Anda di halaman 1dari 10

UNDANG-UNDANG DESA

(SEBUAH PERGESERAN PARADIGMA/PARADIGM SHIFT)


PARADIGMA PEMBANGUNAN DESA
PEMBANGUN DESA
DESA MEMBANGUN
PEMBANGUN DESA DESA MEMBANGUN
Kewenangan Keweangan:
Penugasan Kegiatan Berbasis Inisiatif 1. Hak Asal-Usul
Pendekatan Teknokratis
Masyarakat/ 2. Lokal Berskala Desa
▪ Pelayanan Sosial Dasar Partisipatif Dukungan Dana Desa
▪ Pengembangan Usaha Ekonomi Desa Dukungan Alokasi Dana Desa
▪ Pendayagunaan Sumber Daya Alam
dan Teknologi Tepat Guna
▪ Pembangunan Sarana dan Pendampingan
Prasarana Desa ▪ Helping Proses/Pemberian Bantuan
▪ Pemberdayaan Masyarakat Desa Teknis
▪ Community Learning/Pembelajaran
Dekonsentrasi Tugas Pembantuan Masyarakat/ Penguatan Kapasitas
Masyarakat

v
DESA KUAT, MAJU, MANDIRI & DEMOKRATIS
HAKIKAT DAN TUJUAN PEMBANGUNAN DESA

Meningkatkan Kualitas Peningkatan Pelayanan


Hidup Manusia Dasar

Meningkatkan Pelayanan Pembangunan dan Pengembangan


Publik di Desa Sarana dan Prasarana Desa
Pembangunan
Melalui
Desa
Penanggulangan Pengembangan Potensi
Kemiskinan Ekonomi Lokal di Desa

Menjadikan Masyarakat Pemanfaatan SDA dan


Desa sebagai Subjek Lingkungan Hidup
PEMBANGUNAN Berkelanjutan
5
MEMBANGUN DESA DENGAN MELAKUKAN PENDEKATAN PADA
ASPEK PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA PERTISIPATIF

Data Base Desa yang Update dalam penyusunan perencanaan


pembangunan Desa memerlukan situasi aktual saat ini di Desa

Partisipasi Masyarakat dengan kebersamaan orang-orang Desa, Swasta, LSM,


Akademisi, Pemerintah, yang tertarik serta terlibat dalam proses perencanaan dan
pengembangan dan kegiatan.

Manajemen Pembangunan Desa kesiapan rencana yang sistematis untuk berbagai jenis
kegiatan pembangunan, melaksanakannya dan mengelola sistem dan proyek yang dikembangkan
(aspek manajemen).
MASYARAKAT LOKAL DI INDONESIA MODERN

• Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern yang pembentukannya didasarkan
semangat kebangsaan yaitu bersatunya warga masyarakat dari berbagai daerah yang terdiri dari agama, ras, etnik
dan golongan yang berbeda-beda untuk dirinya menjadi satu bangsa dalam satu wilayah dan satu pemerintahan
nasional. Negara Indonesia merupakan fenomena modernitas, karena penyelenggaraan negaranya berdasarkan
sistem hukum yang disusun berdasarkan kaidah ilmu pengetahuan modern.

• Sebelum Republik Indonesia berdiri, sudah ada masyarakat hukum adat seperti huta/nagori di Sumatera Utara,
gampong di Aceh, nagari di Minangkabau, marga di Sumatera bagian selatan, tiuh atau pekon di Lampung, desa
pakraman/desa adat di Bali, lembang di Toraja, banua dan wanua di Kalimantan, dan negeri di Maluku.

• Kekuatan utama masyarakat hukum adat adalah mereka memiliki sumberdaya yang dimiliki bersama dan
dimanfaatkan untuk kesejahteraan bersama. Interasi sosial dalam masyarakat hukum adat diikat oleh kesediaan
anggotanya untuk secara sukarena bergotong royong untuk memajukan komunitasnya untuk kepentingan bersama.

• Pemerintah Indonesia, untuk mewujudkan kesejahteraan bagi warganya, menyelenggarakan modernisasi Desa
melalui kegiatan pembangunan Desa. Kegiatan modernisasi Desa misalnya mengubah pertanian tradisional menjadi
agroindustri, menumbuhkan industri-industri kecil di perdesaan, pelatihan manajemen modern bagi petani,
mengembangkan teknologi tepat guna, dll.
MASYARAKAT LOKAL DI INDONESIA MODERN

• Secara hipotetis dapat dikatakan bahwa masyarakat Indonesia tengah mengalami


demassifikasi. Fakta bahwa masyarakat Indonesia masih hidup dalam komunitas
komunal seperti desa, kampung, dll bukan sangkalan terhadap fakta lainnya yaitu:
modernisasi di Indoensia telah melahirkan masyarakat modern yang yang lebih
bhineka. Kebhinekaan tidak hanya adat, suku, bahasa, atau agama, tetapi juga
kelompok-kelompok sosial baru dengan kepentingan, cara berpikir, dan gaya hidup
yang berbeda-beda. Dengan demikian, fenomena masyarakat hukum adat di
Indonesia menjadi mengecil jumlahnya, yang semakin luas adalah komunitas atau
masyarakat lokal yang tidak lagi sepenuhnya terikat dengan hukum adat.
PENDAMPINGAN ORGANIK
• Keterlibatan TPP dalam kerangka pemberdayaan masyarakat lokal pada dasarnya merupakan upaya katalisator yang
menjadikan/mendorong suasana kemanusiaan adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural di Desa.
Sebab, TPP memiliki kewajiban dan tanggungjawab untuk menstimulasi, mendorong atau memotivasi masyarakat
lokal untuk menjadi lebih berdaya dalam posisinya sebagai individu maupun sebagai bagian dari komunitas.
• Masyarakat lokal yang berdaya akan mampu untuk mengenali masalah-masalah di Desanya, menyadari posisi dan
perannya sebagai subjek pembangunan, serta mampu mengambil keputusan bersama mengenai nasib dan masa
depan Desanya. Jelaslah bahwa untuk mewujudkan masyarakat lokal yang berdaya diperlukan adanya serangkaian
proses pemberdayaan masyarakat Desa seperti: penyadaran, literasi, kaderisasi dan pengorganisasian komunitas.
• Langkah strategis pembelajaran masyarakat lokal adalah dengan melakukan penyadaran bagi masyarakat lokal
untuk mampu bersikap kritis terhadap dunia nyatanya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran ini
membutuhkan pendampingan yang secara terus-menerus. Oleh sebab itu, seorang TPP harus mampu melahirkan
pendamping organik. Pendamping organik adalah kader-kader Desa yang secara sukarela bekerja sebagai
penggerak pembangunan partisipatif. Pendampingan organik memiliki keunggulan tersendiri khususnya dalam
memberdayakan masyarakat Desa yaitu mereka bagian dari masyarakat lokal yang sehari-hari hidup dikomunitas
yang didampingi dan mereka terlibat aktif secara langsung dalam setiap tahapan pembangunan Desa.
• Pembentukan dan pengembangan pendamping-pendamping organik oleh para Tenaga Pendamping Profesional
(TPP) mendesak untuk dilakukan, agar masyarakat lokal secara nyata mampu hadir sebagai subjek pembangunan
sebagaimana dimandatkan oleh Undang-Undang Desa.

Anda mungkin juga menyukai