Anda di halaman 1dari 2

1.

Mineralisasi gigi dimulai pada berbagai tahap kehidupan janin sehingga nantinya apabila seorang anak
lahir sebagian besar mahkota gigi sulung telah mengalami mineralisasi. Asupan nutrisi yang tidak
mencukupi dapat membatasi gigi untuk menahan invasi bakteri sehingga gigi mudah terjadi karies. Gigi
merupakan organ fungsional dimana pembentukan benihnya dimulai sejak janin masih berusia 6 minggu
dalam kandungan ibu.Mineral berperan dalam menyusun struktur dasar tulang dan gigi. Kalsium dan
fosfor membentuk suatu kristal hidroksiapatit [Ca10(PO4)6OH2] yang berfungsi memberikan kekerasan
pada gigi. Kekerasan gigi pada daerah enamel lebih besar dibandingkan dentin dan sementum. Hal ini
disebabkan bahan anorganik pada dentin dan sementum lebih rendah dari enamel. Kekerasan enamel
dan dentin mempengaruhi kualitas gigi. Mineral dibagi menjadi dua, yaitu makro dan mikro. Mineral
makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar yaitu lebih dari 100 mg/hari, seperti
kalsium (Ca), klorida (Cl), magnesium (Mg), fosfor (P), natrium (Na), kalium (K), dan sulfur (S). Sedangkan
mineral mikro atau sering disebut sebagai trace element merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah kecil, yaitu kurang dari 100 mg/hari seperti kromium (Cr), tembaga (Cu), fluoride (F),
iodium (I), besi (Fe), mangan (Mn), selenium (Si), dan seng (Zn).(Edina Hartami, Irmawati,
Herawati.PERBEDAAN KADAR KALSIUM DAN FOSFOR GIGI SULUNG PADA ANAK DENGAN DEF-T RENDAH
DAN TINGGI. E-Prodenta Journal of Dentistry. 2019. 3(2): 232-239)

10. Proses terjadinya remineralisasi enamel gigi adalah karena adanya ion kalsium dan

fosfat yang berdifusi dari susu kedelai murni ke dalam mikroporositas enamel. Difusi ion fosfat dan
kalsium dipengaruhi oleh viskositas larutan, viskositas larutan yang baik untuk remineralisasi adalah
viskositas rendah untuk memungkinkan larutan melakukan penetrasi ke dalam mikroporositas enamel.
Pada awalnya mineral kalsium dan fosfor akan terdeposit pada lapisan permukaan mikroporositas,
kemudian mineral difusi masuk ke dalam mikroporositas enamel. Mineral yang masuk dapat berdifusi ke
segala arah

diantara kristal enamel kemudian diserap oleh hypomineralized enamel, yaitu enamel yang sebelumnya
mengalami demineralisasi.Remineralisasi dapat terjadi jika pH netral, terdapat ion Ca2+ dan PO4 3- yang
cukup pada lingkungan. Ion kalsium dan fosfat akan menghambat proses penguraian hidroksiapatit dan
menyebabkan terjadinya rebuilding atau pembangunan kembali sebagian kristal hidroksiapatit yang
larut. Mikroporositas yang disebabkan oleh karena etsa asam mengakibatkan enamel gigi memiliki
energi tegangan permukaan yang tinggi sehingga memungkinkan mineral kalsium dan fosfor masuk ke
dalam mikroporositas tersebut. Mikroporositas enamel yang terjadi akan terisi kalsium dan fosfat,
karena kandungan mineral susu kedelai adalah kedua ion tersebut,

karena mikroporositas enamel hanya akan diisi dengan ion mineral yang memiliki jari-jari ionik yang
sama dengan jari-jari ionik mineral yang hilang. Pergantian mineral pada mikroporositas enamel akan
stabil hanya bila ion kalsium dan fosfor yang larut juga tergantikan dengan kedua ion tersebut.Di dalam
mikroporositas, ion kalsium dan fosfor akan meningkatkan derajat saturasi hidroksiapatit. Derajat
saturasi ini dipengaruhi oleh konsentrasi kalsium dan fosfor dalam lingkungan sekitar enamel. Semakin
tinggi konsentrasi kalsium dan fosfor di lingkungan maka derajat saturasi akan semakin meningkat.
Konsentrasi kalsium dan fosfat yang tinggi akan mengakibatkan presipitasi cepat mineral kalsium dan
fosfat pada mikroporositas enamel. Presipitasi mineral kalsium dan fosfat ini akan mengakibatkan
penutupan mikroporositas enamel dan hal inilah yang disebut sebagai remineralisasi enamel.
(Widyaningtyas, et al., Analisis Peningkatan Remineralisasi Enamel Gigi setelah Direndam dalam Susu
Kedelai Murni (Glycine max (L.) Merill) Menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Jurnal
Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 2), Mei 2014)

4.Demineralisasi gigi adalah larutnya mineral enamel gigi akibat konsentrasi asam yang mempunyai pH
di bawah 5,5 lebih tinggi pada permukaan enamel dari pada di dalam enamel. Demineralisasi akan
berhenti jika konsentrasi asam rendah dan konsentrasi kalsium atau fosfor dalam saliva kembali tinggi
sehingga terjadi proses remineralisasi. Demineralisasi yang terjadi terus-menerus akan mengakibatkan
porositas pada permukaan enamel dan mengarah pada terjadinya keadaan patologis.(Jeanny Kathleen
H., Cecilia G.J.Lunardhi, Ari Subiyanto.Kemampuan Bioaktif Glass (Novamin) dan Casein Peptide
Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP) terhadap Demineralisasi Enamel.Conservative Dentistry
Journal Vol.7 No.2 Juli-Desember 2017 :111-119)

Anda mungkin juga menyukai