Anda di halaman 1dari 32

Tahap-Tahap Pengembangan Sistem Informasi

Terlepas dari perbedaan karakteristik yang melatarbelakangi ketiga jenis


pengembangan tersebut, secara garis besar ada enam tahap yang biasa
dijadikan sebagal batu pijakan atau model dalam melaksanakan aktivitas
pengembangan tersebut, yaitu: perencanaan, analisis, desain, konstruksi,
implementasi, dan pascaimplementasi seperti digambarkan pada diagram di
bawah ini.

Gambar Konsep Pengembangan Sistem Informasi

Secara umum tahapan informasi sbb:

 Survei sistem / preliminary


 Analisis Sistem
 Desain Sistem
 Pembuatan Sistem
 Implementasi Sistem
 Pemeliharaan Sistem
I. Survei Sistem (Preliminary)
A. Identifikasi permasalahan, peluang atau arahan
Investigasi awal untuk melihat kebutuhan pengguna. Berikut ini
contoh investigasi awal.
B. Definisi Lingkup Kerja
Untuk mengetahui ruang lingkup aplikasi yang akan dikembangkan
beserta rencana tahapan pengembangan (mulai dari nol atau
prototype)
C. Penyusunan Proposal
Proposal yang disusun mencakup gambaran umum pelaksanaan
proyek, jadwal pelaksanaan, rincian biaya, aplikasi yang akan
dikembangkan, analisis keuntungan dan metodologi yang akan
dipakai
Proposal dinilai oleh klien dalam hal:
 Kelayakan operasional
Apakah secara operasional, sistem yang diusulkan dapat
dilaksanakan dengan sumber daya manusia yang tersedia,
metode training yang ditawarkan, layanan purna
jual/pemeliharaan serta efisiensi dan efektifitas sistem usulan
 Kelayakan teknis
Apakah hardware, software yang diusulkan tersedia, jadwal
pelaksanaan proyek fisibel, dab bagaimana dengan sistem
keamanan data
 Kelayakan ekonomis
Menyangkut biaya pembuatan, implementasi, dan
keuntungan/benefit yang diperoleh
II. Analisis Sistem
Analisis sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang
mendekomposisi sebuah sistem menjadi komponen-komponen
penyusunnya dalam rangka mempelajari lebih jauh bagaimana
komponen sistem tersebut bekerja dan berinteraksi dengan komponen
lainnya untuk suatu tujuan tertentu.
Desain sistem (sintesis sistem) adalah kelanjutan dari teknik
pemecahan masalah yang merangkai kembali komponen-komponen
sistem menjadi satu kesatuan sistem yang utuh dengan harapan telah
terbentuk perbaikan sistem.
Analisis sistem dapat diartikan juga sebagai proses untuk memahami
sistem yang ada dengan menganalisis jabatan dan uraian tugas
(business users), proses bisnis (business process), ketentuan/aturan
yang ada (business rules), masalah dan mencari solusinya (business
problems & solutions), business tools dan berbagai rencana perusahaan
(business plans)
Pendekatan analisis sistem biasanya include dalam metodologi
pengembangan sistem, misal pendekatan Structured Analysis Design,
Information Engineering, Object-Oriented Analysis, Accelerated
Analysis, Requirements Discovery, Business Process Reengineering,
FAST, dll

Alasan perlunya analisis sistem


 Sebagai Problem solving, yakni mengasumsikan sistem lama tidak
berfungsi sesuai kebutuhan dan memerlukan perbaikan untuk dapat
digunakan secara baik
 Kebutuhan baru dalam organisasi, sehingga perlu dilakukan
modifikasi sistem
 Teknologi baru
 Keinginan meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan

Aktifitas dalam analisis sistem hendaknya dapat menjawab pertanyaan


umum berikut:
 Sistem baru apa yang akan dibangun?
 Sistem apakah yang akan dimodifikasi atau ditambahkan pada
sistem lama

Sebelum melakukan analisis sistem, hendaknya susun rencana tentang:

Batasan analisis, fakta yang akan dikumpulkan dan dipelajari selama


analisis, sumber dimana fakta dapat diperoleh, tujuan dan kendala yang
mungkin dalam analisis, proyeksi kemungkinan masalah yang akan
terjadi selama analisis, dan jadwal tentatif analisis

Sumber-sumber fakta analisis sistem:

 Sistem yang ada.


 Sumber internal lain: orang, dokumen, hubungan antar
orangorganisasi atau fungsi yang ada
 Sumber eksternal: Interface dengan sistem luar, seminar, vendor,
jurnal, textbook, dll

Aspek-aspek yang dianalisis dalam analisis sistem:

 Business users
 Analisis Jabatan
 Proses bisnis (business process),
 Ketentuan/aturan yang ada (business rules),
 Masalah dan mencari solusinya (business problems & solutions),
 Business tools
 Rencana perusahaan (business plans)

III. Desain Sistem


Analisis sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan what ?. Desain
sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan how ?. Desain
berkonsentrasi pada bagaimana sistem dibangun untuk memenuhi
kebutuhan pada fase analisis

Manfaat desain sistem adalah memberikan gambaran rancang bangun


(blue print) yang lengkap, sebagai penuntun (guideline) bagi
programmer dalam membuat aplikasi

Sistem informasi yang terkomputerisasi setidaknya terdiri dari:

 Hardware: terdiri dari komponen input, proses, output, dan jaringan


 Software: terdiri dari sistem operasi, utilitas, dan aplikasi
 Data: mencakup struktur data, keamanan dan integritas data
 Prosedur: seperti dokumentasi, prosedur sistem, buku petunjuk
operasional dan teknis
 Manusia: pihak yang terlibat dalam penggunaan sistem informasi

Beberapa hal yang dilakukan dalam desain sistem adalah:


 Pemodelan sistem
 Desain Basis data
 Desain Aplikasi
 Desain Perangkat Keras/Jaringan
 Desain Jabatan/Deskripsi Pengguna

IV. Pembuatan Sistem


Buatlah aplikasi berdasarkan rancangan yang telah dibuat Selain
aplikasi, buatlah juga buku panduan penggunaan aplikasi agar mudah
saat melakukan training pada saat implementasi.

Lakukan testing aplikasi, diantaranya:

 Testing performa
 Testing program logic / sintaks
 Testing implementasi bisnis rules
 Testing faktor manusia
 Testing bisnis proses / prosedur
 Testing efisiensi input
 Testing ouput

V. Implementasi Sistem
Sebelum implementasi, lakukanlah persiapan secara matang mengenai
perangkat keras, perangkat lunak, ruangan dan fasilitas pendukung
lainnya.
Beberapa hal yang juga penting diperhatikan dalam implementasi
sistem adalah:

 Konversi
Biasanya diperlukan konversi dari sistem lama ke sistem baru,
apalagi jika sebelumnya juga telah menggunakan aplikasi
terkomputerisasi
 Pelatihan
Lakukan pelatihan secara menyeluruh untuk setiap pihak yang
menggunakan. Jangan lupa lakukan sosialisasi kepada pihak-pihak
yang terlibat dalam sistem namun tidak menggunakan aplikasi
sistem secara langsung.
 Testing Penerimaan
Lakukan testing selama periode tertentu sebagai proses belajar.
 Pemeliharaan Sistem
Tahapan pemeliharaan sistem mencakup seluruh proses yang
diperlukan untuk menjamin kelangsungan, kelancaran, dan
penyempurnaan sistem yang telah dioperasikan.

Beberapa hal yang harus dilakukan:

 Pemantauan pengoperasian
Libatkan tim pengembang untuk memantau secara langsung pada
waktuwaktu tertentu mengenai bagaimana pihak-pihak pengguna
mengoperasikan sistem yang dibuat.
 Antisipasi gangguan kecil (bug)
Biasanya selalu ada gangguan kecil dalam suatu aplikasi yang baru
dikembangkan.
 Lakukan penyempurnaan
 Antisipasi faktor-faktor luar
Virus, kerusakan/kehilangan data, atau sistem diakses oleh pihak
luar

Contoh penerapan sistem informasi keuangan yang berkualitas harus


memenuhi unsur unsur seperti :
 Relevan
 Akurat dan bisa dipertanggung jawabkan
 Tepat waktu
 Lengkap
 Materialitas
 Mudah Dipahami
 Bebas dari bias
 Bisa dibandingkan dengan laporan sejenis
 Formal dan substantif
 Konsisten dari waktu kewaktu

Informasi keuangan yang disajikan berbentuk laporan khusus dan


dilaporkan rutin secara periodik. Informasi keuangan tersebut diolah
dari seluruh data keuangan baik yang berasal dari internal maupun
eksternal perusahaan.
Pengembangan Sistem Informasi bidang KEUANGAN

Sistem informasi manajemen keuangan terdiri atas beberapa cabang


subsistem didalamnya, diantaranya adalah subsistem input keuangan dan
subsistem output keuangan sistem informasi keuangan

A. Subsistem Input Keuangan


Subsistem input keuangan terdiri dari:
1. Subsistem informasi akuntansi
Subsistem informasi akuntansi merupakan salah satu bagian dari
sistem informasi manajemen yang bertujuan untuk menyediakan
dan menyajikan informasi keuangan berupa data data akuntansi.
Biasanya hal ini dikenal dengan nama sistem informasi akuntansi.
Data akuntansi akan mencatat hal hal yang berhubungan dengan
keuangan perusahaan.
Dimulai dari mencatat seluruh transaksi termasuk menjelaskan
transaksi apa, kapan waktu transaksi dilakukan, siapa yang
melakukan, berapa nilai transaksi yang dilakukan dan hal lainnya.
2. Subsistem Audit Internal
Subsistem audit internal bertujuan untuk memeriksa dengan
melakukan audit terhadap kondisi keuangan perusahaan. Audit pada
subsitem audit disini adalah audit internal perusahaan saja.
Dilakukan oleh auditor internal perusahaan. Bukan auditor dari luar
perusahaan. Subsistem audit membantu perusahaan dalam
mengontrol, mengawasi dan mengevaluasi kinerja keuangan
perusahaan.
Audit memungkinkan adanya temuan penyimpangan dan
pelanggaran yang mungkin terjadi pada operasional perusahaan,
terutama yang berhubungan dengan alur keuangan.
Audit internal bisa jadi adalah sistem pengendalian internal yang
utama bagi perusahaan.
3. Subsistem Intelejen Keuangan
Subsistem intelejen keuangan merupakan sebuah sistem yang
mengumpulkan data dan informasi dari internal ataupun eksternal
perusahaan yang bisa berpengaruh pada arus kas perusahaan.
Sistem ini memberikan opsi alternatif sumber pendanaan sebagai
sumber sumber keuangan perusahaan dari luar yang bisa
menambah jumlah dana perusahaan.

B. Subsistem Output Keuangan


Subsistem output keuangan setidaknya terdiri dari:
1. Subsistem Peramalan Keuangan
Subsistem peramalan keuangan akan memprediksi dan memberikan
proyeksi terhadap kondisi keuangan dimasa yang akan datang,
memberikan gambaran dalam penyusunan perencanaan strategis
perusahaan.
Waktu akan terus berputar, perubahan perubahan kondisi internal
maupun kondisi eksternal perusahaan niscaya akan terjadi dimasa
yang akan datang. Permintaan pasar, hambatan hambatan,
kapasitas produksi dan kondisi keuangan perusahaan akan
mengalami perubahan dari waktu kewaktu.
Subsistem peramalan keuangan akan membaca hal tersebut dengan
menggunakan metode kuantitatif atau metode peramalan non-
kuantitatif dalam melakukan peramalan.
Metode peramalan kuantitatif melibatkan hubungan antara variabel
terikat (kegiatan yang akan diramal) dengan variabel bebas
(kegiatan lain). Contoh regresi bivariate, regresi sederhana, regresi
multivariate.
Metode peramalan non-kuantitatif tidak melibatkan perhitungan
dengan angka, namun berdasarkan pada pandangan penaksiran
yang subyektif. Seperti metode delphi, teknik consensus panel.
2. Subsistem Manajemen Dana
Subsistem ini berhubungan dengan pengaturan arus kas
perusahaan. Subsistem manajemen dana mengatur arus kas
perusahaan dalam kondisi yang seimbang positif.
Mengawasi arus kas masuk dan arus kas keluar agar sesuai dengan
arus kas yang telah direncanakan sebelumnya.
Sedikit penyimpangan akan membuat arus kas perusahaan tidak
lancar dan membuat perencanaan yang telah disusun sebelumnya
tidak bisa dieksekusi dengan baik oleh manajemen.
3. Subsistem Pengendalian Keuangan
Subsistem pengendalian keuangan merupakan sistem pengendalian
yang mengawasi dan melakukan evaluasi terhadap kebijakan
keuangan yang diambil oleh manajemen perusahaan.
Subsistem pengendalian keuangan menghasilkan informasi yang
menunjukkan penggunaan dana perusahaan. Informasi tersebut bisa
dibandingkan anggaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Apakah penggunaan dana tersebut telah sesuai dengan apa yang
telah direncanakan dalam anggaran atau tidak.
Apabila ternyata tidak sesuai dengan yang direncanakan, maka perlu
diadakan evaluasi dan caranya.
C. Fungsi Sistem Informasi Manajemen Keuangan
Sistem informasi manajemen keuangan pada sebuah perusahaan
setidaknya mempunyai fungsi seperti:
 Menyediakan laporan keuangan untuk manajemen
 Mengawasi dan menyajikan laporan tentang arus kas perusahaan
 Melakukan perencanaan keuangan perusahaan. Termasuk
perencanaan sumber dana, kegiatan operasional dan kegiatan
investasi perusahaan
 Melakukan pemisahan kekayaan antara kekayaan perusahaan dan
kekayaan pemilik perusahaan
 Sebagai bahan evaluasi terhadap semua aktivitas keuangan
perusahaan

Melihat pemaparan diatas, bisa disimpulkan sistem informasi


manajemen keuangan bertugas untuk:

 Mendata dan mengidentifikasi berapa kebutuhan dana perusahaan


dimasa yang akan datang
 Membantu memberikan informasi mengenai cara mendapatkan dana
perusahaan
 Mengawasi, mengontrol dan mengendalikan pengunaan dana
tersebut.

Dan dalam menjalankan fungsinya, sistem informasi manajemen


keuangan harus memperhatikan prinsip yang ada seperti:

 Cepat.
Standar akuntansi keuangan harus memberikan data yang
dibutuhkan secara cepat dan tepat ketika dibutuhkan. Bahkan
penerapan sistem informasi keuangan saat ini sudah mulai
mengarah kepada laporan sistem manajemen keuangan berbasis
web agar informasi bisa diperoleh dengan cepat.
 Aman.
Informasi yang dihasilkan harus diproses dengan penuh pengawasan
dan disimpan sebaik mungkin agar data tidak disalah gunakan.
 Hemat.
Tidak boleh lebih besar pasak daripada tiang. Biaya dalam
menjalankan sistem informasi manajemen keuangan harus tidak
lebih besar dari manfaat yang akan diperoleh.
Pengembangan Sistem Informasi bidang SDM

Karakteristik informasi yang dipersiapakan dalam Sistem Informasi


Sumberdaya Manusia adalah:
1. Timely (tepat waktu)
2. Accurate (akurat)
3. Concise (ringkas)
4. Relevant (relevan)
5. Complete (lengkap)

Manajer dalam suatu perusahaan memerlukan informasi yang memiliki


karakteritik di atas dalam rangka mengambil suatu keputusan (a decision
making).

Fungsi HRIS
Fungsi HRIS memiliki empat kegiatan utama yaitu:
 Perekrutan dan Penerimaan (Recruiting and Hiring).
SDM membantu menerima pegawai baru ke dalam perusahaan. SDM selalu
mengikuti perkembangan terakhir dalam peraturan pemerintah yang
mempengaruhi praktek kepegawaian dan menasehati manajemen untuk
menentukan kebijakan yang sesuai.
 Pendidikan dan Pelatihan.
Selama periode kepegawaian seseorang, SDM dapat mengatur berbagai
program pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keahlian kerja pegawai.
 Manajemen Data.
SDM menyimpan database yang berhubungan dengan pegawai dan
memproses data tersebut untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
 Penghentian dan Admistrasi Tunjangan.
Selama seseorang diperkerjakan oleh perusahaan mereka menerima paket
tunjangan. Setelah penghentian, SDM mengurus program pensiun
perusahaan bagi mantan pegawai yang berhak.

Model HRIS
Model HRIS dapat dilihat dari Input, Process dan Output.
INPUT HRIS terdiri atas 3 subsistem yaitu :
 SIA (Sistem Informasi Akuntansi).
SIA menyediakan data akuntansi bagi HRIS sehingga database berisi
gambaran yang lengkap dari sumber daya personil bail keuangan maupun
non keuangan.
 Penelitian Sumber Daya Manusia.
Berfungsi untuk mengumpulkan data melalui proyek penelitian khusus.
Contoh: Penelitian Suksesi (succession Study), Analisis dan Evaluasi
Jabatan (Job Analysis and Evaluation), Penelitian Keluhan (Grievance
Studies).
 Intelijen Sumber Daya Manusia. Berfungsi mengumpulkan data yang
berhubungan dengan sumber daya manusia dari lingkungan perusahaan
yang meliputi:
a. Intelijen Pemerintah.
Pemerintah menyediakan data dan informasi yang membantu
perusahaan mengikuti berbagai peraturan ketenagakerjaan.
b. Intelijen Pemasok.
Pemasok mencakup perusahaan seperti perusahaan asuransi, yang
memberikan tunjangan pegawai, dan lembaga penempatan lulusan
universitas serta agen tenaga kerja yang berfungsi sebagai sumber
pegawai baru. Para pemasok ini menyediakan data dan informasi yang
memungkinkan perusahaan melaksanakan fungsi perekrutan dan
peneriamaan.
c. Intelijen Serikat Pekerja.
Serikat pekerja memberikan data dan informasi yang digunakan dalam
mengatur kontrak kerja antara serikat pekerja dan perusahaan.
d. Intelijen Masyarakat Global.
Masyarakat global menyediakan imnformasi yang menjelaskan sumber
daya lokal seperti perumahan, pendidikan, dan rekreasi. Informasi ini
digunakan untuk merekrut pegawai dalam skala lokal, nasional dan
internasional, dan untuk mengintegrasikan pegawai yang ada ke dalam
komunitas lokalnya.
e. Intelijen Masyarakat Keuangan.
Masyarakat keuangan memberikan data dan informasi ekonomi yang
digunakan dalam perncanaan personil.
f. Intelijen Pesaing.
Dalam industri tertentu yang memerlukan pengetahuan dan keahlian
yang sangat khusus, seperti industri komputer, sering terjadi
perpindahan pegawai dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
Beberapa perusahaan memandang pesaing mereka sebagai sumber
pegawai baru yang baik, dan mengumpulkan informasi mengenai
praktek personalia pesaing, dan mungkin informasi perorangan yang
berpotensi untuk direkrut.
Kemudian dari model subsistem input HRIS dimasukkan ke dalam suatu
database yang telah dirancang oleh perusahaan tersebut. Database HRIS
bukan hanya data mengenai pegawai tetapi juga mengenai perorangan dan
organisasi dilingkungan perusahaan yang mempengaruhi arus personil.
OUTPUT HRIS terdiri atas 6 subsistem yaitu :
a. Subsistem Perencanaan Kerja. Merupakan informasi yang dibutuhkan oleh
manajer atas untuk merencanakan kebutuhan tenaga kerja dalam jangka
pendek dan jangka panjang. Informasi ini meliputi informasi untuk analisis
perputaran tenaga kerja (turnover), anggaran biaya tenaga kerja dan
perencanaan tenaga kerja itu sendiri.
b. Subsistem Perekrutan. Merupakan informasi-informasi yang dibutuhkan
untuk pengadaan tenaga kerja secara eksternal maupun internal.
Informasi-informasi ini diantaranya adalah informasi pasar tenaga kerja,
penjadwalan wawamcara, perekrutan dan analisis rekruitmen.
c. Subsistem Manajemen Angkatan Kerja. Merupakan informasi–informasi
yang dibutuhkan untuk mengelola sumber daya manusia di dalam
organisasi. Informasi–informasi ini meliputi informasi pelatihan, penilaian
atau evaluasi kerja, evaluasi keahlian, karir, realokasi jabatan, suksesi,
dan kedisiplinan.
d. Subsistem Tunjangan. Merupakan informasi tentang penggajian dan
kompensasinya yang meliputi kehadiran dan jam kerja, perhitungan gaji
dan bonus, analisis kompensasi dan perencanaan kompensasi.
e. Subsistem Benefit. Meliputi benefit yang diterima oleh karyawan. Benefit
berbeda dengan kompensasi. Kompensasi lebih ke insentif yang
dihubungkan dengan kinerja karyawannya, sedang benefit lebih ke
manfaat tambahan yang diterima karyawan sepeti dana pensiun.
f. Subsistem Pelapor Lingkungan. Informasi–informasi ini berhubungan
dengankeluhan – keluhan, kecelakaan selam kerja, kesehatan karyawan
dan lingkungan kerjanya.

HRD (Human Resource Department)


Human Resources Department bertanggung jawab terhadap pengelolaan
sumber daya manusia dalam sebuah organisasi. Pengelolaan dari SDM yang
ideal dalam organisasi memiliki 8 aspek yaitu:
a. Seleksi dan Rekrutmen. Bertanggung jawab untuk menjawab kebutuhan
pegawai melalui penerimaan pegawai hingga penempatan para pegawai
baru tersebut di posisi-posisi yang tepat. Kami percaya, agar dapat
menjalankan fungsinya dengan baik (menempatkan orang yang tepat di
posisi yang tepat), maka biasanya fungsi ini sudah memiliki success profile
sebagai acuan yang membantu menyeleksi kandidat yang sesuai.
Sedangkan untuk metode seleksi, biasanya sangat bervariasi, mulai dari
psikotest, interview, skill test, referensi maupun assessment center.
b. Pelatihan dan Pengembangan (Training and Development). Yaitu fungsi
yang menjaga kualitas sumber daya manusia dalam organisasi melalui
berbagai aktivitas pelatihan, pendidikan dan pengembangan sebagai
upaya peningkatan kemampuan dan keterampilan kerja. Aktivitas ini
dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.
c. Compensation and Benefit. Berfungsi untuk menyusun strategi hingga
implementasi atas seluruh kompensasi yang diterimakan kepada pegawai
yang mengacu pada kondisi pasar.
d. Manajemen Kinerja (Performance Management). Merupakan upaya
monitoring kesenjangan antara standard kinerja yang diharapkan dengan
aktual kinerja yang ditunjukkan. Pilar performance management
bertanggung jawab untuk merancang sistem hingga implementasi
penilaian kinerja para pegawai hingga laras dengan objective yang harus
dicapai oleh organisasi.
e. Perencanaan Karir (Career Planning). Bertanggung jawab atas
pengelolaan, perencanaan dan jenjang karir bagi seluruh anggota
organisasi. Fungsi ini menjawab setiap pegawai memiliki jalur karir
menurut tugas, tanggung jawab, dan kompetensi yang ia miliki. Mengacu
kepada kondisi jangka panjang, karir setiap pegawai akan ditentukan oleh
kelompok kerja di mana masing-masing pegawai bekerja (vertical path),
namun dengan mempertimbangkan besarnya organisasi masing-masing,
penyeberangan karir dari setiap kelompok tidak dapat dihindarkan (cross
functhin career path) atau bahkan berpindah dari satu kelompok ke
kelompok lainnya (horizontal carreer path).
f. Hubungan Karyawan (Employee Relations). Berfungsi sebagai internal PR
bagi setiap kebutuhan pegawai terhadap informasi, kebijakan dan
peraturan perusahaan. Fungsi ini juga penting untuk menggali input-input
dari pegawai mengenai berbagai aspek dalam organisasi.
g. Separation Management.Yaitu fungsi yang mengelola seluruh tindakan
pemutusan hubungan kerja dalam organisasi bayak yang disebabkan
karena normal separation (pensiun, habisnya masa kontrak, atau
meninggal), forced separation (indisipliner, dll), atau early retirement
(pensiun sebelum masanya).
h. Personnel Administration and HRIS. Biasa dikenal dengan Personalia atau
Kepegawaian adalah fungsi yang mendukung terlaksananya fungsi HR
yang lain. Secara umum fungsi ini bertanggung jawab terhadap Employee
Database, Payroll dan pembayaran benefit lainnya, pinjaman karyawan,
absensi, pencatatan cuti tahunan.
Masing-masing pilar inilah yang akan menopang kinerja fungsi HR dalam
organisasi untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia berkualitas untuk
menjawab kebutuhan bisnis dalam organisasi.
Pengembangan Sistem Informasi bidang Layanan Informasi

Pada zaman yang modern seperti sekarang ini, kebutuhan akan informasi
semakin meningkat. Salah satunya adalah kemudahan dalam mengakses
informasi, mutlak diperlukan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik
bagi konsumen yang membutuhkan. Dengan hal tersebut, timbul berbagai
tuntuan mengenai pelayanan informasi dan pengolahan informasi secara
terintegrasi menjadi sangat penting di setiap lembaga, termasuk di suatu
rumah sakit. Dengan adanya tuntutan tersebut, maka dibuat pelayanan
informasi secara online yang dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja dan
dimana saja tanpa terbatas ruang dan waktu. Dilatar belakangi kasus yang
sudah dijelaskan, diperlukan suatu sistem aplikasi yang mendukung kegiatan
rumah sakit dalam penanganan data pasien dengan tujuan dapat
mempermudah pengaksesan informasi dan mengefisiensi kan waktu pada
saat penanganan data pasien. 

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN INFORMASI DAN


PENDAFTARAN ONLINE RUMAH SAKIT KARYA MEDIKA BEKASI

 Perangkat Lunak (Software) yang dibutuhkan


 Bahasa Pemrograman PHP
 Bahasa skrip yang dapat ditanamkan atau disisipkan ke dalam HTML
 Bahasa Pemrograman SQL
 Bahasa yang digunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional.
SQL digunakan sebagai pengelola database aplikasi tersebut.
 AJaX (Ansynchronous JavaScript and XMLHTTP)
Suatu teknik pemrograman berbasis web untuk menciptakan aplikasi web
interaktif
 CSS (Cascading Style Sheet)
Aturan untuk mengendalikan beberapa komponen dalam sebuah web
sehingga akan lebih terstruktur dan seragam
 HTML (HyperText Markup Language)
Bahasa yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web

Perangkat Keras (Hardware) yang dibutuhkan


 Computer Server
 Ram 2GB
 HDD 500 GB
 Monitor Flat
 Printer
 Keyboard
 Mouse

Metode Pengembangan Sistem

 SDLC (Systems Development Life Cycle)


Proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi
yang digunakan oleh analis sistem dan programer untuk membangun
serta mengembangkan suatu sistem informasi. Langkah yang
digunakan meliputi: tahap perencanaan, tahap analisis, tahap
perancangan system, tahap evaluasi, tahap implementasi system dan
pemeliharaan system. Metode Penelitian :
 Melakukan Observasi
 Mempelajari dan Menganalisis SI
 Menentukan Permintaan Pemakan SI
 Memilih Solusi
 Menentukan Hardware & Software
 Merancang SI yang Baru
 Membangun SI yang Baru
 Mengkomunikasikan & Mengimplementasikan SI
 Memelihara & Melakukan Perbaikan/Peningkatan SI

Sistem Pelayanan Informasi RS Karya Medika


Untuk saat ini Rumah Sakit Karya Medika masih menggunakan
sistem pelayanan informasi yang manual, yaitu dengan
menggunakan buku jurnal sebagai proses data pasien yang
kemudian disimpan dalam bentuk arsip per periode bulan.
Contohnya adalah pelayanan untuk konsultasi atau berobat jalan.
Tentu saja hal ini sangat tidak efektif dan menghabiskan banyak
kertas karena data masih berupa fisik. Dari segi keamanan data juga
sangat rentan akan kerusakan yang dapat disebabkan hal-hal yang
tak terduga seperti kebocoran, kebakaran, atau bahkan pencurian.
Dilihat dari sisi keamanan pengolahan data arsip manual ini sangat
riskan akan pengaksessan data oleh orang ang tidak berwenang dan
tidak bertanggung jawab
Pengembangan Sistem Informasi bidang Produksi

Sistem Informasi Produksi termasuk dalam kerangka kerja Sistem Informasi


Manajemen (SIM) secara keseluruhan. Sistem informasi Produksi lebih
menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai
produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan
mempertimbangkan semua proses yang terjadi.

 Subsistem Input (yang mengumpulkan data dan informasi dari dalam


perusahaan dan lingkungannya).
a. Sistem informasi akuntansi
Mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan
data lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan
pemasok. Sebagai contoh, pegawai produksi memasukan data kedalam
terminal dengan menggunakan kombinasi media yang dapat dibaca
mesin dan keyboard. Media tersebut sering berbentuk dokumen
dengan barcode yang dapat dibaca secara optik. Media lain meliputi
dokumen dengan tanda pensil yang dapat dibaca secara optik, dan
kartu plastik dengan garis-garis catatan yang dapat dibaca secara
magnetis. Setelah dibaca data tersebut ditransmisikan kekomputer
pusat untuk memperbarui database.
b. Sub sistem industrial engineering (IE)
Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang terlatih khusus
yang mempelajari operasi manufaktur dan membuat saran-saran
perbaikan. Industrial engineering terdiri dari proyek-proyek
pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang menetapkan
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
c. Sub sistem intelijen manufaktur
Subsistem intelijen manufaktur berfungsi agar manajemen manufaktur
tetap mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumber-sumber
pekerja, material dan mesin. Adapun yang termasuk dalam sub sistem
intelijen manufaktur adalah :
1. Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan
serikat pekerja yang mengorganisasikan para pekerja perusahaan.
Baik dalam sistem kontrak, tak berjangka maupun borongan.
2. Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi
pekerja dengan menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke
departemen sumber daya manusia. Sumber daya manusia kemudian
mengumpulkan informasi dari berbagai elemen lingkungan dan
menhubungakan kepada pihak pelamar.
3. Sistem informal, arus informasi antar pekerja dan manajemen
manufaktur sebagaian besar bersifat informal arus itu berupa kontak
harian antara pekerja dan manajer mereka. Kegiatan-kegiatan yang
terjadi di dalam intelijen manufaktur :
a. Pengumpulan (pendokumentasian) data dari lingkungan
b. Pengujian data,
c. Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran
data.
d. Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta
penyalahgunaan data
e. Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk
memudahkan pengolahan data yang lain.
 Database(tempat penyimpanan data).
Database adalah suatu kumpulan data komputer yang terintegrasi,
diatur dan disimpan menurut cara tertentu sehingga mudah dalam hal
pengambilan kembali. Beberapa data dalam database adalah unik bagi
fungsi produksi, tetapi banyak yang berbagi dengan area fungsional
lain. Data yang masuk ke dalam database berasal dari subsistem input,
yaitu :
a. Sumber Internal, terdiri dari SIA,dan Sistem Industrial Engineering
(IE)
Data internal merupakan data intern sistem keseluruhan yang
mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang
berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material,
mesin, dan hal lainnya yang mendukung proses secara keseluruhan
seperti transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi
perawatan, dan lain-lain.
b. Sumber Eksternal, terdiri dari Intelijen Manufaktur.
Data eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar
perusahaan (environment) yang mendukung proses pengolahan
data menjadi informasi yang berguna. Contoh data eksternal adalah
data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik,
dll.Data-data ini biasanya berguna untuk perhitungan biayadalam
manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.
 Subsistem Output(yang mengubah data menjadi informasi)
Informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data yang dapat dibagi
menjadi 3 bagian yaitu produksi, persediaan dan kualitas,
dimana ketiganya ini tidakmeninggalkan unsur biaya yang terjadi di
dalamnya.
a. Sub sistem produksi
Adalah segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi
disetiap divisi kerja ataupun departemen yang mengukur produksi
dalam halwaktu, menelusuriaruskerjadarisatu langkah ke langkah
berikutnya.
b. Sub sistem persediaan
Tingkat persediaan perusahaan sangat penting karena
menggambarkan investasi yang besar. Tingkat persediaan suatu
barang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok
setiap kalinya, dan tingkat persediaan rata-rata dapat diperkirakan
dari separuh kuantitas pesanan ditambah safety stock.
Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya holding, safety
stock , dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input.
Subsistem persediaan biasanya memiliki proses pembelian
(purchasing) dan penyimpanan (inventory). Dan fungsi dari sub
sistem persediaan adalah mengukur volume aktifitas produksi saat
persediaan diubah dari bahan mentah menjadi bahan jadi.
c. Sub sistem kualitas
Adalah semua hal yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu,
biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier. Fungsi dari sub
sistem kualitas adalah mengukur kualitas material saat material
diubah. Banyak hal lain yang bukan unsur mutlak kualitas namun
perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses (Process Control),
Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk
jadi maupun material.
Subsistem kualitas mempunyai pendekatan khusus untuk
meningkatkan kualitas produksinya dengan menggunakan total
quality management (TQM) yaitu manajemen keseluruhan
perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi
produk dan jasa yang penting bagi semua pelanggan. TQM
menyediakan kerangka kerja bagi semua aktifitas perusahaan yang
berhubungan dengan kualitas.
Dalam kerangka ini subsistem kualitas menyediakan bagian manajer
informasi yang mengungkapkan seberapa jauh produk perushaan
mencapai sasaran kualitas.
d. Sub sistem biaya
Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada.
Tujuan perusahaan manufaktur secara umum adalah mencapai
keuntungan dari hasil penjualan produknya. Oleh karena itu, sebuah
sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang terjadi
di dalamnya. Subsistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang
terjadi selama proses produksi terjadi. Unsur-unsur pengendalian
biaya ada dua yaitu standard kerja yang baik dan sistem untuk
melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses produksi yang
akurat. Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu :
1. Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan atau biaya penyimpanan biasanya dinyatakan
sebagai presentase biaya tahunan dari barang. Dan biaya
tersebut mencakup faktor-faktor seperti kerusakan, pencurian,
keusangan, pajak dan asuransi.
2. Biaya Pembelian
Adalah yang mencakup biaya-biaya yang terjadi saat material
dipesan, waktu pembelian, biaya telp, biaya sekretaris, biaya
formulir pesanan pembelian dan sebagainya.
Pengembangan Sistem Informasi bidang Pemasaran

Sistem informasi pemasaran mengumpulkan data yang menjelaskan transaksi


pemasaran perusahaan. Subsistem intelejen pemasaran mengumpulkan
informasi dari lingkungan perusahaan yang berkaitan dengan operasi
pemasaran. Subsistem peneliti pemasaran menlakukan penelitian khusus
mengenai operasi pemasaran.

A. Komponen Model Pemasaran


Model digunakan untuk menghasilkan informasi yang relevan yang
sesuai dengan kebutuhan pemakai sistemnya. Model merupakan
cetakan yang merubah bentuk input menjadi output. Model di sistem
informasi pemasaran banyak digunakan untuk menghasilkan laporan
keperluan anggaran operasi, strategi penentuan harga produk, evaluasi
produk baru, pemilihan lokasi fasilitas, evaluasi penghapusan produk
lama,penunjukan salesman, penentuan rute pengiriman yang paling
optimal, pemilihan media iklan yang paling efektif dan untuk
persetujuan kredit.

B. Komponen Basis Data Pemasaran


Data yang digunakan oleh Subsistem out put berasal dari data base.
Beberapa data dalam data base adalah unik bagi fungsi pemasaran,
tapi banyak yang berbagi dengan area fungsional lain.

C. Komponen Output Pemasaran


Tiap Subsistem out put menyediakan informasi tentang Subsistem itu
sebagai bagian dari bauran Subsistem produk menyediakan informasi
tentang produk perusahaan. Subsistem promosi menyediakan informasi
tentang kegiatan periklana perusahaan dan penjualan langsung.
Subsistem harga membantu manajer untuk membuat keputusan harga.

D. Sistem Laporan Internal


Dasar sistem informasi yang digunakan oleh manager pemasaran
adalah Sistem Laporan Internal. Sistem ini melaporkan pesanan,
penjualan, tingkat persediaan, utang piutang, dan lain-lain. Dengan
menganalisis informasi-informasi ini manager dapat melihat ada atau
tidaknya peluang atau masalah penting. Sistem ini terdiri dari :
1. Sistem pesan, kirim, tagih
Inti dari sistem laporan internal adalah siklus pesan, kirim, tagih.
Petugas penjualan yang representatif , penyalur, dan pelanggan
mengirim pesanan ke perusahaan. Departemen (bagian) pesanan
meniapkan beberapa nota dan mengirimkan salinannya ke berbagai
departemen (bagian) yang terkait. Nota pengiriman dan tagihan di
kirimkan kepada pembeli dan dua salinannya dikirimkan pula kepada
departemen (bagian) yang terkait.
2. Sistem laporan penjualan
Manajemen pemasaran menerima laporan penjualan beberapa
waktu setelah transaksi terjadi. Dalam hal ini manager pemasaran
sering menerima laporan penjualan terlambat. Untuk meningkatkan
ketepatan waktu laporan penjualan, maka perlu di jadwalkan secara
teratur.
3. Mengembangkan sistem laporan yang berorientasi pada pemakai
Dalam mengembangkan suatu sistem informasi penjualan yang
mapan, perusahaan harus menghindari lubang-lubang perangkap.
Pertama, informasi yang diterima manager terlalu banyak, sehingga
membingungkan bahkan memusingkan manager untuk
menelaahnya. Kedua, informasi yang diterima terlalu baru, sehingga
belum mungkin dapat ditanggapi atau di telaah oleh manager.
Oleh karena itu, sistem informasi pemasaran yang baik hendaklah
sesuai dengan apa yang dibutuhkan, dan diinginkan manager
tersebut.

E. Sistem Intelejen Pemasaran ( Marketing Intelligence System)


“A maketing intelligence system is a set of procedures and sources used
by managers to obtain their every day information about pertinent
development in the marketing environment.”
Artinya :
Sistem intelejen pemasaran adalah seperangkat prosedur dan sumber
yang dipergunakan oleh manager untuk memperoleh informasi harian
mengenai perkembangan penting di dalam lingkungan pemasaran.

Intelejen pemasaran merupakan pengamat dan penyelidik tentang


situasi dan kondisi pasar sasaran. Dengan perkataan lain, intelejen
pemasaran berusaha mencari dan meraih data dan informasi yang di
butuhkan dan diinginkan oleh manager pemasaran. Cara melakukan
pengamatan dan penyelidikan, manager perusahaan dapat menempuh
4 (empat) cara yaitu :
a. Pengamatan tanpa arah ( undirected viewing)
Yaitu menyingkapkan informasi secara umum tanpa ada tujuannya
yang jelas.
b. Pengamatan bersyarat ( conditioned viewing)
Yaitu penyingkapan informasi secara terarah dan lebih jelas, tanpa
melakukan penelitian secara aktif.
c. Penyelidikan tidak formal ( informal search )
Yaitu melakukan penyelidikan langsung, tetapi tidak dilakukan
secara aktif, hanya sekedar mengumpulkan informasi –informasi
tertentu.
d. Penyelidikan formal ( formal search )
Yaitu melakukan penyelidikan secara teratur, disusun dengan suatu
rencana, prosedur maupun metodologi yang jelas. Usaha melakukan
intelejen pemasaran ini ada beberapa cara, yaitu :
1. Pertama, manajer pemasaran melakukan sendiri dengan
membaca referensi, dengan interview atau wawancara langsung
dengan pelanggan, perantara, atau siapapun yang terkait.
2. Kedua, melatih dan memotivasi tenaga penjual sebagai mata-
mata untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan,
3. Ketiga, membeli informasi dari luar.
4. Keempat, bekerja sama dengan perantara agar menyampaikan
informasi yang diperlukan.
5. Kelima, membentuk pusat informasi pemasaran untuk
menghimpun dan mengedarkan informasi pemasarannya.
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Yananto Mihadi. (2018). "Pengguna dan Pengembang Sistem


Informasi". Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen. FEB - Universitas
Mercu Buana: Jakarta

http://antordo.blogspot.com/2009/10/sistem-informasi-sumber-daya-
manusia.html

https://prezi.com/re_fgcuona_s/pengembangan-sistem-informasi-pelayanan-
informasi-dan-pendaf/

http://cinndyrq.blogspot.com/2013/05/sistem-informasi-produksi.html

http://ainireren97.blogspot.com/2013/01/makalah-sistem-informasi-
pemasaran-di.html

Anda mungkin juga menyukai