ABSTRAK
Ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan kembung (Scomber canagorta) merupakan jenis ikan
yang dikonsumsi hanya bagian daging sedangkan bagian gastrointestinal (GI) dibuang sebagai
limbah terhadap lingkungan. Bagian GI ikan-ikan ini mengandung banyak jenis dari bakteri yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber bakteri penghasil protein sel tunggal (PST) dengan proses
fermentasi. Aplikasi pemanfaatan protein yang bersumber dari bakteri lebih sering digunakan
dibandingkan sumber dari hewan dan fungi, hal ini dikarenakan proses pertumbuhan dan
regenerasinya yang sangat cepat. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh kondisi optimum
dalam produksi protein dan penentuan kadar protein yang didapat dari GI ikan nila (O. niloticus)
dan ikan kembung (S. canagorta) menggunakan metode Bradford dengan alat spektrofotometer
UV-Vis. Isolat-isolat terpilih dari sumber ikan nila (O. niloticus) adalah N1, N2, dan N3
sedangkan sumber ikan kembung (S. canagorta) adalah K1, K2, dan K3. Tahapan dalam
penentuan kondisi optimum produksi PST adalah penentuan waktu fermentasi, temperatur dan
pH. Isolat terpilih dari sumber ikan nila (O. niloticus) dan ikan kembung (S. canagorta) N3 dan
K3 berdasarkan kondisi optimum produksi PST. Waktu fermentasi optimum dari isolat N3 dan
K3 adalah 36 jam, temperatur optimum dari isolat N3 dan K3 yaitu 40oC dan derajat keasaman
optimum dari isolat N3 dan K3 adalah pH 7. Hasil penelitian terhadap kondisi optimum produksi
PST pada isolat N3 dan K3 memiliki kondisi optimum yang sama yaitu waktu fermentasi 36
jam, temperatur 40oC dan pH 7 dengan kadar PST masing-masing untuk isolat terpilih N3 dan
K3 yaitu 1,123 dan 1,039 mg/ml.
Kata kunci : Protein sel tunggal, Oreochromis niloticus, Scomber canagorta, pH,
temperatur, fermentasi
24
JKK, Tahun 2016, Vol 5(1), halaman 24-28 ISSN 2303-1077
makanan atau pakan, tidak mengandung FeSO4.7H2O, kasein, larutan buffer, Bovine
senyawa yang beracun, dan biaya Serum Albumin (BSA), pereaksi bradford.
produksinya murah (Adedayo et al., 2011).
Pemanfaatan PST dapat digunakan Preparasi Sampel (Gethanjali dan
sebagai pengganti protein dari sumber Subash., 2011; Balaji et al., 2012).
konvensional seperti hasil pertanian, Ikan dibedah bagian perutnya
perikanan, dan peternakan (Nigam, 1998; dengan pisau steril dan dipisahkan GI dari
Batubara, 2009; Ashok et al., 2014 ) ikan. Selanjutnya dibuat larutan homogen
Protein yang bersumber dari bakteri dengan penambahan GI ke larutan natrium
lebih banyak dimanfaatkan dibandingkan klorida 0.9%. (10:1; volume:berat) dibuat
dengan hewan dan fungi. Hal ini larutan hingga 10-6. Selanjutnya dilarutkan
dikarenakan pertumbuhan dari bakteri sampel (0.1 ml) ke media padat saline
sangat cepat, tidak membutuhkan media nutrient agar kemudian diinkubasi pada
atau ruangan yang besar dan proses temperatur 37oC selama 24 jam. Koloni
regenerasinya sangat cepat. Salah satu dengan kecerahan dan zona diameter
sumber dari bakteri dapat ditemukan pada terbaik yaitu isolat terpilih dari ikan
bagian GI biawak (Megiandari, 2009), ikan kembung (S. canagorta) adalah K1, K2, dan
Cyprinus carpio (Balaji et al., 2012) dan ikan K3 sedangkan ikan nila (O. niloticus) adalah
Labeo rohita (Gethanjali dan Subash., N1, N2, dan N3. Isolat-isolat ini dipindahkan
2011). Jenis bakteri yang mungkin ke media skim milk salt agar sebagai
ditemukan pada ikan adalah Pseudomonas penghasil protein pada waktu fermentasi 24
sp, Bacillus sp, Micrococcus sp, jam dan temperatur 37oC. Selanjutnya
Staphylococcus sp, Streptococcus sp isolat-isolat ini digunakan untuk sampel
(Buller, 2004). investigasi selanjutnya.
Penelitian ini menggunakan bagian
GI ikan nila (O. niloticus) dan ikan kembung Produksi Protein (Gethanjali dan
(S. canagorta) digunakan sebagai sumber Subash., 2011).
bakteri penghasil PST. Habitat antara ikan Media cair yang digunakan dalam
nila yang hidup di air tawar dan ikan produksi protein adalah mengandung 0.5 %
kembung yang hidup di air asin merupakan glukosa (w/v), 0.75 % pepton (w/v), 0.05 %
suatu perbedaan lingkungan yang sangat MgSO4.7H2O (w/v), 0.05 % KH2PO4 (w/v)
menonjol yaitu dari tingkat salinitas yang dan 0,01% FeSO4.7H2O (w/v) kemudian
berbeda dan keanekaragaman sumber dibiakan dengan variasi 6 hingga 48 jam di
makanan yang berbeda sehingga perlu dalam inkubator shaking (140 rpm) pada
dilakukan penelitian mengenai optimasi temperatur 40oC dan pH 7. Setelah proses
produksi protein dari GI ikan nila (O. fermentasi diatas selesai selanjutnya di
niloticus) dan ikan kembung (S. canagorta) lakukan sentrifugal 10.000 rpm selama 15
berdasarkan pH, temperatur dan waktu menit dan dipisahkan supernatan yang
fermentasi serta kadar protein yang bebas sel sebagai protein preparasi
diperoleh menggunakan metode Bradford selanjutnya dilakukan uji kadar protein
dengan alat spektrofotometer UV-Vis. dengan metode Bradford.
25
JKK, Tahun 2016, Vol 5(1), halaman 24-28 ISSN 2303-1077
1,2 0,6
1,0 0,4
Konsentrasi (mg/ml)
26
JKK, Tahun 2016, Vol 5(1), halaman 24-28 ISSN 2303-1077
0,4
1 1,039 0,465
0,2
0,8
0,6 0
5 6 7 8 9 10
0,4 pH
0,345 0,313
0,2 Gambar 6. Isolat K3 variasi pH pada
0,128
0 temperatur 40oC dan waktu
20 30 40 50 60 70 fermentasi 36 jam
Temperatur (oC) Berdasarkan hasil penelitian maka
Gambar 4. Isolat K3 variasi temperatur dapat diketahui bahwa isolat dari N3 dan K3
pada pH 7 dan waktu memiliki kondisi optimum yang sama yaitu
fermentasi 36 jam pada temperatur 40oC, pH 7, dan waktu
fermentasi 36 jam sehingga N3 dan K3
Pengaruh variasi pH dilakukan pada memiliki potensi sebagai penghasil PST.
temperatur dan waktu fermentasi optimum Hal ini dapat dilihat pada penelitian
yaitu 40oC dan 36 jam terhadap isolat N3 terdahulu yaitu pH 7 dan temperatur 40oC
dan K3. Berikut ini adalah gambar grafik untuk GI ikan Cyprinus carpio (Balaji et al.,
variasi pH terhadap kadar protein. 2012), pH 9 dan temperatur 40oC untuk GI
ikan Labeo rohita (Gethanjali dan Subash.,
2011), pH 9 dan temperatur 55oC usus
1,2 biawak Varanus salvator (Megiandari,
1,123
Kadar Protein (mg/ml)
2009).
1
SIMPULAN
0,8
Berdasarkan hasil penelitian yang
0,6 0,655 telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
0,452 1. Waktu fermentasi, temperatur dan pH
0,4
0,462 untuk menghasilkan produk protein dari
0,2 isolat K3 dan N3 memiliki kondisi
optimum yang sama yaitu 36 jam, pH 7
0
dan suhu 40oC.
5 6 7 pH 8 9 10
2. Kadar protein dari isolat K3 dan isolat
Gambar 5. Isolat N3 variasi pH pada N3 yaitu 1,039 mg/ml dan 1,123 mg/ml.
temperatur 40oC dan waktu
fermentasi 36 jam DAFTAR PUSTAKA
Adedayo, M.R., Ajiboye, E.A., Akintunde,
Berdasarkan gambar 5 dan 6 diperoleh
J.K., dan Odaibo, A., 2011, Single Cell
konsentrasi protein yang meningkat hingga
Proteins: As Nutritional Enhancer,
pH 7 karena kesesuaian kondisi keasaman
Pelagia Research Library, Vol.2 (5):
dengan lingkungan hidup dari bakteri
396-409.
sehingga aktivitas pertumbuhannya untuk
Ashok, G.V., Pounikar, M.A dan Gulhane,
mengubah substrat menjadi protein juga
P.A., 2014, Liquid Whey: A Potential
meningkat, tetapi setelah pH 7 konsentrasi
Substrate for Single Cell Protein
protein menurun yang disebabkan proses
Production from Bacillus subtilis NCIM
denaturasi protein sehingga aktivitas
2010, Int. J. of Life Sciences, Vol. 2(2):
biologis dari bakteri terganggu akibat dari
119-123.
27
JKK, Tahun 2016, Vol 5(1), halaman 24-28 ISSN 2303-1077
Buller N.B., 2004, Bacteria from Fish and Hui, Y.H., 2006, Food Biochemistry And
Other Aquatic Animals A Practical Food Processing, First
Identification Manual, CABI Publishing. Edition,Blackwell Publishing, IOWA.
Balaji N., Rajasekaran K. M, Kanipandian Kordik, K., 2010, Budidaya Ikan Nila di
N., Vignesh V dan Thirumurugan R., Kolam Terpal, Lily Publisher,
2012, Isolation and screening of Yogyakarta.
proteolytic bacteria from freshwater Mathews, Von Holde and Ahren, 2004,
Fish Cyprinus Carpio, International Biochemistry, Third Edition, Companio
Multidisciplinary Research Journal, Vol Website.
2(6):56-59. Megiandari, A., 2009, Isolasi Dan Pencirian
Batubara, U. M., 2009. Pembuatan Pakan Enzim Protease Keratinolitik Dari Usus
Ikan dari Protein Sel Tunggal Bakteri Biawak Air, Departemen Kimia Fakultas
Fotosintetik Anoksigenik dengan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Memanfaatkan Limbah Cair Tepung Alam Institut Pertanian Bogor (Skripsi).
Tapioka yang Diuji pada Ikan Nila Nelson D.L and Cox M. M., 2008, Lehninger
(Oreochormis niloticus), Departemen Priciples of Biochemistry, fifth edition,
Biologi USU: Medan (Skripsi). W.H. Freeman and Company, New
Direktorat Jenderal Perikanan, 1990, Buku York.
Pedoman Pengenalan Sumber daya Nigam, J.N., 1998. Single cell Protein from
Perikanan Laut, Jakarta. Pineapple Cannery Effluent. World
Geethanjali, S., dan Subash, A., 2011, Journal of Microbiology &
Optimization Of Protease Production Biotechnology. 14: 693-696.
By Bacillus subtilis Isolated From Mid Pawignya, H., 2011, Pembuatan Protein Sel
Gut Of Fresh Water Fish Labeo Rohita, Tunggal dari Limbah Nanas dengan
world journal of fish and marine Proses Fermentasi, Prosiding Seminar
sciences, Vol.3(1) : 88-95. Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”,
Huffard, C.L., Mark V.E., dan Tiene G., ISSN 1693 – 4393.
2012, Prioritas Geografi
Keanekaragaman Hayati Laut Untuk
Pengembangan Kawasan Konservasi,
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
28