Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar
Latar Belakan
Belakang
g
Perdarahan intrakranial (ICH) adalah perdarahan ( patologis)
 patologis) yang terjadi di
dalam kranium, yang mungkin terjadi di ekstradural, subdural, subaraknoid, atau
serebral (parenkimatosa).
(parenkimatosa). Perdarahan intrakranial
intrakranial dapat terjadi pada semua umur 
dan juga akibat trauma kepala seperti kapitis,tumor otak dan lain-lain. 1,3
ICH menjadi penyebab -13! terjadinya stroke dan kelainan dengan spe"trum
yang luas. #ila dibandingkan dengan stroke iskemik atau perdarahan subaraknoid,
ICH umumnya lebih banyak mengakibatkan kematian atau "a"at mayor. ICH yang
diserta
disertaii dengan
dengan edema
edema akan
akan mengga
menggangg
nggu
u atau
atau mengko
mengkompr
mpresi
esi jaringa
jaringan
n otak 
otak 
sekitarnya, menyebabkan dis$ungsi neurologis. Perpindahan substansi parenkim
otak dapat menyebabkan
menyebabkan peningkatan
peningkatan ICP dan sindrom
sindrom herniasi
herniasi yang berpotensi
berpotensi
$atal.%
&i 'merika,
'merika, insiden
insiden ICH 1%-11**
1%-11**.***
.*** penduduk,
penduduk, termasuk 3*1**.*
3*1**.***
**
kejadian
kejadian hypertensi+
hypertensi+ee hemorage
hemorage pada orang deasa. e"ara keseluruhan
keseluruhan insiden
ICH menurun sejak 1*. Insiden ini lebih tinggi di 'sia. etiap tahun terdapat
lebih dari %*.*** orang di 'merika meninggal karena ICH. /ingkat mortalitas
ICH pada 3* hari adalah 00!. Perdarahan batang otak memiliki tingkat mortalitas
! dalam %0 jam. %
/ingk
/ingkat
at inside
insidensi
nsi tinggi
tinggi pada
pada popula
populasi
si dengan
dengan $rekue
$rekuensi
nsi hiperte
hipertensi
nsi tinggi
tinggi,,
termasuk '$rika 'merika. Insidensi ICH juga tinggi di Cina, 2epang dan populasi
'sia lainnya, hal ini mungkin disebabkan karena $a"tor lingkungan (spt. diet kaya
minyak
minyak ikan) dan$aktor
dan$aktor genetik.
genetik. Insiden
Insiden ICH meningkat pada indi+idu yang
 berusia lebih dari  tahun dan menjadi % kali lipat tiap de"ade hingga berusia *
tahun. isiko relati+e ICH 45 pada indi+idu yang berusia lebih dari * tahun. %

1.2 Tu
Tujuan
juan
/ujuan penulisan re$erat ini ialah untuk mengetahui dan memahami tentang
de$inisi,
de$inisi, epidemiologi
epidemiologi,, gejala, tanda terutama
terutama di bidang
bidang radiologi,
radiologi, diagnosis,
diagnosis, dan
 penatalaksanaan pendarahan intrakranial

1
1.3 Manfa
Manfaat
at
Hasil
Hasil dari
dari re$er
re$erat
at ini
ini diha
diharap
rapka
kan
n dapa
dapatt memb
member
erik
ikan
an tamb
tambah
ahan
an ilmu
ilmu
 pengetahuan dan proses pembelajaran bagi dokter muda mengenai pendarahan
intra"ranial.

%
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Kepala


Otak di lindungi dari cedera oleh rambut, kulit dan tulang yang
membungkusnya,
membungkusnya, tanpa perlindungan ini, otak yang lembut yang
memb
membua
uatt kita
kita sepe
sepert
rtii adan
adanya
ya,, akan
akan muda
mudah
h seka
sekali
li terk
terken
ena
a
cede
cedera
ra dan
dan meng
mengal
alam
amii kerus
erusak
akan
an.. Sela
Selain
in itu,
itu, sek
sekali
ali neur
neuron
on
rusak, tidak dapat di perbaiki lagi.
Otak dilindungi oleh: 1
1 SCALP
SCALP/ulit kepala terdiri atas ! lapisan, " lapisan pertama
saling melekat dan bergerak sebagai satu unit.
SCALP terdiri dari:
 Skin atau kulit
 #ebal,
 #ebal, berambut dan mengandung banyak kelen$ar
sebacea.
 Connecti%e #issue atau $aringan penyambung
&erupakan $aringan lemak 'brosa yang menghubungkan
kulit
ulit deng
dengan
an apon
aponeu
euro
rosi
sis
s dari
dari m. occip
occipit
ito(
o(ro
ront
ntal
alis
is di
ba)ahnya.
ba)ahnya. *anyak mengandun
mengandung
g pembuluh
pembuluh darah besar
terutama dari lima arteri utama yaitu cabang
supra
supratr
trokh
okhlea
learr dan suprao
supraorbi
rbital
tal dari arteri
arteri o(talmik
o(talmik di
sebela
sebelah
h depan,
depan, dan tiga
tiga cabang
cabang dari
dari karo
karotid
tid ekster
eksternal
nal++
temporal super'sial, aurikuler posterior, dan oksipital di
sebelah posterior dan lateral. Pembuluh darah ini melekat
erat
erat deng
dengan
an sept
septa
a 'bro
'brosa
sa $ari
$aring
ngan
an subk
subkut
utis
is sehi
sehing
ngga
ga
sukar berkontraksi atau mengkerut. Apabila pembuluh ini
robek, maka pembuluh ini sukar mengadakan
%asokonstriksi dan dapat menyebabkan kehilangan darah
yang
yang berm
bermak
akna
na pada
pada pend
pender
erit
ita
a lase
lasera
rasi
si kulit
ulit kepal
epala.
a.
Perdarahan sukar di$epit dengan (orcep arteri. Perdarahan

3
diat
diatas
asii deng
dengan
an mene
meneka
kann
nnya
ya deng
dengan
an $ari
$ari atau
atau deng
dengan
an
men$ahit laserasi.
 Aponeurosis atau galea aponeurotika
aponeurotika
&erupakan suatu $aringan 'brosa, padat, dapat
digera
digerakk
kkan
an dengan
dengan bebas,
bebas, yang
yang memban
membantu
tu menyer
menyerap
ap
kekuatan
kekuatan trauma eksternal, menghubungkan otot (rontalis
dan otot occipitalis.
Spat
Spatiu
ium
m suba
subapo
pone
neur
urot
otic
icum
um adal
adalah
ah ruan
ruang
g pote
potens
nsia
iall
diba)ah aponeurosis
aponeurosis epicranial. ibatasi di depan dan di
belakang oleh origo m. Occipito (rontalis, dan meluas ke
latera
laterall sampai
sampai ke tempat
tempat perlek
perlekata
atan
n aponeu
aponeuro
rosis
sis pada
pada
(ascia temporalis.
 Loose areolar tissue atau $aringan penun$ang longgar
&enghubu
&enghubungka
ngkan
n aponeuro
aponeurosis
sis galea dengan
dengan periosteum
periosteum
cranium -pericranium. &engandung beberapa arteri kecil
dan beber
eberap
apa
a %.emm
.emmis
isar
aria
ia yan
yang mengh
enghub
ubun
ungk
gkan
an
v.diploica tulang tengkorak dan sinus venosus
intr
intrak
akrranial. Pembulu
anial. embuluh+p
h+pemb
embulu
uluh
h ini dapat
dapat memba)
memba)a
a
in(eksi dari kulit kepala sampai $auh ke dalam tengkorak,
sehi
sehing
ngga
ga pemb
pember
ersi
siha
han
n dan
dan debr
debrid
idem
emen
entt kulit
ulit kepal
epala
a
haru
harus
s dilak
dilakuk
ukan
an seca
secara
ra seks
seksam
ama
a bila
bila gale
galea
a terk
terkoy
oyak
ak..
arah atau pus terkumpul di daerah ini dan tidak bisa
mengal
mengalir
ir ke regio
region
n occipi
occipital
tal atau
atau subtem
subtempor
poral
al kare
karena
na
adanya perlekatan occipito(rontalis. Cairan bisa masuk ke
orbit
rbita
a dan
dan menye
enyeba
bab
bkan hem
hemato
atom yang
yang bisa
isa $adi
$adi
terbentuk
terbentuk dalam beberapa )aktu setelah trauma kapitis
kapitis
berat atau operasi kranium.
 Pericranium
&erupa
&erupaka
kan
n perios
periosteu
teum
m yang
yang menutu
menutupi
pi permuk
permukaan
aan luar
luar
tula
tulang
ng teng
tengk
korak
orak.. Sutu
Sutura
ra dian
dianta
tara
ra tula
tulang
ng+t
+tul
ulan
ang
g
tengkorak dan periousteum pada permukaan luar tulang

0
berlan
berlan$ut
$ut dengan
dengan periou
periouste
steum
um pada
pada permuk
permukaan
aan dalam
dalam
tulang+tulang tengkorak.
tengkorak.

Gambar 1. Anatomi epala

 #ulan
ulang
g #en
#engk
gkor
orak
ak
 #ulang
 #ulang tengkorak terdiri
terdiri dari cal%arium -kubah dan basis cranii
-bagian terba)ah. Pada kal%aria di regio temporal tipis, tetapi di
daerah ini dilapisi oleh otot temporalis. *asis cranii terbentuk
tida
tidak
k rata
rata sehi
sehing
ngga
ga dapa
dapatt melu
meluk
kai bagi
bagian
an dasa
dasarr otak
otak saat
saat
bergerak akibat proses akselerasi dan deselarasi.
Pada orang
orang de)asa
de)asa,, tulang
tulang tengk
tengkora
orak
k merupa
merupaka
kan
n ruang
ruangan
an
keras yang tidak memungkinkan perluasan isi intracranial. #ulang
#ulang
tengkorak
tengkorak mempunyai " lapisan, yaitu:
a #abula interna
interna - lapisan
lapisan tengk
tengkorak
orak bagian
bagian dalam
dalam
b ipl
iploe
oe -ro
-rong
ngga
ga di
di anta
antara
ra tab
tabul
ula
a
c #abula eksterna
eksterna -lapisan
-lapisan tengkorak
tengkorak bagian
bagian luar
luar
 #abula
 #abula interna mengandung alur+alur
alur+alur yang berisiskan
arteria
arteria meningea
meningea anterior,
anterior, media,
media, dan posterior
posterior.. Apabila
Apabila
(raktur tulang tengkorak menyebabkan terkoyaknya salah
satu
satu dari
dari arte
arteri
ri+a
+art
rter
erii ini,
ini, perd
perdar
arah
ahan
an arte
arteri
rial
al yang
yang di


akibatkannya, yang tertimbun dalam ruang epidural, dapat
menimbulkan akibat yang (atal kecuali bila di temukan dan
diobati dengan segera.
0ongga tengkorak dasar dibagi atas " (ossa yaitu (ossa
anterior yang merupakan tempat lobus (rontalis, (ossa
media yang merupakan tempat lobus temporalis, (ossa
posterior yang merupakan tempat bagian ba)ah batang
otak dan cerebellum.
" &eningen
Selaput meningen menutupi seluruh permukaan otak dan
terdiri dari " lapisan, yaitu:
1 uramater
uramater adalah selaput keras yang terdiri atas
 $aringan ikat 'brosa yang melekat erat pada pada
permukaan dalam kranium. uramater terdiri dari dua
lapisan, yaitu:
 Lapisan endosteal -periosteal sebelah luar, dibentuk
oleh periosteum yang membungkus dalam cal%aria.
 Lapisan meningeal sebelah dalam adalah suatu selaput
'brosa yang kuat
yang berlan$ut terus di (oramen mgnum dengan
duramater spinalis yang membungkus medulla spinalis.
 Arakhnoid
Arakhnoid adalah membran 'brosa halus, tipis, elastis,
dan tembus pandang. i ba)ah lapisan ini terdapat
ruang yang dikenal sebagai subarakhnoid, yang
merupakan tempat sirkulasi cairan LCS.
" Piamater
Piamater adalah membran halus yang melekat erat pada
permukaan korteks cerebri, memiliki sangat banyak
pembuluh darah halus, dan merupakan satu+satunya

6
lapisan meningeal yang masuk ke dalam semua sulkus
dan mem+bungkus semua girus.

Gambar 2. Susunan struktur kepala

2.2. Patofsiologi Cedera Kepala Seara Um!m


Cedera kepala dapat melibatkan setiap komponen yang ada,
mulai dari bagian terluar hingga bagian terdalam. Setiap
komponen yang terlibat memiliki kaitan yang erat dengan
mekanisme cedera yang ter$adi. itin$au dari sudut tipe beban
yang menimpa kepala, secara garis besar mekanisme trauma
kepala dapat dikelompokkan dalam dua tipe yaitu beban statis


-static loading dan beban dinamis -dynamic loading. *eban
statis timbul perlahan+lahan yang dalam hal ini tenaga tekanan
mengenai kepala secara bertahap. 2alaupun sebenarnya
mekanisme ini tidak la3im, namun hal ini bisa ter$adi bila kepala
mengalami gencetan atau e(ek tekanan yang lambat dan
berlangsung dalam periode )aktu yang lebih dari 44 milidetik.
*ila kekuatan tenaga tersebut cukup besar dapat mengakibatkan
ter$adinya keretakan tulang -egg+shell (racture, (raktur multiple
atau komuniti( dari tengkorak, atau dasar tulang tengkorak. 1,
&ekanisme trauma kepala yang lebih umum ter$adi adalah
akibat beban dinamis, dimana peristi)a ini berlangsung dalam
)aktu yang lebih singkat -kurang dari 44 milidetik. urasi
pembebanan yang ter$adi merupakan salah satu (aktor yang
penting dalam menentukan $enis trauma kepala yang ter$adi.
*eban dinamis ini dibagi men$adi dua $enis yaitu beban
guncangan -impulsi%e loading dan beban benturan -impact
loading. *eban guncangan -impulsi%e loading ter$adi bila kepala
mengalami kombinasi antara percepatan+perlambatan
-akselerasi+deselerasi secara mendadak, kepala yang diam
secara tiba+tiba digerakkan secara mendadak. Atau sebaliknya
bila kepala yang sedang bergerak tiba+tiba dihentikan tanpa
mengalami suatu benturan. Sedangkan beban benturan -impact
loading merupakan $enis beban dinamis yang lebih sering ter$adi
dan biasanya merupakan kombinasi kekuatan beban kontak
-contact (orce dan kekuatan beban inersial -inertial (orce.
0espon kepala terhadap beban+beban ini tergantung dari ob$ek
yang membentur kepala. 5(ek a)al dapat sangat minimal pada
beban tertentu, terutama bila kepala di$aga sedemikian rupa
sehingga ia tidak bergerak )aktu kena benturan. Sebaliknya,
akibat yang paling hebat dapat ter$adi bila energi benturan
dihantarkan ke kepala sebesar tenaga kontak dan selan$utnya


menimbulkan e(ek gabungan yang dikenal sebagai (enomena
kontak.
erusakan otak akibat trauma, bukan cedera misil, dapat
dikategorikan men$adi cedera otak primer dan sekunder. 6aya
mekanis yang beker$a pada )aktu cedera akan menimbulkan
kerusakan pada pembuluh darah, akson, sel+sel sara(, dan glia
dari otak. Semua hal ini akan memicu serangkaian perubahan
sekunder sehingga ter$adi perubahan pada kompleks selular,
in7amasi, neurokimia)i, dan metabolik. Pola pendekatan
tradisional terhadap cedera otak telah membagi pato'siologi
cedera otak men$adi cedera primer dan sekunder. 8al ini berarti
cedera primer merupakan cedera yang bersi(at mendadak dan
sebagian besar irre%ersibel. 6aya mekanis yang timbul akan
menyebabkan kerusakan $aringan yang bersi(at progresi(.
e(ormitas yang timbul dapat langsung merusak pembuluh
darah, akson, neuron, dan glia. erusakan yang timbul dapat
bersi(at (okal, multi(okal, atau di(us. Semua pola kerusakan ini
akan memicu dimulainya proses+proses perubahan yang dinamis
yang berbeda untuk masing+masing komponen tersebut
Sedangkan cedera sekunder yang ter$adi pada otak disebabkan
oleh cedera yang tidak ter$adi pada otak itu sendiri,
penyebabnya dapat berupa hipotensi dan hipoksia, peningkatan
tekanan intrakranial dan penurunan aliran darah otak akibat
edema otak dan e(ek massa dari hematoma intrakranial,
hidrose(alus, dan in(eksi. *erbagai tipe kerusakan otak sekunder
ini secara potensial masih bersi(at re%ersibel sehingga dengan
penanganan yang adekuat dapat dipulihkan. Penelitian terbaru
telah membuktikan bah)a proses cedera tidak hanya ter$adi
sesaat pada )aktu cedera, namun berlangsung bahkan beberapa
 $am setelah a)al ke$adian. *enturan pada kepala dapat
menyebabkan gangguan (ungsi otak yang mendadak, disertai
perdarahan interstisial dalam substansia otak, tanpa terputusnya


kontinuitas otak dalam hal ini $aringan otak tampak ber)arna
merah tua, berlumuran darah, dan sangat edematous. Apabila
benturan kepala cukup keras sehingga dapat menyebabkan
(raktur tulang tengkorak, maka pembuluh darah yang berada di
ba)ah (raktur dapat ikut terluka atau robek, sehingga timbul
perdarahan. Apabila tidak ter$adi (raktur tulang tengkorak,
pembuluh darah di ba)ah tempat benturan dapat pecah $uga
karena gaya kompresi yang timbul akibat osilasi indentasi.
engan demikian ter$adi perdarahan di ba)ah duramater dan
terbentuklah hematom subdural. 6angguan kesadaran
merupakan ge$ala yang sering menyertai cedera otak. alam hal
ini naik turunnya dera$at kesadaran dan lamanya gangguan
kesadaran, merupakan salah satu petun$uk sangat penting dari
ma$u mundurnya keadaan pasien dengan cedera otak. esadaran
yang makin menurun menun$ukkan suatu keadaan yang
memburuk.

2.". Klasif#asi Cedera $ta#


alam mengklasi'kasikan cedera kepala dapat dibagi
berdasarkan keadaan klinis dan kelainan patologis. lasi'kasi
keadaan klinis yaitu kesadaran pasien yang disebut dengan
6lasgo) Coma Scale -6CS, yaitu : 1,"
1 Cedera kepala ringan -C0 $umlah score 19+1!
 Cedera kepala sedang -CS $umlah score +19
" Cedera kepala berat -C* $umlah score "+;
Pengklasi'kasian kedua yaitu berdasarkan kelainan atau
kerusakan patologis yang terbagi dalam kerusakan primer dan
kerusakan skunder.
1 erusakan Primer
erusakan otak yang timbul pada saat cedera, sebagai akibat
dari kekuatan mekanik yang menyebabkan de(ormasi $aringan.
erusakan ini dapat bersi(at (okal ataupun di(us.

1*
o erusakan <okal &erupakan kerusakan yang melibatkan
bagian+bagian tertentu dari otak, bergantung pada
mekanisme cedera yang ter$adi. erusakan (okal yang timbul
dapat berupa:
• ontusio cerebri, yaitu kerusakan $aringan otak tanpa
robeknya piamater. erusakan tersebut berupa gabungan
antara daerah pendarahan -kerusakan pembuluh darah
kecil seperti kapiler, %ena dan arteri, nekrosis otak dan
in(ark. #erutama melibatkan puncak+puncak girus karena
bagian ini akan bergesekan dengan penon$olan dan
lekukan tulang saat ter$adi benturan. Lesi di ba)ah tempat
benturan disebut kontusio coup sedangkan yang $auh dari
tempat benturan disebut kontusio kontra+coup.
6ambaran #omogra' omputer -# akut a)alnya
menun$ukkan isodens kontusio yang men$adi lebih $elas
pada tindak lan$ut pemindaian. 6ambaran seperti terlihat
di ba)ah, sering menun$ukkan perkembangan dari )aktu
ke )aktu dalam ukuran dan $umlah kontusio dan $umlah
perdarahan dalam kontusio. A)alnya, temuan gambaran
boleh normal atau minimal abnormal karena %olume parsial
antara microhemorrhages padat dan edema hipodens
dapat menyebabkan kontusio isodens relati( terhadap
 $aringan otak sekitarnya.

11
Gambar ": 6ambaran kontusi serebri akut pada temporal
kortikal kanan Gliding contusion disebabkan oleh
percepatan sudut sagital dengan peregangan dan robeknya
pembuluh darah parasagittal. Gliding contusion sering
hemoragik, tidak hanya dari gerak di(erensial struktur
subkortikal -sering disebut sebagai cedera geser, tetapi
 $uga dari robeknya %ena parasagittal.
etika otak tiba+tiba bergeser pada saat dampak, $aringan
subkortikal meluncur lebih dari korteks. Para Convexities
dari setiap belahan yang berlabuh ke dura secara granulasi
arakhnoid. Gliding contusion $uga cenderung bilateral.

Gambar %. 6ambaran acute gliding contusions


• ontusio intermediate coup, yang terletak di antara lesi
coup dan kontra+coup. isamping itu $uga dikenal kontusio
glinding, yang terdapat pada daerah parasagital, biasanya
disebabkan oleh gerakan dalam arah rostrocaudal.
ontusio herniasi timbul sebagai akibat dari ter$adinya
herniasi, paling sering pada incisura tentorium. Lesi
kontusio sering berkembang se$alan dengan )aktu,
sebabnya antara lain adalah pendarahan yang terus
berlangsung, iskemik+nekrosis, dan diikuti oleh edema
%asogenik. Selan$utnya lesi akan mengalami reabsorbsi
terhadap eritrosit yang lisis -9;+= $am, disusul dengan
in'ltrasi makro(ag -9 $am sampai beberapa minggu dan
gliosis akti( yang terus berlangsung secara progresi( -mulai

1%
dari 9; $am. Secara 1; makroskopik terlihat sebagai lesi
kistik kecoklatan. 6e$ala yang timbul tergantung kepada
ukuran dan lokasi kontusio.
• Laserasi, $ika kerusakan tersebut disertai dengan robeknya
piamater. Laserasi biasanya berkaitan dengan adanya
pendarahan subarachnoid traumatika, subdural akut, dan
intraserebral. Laserasi dapat dibedakan atas laserasi
langsung dan tidak langsung. Laserasi langsung
disebabkan oleh luka tembus kepala yang disebabkan oleh
benda asing atau penetrasi (ragmen (raktur terutama pada
(raktur depressed terbuka. Sedangkan laserasi tak
langsung disebabkan oleh de(ormitas $aringan yang hebat
akibat dari kekuatan mekanis.
o Pendarahan intrakranial
• 5pidural 8ematom -58 Pendarahan ekstradural yang
lebih la3im disebut epidural hematom adalah adanya
penumpukan darah diantara dura dan tabula interna.
Paling sering terletak pada daerah temporal dan (rontal.
Pada pemeriksaan C#+Scan kepala akan terlihat sebagai
massa hiperdens berbentuk bikon%eks. Sumber
pendarahan biasanya dari laserasi cabang arteri meningea
oleh (raktur tulang, )alaupun kadangkadang dapat berasal
dari %ena atau diploe.
• Subdural 8ematom -S8 Subdural hematom diartikan
sebagai penumpukan darah di antara dura dan arachnoid.
Lesi ini lebih sering ditemukan daripada epidural hematom.
Angka mortalitas subdural hematom >4+=4 ?. Perdarahan
ini ter$adi karena laserasi arteri/%ena kortikal pada saat
berlangsungnya akselerasi dan deselerasi. Pada anak dan
usia lan$ut sering disebabkan oleh robekan bridging %ein
yang menghubungkan permukaan korteks dengan sinus

13
%ena. *erdasarkan )aktu perkembangan lesi ini hingga
memberikan ge$ala klinis, dibedakan atas:
 Akut, ge$ala timbul dalam tiga hari pertama setelah
cedera. Pada gambaran C#+Scan, terdapat daerah
hiperdens berbentuk bulan sabit. @ika penderita
anemis atau terdapat cairan serebro spinal yang
mengencerkan darah di subdural, gambaran tersebut
bisa isodens atau bahkan hipodens.
 Subakut, ge$ala timbul antara hari keempat sampai
hari ke 4. 6ambaran C# berupa campuran hiper, iso
dan hypodens.
 ronis, $ika ge$ala timbul setelah tiga minggu. Sering
timbul pada usia lan$ut, dimana terdapat atropi otak
sehingga $arak permukaan korteks dan sinus %ena
semakin men$auh dan rentan terhadap goncangan.
adang+kadang benturan ringan pada kepala sudah
dapat menimbulkan S8 kronis. S8 kronis dapat
terus berkembang karena ter$adinya pendarahan
ulang -rebleeding dan tekanan osmotik yang lebih
tinggi dalam cairan S8 kronis sebagai akibat dari
darah yang lisis, akan menarik cairan ke dalam S8.
• Subarachnoid 8ematom -SA8 Pendarahan subarachnoid
traumatika paling sering ditemukan pada cedera kepala,
umumnya menyertai lesi lain. Pendarahan terletak di
antara arachnoid dan piamater, mengisi ruang
subarachnoid. #erdapat beberapa perbedaan antara
pendarahan subarachnoid traumatika dan pendarahan
subarachnoid karena ruptur aneurisma. Pendarahan
subarachnoid traumatika lebih sering melibatkan bagian+
bagian kortikal yang super'sial, terutama $ika menyertai
lesi lain seperti C8 dan kontusio serebri. adang+kadang
ditemukan pendarahan subarachnoid traumatika yang

10
meluas hingga interhemis(eric 'ssure. 5%aluasi serial
dengan C#+Scan memperlihatkan bah)a gambaran
pendarahan subarachnoid traumatika lebih cepat
menghilang dibandingkan pendarahan subarachnoid
karena ruptur aneurisma. Pendarahan subarachnoid
traumatika umumnya darah akan menghilang dari
gambaran C# Scan kepala setelah  hari. Adanya darah
pada ruang subarachnoid ini dapat menyebabkan
hidrose(alus.
• ntraserebral 8ematom -C8 8ematom yang terbentuk
dalam $aringan otak -parenkim sebagai akibat dari adanya
robekan pembuluh darah, terutama melibatkan lobus
(rontal dan temporal -;4+4?, tetapi dapat $uga
melibatkan korpus kallosum, batang otak dan ganglia
basalis. 6e$ala dan tanda $uga ditentukan oleh ukuran dan
lokasi hematom. Pada C#+Scan akan memberikan
gambaran daerah hiperdens yang homogen dan berbatas
tegas. i sekitar lesi akan disertai dengan edema peri(okal.
 @ika massa hiperdens tersebut berdiameter kurang dari /"
diameter lesi, maka keadaan ini disebut kontusio. @ika C8
ini disertai dengan S8 dan kontusio atau laserasi pada
daerah yang sama, maka disebut Bburst lobe. Paling sering
ter$adi pada lobus (rontal dan temporal. *erdasarkan hasil
pemeriksaan C#+Scan, <ukamachi dkk. #ahun 1;!,
membagi C8 atas :
-  #ipe 1, hematom sudah terlihat pada C#+Scan a)al.
-  #ipe , hematom berukuran kecil sampai sedang pada
C#Scan a)al, kemudian membesar pada C#+Scan
selan$utnya.
-  #ipe ", hematom terbentuk pada daerah yang normal pada
C#+Scan a)al.

1
-  #ipe 9, hematom berkembang pada daerah abnormal se$ak
a)al -salt and pepper.
• ntra%entrikel 8emoragik -D8 Perdarahan intra%entrikel
traumatika diartikan sebagai adanya darah dalam sistem
%entrikel akibat trauma. Sumber pendarahan biasanya sulit
ditentukan, mungkin berasal dari robekan %ena pada
dinding %entrikel, robekan pada korpus kallosum, septum
pelusidum, (ornik atau pada pleksus koroid. Pada sepertiga
kasus merupakan perluasan hematom yang ada pada lobus
(rontal, temporal dan ganglia basalis. &ortalitas sangat
tinggi pada perdarahan ini.
• Lesi <okal Eang dimaksud dengan lesi (okal lainnya adalah
transeksi in(undibulum hipo'se, a%ulsi sara( kranial, a%ulsi
Bponto+medullary $unction, robeknya arteri %ertebralis atau
dinding aneurisma.
o erusakan i(us iartikan sebagai suatu keadaan patologis
penderita koma -penderita yang tidak sadar se$ak benturan
kepala dan tidak mengalami suatu inter%al lucid tanpa
gambaran SOL pada C#+Scan atau &0.
 erusakan Sekunder
erusakan otak yang timbul sebagai komplikasi dari kerusakan
primer termasuk kerusakan oleh hipoksia, iskemia,
pembengkakan otak, ## -tekanan tinggi intra kranial,
hidrose(alus dan in(eksi. skemia otak diketahui sebagai
penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas setelah
cedera kepala. Standar penatalaksanaan bertu$uan untuk
mempertahankan suplai oksigen yang cukup ke otak dengan
menghindari peningkatan tekanan intrakranial dan
mempertahankan tekanan per(usi otak yang cukup.
*erkurangnya suplai oksigen ke otak bisa men$adi penyebab
utama ter$adinya kerusakan otak sekunder. <aktor+(aktor
potensial yang menyebabkan munculnya kerusakan otak

16
sekunder seperti penurunan tekanan per(usi otak telah diketahui
dan telah dilakukan usaha klinis untuk mengurangi e(ek yang
ditimbulkan.

2.%. Pemeri#saan Kepala denganTomograf Komp!ter


&TK'( CT)San
 #omogra' omputer adalah satu pemeriksaan yang
menggunakan si(at tembus sinar+F, di mana sumber sinar+F dan
detektor berputar di sekitar ob$ek kemudian in(ormasi yang
diperoleh dapat digunakan untuk menghasilkan gambaran cross-
sectional oleh komputer.
<oto tomogra' komputernakan tampak sebagai penampang+
penampang melintang dari ob$eknya. #omogra' omputer adalah
modalitas alat pencitraan utama yang digunakan dalam keadaan
akut dan sangat berman(aat pada dalam menegakkan serta
menentukan tipe trauma kapitis karena kemampuannya
memberikan gambaran (raktur, hematoma dan edema yang $elas
baik bentuk maupun ukurannya. &elalui pemeriksaan ini dapat
dilihat seluruh struktur anatomis kepala, dan merupakan alat
yang paling baik untuk mengetahui dan menentukan lokasi serta
ukuran dari perdarahan intrakranial. ndikasi pemeriksaan
tomogra' komputer pada kasus trauma kapitis adalah seperti
berikut:
•  #rauma kapitis sedang dan berat
•  #rauma kapitis ringan yang disertai (raktur tengkorak
• Adanya kecurigaan dan tanda ter$adinya (raktur basis
kranii
• Adanya de'sit neurologi, seperti ke$ang dan penurunan
gangguan kesadaran
• Sakit kepala yang berat

1
• Adanya tanda+tanda peningkatan tekanan intrakranial atau
herniasi $aringan
otak
• esulitan dalam mengeliminasi kemungkinan perdarahan
intraserebral
Pasien de)asa yang mengalami trauma kapitis dan
mempunyai satu atau lebih dari resiko perlu dilakukan
pemeriksaan # dengan segera. *erikut akan di$abarkan indikasi
tersebut:
• Skor S6 -Skala oma Glaskow G 1" se)aktu pihak 6
melakukan pemeriksaan buat pertama kali
• Skor S6 G 1! selepas  $am berlakunya trauma kapitis
se)aktu pihak 6 melakukanpemeriksaan buat pertama
kali
• Suspek trauma kapitis dengan (raktur terbuka H depresi
tulang tengkorak
•  #anda+tanda (raktur basal tengkorak - haemotympanum,
racoon eyes, kebocoran cairan cerebrospinal melalui
telinga dan hidung, Battle’s sign
•  #er$adinya ke$ang post+trauma
• Penurunan (okal neurologis
• &untah 1 kali atau lebih
• Amnesia I "4 menit
Pada pasien de)asa yang mengalami trauma kapitis dan
mempunyai satu atau lebih dari resiko diba)ah ini dan hilang
kasadaran serta amnesia serta merta setelah kecelakaan lalu
lintas -LL perlu dilakukan pemeriksaan # dengan segera.
*erikut adalah indikasinya:
• Jsia lebih dari >! tahun
• oagulopati -ri)ayat perdarahan, gangguan pembekuan,
saat ini pengobatann dengan )ar(arin

1
• &ekanisme LL yang terlalu berbahaya
Sedangkan pasien anak+anak yang mengalami trauma kapitis
dan mempunyai satu atau lebih dari resiko dobaeah ini perlu
dilakukan pemeriksaan # dengan segera.
• 8ilang kasadaran lebih dari ! menit
• Amnesia -antegrade atau retrograde lebih dari ! menit
• Pening yang abnormal
• &untah " kali atau lebih
• Suspek klinis mungkin telah ter$adi cedea tanpa LL
• e$ang post+trauma tanpa ada ri)ayat epilepsi
• S6 G 19, anak bayi G 1 tahun S6 -Pediatrik G 1!,
se)aktu pihak 6 melakukan pemeriksaan pertama kali
• Suspek trauma kapitis dengan trauma terbuka, depresi
tulang tengkorak
•  #anda+tanda (raktur basal tengkorak (haemotympanum,
racoon eyes, kebocoran cairan cerebrospinal melalui
telinga dan hidung, Battle’s sign
• Penurunan (okal neurologis
• Jsia G 1 tahun, adanya memar, bengkak atau laserasi
lebih dari ! cm di kepala.
• &ekanisme LL yang terlalu berbahaya

2.*. Pemeri#saan Kepala dengan +agneti ,esonane


Imaging &+,I'
&agnetic 0esonance maging -&0 adalah pemeriksaan yang
menggunakan medan magnet dan pulsa energi gelombang radio
untuk mengambil gambar kepala. alam banyak kasus, &0
memberikan in(ormasi yang tidak dapat dilihat pada K+ray, JS6,
atau C#+Scan. Jntuk &0 kepala, pasien berbaring dengan kepala
di dalam sebuah mesin khusus - scanner  yang memiliki magnet

1
kuat. &0 dapat menun$ukkan kerusakan $aringan atau penyakit,
seperti in(eksi, radang, atau tumor. n(ormasi dari &0 dapat
disimpan dalam komputer untuk studi yang lebih lan$ut. <oto+(oto
atau 'lm pandangan tertentu $uga dapat dibuat. Selain itu,
gambaran stroke dan ke$ang dapat dilihat dari pemeriksaan &0.
alam beberapa kasus, pe)arnaan -bahan kontras dapat
digunakan ketika dilakukan pemeriksaan &0 untuk menampilkan
gambaran struktur yang lebih $elas. Cairan tersebut dapat
membantu menun$ukkan aliran darah, mencari beberapa $enis
tumor, dan menun$ukkan area peradangan.
&0 saat ini tidak digunakan pada trauma kapitis akut, tetapi
berperan penting ketika tidak ada in(ormasi atau gambaran yang
 $elas untuk menentukan diagnosis pada trauma subakut atau
kronis. #u$uan dari pemeriksaan &0 dalam menge%aluasi
perdarahan intrakranial adalah sebagai berikut:
• Jntuk melihat ada atau tidaknya perdarahan
• Jntuk mengetahui lokasi dan membedakan perdarahan
-ekstra+aksial dibandingkan intra+aksial: ekstra+aksial,
untuk membedakan perdarahan subarakhnoid -SA8,
hematoma subdural -S8, dan hematoma epidural -58,
dan intra+aksial, untuk menemukan lokasi spesi'k dan
neuroanatomi
• Jntuk menentukan sudah berapa lama perdarahan ter$adi
• Jntuk mengetahui etiologi
• Jntuk membantu penatalaksanaan perdarahan dan
menentukan prognosis pasien

2.-. Angiograf Serebral


Pemeriksaan angiogra' adalah pemeriksaan pembuluh darah
dengan menggunakan 3at kontras. Se$ak perkembangan # di
pertengahan 1=4+an, kebutuhan angiogra' serebral pada

%*
trauma kapitis telah menurun secara dramatis. Angiogra'
serebral berperan dalam menun$ukkan dan mengelola cedera
%askuler yang traumatis. Cedera %askuler biasanya disebabkan
oleh trauma ta$am -misalnya, luka tembak atau tusuk, (raktur
tulang tengkorak basal, atau trauma leher. amun, pemeriksaan
ini berman(aat bila alat tomogra' komputer tidak disediakan.

2.. Pendara/an Intra Kranial


2..1. 0#stra)Aial & darah di dala tengk!rak teta"i di luar !tak#
2..1.1. Perdara/an 0pid!ral
1' efnisi
5pidural hematom adalah suatu akumulasi darah yang terletak
diantara meningen -membran duramter dan tulang tengkorak
yang ter$adi akibat trauma. uramater merupakan suatu $aringan
'brosa atau membran yang melapisi otak dan medulla spinalis.
5pidural dimaksudkan untuk organ yang berada disisi luar
duramater dan hematoma dimaksudkan sebagai masa dari
darah.!
2' 0tiologi
5pidural hematom ter$adi akibat suatu trauma kepala,
biasanya disertai dengan (raktur pada tulang tengkorak
dan adanya laserasi arteri. 5pidural hematom $uga bisa
disebabkan akibat pemakaian obat M obatan antikoagulan,
 hemophilia, penyakit li%er, penggunaan aspirin, sistemik lupus
erimatosus, (ungsi lumbal. Spinal epidural hematom disebabkan
akibat adanya kompresi pada medulla spinalis. 6e$ala klinisnya
tergantung pada dimana letak ter$adinya penekanan.!
"' Patofsiologi

Cedera kepala yang berat dapat merobek, meremukkan atau


menghancurkan sara(, pembuluh darah dan $aringan di dalam
atau di sekeliling otak. *isa ter$adi kerusakan pada $alur sara(,

%1
perdarahan atau pembengkakan hebat. Perdarahan,
pembengkakan dan penimbunan cairan -edema memiliki e(ek
yang sama yang ditimbulkan oleh pertumbuhan massa di dalam
tengkorak. arena tengkorak tidak dapat bertambah luas, maka
peningkatan tekanan bisa merusak atau menghancurkan
 $aringan otak. arena posisinya di dalam tengkorak, maka
tekanan cenderung mendorong otak ke ba)ah, otak sebelah atas
bisa terdorong ke dalam lubang yang menghubungkan otak
dengan batang otak, keadaan ini disebut dengan herniasi.
Se$enis herniasi serupa bisa mendorong otak kecil dan batang
otak melalui lubang di dasar tengkorak -(oramen magnum
kedalam medulla spinalis. 8erniasi ini bisa berakibat (atal karena
batang otak mengendalikan (ungsi %ital -denyut $antung dan
perna(asan. Cedera kepala yang tampaknya ringan kadang bisa
menyebabkan kerusakan otak yang hebat. Jsia lan$ut dan orang
yang mengkonsumsi antikoagulan, sangat peka terhadap
ter$adinya perdarahan di sekeliling otak. =

Perdarahan epidural timbul akibat cedera terhadap arteri atau


%ena meningeal. Arteri yang paling sering mengalami kerusakan
adalah cabang anterior arteri meningea media. Suatu pukulan
yang menimbulkan (raktur kranium pada daerah anterior in(erior
os parietal, dapat merusak arteri. Cidera arteri dan %enosa
terutama mudah ter$adi $ika pembuluh memasuki saluran tulang
pada daerah ini. Perdarahan yang ter$adi melepaskan lapisan
meningeal duramater dari permukaan dalam kranium. #ekanan
ntracranial meningkat, dan bekuan darah yang membesar
menimbulkan tekanan ntra pada daerah motorik gyrus
presentralis diba)ahnya. arah $uga melintas kelateral melalui
garis (raktur, membentuk suatu pembengkakan di ba)ah
m.temporalis.;

%%
Apabila tidak ter$adi (raktur, pembuluh darah bisa pecah $uga,
akibat daya kompresinya. Perdarahan epidural akan cepat
menimbulkan ge$ala M ge$ala, sesuai dengan si(at dari tengkorak
yang merupakan kotak tertutup, maka perdarahan epidural
tanpa (raktur, menyebabkan tekanan intrakranial yang akan
cepat meningkat. @ika ada (raktur, maka darah bisa keluar dan
membentuk hematom subperiostal -se(alhematom, $uga
tergantung pada arteri atau %ena yang pecah maka penimbunan
darah ekstra%asal bisa ter$adi secara cepat atau perlahan M
lahan. Pada perdarahan epidural akibat pecahnya arteri dengan
atau tanpa (raktur linear ataupun stelata, mani(estasi neurologik
akan ter$adi beberapa $am setelah trauma kapitis. ;

%' +ani3estasi Klinis 2

• Saat a)al ke$adian, pada sekitar 4? pasien, tidak timbul


ge$ala apa M apa #api kemudian pasien tersebut dapat
berlan$ut men$adi pingsan dan bangun bangun dalam
kondisi kebingungan
• *eberapa penderita epidural hematom mengeluh sakit
kepala
• &untah M muntah
• e$ang M ke$ang
• Pasien dengan epidural hematom yang mengenai (ossa
posterior akan menyebabkan keterlambatan atau
kemunduran akti%itas yang drastis. Penderita akan
merasa kebingungan dan berbicara kacau, lalu beberapa
saat kemudian men$adi apneu, koma, kemudian
meninggal.
• 0espon chusing yang menetap dapat timbul se$alan
dengan adanya peningkatan tekanan intara kranial,
dimana ge$alanya dapat berupa :

%3
 8ipertensi
 *radikardi
 bradipneu
• kontusio, laserasi atau tulang yang retak
• dilatasi pupil, lebam, pupil yang ter'Fasi, bilateral atau
ipsilateral kearah lesi, adanya ge$ala M ge$ala peningkatan
tekanan intrakranial, atau herniasi.
• Adanya tiga ge$ala klasik sebagai indikasi dari adanya
herniasi yang menetap, yaitu:
 Coma
 <iFasi dan dilatasi pupil
 eserebrasi
• Adanya hemiplegi kontralateral lesi dengan ge$ala herniasi
harus dicurigai adanya epidural hematom.
*' Gambaran CT)San
Pada C#+Scan tampak area yang tidak selalu homogen,
bentuknya bikon%eks sampai planokon%eks, melekat pada tabula
interna dan mendesak %entrikel ke sisi kontra lateral -tanda
space occupying lesion, *atas dengan korteks licin, ensitas
duramater biasanya $elas. !+;

Gambar *. C# Scan Perdarahan 5pidural

%0
-' Magnetic Resonance Imaging &+,I'
&eskipun &0 sangat sensiti( dalam menge%aluasi S58
-spinal epidural hematoma, &0 $arang men$adi modalitas a)al
pilihan untuk menilai hematoma epidural intrakranial yang
dikarenakan oleh tahap akut dan tingkat keparahan hematoma
epidural. 6erak arte(ak pada pasien tidak sadar dan tidak adanya
unit &0 tersedia di luar daerah perkotaan $uga membatasi
kegunaannya. !
&0 menun$ukkan massa bikon%eks dipisahkan dari dura
atasnya oleh pelek tipis serum diekstrusi terletak di antara
gumpalan dan dura. 6aris ini   hyperintense pada kedua gambar
 #1+2 dan #+2. 8ematoma epidural akut adalah isointense untuk
minimal hipointense pada gambar  #1+2 dan nyata hipointense
pada gambar #+2N penampilan ini sesuai dengan (ase
deoxyhemogloin.;
8ematoma epidural subakut adalah hyperintense pada gambar
 #1+2, karena deoxyhemogloin diubah men$adi methemogloin.
Pada gambar #1+2, dura dapatdilihat sebagai garis tipis
hipointense bah)a hematoma tersebut berpindah menu$u ke
dalam.>
&0 $uga dapat menun$ukkan (raktur dengan cairan antara
margin (raktur. &odalitas ini dapat membantu dalam
menun$ukkan oklusi sinus dural dalam kasus !ap (raktur akibat
intimal berhubungan dengan %ena sinus hematoma epidural. =

%
/17

/%7

Gambar -. 6ambaran &0 8ematoma 5pidural Akut

2..1.2 Perdara/an S!bd!ral


1' efnisi
Subdural 8ematoma atau Perdarahan subdural adalah salah
satu bentuk cedera otak dimana perdarahannya ter$adi diantara
duramater -lapisan pelindung terluar dari otak dan arachnoid
-lapisan tengah meningens yang ter$adi akibat dari trauma. 
2' 0tiologi
8ematom subdural disebabkan robekan %ena M %ena di korteks
cerebri atau bridging %ein oleh suatu trauma. kebanyakan
perdarahan subdural disebabkan karena trauma kepala yang
merusakkan %ena+%ena kecil didalam lapis meninges. 
"' Patofsiologi
&eningen terdiri dari duramater, arachnoid, dan piamater.
aerah yang terdapat diantara arachnoid dan duramater disebut
daerah subdural. *ridging %eins melintasi daerah ini, ber$alan
dari permukaan kortikal menu$u sinus dural. 9
Perdarahan pada %ena+%ena ini dapat ter$adi akibat dari
mekanisme sobekan di sepan$ang permukaan subdural dan
peregangan traumatic dari %ena+%ena, yang dapat ter$adi dengan
cepat akibat dekompresi %entrikular. arena Permukaan subdural

%6
yang tidak dibatasi oleh sutura cranialis, darah dapat menyebar
"
di seleuruh hemisper dan masuk ke dalam 'sura hemis(er.
&ekanisme yang bisa menyebabkan munculnya hematom
subdural akut adalah benturan yang cepat dan kuat pada
tengkorak. Subdural 8ematom akut biasanya ada hubungannya
dengan trauma yang $elas dan seringkali disertai dengan laserasi
atau kontusi otak. 
%' +ani3estasi Klinis 2
Subdural 8ematom diklasi'kasikan men$adi ", yaitu :
• Subdural 8ematom Akut -8iperdens
*ila perdarahan ter$adi kurang dari bebrapa hari atau
dalam 9 M 9; $am setelah trauma.
• Subdural 85matom SubAkut -sodens
*ila perdarahan berlangsung antara +" minggu setelah
trauma
• Subdural 8ematom ronik
*ila perdarahan lebih dari " minggu setelah trauma
6e$ala klinis dari subdural hematom akut tergantung dari
ukuran hematom dan dera$at kerusakan parenkim otak. Subdural
hematom biasanya bersi(at unilateral. 6e$ala neurologis yang
sering muncul adalah :
• Perubahan tingkat kesadaran, ter$adi penurunan kesada
ran
• ilatasi pupil ipsilateral hematom
• egagalan pupil ipsilateral bereaksi terhadap cahaya
• 8emiparesis kontralateral
• Papiledema
Pada penderita subdural hematom subakut, terdapat trauma
kepala yang menyebabkan penurunan kesadaran, selan$utnya
diikuti perbaikan status neurologic yang perlahan+lahan. amun,

%
setelah $angka )aktu tertentu pasien memperlihatkan tanda+
tanda status neurologis yang memburuk.
&ani(estasi klinis dari subdural hematom kronik biasanya
tersembunyi dengan ge$ala+ge$ala berupa penurunan kesadaran,
gangguan keseimbangan, dis(ungsi kogniti( dan gangguan
memori, hemiparesis, sakit kepala dan a(asia.
*' Gambaran CT San
• Subdural 8ematom Akut
Pada C# Scan tampak gambaran hyperdens sickle -seperti
bulan sabit didekat tabula interna, kadang sulit dibedakan
dengan epidural hematom. *atas medial hematom seperti
bergerigi. adanya hematom di daerah 'ssura interhemis(er
dan tentorium $uga menun$ukkan adanya hematom
subdural.

Gambar . C# Scan epala Polos Subdural


hematom akut
• Subdural 8ematom ronik
Pada C# Scan tampak area hipodens, isodens dan sedikit
hiperdens, berbentuk bikon%eks, berbatas tegas, melekat
pada tabula.
Ada 9 macam tampilan C# Scan untuk subdural hematom
kronik, yaitu:
1 #ipe  : 8ypodens Chronic Subdural 8ematom
 #ipe  : Chronic Subdural 8ematom densitas inhomogen
" #ipe  : isodens Chronic Subdural 8ematom

%
9 #ipe D : Sligthly hyperdens chronic subdural hematom

Gambar 4. C# Scan Subdural hematom ronik

Gambar 5. C# Scan Subdural hematom kronik


-' +,I
Subdural hematoma -S8 memiliki ! tahap yang berbeda
e%olusinya, oleh karena itu, terdapat ! penampilan di &0. ura
ter%askularisasi dengan baik dan mempunyai tekanan oksigen
yang agar tinggi, mengakibatkan perkembangan dari satu tahap
ke tahap lainnya men$adi lebih lambat di dalam lesi daripada di
dalam otak. 9 tahapan yang pertama itu adalah sama dengan
yang untuk hematoma parenkim, dengan karakteristik yang
sama pada #1+2 dan #+2. #ahap kronis ditandai dengan
denaturasi oksidati( methemoglobin yang terus+menerus, ter$adi
pembentukan hemochromates nonparamagnetic. Selain itu, tidak
ada pinggiran hemosiderin dan $aringan makro(ag terlihat di

%
sekitarnya hematoma. Apabila ter$adinya perdarahan rekuren di
S8, akan terlihat lesi dengan gambaran intensitas sinyal yang
berbeda pada &0. 14

 #1+2  #+2
Gambar 16 : 8ematoma subdural subakut pada (rontoparietal.
&enun$ukkan isodens M hipodens subdural hematoma. Pada &0,
 #1+21 dan #+2 terlihat gambaran intensitas sinyal tinggi
menun$ukkan perdarahan subakut akhir.

Gambar 11: Pada &0 menun$ukkan subdural hematoma


subakut bilateral dengan intensitas sinyal yang meningkat.
aerah intensitas yang intermediate menun$ukkan perdarahan
akut pada perdarahan subakut.
' Angiograf
Pada pemeriksaan angiogra' serebral, hematoma subdural
menun$ukkan pendesakan arteri dan %ena berbentuk kon%eks

3*
sesuai dengan lengkung hemis(er serebri. Sesuai dengan
lokalisasi perdarahan, akan tampak pendesakan arteri serebri
anterior, arteri serebri media maupun deep vein. adang+kadang
ditemukan lesi yang luas, tetapi pendesakan arteri serebri
anterior, arteri serebri media dan %ena serebri interna sangat
sedikit -tidak seimbang, maka harus dilakukan angiogra' sisi
kontralateral karena kemungkinan adanya hematoma subdural di
sisi kontralateral tersebut. &embedakan hematoma epidural dan
hematoma subdural pada angiogram sering sulit. ,14

Gambar 12 Gambar 1"


Gambar 12: &enun$ukkan gambaran *ilateral subdural
hematoma. #ampak depresi permukaan hemis(era serebral
-panah hitam.
Gambar 1": 8ematoma subdural di bagian parietal kiri.

2..1." Perdara/an S!bara/noid


1' efnisi
Perdarahan Subarakhnoid merupakan gangguan mekanikal
system %askuler pada intracranial yang menyebabkan masuknya
darah ke dalam ruang subarachnoid. 
2' 0tiologi
Perdarahan subarachnoid secara spontan sering berkaitan
dengan pecahnya aneurisma -;!?. kerusakan dinding arteri

31
pada otak. alam banyak kasus PSA merupakan kaitan dari
pendarahan aneurisma.
"' Patofsiologi 2
Aneurisma merupakan luka yang yang disebabkan karena
tekanan hemodinamic pada dinding arteri percabangan dan
perlekukan. Saccular atau bi$i aneurisma dispesi'kasikan untuk
arteri intracranial karena dindingnya kehilangan suatu selaput
tipis bagian luar dan mengandung (aktor ad%entitia yang
membantu pembentukan aneurisma. Suatu bagian tambahan
yang tidak didukung dalam ruang subarachnoid.
Aneurisma kebanyakan dihasilkan dari terminal pembagi
dalam arteri karotid bagian dalam dan dari cabang utama bagian
anterior pembagi dari lingkaran )ilis. Selama ! tahun @ohn
8opkins mempela$ari otopsi terhadap 1! pasien bah)a pecah
atau tidaknya aneurisma dihubungkan dengan hipertensi,
cerebral atheroclerosis, bentuk saluran pada lingkaran )ilis, sakit
kepala, hipertensi pada kehamilan, kebiasaan menggunakan obat
pereda nyeri, dan ri)ayat stroke dalam keluarga yang semua
memiliki hubungan dengan bentuk aneurisma sakular.
0uang antara membran terluar arachnoid dan pia mater
adalah ruang subarachnoid. Pia mater terikat erat pada
permukaan otak. 0uang subarachnoid diisi dengan CS<. #rauma
perdarahan subarachnoid adalah kemungkinan pecahnya
pembuluh darah penghubung yang menembus ruang itu, yang
biasanya sma pada perdarahan subdural. &eskipun trauma
adalah penyebab utama subarachoid hemoragik, secara umum
digolongkan denga pecahnya sara( serebral atau kerusakan
arteri%enous.
%' +ani3estasi Klinis 2
• 6e$ala prodromal : nyeri kepala hebat dan perakut,
hanya 14?, 4? tanpa keluhan sakit kepala.

3%
• esadaran sering terganggu, dan sangat ber%ariasi dari
tak sadar sebentar, sedikit delirium sampai koma.
• 6e$ala / tanda rangsangan meningeal : kaku kuduk,
tanda kernig ada.
• <undus okuli : 14? penderita mengalami edema papil
beberapa $am setelah pendarahan. Sering terdapat
pedarahan subarachnoid karena pecahnya aneurisma
pada arteri komunikans anterior, atau arteri karotis
interna
• 6e$ala+ge$ala neurologik (okal : bergantung pada
lokasi lesi.
• 6angguan (ungsi sara( otonom : demam setelah 9
 $am, demam ringan karena rangsangan meningen, dan
demam tinggi bila pada hipotalamus. *egitu pun
muntah,berkeringat,menggigil, dan takikardi, adanya
hubungan dengan hipotalamus
"' Gambaran CT)San
Perdarahan subarakhnoid yang ter$adi karena trauma biasanya
terletak di atas gyri pada kon%eksitas otak. "#$ yang disebabkan
oleh pecahnya aneurisma otak biasanya terletak di cisterns
subarakhnoid pada dasar otak. "#$ dapat ter$adi sendiri atau
dalam hubungan dengan hematoma intraserebral atau
ekstraserebral lainnya. Pada gambaran #, "#$ terlihat mengisi
ruangan subaraknoid yang biasanya terlihat gelap dan terisi
cairan serebrospinal di sekitar otak. 0ongga subaraknoid yang
biasanya hitam mungkin tampak putih di perdarahan akut.
 #emuan ini paling $elas terlihat dalam rongga subaraknoid yang
besar. @ika pemeriksaan1"
 # dilakukan beberapa hari atau minggu setelah perdarahan
a)al, temuan akan tampak lebih halus. 6ambaran putih darah
dan bekuan cenderung menurun, dan tampak sebagai abu+abu.

33
"#$ dapat menyebabkan hidrose(alus dan kon(usi akibat trauma,
pecahnya pembuluh darah arteri -aneurisme atau mal(ormasi
arterio%enosa -AD&. Selain menentukan "#$, gambaran # $uga
dapat digunakan untuk melokalisir sumber perdarahan.

Gambar 1% Gambar 1*
Gambar 1%: &enunu$ukkan perdarahan subarachoid. 6ambaran
 # kepala ditemukan adanya perdarahan di ruang
subarakhoid -tanda panah hitam
Gambar 1*: &enun$ukkan pasien mengalami hematoma
esktradural di sebelah kanan dan perdarahan subarakhnoid
di sebelah kiri
%' +,I Pendara/an S!bara#noid
SA8 memiliki kadar oksigen yang tinggi, sehingga mereka
menua lebih lambat daripada hematoma parenkim yang
lakukan.11,1

30
Gambar 1-7 &0 menun$ukkan perdarahan subarachnoid -SA8.
SA8 muncul hyperintense pada # dan !uid-attenuated
inversion recovery (%&#') images. sointense M hipointense
pada gambar #1. *arked looming diamati pada gambar
echo gradient -605. 6ambaran menun$ukkan perdarahan
hiperakut atau akut.

Gambar 1: Perdarahan subarachnoid tampak hiperintense


pada gambar #, hipointense pada <LA0, dan tampak marked
looming pada gradien echo+-605 gambar di celah Syl%ian,
pada basal cisterns, dan sepan$ang (olia serebellar karena
darah. 6ambaran ini menun$ukkan perdarahan subarachnoid
kronis dan / atau siderosis super'sia.
*' Angiograf
 @ika arteri meningea media terdesak ke arah median -ke dalam,
maka diagnosis hematoma epidural dapat ditegakkan. @ika
hematoma epidural masuk ke dalam sinus %enosus, maka sinus
%enosus ini akan terpisah dari tabula interna. 1

3
Gambar 14: 8ematoma epidural di daerah temporal kiri.

2..1.% Perdara/an Intra8entri#!ler


1' efnisi
&erupakan rupturnya dinding %entrikel pada tepi ependymal
dan %askuler sub ependymal, perdarahan/petechie di sekitar
ganglia basalis yang disebabkan Akselerasi traumatik dan
distorsi otak. 
2' Patofsiologi
Akselerasi traumatik dan distorsi otak menyebabkan dinding
%entrikel pada tepi ependymal dan %askuler sub ependymal,
perdarahan/petechie di sekitar ganglia basalis kemudian darah
menghambat aliran CS< sehingga %entrikel melebar.
"' Gambaran CT San
aerah berbatas tegas dengan densitas meningkat pada
sistem %entrikel dan tampak pelebaran %entrikel. 1

36
Gambar 15. Perdarahan ntra%entrikel

2..2. Intra)a#sial &pendara/an  di dala !tak )

2..2.1. Pendara/an Intra Serebral


1' efnisi
Perdarahan intraserebral - 'C$ adalah dis(ungsi neurologi (okal
yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer substansi otak
yang ter$adi secara spontan, bukan oleh karena trauma kapitis,
disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, %ena dan
kapiler. Perdarahan intraserebral merupakan 14? dari semua
 $enis stroke, tetapi persentase kematian leih tinggi disebabkan
oleh stroke. Sekitar >4? ter$adi di putamen dan kapsula interna,
dan masing+masing 14? pada substansia alba, batang otak,
serebelum dan talamus. 

3
2' 0tiologi
8ipertensi merupakan penyebab terbanyak -=+;1?.
Perdarahan intraserebral spontan yang tidak berhubungan
dengan hipertensi, biasanya berhubungan dengan diskrasia
darah, hemartroma, neoplasma, aneurisma, AD&, tumor otak
metastasis, pengobatan dengan antikoagulans, gangguan
koagulasi seperti pada leukemia atau trombositopenia,
serebralarteritis, amyloid angiopathy dan adiksi narkotika.",9
Perdarahan intraserebral dapat disebabkan oleh :
1 8ipertensi
8ipertensi lama akan menimbulkan lipohialinosis dan
nekrosis 'brinoid yang memperlemah dinding pembuluh
darah yang kemudian menyebabkan ruptur intima dan
menimbulkan aneurisma. Selan$utnya dapat menyebabkan
mikrohematoma dan edema. 8ipertensi kronik dapat $uga
menimbulkan sneurisma+aneurisma kecil -diameternya 1
mm yang tersebar di sepan$ang pembuluh darah,
aneurisma ini dikenal sebagai aneurisma Charcot 
Bouchard.
 Cerebral Amyloid Angiopathy
Cerebral Amyloid Angiopathy adalah suatu perubahan
%askular yang unik ditandai oleh adanya deposit amiloid di
dalam tunika media dan tunika ad%entisia pada arteri kecil
dan arteri sedang di hemis(er serebral. Arteri+arteri yang
terkena biasanya adalah arteri+arteri kortical super'sial
dan arteri+arteri leptomening. Sehingga perdarahan lebih
sering di daerah subkortikal lobar ketimbang daerah basal
ganglia. eposit amiloid menyebabkan dinding arteri
men$adi lemah sehingga kemudian pecah dan ter$adi
perdarahan intraserebral. i samping hipertensi, amyloid
angiopathy dianggap (aktor penyebab kedua ter$adinya
perdarahan intraserebral pada penderita lan$ut usia.

3
" Arterio%enous &al(ormation
9 eoplasma intrakranial. Akibat nekrosis dan perdarahan
oleh $aringan neoplasma yang hiper%askular.
! #rauma
oleksi darah (okal yang biasanya diakibatkan cedera
regangan atau robekan rasional terhadap pembuluh+
pembuluh darah intraparenkimal otak atau kadang+kadang
cedera penetrans. ntracerebral hematom mengacu pada
hemorragi / perdarahan lebih dari ! ml dalam substansi
otak
"' Patofsiologi Intra Serebral 9ematom 2
5tiologi dan pato'siologi perdarahan intracerebral primer
masih kontro%ersi. Perdarahan intraserebral primer adalah
disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah arterioles, pada
kebanyakan kasus dengan hipertensi arterial.Pecahnya pembuluh
darah spontan adalah disebabkan berkurangnya elastisiti
pembuluh darah dan meningkatnya suseptibiliti. Cerebral
amyloid angiopati adalah penyakit yang tersering pada orang
berusia.Perdarahan intrserebral mengambil $alan yang paling
rendah resistensinya dan menyebar sepan$ang neuronal
'ber.Perdarahan intrserebral yang belokasi pada suprtatentorial
menyebabkan meningkatnya tekanan intracranial $ika %olume
lebih dari >4cc atau adanya lebih banyak atro' pada
otak.Akhirnya meningkatkan tekanan pada $aringan dan
hemostasis akhirnya menghentikan perdarahan. &eningkatnya
tekanan pada $aringan seterusnya C8 menyebabkan bahaya
skemik pada area tersebut dimana menyebabkan sitotoksik
edema otak dalam )aktu 9 sampai 9; $am.&ekanisme ini
menyebabkan peningkatan intracranial sekunder dimana
merosakkan neurologis sekunder dan memerlukan pengobatan
yang lebih.

3
Perdarahan terkumpul dan membeku disebut sebagai
hematom,dimana akan terus membesar dan meningkatkan
tekanan pada $aringan sekitar otak.Peningkatan tekanan
intracranial menyebabkan pasien kon'us dan letargi. Pada
tempat perdarahan suplai darah berkurang dan menyebabkan
stroke.Sel darah yang mati melepaskan toksin dan
menambahkan lagi kerusakan $aringan di sekitar hematoma.
Perdarahan intraserebral bisa ter$adi pada super'sial atau ter$adi
lebih dalam pada otak.Perdarahan yang dalam boleh menyebar
sampai ke %entrikel

%' +ani3estasi Klinis Intra Serebral 9ematom

Secara umum ge$ala klinis 'C$ merupakan gambaran klinis


akibat akumulasi darah di dalam parenkim otak. 'C$ khas ter$adi
se)aktu akti%itas, onset pada saat tidur sangat $arang.
Per$alanan penyakitnya, sebagian besar -"=,!+=4? per akut.
*iasanya disertai dengan penurunan kesadaran. Penurunan
kesadaran ini ber%ariasi (rekuensi dan dera$atnya tergantung dari
lokasi dan besarnya perdarahan tetapi secara keseluruhan
minimal terdapat pada >4? kasus. dua pertiganya mengalami
koma, yang dihubungkan dengan adanya perluasan perdarahan
ke arah %entrikel, ukuran hematomnya besar dan prognosis yang
 $elek. Sakit kepala hebat dan muntah yang merupakan tanda
peningkatan tekanan intrakranial di$umpai pada 'C$, tetapi
(rekuensinya ber%ariasi. #etapi hanya ">? kasus yang disertai
dengan sakit kepal sedang muntah didapati pada 99? kasus. @adi
tidak adanya sakit kepala dan muntah tidak menyingkirkan 'C$,
sebaliknya bila di$umpai akan sangat mendukung diagnosis 'C$
atau perdarahn subarakhnoid sebab hanya 14? kasus stroke
oklusi( disertai ge$ala tersebut. e$ang $arang di$umpai pada saat
onset 'C$.

0*
*' Gambaran CT)San Intra Serebral 9ematom
8ematoma intraserebral adalah perdarahan parenkhim otak
disebabkan pecahnya mpembuluh darah, sehingga timbulnya
hematom intraparenkim sesudah "4 menit hingga > $am trauma.
8ematom ini boleh timbul di daerah kontralateral - contrecoup.
Pada gambaran sesudah beberapa $am akan tampak daerah
hematom -hiperdens dan tepi yang tidak rata. 11,1,1!

Gambar 26: 8ematoma intraserebral. 6ambaran ditemukan


perdarahan parenkim otak dengan adanya gambaran lesi
hiperdens -panah putih, $aringan di sekitar tampak
densitasnya lebih rendah akibat in(ark atau edema.
-' +,I
1. Perdarahan 8iperakut

/1 /%

01
Gambar 21: &agnetic 0esonance maging aksial menun$ukkan
hematoma hiperakut dalam kapsul eksternal yang tepat dan
korteks insular pada pasien hipertensi. #1 aksial menun$ukkan
isointens untuk lesi hipointens di daerah temporoparietal
kanan yang hiperintens pada # dan dengan kecenderungan
tampak sebagai intensitas sinyal rendah karena darah pada
gradienecho -605. Sebuah lingkaran kecil edema %asogenik
mengelilingi hematoma.

. Perdarahan Akut

/1 /%
Gambar 22: &agnetic 0esonance maging menun$ukkan
hematoma akut pada daerah (rontal kiri. #1 aksial dan #
menun$ukkan hematoma yang hipointens. Sebuah lingkaran
kecil edema %asogenik mengelilingi hematoma terlihat di #.
". Perdarahan Subakut A)al - +arly "uacute $emorrhage

0%
/1 /%

Gambar 2": &agnetic 0esonance maging menun$ukkan


hematoma subakut a)al di daerah oksipital kiri. Lesi terlihat
hiperintens pada #1 dan hipointens pada # ditandai dengan
kecenderungan disebabkan oleh hematoma pada gradien+echo
-605. 8ematoma intra%entrikular $uga terlihat $elas sebagai
sinyal rendah pada 605.

9. Perdarahan Subakut Akhir -&ate suacute hemorrhage

/1 /%

Gambar 2%: &agnetic 0esonance maging menun$ukkan


perdarahan subakut akhir di kedua daerah thalamus pada

03
pasien malaria cerebral. #1, #, dan gradient+echo -605
menun$ukkan hematoma hiperintens. # dan 605
menun$ukkan lingkaran kecil hipointens yang disebabkan
hemosiderin.
!. Perdarahan ronik

/1 /%
Gambar 2*: &agnetic 0esonance maging menun$ukkan
hematoma kronik sebagai spaceoccupying lesion pada (ossa
posterior kanan. Perdarahan terlihat sebagai gambaran
hipointens di #1 dan #. 8ipointensitas diper$elas oleh e(ek
darah pada 605.

2.%.2.2. Difuse axonal injury 


1' efnisi Difuse axonal injury 
iuse axonal inury  -A adalah istilah yang digunakan untuk
menerangkan koma bekepan$angan pasca trauma yang tidak
berhubungan dengan lesi massa atau iskemia. stilah ini pertama
kali diperkenalkan pada a)al tahun 1;4an untuk
menggambarkan perubahan struktural yang ter$adi pada cedera
otak di(us dimana perubahan yang ter$adi tidak tampak secara
,"
makroskopis maupun tampak namun kecil.
2' Patofsiologi Difuse axonal injury 
Akselerasi rotatorik mengakibatkan perbedaan kepadatan (okal
antara substansia grisea dan substansia alba. 8al ini

00
menyebabkan putusnya akson sehingga ter$adi kerusakan
integritas akson pada node o/ ranvier dan mengakibatkan
perubahan arus /aliran aksoplasma 

"' +ani3estasi Klinis Difuse axonal injury 

Penderita trauma serebri yang mengalami koma lebih dari >


 $am, tanpa bukti penyebab koma yang dapat diidenti'kasi baik
dengan C#+scan atau &0. &aka gangguan ini disebut axonal
shearing inury yang luas atau diuse axonal inury. 6e$ala klinis
ber%ariasi tergantung beratnya inury :
• kebingungan
• hilang kesadaran
• koma dalam yang berkepan$angan
• gangguan (ungsi otonom seperti hipertensi, hyperhidrosis,
hiperpireksia
• cacat berat

*' Gambaran CT)San Difuse axonal injury 

6ambaran C#+Scan normal ditemukan sekitar !4?+;4? kasus.


8anya 14? lesi dapat ber%ariasi dari edema hingga lesi
perdarahan dengan ukuran hanya beberapa milimeter hanya
nampak dengan (ollo)+up C#+Scan. Pada ct+scan tampak halo
hipodens halus, edema yang mengelilingi daerah perdarahan.
Setelah udema dan perdarahan direabsorbsi C#+Scan
normal.1",11,1!

0
Gambar 2-. CT)San Difuse axonal injury 

2.$. Tera"i Pendarahan Intra %ranial


2.$.1. Tera"i Medikaent!&a
a. 'airan Intra(ena
Prinsip manajemen adalah mempertahankan per$usi serebral yang adekuat
dengan menjaga tekanan atau bahkan menaikkan tekanan darah. Cairan intra+ena
diberikan se"ukupnya untuk resusitasi agar penderita tetap dalam keadaan
normo+olemia, jangan beri "airan hipotonik. Penggunaan "airan yang
mengandung glukosa dapat menyebabkan hipoglikemia yang berakibat buruk 
 pada otak yang "edera. Cairan yang dianjurkan untuk resusitasi adalah larutan
garam $isiologis atau ringer laktat. 8adar natrium serum juga harus dipertahankan
untuk men"egah terjadinya edema otak. 3 trategi terbaik adalah mempertahankan
+olume intra+askular normal dan hindari hipoosmolalitas, dengan "airan isotonik.
aline hipertonik bisa digunakan untuk mengatasi hiponatremia yang bisa
menyebabkan edema otak. %
). Hi"er(entila&i
Hiper+entilasi segera adalah tindakan life saving   yang bisa men"egah atau
menunda herniasi pada pasien yang mengalami trauma kapitis parah. 9ol tindakan
ini adalah menurunkan PC:% ke rentang 3*-3 mmHg. Hiper+entilasi akan
menurunkan ICP dengan menyebabkan +asokonstriksi serebri; dengan onset e$ek 
dalam 3* detik. Hiper+entilasi menurunkan ICP sekitar %! pada rata-rata pasien;
 jika pasien tidak berespon terhadap inter+ensi ini, prognosisnya se"ara umum
adalah buruk. Hiper+entilasi berkepanjangan tidak dianjurkan karena bisa

06
menyebabkan +asokonstriksi dan iskemi. Hiper+entilasi pro$ilaksis juga tidak 
dianjurkan. Hiper+entilasi hanya dilakukan pada pasien trauma kapitis parah yang
mengalami penurunan neurologis atau menunjukkan tanda herniasi.   elain itu,
hiper+entilasi dapat membantu menekan metabolisme anaerob, sehingga dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya asidosis. 
*. Manit!l
2ika pasien tidak berespon terhadap intubasi dan hiper+entilasi dan ada
ke"urigaan hematom ekstra-aksial maupun herniasi, penggunaan diuretika
osmotik, seperti manitol atau H/, harus dipertimbangkan. Indikasi penggunaan
agen osmotik adalah deteriorasi neurologis yang akut seperti terjadi koma, dilatasi
 pupil, pupil anisokor, hemiparesis, atau kehilangan kesadaran saat pasien dalam
obser+asi.3. <anitol dipilih sebagai drug of choice dengan H/ sebagai alternati$.
<anitol digunakan untuk menurunkan /I8 yang meningkat. 3 ediaan yang
tersedia biasanya berupa "airan dengan konsentrasi %*!, dengan dosis *,%-1
gkg##. <anitol mengurangi edem serebri dengan men"iptakan gradient osmotis
yang akan menarik "airan dari jaringan ke intra+as"ular untuk kemudian
dikeluarkan melalui diuresis.1  =$ek osmosis terjadi dalam hitungan menit dan
men"apai pun"ak sekitar 6* menit setelah bolus dimasukkan. =$ek penurunan ICP
 bolus tunggal manitol bertahan sekitar 6- jam. 3 &osis tinggi manitol tidak boleh
diberikan pada penderita yang hipotensi karena manitol adalah diuretik osmotik 
yang poten dan akan memperberat hipo+olemia. 3 H/ pada konsentrasi 3,1!-%3!
digunakan untuk meraat pasien yang menderita trauma kapitis dan kenaikan
ICP. H/ menyebabkan penyebaran +olume plasma, mengurangi +asospasme,
dan mengurangi respon in$lamasi pas"atrauma. H/ berman$aat pada trauma
kapitis yang terjadi pada anak dan edem serebri.
d. +ur!&eid ,La&i-#
:bat ini diberikan bersama manitol untuk menurunkan /I8. 3 &osis yang biasa
diberikan adalah *,3-*, mgkg## se"ara bolus intra+ena. 3 >urosemid tidak boleh
diberikan pada penderita dengan hipotensi karena akan memperberat hipo+olemia.
e. Bar)iturat
#arbiturat berman$aat untuk untuk menurunkan /I8 yang re$rakter terhadap
obat-obatan lain. #arbiturat bekerja dengan "ara ?membius@ pasien sehingga

0
metabolisme otak dapat ditekan serendah mungkin, akibatnya kebutuhan oksigen
 juga akan menurun; karena kebutuhan yang rendah, otak relati$ lebih terlindung
dari kemungkinan kerusakan akibat hipoksi, alaupun suplai oksigen berkurang. 1
Hipotensi sering terjadi pada penggunaan barbiturat. :leh karena itu, obat ini
tidak diindikasikan pada $ase akut resusitasi.11
f. Antik!n(ul&an
8ejang pas"a trauma terjadi pada sekitar 1%! pasien trauma kepala tumpul dan
*! trauma kepala penetrasi. 8ejang pas"a trauma bukan prediksi epilepsi tetapi
kejang dini bisa memperburuk  secondary brain injury dengan menyebabkan
hipoksia, hiperkarbia, pelepasan neurotransmitter, dan peningkatan ICP.  /erdapat
3 $aktor yang berkaitan dengan insiden epilepsi pas"a trauma, yaitu kejang aal
yang terjadi pada minggu pertama, perdarahan intrakranial, atau $raktur depresi$.
Penelitan menunjukkan, pemberian antikon+ulsan berman$aat mengurangi kejang
dalam minggu pertama setelah "edera namun tidak setelah itu. Aamun penelitian
lain menyebutkan, penggunaan antikon+ulsan tidak mengurangi risiko serangan
kejang se"ara bermakna. Penggunaan obat antiepilepsi pro$ilaksis pada trauma
kapitis akut dilaporkan menurunkan risiko kejang sekitar 66!, alau pro$ilaksis
kejang dini tidak men"egah kejang pas"a trauma. /ujuan terapi antiepilepsi adalah
untuk men"egah akibat tambahan yang disebabkan trauma.1% 8ejang harus
dihentikan dengan segera karena kejang yang berlangsung lama (3*-6* menit)
dapat menyebabkan "edera otak sekunder. 3 #enBodiaBepine dipilih sebagai  first-
line antikonvulsan. oraBepam (*.*-*.1 mgkg ID, tiap  menit hingga total 0
mg) sangat e$ekti$ menggagalkan serangan epilepsy. Pillihan lain adalah
diaBepam. Entuk antikon+ulsan jangka panjang, $enitoin atau $os$enitoin bisa
diberikan.11

2.$.2. Tera"i %!n&er(atif 


8eadaan di baah ini memerlukan pengelolaan medik konser+ati$, karena
 pembedahan tidak akan membaa hasil lebih baik. 8riteria trauma kapitis yang
hanya memerlukan penatalaksanaan konser+ati$ adalah sebagai berikutF
+ >raktura basis kranii - ditandai adanya memar biru hitam pada kelopak 
mata

0
+  Racoon eyes atau memar diatas prosesus mastoid (battle’s sign) dan
atau kebo"oran "airan serebrospinalis yang menetes dari telinga atau
hidung.
+ Comotio "erebri - ditandai dengan gangguan kesadaran temporer 
+ >raktura depresi tulang tengkorak - dimana mungkin ada pe"ahan
tulang yang
+ <enembus dura dan jaringan otak 
+ Hematoma intraserebral - dapat disebabkan oleh kerusakan akut atau
 progresi$ akibat "ontusio.
Pada hematoma intraserebral yang luas dapat ditatalaksana dengan
hiper+entilasi, manitol dan steroid dengan monitorong tekanan intrakranial
sebagai usaha untuk menghindari pembedahan. Pembedahan dilakukan untuk 
hematom masi$ yang luas dan pasien dengan keka"auan neurologis atau adanya
ele+asi tekanan intrakranial karena terapi medis.

2.$.3. Tera"i "eratif 


:perasi di lakukan bila terdapatF
+ Dolume hematoma 4 % ml
+ 8eadaan pasien memburuk 
+ Pendorongan garis tengah 4  mm
Penanganan darurat dengan dekompresi dengan trepanasi sederhana (burr 
hole). &ilakukan kraniotomi untuk menge+akuasi hematoma. Indikasi operasi di
 bidang bedah sara$ adalah untuk life saving   dan untuk  fungsional saving . 2ika
untuk keduanya tujuan tersebut maka operasinya menjadi operasi emergensi.
#iasanya keadaan emergensi ini disebabkan oleh lesi desak ruang.
Indikasi untuk life saving  adalah jika lesi desak ruang ber+olume F
+ 4 % ""  desak ruang supra tentorial
+ 4 1* ""  desak ruang in$ratentorial
+ 4  ""  desak ruang thalamus

0
Indikasi e+akuasi life saving  adalah e$ek masa yang signi$ikan
+ Penurunan klinis
+ =$ek massa dengan +olume 4 %* "" dengan midline shi$t 4  mm dengan
 penurunan klinis yang progresi$ 
+ /ebal hematoma epidural 4 1 "m dengan midline shi$t 4  mm dengan
 penurunan klinis yang progresi$.

*
BAB III
P0NUTUP

".1. Kesimp!lan
Perdarahan ntrakranial adalah perdarahan di dalam tulang
tengkorak. Perdarahan bisa ter$adi di dalam otak atau di
sekeliling otak:
• Pendarahan 5kstra+aksial: pendarahan intra+%entrikular,
pendarahan sub+arachnoid, pendarahan subdural dan
pendarahan epidural.
• Pendarahan ntra+Aksial: pendarahan intra+serebral dan
diuse axonal inury 

Setiap perdarahan akan menimbulkan kerusakan pada sel+sel


otak. 0uang di dalam tulang tengkorak sangat terbatas, sehingga
perdarahan dengan cepat akan menyebabkan bertambahnya
tekanan dan hal ini sangat berbahaya.
Penyebab perdarahan ntrakranial ini bisa karena cedera
kepala merupakan penyebab yang paling sering ditemukan pada
penderita perdarahan intrakranial yang berusia diba)ah !4
tahun.
 #omogra' omputer -# adalah modalitas alat pencitraan
utama yang digunakan dalam keadaan akut dan sangat
berman(aat dalam menegakkan serta menentukan tipe trauma
kapitis karena kemampuannya memberikan gambaran (raktur,
hematoma dan edema yang $elas baik bentuk maupun
ukurannya. Sedangkan pemeriksaan *agnetic esonance
'maging -&0 memberikan in(ormasi yang tidak dapat dilihat
pada sinar+K atau tomogra' komputer -#.

".2. Saran
Seorang dokter dalam melakukan tindakan harus disertai
dengan pemeriksaan yang sistematis dan banar. ia)ali dengan

1
anamnesis dan pemeriksaan 'sik, dokter dapat menegakkan
diagnosis ;4. emudian dilan$utkan dengan pemerikasaan
penun$ang salah satunya yakni radiologi. Sehingga dapat
menyingkirkan diagnosis banding.

%

Anda mungkin juga menyukai