Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH CLINICAL JUDGMENT REASONING DI LINGKUNGAN

SEKITAR

Oleh :
Suzan Fitrina Yuzmilar (P17320121096)
Tingkat 1 B
Kelompok 4

Pembimbing
Kamsatun, Skep. Ners. M.Kep (P)(KAM)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG


JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga
saya bisa menyelesaikan Makalah Clinical Judgment Reasoning ini. Adapun tujuan disusunnya laporan
ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Keperawatan.
Tersusunnya makalah ini tentu bukan karena buah kerja keras saya semata, melainkan juga atas
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang membantu terselesaikannya laporan ini, diantaranya:
1. Kamsatun, Skep. Ners. M.Kep (P)(KAM) selaku dosen pembimbing kelompok 4 mata kuliah
Metodologi Keperawatan.
2. Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Saya sangat menyadari bahwa makalah ini masihlah jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya
selaku penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
bisa tersusun lebih baik lagi. Saya berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

Bandung, 24 Agustus 2021

Suzan Fitrina Yuzmilar


A. Deskripsi Situasi
Hipertensi atau yang biasa disebut tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan
darah sistolik di atas batas normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mmHg (WHO, 2013; Ferri, 2017).
Pengidap hipertensi di lingkungan saya sangat banyak, hampir setiap rumah memiliki
setidaknya satu anggota keluarga yang mengidap hipertensi. Pengidap hipertensi di lingkungan
saya kebanyakan dialami oleh orang dewasa berumur lebih dari 40 tahun.

B. Analisa Situasi
Hipertensi adalah istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat
mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa sekaligus
meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, bahkan kematian. Kasus hipertensi di
lingkungan saya sangat banyak. Hampir setiap rumah di lingkungan saya memiliki setidaknya
satu anggota keluarga yang mengidap hipertensi. Kebanyakan dari mereka berjenis kelamin laki-
laki termasuk ayah saya yang membuat ia mengalami stroke.
Hipertensi bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit, bocor, pecah, atau tersumbat.
Hal ini dapat mengganggu aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak. Jika hal ini
terjadi, sel-sel dan jaringan otak pun akan mati dan menyebabkan terjadinya stroke.

C. Dampak Hipertensi Terhadap Kesehatan


Tekanan darah tinggi tergolong kondisi yang serius, apalagi jika tidak terkontrol. Ada banyak
risiko penyakit berbahaya yang mengintai. Berikut beberapa bahaya atau penyakit yang dapat
ditimbulkan akibat tekanan darah tinggi:
1. Serangan Jantung
Salah satu dampak buruk, yang juga mematikan, dari tekanan darah tinggi adalah serangan
jantung. Tekanan darah yang tinggi pada pembuluh darah menimbulkan gangguan pada
jantung, yang kemudian memicu serangan jantung.
2. Stroke
Hipertensi yang tidak terkontrol menjadi salah satu faktor risiko utama dari stroke. Oleh
karena itu, jika didiagnosis hipertensi, sebaiknya jaga pola makan dan pola hidup sehat, agar
tekanan darah bisa terkendali dan risiko stroke pun bisa dihindari.
3. Retinopati Hipertensif
Indera penglihatan merupakan salah satu hal penting yang menunjang kehidupan kita sehari-
hari. Sedikit saja mengalami penurunan fungsi, dampaknya bisa menjadi besar.
4. Penyakit Pembuluh Darah Arteri
Hipertensi juga dapat berdampak pada penyakit pembuluh darah arteri. Biasanya penyakit ini
menyerang pembuluh darah arteri pada lengan dan tungkai, yang dapat menyebabkan
beberapa gejala, seperti: 

 Rasa pegal dan mudah lelah ketika berjalan kaki.


 Menimbulkan kematian jaringan tungkai dan lengan (gangrene).
 Menyebabkan kesemutan dan baal pada tungkai dan lengan.

5. Gangguan Ginjal
Salah satu dampak buruk dari hipertensi, terutama pada hipertensi yang tidak terkontrol
adalah munculnya berbagai gangguan pada ginjal. Gangguan pada ginjal akibat tekanan darah
tinggi yang sering terjadi adalah gagal ginjal, yang menimbulkan gejala-gejala, seperti:
 Bengkak pada kedua tungkai.
 Terdapat darah dalam urine.
 Terdapat protein pada urine.
 Frekuensi buang air kecil menurun, akibat penurunan produksi urine.
 Penurunan kadar hemoglobin dalam darah (anemia).
 Sesak napas akibat penumpukan cairan di paru-paru.
6. Sindrom Metabolik
Hipertensi juga dapat memicu terjadinya sindrom metabolik. Sindrom ini merupakan
sekelompok kondisi yang mengganggu proses metabolisme tubuh. Kumpulan gejalanya
terjadi dalam waktu yang bersamaan, yaitu:
 Hipertensi (tekanan darah tinggi).
 Hiperglikemia (kadar gula darah tinggi).
 Hiperkolesterolemia (kadar kolesterol tinggi).
 Obesitas (kelebihan berat badan).
7. Disfungsi Seksual
Ketidakmampuan untuk memiliki dan mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi) menjadi
kondisi yang umum pada pria saat berusia 50 tahun. Namun, pria dengan tekanan darah tinggi
bahkan lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi.
Hal itu karena aliran darah yang terbatas akibat tekanan darah tinggi bisa menghalangi darah
mengalir ke penis. Wanita juga bisa mengalami disfungsi seksual akibat tekanan darah tinggi.
Berkurangnya aliran darah ke vagina bisa menyebabkan penurunan hasrat atau gairah seksual,
kekeringan vagina, atau kesulitan mencapai orgasme. 

D. Faktor Risiko Hipertensi


Seiring bertambahnya usia, seseorang akan memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk
mengalami hipertensi. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko hipertensi yaitu:
 Berusia di atas 65 tahun.
 Konsumsi makanan tinggi garam berlebihan.
 Kelebihan berat badan atau obesitas.
 Adanya riwayat keluarga dengan kondisi medis yang sama.
 Kurang asupan buah dan sayuran.
 Jarang berolahraga.
 Mengonsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang mengandung kafein.
 Mengonsumsi minuman beralkohol.

E. Penyebab Hipertensi
Hipertensi terbagi menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Masing-masing
memiliki penyebab yang berbeda, seperti berikut ini.
1. Hipertensi Primer
Sering kali, penyebab terjadinya hipertensi pada kebanyakan orang dewasa tidak
diketahui. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap
selama bertahun-tahun.
2. Hipertensi Sekunder
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena kondisi kesehatan yang
mendasarinya. Hipertensi sekunder cenderung muncul tiba-tiba dan menyebabkan
tekanan darah lebih tinggi daripada hipertensi primer.
Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:
 Obstruktif sleep apnea (OSA).
 Masalah ginjal.
 Tumor kelenjar adrenal.
 Masalah tiroid.
 Cacat bawaan di pembuluh darah.
 Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit
yang dijual bebas. 
 Obat-obatan terlarang.

F. Solusi Masalah
Hipertensi dapat dicegah dengan mengubah pola hidup dan pola makan menjadi lebih sehat
secara rutin. Penuhi asupan gizi tubuh seimbang, asupan cairan harian tubuh,
dan berolahraga secara teratur.
Sebagian pengidap hipertensi harus mengonsumsi obat seumur hidup guna mengatur tekanan
darah. Namun, jika tekanan darah sudah terkendali melalui perubahan gaya hidup, penurunan
dosis obat atau konsumsinya dapat dihentikan. Perhatikan selalu dosis obat yang diberikan dan
efek samping yang mungkin terjadi. Obat-obatan yang umumnya diberikan kepada para pengidap
hipertensi, antara lain:
 Obat untuk membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui urine. Pasalnya,
hipertensi membuat pengidapnya rentan terhadap kadar garam tinggi dalam tubuh.
 Obat untuk melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah bisa menurun. Perlu
diketahui bahwa hipertensi membuat pengidapnya rentan mengalami sumbatan pada
pembuluh darah. 
 Obat yang bekerja untuk memperlambat detak jantung dan melebarkan pembuluh darah.
 Obat penurun tekanan darah yang berfungsi untuk membuat dinding pembuluh darah
lebih rileks. 
 Obat penghambat renin untuk menghambat kerja enzim yang berfungsi menaikkan
tekanan darah. Jika renin bekerja berlebihan, tekanan darah akan naik tidak terkendali.

Selain konsumsi obat-obatan, pengobatan hipertensi juga bisa dilakukan melalui terapi relaksasi,
misalnya terapi meditasi atau terapi yoga. Namun, pengobatan hipertensi tidak akan berjalan
lancar jika tidak disertai dengan perubahan gaya hidup, seperti menjalani pola makan dan hidup
sehat, serta olahraga teratur.

Pencegahan Hipertensi

Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi, yaitu:

 Mengonsumsi makanan sehat.


 Batasi asupan garam. 
 Mengurangi konsumsi kafein yang berlebihan.
 Berhenti merokok.
 Berolahraga secara teratur.
 Menjaga berat badan.
 Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.

Anda mungkin juga menyukai