Anda di halaman 1dari 2

NEWS

TBC-HIV PADA ANAK


16 Desember 2019
https://yki4tbc.org/news-default/203-tbc-hiv-pada-anak.html

Tuberkulosis (TB) adalah infeksi oportunistik yang sering menjadi infeksi penyerta (ko-
infeksi) pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Anak dengan infeksi HIV juga mudah
terkena penyakit TBC, namun terdapat tantangan tersendiri dalam menangani anak
dengan HIV/AIDS yang terinfeksi TBC. Melakukan diagnosis TBC pada anak dengan
ko-infeksi HIV menjadi lebih sulit, sehingga diperlukan skrining dan pemeriksaan rutin
TBC pada setiap anak dengan HIV. Perlu observasi medis yang lebih lengkap, mulai
dari gejala awal penyakit, faktor risiko terkenanya infeksi TBC (ada tidaknya kontak
serumah yang terinfeksi TBC disekitar anak), perjalanan penyakit, serta pemantauan
pengobatan dan hasilnya.  
Berdasarkan Global Tuberculosis Report 2019 yang dirilis oleh WHO, disebutkan
bahwa sejak tahun 2007, TBC telah menjadi penyebab utama kematian, dan berada di
atas kasus HIV / AIDS. TBC dapat menyerang pada siapapun, dari jenis kelamin, serta
kelompok usia. Bahkan anak-anak turut menyumbang 11% kasus TBC secara global,
dan dari semua kasus tersebut 8,6% adalah orang dengan HIV (ODHA). 

Anak-anak yang terinfeksi HIV penting untuk melakukan skrining TBC secara rutin.
Terutama bagi anak yang memiliki riwayat kontak/berdekatan dengan penderita TBC di
tempat tinggalnya.  Diagnosis TBC pada anak-anak baik itu yang menderita HIV
maupun tidak memang lebih sulit dibandingkan dengan diagnosis TBC pada orang
dewasa.  Riwayat kontak dengan penderita TBC di rumah adalah hal yang sangat
penting dan merupakan suatu alasan kuat bagi petugas kesehatan untuk melakukan
skrining TBC pada anak dan anggota keluarga lainnya. Hasil penelitian menunjukkan
beberapa sistem skoring anak yang digunakan untuk mendiagnosis TBC pada anak
tanpa HIV tidak efektif untuk digunakan pada anak penderita HIV 

Untuk metode skrining TBC pada anak penderita HIV, dapat dilakukan dengan mencari
gejala-gejala, seperti demam, batuk aktif, dan keterlambatan tumbuh kembang anak.
Anak yang tidak mengalami gejala-gejala tersebut bisa jadi tidak menderita TBC aktif
dan harus mendapat terapi profilaksis isoniazid. Sementara anak penderita HIV yang
memiliki salah satu dari gejala tersebut memiliki kemungkinan menderita TBC aktif dan
harus menjalani evaluasi lebih lanjut. 

Sumber: 

Global TB Report 2019. https://www.who.int/tb/publications/global_report/en/. Accessed


in November 26th 2019. 
Green, Chris W. 2016. Seri Buku Kecil: HIV & TB. Jakarta: Spiritia. 

Anda mungkin juga menyukai