Anda di halaman 1dari 3

MATERI POSTER 11

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI

PASAL 24

Selain menyelenggarakan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat dan/atau bahan obat,
PBF mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan dan pelatihan.

Apa Itu PBF?

Menurut PerMenKes RI No. 1148/Menkes/Per/VI/2011, Pedagang Besar Farmasi adalah


perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

fungsi PBF terdiri dari :

1. Tempat menyediakan dan menyimpan sediaan farmasi yang meliputi obat, bahan obat,
obat tradisional dan kosmetik.

2. Sebagai sarana yang mendistribusikan sediaan farmasi ke fasilitas pelayanan kefarmasian


meliputi apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik dan toko obat berizin.

3. Sebagai sarana untuk mendistribusikan sediaan farmasi di wilayah sesuai surat


pengakuannya/surat izin edar.

4. Sebagai tempat pendidikan dan pelatihan.

Kewajiban Apoteker di PBF


Menurut petunjuk pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), kewajiban apoteker
hendaklah :

1. Menyusun, memastikan dan mempertahankan penerapan menejemen mutu.

2. Fokus pada pengelolaan kegiatan yang menjadi kewenangannya serta menjaga akurasi dan
mutu dokumentasi.

3. Menyusun dan/atau menyetujui program pelatihan dasar dan pelatihan lanjutan mengenai
CDOB untuk semua personil yang terkait dalam kegiatan distribusi.

4. Mengkoordinasikan dan melakukan dengan segera setiap kegiatan penarikan obat


dan/atau bahan obat.

5. Memastikan bahwa keluhan pelanggan dapat ditangani dengan efektif.

6. Melakukan kualifikasi dan persetujuan terhadap pemasok dan pelanggan.

7. Meluluskan obat dan/atau bahan obat kembalian untuk dikembalikan ke dalam stok obat
dan/atau bahan obat yang memenuhi syarat jual.

8. Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi kontrak dan penerima kontrak
yang menjelaskan mengenai tanggung jawab masing-masing pihak yang berkaitan dengan
distribusi dan/atau transportasi obat dan/atau bahan obat.

9. Memastikan inspeksi diri dilakuakn secara berkala sesuai program dan tersedia tindakan
perbaikan yang diperlukan.

10. Mendelegasikan tugasnya kepada apoteker atau tenaga teknis kefarmasian yang telah
mendapatkan persetujuan dari instansi yang berwenang ketika sedang tidak berada ditempat
dalam jangka waktu tertentu dan menyimpan dokumen yang terkait dengan pendelegasian
yang dilakukan.
11. Turut serta dalam setiap pengambilan keputusan untuk mengkarantina atau
memusnahkan obat dan/atau bahan obat kembalian, rusak, hasil penarikan kembali atau
diduga palsu.

12. Memastikan pemenuhan persyaratan lain yang diwajibkan untuk obat dan/atau bahan
obat tertentu sesuai peraturan perundang-undangan.

Sumber : PerMenKes RI No. 1148/ MENKES/PER/VI/2011

Anda mungkin juga menyukai