Polaroid Case
Polaroid Case
Group 5
Edi Suryanto
Gressiadi Muslim M
Fahmiansyah
Rudianto Nugroho
Wibowo Kristianto
Polaroid ditemukan pertama kali oleh Edwin Land pada tahun 1937. Pada
tahun 1948, kamera instan pertama ditemukan dan Polaroid ingin
mencurahkan segenap perhatiannya di bidang ini. Polaroid tumbuh dan
berkembang dengan pesat sehingga pada tahun 1977 mencatatkan
penjualan sebesar 1 miliar dollar.
Karena posisi Polaroid yang menguasai pasar kamera digital, maka para
competitor ingin pula masuk ke industry kamera instant tersebut.
Sehingga pada akhirnya Kodak masuk pada tahun 1976 untuk
mengancam posisi Polaroid. Namun Polaroid menuntut Kodak atas paten
teknologi yang digunakan. Setelah sepeuluh tahun berselisih, akhirnya
Polaroid memenangkan gugatan dan mendapatkan kompensasi sebesar
900 juta dollar yang ingin diinvestasikan bagi perusahaannya.
Isu Utama
EBIT coverage ratio yang akan muncul dari pinjaman hutang pada
masing-masing level rating
Perhitungan hutang $150 juta yang jatuh tempo pada Januari 1997
Pokok pinjaman : $150 juta
Interest : 7,25% per tahun atau 0,6% per bulan
Interest pada bulan April-Januari 1997
10/12 x $150.000.000 x 7,25% = $
9.375.000
Pokok pinjaman = $
150.000.000
Jumlah Total = $
159.375.000
Pada tahun 1995, dengan debt ratio sebesar 42,3%, Polaroid memiliki
rating BBB. (Rating tersebut mendekati 42,70% exhibit 9) Dengan
nilai ekuitas 717.7 dan hutang jangka panjang sebesar 526.7,
Sedangkan apabila Polaroid memiliki rating AAA, maka Polaroid dapat
memiliki hutang maksimal sebesar 165.50. Dengan rating AA, dapat
berhutang maksimal sebesar 262.56. Dengan rating A, dapat
berhutang sebesar 393.23. Dengan rating BBB, sebenarnya polaroid
dapat mengambil hutang maksimal sebesar 531.36. Dengan rating
BB dapat berhutang maksimal sebesar 691.88 dan dengan rating B
dapat berhutang maksimal sebesar 815.08. dan untuk lebih jelas nya
perhitungan di bawah ini dengan pertimbangan data berikut
Tahun 1995
AA debt
Hitung = ($717.7 + $526.7) X 21.10%
= $ 262.5 million
A debt
Jumlah hutang = $1244.4 X 31.60%
= $393.2 million
BBB debt
BB debt
Jumlah hutang = $1244.4 X 55.60%
= $691.89 million
B debt
Jumlah hutang = $1244.4 X 65.50%
= $815.08 million
EBIT pada tahun 1995 adalah 89.2 dan besarnya maksimal hutang
yang dapat diambil pada tahun 1995 tersebut sebesar 526.38, maka
EBIT coverage rationya adalah 1.71. Perhitungan EBIT Coverage Ratio
yang muncul sebagai implikasi peminjaman pada
masing-masing rating
EBIT = 89,2
EBIT Coverage Ratio = EBIT / interest expense
Interest Expense = interest expense / long term debt x 100%
x debt
rating
Cost of
6.7 6.9 7.0 7.4 9.0 10.6
Debt (%)
Book Value
Debt/Capit
25.9 33.6 39.7 47.8 59.4 69.5
al (Book)
(%)
Market/Boo
k Value of
3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
Equity
Ratio
Market
Value 10.4 14.4 23.3 32.7
18.0 43.17
Debt/Capit 4 3 9 8
al (%)
Polaroid
2,88 2,88 2,88 2,88 2,88
Enterprise 2,884
4 4 4 4 4
Value ($)
Mkt. Value
of
Polaroid’s 727 727 727 727 727 727
Existing
Debt ($)
Max. Debt
Implied by 301 416 519 674 945 1,245
Rating ($)
Unused
Debt (426 (311 (208
(53) 218 518
Capacity ) ) )
($)
Unused
Debt
Capacity 644 529 426 271 - (300)
until Grade
BB lost
Estimate
of
Interest
Coverage
Interest
20.1 28.7 36.3 49.9 85.0 131.9
Expense
6 2 3 1 9 6
($)
Normalized
244. 244. 244. 244. 244.
5-Year 244.3
3 3 3 3 3
EBIT
Coverage
Ratio,
12.1 8.5 6.7 4.9 2.9 1.9
Normalized
EBIT
Coverage
Ratio,
7.4 5.2 4.1 3.0 1.8 1.1
Downside
EBIT
WACC
(using Mkt. 9.6 9.41 9.28 9.08 9.67 10.13
Wts.) (%)
WACC
(using
8.64 8.23 7.94 7.6 7.98 8.39
Book Wts.)
(%)
WACC
10.5 10.4 10.2 10.1 10.1
(using Mkt. 10.23
7 2 9 3 0
Wts.) (%)
WACC
(using
9.44 9.02 8.68 8.32 8.24 8.44
Book Wts.)
(%)