurologi yang
2. Klasifikasi
7
8
benturan.
tidak lentur.
2006).
dasar otak.
3) Cedera difus yang berupa konkusi ringan atau klasik atau berupa
4) Trauma tembak
intraserebral
3. Komplikasi
otak yang tersebar melalui substansi otak daerah tersebut dan bila area
10
otak menurun dan terjadi henti aliran darah ke otak/ iskemik. Bila terjadi
iskemik komplet dan lebih dari 3 sampai 5 menit, otak akan menderita
denyutan nadi dan pernafasan yang tidak teratur. Dampak terhadap medula
4. Manifestasi Klinis
dan gejala. Dengan mengetahui manifestasi klinis dari cedera kepala, dapat
dibedakan antara cedera kepala ringan dan berat (Wong, D.L. et al., 2009).
a. Cedera ringan
b. Cedera berat
perdarahan retina.
B. Ventilator Mekanik
1. Definisi
positif atau negatif yang menghasilkan aliran udara terkontrol pada jalan
2. Klasifikasi
miastenia gravis. Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil
3. Prinsip Kerja
juga tekanan udara di dalam ruang paru. Bantuan ventilasi yang diberikan
atau gabungan keduanya volume dan tekanan. Sesuai dengan prinsip kerja
dari ventilator adalah memberikan tekanan positif ke dalam paru yang akan
tekanan udara di dalam paru pun ikut bertambah (Sinderby & Brander,
2009).
4. Indikasi
nafas, henti nafas (apnu) maupun hipoksemia yang tidak teratasi dengan
di dalam paru-paru lebih rendah dari pada atmosfir, sehingga udara secara
meliputi besarnya tekanan udara inspirasi, besarnya volume udara (TV dan
6. Komplikasi
C. Trakeostomi
1. Anatomi trakea
darah besar pada leher berjalan sejajar dengan trakea di sebelah lateral dan
dan menutupi trakea di bagian depan adalah otot-otot supra sternal yang
2. Definisi
al, 2004).
3. Indikasi
b. Mengurangi ruang rugi (dead air space) di saluran nafas bagian atas
seperti daerah rongga mulut, sekitar lidah dan faring. Dengan adanya
dalam koma.
4. Pembagian trakeostomi
letak insisinya, trakeostomi dibedakan letak yang tinggi dan letak yang
rendah dan batas letak ini adalah cincin trakea ke tiga (Soetjipto,
Mangunkusumo, 2001).
17
The simplified acute physiology score (SAPS II) 12 and the Sequential
a. Trakeostomi surgical, yaitu tipe ini dapat sementara dan permanen dan
antara cincing trakea satu dan dua atau dua dan tiga. Karena lubang
yang dibuat lebih kecil, maka penyembuhan lukanya akan lebih cepat
c. Trakeostomi mini, yaitu pada tipe ini dilakukan insisi pada pertengahan
6. Prosedur trakeostomi
arteri, gunting kecil yang tajam serta kanul trakea dengan ukuran yang
sesuai untuk pasien. Pasien atau keluarganya yang akan dilakukan tindakan
30° untuk menurunkan tekanan vena sentral pada vena-vena leher. Bahu
leher akan lurus dan trakea akan terletak di garis median dekat permukaan
leher.
vertikal di garis tengah leher mulai dari bawah krikoid sampai fosa
kira-kira dua jari dari bawah krikoid orang dewasa. Sayatan jangan terlalu
tumpul, kulit serta jaringan di bawahnya dipisahkan lapis demi lapis dan
ditarik ke lateral dengan pengait tumpul sampai tampak trakea yang berupa
pipa dengan susunan cincin tulang rawan yang berwarna putih. Bila lapisan
ini dan jaringan di bawahnya dibuka tepat di tengah maka trakea ini mudah
19
lateral. Ismuth tiroid yang ditemukan ditarik ke atas supaya cincin trakea
jelas terlihat. Jika tidak mungkin, ismuth tiroid diklem pada dua tempat dan
perlu diikat.
antara cincin trakea dan akan terasa ringan waktu ditarik. Memuat stoma
difiksasi dengan tali pada leher pasien dan luka operasi ditutup dengan kasa.
jangan terlalu pendek agar tidak sukar mencari trakea dan mencegah
7. Komplikasi
20
pada awalnya pasien akan bernafas lalu akan terjadu apnea. Hal ini terjadi
Faw, 1999).
21
Kerangka Konsep
Cedera Kepala
Cedera otak
Ventilator mekanik +
intubasi endotrakeal
Trakeostomi
Dini
Prolonged ET
dan obstruksi
Trakeostomi
Trakeostomi
Lambat
Membaik Memburuk
22
Hipotesis
peningkatan Glasgow Coma Scale (GCS) pada pasien cedera otak berat.