SEKITAR
Oleh :
Suzan Fitrina Yuzmilar (P17320121096)
Tingkat 1 B
Kelompok 4
Pembimbing
Kamsatun, Skep. Ners. M.Kep (P)(KAM)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga
saya bisa menyelesaikan Makalah Clinical Judgment Reasoning ini. Adapun tujuan disusunnya laporan
ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Keperawatan.
Tersusunnya makalah ini tentu bukan karena buah kerja keras saya semata, melainkan juga atas
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang membantu terselesaikannya laporan ini, diantaranya:
1. Kamsatun, Skep. Ners. M.Kep (P)(KAM) selaku dosen pembimbing kelompok 4 mata kuliah
Metodologi Keperawatan.
2. Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Saya sangat menyadari bahwa makalah ini masihlah jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya
selaku penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
bisa tersusun lebih baik lagi. Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
B. Analisa Situasi
Hipertensi adalah istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat
mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa sekaligus
meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, bahkan kematian. Kasus hipertensi di
lingkungan saya sangat banyak. Hampir setiap rumah di lingkungan saya memiliki setidaknya
satu anggota keluarga yang mengidap hipertensi. Kebanyakan dari mereka berjenis kelamin laki-
laki termasuk ayah saya yang membuat ia mengalami stroke.
Hipertensi bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit, bocor, pecah, atau tersumbat.
Hal ini dapat mengganggu aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak. Jika hal ini
terjadi, sel-sel dan jaringan otak pun akan mati dan menyebabkan terjadinya stroke.
5. Gangguan Ginjal
Salah satu dampak buruk dari hipertensi, terutama pada hipertensi yang tidak terkontrol
adalah munculnya berbagai gangguan pada ginjal. Gangguan pada ginjal akibat tekanan darah
tinggi yang sering terjadi adalah gagal ginjal, yang menimbulkan gejala-gejala, seperti:
Bengkak pada kedua tungkai.
Terdapat darah dalam urine.
Terdapat protein pada urine.
Frekuensi buang air kecil menurun, akibat penurunan produksi urine.
Penurunan kadar hemoglobin dalam darah (anemia).
Sesak napas akibat penumpukan cairan di paru-paru.
6. Sindrom Metabolik
Hipertensi juga dapat memicu terjadinya sindrom metabolik. Sindrom ini merupakan
sekelompok kondisi yang mengganggu proses metabolisme tubuh. Kumpulan gejalanya
terjadi dalam waktu yang bersamaan, yaitu:
Hipertensi (tekanan darah tinggi).
Hiperglikemia (kadar gula darah tinggi).
Hiperkolesterolemia (kadar kolesterol tinggi).
Obesitas (kelebihan berat badan).
7. Disfungsi Seksual
Ketidakmampuan untuk memiliki dan mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi) menjadi
kondisi yang umum pada pria saat berusia 50 tahun. Namun, pria dengan tekanan darah tinggi
bahkan lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi.
Hal itu karena aliran darah yang terbatas akibat tekanan darah tinggi bisa menghalangi darah
mengalir ke penis. Wanita juga bisa mengalami disfungsi seksual akibat tekanan darah tinggi.
Berkurangnya aliran darah ke vagina bisa menyebabkan penurunan hasrat atau gairah seksual,
kekeringan vagina, atau kesulitan mencapai orgasme.
E. Penyebab Hipertensi
Hipertensi terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Masing-masing
memiliki penyebab yang berbeda, seperti berikut ini.
1. Hipertensi Primer
Sering kali, penyebab terjadinya hipertensi pada kebanyakan orang dewasa tidak
diketahui. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap
selama bertahun-tahun.
2. Hipertensi Sekunder
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena kondisi kesehatan yang
mendasarinya. Hipertensi sekunder cenderung muncul tiba-tiba dan menyebabkan
tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer.
Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:
Obstruktif sleep apnea (OSA).
Masalah ginjal.
Tumor kelenjar adrenal.
Masalah tiroid.
Cacat bawaan di pembuluh darah.
Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit
yang dijual bebas.
Obat-obatan terlarang.
F. Solusi Masalah
Hipertensi dapat dicegah dengan mengubah pola hidup dan pola makan menjadi lebih sehat
secara rutin. Penuhi asupan gizi tubuh seimbang, asupan cairan harian tubuh,
dan berolahraga secara teratur.
Sebagian pengidap hipertensi harus mengonsumsi obat seumur hidup guna mengatur tekanan
darah. Namun, jika tekanan darah sudah terkendali melalui perubahan gaya hidup, penurunan
dosis obat atau konsumsinya dapat dihentikan. Perhatikan selalu dosis obat yang diberikan dan
efek samping yang mungkin terjadi. Obat-obatan yang umumnya diberikan kepada para pengidap
hipertensi, antara lain:
Obat untuk membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui urine. Pasalnya,
hipertensi membuat pengidapnya rentan terhadap kadar garam tinggi dalam tubuh.
Obat untuk melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah bisa menurun. Perlu
diketahui bahwa hipertensi membuat pengidapnya rentan mengalami sumbatan pada
pembuluh darah.
Obat yang bekerja untuk memperlambat detak jantung dan melebarkan pembuluh darah.
Obat penurun tekanan darah yang berfungsi untuk membuat dinding pembuluh darah
lebih rileks.
Obat penghambat renin untuk menghambat kerja enzim yang berfungsi menaikkan
tekanan darah. Jika renin bekerja berlebihan, tekanan darah akan naik tidak terkendali.
Selain konsumsi obat-obatan, pengobatan hipertensi juga bisa dilakukan melalui terapi relaksasi,
misalnya terapi meditasi atau terapi yoga. Namun, pengobatan hipertensi tidak akan berjalan
lancar jika tidak disertai dengan perubahan gaya hidup, seperti menjalani pola makan dan hidup
sehat, serta olahraga teratur.
Pencegahan Hipertensi
Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi, yaitu: