Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : FADIYAH RIZMADIANTI ERLANGGAPUTRI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 031371902

Tanggal Lahir : 03/02/2000

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4216 / METODE PENELITIAN SOSIAL

Kode/Nama Program Studi : 54 / MANAJEMEN

Kode/Nama UPBJJ : 21 / JAKARTA

Hari/Tanggal UAS THE : MINGGU, 11/07/2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : FADIYAH RIZMADIANTI ERLANGGAPUTRI


NIM : 031371902
Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4216 / METODE PENELITIAN SOSIAL
Fakultas : EKONOMI
Program Studi : MANAJEMEN
UPBJJ-UT : JAKARTA

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UASTHE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di UniversitasTerbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik UniversitasTerbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Jakarta, 11 Juli 2021

Yang Membuat Pernyataan

FADIYAH RIZMADIANTI ERLANGGAPUTRI


1. Topik Penelitian: “Implementasi PPKM di Tangerang Selatan”
Latar Belakang
Kasus COVID-19 di Indonesia melonjak tajam di bulan Juni 2021. Tercatat pada tanggal 30 Juni
2021 terdapat penambahan kasus sebesar 21.807 kasus, sehingga akumulasi total kasus positif
COVID-19 mencapai 2.178.272. Lonjakan kasus positif ini diakibatkan adanya mutasi virus baru
COVID-19 dengan varian Delta, yang saat ini berkembang di Jawa dan Bali. Sebagai upaya untuk
menekan laju penyebaran COVID-19 di wilayah Jawa Bali, maka Pemerintah mengambil langkah
tegas dengan memberlakukan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
dengan menerbitkan Inmendagri No. 15 Tahun 2021, tertanggal 2 Juli 2021, yang berlaku mulai
3 Juli 2021 - 20 Juli 2021. Salah satu wilayah yang termasuk wilayah pemberlakuan PPKM

tersebut adalah Kota Tangerang Selatan. 


Kota Tangerang Selatan termasuk dalam kriteria situasi pandemi level 4. Adapun ketentuan
PPKM yang harus diberlakukan oleh pemerintah dan warga Kota Tangerang Selatan meliputi:
a. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (Sekolah, Perguruan Tinggi, Akademi, Tempat
Pendidikan/Pelatihan dilakukan secara daring/online;

b. Pelaksanaan kegiatan pada sektor non esensial diberlakukan 100% (seratus persen) Work
From Home (WFH);
c. Pelaksanaan kegiatan pada sektor: 
 Esensial seperti keuangan dan perbankan, pasar modal, sistem pembayaran, teknologi
informasi dan komunikasi, perhotelan non penanganan karantina COVID-19, industri

orientasi ekspor diberlakukan 50% (lima puluh persen) maksimal staf Work From Office
(WFO) dengan protokol kesehatan secara ketat;
 Esensial pada sektor pemerintahan yang memberikan pelayanan publik yang tidak bisa
ditunda pelaksanaannya diberlakukan 25% (dua puluh lima persen) maksimal staf WFO
dengan protokol kesehatan secara ketat;
 Kritikal seperti energi, kesehatan, keamanan, logistik dan transportasi, industri makanan
dan minuman serta penunjangnya, petrokimia, semen, objek vital nasional, penanganan
bencana, proyek strategis nasional, konstruksi, utilitas dasar (listrik dan air), serta industri
pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari diberlakukan 100% (seratus persen)

maksimal staf Work From Office (WFO) dengan protokol kesehatan secara ketat;
 Untuk supermarket, pasar tradisional, toko kelontong dan pasar swalayan yang menjual
kebutuhan sehari-hari dibatasi jam operasional sampai pukul 20.00 waktu setempat
dengan kapasitas pengunjung 50% (lima puluh persen); dan 
 Untuk apotik dan toko obat dapat buka selama 24 jam,
a. Pelaksanaan kegiatan makan/minum ditempat umum (warung makan, rumah makan, kafe,
pedagang kaki lima, lapak jajanan) baik yang berada pada lokasi tersendiri maupun yang
berlokasi pada pusat perbelanjaan/mall hanya menerima delivery/take away dan tidak
menerima makan ditempat (dine-in); 
b. Kegiatan pada pusat perbelanjaan/mall/pusat perdagangan ditutup sementara kecuali akses
untuk restoran, supermarket, dan pasar swalayan dapat diperbolehkan dengan
memperhatikan  ketentuan pada diktum KETIGA poin c.3 dan d
c. Tempat ibadah (Masjid, Mushola, Gereja, Pura, Vihara dan Klenteng serta tempat umum
lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah) ditutup sementara; 
d. Fasilitas umum (area publik, taman umum, tempat wisata umum dan area publik lainnya)
ditutup sementara;
e. Kegiatan seni, budaya, olahraga dan sosial kemasyarakatan (lokasi seni, budaya, sarana
olahraga dan kegiatan sosial yang dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan) ditutup
sementara;
f. Transportasi umum (kendaraan umum, angkutan masal, taksi (konvensional dan online) dan
kendaraan sewa/rental) diberlakukan dengan pengaturan kapasitas maksimal 70% (tujuh
puluh persen) dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat;
g. Resepsi pernikahan dihadiri maksimal 30 (tiga puluh) orang dengan menerapkan protokol
kesehatan secara lebih ketat dan tidak menerapkan makan ditempat resepsi, penyediaan
makanan hanya diperbolehkan dalam tempat tertutup dan untuk dibawa pulang;
h. Pelaku perjalanan domestik yang menggunakan mobil pribadi, sepeda motor dan
transportasi umum jarak jauh (pesawat udara, bis, kapal laut dan kereta api) harus: 
 Menunjukkan kartu vaksin (minimal vaksinasi dosis pertama); 
 Menunjukkan PCR H-2 untuk pesawat udara serta Antigen (H-1) untuk moda transportasi
mobil pribadi, sepeda motor, bis, kereta api dan kapal laut; 
 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1) dan angka 2) hanya berlaku untuk
kedatangan dan keberangkatan dari dan ke Jawa dan Bali serta tidak berlaku untuk
transportasi dalam wilayah aglomerasi sebagai contoh untuk wilayah Jabodetabek; dan 
 Untuk sopir kendaraan logistik dan transportasi barang lainnya dikecualikan dari
ketentuan memiliki kartu vaksin.
a. Tetap memakai masker dengan benar dan konsisten saat melaksanakan kegiatan diluar
rumah serta tidak diizinkan penggunaan face shield tanpa menggunakan masker; dan 
b. Pelaksanaan PPKM Mikro di RT/RW Zona Merah tetap diberlakukan.
Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah implementasi dari peraturan PPKM Darurat dimulai
dari pelaksanaan sampai dengan pemberian sanksi.
Rumusan Masalah
 Bagaimana implementasi PPKM Darurat di Wilayah Tangerang Selatan?
 Sanksi apa yang dapat diberikan kepada pelanggar PPKM Darurat di Wilayah Tangerang
Selatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku?

2. Preposisi
 Implementasi PPKM telah dilakukan secara maksimal oleh Pemerintahan Daerah Tangerang
Selatan, namun akan ditemui beberapa pelanggaran
 Pelanggaran terhadap PPKM dapat dikenai sanksi pidana
Konsep dan Variabel
Konsep: konsep yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah konsep penelitian
kualitatif, dimana penelitian ini bersifat deskriptif.
Variabel: variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah terbatas pad Kota Tangerang
Selatan

3. Pengumpulan data dilakukan dengan penelusuran data melalui internet yang didapatkan dari
berita dan dokumen yang dirilis oleh pemerintahan, yang terfokus hanya pada wilayah
Tangerang Selatan. Data tersebut dianalisis mendalam dan dituangkan dalam bentuk
pembahasan.

4. Judul: Pengaturan dan Implementasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat


(PPKM) Darurat di Wilayah Tangerang Selatan. 
Latar Belakang
Kasus COVID-19 di Indonesia melonjak tajam di bulan Juni 2021. Tercatat pada
tanggal 30 Juni 2021 terdapat penambahan kasus sebesar 21.807 kasus, sehingga
akumulasi total kasus positif COVID-19 mencapai 2.178.272. Lonjakan kasus positif ini
diakibatkan adanya mutasi virus baru COVID-19 dengan varian Delta, yang saat ini
berkembang di Jawa dan Bali. Sebagai upaya untuk menekan laju penyebaran COVID-
19 di wilayah Jawa Bali, maka Pemerintah mengambil langkah tegas dengan
memberlakukan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan
menerbitkan Inmendagri No. 15 Tahun 2021, tertanggal 2 Juli 2021, yang berlaku mulai
3 Juli 2021 - 20 Juli 2021. Salah satu wilayah yang termasuk wilayah pemberlakuan
PPKM tersebut adalah Kota Tangerang Selatan. 

Kota Tangerang Selatan termasuk dalam kriteria situasi pandemi level 4. Adapun
ketentuan PPKM yang harus diberlakukan oleh pemerintah dan warga Kota Tangerang
Selatan meliputi:
a. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (Sekolah, Perguruan Tinggi, Akademi,
Tempat Pendidikan/Pelatihan dilakukan secara daring/online;
b. Pelaksanaan kegiatan pada sektor non esensial diberlakukan 100% (seratus persen)
Work From Home (WFH);
c. Pelaksanaan kegiatan pada sektor: 
 esensial seperti keuangan dan perbankan, pasar modal, sistem pembayaran,
teknologi informasi dan komunikasi, perhotelan non penanganan karantina
COVID-19, industri orientasi ekspor diberlakukan 50% (lima puluh persen)
maksimal staf Work From Office (WFO) dengan protokol kesehatan secara ketat;
 esensial pada sektor pemerintahan yang memberikan pelayanan publik yang tidak
bisa ditunda pelaksanaannya diberlakukan 25% (dua puluh lima persen) maksimal
staf WFO dengan protokol kesehatan secara ketat;
 kritikal seperti energi, kesehatan, keamanan, logistik dan transportasi, industri
makanan dan minuman serta penunjangnya, petrokimia, semen, objek vital
nasional, penanganan bencana, proyek strategis nasional, konstruksi, utilitas
dasar (listrik dan air), serta industri pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat
sehari-hari diberlakukan 100% (seratus persen) maksimal staf Work From Office
(WFO) dengan protokol kesehatan secara ketat;
 untuk supermarket, pasar tradisional, toko kelontong dan pasar swalayan yang
menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi jam operasional sampai pukul 20.00 waktu
setempat dengan kapasitas pengunjung 50% (lima puluh persen); dan 
 untuk apotik dan toko obat dapat buka selama 24 jam,
a. Pelaksanaan kegiatan makan/minum ditempat umum (warung makan, rumah makan,
kafe, pedagang kaki lima, lapak jajanan) baik yang berada pada lokasi tersendiri
maupun yang berlokasi pada pusat perbelanjaan/mall hanya menerima delivery/take
away dan tidak menerima makan ditempat (dine-in); 
b. Kegiatan pada pusat perbelanjaan/mall/pusat perdagangan ditutup sementara
kecuali akses untuk restoran, supermarket, dan pasar swalayan dapat diperbolehkan
dengan memperhatikan  ketentuan pada diktum KETIGA poin c.3 dan d
c. Tempat ibadah (Masjid, Mushola, Gereja, Pura, Vihara dan Klenteng serta tempat
umum lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah) ditutup sementara; 
d. Fasilitas umum (area publik, taman umum, tempat wisata umum dan area publik
lainnya) ditutup sementara;
e. Kegiatan seni, budaya, olahraga dan sosial kemasyarakatan (lokasi seni, budaya,
sarana olahraga dan kegiatan sosial yang dapat menimbulkan keramaian dan
kerumunan) ditutup sementara;
f. Transportasi umum (kendaraan umum, angkutan masal, taksi (konvensional dan
online) dan kendaraan sewa/rental) diberlakukan dengan pengaturan kapasitas
maksimal 70% (tujuh puluh persen) dengan menerapkan protokol kesehatan secara
lebih ketat;
g. Resepsi pernikahan dihadiri maksimal 30 (tiga puluh) orang dengan menerapkan
protokol kesehatan secara lebih ketat dan tidak menerapkan makan ditempat
resepsi, penyediaan makanan hanya diperbolehkan dalam tempat tertutup dan untuk
dibawa pulang;
h. Pelaku perjalanan domestik yang menggunakan mobil pribadi, sepeda motor dan
transportasi umum jarak jauh (pesawat udara, bis, kapal laut dan kereta api) harus: 
 menunjukkan kartu vaksin (minimal vaksinasi dosis pertama); 
 menunjukkan PCR H-2 untuk pesawat udara serta Antigen (H-1) untuk moda
transportasi mobil pribadi, sepeda motor, bis, kereta api dan kapal laut; 
 ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1) dan angka 2) hanya berlaku
untuk kedatangan dan keberangkatan dari dan ke Jawa dan Bali serta tidak
berlaku untuk transportasi dalam wilayah aglomerasi sebagai contoh untuk
wilayah Jabodetabek; dan 
 untuk sopir kendaraan logistik dan transportasi barang lainnya dikecualikan dari
ketentuan memiliki kartu vaksin.
a. Tetap memakai masker dengan benar dan konsisten saat melaksanakan kegiatan
diluar rumah serta tidak diizinkan penggunaan face shield tanpa menggunakan
masker; dan 
b. Pelaksanaan PPKM Mikro di RT/RW Zona Merah tetap diberlakukan.

Setiap orang dapat dikenakan sanksi bagi yang melakukan pelanggaran dalam rangka
pengendalian wabah penyakit menular berdasarkan: 
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular; 
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan; dan 
3. peraturan daerah, peraturan kepala daerah; serta
4. ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait.
Kepala Daerah yang tidak dapat mematuhi aturan PPKM juga dapat diberikan sanksi
berdasarkan Pasal 68 ayat (1) dan (2) UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 
Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi PPKM Darurat di Wilayah Tangerang Selatan? 
2. Sanksi apa yang dapat diberikan kepada pelanggar PPKM Darurat di Wilayah
Tangerang Selatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku? 
Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah implementasi dari peraturan PPKM Darurat
dimulai dari pelaksanaan sampai dengan pemberian sanksi. 

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Metode Penelitian Kualitatif, yang
menurut Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa metodologi penelitian kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Karakteristik dari penelitian kualitatif
adalah:
 Alamiah,
 Data bersifat deskriptif bukan angka-angka,
 Analisis data dengan induktif, dan
 Makna sangat penting dalam penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk membangun pengetahuan melalui pemahaman dan


penemuan. Pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan
pemahaman yang berdasarkan pada metode yang menyelidiki suatu fenomena social dan
masalah manusia. Pada penelitian ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti
kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi
yang alami.

Proposisi Penelitian

1. Implementasi PPKM telah dilakukan secara maksimal oleh Pemerintahan Daerah


Tangerang Selatan, namun akan ditemui beberapa pelanggaran
2. Pelanggaran terhadap PPKM dapat dikenai sanksi pidana

Pembahasan

1. Implementasi PPKM di Wilayah Kota Tangerang Selatan  

Sebagai tindak lanjut aturan PPKM yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat, maka
Pemerintah Tangerang Selatan mengeluarkan surat edaran nomor 443/2297/Huk
tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat
Corona Virus Disease 2019, yang diberikan kepada instansi terkait.  Adapun isi surat
edaran yang diberikan mengikuti 100% dari Instruksi Pemerintah Pusat. 

Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan bersama Forkompimda telah


membentuk tim pengawas PPKM Darurat di 7 wilayah kecamatan yang ada di
Tangerang Selatan, yang terdiri dari anggota Satpol PP, dari satuan Polri, dari
satuan TNI, dari satuan Kejaksaan Negari, demikian juga dengan dari yang lain -
lain. 

Pemerintahan Daerah Tangerang Selatan telah memberlakukan pembatasan dalam


bentuk penyekatan pengemudi di daerah Tangerang Selatan, contohnya adalah di
Bintaro . 

Pelanggaran terhadap aturan PPKM banyak ditemukan dan pelanggar diberikan


sanksi secara langsung, mulai penyegelan tempat usaha, sampai disuruh merenung
di TPU Jombang.

2. Sanksi yang dapat diberikan kepada pelanggar PPKM Darurat di Wilayah Tangerang
Selatan

Berdasarkan peraturan dalam INMENDAGRI 15 Tahun 2021, pelanggar PPKM


Darurat dapat diberikan sanksi administratif sampai dengan sanksi pidana, yang
berlaku baik untuk warga masyarakat dan juga pemerintah daerah. Peraturan
perundang-undangan yang memuat sanksi bagi pelanggar PPKM Darurat di wilayah
Tangerang Selatan antara lain:

a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular; 


Wabah penyakit menular yang dimaksud dalam Undang-Undang ini adalah
kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim
pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
Berdasarkan deskripsi tersebut, COVID-19 dapat dikategorikan sebagai wabah
penyakit menular.
Pada Pasal 14 Undang-Undang ini dikatakan bahwa:
1. Barang siapa dengan sengaja menghalangi pelaksanaan penanggulangan
wabah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, diancam dengan pidana
penjara selama-lamanya 1 (satu) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp
1.000.000,- (satu juta rupiah). 
2. Barang siapa karena kealpaannya mengakibatkan terhalangnya pelaksanaan
penanggulangan wabah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini,
diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan dan/atau
denda setinggi-tingginya Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah). 
3. Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah kejahatan dan
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah pelanggaran.
Dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang tidak memenuhi peraturan PPKM
darurat, baik secara sengaja (kejahatan) maupun tidak sengaja (pelanggaran)
maka orang tersebut dapat dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam UU
Wabah Penyakit Menular. 

b. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan; 


Kekarantinaan Kesehatan adalah upaya mencegah dan menangkal keluar atau
masuknya penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan masyarakat yang berpotensi
menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat, sedangkan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat adalah kejadian kesehatan masyarakat yang bersifat luar
biasa dengan ditandai penyebaran penyakit menular dan/atau kejadian yang
disebabkan oleh radiasi nuklir, pencemaran biologi, kontaminasi kimia,
bioterorisme, dan pangan yang menimbulkan bahaya kesehatan dan berpotensi
menyebar lintas wilayah atau lintas negara. 

Berdasarkan deskripsi tersebut, maka PPKM Darurat merupakan salah satu


bentuk Kekarantinaan Kesehatan dan pandemi COVID-19 dapat dikategorikan
sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat. 
Sanksi pidana terhadap dilanggarnya Undang-Undang ini tertuang Pada Pasal 93
yang berbunyi:
Pasal 93
Setiap orang yang tidak mematuhi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dan/atau menghalang-halangi
penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan sehingga menyebabkan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
Dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang tidak memenuhi peraturan PPKM
darurat, maka orang tersebut dapat dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam
UU Karantina Kesehatan. 

c. Peraturan Walikota Tangerang Selatan No. 19 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan


Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Penanganan Corona Virus
Disease 2019
Payung hukum terkait dengan pelanggaran dalam upaya penanggulangan
COVID-19 di Tangerang Selatan saat ini masih menggunakan Peraturan Walikota
No, 19 Tahun 2020. Terkait dengan sanksi yang diberikan kepada pelanggar
merupakan sanksi administratif, mulai dari teguran lisan, peringatan tertulis,
pembekuan izin usaha, pencabutan izin usaha dan segala sanksi administratif
lainnya yang dapat dikenakan kepada pelanggar. 
d. UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Sebagaimana INMENDAGRI 15 Tahun 2021, Gubernur atau Kepala Daerah
dapat dikenakan sanksi apabila terbukti melanggar PPKM Darurat. Dalam hal ini,
sanksi yang dikenakan kepada Gubernur atau Kepala Daerah didasarkan pada
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, tepatnya
pada Pasal 68 yang berbunyi:

Pasal 68 
1. Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah yang tidak melaksanakan
program strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf f
dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis oleh Menteri untuk
gubernur dan/atau wakil gubernur serta oleh gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat untuk bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota dan/atau
wakil wali kota. 
2. Dalam hal teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah
disampaikan 2 (dua) kali berturut-turut dan tetap tidak dilaksanakan, kepala
daerah dan/atau wakil kepala daerah diberhentikan sementara selama 3 (tiga)
bulan. 
3. Dalam hal kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah telah selesai
menjalani pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
tetap tidak melaksanakan program strategis nasional, yang bersangkutan
diberhentikan sebagai kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah. 

Sumber:
https://nasional.okezone.com/read/2021/06/30/337/2433304/update-corona-30-juni-2021-positif-
2-178-272-orang-1-880-413-sembuh-58-491-meninggal
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210707113346-20-664335/menkes-ungkap-lonjakan-
kasus-covid-di-jawa-imbas-varian-delta
INMENDAGRI 15 Tahun 2021 tentang Perlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat Corona
Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000) cet. 18, h.5
Robert C. Bogdan and sari Knop Biklen, Qualitative Research for Education (London: Allyn & Bacon,
Inc, 1982) h. 28
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Gaung Persada, 2009) cet.1 h. 11
https://www.merdeka.com/peristiwa/ppkm-darurat-di-tangerang-selatan-ikut-aturan-pemerintah-
pusat.html
https://metro.sindonews.com/read/475048/170/penyekatan-ppkm-darurat-di-kawasan-bintaro-
tangsel-penuh-emosional-1625497675
https://megapolitan.okezone.com/read/2021/07/02/338/2434606/pelanggar-ppkm-darurat-di-
tangsel-bakal-dijerat-3-bulan-penjara

Anda mungkin juga menyukai