Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen pengampu:
OLEH:
RINI ANDRIYANI
19112001302848
SAMARINDA 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan (milleu) memiliki hubungan dengan manusia. Lingkungan memengaruhi
sikap dan perilaku manusia, demikian pula kehidupan manusia akan memengaruhi
lingkungan tempat hidupnya. Hubungan antara lingkungan dan kehidupan manusia sudah
diakui para pemikiraan tokoh dunia sejak dahulu.
Aristoteles mengatakan manusia dipengaruhi oleh aspek geografi dan lembaga politik.
Montesquieu menyatakan bahwa iklim mempengaruhi perilaku politik dan semangat
manusia. Arnold Toynbee menyatakan peradban manusia akan tumbuh pada lingkungan yang
sukar dan penuh tantangan sehingga melahirkan elan vital. Henry Thomas Bucle mentakan
bahwa iklim, tanaman, dan tanah saling berkaitan dalam memengaruhi karakter dan sifat
manusia.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor lingkungan
(tanah, iklim, topografi, sumber daya alam) dapat menjadi prakondisi bagi sifat dan perilaku
manusia. Lingkungan menjadi salah satu variabel yang memengaruhi kehidupan manusia.
Manusia pun dapat memengaruhi lingkungan demi kemajuan dan kesejahteraan hidupnya.
Bab ini mengkaji masalah lingkungan hidup dan manusia serta hubungan timbal balik
antara keduanya. Uraiannya mencakup : hakikat dan makna lingkungan bagi manusia;
kualitas penduduk dan lingkungan terhadap kesejahteraan manusia; problematika lingkungan
sosial budaya yang dihadapi masyarakat beradab; isu-isu penting tentang persoalan lintas
budaya dan bangsa.
Lingkungan hidup bagi bangsa Indonesia tidak lain merupakan Wawasan Nusantara,
yang menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera dengan iklim tropis dan
cuaca serta musim yang memberikan kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan
strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa Indonesia menyelenggarakan kehidupan
bernegara dalam segala aspeknya.
Sikap dan perilaku seseorang terhadap sesuatu sangat ditentukan oleh bagaimana
pandangannya terhadap sesuatu itu, Kalau sesuatu hal dipandang sebagai berguna dan
penting, maka sikap dan perilaku terhadap sesuatu itu lebih banyak bersifat menghargai.
Sebaliknya jika sesuatu hal dipandang dan dipahami sebagai sesuatu yangn tidak berguna dan
tidak penting, maka sikap dan perilaku yang muncul lebih banyak bersifat mengabaikan,
bahkan merusak.. Manusia memiliki pandangan tertentu pada alam, dimana pendangan itu
telah menjadi landasan bagi tindakan dan perilaku manusia terhadap alam. Dari beberapa
pandangan etika yang telah berkembang tentang alam disini akan dibahas tiga teori utama,
yang dikenal dengan Shallow environmental Ethics, Intermediate Environmental ethics, dan
Deep Environmental ethics. Ketiga teori ini dikenal juga sebagai antroposentrisme,
biosentrisme, dan ekosentrisme[i]. Ketiganya akan dicoba diterangkan satu persatu, sambil
meninjaunya secara kritis.
1. Antroposentrisme
Antroposentrisme didasarkan pada pandangan filsafat yang mengklaim bahwa hal yang
bernuansa moral hanya berlaku pada manusia. Manusia di agungkan sebagai yang
mempunyai nilai paling tinggi dan paling penting dalam kehidupan ini, jauh melebihi semua
mahluk lain. Ajaran yang telah menempatkan manusia sebagai pusat suatu sistem alam
semesta ini telah membuat arogan terhadap alam, dengan menjadikan sebagai objek untuk
dieksploitasi.
Antroposentrisme sangat bersifat instrumentalis, dimana pola hubungan manusia
dengan alam hanya terbatas pada relasi instrumental semata. Alam dilihat sebagai alat
pemenuhan dan kepentingan manusia. Teori ini dianggap sebgai sebuah etika lingkungan
yang dangkal dan sempit ( shallow environmental ethics).
Antroposentrisme sangat bersifat teologis[1] karena pertimbangan yang diambil untuk peduli
terhadap alam didasarkan pada akibat dari tindakan itu bagi kepentingan manusia. Konservasi
alam misalnya, hanya dianggap penting sejauh hal itu mempunyai dampak menguntungkan
bagi kepentinmgan manusia
d. Perubahan iklim
Sumber energi fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas alam) yang dihasilkan oleh banyak
pembangkit energi mengakibatkan terjadinya pencemaran udara. Perubahan iklim
mengakibatkan adanya perubahan-perubahan yang tidak terkirakan sebelumnya, seperti
peningkatan suhu, melelehnya gunung es permukaan air laut naik, banyaknya banjir dan
badai, serta musim panas yang semakin panjang.
c. Wabah Penyakit
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitaannya meningkat secara nyata, melebihi keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Sumber penyakit dapat berasal dari manusia,
tumbuhan, dan benda-benda yang mengandung atau tercemar penyakit, serta yang
menimbulkan wabah. Wabah membahayakan kesehatan masyarakat karena dapat
mengakibatkan sakit, cacat, dan kematian.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari sekian banyak uraian diatas, maka penulis bisa mengambil kesimpulan bahwa
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya. Segala yang ada pada lingkungan
dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena
lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Lingkungan yang berkualitas pada
akhirnya akan memberikan manfaat bagi manusia, yaitu meningkatkan kesejahteraan.
B. SARAN-SARAN
Dalam penulisan makalah ini penulis ingin menyarankan kepada pembaca diantaranya
sebagai berikut :
Jadikanlah makalah ini sebagai pedoman untuk meningkatkan motivasi belajar yang lebih
tinggi lagi.
Khususnya bagi generasi muda adalah calon sarjana, jadi anda harus mempunyai wawasan
yang luas dan berintelektual tinggi.
Sebaiknya pembaca lebih banyak mempelajari tentang hakikat dan makna lingkungan bagi
manusia, kualitas penduduk dan lingkungan terhadap kesejahteraan manusia, masalah
lingkungan sosial budaya yang dihadapi masyarakat beradab, serta isu-isu penting tentang
persoalan lintas budaya dan bangsa. Lebih banyak mempelajari maka akan lebih
menguasainya. Amin Ya Rabbal ‘Alamiin…
DAFTAR PUSTAKA
Elly M. Setiady, M.Si. dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media.
Moh. Soerjani, dkk. 1987. Lingkungan : Sumber Daya Alam dan Kependudukan dalam
Pembangunan. Jakarta : UI Press.