Anda di halaman 1dari 14

PENUGASAN INDIVIDU REFLECTIVE WRITING: INDEPTH SENJA DI

PANTI WREDHA

MAHASISWA:

CHRISNA MATAHELUMUAL

NIM

1490120036

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXIV SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG
TA 2020/2021
I. RESUME
Mobil geraknu, adalah mobil patroli yang berjalan keliling sudut” jakarta untuk
menjangkau penyandang masalah kesejahtraan fisik (PMKS). Dari penjangkauan atau
rasia seperti ini sepanjang 2016 dinas sosial menciduk 14.000 penyandang masalah
kesejahteraan sosial. Dalam rasia kali ini tidak ada orang lanjut usia yang terciduk.
Namun dalam rasia lain di sejumlah tempat banyak yang terjaring. Sampai bulan
oktober terdata 648 orang, berarti perbulannya 64 orang dinas sosial menjangkau
dengan pariasi ada yang 50, 51, 54 tiap bulannya. Orang lanjut usia yang terjaring akan
dikirim ke panti sosial bina insan (PSBI) bangun daya 1 kedoya jakarta barat. Tapi panti
sosial ini bukanlah panti sosial yang menampung lansia terlantar. Disinilah dinas sosial
memantau dan mendalami masing-masing lansia sebelum diambil tindakan lanjut.
Menurut Ruminto (KASUBAG TU PSBI BANGUN DAYA 1 KEDOYA),
sebenarnya adalah bapak/ibu yang ada di panti sosial ini butuh mendapatkan kasih
sayang dan perawatan dan dari orang-orang panti sosial. Karna kalau bukan kita siapa
lagi yang merawat mereka. Mereka di jalan membutuhkan pertolongan. Rata-rata 90%
dari daerah. Usia terentang dari 50-80 tahun. Diusia senja beragam penyakit
menghampiri seperti gangguan saluran pencernaan, saluran pernafasan, diabetes hingga
liver. Namun di panti sementara ini tidak ada perawatan kesehatan khusus yang
memadai.
Menurut Ruminto ini adalah panti sosial domainnya keperawatan namun kesehatan
sendiri juga tidak punya tempat untuk membantu orang sakit ini kecuali di rumah sakit.
Menurut dinas kesehatan urusan kesehatan warga di panti sosial harus ditanggung
renteng.Panti sosial bangun daya 1 hanya memiliki 2 orang perawat yang bertugas
bergantian sementara dinas kesehatan hanya memberikan bantuan kunjungan dokter
puskesmas sekali seminggu. Mengidentifikasi identitas para lansia bukanlah perkara
gampang terutama jika yang bersangkutan sudah pikun/pelupa. Seharusnya lansia
terlantar yang dikirim ke panti sosial bangun daya 1 ini hanya tinggal sementara
maksimal 21 hari. Namun faktanya adalah lansia yang tinggal di panti sosial sudah
berbulan-bulan akibatnya terjadi penumpukan penghuni. Daya tampung panti sosial
sebenarnya hanya 260 orang namun dihuni 370 orang termasuk para penyandang
kesejahtraan sosial lainnya. Alhasil mereka tidak hanya merebutkan tempat tidur tapi
juga harus membagi makanan yang sebenarnya sudah dijaga ketat. Pertanyaannya
kenapa semuanya belum di PSTW ?menurut Ruminto karena PSTW sendiri disana juga
over kapasitas.Para lansia yang menghuni panti wreda tidak semuanya terlantar namun
ada yang sengaja dititpkan oleh keluarganya karena tidak sanggup merawat. Ada juga
yang lari dari rumah karena cekcok dengan saudara atau pergi ke panti werda karena
diacukan anak-anaknya. Panti ini adalah pre rehabilitasi yang menampung lansia dan
orang dengan masalah kejiwaan yang menanti giliran untuk dipindahkan ke panti
werda, sebuah panti sosial untuk orang lanjut usia/ uzon. Menurut kepala dinas sosial,
jatah makan satu warga binaan sebesar RP. 25.000 per hari. Sementara di panti sosial
bina insan bangun daya 1 warga binaan di jabah RP. 17.000 untuk 3x makan per hari.
Karena kerap over kapasitas dinas sosial memetahkan ulang siapa yang paling layak
mendapatkan perawatan di panti.
Home visit yang digelar dinas sosial tidak selalu lancar apalagi jika tidak disertai
dokumen pendukung. Jika rumah keluarga lansia tidak ditemukan dinas sosial wajib
mendata lansia itu untuk dirawat di panti wreda. Hal ini menambah sesak panti yang
sebetulnya sudah sesak. DKI Jakarta memiliki 4 panti wreda dengan jumlah warga
binaan mencapai 1392 orang. 2 panti berada di cingkareng jakarta barat. Salah satunya
panti wreda mulia2 yang kelebihan penghuni atau over kapasitas. Di panti wreda
banyak ini banyak kegiatan yang dilakukan untuk para lansia mandiri seperti
keterampilan, games dan panggung gembira. Sementara untuk lansia yuang
kesehatannya tidak lagi prima panti juga menyediakan ruangan khusus serta
pendampingan tenaga medis.Peningkatan pelaayanan medis untuk orang lansia yang
tinggal di panti wajib hukumnya. Apalagi di panti sosial tresna wreda budi mulia 4
dimana 80 % warga binaannya dalam kondisi sakit. Mulai dari sakit paru-paru sampai
kanker.Panti wreda tempat wisma tinggal berdiri sejak 33 tahun lalu.para lansia yang
masuk panti wreda ini harus memenuhi syarat dari syarat usia, mampu mengurus diri
sendiri hingga ada keluarga yang bertanggung jawab dan diharuskan usia 60 tahun.
Di sejumlah negara terutama di negara maju tren warga lanjut usia yang tinggal di
panti wreda udah berlangsung lama dimasa mendatang negri kita pun panti wreda
diprediksi akan menjadi pilihan untuk warga lansia. Tren mengarah ke orang tua yang
berpendidikan untuk masuk ke panti.Menurut sosiolog Imam Prasojo, presfektif yang
mengatakan panti merupakan tempat pembuangan orang tua harus dibuang, tapi kalau
panti ini tempat dimana orang tua bisa beristirahat dan bisa bertemu komunitas, tidak
terbebani berlebihan, itu bukan menjadi tempat pembuangan tetapi tempat nikmatnya
orang tua beraktivitas tanpa harus terbebani berlebihan. Meski fasilitas di panti lengkap,
perhatian keluarga tetap no 1. Namun apakah sekarang panti wreda menjadi pilihan
warga indonesia sebagai tempat tinggal orang tuanya yang sudah lanjut usia? Ternyata
tidak menurut jajak pendapat via telpon yang di gelar litbank kompas sebanyak 97 %
responden mengatakan tidak pernah terpikir untuk mengirim orang tua mereka ke panti
wreda. Jajak pendapat kompas itu menunjukan belum ada pergeseran yang drastis
dalam keluarga indonesia. Tinggal bersama orang tua lanjut usia tetap dianggap bagian
dari nilai-nilai dari keluarga indonesia. Untuk melanggengkan nilai-nilai keluarga Imam
Prasojo punya solusi: misalnya ada kampung, kampung itu di tengah-tengahnya ada
tempt para seniorsitisen ini berkumpul tetapi pada saat cucu atau anak ingin berkunjung
tidak terlalu jauh.

II. PERTANYAAN KASUS


a. Apakah perbedaan Panti Sosial dengan Panti Tresna Wredha?
Panti sosial adalah Lembaga pelayanan kesejahteraan sosial yang memiliki tugas
dan fungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memberdayakan
penyandang masalah kesejahteraan sosial ke arah kehidupan normatif secara fisik
mental dan sosial.
Panti Tresna Wredha adalah suatu institusi yang memberikan pelayanan dan
perawatan berupa perawatan jasmani, perawatan rohani, perawatan sosial serta
perlindungan untuk lansia agar dapat menikmati taraf hidup secara wajar.
b. Sebutkan 8 lansia yang diwawancarai dalam video tersebut beserta latar belakang
nya (alasan dirawat)
1. Tn. Kristianto
Alasan Tn. Krisyanto di rawat di panti wredha, karena ditelantarkan oleh
keluarga
2. Tn. Patang
Dirawat di panti wredha karena di telantarkan oleh keluarga
3. Tn. Ramelan Nurkamal
Dirawat di panti wredha karena dititipkan oleh keluarga
4. Ny. Lisnawati
Dirawat di panti wredha karena ditelantarkan oleh keluarga
5. Ibu. Mariati
Berusia 65 tahun, iya memilih tinggal dipanti wredha karena tidak punya
saudara
6. Tn.Ng Kia Mis
Bpk.Enkiamis berusia 64 tahun, iya tinggal dipanti wredha karena bermasalah
dengan saudara kandungnya.
7. Tn. Sumijo
Tn.Sumijo adalah seorang pelukis, Tn. Sumijo tinggal di panti wredha karena
keluarga yang menitipkannya, keluarga tidak ingin merawat bpk.Sumijo karena
sakit yang diderita yaitu TB
8. Ny. Chrisma Wijaya Shoekma
Sejak 5 tahun terakhir Ibu Chrisma lebih memilih tinggal di Panti Wredha
karena ibu Chrisma tidak ingin merepotkan keluarga, dan Ibu Chrisma merasa
lebih nyaman tinggal di panti Wredha.
c. Apakah karakteristik lansia yang di rawat di panti sosial, panti wredha dan rumah
tempat tinggal?
1. Karakterisrik Lansia di Panti Sosial
- Terlantar
- Terjaring rasia oleh dinas sosial
- Tidak bekerja
2. Karakterisrik Lansia di Panti Wredha
- Berusia diatas 60 tahun
- Atas kemauan sendiri
- Merasa lebih nyaman
3. Karakteristik Lansia yang tinggal di rumah
- Memiliki dukunagn keluarga untuk merawat lansia

d. Apa yang menjadi tantangan bagi lansia yang dirawat di panti wredha?
- Penyesuaian dengan lansia yang lain
- Kurangnya tempat tidur
- Ofer kapasitas
- Pemenuhan nutrisi kadang tidak terpenuhi
- Pelayanan Kesehatan yang kurang memadai
e. Apakah risiko masalah kesehatan yang dapat dialami lansia di panti wredha?
- Gangguan sistem kekebalan tubuh
- Kekurangan zat gizi
- Depresi
- Defisit perawatan diri
f. Jelaskan kelebihan dan kekurangan yang dialami lansia ketika di rawat di panti
wredha?
1. Kelebihan :
- Lansia merasa lebih nyaman
- Memiliki pelayanan medis tingkat lanjut
- Berinteraksi dengan orang lain
- Menjalani aktivitas harian yang teratur
2. Kekurangan :
Dalam pembiayaan, di panti wredha membutuhkan biaya yang lebih mahal
dibandingkan tinggal di rumah sendiri. Bagi Sebagian orang berhubungan dekat
dan menetap dengan orang lain tidak menyenangkan.

g. Jelaskan kelebihan dan kekurangan yang dialami lansia ketika di rawat oleh
keluarga?
1. Kelebihan
- Mempertahankan kehangatan keluarga
- Tidak memandang lansia sebagai beban
- Merasa Bahagia hidup Bersama keluarga
2. Kekurangan
- Keluarga yang tidak harmonis akan berdampak buruk bagi perawatan
lansia, dengan perkataan maupun dari perbuatan keluarga yang tidak
menyenangkan, lansia akan merasa di lukai dan lansia tidak nyaman,
mengalami beban psikologis yang tinggi karena perubahan emosi yang di
alami lansia.
h. Sebutkan 4 masalah keperawatan yang berisiko dialami lansia ketika dirawat di
panti sosial dan panti wredha? (dibuat dalam bentuk tabel ringkasan diagnosa
keperawatan)
1. Hambatan memori
2. Ketidakefektifan koping keluarga
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Defisit perawatan diri
i. Sebutkan trend perawatan lansia di Indonesia berdasarkan video tersebut?
- Data besed pelayanan Kesehatan komprehensif
- Penggunaan Komputer besed untuk pencatatan klien
j. Jelaskan 5 aspek etik yang harus diperhatikan perawat pada saat merawat lansia di
panti sosial dan panti wredha berdasarkan video tersebut?
1. Empati
Perawat mampu memahami proses fisiologis dan patologis dari penderita
lansia.
2. Beneficence (Berbuat Baik)
Perawat menasehati lansia dan menanyakan Kesehatan lansia
3. Justcice (Keadilan)
Perawat memberikan pelayanan Kesehatan tanpa membeda-bedakan
4. Hak untuk di hormati
Perawat menghargai hak-hak lansia
5. Fidelity (Menepati Janji)
Perawat meningkatkan Kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan Kesehatan
dengan pencapaian perawat memiliki komitmen menetapi jani dan menghargai
komitmennya kepada orang lain.
k. Jelaskan Peran Perawat dalam merawat lansia di panti wredha?
Peran perawat dalam merawat lansia di panti wredha adalah memberikan dukungan
emosional, peduli dan membantu menyelesaikan masalah. Dalam pemenuhan
kebutuhan sosial lansia, perawat mempunyai peran untuk peduli, memberikan
hiburan serta membina sosialisasi dan komunikasi yang baik dengan orang lain.
Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan sesama klien lanjut usia untuk
menciptakan sosialisasi mereka. Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan
kepuasan batin dalam hubungannya dengan tuhan atau agama yang dianutnya,
terutama jika klien dalam keadaan sakit atau mendekati kematian

l. Jelaskan Peran Perawat dalam merawat lansia di lingkup keluarga?


Peran perawat dalam merawat lansia di lingkup keluarga yaitu perawat harus
memaksimalkan Kesehatan lansia dengan membantu meningkatkan Kesehatan
lansia dan mengedukasi keluarga terkait cara merawat serta Tindakan medik saat
darurat, perawat dapat melakukan komunikasi intensif dengan lansia sehingga
lansia tidak merasa sendirian atau kesepian dirumah. Perawat juga melakukan
tanggung jawab kebersihan dan mendampingi aktivitas sehari-hari lansia
I. ANALISA DATA

No Data Masalah
Data Subjektif: Ketidakefektifan koping

-Tn.P mengatakan Ditelantarkan


keluarga, keluarganya tidak mau tau

- Tn.K mengatakan lupa nama


anaknya

- Tn. R mengatakan dititipkan oleh


keluarga

- Ibu. Mariati mengatakan tidak


punya saudara

Data Objektif:

- Klien lemah terbaring,


menyendiri
- Tampak menyendiri

Data Subjektif: Hambatan memory

Kakek krisyanto mengatakan sudah


lupa dengan anaknya

Data Objektif:

- Klien tampak bingun


-mengulang-ngulang jawaban saat di
tanya

Ringkasan Diagnosa Keperawatan Tunggal

Setiap Diagnosa Keperawatan harus dilengkapi dengan format ringkasan.

Dx
Keperawata
n
Definisi Ketidak mampuan untuk membentuk penilaian valid tentang
stressor, ketidakadekuatan pilihan respon yang dilakukan, dan
atau ketidakmampuan untuk menggunakan sumber daya yang
tersedia.
Batasan - Perubahan konsentrasi
karakteristik - Perubahan pola komunikasi
- Perubahan pola tidur
- Perilaku destruktif terhadap orang lain
- Perilaku destruktif terhadap diri sendiri
- Kesulitan mengorganisasi informasi
- Keletihan
- Sakit
- Ketidakmampuan meminta bantuan
- Ketidakmampuan mengikuti informasi
- Ketidakmampuan mengikuti informasi
- Ketidakmampuan menghadapi situasi
- Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar
- Ketidakmampuan memenuhi harapan peran
- Strategi kopping tidak efektif
- Akses dukiungan sosial tidak adekuat
- Kurang perilaku yang berfokus pada pencapaian tujuan
- Kurang resolusi masalah
- Ketidakmampuan mengatasi masalah
- Perilaku mengambil resiko
- Penyalahgunaan zat
Pengkajian Kaji
fungsi
neurolo
gis
untuk
menentu
kan
apakah
pasien
hanya
mengala
mi
kehilang
an
memori
atau ad
masalah
dismens
ia juga
Faktor yg - Derajat ancaman yang tinggi
berhubungan - Ketidakmampuan mengubah energi yang adaptif
- Penilaian ancaman tidak akurat
- Kurang percaya diri dalam kemampuan mengatasi masalah
- Ketidakadekuatan kesempatan untuk bersiap terhadap stressor
- Sumber yang tersedia tidak adekuat
- Gangguan pola melepaskan ketegangan
- Persepsi kontrol yang tidak adekuat
- Kurang dukungan sosial

Alternatif Dx Ketidakefektifan koping


(Saran

Penggunaan)
Nursing Tujuan Jangka Panjang::
Outcome Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat
(NOC) menyelesaikan masalahnya

Tujuan Jangka Pendek (SMART):

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam


diharapkan klien dapat menyelesaikan masalahnya dengan

Kriteria Hasil (minimal 4 kriteria)

- Mengidentifikasi pola koping yang efektif


- Menggunakan strategi koping yang efektif
- Menggunakan dukungan sosial yang tersedia
- Melaporkan penurunan gejala fisik stres
Intervensi Konseling
(NIC) Aktivitas :
- Mendemostrasikan rasa empati dan kehangatan
- Menjelaskan tentang tujuan dari konseling
- Menggunakan teknik refleksi dan klarifikasi untuk
memfasilitasi ekspresi
- Menjelaskan bagaimana perilaku keluarga terhadap pasien
- Mendampingi pasien untuk mengidentifikasi kekuatan pasien
dan memberi pujian pada pasien
- Berikan pujian untuk keterampilan yang baru
Peningkatan koping
Aktivitas:
- Kenali dampak situasi kehidupan pasien terhadap peran dan
hubungan
- Evaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan
- Gali bersama pasien metode yang digunakan pada masa
sebelumnya dalam menghadapi masalah hidup
- Tentukan kemungkinan terjadinya resiko menyakiti diri
- Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi gambaran perubahan
peran realitis
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Turunkan ransangan lingkungan yang dapat disalahartikan
sebagai suatu ancaman
- Gali alasan pasien terhadap kritik diri
- Atur situasi yang mendukung otonomi pasien
- Hargai dan diskusikan respon alternative terhadap situasi
- Dukung penggunaan metode pertahanan yang sesuai
- Bantu pasien dalam mengidentifikasi respon positif dari orang
lain
- Bantu pasien dalam mengklarifikasi kesalahpahaman
- Dukung pengungkapan secara verbal tentang perasaan, persepsi
dan ketakutan.
Dx Hambatan memori
keperawatan
Defenisi Ketidakmampuan mengingat beberapa informasi atau keterampilan
sikap
Batasan
karakteristik - Lupa melakukan perilaku pada waktu yang telah
dijadwalkan
- Mudah lupa
- Ketidakmampuan mempelajari ketrempilan baru
- Ketidakmampuan mempelajari informasi baru
- Ketidakmampuan melakukan keterampilan yang telah
dipelajari sebelumnya
- Ketidakmampuan mengingat informasi atau kejadian fajtual
- Ketidakmampuan mengingat nama, kata, tau benda yang
familier
- Ketidakmampuan mengingat perilaku tertentu yang pernah
dilakukan
- Ketidakmampuan menguasai keterampilan menyimpan
informasi baru
- Mempertahankan kapasitas untuk melakukan aktivitas
sehari-hari secara mandiri

Pengkajian - Kaji depresi ansietas dan peningkatan stresor yang mungkin


menjadi penyebab kehilangan memory
- Kaji fungsi neurologis untuk menentukan apakah pasien hanya
mengalami kehilangan memori atau ad masalah dismensia juga
Faktor yg - Gangguan volume cairan
berhubungan - Gangguan kognitif

Alternatif Dx Kerusakan memori


(Saran Resiko cedera
Penggunaan) Devisit perawatan diri

Nursing - Tissue perfusion cerebral


Outcome - Acute confusion level
(NOC) - Environment interprelation syndrome impaired

Kriteria Hasil
- Mampu untuk melakukan proses mental yang kompleks
- Orientasi kognitif: mampu untuk mengidentifikasi orang, tempat,
san waktu secara akurat
- Konsentrasi focus pada stimulus tetentu
- Ingatan (memori): mampu untuk mendapatkan kembali secara
kognitif dan menyampaikan kembali informasi yang di simpan
sebelumnya
- Kondisi neurologis : kemampuan sistem saraf perifer dan sistem
saraf pusat untuk menerima, memproses, dan memberi respon,
terhadap stimuli internal dan eksternal
- Kondisi neurologis: kesadaran
- Menyatakan mampu mengingat lebih baik

Intervensi - Pengurangan kecemasan


(NIC) - Perawatan jantung
- Peningkatan perfusi serebral
- Stimulasi kognitif
- Manajemen delirium
- Manajemen demensia
- Monitor elektrolit
- Manajemen lingkungan

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/url?
q=https://www.slideshare.net/mobile/CandraWiguna1/konsep-legal-dan-etik-keperawatan
gerontik&sa=U&ved=2ahUKEwiK1YmCyb7sAhVJXSsKHdlIAwAQFjAAegQICBAB&u
sg=AOvVaw16E3KQxRSFnTVEJumH0Exk
https://www.google.co.id/url?q=https://mynurz.com/blog/7-tugas-penting-perawat-
lansia/&sa=U&ved=2ahUKEwiNvdT1wb_sAhXx7XMBHb3IAMMQFjABegQICxAB&u
sg=AOvVaw2nkdonmLRDaQ1h03pqDt1Q
Nanda international nursing diagnoses : definitions and classification 2018-2020

Anda mungkin juga menyukai