Anda di halaman 1dari 16

EVIDANCE BASED MIDWWIFERY

DILEMA ETIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Disusun Oleh :
NAMA : MARISA REPA UTAMI
NPM : P05140419029

Dosen : Desi Widiyanti , M.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA
TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena berkat limpahan


karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah Evidance Based Midwifery
dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak pengerjaan makalah ini untuk menemukan sumber-sumber dalam teori
ini.
Dalam Penyusunan makalah ini tidak menutup kemungkinan
terdapatnya kekurangan dalam pengerjaannnya. Untuk itu penulis
mengharapakan kritik serta saran yang membangun demi perbaikan
kedepannya.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat menjadi berkat dan
bermanfaat bagi kita semuanya

Bengkulu, November 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.   LatarBelakang
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan
prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat
keputusan untuk melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua
profesi termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu
profesi dan tercermin dalam standar praktek profesional. (Doheny et all,
1982).
Profesi kebidanan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang
berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk
memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut
tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu
dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan
keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah
semata tetapi juga dengan mempertimbangkan etika.

B.  RumusanMasalah 

1.apa saja issue etik dalam pelayanan kebidanan?


2. apa saja issue moral dalam pelayanan kebidanan?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja issue etik dalam pelayanan


kebidanan.
2. Untuk mengetahui apa saja issue moral dalam pelayanan
kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan


1. Pengertian dan bentuk ETIK
Etika diartikan “sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan
keburukan dalam hidupmanusia khususnya perbuatan manusia yang
didorong oleh kehandak dengan didasaripikiran yang jernih dengan
pertimbangan perasaan”
2. Bentuk Etika
a. Etika deskriptif, yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang
tingakh laku manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-
hai,mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang
dianut oleh masyarakat.
b. Etika Normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk
tindakan manusia, yang biasanya dikelompokkan menjadi:
1) Etika umum; yang membahas berbagai hal yang berhubungan
dengan kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil
kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral.
2) Etika khusus; terdiri dari Etika sosial, Etika individu dan Etika
Terapan.
a) Etika sosial menekankan tanggungjawab sosial dan
hubungan antarsesama manusia dalam aktivitasnya,
b) Etika individu lebih menekankan pada kewajiban-
kewajiban manusia sebagai pribadi,
c) Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi.
3. ISSUE ETIK yang terjadi antara Bidan dengan Klien, Kelurga, dan
Masyarakat Teman Sejawat,Teman kesehatan lainya, Organisasi
profesi.
a. Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien,keluarga,masyarakat
1. Pengertian
Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan
masyarakat mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan. Seorang bidan dikatakan profesional bila
ia mempunyai kekhususan sesuai dengan peran dan fungsinya yang
bertanggung jawab menolong persalinan. Dengan demikian
penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi dalam praktek kebidanan
misalnya dalam praktek mandiri, bidan yang bekerja di RS, RB atau
institusi kesehatan lainnya. Dalam hal ini bidan yang praktek mandiri
menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini
akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan etik.
2. Kasus
Di sebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka praktek
kurang lebih selama satu tahun. Pada suatu hari datang seorang klien
bernama Ny ‘A’ usia kehamilan 38 minggu dengan keluhan perutnya
terasa kenceng kenceng dan terasa sakit sejak 5 jam yang lalu. Setelah
dilakukan VT, didapatkan hasil pembukaan 3 dan ternyata janin dalam
keadaan letak sungsang.Oleh karena itu bidan menyarankan agar di
Rujuk ke Rumah Sakit untuk melahirkan secara operasi SC. Namun
keluarga klien terutama suami menolak untuk di Rujuk dengan alasan
tidak punya biaya untuk membayar operasi. Tapi bidan tersebut
berusaha untuk memberi penjelasan bahwa tujuan di Rujuk demi
keselamatan janin dan juga ibunya namun jika tetap tidak mau dirujuk
akan sangat membahayakan janin maupun ibunya. Tapi keluarga
bersikeras agar bidan mau menolong persalinan tersebut.
Sebenarnya, dalam hal ini bidan tidak yakin bisa berhasil menolong
persalinan dengan keadaan letak sungsang seperti ini karena
pengalaman bidan dalam hal ini masih belum begitu mendalam.Selain
itu juga dengan di Rujuk agar persalinan berjalan dengan lancar dan
bukan kewenangan bidan untuk menolong persalinan dalam keadaan
letak sungsang seperti ini.Karena keluarga tetap memaksa, akhirnya
bidan pun menuruti kemauan klien serta keluarga untuk menolong
persalinan tersebut.Persalinan berjalan sangat lama karena kepala janin
tidak bisa keluar.Setelah bayi lahir ternyata bayi sudah
meninggal.Dalam hal ini keluarga menyalahkan bidan bahwa bidan
tidak bisa bekerja secara profesional dan dalam masyarakatpun juga
tersebar bahwa bidan tersebut dalam melakukan tindakan sangat
lambat dan tidak sesuai prosedur.
3. KONFLIK :
keluarga terutama suami menolak untuk di rujuk ke Rumah sakit
danmelahirkan secara operasi SC dengan alasan tidak punya biaya
untukmembayar operasi.
4. ISSU :
Di mata masyarakat, bidan tersebut dalam pelayanan atau melakukan
tindakan tidak sesuai prosedur dan tidak profesioanl. Selain itu
jugamasyarakat menilai bahwa bidan tersebut dalam menangani
pasiendengan kelas ekonomi rendah sangat lambat atau membeda-
bedakan antara pasien yang ekonomi atas dengan ekonomi rendah.
5. DILEMA :
Bidan merasa kesulitan untuk memutuskan tindakan yang tepat
untukmenolong persalinan Resiko Tinggi.Dalam hal ini letak sungsang
seharusnya tidak boleh dilakukan oleh bidan sendiri dengan
keterbatasan alat dan kemampuan medis.Seharusnya ditolong oleh
Dokter Obgyn, tetapi dalam hal ini diputuskan untuk menolong
persalianan itu sendiri dengan alasan desakan dari kelurga klien
sehingga dalam hatinya merasa kesulitan untuk memutuskan sesuai
prosedur ataukah kenyataan di lapangan.
b. Issue Etik yang terjadi antara Bidan dengan Teman Sejawat
a. Pengertian
ISSUE ETIK adalah topic yang cukup penting untuk dibicarakan
sehingga mayoritas individu akan mengeluarkan opini terhadap
masalah tersebut sesuai dengan asas ataupun nilai yang berkenaan
dengan akhlak, niali benar salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
b. Contoh
Di suatu desa yang tidak jauh dari kota dimana di desa tersebut ada
dua orang bidan yaitu bidan “A” dan bidan “B” yang sama – sama
memiliki BPS dan ada persaingan di antara dua bidan tersebut.Pada
suatu hari datang seorang pasien yang akan melahirkan di BPS
bidan “B” yang lokasinya tidak jauh dengan BPS bidan “A”.
Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata pembukaan masih belum
lengkap dan bidan “B” menemukan letak sungsang dan bidan
tersebut tetap akan menolong persalinan tersebut meskipun
mengetahui bahwa hal tersebut melanggar wewenang sebagai
seorang bidan demi mendapatkan banyak pasien untuk bersaing
dengan bidan “A”.Sedangkan bidan “A” mengetahui hal tersebut.
Jika bidan “B” tetap akan menolong persalinan tersebut,bidan “A”
akan melaporkan bidan “B” untuk menjatuhkan bidan “B” karena
di anggap melanggar wewenang profesi bidan.
c. ISSU MORAL
seorang bidan melakukan pertolongan persalinan normal.
d. KONFLIK MORAL:
menolong persalinan sungsang untuk nendapatkan pasien demi
persaingan atau dilaporkan oleh bidan “A”.
e. DILEMA MORAL:
a) Bidan “B” tidak melakukan pertolongan persalinan sungsang
tersebut namun bidan kehilangan satu pasien.
b) Bidan “B” menolong persalinan tersebut tapi akan dijatuhkan oleh
bidan “A” dengan di laporkan ke lembaga yang berwewenang
c. Issu Etik Bidan dengan Team Kesehatan Lainnya
1. Pengertian
Adalah perbedaan sikap etika yang terjadi pada bidan dengan
tenaga medis lainnya. Sehingga menimbulkanketidak sepahaman
atau kerenggangan social.
2. Kasus
Disuatu desa yang ada sebuah BPS, suatu hari ada seorang Ibu
berusia 35 Tahun keadaannya sudah lemah.bidan menanyakan
kepada keluarga pasien apa yang terjadi pada pasien. Dan suami
pasien menjawab ketika dirumah Px jatuh & terjad iperdarahan
hebat. Setelahitu bidan memberikan pertolongan , memberikan
infuse dst…. Bidan menjelaskan pada keluarga, agar istrinya di
bawa ke rumah sakit untuk dilakukan curretase.Kemudian keluarga
pxmenolak saran bidan tsb, dan meminta bidan yang melakukan
currentase.selang waktu 2 hari pxmengalami perdarahan lagi
kemudian keluarga merujuk ke RS.Dokter menanyakan kapeda
suami px, apa yang sebenarnya terjadi dan suami px menjelaskan
bahwa 3 hari yang lalu istrinya mengalami keguguran & di
currentase bidan didesany. dokter mendatangi bidan terebut. Maka
Terjadilah konflik antara bidan & dokter.
3. ISSUE ETIK :
Mall Praktek Bidan melakukan tindakan diluar wewenangnya.
4. KONFLIK :
bidan melakukan currentase diluar wewenangnya sehingga
terjadilah konflik antara bidan & dokter.
5. DILEMA :
jika tidak segera dilakukan tindakan takutnya merenggut nyawa px
karena BPS jauh dari RS. Dan jika dilakukan tindakan bidan
merasa melanggar kode etik kebidanan & merasa melakukan
tindakan diluar wewenangnya.
d. Issue Etik Yang Terjadi Antara Bidan Dan Organisasi Profesi
1. Pengertian
Issue etik yang terjadi antara bidan dan organisasi profesi
adalah suatu topic masalahyang menjadi bahan pembicaraan antara
bidan dengan organisasi profesi karena terjadinyasuatu hal-hal
yangmenyimpang dari aturan-aturan yang telah ditetapkan.
2. Kasus
Seorang ibu yang ingin bersalin di BPS pada bidan A sejak
awal kehamilan ibutersebut memang sudah sering memeriksakan
kehamilannya. Menurut hasil pemeriksaanbidan Ibu tersebut
mempunyai riwayat hipertensi.Maka kemungkinan lahir
pervaginanyasangat beresiko Saat persalinan tiba.Tekanan darah
ibu menjadi tinggi.Jik atidak dirujuk maka beresiko terhadap janin
dan kondisi si Ibu itu sendiri.Resiko pada janin bisa terjadigawat
janin dan perdarahan pada ibu. Bidan A sudah mengerti resiko
yang akan terjadi. Tapiia ebih memntingkan egonya sendiri karena
takut kehilangan komisinya dari pada dirujuk kermah sakit.Setelah
janin lahir Ibu mengalami perdarahan hebat, sehingga kejang-
kejang danmeninggal. Saaat berita itu terdengar organisasi profesi (
IBI ), maka IBI memberikan sanksiyang setimpal bahwa dari
kecerobohannya sudah merugikan orang lain. Sebagai gantinya,ijin
praktek ( BPS ) bidan A dicabut dan dikenakan denda sesuai
dengan pelanggarantersebut.
3. Issue etik
a) Terjadi malpraktek
b) Pelangaran wewenang Bidan
4. Dilema etik
Warga yang mengetahui hal tersebut segera melaporkan kepada
organisasi profesi dan diberikan penangan.
B. ISSUE MORAL DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Moral merupakan pengetahuan atau keyakian tentang adanya hal yang
baik dan buruk yang mempengaruhi siakap seseorang.Kesadaran tentang
adanya baik buruk berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh
lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama, dll.Hal ini yang disebut
kesadaran moral.Isu moral dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang
penting yang berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-
hari yang ada kaitannya dengan pelayanan kebidanan.
Beberapa contoh isu moral dalam kehidupan sehari-hari:
1. Kasus abortus.
2. Euthanansia.
3. Keputusan untuk terminasi kehamialn.
4. Isu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan
sehari- hari, seperti yang menyangkut konflik dan perang.
1. Dilema dan Konflik Moral
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan
pada dua alternative pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama
dan membutuhkan pemecahan masalah. Dilema muncul karena terbentur
pada konflik moral, pertentangan batin, atau pertentangan antara nilai-nilai
yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada.
Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan
tanggung jawab profesional,yaitu:
a. Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan
kesejahteraan pasien atau klien.
b. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu
bagian [omission], disertai ras tanggung jawab memperhatikan
kondisi dan keamanan pasien atau klien.
c. Konflik moral menurut Johnson adalh bahwa konflik atau dilema
pada dasarnya sama , kenyataannya konflik berada diantara prinsip
moral dan tugas yang mana sering menyebabkan dilema.
Ada 2 tipe konflik:
1. Konflik yang berhubungan dengan prinsip.
2. Konflik yang berhubungan dengan otonomi.
Dua tipe konflik ini merupakan dua bagian yang tidak dapat
dipisahkan.
contoh issue Moral
2. ISSU MORAL
Seorang bidan melakukan pertolongan persalinan normal.
3. KONFLIK MORAL:
menolong persalinan sungsang untuk nendapatkan pasien demi
persaingan atau dilaporkan oleh bidan “A”.
4. DILEMA MORAL:
a. Bidan “B” tidak melakukan pertolongan persalinan sungsang
tersebut namun bidan kehilangan satu pasien.
b. Bidan “B” menolong persalinan tersebut tapi akan dijatuhkan oleh
bidan “A” dengan di laporkan ke lembaga yang berwenang.
5. Pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema Etik/ Moral
pelayanan kesehatan
Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih
alternatif yang ada.
Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:
a. Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah
terpengaruh
b. Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar
suatu kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan
terhadap nsuatu kasus
c. Fakta, keputusan lebih riel, valit dan baik.
d. Wewenwng lebih bersifat rutinitas
e. Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
a. Posisi/kedudukan
b. Masalah, terstruktur, tidak tersruktur, rutin,insidentil
c. Situasi:faktor konstan, faktor tidak konstan
d. Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak
e. Tujuan, antara atau obyektif
6. Kerangka Pengambilan Keputusan
Sistim pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral
dalam praktek suatu profesi. Keberadaan yang sangat penting, karena
akan menentukan tindakan selanjutnya.
Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan sangat
penting karena dipengaruhi oleh 2 hal :
a. Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang bersifat sangat
pribadi dan bidan bisa memenuhi kebutuhan.
b. Meningkatkan sensitivitas terhadap klien bidan berusaha keras
untuk memenuhi kebutuhan.
tigaTingkatan Kerja Pertimbangan Moral Dalam Pengambilan Keputusan Ketika
Menghadapi Delima Etik.
1. TK I :
Keputusan dan tindakan : Bidan merefleksikan pada pengalaman atau
pengalaman rekan kerja.
2. TK II
Peraturan : berdasarkan kaidah kejujuran ( berkata benar), privasi,
kerahasiaan dan kesetiaan ( menepati), Bidan sangat familiar, tidak
meninggalkan kode etik danpanduan praktek profesi.
3. TK III
Ada 4 prinsip etik yang digunakan dalam perawatan praktek kebidanan:
a. ANTONOMY, memperhatikan penguasaan diri, hak kebebasan
dan pilihan individu.
b. BENETICENCE, memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien,
selain itu berbuat terbaik untuk orang lain.
c. NON MALETICENCE, tidak melakukan tindakan yang
menimbulkan penderitaan apapun kerugian pada orang lain.
d. YUSTICE, memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan
keuntungan. ( Beaucamo & Childrens 1989 dan Richard, 1997)
7. Bentuk pengambilan keputusan
a. Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau pimpinan,
rencana dan masa depan, rencana bisnis dan lain-lain.
b. Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan di dunia,
klinik, dan komunitas.
c. Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan yang dipengaruhi oleh
standart praktik kebidanan.
Pendekatan tradisional dalam pengambilan keputusan :
a. Mengenal dan mengidentifikasi masalah
b. Menegaskan masalah dengan menunjukan hubungan antara masa
lalu dan sekarang.
c. Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai.
d. Mempertimbangkan pilihan yang ada.
e. Mengevaluasi pilihan tersebut.
f. Memilih solusi dan menetapkan atau melaksanakannya.
8. Pengambilan keputusan yang etis
Ciri 2nya:
a. Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah
b. Sering menyangkut pilihn yang sukar
c. Tidak mungkin dielakkan
d. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman,lingkungan sosial
Kesulitan Dalam Mengerti Situasi :
a. Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetauan kita
b. Pengertian kita terhadp situasi sering dipengaruhi oleh
kepentingan, prasangka dan faktor 2 subyektif lain.
Bagaimana Kita Memperbaiki Pengertian Kita Tentang Situasi:
a. Melakukan penyelidikan yang memadahi
b. Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli
c. Memperluas pandangan tentang situasi
d. Kepekaan terhadap pekerjaan
e. Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain
Tips pengambilan keputusan dalam keadaan kritis :
a. Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya, baik oleh sendiri atau
dengan orang lain.
b. Tetapkan hasil apa yang diinginkan.
c. Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Etik sebagai filsafat moral, mencari jawaban untuk menentukan serta
mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang benar salah, baik
buruk, yang secara umum dipakai sebagai suatu perangkat prinsip moral yang
menjadi pedoman suatu tindakan. Bidan dihadapkan pada dilema etik
membuat keputusan dan bertindak didasarkan atas keputusan yg dibuat
berdasarkan Intuisi mereflekasikan pada pengalamannya atau pengalaman
rekan kerjanya.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan
apakah penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994).
Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih
alternatif yang ada. Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yg
diambil berdasarkan kebutuhan dan masalahyang dihadapi klien, sehingga
semua tindakan yang dilakukan bidan dapat mengatasi permasalahan yang
dihadapi klien yang bersifat emergensi, antisipasi, atau rutin.

B. Saran
Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih banyak bahkan lebih lengkap
mengenai pembahasan pengenalan pada politik dalam pelayanan kebidanan
dan medical model dalam pelayanan obstetri. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan makalah-makalah
selanjutnya sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Adnani, Qorinah Estiningtyas Sakilah. 2013. Filosofi Kebidanan. Jakarta: TIM.

Asrinah, dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Heryani, Reni. 2011. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: TIM.

International Confederation of Midwives. Core Document ICM. Kamus Besar


Bahasa Indonesia.

Lisnawati, Lilis. 2012. Panduan Praktis Menjadi Bidan Komunitas (Learn to be


Great Midwife in Community). Jakarta: TIM.

Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: TIM.
Salmiati, dkk. 2008. Konsep Kebidanan: Manajemen & Standar Pelayanan. Jakarta:
EGC.

Sari, Rury Narulita. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sofyan, Mustika, dkk. 2008. 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia: Bidan Menyongsong

Masa Depan. Jakarta: Pengurus Pusat IBI.

Yulifah, Rita dan Tri Johan Agus Yuswanto. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas.

Jakarta: Salemba Medika.

Hardiwardoyo, P .1989.ETIKA MEDIS. Pustaka Filsafat, Kanisius, Jakarta

Synthia Dewi Nilda. 2011.ETIKA PROFESI KEBIDANAN.Rohima, Yogyakarta

Setiawan.2010. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan.2010. jakarta: trans info

media CV

Zaini, Muderis.1995. Adopsi “ Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum”.Jakarta :

Sinar Grafika

Anda mungkin juga menyukai