Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS MANFAAT INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI

MENGGUNAKAN METODE IT VALUATION DI KANTOR SINODE GMIM

Christhy Mononimbar1) , Yaulie Rindengan2) , Nancy Tuturoong3), Stanley Karouw4)


1,2,3, 4
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi
Jl. Kampus UNSRAT Bahu, Manado, 95115
Telp : (0431) 852959, Fax : (0431) 823705
E-mail: christhymononimbar@gmail.com1), stanley.karouw@unsrat.ac.id4)

Abstrak

Gereja, sebagai organisasi perlu mengoptimalkan manfaat Teknologi Informasi (TI) untuk
kepentingan manajemen organisasi. TI merupakan salah satu factor pemungkin (key
enabler )yang mendukung efisiensi manajemen organisasi gereja. Mengetahui hasil manfaat
dari suatu investasi TI adalah langkah awal untuk mengukur manfaat TI dalam gereja,
sebagai organisasi non-profit. Metode IT Valuation Matrix dapat digunakan untuk
mengidentifikasi, mengklasifikas dan mengkuantifikasi setiap manfaat TI dari investasi
yang sudah dilakukan. Hasil kuantifikasi manfaat bisnis diukur dari setiap project TI yang
telah dilakukan dan menunjukan besaran manfaat terukur yang sigifikan untuk organisasi
non-profit seperti gereja

Kata Kunci: Investasi TI, Manfaat Bisnis TI, IT Valuation Matrix, Organisasi Non Profit

1. Pendahuluan juga memperhitungkan manfaat berbasis value.


Penggabungan kuantifikasi manfaat dengan value
Perkembangan dan penggunaan produk yang optimal diharapkan akan memberikan hasil
Teknologi Informasi (TI) telah menjadi suatu hal yang lebih baik dan akurat. Salah satunya adalah
yang primer dikalangan masyarakat, karena di metode IT Valuation Matriks, dimana metode ini
tahun-tahun belakangan ini, TI telah menjadi dapat menghitung nilai atau manfaat terhitung dan
salah satu faktor yang diperlukan dalam tidak terhitung pada suatu organisasi.
menunjang berbagai pekerjaan. Bukan hanya pada Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini
organisasi profit saja, pada orgaisasi non-profit adalah bagaimana menghitung nilai manfaat
juga penggunaan produk TI pun telah menjadi hal investasi TI pada organisasi non-profit seperti di
yang wajar dan sering dilakukan. Perusahaan atau Kantor Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa
organisasi yang tidak menggunakan produk TI (GMIM)?.
dalam melaksanakan tugasnya, akan mengalami
kesulitan dalam banyak hal, mengingat banyak
pekerjaan yang dulunya dilakukan dengan cara 2. Manfaat Bisnis TI
manual, telah digantikan dengan sistem
komputerisasi yang terbukti memberikan Manfaat bisnis TI (IT business value)[1][2][3]
kemudahan, efektifitas, dan efesiensi dari segi didefinisikan sebagai manfaat atau hasil yang
biaya dan tenaga kerja. Investasi TI yang diperoleh dari suatu investasi TI yang dapat
diterapkan oleh organisasi non-profit, jika dilihat meningkatkan kinerja organisasi. Pengertian
dari besarnya nilai investasi, seringkali ditemukan manfaat bisnis ini, lebih dari sekedar memberikan
nilai investasi yang cukup besar, mengingat suatu benefit atau keuntungan secara finansial saja.
organisasi non-profit benar-benar merasa perlu Manfaat bisnis didasarkan atas pemikiran
menggunakan produk TI tersebut. Jika ditanya bagaimana TI bisa memberikan menjamin
tentang manfaat intangible, banyak yang tidak efisiensi, efektivitas, meningkatkan produktivitas
memiliki data-data yang sesuai. Padahal, hingga menciptakan keunggulan kompetitif
pengurangan atau pengeliminasian kontribusi tertentu bagi organisasi. Pengertian manfaat ini
manfaat intangible ini telah mengurangi nilai mengikuti pemahaman Parker [4][5], dimana
Return on Investment investasi TI tersebut. Dalam menurut Bannister dan Remenyi[6] didasarkan atas
Tata Kelola TI, evaluasi investasi TI dan definisi Porter[7] tentang value.
pengukuran manfaat bisnis menjadi salah satu Upaya untuk mengidentifikasi dan
faktor yang penting. Beberapa ahli merumuskan mengklasifikasi manfaat bisnis TI telah dilakukan
beberapa metode penghitungan investasi TI, yang oleh beberapa orang. Parker [4][5] membedakan
manfaat bisnis TI menjadi: 1) Manfaat tangible
yakni manfaat TI yang mudah diukur; 2). Manfaat
intangible; yakni manfaat TI yang sulit untuk
diukur; 3). Diantara kedua manfaat tersebut
terdapat manfaat quasi-intangible. Remenyi
et.al[8] membedakan klasifikasi manfaat bisnis TI
menjadi: 1). Easy to quantify (EQT) atau hard
benefit; 2). Hard-to-quantify Tangible (HQT); 3).
Easy-to-quantify Intangible (EQI); 4). Hard-to-
quantify Intangible (HQI) atau strategic/soft
benefit. Perlu dicermati bahwa, usaha
mengidentifikasi dan mengklasifikasikan manfaat
bisnis TI tersebut diatas dilakukan berdasarkan
pendekatan positivist-methodology. Menurut
Bannister dan Remenyi[6], selain menggunakan
pendekatan diatas, identifikasi dan klasifikasi
manfaat bisnis TI, dapat juga dilakukan
berdasarkan pendekatan hermeneutic. Proses
identifikasi dan klasifikasi dengan menggunakan
pendekatan hermeneutic ini dilakukan oleh
Ranti[1][2]
Menurut hasil penelitian yang dilakukan
Ranti[1], dengan mengambil studi kasus di
Gambar. 1. Manfaat Bisnis TI menrut Ranti[1]
Indonesia, maka terdapat 13 kategori dan 73 sub-
kategori manfaat bisnis TI. Jika dibandingkan Karouw[11] telah melakukan identifikasi dan
dengan beberapa negara berkembang lainnya, klasifikasi manfaat bisnis TI spesifik organisasi
maka terdapat 3 manfaat bisnis TI yang unik nir laba, yakni Pemda. Karouw[11] mengikuti
untuk Indonesia. Ketiga manfaat bisnis TI itu pendekatan hermeneutics Ranti[1] dan
adalah: 1). (Reducing cost of) subscription cost menggunakan Tabel Ranti’s Generic IS/IT
selected reading materials or subscription cost Business Value[1] dalam proses identifikasi dan
per employee, dapat diartikan sebagai klasifikasi manfaat bisnit TI spesifik untuk
pengurangan biaya berlangganan untuk materi Pemda. Hasil identifikasi dan klasifikasi manfaat
bacaan tertentu (misalnya koran atau majalah bisnis TI untuk Pemda terdapat 9 kategori dan 18
elektronik) atau biaya langganan setiap karyawan. sub-kategori manfaat bisnis TI spesifik Pemda,
2) (Increasing image caused by) complying with yakni: mempercepat proses (APR), mengurangi
regulations, yang dapat diartikan sebagai resiko (IRR), mengurangi biaya (RCO),
memperkuat image suatu organisasi karena turut meningkatkan produktivitas (IPR), meningkatkan
mematuhi aturan-aturan tertentu, yang mengikat pendapatan (IRE), meningkatkan layanan
organisasi tersebut. 3)(Increasing image caused eksternal (IES), meningkatkan kualitas (IQU) dan
by) using branded system, yang dapat diartikan meningkatkan kualitas dari layanan internal (IIS).
sebagai meningkatkan image organisasi karena Manfaat bisnis APR merupakan manfaat bisnis
menggunakan suatu aplikasi tertentu yang yang paling sering disebut sedangkan manfaat
terkenal. Manfaat bisnis TI generik hasil bisnis IRR merupakan manfaat bisnis yang paling
penelitian Ranti[1] selengkapnya dapat dilihat pada banyak memiliki sub-kategori manfaat bisnis.
Gambar 1 dibawah ini: Selain itu, manfaat bisnis TI generic yang unik di
Indonesia, juga teridentifikasi pada Pemda, yakni
Increasing image (IIM) caused by menggunakan
merk terkenal dan kepatuhan pada aturan.
Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2
berikut.
Evaluasi investasi TI, menurut Ranti [2][3]
dilakukan berdasarkan beberapa alasan, yakni:
1) Untuk mendapatkan justifikasi dari suatu
proyek TI.
Innovation (VI), Strategic Match (SM),
Competitive Advantage (CA), Management
Information (MI), Competitive Response (CR),
Project or Organizational Risk (OR).
Read[11] mengembangkan suatu metode yang
disebut IT Value Network. Pendekatan Read[11]
juga memperhitungkan pendekatan finansial dan
pendekatan non-finansial. Tahapan evaluasi
investasi TI dari Read[11] mengikuti langkah-
langkah: 1) Identifying, 2) Justifying, 3)
Prioritizing, 4) Selecting, 5) Performing, dan 6)
Realizing. Setiap langkah ini memiliki pasangan
12 alat ukur finansial (seperti
ROI/DCF/NPV/IRR, Budgeting, Business Case,
Investment Review Board, Audit, EAV, TCO,
Decision Trees, Real Options dan IT Risk
Management) dan 12 alat ukur non-finansial
(seperti Strategic Planning, Operational
Planning, Program and Project Management, IT
Governance, Critical Success Factor, IT balanced
scorecard, Benchmarking, Surveys, Service Level
Agreements, IT portofolio management dan
Scenario Planning). Untuk membantu identifikasi
Gambar. 2. Manfaat Bisnis TI Spesifik Pemda
manfaat bisnis TI, maka Read[10] menggolongkan
setiap produk TI dengan Model Category 4 S:
2) Memampukan organisasi untuk menilai Shared – infrastructure, Systems – operations,
investasi dari berbagai proyek TI yang Services – stakeholder, Strategic – informational.
dilakukan dengan berbagai keterbatasan Ranti[12] mengembangkan suatu metode
sumber daya organisasi. evaluasi investasi TI berdasarkan manfaat bisnis
3) Menyediakan berbagai alat ukur untuk TI. Metode ini disebut IT Valuation Matrix.
memonitor dan mengendalikan investasi TI Pendekatan Ranti[12] juga memperhitungkan
yang telah dan akan dilakukan. pendekatan finansial dan non finansial. (Lihat Gbr
4) Memampukan organisasi untuk menciptakan 3).
keunggulan kompetitif, mengembangkan Ranti[12] membedakan terlebih dahulu jenis
bisnis baru, memperbaiki kinerja dan investasi menurut kategori mandatory,
produktivitas, dan memberikan cara baru improvement, strategic dan infrastructure.
dalam mengelola organisasi. Dimana masing-masing kategori investasi TI
Ranti[2][3] memaparkan beberapa metodologi tersebut memiliki focus, assessment, value dan
konvensional guna mengevaluasi manfaat bisnis proses quantification yang berbeda
TI yakni Information Economics (IE) dari
Parker[4][5], Real Option Valuation (ROV),
Balanced Scorecard (BSC), Economic Value
Added (EVA), Return On Management (ROM),
dan Multi-Objective Multi Criteria (MOMC).
Metodologi konvensional ini juga disebutkan oleh
Indrajit[10]. Pada dasarnya metode pengukuran
konvensional tersebut diatas memiliki keunggulan
dan kelemahannya masing-masing. Remenyi[7]
menyarankan untuk menggunakan 2 atau 3
matriks pengukuran, dan menghindari
penggunaan matriks pengukuran yang terlalu
banyak.
IE[4][5] mengukur manfaat TI dengan
menggunakan pendekatan finansial dalam bentuk
SimpleROI, sedangkan untuk pendekatan non
finansial dengan mengelompokkan manfaat bisnis
sebagai Value Linking (VL), Value Acceleration
(VA), Value Restructuring (VR), Value Gambar. 3 Kerangka Kerja IT Valuation Matrix
3. Metodologi Pemecahan Masalah 11. Meningkatkan image pegawai karena tahu
menggunakan aplikasi baru
Penelitian yang dilakukan bersifat studi kasus. Analisis manfaat bisnis yang teridentifikasi diatas,
Obyek studi kasus adalah Kantor Sinode Gereja jika dipetakan pada Tabel Ranti’s IS/IT Generic
Masehi Injili di Minahasa (GMIM). Business Value diatas dapat diuraikan sebagai
Untuk keperluan pengumpulan data, akan berikut :
dilakukan dengan cara: menyebarkan kuesioner; 1. Reducing Cost (RCO)
melakukan wawancara; melakukan diskusi Menekan biaya merupakan salah satu manfaat
kelompok; melakukan studi pustaka. Data yang yang didapat dari pengimplementasian aplikasi
ditemukan dikaji secara kualitatif berdasarkan pendataan ekonomi jemaat di Kantor Sinode
metode hermeneutics. Langkah-langkah GMIM, maka RCO yang tepat adalah :
pemecahan masalah akan mengikuti kerangka a. Mengurangi biaya telekomunikasi ( RCO-
kerja IT Valuation Matrix seperti pada Gambar 3 01) sesuai hasil pengamatan, wawancara dan
diatas. kuisioner yang diperoleh menunjukan bahwa
Secara detail, langkah-langkah pemecahan pemakaian handphone dan pemakaian
masalah adalah: telepon kantor, merupakan sarana
1) Analisis Ientifikasi/Menggali Manfaat Bisnis komunikasi pelaporan yang digunakan oleh
TI setiap pegawai. Implementasi aplikasi
2) Mengkuantifikasi Manfaat Bisnis TI dengan Pendataan Ekonomi Jemaat serta adanya
aktivitas: klasifikasi, kuantifikasi dan jaringan internet dapat menekan biaya
klarifikasi telekomunikasi antara Kantor Sinode GMIM
3) Mengkuantifikasi Manfaat Bisnis TI dengan dan Jemaat-Jemaat yang ada di Minahasa.
Pendekatan berbasis Value b. Mengurangi biaya perjalanan (RCO-02)
4) Mengembangkan Tools Aplikasi Perhitungan hasil wawancara dan kuisioner menunjukan
Manfaat Bisnis TI implementasi aplikasi pendataan ekonomi
jemaat dapat menekan biaya perjalanan
4. Pembahasan pegawai misalnya kurangnya biaya bensin
yang dikeluarkan karena pegawai tidak harus
4.1 Analisis Identifikasi Manfaat terjun langsung ke jemaat yang ada.
Proses untuk menghasilkan manfaat bisnis dari c. Mengurangi biaya pelatihan per setiap
suatu organisasi adalah Identifikasi Manfaat pegawai ( RCO-07) implementasi aplikasi
Bisnis TI. Kegiatan ini merupakan proses ke 2 ini dapat menekan biaya pelatihan yang
dari metode penelitian. Setelah memperoleh hasil sering dikeluarkan oleh pihak kantor
identifikasi manfaat pada organisasi ini, hasil misalnya pelatihan yang sering dilaksanakan
tersebut dibuat dalam bentuk digram manfaat secara triwulan dioptimalkan menjadi 6
bisnis TI. Diagram manfaat bisnis ini merupakan bulan sekali, sehingga mengurangi biaya
proses ke 3 dari metode penelitian. Masukkan konsumsi, biaya narasumber, biaya cetak
yang diperlukan adalah buku teks, jurnal dan hasil materi dan biaya lainnya yang terkait dengan
kuisioner. itu.
Dari masukkan yang ada maka terdapat manfaat d. Biaya cetak dokumen (RCO-10),
bisnis penggunaan aplikasi Pendataan Ekonomi implementasi aplikasi ini dapat mengurangi
Jemaat yang ada di Kantor Sinode GMIM sebagai biaya cetak dokumen karena laporan yang
berikut : dulunya berbentuk hardcopy, sekarang bisa
1. Mengurangi biaya telepon pribadi dilihat dalam bentuk softcopy melalui
2. Mengurangi biaya perjalan pegawai Kantor computer, sehingga memperkecil biaya
Sinode GMIM pencetakan dokumen dalam bentuk
3. Mengurangi biaya pelatihan hardcopy.
4. Meminimalisir biaya cetak dokumen 2. Reducing Risk (RRI)
5. Mengurangi resiko terjadinya kesalahan Proses pengolahan data yang dilakukan oleh
hitung Kantor Sinode GMIM dapat dikatakan sulit
6. Kurangnya resiko kehilangan data karena melibatkan seluruh jemaat yang ada di
7. Mengurangi resiko kesalahan input data Minahasa, sehingga harus dilakukannya
8. Menghindari terjadinya kecurangan perhitungan yang akurat. Perhitungan inilah yang
administrasi sangat berkaitan dengan data jemaat. Manfaat
9. Mempermudah pegawai menganalisis yang diperoleh dengan adanya implementasi TI di
pekerjaan sini adalah sebagai berikut :
10. Meningkatkan kepuasan pegawai dalam a. Mengurangi resiko kesalahan hitung (RRI-01),
kerjanya dengan adanya system komputer yang
terintegrasi akan mengurangi terjadinya Mengurangi biaya Biaya Perjalanan RCO-02
kesalahan hitung dana jemaat misalnya dalam perjalan
pegawai Kantor
hal ini persembahan tiap jemaat yang ada di Sinode GMIM
GMIM. Aplikasi ini juga dapat mengurangi Mengurangi biaya Biaya pelatihan per RCO-07
resiko kesalahan hitung dalam proses pelatihan setiap pegawai
rekapitulasi data jemaat. Meminimalisir biaya Biaya cetak dokumen RCO-10
cetak dokumen
b. Mengurangi resiko kehilangan data ( RRI-05), Mengurangi resiko Kesalahan hitung RRI-01
informasi disimpan dalam bentuk database, terjadinya kesalahan
dimana informasi tersebut dapat di backup hitung
dibanyak perangkat computer sehingga Kurangnya resiko Kehilngan data RRI-05
meminimalisir resiko terjadinya kehilangan kehilangan data
Mengurangi resiko Kesalahan input data RRI-06
data. kesalahan input data
c. Mengurangi resiko terjadinya kesalahan input Menghindari Penipuan/kecurangan RRI-10
data ( RRI-06), akan muncul pemberitahuan terjadinya administrasi
jika user salah menginput data sehingga data kecurangan
administrasi
tersebut dapat segera direvisi, sehingga resiko Mempermudah Kemudahan analisis IPR-04
kesalahan input data tersebut dapat pegawai
diminimalisir. menganalisis
d. Mengurangi resiko dari kecurangan pekerjaan
Meningkatkan Meningkatkan IPR-05
administrasi ( RRI-10), database yang telah kepuasan pegawai kepuasan pegawai
disimpan dapat langsung diperiksa oleh atasan, dalam kerjanya
sehingga menghindari terjadinya kecurangan Meningkatkan image Menggunakan merk IIM-04
administrasi. pegawai karena tahu terkenal
3. Increasing Productivity (IPR) menggunakan
aplikasi baru
Peningkatan produktivitas berkaitan dengan
meningkatkan sumber daya manusia yang ada.
Manfaat yang diperoleh dari implementasi TI 4.2 Analisis Kuantifikasi Manfaat Bisnis TI
adalah : Kuantifikasi manfaat bisnis TI merupakan
a. Mempermudah pegawai menganalisis proses ke-2 dari metode penelitian. Memperoleh
pekerjaan (IPR-04), dengan adanya fitur manfaat dari implementasi aplikasi terhadap
search dapat mempermudah pencarian data kantor Sinode GMIM merupakan tujuan yang
sesuai kebutuhan user, sehingga proses diharapkan mereka. Proses kuantifikasi
analisis dapat dikerjakan dengan mudah dan berpedoman pada metode Ranti’s IT Valuation
lebih efisien. Matrix. Berdasarkan hasil wawancara, dan studi
b. Meningkatkan kepuasan pegawai (IPR-05), literatur maka strategi TI kantor Sinode GMIM
system yang dibangun memiliki interface yang bertipe improvement dan infrastructure. Investasi
baik dan memiliki fitur-fitur yang optimal bertipe Improvement yaitu untuk peningkatan
sesuai kebutuhan user. efisiensi dan efektivitas proses bisnis yang dalam
4. Increasing Image (IIM) hal ini dimiliki oleh kantor Sinode GMIM lebih
a. Meningkatkan image pegawai karena tahu khusus bagian data dan informasi. Sedangkan
menggunakan aplikasi baru (IIM-04) investasi tipe Infrastructure lebih berfokus pada
mendorong user untuk belajar sehingga bisa manfaat yang akan diperoleh pada masa
terbiasa menggunakan aplikasi tersebut mendatang dengan mengembangkan aplikasi yang
dengan demikian dapat meningkatkan kualitas sudah ada guna mencapai tujuan bisnis Kantor
kerja user dan merekaa bangga tahu Sinode GMIM.
menggunakan aplikasi tersebut. Hasil analisis manfaat bisnis yang telah
dijelaskan sebelumnya menunjukan bahwa
Jika dipetakan pada Tabel Ranti’s IS/IT Generic manfaat bisnis kategori menekan biaya (RCO)
Business Value, maka identifikasi manfaat bisnis dan mengurangi rasiko (RRI) yang sering ditemui
tersebut diatas dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah sesuai dengan wawancara kepada narasumber dan
ini. hasil responden. Berdasarkan manfaat bisnis yang
Tabel 1. Pemetaan Manfaat Bisnis Teridentifikasi pada Ranti’s diperoleh, maka akan dibuat perhitungan sesuai
Generic IS/IT Business Value dengan 5 kategori yang telah didapat.
Manfaat SI/TI yang Ranti Generic IS/IT Kode Pengidentifikasian dan penamaan manfaat bisnis
teridentifikasi Business Value
1.Mengurangi biaya Biaya Telekomunikasi RCO-01
dalam pendekatan financial menggunakan Tabel
telepon pribadi Manfaat Bisnis TI Generik dan pendekatan Non-
Financial ada 3 (tiga) ranah yang akan dikaji
dengan system scoring dan pembobotan yang
dikembangkan oleh Benny Ranti dan Sesuai hasil pengamatan, wawancara dan
menghasilkan perhitungan sebagai berikut : kuisioner yang diperoleh menunjukan bahwa
4.3.1 Tangible Values pemakaian handphone dan pemakaian telepon
Total biaya pembangunan yang dikeluarkan oleh kantor, merupakan sarana komunikasi pelaporan
kantor Sinode GMIM untuk investasi Sistem yang digunakan oleh setiap pegawai.
Informasi Pendataan Ekonomi Jemaat sebesar Rp Implementasi aplikasi Pendataan Ekonomi Jemaat
47.215.500, untuk lebih lengkapnya dapat dilihat serta adanya jaringan internet dapat menekan
padaGambar 5 berikut. biaya telekomunikasi antara Kantor Sinode
Setelah menggunakan aplikasi Pendataan GMIM dan Jemaat-Jemaat yang ada di Minahasa.
Ekonomi Jemaat, terjadi penekanan biaya didalam Implementasi aplikasi pendataan ekonomi jemaat
beberapa bagian sehingga memberikan juga dapat menekan biaya perjalanan pegawai
keuntungan atau penghematan bagi Kantor Sinode misalnya kurangnya biaya bensin yang
GMIM. Penekanan biaya yang dimaksud dapat dikeluarkan karena pegawai tidak harus terjun
dilihat pada tabel 2 dibawah ini : langsung ke jemaat yang ada. Implementasi
aplikasi ini dapat menekan biaya pelatihan yang
sering dikeluarkan oleh pihak kantor misalnya
pelatihan yang sering dilaksanakan secara
triwulan dioptimalkan menjadi 6 bulan sekali,
sehingga mengurangi biaya konsumsi, biaya
narasumber, biaya cetak materi dan biaya lainnya
yang terkait dengan itu. Biaya cetak dokumen
(RCO-10), implementasi aplikasi ini dapat
mengurangi biaya cetak dokumen karena laporan
yang dulunya berbentuk hardcopy, sekarang bisa
Gambar 5. Biaya Pembangunan Aplikasi Pendataan Jemaat dilihat dalam bentuk softcopy melalui computer,
sehingga memperkecil biaya pencetakan dokumen
Tabel 2. Penekanan Biaya dalam bentuk hardcopy. Rangkuman biaya-biaya
No Mengurangi/ Perhitungan Total tersebut diatas dapat dilihat pada Tabel 3.
menekan
biaya dari
1 Biaya Rp 300.000 x Rp. 50.400.000 Tabel 3 Rangkuman Penekanan Biaya
Telekomunikasi 14 x 12 Kategori Sub-Kategori Nilai
a = pemakaian Mengurangi / Biaya Rp. 50.400.000
per bulan Menekan telekomunikasi
b = jumlah staf biaya dari
yang
Biaya Rp 92.400.000.000
menggunakan
perjalanan
telekomunikasi
Biaya pelatihan Rp 5.000.000
c = 12 bulan
Biaya cetak Rp 8.400.000
2 Biaya Rp. 25.000 x 22 Rp
dokumen
Perjalanan x 14 x 12 92.400.000.000
a = biaya Total Rp 156.200.000
perjalanan per
hari Selanjutnya pada penggunaan aplikasi ini
b = 22 hari kerja terdapat beberapa kemungkinan resiko yang dapat
c = jumlah staf
d = 12 bulan
terjadi sehingga memberikan pengaruh pada
3 Biaya pelatihan 100 x Rp. Rp 5.000.000 penghematan biaya Kantor Sinode. Nilai tersebut
50.000 dapat dilihat pada Tabel 4.
a = jumlah
orang yang ikut
pelatihan
Tabel 4. Perhitungan Pengurangan Resiko
b = biaya No Mengurangi Perhitungan Total
pendaftaran Resiko dari
4 Biaya cetak Rp. 50.000 x 14 Rp 8.400.000 1 Kesalahan Rp. 750.000 x Rp.
dokumen x 12 hitung 40% x 14 x 12 504.000.000
a = biaya cetak a = jumlah uang
dokumen setiap bulan
b = jumlah b= prediksi
pegawai akibat
c = 12 bula kesalahan
hitung
Total Rp
c= jumlah staf
156.200.000
yang salah
hitung
d= 12 bulan
2 Kehilangan data Rp. pegawai
Rp. 300.000 x 3 151.200.000 b= jumlah
x 14 x 12 pegawai
a= prediksi c= 12 bulan
besarnya biaya Total Rp
kehilangan data 58.800.000
b = banyaknya
data yang hilang
c = jumlah staf
Tabel 6 Meningkatkan Image Dari
d= 12 bulan No Meningkatkan Perhitungan Total
3 Kesalahan input Rp. 500.000 x 3 Rp. Image Dari
data x 14 x 12 252.000.000 1 Meningkatkan Rp 50.000 x Rp
a = prediksi image pegawai 50% x 14 x 12 4.200.000
besarnya biaya karena tahu a= nilai
kesalahan input menggunakan peningkatan
data aplikasi baru image
b = banyaknya b= presentase
data yang peningkatan
diinput image
c= jumlah staf c= jumlah
d = 12 bulan pegawai
d= 12 bulan
4 Kecurangan Rp. 1.000.000 x Rp.840.000.000 Total Rp
administrasi 5 x 14 x 12 4.200.000
a = biaya
kecurangan 4.3 Pendekatan Berbasis Value
administrasi Untuk menghasilkan value yang optimal, maka
b = banyaknya
yang melakukan dinilai perlu dilakukan kajian terhadap hal-hal
kecurangan yang bersifat intangible terhadap ranah Business,
c = jumlah staf Technology, dan Organisation.
korban a. Ranah Business terbagi atas 2 bagian yaitu:
kecurangan
d = 12 bulan 1. Dukungan terhadap sasaran strategi bisnis
Total Rp yaitu mengukur tujuan pembangunan proyek
1.747.200.000 apakah dapat menunjang percepatan
pencapaian tujuan strategis dari Kantor
Di Kantor Sinode GMIM sendiri Sinode GMIM.
memiliki tupoksi kerja bagi setiap pegawainya. 2. Kepentingan proyek berhubungan dengan
Setelah Kantor Sinode GMIM menggunakan semakin besar resiko yang akan ditanggung
aplikasi Pendataan Ekonomi Jemaat setiap perusahaan jika proyek tersebut tidak
pegawai tetap melakukan kerjanya masing-masing dilaksanakan secepatnya.
sesuai dengan tupoksi yang ada. Yang berubah b. Ranah Organization terbagi atas 2 bagian
hanyalah proses kerja itu sendiri yang telah yaitu:
dipengaruhi oleh sistem yang ada. Beberapa jenis 1. Dukungan informasi terhadap manajemen
kerja yang dulunya dilakukan secara manual, berkaitan dengan seberapa penting informasi
sekarang dilakukan dengan perangkat komputer yang dihasilkan oleh sistem untuk membantu
sehingga para pegawai lebih cepat menganalisis pengambilan keputusan dalam manajemen.
pekerjaan dan tentu saja ada kepuasan tersendiri 2. Kesiapan Sumber Daya Manusia TI
dari mereka. Peningkatan produktifitas pegawai pengembang proyek yaitu mengukur kualitas
dan meningkatkan image dari pegawai dapat pihak yang berhubungan dalam pengembang
dilihat pada tabel 5 dan 6 dibawah ini : proyek apakah sudah mampu
mengembangkan proyek tersebut sesuai
Tabel 5 Produktifitas Pegawai dengan spesifikasinya.
N Meningkatkan Perhitungan Total c. Ranah Technology terbagi atas 2 bagian
No Produktivitas
dari
yaitu:
1 Mempermudah Rp 100.000 x Rp 1. Kesesuaian dengan cetak biru TI perusahaan
pegawai 14 x 12 16.800.000 yaitu mengukur kesesuaian proyek apakah
menganalisis a= biaya merupakan salah satu bagian dalam rencana
pekerjaan analisis
pengembangan TI perusahaan.
b= jumlah
pegawai 2. Kejelasan kebutuhan dan spesifikasi teknis
c= 12 bulan yaitu mengukur apakah proyek yang akan
2 Meningkatkan Rp 250.000 x Rp dibangun merupakan pemecahan masalah
kepuasan pegawai 14 x 12 42.000.000 bagi Kantor Sinode GMIM dilengkapi
dalam kerjanya a= taksiran
nilai kepuasan
dengan kejelasan spesifikasi/ requirement
yang diperlukan.
d. Scoring
Selanjutnya skor yang didapat ditinjau
berdasarkan 5 kelas ukuran yaitu Buruk, Kurang,
Cukup, Baik dan Sangat Baik. Pembobotan dan
Scoring dapat dilihat pada table 7 dan Tabel 8
dibawah ini.

Tabel 7 Pembobotan
Proyek TI
Ranah Bobot Skor x
Bobot
I. BUSINESS
1. Dukungan terhadap 10 8 80
sasaran strategis
bisnis Gambar 4. Antarmuka Tools Perhitungan Investasi TI
2. Kepentingan Proyek 10 6 60
II. ORGANIZATION 5. Kesimpulan
1. Dukungan 10 10 100
informasi terhadap
manajemen Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
2. Kesiapan SDM TI 10 8 80 1. Metode IT Valuation adalah cara untuk
pengembang mengukur nilai investasi IT suatu organisasi
proyek
III. TECHNOLOGY
atau perusahaan dengan menggunakan 2
1. Kesesuaian dengan 10 10 100 (dua) pendekatan yakni biaya Finansial dan
cetak biru TI Non-Finansial.
perusahaan 2. Dikantor Sinode GMIM terdapat 4 kategori
2. Kejelasan 10 10 100 manfaat bisnis TI yaitu reducing cost,
kebutuhandan
spesifikasi teknis reducing risk, increasing productivity,
Total (skor x bobot) 520 increasing image.
3. Implementasi aplikasi Pendataan Ekonomi
Jemaat diukur dari pendekatan Non-
Tabel 8 Scoring Finansial bersifat sangat baik, berarti
Score Hasil aplikasi ini memberikan manfaat bagi pihak
0-120 Buruk Sinode GMIM terlebih dalam meningkatkan
121-240 Kurang performa organisasi didalam pelayanan.
241-360 Cukup 4. Formula yang digunakan dalam perhitungan
361-480 Baik manfaat bisnis dikantor Sinode GMIM
481=600 Sangat Baik diambil dari hasil kuisioner yang telah
dibagikan kepada pegawai di kantor Sinode
GMIM.
Skor akhir dari investasi aplikasi pendataan 5. Implementasi aplikasi pendataan ekonomi
ekonomi jemaat Kantor Sinode GMIM bernilai Jemaat meningkatkan performa organisasi
520. Sesuai dengan tabel diatas, investasi ini dalam berbagai aspek dilihat dari sisi efektif
berpredikat Sangat Baik, yang berarti penerapan dan efisiensi, namun terdapat juga
aplikasi Pendataan Ekonomi Jemaat dinilai kelemahan yang ditemukan dalam segi
memberikan manfaat yang baik bagi Kantor perencanaan dan pemeliharaan TI yang
Sinode GMIM. nantinya akan berpengaruh dalam rangka
pengembangan TI di Kantor Sinode GMIM.
4.4 Pendekatan Berbasis Value
Referensi
Untuk mendukung proses perhitungan manfaat
bisnis TI, penulis mengembangkan tools. Berikut [1] Ranti, B. (2008). Identification of Information
adalah Tampilan Antar Muka tools Perhitungan Systems/Information Technology Business
Investasi TI berdasarkan metode IT Valuation Values with Hermeneutic Approach: Cases in
Matrix. Indonesia. Ph.D Thesis. Fakultas Ilmu
Komputer, Universitas Indonesia.
[2] Ranti, B. (2006). Identifying of Businees
Value of Information Technology using
Hermeneutics. Workshop Prosiding, MoMM [8] Remenyi, D., Arthur, A., Sherwood-Smith,
2006 & iiWASS 2006, p.695-699. M. (2000), The Effective Measurement and
[3] Ranti, B. (2006). A Review of Information Management of IT Costs and Benefits, 2nd
Technology Investment Evalution Edition, Elsevier.
Methodologies: The Need for Approriate [9] Stanley Karouw. (2011). Perencana Strategis
Evaluation Methods. Paper, Konferensi Sistem Informasi/Teknologi Informasi
Nasional Teknologi Informasi dan berbasis Manfaat Bisnis TI dengan
Komunikasi Untuk Indonesia, ITB. menggunakan Metodologi Be Vissta Planning
[4] Parker, M. (1988). Information Economics: Studi Kasus Dinas Pendapatan Daerah
Linking Business Performance to Information Sulawesi Utara., Paper Ilmiah, diterbitkan di
Technology. Prentice Hall, New Jersey. Tekno, Edisi Desember 2011, ISSN:
[5] Parker, M. (1996). Strategic Transformation [10] Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
and Information Technology; Paradigm for Utara.(2006). Rencana Strategik Dinas
Performing while Transforming. Prentice Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
Hall, New Jersey. Utara Tahun 2006-2010.
[6] Bannister, F. Remenyi, D. (1999). Instinct [11] Karouw, Stanley (2009). Analisis Nilai
and Value in IT Decision. Occasional Paper Ekonomis Manfaat Bisnis SI/TI Guna
Series. Management Research Center, Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Studi
Wolverhampton Business School, University Kasus Dinas Pendapatan Daerah Provinsi
of Wolverhampton. Sulawesi Utara, Thesis. Fasilkom UI.
[7] Porter, M. E. (2008). On Competition.
Harvard Business School Publishing Corp,
Massachuttes-USA.

Anda mungkin juga menyukai