Anda di halaman 1dari 8

Pencak silat

Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela


diritradisional yang berasal dari Indonesia. Seni bela diri
ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei,
dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan
sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu
Nusantara. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia,
kini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang
tangguh. Induk organisasi pencak silat di Indonesia
adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi
yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai
negara adalah Persekutuan Pencak Silat Selang
Bangsa (Persilat), yang diwujudkan oleh Indonesia,
Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan


banyak konsentrasi.[1]Benar pengaruh budaya Cina,
agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pencak silat. Laga final Pencak Silat putri kelas E 65kg - 70kg. Di sebelah kiri Amelia
[1] Roring (Indonesia - medali emas) vs Siti Rahmah Mohamed Nasir
 Biasanya setiap daerah di Indonesia benar arus pencak
silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal (Malaysia - medali perak). 17 November 2011 pada SEA Games 2011 di
dengan arus Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah benar Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur,
arus Merpati Putihdan di Jawa Timur benar arus Perisai Indonesia.
Diri.[1] Setiap empat tahun di Indonesia benar hal
mengadukan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan
Olahraga Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan dalam SEA
Games sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga benar banyak penggemar
pencak silat seperti di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.[1]

Di tingkat nasional olahraga menempuh permainan dan olahraga pencak


silat menjadi keliru satu alat pemersatu nusantara, bahkan untuk
mengharumkan nama bangsa, dan menjadi identitas bangsa.[2] Olahraga
pencak silat sudah dipertandingkan di skala internasional.[2] Di Indonesia
banyak sekali aliran-aliran dalam pencak silat, dengan banyaknya arus ini
menunjukkan kekayaan budaya warga yang benar di Indonesia dengan
nilai-nilai yang benar didalamnya. Seorang pendekar Bali sedang memperagakan
silat.

Daftar inti
1 Etimologi
2 Sejarah
3 Istilah dalam Pencak Silat
4 Bidang dan wujud
5 Senjata
6 Tingkat kemahiran
7 Tata tertib pencak silat
8 Nilai positif pencak silat
9 Pencak silat di lingkungan kehidupan
10 Padepokan pencak silat Indonesia
11 Arus dan perguruan di Indonesia
12 Organisasi pencak silat
13 Lihat pula
14 Referensi
15 Catatan kaki
16 Pranala luar

Etimologi
Istilah silat dikenal secara luas di Asia Tenggara, hendak tetapi khusus di Indonesia istilah yang digunakan
adalah pencak silat. Istilah ini digunakan sejak 1948 untuk mempersatukan berbagai arus seni bela diri tradisional yang
berkembang di Indonesia.[3] Nama "pencak" digunakan di Jawa, sedangkan "silat" digunakan di Sumatera, Semenanjung
Malaya dan Kalimantan. Dalam perkembangannya kini istilah "pencak" semakin mengedepankan unsur seni dan
penampilan keindahan gerakan, sedangkan "silat" adalah inti segala sesuatu yang diajarkan bela diri dalam pertarungan.

Sejarah
Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki kegiatan pembelaan diri yang ditujukan
untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kumpulannya dari
tantangan lingkungan kehidupan.[4] Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan
gerakan binatang yang benar di lingkungan kehidupan sekitarnya, seperti gerakan kera,
harimau, ular, atau burung elang.[4] Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini probabilitas
juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan
bertempur dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam
tradisi suku Nias yang hingga masa seratus tahun ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh
luar.

Silat dianggarkan menyebar di kepulauan nusantara semenjak masa seratus tahun ke-


7 masehi, hendak tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-
kerajaan agung, seperti Sriwijaya dan Majapahit dituturkan memiliki pendekar-
pendekar agung yang menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit
yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat diandalkan.[4]Peneliti silat Donald F. Bela diri yang berkembang di
Draeger berpendapat bahwa bukti hal benar seni bela diri bisa diamati dari berbagai
Nusantara didasarkan pada
artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan
upaya pertahanan suku
relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan
menghadapi musuh, seperti tari
dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri
perang Nias.
silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada
hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh
Shamsuddin (2005)[5] berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri
dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari
kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan mancanegara lainnya.

Pencak silat telah dikenal oleh sebagian agung warga rumpun Melayu dalam berbagai nama.
[6]
 Di semenanjungMalaysia dan Singapura, silat semakin dikenal dengan nama arusnya yaitu gayong dan cekak.[6] Di
Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat, dan di Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat.[6] Dari
namanya, dapat dikenal bahwa istilah "silat" paling banyak menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar
dari Sumatera ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara.[6]

Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan
tertulis tentang asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan menempuh legenda yang beragam dari satu
daerah ke daerah lain. Legenda Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja
dari Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapi pada masa seratus tahun ke-11.[7] Kemudian silekdibawa dan
dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Demikian pula kisah rakyat tentang asal mula silat
arus Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan selang harimau dan
monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya Prabu
Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran,[8] Hang Tuah panglima Malaka,[9] Gajah Madamahapatih
Majapahit dan Si Pitung dari Betawi.

Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama
Islam pada masa seratus tahun ke-14 di nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran
agama di surau atau pesantren. Silat menjadi proses dari latihan spiritual. [5] Dalam budaya beberapa suku bangsa di
Indonesia, pencak silat merupakan proses tak terpisahkan dalam upacara aturan sejak dahulu kalanya. Misalnya kesenian
tari Randai yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan kegiatan
aturan sejak dahulu kala Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan aturan sejak dahulu kala Betawi terdapat tradisi
"palang pintu", yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Kegiatan ini biasanya digelar
sebelum janji nikah, yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya
menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh
hati untuk pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat di tengah jalan selang jawara-jawara penghadang
dengan pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal pengantin pria.

Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi proses dari pendidikan bela negara untuk
menghadapi penjajah asing.[9] Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang
mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku
Umar, Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.[4]
Silat ketika ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas,[10] yaitu para penduduk daerah
pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kumpulan etnik lainnya yang menggunakan lingua
franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga
mengembangkan beladiri ini.

Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu hal benar organisasi pencak silat yang
bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948,
terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)[4] Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di
lingkungan kehidupan.

Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya
(Indonesia), yang ketika itu menjabat ketua IPSI.[6] Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh kaki tangan
dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.[6] Keempat negara itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai
pendiri Persilat.[6]

Beberapa organisasi silat nasional selang lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat
Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat
Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan
Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam hal mengadukan internasional, khususnya
dipertandingkan dalam SEA Games.

Istilah dalam Pencak Silat


Kuda-kuda: adalah posisi menapak kaki untuk memperkokoh posisi tubuh. Kuda-
kuda yang kuat dan kokoh penting untuk mempertahankan posisi tubuh agar tidak
mudah dijatuhkan. Kuda-kuda juga penting untuk menahan dorongan atau menjadi
dasar titik tolak serangan (tendangan atau pukulan).

Sikap dan Gerak: Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-
gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat melakukan usaha ketika bertarung, sikap
dan gerakannya berganti mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan.
Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat hendak
mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.

Langkah: Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di
dalam permainan silat yang benar dan aci. Benar beberapa pola langkah yang dikenali,
misalnya langkah tiga dan langkah empat.
Silat Betawi ketika kegiatan
Kembangan: adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan sambil "Palang Pintu" dalam tradisi
memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah pernikahan Betawi, tengah
pertahanan musuh. Kembangan utama biasanya dilakukan pada awal laga dan dapat memperagakan teknik kuncian
bersifat mengantisipasi serangan atau mengelabui musuh. Seringkali gerakan melucuti golok.
kembangan silat menyerupai tarian atau dalam maenpo Sunda
menyerupai ngibing(berjoget). Kembangan adalah keliru satu proses penilaian utama
dalam seni pencak silat yang mengutamakan keindahan gerakan.

Buah: Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Secara tradisional istilah
teknik ini dapat disamakan dengan buah. Pesilat biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak
kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar,
menahan, mematahkan tulang sendi, dsb-nya.

Jurus: pesilat belajar dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh proses atas dan bawah,
yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan teknik-teknik lanjutan pencak silat (buah), ketika
dilakukan untuk belajar secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh,
mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Ketika digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau arus seluruh tubuh.

Sapuan dan Guntingan: adalah keliru satu jenis buah (teknik) menjatuhkan musuh dengan menyerang kuda-kuda
musuh, yakni menendang dengan menyapu atau menjepit (menggunting) kaki musuh, sehingga musuh kehilangan
keseimbangan dan jatuh.

Kuncian: adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak berkekuatan, tidak dapat melakukan usaha, atau
untuk melucuti senjata musuh. Kuncian melibatkan gerakan menghindar, tipuan, dan gerakan cepat yang biasanya
mengincar pergelangan tangan, lengan, leher, dagu, atau bahu musuh.

Bidang dan wujud


Terdapat 4 bidang utama dalam pencak silat, yaitu:

Bidang Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan


kepribadian dan karakter agung seseorang. Para pendekar dan maha guru
pencak silat masa waktu seratus tahun dahulu seringkali harus melewati
tahapan semadi, tapa, atau bidang kebatinan lain untuk mencapai tingkat
tertinggi keilmuannya.
Bidang Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah keliru
satu bidang yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya
menggambarkan wujud seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana
tradisional.
Kesenian Randai dari Sumatera
Bidang Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam
Baratmemakai silek (silat) sebagai unsur
menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung
tariannya.
menekankan pada bidang kemampuan teknis bela diri pencak silat.
Bidang Olah Raga: Ini berfaedah bahwa bidang fisik dalam pencak silat ialah
penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi
ialah proses bidang ini. Bidang olah raga meliputi hal mengadukan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, benar
untuk tunggal, ganda atau regu.

Wujud pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berlainan satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek yang
ditekankan. Banyak arus yang menemukan asalnya dari pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat-
silat harimau dan monyet ialah contoh dari aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa bidang bela diri
dan olah raga, benar fisik maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Bidang olah raga dan bidang bela
diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.

Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah, ketika
pencak silat bergabung pada lingkungan kehidupan olah raga. Oleh karena itu, sebagian praktisi silat tetap
memfokuskan pada wujud tradisional atau spiritual dari pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan
yang ditempuh oleh Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia.

Senjata
Selain bertarung dengan tangan kosong, pencak silat juga mengenal berbagai macam senjata. selang lain:

Keris: sebuah senjata tikam berwujud pisau kecil, sering dengan bilah bergelombang yang diproduksi dengan
melipat berjenis-jenis logam bersama-sama dan kemudian cuci dalam asam.
Kujang: pisau khas Sunda
Samping/Linso: selendang kain sutera dipakai sekitar pinggang atau bahu, yang digunakan dalam penguncian teknik
dan untuk pertahanan terhadap pisau.
Galah: tongkat yang terbuat dari kayu, baja atau bambu .
Cindai: kain, biasanya dipakai sebagai sarung atau dibungkus sebagai kepala gigi. Tradisional perempuan menutupi
kepala mereka dengan kain yang dapat diubah menjadi cindai.
Tongkat/Toya: tongkat berjalan yang dibawa oleh orang tua, pengelana dan musafir.
Kipas: kipas lipat tradisional yang kerangkanya dapat terbuat dari kayu atau besi.
Kerambit/Kuku Machan: sebuah pisau berwujud seperti cakar harimau yang bisa diselipkan di rambut perempuan.
Sabit/Clurit: sebuah sabit, biasa digunakan dalam pertanian, budidaya dan panen tanaman.
Sundang: sebuah ujung pedang ganda Bugis, sering berombak-berbilah
Rencong: belati Aceh yang sedikit melengkung
Tumbuk Lada: belati kecil yang juga sedikit melengkung mirip rencong, secara harfiah berfaedah "penghancur lada".
Gada: senjata tumpul yang terbuat dari baja.
Tombak: lembing yang terbuat dari bambu, baja atau kayu yang kadang-kadang memiliki bulu yang menempel di
dekat pisau.
Parang/Golok: pedang pendek yang biasa digunakan dalam tugas sehari-hari seperti memotong ketika menyisir
hutan.
Trisula: tiga sula atau senjata bercabang tiga
Chabang/Cabang: trisula bergagang pendek, secara harfiah berfaedah "cabang".

Tingkat kemahiran
Secara ringkas, murid silat atau pesilat dibagi menjadi beberapa tahap atau tingkat kemahiran, yaitu:

Pemula, diajari semua yang tahap dasar seperti kuda-kuda,teknik tendangan, pukulan, tangkisan, elakan,tangkapan,
bantingan, olah tubuh, maupun rangkaian jurus dasar perguruan dan jurus standar IPSI
Menengah, ditahap ini, pesilat semakin difokuskan pada aplikasi semua gerakan dasar, pemahaman, variasi, dan
disini hendak mulai terlihat minat dan bakat pesilat, dan hendak disalurkan untuk masing-masing cabang, misalnya
Olahraga & Seni Budaya.
Pelatih, hasil dari kemampuan yang dewasa berdasarkan pengalaman di tahap pemula, dan menengah hendak
membuat pesilat melangkah ke tahap kemudian, dimana mereka hendak diberikan teknik - teknik beladiri
perguruan, dimana teknik ini hanya diberikan untuk orang yang memang dipercaya, dan mampu secara teknik
maupun moral, karena biasanya teknik beladiri merupakan teknik tempur yang sangat efektif dalam melumpuhkan
lawan / sangat mematikan .
Pendekar, merupakan pesilat akuan oleh para sesepuh perguruan, mereka hendak mewarisi ilmu-ilmu rahasia
tingkat tinggi.

Tata tertib pencak silat


Sejalan dengan norma dan nilai budaya khususnya di Indonesia, terdapat beberapa peraturan yang harus diamati dan
dilakukan dengan seksama ketika belajar pencak silat, di selangnya sebagai berikut.[6]

Upacara pembukaan latihan yang terdiri atas:


Menyiapkan barisan;
Berdoa dipimpin oleh pelatih;
Pembacaan "prasetya pesilat Indonesia"
Penghormatan untuk pelatih, dipimpin oleh pemimpin barisan.
Pemanasan
Latihan inti
Pendinginan
Upacara penutupan latihan diakhiri dengan penghormatan dan berjabat tangan.

Nilai positif pencak silat

Beberapa nilai positif yang diperoleh dalam olahraga beladiri pencak silat adalah:[2]

Kesehatan dan kebugaran;


Membangkitkan rasa percaya diri;
Melatih ketahanan mental;
Mengembangkan kewaspadaan diri yang tinggi;
Membina sportifitas dan jiwa ksatria;
Disiplin dan keuletan yang semakin tinggi.

Pencak silat di lingkungan kehidupan


Pencak Silat telah berkembang pesat selama masa seratus tahun ke-20 dan telah menjadi
olah raga kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan Persilat (Persekutuan Pencak
Silat Selang Bangsa, atau The International Pencak Silat Federation). Pencak silat sedang
dipasarkan oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan tujuan membuat
pencak silat menjadi olahraga Olimpiade. Persilat memasarkan Pencak Silat sebagai
kompetisi olah raga internasional. Hanya proses yang diakui Persilat yang diizinkan
berpartisipasi pada kompetisi internasional.

Kini, beberapa federasi pencak silat nasional Eropa bersama dengan Persilat telah


mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Pada 1986 Kejuaraan Lingkungan kehidupan
Pencak Silat pertama di luar Asia, mengambil tempat di Wina, Austria.

Pencak silat pertama kali diperkenalkan dan dipertandingan dalam Pesta Olahraga Asia
Tenggara (SEA Games) ke-14 tahun 1987 di Jakarta. Hingga kini cabang olahraga Pesilat Vietnam memperagakan
pencak silat rutin dipertandingkan dalam SEA Games. Pada tahun 2002 Pencak Silat permainan golok.
diperkenalkan sebagai proses program pertunjukan di Asian Games di Busan, Korea
Selatan untuk pertama kalinya. Kejuaraan Lingkungan kehidupan terakhir ialah pada
2010 mengambil tempat di Jakarta, Indonesia pada Desember 2010.

Selain dari upaya Persilat yang membuat pencak silat sebagai hal mengadukan olahraga, sedang benar banyak aliran-
aliran tua tradisional yang mengembangkan pencak silat dengan nama Silek dan Silat di berbagai belahan lingkungan
kehidupan. Dianggarkan benar ratusan arus (gaya) dan ribuan perguruan.

Padepokan pencak silat Indonesia


Padepokan adalah istilah Jawa yang berfaedah sebuah kompleks perumahan dengan areal cukup luas yang disediakan
untuk berupaya bisa dan mengajar pengetahuan dan keterampilan tertentu. Padepokan yang disediakan untuk berupaya
bisa dan mengajar Pencak Silat dinamakan Padepokan Pencak Silat. Di
Minangkabau, Sumatera Barat, tempat berupaya bisa silat dinamakan sasaran
silek yang biasanya hampir dimiliki oleh setiap nagari pada masa dahulunya.

Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI).[11] adalah padepokan berskala nasional


dan internasional yang bertempat diatas lahan yang luasnya sekitar 5,2 hektar di
kompleks Taman Mini Indonesia Indah. Luas total kontruksinya sekitar 8.700
m2 dan luas total selasar-selasarnya sekitar 5.000 m2. Padepokan ini secara
resmi dibuka oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1997.
Pintu Gerbang Padepokan Pencak Silat
Padepokan Pencak Silat Indonesia benar sekurang-kurangnya 5 fungsi, yakni :

Sebagai pusat informasi, pendidikan, penyajian dan promosi berbagai hal yang
menyangkut Pencak Silat.
Sebagai pusat berbagai kegiatan yang bertalian dengan upaya pelestarian,
pengembangan, penyebaran dan peningkatan citra Pencak Silat dan nilai-
nilainya.
Sebagai sarana prasarana untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan warga
Pencak Silat Indonesia.
Sebagai sarana prasarana untuk mempererat persahabatan di selang warga
Pencak Silat di berbagai negara.
Sebagai sarana prasarana untuk memasyarakatkan 2 kode etik manusia Gelanggang utama Padepokan Pencak Silat
Pencak Silat, yakni : Prasetya Pesilat Indonesia dan Ikrar Pesilat.

Arus dan perguruan di Indonesia


Terdapat beraneka ragam arus pencak silat yang berkembang di Indonesia selama berabad-abad, dan tiap arus ini
bercabang-cabang lagi menjadi banyak perguruan. Beberapa tradisi atau arus utama yang tertua dan termahsyur selang
lain Silek Tuo Minangkabau dari Sumatera Barat, Maenpo Cimande dan Cikalong dari Jawa Barat, serta beberapa arus
pencak silat tua di Jawa Tengah dan Bali. Perguruan dan padepokan pencak silat yang berkembang kemudian mungkin
saja dipengaruhi beberapa arus tradisi pencak silat tua ini, serta memadukannya dengan disiplin dan teknik laga beladiri
lain. Berikut ini adalah beberapa arus dan perguruan pencak silat:

Silek Harimau Minangkabau — adalah arus silek (silat Minangkabau), seni beladiri yang dimiliki oleh
warga Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Warga Minangkabau memiliki budaya merantau semenjak beratus-ratus tahun yang lampau. Untuk merantau tentu
saja mereka harus memiliki bekal yang cukup dalam menjaga diri dari hal-hal terburuk selama di perjalanan atau di
rantau, misalnya diserang atau dirampok orang. Disamping sebagai bekal untuk merantau, silek penting untuk
pertahanan nagari terhadap ancaman dari luar.[12]
Cimande — adalah arus maenpo (pencak silat Sunda) di daerah Tari Kolot, Cimande, Bogor, Jawa Barat. Cimande
adalah sebuah arus pencak silat yang tergolong tua, agung, terkenal dan memiliki pengaruh pada arus lainnya di
pulau Jawa.[13] Cimande memiliki lima bidang yaitu bidang olahraga, seni budaya/tradisi, beladiri, spiritual dan
pengobatan. Bidang terakhir yaitu pengobatan termasuk pijat/ atau urut gaya Cimande dan pengobatan patah tulang.
Merpati Putih — merupakan pencak silat yang berkembang dari tradisi Jawa sejak tahun 1550. Sang Guru Merpati
Putih adalah Bapak Saring Hadi Poernomo, sedangkan pendiri Perguruan dan Guru Agung sekaligus pewaris ilmu
adalah Purwoto Hadi Purnomo (Mas Poeng) dan Budi Santoso Hadi Purnomo (Mas Budi) sebagai Guru Agung
terakhir yaitu generasi ke sebelas. Didirikan pada tanggal 2 April 1963 di Yogyakarta, benar kurang semakin 85
cabang dalam negeri dan 4 cabang luar negeri dengan banyak kumpulan latihan sebanyak 415 buah (1993) yang
tersebar di seluruh Nusantara dan ketika ini benar proses sebanyak kurang semakin dua setengah juta orang lulusan
serta yang sedang giat sekitar 100 ribu orang dan tersebar di seluruh Indonesia. Pencak silat Merpati Putih dikenal
dengan Beladiri Tangan Kosong (Betako).
Bakti Negara — adalah arus dan perguruan pencak silat Bali yang berpedoman pada segala sesuatu yang
diajarkan Hindu Dharma warga Bali Tri Hita Karana. Bakti Negara diwujudkan pada 31 Januari 1955 di Banjar
Kaliungu Kaja, Denpasar, Bali oleh empat pendekar mantan pejuang kemerdekaan Indonesia: pendekar Anak Agung
Rai Tokir, I Bagus Made Rai Keplag, Anak Agung Meranggi, Sri Empu Dwi Tantra, dan Ida Bagus Oka Dewangkara.
[14]

Perguruan Silat Nasional Asad (Persinas ASAD) — berdiri pada tanggal 30 April 1993 berpusat di Jakarta, telah
berkembang pesat dan banyak menjuarai barang yang diadu benar provinsi, nasional, bahkan internasional. Prestasi
Lingkungan kehidupan Persinas Asad yang mewakili Indonesia meraih prestasi membanggakan di Festival Beladiri
Lingkungan kehidupan Chungju World Martial Arts Festival di Chungju Korea Selatan.
Himpunan Proses Silat Dasar Indonesia (HASDI) — didirikan oleh Bapak RS. Hasdijatmiko pada tahun 1961, yang
berpusat di Jember Jawa Timur, merupakan perguruan silat yang mengembangkan tekhnik gerak silat cepat dan
lugas.
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)[15] — didirikan oleh Ki Hajar Harjo Utomo di Desa Pilangbango, Kecamatan
Kartoharjo, Madiun pada tahun 1922, merupakan perguruan silat yang mengajarkan kesetiaan pada hati sanubari
sendiri yang bersandarkan pada Tuhan Yang Maha Esa. Perguruan ini mengutamakan persaudaraan dan berwujud
sebuah organisasi.
Silat Perisai Diri[16] — teknik silat Indonesia yang diciptakan oleh Pak Dirdjo (mendapat penghargaan pemerintah
sebagai Pendekar Purna Utama) yang pernah mempelajari semakin dari 150 arus silat nusantara dan mempelajari
arus kungfu siauw liem sie (shaolin) selama 13 tahun. Teknik praktis dan efektif berdasar pada elakan yang sulit
ditangkap dan serangan perlawanan daya maksimum. Ketika ini merupakan silat yang paling dikenal dan banyak
prosesnya di Australia, Eropa, Jepang dan Amerika Serikat.
Silat Riksa Budi Kiwari — Perguruan ini didirikan oleh Pak Ujang Jayadiman pada tahun 1982 di Bandung.
Meskipun usia perguruan ini tergolong sedang muda,namun telah mencetak banyak atlet-atlet berprestasi benar di
tingkat Nasional maupun Internasional.
Silat Tunggal Hati Seminari- Tunggal Hati Maria —organisasi pencak silat bernafaskan agama Katolik, didirikan
oleh 7 dewan pendiri, termasuk Rm. Hadi,Pr. dan Rm. Sandharma Akbar,Pr.
Pencak Silat Siwah — arus silat asli yang berasal dari daerah Aceh yang memadukan empat arus asli Aceh yaitu dari
Peureulak dan Aceh Agung (Keudee Bing - Lhok Nga)

Organisasi pencak silat


PERSILAT- Persekutuan Pencak Silat Selang Bangsa
IPSI - Ikatan Pencak Silat Indonesia
FP2STI - Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia
PESAKA Malaysia - Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia
PERSISI - Persekutuan Silat Singapore
EPSF - European Pencak Silat Federation

Sampai ketika ini Proses Organisasi Pencak Silat yang sudah terdaftar/tercatat di PERSILAT sebanyak 33 organisasi di
seluruh lingkungan kehidupan.

Lihat pula
Daftar perguruan silat di Indonesia & luar negeri
Seni tradisional
Silek Minangkabau
Persinas ASAD

Referensi
Sheikh Shamsuddin (2005). The Malay Art Of Self-defense: Silat Seni Gayong. North Atlantic Books. ISBN 1-55643-
562-2. 
Quintin Chambers and Donn F. Draeger (1979). Javanese Silat: The Fighting Art of Perisai Diri. ISBN 0-87011-353-
4. 
Donn F. Draeger (1992). Weapons and fighting arts of Indonesia. Rutland, Vt. : Charles E. Tuttle Co. ISBN 978-0-
8048-1716-5. 

Catatan kaki
7. ^ Silek Minangkabau Etalase Ribuan
1. ^ a b c d South Australia. Education Dept, Northern Territory. FilosofiKoran.Republika.com
Dept. of Education, "Suara Siswa", Curriculum Corporation, 8. ^ Kompasiana: Pencak Silat dan Jati Diri Bangsa
1993, 1863661344, 9781863661348. 9. ^ a b Lihat Shamsuddin (2005).
2. ^ a b c M Muhyi Faruq, "Meningkatkan kebugaran jasmani 10. ^ Lihat Chambers dan Draeger (1979).
menempuh permainan dan olahraga pencak silat", Grasindo, 11. ^ Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI)
2009, 9790253664, 9789790253667. 12. ^ Silek Harimau Minangkabau
3. ^ Donn F. Draeger (1992). Weapons and fighting arts of 13. ^ Cimande, Riwayatmu Kini
Indonesia. Rutland, Vt. : Charles E. Tuttle 14. ^ Bakti Negara
Co. ISBN 9780804817165.  15. ^ Situs Resmi Persaudaraan Setia Hati Terate
4. ^ a b c d e Moh.Gilang, dkk, "Penjasorkes SMA kls 12", Ganeca 16. ^ Perisai Diri Cabang Bandung
Exact, 9795712578, 9789795712572.
5. ^ a b Lihat Shamsuddin (2005), hlm 7.
6. ^ a b c d e f g h Asep Kurnia Nenggala, "Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan", PT Grafindo Media Pratama, 979758349X,
9789797583491.

Pranala luar
Situs resmi Persilat
Situs portal Pencak Silat Indonesia
Situs Persinas ASAD
Situs forum percakapan Pencak Silat Indonesia
Situs komunitas Pencak Silat Indonesia
Situs penelitian dari Oong Maryono tentang Pencak Silat
Situs KAMPOENG SILAT JAMPANG
Persinas ASAD

Sumber : 

andrafarm.com, p2k.ggiklan.com, wiki.edunitas.com, id.wikipedia.org, dsb-nya.

Anda mungkin juga menyukai