Anda di halaman 1dari 7

PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN RUANG TERBUKA DI PERUMAHAN

TANGERANG
The Use of Space and Open Space Management in Tangerang Estates

Maria Immaculata Ririk Winandari,1


1Jurusan Arsitektur, Universitas Trisakti, Jakarta, mi.ririk@trisakti.ac.id

INFORMASI ARTIKEL Abstrak


Ruang terbuka di perumahan berada di bawah pengawasan
pemerintah daerah yang disediakan dan dikelola untuk
kepentingan publik. Pengembang di sebagian perumahan masih
mengelola ruang terbuka hingga sesudah serah terima fasilitas
tersebut. Pada kenyataannya, ada indikasi pengaruh sistem
pengelolaan ruang terbuka terhadap pemanfaatan ruang. Muncul
pertanyaan ‘bagaimana pengaruh pengelolaan terhadap
pemanfaatan ruang terbuka di perumahan dan mengapa
berpengaruh seperti itu? Metode studi kasus ganda digunakan
terhadap tiga kasus perumahan di Kabupaten Tangerang dan Kota
Tangerang Selatan. Variabel penelitian terdiri dari jenis dan
pemanfaatan ruang, pengelolaan, dan persepsi penghuni terhadap
pengelolaan ruang terbuka. Analisis dilakukan secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi ruang terbuka publik
di Tangerang lebih dipengaruhi oleh pengelolaan dibandingkan
dengan pemanfaatan. Citra perumahan yang dikelola oleh
pengembang lebih berkesan nyaman, bersih, dan aman dibanding
yang dikelola oleh pemerintah daerah atau komunitas setempat.
Kata kunci: Kondisi ruang terbuka yang dikelola oleh pemerintah daerah
Pengelolaan sangat tergantung dari kepedulian dan rasa memiliki penghuni di
Ruang terbuka publik sekitar ruang terbuka tersebut.
Perumahan Kata Kunci: pengelolaan, ruang terbuka publik, perumahan, studi
Studi kasus kasus, Tangerang
Tangerang
Abstract
Open space in housing estate is supervised by local government that is
provided and maintained for the public interest. Developers in some
housing still manage the open space after the abdication to the
government. In fact, there is an indication of the effect of open space
management systems on space utilization. The question arises 'how is
the effect of housing management on the use of space and why such
an effect? This study explores the management concept of the use od
open space. The multiple case study method is used for the exploration
of 3 housing cases in Tangerang District and South Tangerang City.
The research variables consist of opens psace type, the use of space,
management, and the residents’ perception. The results showed that
the public open space condition in Tangerang estate is more
influenced by management instead of the use of space. The image of
open space that managed by developer is more comfortable, clean,
and safe rather than by local government or local community. The
condition of open spaces managed by the local government depends
on the awareness and sense of belonging residents around the open
space.
Keywords: Housing Management, public open space, case study,
Tangerang

© 2018
220
PENDAHULUAN sarana lingkungan, dan utilitas kepada pemerintah
daerah termasuk di dalamnya adalah jalan, fasilitas
Ruang terbuka publik di perumahan wajib dibangun olahraga, lapangan terbuka, parkir umum, dan
oleh pengembang untuk memenuhi kebutuhan pemakaman umum. Penyerahan fasilitas dari
penghuni perumahan. Ruang tersebut berada di pengembang ke pemerintah daerah dilakukan
bawah pengawasan perwakilan umum atau untuk menjamin keberlanjutan pemeliharaan dan
Pemerintah Daerah serta disediakan dan dikelola pengelolaan.
demi kepentingan publik. Penelitian terdahulu
(Winandari, 2015a) mengindikasikan adanya Pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas
pengaruh sistem pengelolaan ruang terbuka sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah
terhadap pemanfaatan ruang. Lebih lanjut, daerah. Dalam rangka pengelolaan, pemerintah
Winandari dkk (2015b) mengungkapkan bahwa daerah dapat bekerja sama dengan pengembang,
kemandirian pengelolaan oleh penghuni menjadi badan usaha swasta dan atau masyarakat sesuai
salah satu banyaknya perubahan ruang. Penelitian dengan ketentuan yang berlaku. Kenyataannya,
ini mengeksplorasi pengaruh pengelolaan terhadap ruang terbuka di setiap perumahan berkembang
pemanfaatan ruang terbuka di perumahan yang sesuai dengan kepentingan penghuni serta campur
dibangun dari empiri. Eksplorasi difokuskan pada tangan pengembang dan pemerintah. Setelah
cara pengelolaan, alasan pengelolaan, dan persepsi proses serah terima ke pemerintah daerah,
penghuni terhadap pengelolaan ruang. Konsep sebagian besar fasum dan fasos tidak terawat.
tersebut dibangun dari empiri yang dapat Banyak warga yang mengatakan bahwa sebaiknya
memperkaya ranah manajemen ruang publik. dikelola kembali oleh pengembang karena dianggap
lebih rapi dan bersih. Berdasar Permendagri No. 9
Tangerang merupakan bagian dari Provinsi Banten, Tahun 2009, pembiayaan dan pelaksanaan
provinsi dengan kepadatan penduduk ketiga merupakan tanggung-jawab pengembang.
tertinggi di Indonesia (BPS, 2015). Terkait dengan
perumahan, Tangerang merupakan salah satu ‘kota Terkait dengan pengelolaan ruang terbuka,
baru’ yang berfungsi sebagai penyangga ibu kota terdapat hubungan antara perumahan dengan
Jakarta (Perumnas, 2015). Kawasan ini menduduki budaya penghuni (Cheer, 2002) serta antara pelaku
peringkat kota layak huni ke-6 untuk Kabupaten pengelolaan dengan efisiensi ekonomi dan
Tangerang Selatan dan ke-20 untuk Kota Tangerang hubungan antar penghuni. Efisiensi ekonomi dan
(Syabani, 2018). Saliez (2016) mengungkapkan hubungan yang lebih baik antar penghuni akan
bahwa ruang publik merupakan prinsip pertama meningkat jila ruang terbuka dikelola secara
kota berkelanjutan untuk meningkatkan nilai bersama oleh pengembang, penghuni, dan
kawasan dan menarik minat investor. Penyediaan pemerintah (Lindgren dan Castell, 2008).
ruang terbuka publik yang layak di perumahan Kemungkinan konflik akibat perbedaan kelompok
merupakan aspek penting di New Urban Agenda pengguna dapat direduksi melalui proses mediasi
untuk mencapai pembangunan perkotaan yang sosial (Low, 1996) yang dapat dilakukan di ruang
inklusif dan berkelanjutan (Ciptakarya. 2017). terbuka. Keterlibatan semua warga dan pengampu
Ruang terbuka perumahan sebagai ruang publik kepentingan dari berbagai tingkatan merupakan
sudah seharusnya mendapat perhatian utama salah satu pendekatan New Urban Agenda
dalam perencanaan dan pembangunan perumahan. (UNHABITAT, 2016; Widorini, 2017). Pengelolaan
tersebut terutama berkaitan dengan keamanan,
Keharusan mengenai adanya ruang terbuka di inklusivitas dan aksesibilitas (WUF9, 2018).
perumahan tertuang dalam UU No. 1 tahun 2011 Semakin mandiri pengelolaan yang dilakukan oleh
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan penghuni akan meningkatkan pemanfaatan ruang
Permendagri No. 9 Tahun 2009 tentang Pedoman terbuka di perumahan (Winandari, 2015a)
Penyerahan Prasarana, Sarana, dan Utilitas
Perumahan dan Permukiman di Daerah. Ruang METODE
terbuka merupakan bagian prasarana dan sarana Metode studi kasus digunakan untuk
lingkungan yang harus disediakan sebagai mengeksplorasi dan menguraikan pengaruh
pelengkap perumahan. Pengembang wajib pengelolaan perumahan terhadap pemanfaatan
membangun ruang terbuka untuk dipelihara dan ruang terbuka di perumahan. Metode ini didahului
dikelola sampai masa pengesahan dan penyerahan dengan proposisi bahwa pengelolaan yang mandiri
kepada pemerintah daerah. Semua pengembang dan melibatkan semua pihak akan meningkatkan
baik perusahaan umum perumahan nasional pemanfaatan ruang terbuka. Merujuk Yin (2003),
(perum perumnas) maupun swasta diharuskan proposisi tersebut dilanjutkan dengan eksplorasi
untuk menyerahkan fasilitas berupa prasarana, terhadap keunikan pengelolaan di ketiga kasus.
221
Penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu kajian Hirarki ruang terbuka di ketiga kasus dapat
pustaka, persiapan survey lapangan, survey dikelompokkan menjadi tiga yaitu publik, semi
lapangan beserta analisis tiap kasus, dan sintesis. privat, dan privat. Ruang terbuka publik dijumpai di
Pengumpulan data dan analisis dilakukan secara dua kasus yaitu di Perumahan Bumi Serpong Damai
bersamaan di setiap kasus dan dilakukan secara dan Gading Serpong. Ruang terbuka publik di kedua
berurutan mulai dari Kasus 1 hingga Kasus 3. perumahan tersebut berjenis taman kota, jalan
Survey dilakukan terhadap lokasi dan penghuni. utama perumahan, dan sungai yang dapat
Panduan pengumpulan data digunakan untuk digunakan oleh umum secara bebas. Fasilitas taman
mendapatkan konsep yang dapat menjelaskan kota di dua kasus (Bumi Serpong Damai dan Gading
pengelolaan ruang terbuka publik dan Serpong) digunakan oleh masyarakat umum. Situasi
hubungannya dengan pemanfaatan ruang tersebut ini menunjukkan bahwa pembangunan perkotaan
di perumahan. Kasus perumahan berada di yang inklusif dan berkelanjutan sebagai aspek
Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. penting di New Urban Agenda (Ciptakarya. 2017)
Ketiga kasus terdiri dari perumahan Bumi Serpong sudah berlaku di perumahan Tangerang.
Damai, perumahan Gading Serpong, dan perumahan
Villa Serpong. Perumahan Gading Serpong dan Ruang terbuka semi privat dan privat dijumpai di
perumahan Bumi Serpong Damai merupakan ketiga kasus. Ruang semi privat berbentuk taman
perumahan yang masih dikelola oleh pengembang cluster, taman antar cluster, dan jalan lingkungan.
sedangkan perumahan Villa Serpong sudah dikelola Ketiga jenis ruang semi privat tersebut hanya dapat
secara mandiri oleh warga. digunakan dan dimanfaatkan oleh penghuni
perumahan beserta tamu mereka atau bahkan
Variabel yang menjadi dasar pencarian data terdiri hanya oleh penghuni cluster tertentu. Fasilitas
dari jenis dan pemanfaatan ruang, pengelolaan, dan berupa taman antar cluster di Perumahan Gading
persepsi penghuni terhadap pengelolaan ruang Serpong bahkan hanya dapat digunakan oleh
terbuka di perumahan. Pengelolaan meliputi penghuni perumahan yang memiliki kartu
pelaku, cara pengelolaan, dan alasan pengelolaan. keanggotaan khusus. Taman lain di Gading Serpong
Analisis dilakukan secara kualitatif. Panduan hanya dapat digunakan oleh umum dengan sistem
wawancara untuk penghuni berupa pertanyaan pembayaran per orang untuk setiap kali masuk. Di
terbuka yang mengarah pada tanggapan dan kritik Perumahan Villa Serpong, akses masuk perumahan
terhadap kondisi ruang, kegiatan, dan pengelolaan. yang terbatas menyebabkan fasilitas ruang terbuka
di perumahan ini hanya digunakan oleh penghuni.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ruang privat berbentuk halaman di unit hunian dan
Ruang terbuka di ketiga kasus perumahan dapat kantor. Jenis ruang ini hanya digunakan dan
dikelompokkan menjadi 4 jenis. Keempat jenis dimanfaatkan oleh penghuni unit atau pengguna
tersebut terdiri dari jalan, taman dan taman kantor beserta tamu mereka. Ruang terbuka di
bermain, lapangan, serta sungai. Jenis ruang berupa ketiga kasus perumahan dimanfaatkan untuk
jalan, taman dan taman bermain, serta lapangan kegiatan bermain, berolahraga, maupun
dijumpai di ketiga kasus. Jenis ruang berupa sungai berkegiatan di event tertentu seperti perayaan
hanya dijumpai di dua kasus yaitu di Perumahan kemerdekaan RI atau pemilihan umum.
Bumi Serpong Damai dan Gading Serpong.

Gambar 1. Taman publik – semi publik - privat

222
Gambar 2. Hirarki ruang terbuka publik
Diolah dari : http://www.bsdcity.com dan
www.summareconserpong.com
Pembiayaan pengelolaan ruang diperoleh dari iuran Pengelolaan ruang terbuka di perumahan ini
penghuni. Di Perumahan Bumi Serpong Damai dan dilakukan secara mandiri oleh paguyuban penghuni
Gading Serpong, besarnya iuran pemeliharaan yaitu pengurus RW paska serah terima fasilitas ke
lingkungan ditentukan berdasarkan luasan kapling pemerintah daerah.
unit hunian. Sebagai contoh, salah satu penghuni
yang tinggal di lahan seluas 350 m2 dikenakan iuran Keunikan terjadi di sebagian cluster Perumahan
sebesar + Rp. 700.000,00 per bulan. Iuran tersebut Bumi Serpong Damai. Meskipun dikelola oleh
sekaligus meliputi keamanan, sampah, kebersihan, pengembang, penghuni di cluster tersebut
dan air. Pembayaran iuran dilakukan setiap bulan mengembangkan ruang terbuka di wilayah mereka
melalui transfer ke rekening pengelola atau secara mandiri melalui pengurus RW. Rasa memiliki
membayar di loket yang tersedia di kantor terhadap ruang terbuka yang tinggi di kasus ini
pengelola. Di Villa Serpong, besar iuran ditandai dengan penempatan ring basket, ayunan,
pemeliharaan ditentukan sama untuk semua unit dan gazebo sebagai personalisasi penghuni
yaitu sebesar + Rp. 260.000,00 per bulan. Iuran terhadap ruang. Kasus cluster di Perumahan Bumi
tersebut juga meliputi keamanan, sampah, dan Serpong Damai menguatkan pernyataan Cheer
kebersihan. Pembayaran iuran di perumahan ini (2002) tentang adanya hubungan yang kuat antara
dilakukan setiap bulan oleh pengurus RW yang perumahan dengan budaya penghuni serta
berkeliling di setiap unit hunian. Lindgren dan Castell (2008) tentang efisiensi
ekonomi dan hubungan yang lebih baik antar
Ruang terbuka di ketiga kasus perumahan dibangun penghuni. Pengembangan fasilitas taman dan jalan
oleh pengembang selain untuk memenuhi oleh penghuni di salah satu cluster di perumahan ini
persyaratan seperti yang tertuang dalam UU No. 1 menunjukkan eratnya hubungan antar penghuni
tahun 2011 juga sebagai pendukung peningkatan dengan penggunaan fasilitas secara bersama serta
penjualan unit hunian. Terkait dengan Permendagri kepedulian mereka akan fasilitas tersebut di
No. 9 Tahun 2009, pengembang perumahan Villa lingkungan perumahan. Hal serupa terjadi di
serpong telah menyerahkan fasilitas ruang terbuka perumahan Villa Serpong. Kondisi ini menegaskan
di perumahan mereka kepada Pemerintah Daerah temuan sebelumnya bahwa kemandirian
dan sepenuhnya telah menjadi tanggung jawab pengelolaan mempengaruhi perubahan ruang
Pemerintah. Paska penyerahan fasilitas prasarana, (Winandari dkk, 2015b) sekaligus meningkatkan
sarana dan utilitas, pemeliharaan fasilitas berupa pemanfaatan ruang (Winandari, 2015a).
jalan dan taman kurang diperhatikan. Sejalan Keterlibatan penghuni melalui paguyuban penghuni
dengan Saliez (2016), pengembang di Perumahan maupun pribadi serta pengembang dalam
Bumi Serpong Damai dan Gading Serpong pengelolaan ruang terbuka di perumahan sejalan
mengambil alih kembali pengelolaan fasilitas dengan program New Urban Agenda untuk
tersebut untuk menarik minat investor terkait mewujudkan kota layak huni.
dengan penjualan unit hunian di bagian perumahan
lainnya. Saat ini, pengelolaan fasilitas ruang terbuka Persepsi penghuni di ketiga perumahan terhadap
di dua kasus yaitu Perumahan Bumi Serpong Damai pengelolaan ruang terbuka memiliki kesamaan.
dan Gading Serpong dilakukan oleh pengembang. Penghuni di ketiga perumahan beranggapan bahwa
Pengelolaan meliputi pemeliharaan serta ruang terbuka yang dikelola oleh pengembang
penyediaan perabot dan kebersihan ruang terbuka. dianggap lebih terawat, rapi dan bersih
Hal berbeda terjadi di Perumahan Villa Serpong. dibandingkan jika dikelola oleh Pemerintah Daerah
223
atau bahkan oleh penghuni secara mandiri. inklusivitas dan aksesibilitas (WUF9, 2018) di ruang
Keterlibatan pemerintah daerah yang lebih besar terbuka perumahan dapat lebih terwujud.
seperti yang diungkap UNHABITAT (2016) dan
Widorini (2017) sangat diharapkan agar keamanan,

Gambar 3. Personalisasi perabot ruang terbuka di Bumi Serpong Damai (BSD)

Tabel 1 Jenis, Hirarki, dan Pengelolaan Ruang Terbuka Perumahan

Kasus
Variabel
Bumi Serpong Damai Gading Serpong Villa Serpong

Jenis Jalan, Taman bermain Jalan, Taman bermain Jalan, Taman bermain
Lapangan, Sungai Lapangan, Sungai Lapangan
Hirarki Publik (Taman kota, Publik (Taman kota,
jalan utama) jalan utama)
Semi Privat (taman Semi Privat (Taman Semi Privat (Taman
cluster) antar cluster & cluster) perumahan)
Privat (taman unit) Privat (taman unit) Privat (taman unit & kantor)
Pemanfaatan • Bermain, berolahraga, • Bermain, berolahraga, • Bermain, berolahraga, event
event tertentu (17 event tertentu (17 tertentu (17 Agustus, pemilu,
Agustus, pemilu, dll), Agustus, pemilu, dll), dll), artificial
artificial artificial
• Taman kota dan jalan • Taman kota dan jalan • Taman – penghuni dan
utama - umum utama - umum sebagian penduduk sekitar
Pendanaan Penghuni sesuai besar Penghuni sesuai besar Penghuni tanpa perbedaan
lahan unit lahan unit luas lahan
Pengelolaan Pengembang Pengembang Penghuni (mandiri)
Persepsi Terawat, rapi dan Terawat, rapi dan Kurang terawat, rapi dan
bersih bersih bersih

224
KESIMPULAN [Permen] Permendagri Nomor 9 Tahun 2009
Tentang Pedoman Penyerahan Prasarana,
Studi yang dilakukan terhadap ruang terbuka di Sarana, dan Utilitas Perumahan dan
tiga perumahan di Tangerang menunjukkan Permukiman di Daerah.
bahwa pengelolaan ruang lebih mempengaruhi [Perumnas] Perumnas. 2015. Profile of Perumnas.
kondisi ruang dibandingkan dengan National Housing and Urban Development
pemanfaatan ruang. Penghuni menganggap Corporation. diakses Maret 2016
bahwa ruang terbuka di perumahan yang [Sumarecon] www.summareconserpong.com
dikelola oleh pengembang dianggap lebih diakses Juni 2016
nyaman, bersih, dan aman dibandingkan dengan [UU] Undang-undang Republik Indonesia Nomor
yang dikelola oleh pemerintah daerah atau 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan
komunitas setempat/ penghuni. Kepentingan Kawasan Permukiman.
pengembang untuk menarik minat pembeli [WUF9] WUF9. 2018. Policies and City Wide
rumah merupakan salah satu faktor penyebab Strategies Creating Well Managed,
turun tangannya mereka dalam pengelolaan Inclusive, Safe and Accessible Public Space.
ruang terbuka di kawasan yang sudah terjual. http://wuf9.org/programme/listen-to-
Citra perumahan yang nyaman, bersih, dan aman cities-room-local-action/policies-and-
menjadi andalan pemasaran bagi pengembang. city-wide-strategies-creating-well-
Sebaliknya, kondisi ruang terbuka yang dikelola managed-inclusive-safe-and-accessible-
oleh pemerintah daerah sangat tergantung dari public-space/ diunduh 20 Februari 2018
kepedulian dan rasa memiliki penghuni di Cheer, T., R. Kearnsô, dan L Murphy. 2002.
perumahan atau di sekitar ruang terbuka Housing Policy, Poverty, and Culture:
tersebut. Keterlibatan penghuni dalam `Discounting' Decisions Among Pacific
pengelolaan ruang terbuka merupakan wujud Peoples in Auckland New Zealand.
kepedulian dan rasa memiliki penghuni. Semakin Government and Policy 20: 497–516.
peduli penghuni terhadap ruang terbuka di Lindgren, T. dan P Castell. 2008. Open Space
sekitarnya, akan semakin baik kondisi ruang, Management in Residential Areas – How It
semakin tinggi pemanfaatan, dan semakin besar Is Organised and Why. International
perubahan ruang terbuka yang terjadi. Terkait Journal of Strategic Property Management
pemanfaatan, ruang terbuka di ketiga kasus Technika. 12(3): 141-160.
perumahan dapat dimanfaatkan untuk bermain, Low, SM. 1996. Spatializing Culture: The Social
berolahraga, maupun berkegiatan di event Production and Social Construction of
tertentu seperti perayaan kemerdekaan RI atau Public Space in Costa Rica. American
pemilihan umum. Keterlibatan pemerintah Ethnologist. 23(4): 861-879. Blackwell
daerah yang lebih besar dalam pengelolaan Publishing.
ruang terbuka perumahan sangat diperlukan Saliez, F. 2016. Public Space and the Global Urban
agar keamanan, inklusivitas dan aksesibilitas Agenda. UN-Habitat.
demi menjamin kota yang layak huni dapat lebih http://publiekeruimte.info/Data/Docume
terwujud. nts/bavhk7yv/109/02_Frederic-
Saliez_UN-Habitat.pdf. diakses 11 Oktober
DAFTAR PUSTAKA 2017
Syabani, TS. Survei Kota Layak Huni: Ternyata
[BPS] Badan pusat Statistik. 2015. Kepadatan Kota Ini Lho Yang Paling Layak! Setuju?.
Penduduk menurut Provinsi, 2000-2015. www.blog.urbanindo.com diakses 11
https://www.bps.go.id/dynamictable/20 Februari 2018
15/09/07/842/kepadatan-penduduk- UNHABITAT. 2016. Fact sheet Global Public Space
menurut-provinsi-2000-2015.html Programme. http://nua.unhabitat.org/
diakses 2 Januari 2018 uploads/Fact%20Sheet%20-%20Global
[BSD] www.bsdcity.com diakses Juni 2016 %20Public%20Space%20Programme.pdf
[Ciptakarya] Ciptakarya. 2017. Booklet diunduh Desember 2017
Penyelenggaraan Hari Habitat Dunia Hari Widorini, S. 2017. Public Space and the New
Kota Dunia Tahun 2017. Urban Agenda. City Voices 8(1). Seoul:
http://ciptakarya.pu.go.id/seknashabitat CityNet Secretariat
/assets/uploads/1508833996_HHD- Winandari, MIR. 2015a. Pemanfaatan Ruang
HKD+2017.pdf diunduh Desember 2017 Terbuka Publik di Perumahan dengan
Tingkat Pendapatan yang Berbeda Studi

225
Kasus Perumahan Menengah Atas dan
Perumahan Menengah Bawah di
Yogyakarta. Disertasi. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Winandari, MIR., BH Wibisono, A Djunaedi, HS
Ahimsa-Putra. 2015b. Pengaruh
Kehidupan Bertetangga terhadap
Perubahan Ruang Terbuka di Perumahan
di Yogyakarta. AGORA Jurnal Arsitektur.
15(2): 53-61.
Yin, R.K. 2003. Case Study Research: Design and
Methods. London: Sage Publications.

226

Anda mungkin juga menyukai