Anda di halaman 1dari 6

ELPOSYS: Jurnal Sistem Kelistrikan POLINEMA

Vol. xx No.x,ISSN: 2355 – 9195, E-ISSN: 2356 - 0533

Analisis Perencanaan Pemasangan Shunt Capacitor untuk


Memperbaiki Profil Tegangan dan Mengurangi Rugi Daya di
Gardu Induk Trenggalek Bus 70 kV

Nur Rizky Akbar Eza*a), Sukamdi, S.T., M.MT.a), Chandra Wiharya, S.ST., M.T.a)
(Artikel diterima: 2019, direvisi: 2019)

Abstract: Voltage drop is one of the problems in the electrical energy distribution system, this also happens to GI Trenggalek. For the
Trenggalek GI condition, a 10 MVAR large capacity shunt capacitor has been installed, and a voltage drop still occurs, this is evident from
the measurements at 10:00 on October 8, 2018 that the voltage measured on the Trenggalek GI is 62 kV. Thus, in this thesis the author
analyzes the planning of adding a second shunt capacitor to obtain good system performance with a system voltage that is always stable
based on SPLN No. 1: 1995 Article 4, concerning the provision of variations in operating voltage where the permitted voltage drop is only
-10% to + 5%. The purpose of this final project / thesis is to determine the large capacity of the shunt capacitor installed on the Trenggalek
70 kV GI bus to improve the voltage profile and power loss that occurs on the 70 kV transmission line using the Newton power flow
method. Raphson on E-TAP 12.6.
Based on the results of the analysis, a large capacity of 10 MVAR mounted shunt capacitor was obtained. Additional installation of a 10
MVAR shunt capacitor can inject a 3.7% voltage, ie an initial voltage of 61.3 kV to 64 kV, so with the addition of a 10 shunt capacitor
MVAR can also reduce channel power loss before adding a 0.63 MW shunt capacitor and 1.14 MVAR reduced to 0.58 MW and 1.05
MVAR.

Keywords: method of the newton-raphson power flow, shunt capacitor, voltage drop
Abstrak: Jatuh tegangan merupakan salah satu permasalahan dalam sistem penyaluran energi listrik, hal ini juga terjadi pada GI
Trenggalek.. Untuk kondisi GI Trenggalek sudah terpasang shunt capacitor dengan besar rating 10 MVAR, dan masih terjadi drop
tegangan, hal ini dibuktikan pada pengukuran pukul 10:00 tanggal 8 oktober 2018 bahwa tegangan yang terukur pada GI Trenggalek yaitu
62 kV. Sehingga dalam skripsi ini penulis melakukan analisis perencanaan penambahan shunt capacitor yang kedua demi mendapatkan
kinerja sistem yang baik dengan tegangan sistem yang selalu stabil berdasarkan SPLN No. 1:1995 Pasal 4 tentang ketentuan variasi
tegangan pelayanan dimana jatuh tegangan yang diijinkan hanya sebesar -10% s/d +5%. Tujuan Tugas Akhir / Skripsi ini adalah
menentukan perencanaan besar rating shunt capacitor yang dipasang pada bus 70 kV GI Trenggalek untuk memperbaiki profil tegangan
dan rugi daya yang terjadi pada saluran transimisi 70 kV dengan metode aliran daya Newton-Raphson pada E-TAP 12.6.
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh besar rating shunt capacitor yang dipasang sebesar 10 MVAR. Tambahan pemasangan shunt
capacitor dengan nilai 10 MVAR dapat menginjeksi tegangan sebesar 3,7 % yaitu tegangan awal 61,3 kV menjadi 64 kV, kemudian
dengan tambahan shunt capacitor 10 MVAR juga dapat mengurangi rugi daya saluran dari sebelum penambahan shunt capacitor yaitu
0,63 MW dan 1,14 MVAR berkurang menjadi 0,58 MW dan 1,05 MVAR.

Kata kunci: jatuh tegangan, shunt capacitor, metode aliran daya newton-raphson
1. Pendahuluan. Pada gardu induk trenggalek terdapat trafo tenaga 70 kV yang
Kondisi kapasitas pembangkitan yang tidak mampu mengikuti berfungsi sebagai penyaluran energi listrik dari pembangkit
kecepatan laju pertumbuhan beban, serta letak beban-beban menuju trafo distribusi, terdapat permasalahan mengenai jatuh
besar yang jauh dari pusat pembangkit, menyebabkan tegangan pada sisi primer. Ketidakstabilan tegangan tersebut
dibutuhkannya transmisi panjang yang dapat mengakibatkan berpengaruh pada kerja OLTC pada transformator yang bekerja
kondisi penurunan tegangan sistem di luar batas toleransi yang terlalu sering, sehingga jika kondisi ini dibiarkan maka akan
telah diatur. Salah satu daerah yang mengalami masalah ini berpengaruh terhadap umur trafo. Salah satu cara untuk
adalah Trenggalek, karena Trenggalek termasuk wilayah diujung. mengatasi permasalahan ketidakstabilan tegangan tersebut pihak
Pada kondisi normal GI Trenggalek mendapatkan suplai energi PLN mengeluarkan kebijakan untuk dilakukan penambahan
dari IBT Ponorogo, dan dalam sistem interkoneksi GI Trenggalek pemasangan shunt capacitor pada sisi primer trafo. Pemasangan
juga terhubung pada GI Banaran Kediri. Spesifikasi atau kapasitor yang dipasang secara paralel pada bus 70 kV
nameplate dari IBT Ponorogo adalah 150 kV/66 kV, dimana digunakan untuk mengurangi kerugian tegangan dan
spesifikasi tersebut adalah spesifikasi yang dikeluarkan dari memperbaiki tingkat tegangan pada sistem saluran udara pada
pabrik, akan tetapi sistem yang kita gunakan adalah 70 kV, faktor daya yang normal sesuai fungsi penempatan kapasitor
sehingga untuk merubah tegangan sekunder IBT Ponorogo bank yang dilakukan oleh PLN. Sehubungan dengan hal diatas
menjadi 70 kV digunakanlah tap changer dengan mengatur posisi maka saya sebagai penulis mengambil judul skripsi : “ANALISIS
tap nya sehingga dapat mendekati tegangan nominal sistem yaitu PERENCANAAN PEMASANGAN SHUNT CAPACITOR UNTUK
70 kV. MEMPERBAIKI PROFIL TEGANGAN DAN MENGURANGI RUGI
DAYA DI GARDU INDUK TRENGGALEK BUS 70 KV”

Korespondensi: email penulis : akbarezan70@gmail.com
a) Prodi Sistem Kelistrikan, Jurusan Teknik Elektro, Polinema.
Jalan Soekarno-Hatta No. 9 Malang 65141 1 © 2019, Sistem Kelistrikan,, Jurusan Teknik Elektro, Polinema
ELPOSYS: Jurnal Sistem Kelistrikan POLINEMA

Vol. xx No.x,ISSN: 2355 – 9195, E-ISSN: 2356 - 0533

2. Tinjauan Pustaka.
2.1.Sistem Jaringan
Sistem interkoneksi merupakan gabungan dari pusat pembangkit Gambar. 3 Rugi Penghantar
tenaga listrik melalui jaringan transmisi.[1] Drop tegangan pada konduktor
ΔE = IL x Z (Volt)
Rugi daya = ΔE x I (watt)
2
Beban
= I x Z (watt)
GI 2.5. Metode Gauss Siedel
pada percobaan pembuktian dengan cara manual, metode
Saluran Transmisi
yang di pakai yaitu menggunakan metode gaus siendel. [5]
Pembangkit
n
1 Snip
Vi =
[ -
Yii V*I ∑ i=0
Yik V k
k≠i
] *
1 [ ( Pg + jQ g ) - ( P l + jQ l ) ]
[ ]
n
= - ∑ Y ik V k
Y ii V *I i=0
Gambar 1 Sistem Interkoneksi. k≠i
2.2.Koreksi Faktor Daya *
1 [ ( 0 ) - ( Pl + jQ l ) ]
[ ]
n
Ketika kapasitor shunt Qc kVA dipasang pada beban, factor
daya dapat ditingkatkan dari cosØ1 ke cosØ2 , dimana : = - ∑ Y ik Vk
Yii V*I
P P P i=0
cosØ2= = = k≠i
S2 √ ( P2 + Q 22 ) √ [ P2 + Q 1 - Q C ] 2 * *
Oleh karena itu, dapat dilihat dari gambar 2, daya total dan
daya reaktif menurun dari S1 kVA menjadi S2 kVA dan Q1 kVAR
menjadi Q2 kVAR. Sehingga dapat diketahui penurunan daya
reaktif menyebabkan penurunan daya total. [2]
=
1
[
Yii V*I
[[ ( P + jQ ) ] ] -
l l
n

∑ Yik V k
i=0
k≠i
]
P 3. Metodologi.
Ø2 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian.
Q2
Waktu melakukan penelitan dimulai dari semester 7, pada
Ø1 S2 bulan November hingga bulan Desember melaksanakan survei
S1 Q1 lapangan dan melakukan pengambilan data dengan melakukan
observasi langsung pada instansi yang terkait dengan pengerjaan
Skripsi.
Penelitian dalam rangka pembuatan skripsi dilaksanakan pada:
Gambar 2 Perubahan Faktor Daya
Waktu : Desmber 2018 – Juli 2019
Tempat : Gardu Induk Trenggalek, PT. PLN
2.3.Persamaan Aliran Daya.
(persero) UIP2B, PT.PLN (persero) UPT
Dari hasil load flow selain dapat diketahui aliran daya P dan Q
Madiun, Kampus Politeknik Negeri Malang
antar bus, juga dapat diketahui besarnya tegangan pada setiap
bus pada saat beban puncak, sehingga dapat dihitung besar drop
tegangan dengan presamaan (Emmy Hosea 2002). [3]
(kVAR)(x)(d)
% drop=
10( kV 2 )
kVAR = besar kVAR yang diperlukan
X = reaktansi saluran dalam satuan ohm/km
d = panjang konduktor dalam kilometer
kV = tegangan nominal

2.4.Rugi Daya
Kerugian ini selalu berhubungan dengan besarnya arus
karena beban, jadi semakin besar arus yang mengalir maka
kerugian juga meningkat bahkan temperatur yang mempengaruhi
nilai tahanan dan berkaitan langsung dengan kerugian pula. [4]
Rugi Penghantar


Korespondensi: email penulis : akbarezan70@gmail.com
a) Prodi Sistem Kelistrikan, Jurusan Teknik Elektro, Polinema.
Jalan Soekarno-Hatta No. 9 Malang 65141 2 © 2019, Sistem Kelistrikan,, Jurusan Teknik Elektro, Polinema
ELPOSYS: Jurnal Sistem Kelistrikan POLINEMA

Vol. xx No.x,ISSN: 2355 – 9195, E-ISSN: 2356 - 0533

beban puncak trafo pukul 10:00 pada tanggal 8 oktober 2018


3.2. Diagram Alir Penulisan Skirpsi. sebagai kasus jatuh tegangan yang di kaji atau di perbaiki
masalah jatuh tegangan dengan menggunakan data load flow dari
UIP2B. Untuk menentukan besaran kapasitor yang akan di
pasang maka di perlukan data sebagai berikut :

Gambar 6 Single Line Koodinasi Sistem

Tabel 1 Beban puncak trafo bulan oktober pukul 10:00


daalam satuan per-unit
Load MW MVAR
MW MVAR
Gambar 4 Diagram Alir Penulisan Perencanaan Shunt Trenggalek
7 1 0.035 0.005
Capacitor. 12 4 0.06 0.02
3.3.Data Penelitian. Shunt Capacitor 1 -10 -0.05
Total 19 -5 0.095 -0.025
Jenis data yang diambil untuk penelitian ini yaitu meliputi
data-data berikut : Penentuan nilai base yang akan digunakan dalam
1. Single line gardu induk trenggalek. perhitungan sesuai dengan gambar 4.7.
2. Konfigurasi subsistem kediri. MVA base = 200 MVA
3. Data logsheet tanggal 8, dan 23 oktober 2018. kV base = 70 kV
4. Data single line diagram Jatim tahun 2018. kV 2 702
5. Data impedansi saluran transmisi sub sistem Jatim.
Z base = = =24 ,5 Ω
MVA Base 200
6. Data trafo. Tabel 2 Reaktansi saluran GI Trenggalek
Line R1 (Ohm) X1 (Ohm) L (km) Rtot Xtot
4. Pembahasan Trenggalek - Ponorogo 0.217 0.387 38.8 8.419 15.016
4.1.Hasil Pengukuran Tegangan pada bulan Oktober 2018 Trenggalek - PLTA Tulungagung 0.217 0.387 26.37 5.722 10.205
Trenggalek - Tulungagung 0.217 0.387 33 7.161 12.771
bus Trenggalek 70 kV.
Z pu ( 2-1 ) =
Beban puncak trafo R + X j 8,419+15,016 j 17,215<60,72
= =
70 Z base 24,5 24,5
68 = 0,702 < 60,72
tegangan (kV)

1
66
Y ( 2-1 ) = = 1,42<-60,72
64 0,702 < 60,72
62
Z pu ( 2-3 ) =
R + X j 5,722+10,205 j 11,699<60,72
60 = =
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Z base 24,5 24,5
Oktober = 0,477 < 60,72
1
Gambar. 5 Rugi Penghantar Y ( 2-3) = = 2,096<-60,72
Dari gambar 5 diatas mengalami penurunan tegangan hingga 0,477 < 60,72
mencapai 62 kV pada tanggal 8 untuk beban puncak pukul 10:00 Z pu ( 2-4 ) =
WIB dan 64 kV pada tanggal 8 untuk pukul 19:00 WIB.

4.2.Perhitungan Manual Nilai Tegangan R + X j 7,161+12,771 j 14,641<60,71


= =
Dari hasil validasi tegangan yang terukur dari dua trafo di GI Z base 24,5 24,5
trenggalek selama tiga bulan, maka di pilih salah satu yaitu
= 0,597<-60,71

Korespondensi: email penulis : akbarezan70@gmail.com
a) Prodi Sistem Kelistrikan, Jurusan Teknik Elektro, Polinema.
Jalan Soekarno-Hatta No. 9 Malang 65141 3 © 2019, Sistem Kelistrikan,, Jurusan Teknik Elektro, Polinema
ELPOSYS: Jurnal Sistem Kelistrikan POLINEMA

Vol. xx No.x,ISSN: 2355 – 9195, E-ISSN: 2356 - 0533

1 Untuk mengetahui besar kapasitor yang dibutuhkan dari


Y ( 2-4) = = 1,675<60,71 presentasi tegangan drop pada perhitungan ada beberapa
0,597<-60,71
parameter yang dibutuhkan sebagai berikut.
Perhitungan nilai tegangan pada bus trenggalek sebelum pemasangan X = 0,387 Ω
kapasitor pada sisi 70 kV : d = 38,8 km
V2 = kV =70 kV
*
1
Y22 V2* [
[ ( Pg + jQ g ) - ( P l + jQ l ) ] +(Y21 V1+Y23 V3+Y24 kVar=
V4)
(3)10 (70)2
=
147000
(0,387)(38,8) 15,015 ]
= 9790,209 kVar = 9,79

MVAR
= Dari perhitungan diatas, besarnya kapasitor yang dibutuhkan
*
untuk memperbaiki profil tegangan sebesar 9,79 MVAR. Dalam
1
Y22 V2* [
[ ( 0 ) - ( Pl + jQ l ) ] +(Y21 V1+Y23 V3+Y24 V4)
] hal ini rating kapasitor akan di sesuaikan dengan spesifikasi dari
PLN yaitu 10 MVAR.

4.4. Simulasi Kondisi Tegangan GI Trenggalek dengan


= menggunakan E-TAP 12.6
* 4.4.1 Simulasi sebelum penambahan Shunt
1
Y22 V2* [
[ ( P l + jQ l ) ] +(Y21 V1+Y23 V3+Y24 V4)
] Capacitor

=
1 0.095+(−0,025 j)
( 1,42←60,72+2,096 ←60,72+1,675←60,71 ) 1< 0 [
+ ( ( 1,42←60,72. 0,919←15,92 ) + ( 2,096<−60,72 . 0

=
1 0,098<-14,74
5,190<-60,71 1<0 [ +(4,536<-79,70) ] Gambar 7 Posisi tap trafo 1

4,578<-78,58
=
5,190<-60,71
= 0,882<-17,87 pu

= 61,74<-17,87 kV
Mencari error yang terjadi adalah

V pengukuran-V perhitungan Gambar 8 Posisi tap trafo 2


%Error = ×100% Dilihat dari gambar 7 dan 8, menunjukkan posisi tap changer
V pengukuran
62-61,74 trafo distribusi GI trenggalek sebelum dilakukan penambahan
= ×100%=0,4 % shunt capacitor sebesar 10 MVAR, yaitu trafo 1 pada posisi tap
62 maksimal yaitu tap 17 dan trafo 2 pada posisi tap maksimal yaitu
Dari hasil error yang dihitung masih dianggap dalam batas yang tap 18.
normal antara hasil data real dan hasil perhitungan, error tidak
lebih dari 5 %. Dengan kondisi tegangan pada bus 70 kV pada GI
trenggalek dengan metode perhitungan didapat nilai tegangan
sebesar 61,74 kV untuk pengukuran pukul 10:00.

4.3.Perhitungan Pemilihan Shunt Capacitor


Untuk pemilihan Shunt Capacitor yang akan dipasang pada
sistem, perhitungan untuk menentukan besar MVAR pada SC
dilakukan terlebih dahulu dengan menentukan besar nilai daya
reaktif (Qc) pada bus yang mengalami penurunan tegangan.
Tegangan kirim = 64 kV
Tegangan terima = 62 kV
%V bus = 97%
%V drop =100% - 97% = 3%

Korespondensi: email penulis : akbarezan70@gmail.com
a) Prodi Sistem Kelistrikan, Jurusan Teknik Elektro, Polinema.
Jalan Soekarno-Hatta No. 9 Malang 65141 4 © 2019, Sistem Kelistrikan,, Jurusan Teknik Elektro, Polinema
ELPOSYS: Jurnal Sistem Kelistrikan POLINEMA

Vol. xx No.x,ISSN: 2355 – 9195, E-ISSN: 2356 - 0533

Gambar 12 Kondisi tegangan setelah penambahan kapasitor


Gambar 9 Kondisi tegangan sebelum penambahan kapasitor
Dilihat dari gambar 12, nilai tegangan yang terbaca pada
Dilihat dari gambar 9, nilai tegangan pada GI trenggalek yang
simulasi etap untuk bus trenggalek sebesar 64 kV untuk
terbaca yaitu 61,3 kV dengan parameter yang dimasukan
pengukuran pukul 10:00. kondisi tersebut juga sudah sesuai
menggunakan data real pukul 10:00 pada tanggal 8 oktober 2018
dengan ketentuan variasi tegangan pelayan dimana jatuh
yang didapat dari UIP2B.
tegangan yang diijinkan menurut SPLN No.1:1995 Pasal 4 hanya
sebesar -10% s/d +5%.
Subsistem Kediri 70 kV

3.8%
3.7% 3.8%
2.1%
2.1% 0.8%
0.8% 0.8%
0.8% 0.8%
0.8%
0.1%
0.1%
0.1% 0.0%
0.0% 0.1%
0.1%
0.0%
PONO DLOP TRENG PLTA TULUN TULUN PARE GUDA MANIS MANIS MRAN MAGE CARU NGAN NGAN PLOSOKERTO BANA BANA
Gambar 10 Posisi tap trafo 1 ROGO O GALEK TULUN GAGU GAGU
GAGU NG A NG B
NG
NG REJO REJO GGEN TAN BAN JUK A JUK B
GARA A
M
B
SONO RAN A RAN B

Gambar 13 Grafik Presentasi Injeksi Subsistem Kediri 70 kV


Dari grafik persentasi injeksi tegangan diatas pada subsistem
kediri 70 kV, untuk persentasi injeksi pada sumber tegangan
terjadi injeksi sebesar 2,1 % yaitu pada bus Ponorogo dengan
tegangan awal 64,3 kV naik menjadi 65,8 kV, untuk bus
Trenggalek terinjeksi tegangan sebesar 3,7% dengan tegangan
awal 61,3kV naik menjadi 64 kV, bus PLTA Tulungagung
terinjeksi tegangan sebesar 3,8% dengan tegangan awal 59,6 kV
Gambar 11 Posisi tap trafo 2 naik menjadi 62,3 kV dan untuk bus Tulungagung A terinjeksi
Dilihat dari gambar 10 dan 11, menunjukkan posisi tap tegangan sebesar 3,8% dengan tegangan awal 60,5 kV naik
changer trafo distribusi GI trenggalek sesudah dilakukan menjadi 63,1 kV. Aliran daya tegangan pada bus PLTA
penambahan shunt capacitor sebesar 10 MVAR, yaitu trafo 1 Tulungagung dan bus Tulungagung di suplai oleh bus Trenggalek
yang sebelumnya pada posisi tap maksimal yaitu tap 17 berubah selaku bus pemasangan kapasitor bank.
posisi tapnya pada posisi tap 14 dan trafo 2 yang sebelumnya 4.5.Analisa rugi daya sebelum dan sesudah penambahan
pada posisi tap maksimal yaitu tap 18 berubah posisi tapnya pada shunt capacitor
posisi tap 14. MVA LOSSES

9.11 8.94

70 kV sebelum 70 kV sesudah
Gambar 10 Grafik rugi daya saluran
Dari gambar 10 untuk subsistem kediri 70 kV dapat diketahui
total MVA losses mengalami penurunan setelah penambahan

Korespondensi: email penulis : akbarezan70@gmail.com shunt capacitor 10 MVAR pada GI trenggalek di sisi 70 kV. Total
a) Prodi Sistem Kelistrikan, Jurusan Teknik Elektro, Polinema.
Jalan Soekarno-Hatta No. 9 Malang 65141 5 © 2019, Sistem Kelistrikan,, Jurusan Teknik Elektro, Polinema
ELPOSYS: Jurnal Sistem Kelistrikan POLINEMA

Vol. xx No.x,ISSN: 2355 – 9195, E-ISSN: 2356 - 0533

MVA losses saat kondisi sebelum penambahan shunt capacitor


sebesar 10 MVAR pada GI trenggalek sebesar 9,111 MVA,
kemudian MVA losses mengalami penurunan setelah
penambahan shunt capacitor sebesar 10 MVAR pada GI
trenggalek menjadi 8,936 MVA.

5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan menggunakan
bantuan perangkat lunak E-TAP 12.6 adalah:
1. Dengan metode perhitungan manual pemasangan shunt
capacitor pada GI Trenggalek 70 kV diperoleh besar nilai
rating shunt capacitor 2 yang akan dipasang sebesar 10
MVAR.
2. Dari hasil analisis simulasi E-TAP 12.6 untuk kondisi terburuk
tanggal 8 oktober 2018 pada GI Trenggalek setelah
penambahan shunt capacitor sebesar 10 MVAR naik dan
terinjeksi tegangan 3,7 % yaitu sebesar 2,7 kV, dengan
tegangan awal 61,3 kV menjadi 64 kV untuk pengukuran
pukul 10:00.
3. Penambahan Shunt capacitor sebesar 10 MVAR pada sisi 70
kV GI Trenggalek mampu mengurangi rugi daya saluran di
wilayah susbsistem kediri pada saat pengukuran pukul 10:00
tanggal 8 oktober 2018. Dengan rugi daya awal 9,111 MVA
menjadi 8,936 MVA untuk saluran 70 kV.
4. Dengan penambahan shunt capacitor 10 MVAR dapat
mengurangi kerja OLTC pada trafo distribusi GI trenggalek
dengan memperbaiki ketidakstabilan tegangan pada sisi
primer, yang terbukti pada simulasi E-TAP 12.6 untuk
pengukuran pukul 10:00 tanggal 8 oktober 2018 posisi tap
trafo 1 yang sebelumnya pada posisi tap maksimal yaitu tap
17 berubah menjadi tap 14 dan trafo 2 yang sebelumnya pada
posisi tap 18 berubah menjadi tap 14.

5.2 Saran
Ada beberapa hal yang dapat dikembangkan dari hasil
analisis skripsi ini, yaitu:
1. Lebih mempertimbangkan keuntungan penggunaan shunt
capacitor di banding kan dengan melakukan up-rating untuk
mengatasi masalah ketidakstabilan tegangan di GI trenggalek.
2. Untuk trafo IBT ponorogo jika usia trafo sudah tua dan tiba
saatnya pergantian trafo maka disarankan untuk memilih
spesifikasi trafo yang sesuai dengan sistem yang ada yaitu
150/70 kV.

Daftar Pustaka
[1] Hermawan, A. 2008. Distribusi dan Transmisi Sistem Tenaga
Listrik. Malang: Politeknik Negeri Malang, hal 57-64.
[2] Boylestad, R.L. 2010. Introductory Circuit Analysis. Newy
Jersey: Prentice-Hall International Inc.
[3] Hosea, E. 2001. Optimasi Penentuan Lokasi Switched 20 kV
Power Capacitor pada Jaringan Distribusi 20 kV Jawa
Timur. Surabaya: Universitas Kristen Petra, hal 3.
[4] Anonim 5. (2014). Buku PLN : Teori Dasar Listrik, Jakarta:
PT.PLN (Persero), hal 8 & 38.
[5] Sigi, S. 2017. Anslisis Sistem Tenaga 2. Malang: Politeknik
Negeri Malang, hal 49-50 dan 90-91.


Korespondensi: email penulis : akbarezan70@gmail.com
a) Prodi Sistem Kelistrikan, Jurusan Teknik Elektro, Polinema.
Jalan Soekarno-Hatta No. 9 Malang 65141 6 © 2019, Sistem Kelistrikan,, Jurusan Teknik Elektro, Polinema

Anda mungkin juga menyukai