Anda di halaman 1dari 33

Jurusan Teknik Doc. No.

17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

1.4. MAIN PROPULSION SYSTEM


1.4.1. Perhitungan Tahanan Kapal

UKURAN UTAMA KAPAL


Type : Tanker

Lwl : 88.20 m

Lpp : 84.00 m

B : 13.40 m

H : 8.00 m

T : 5.80 m

Vs : 12 Knots = 6.1728 m/s

Cb : 0,66

Radius pelayaran : ± 800 miles ( Surabaya – Kendari)

1. Menghitung Volume

 = L x B x T x Cb
= 88.20 x 13.4 x 5.80 x 0,66
= 4524.236 m3

2. Menghitung displasement

 = L x B x T x Cb x 
= 88.20 x 13.4 x 5.80 x 0,66 x 1,025
= 4637.34 tons dimana  = masa jenis air laut ( 1,025 ton/m3 )
3. Menghitung luas Permukaan Basah ( S )

S = 1,025 x Lwl (Cb.B + 1,7 T) ...(harvald 5.5.31, tahanan dan propulsi kapal, hal 133)

= 1.025 x 88.20 (0.66 x 13.4 + 1,7 x5.8 )

= 1690.94 m2

Rasio Lebar/Sarat : B/T= 13.4/5.8

= 2,31

4. Menentukan Bilangan Froude Number ( Fn )

Vs = 12 knot ( 1 knot = 0,5144 m/s )

= 6.1728 m/s
g = Percepatan gravitasi standar
2
= 9,81 m / detik
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

Fn = Vs
gL

= 6.1728/(9,81 x 88.20) 1/2

= 0.21 m/s

5. Menghitung Angka Reynold

Rn = ( Vs x Lwl) / 

v merupakan koefisien viskositas Kinematis pada 150 C = 0.00000118 m2/dt


Rn = (6.1728 x 88.20) /0.00000118

= 461390644.1 m3/s2

6. Mencari koefisien tahanan gesek ( Cf )

Koefisien tahanan gesek didapat dengan rumus :

Cf = 0.075/(log Rn-2)2 ( Harvald 5.5.14, Tahanan Dan Propulsi Kapal Hal 118)

= 0,075/(log461390644.1 – 2)2

= 0,000999

7. Menentukan Harga Cr ( Kofisien tahanan sisa ) Dari Diagram

Koefisien tahanan sisa kapal dapat ditentukan melalui diagram Guldhammer - Harvald dengan
hasilnya adalah sebagai berikut
L / 1/3 = 88.20 / 4524.236 ⅓
= 5.333
Fn = 0,21
 = 0.67 Koefisient Prismatik

Dari diagram Guldhammer dan Harvald (hal. 123 – 124) diperoleh:

A B

1. L / 1/3 = 5,0 Cr = 0,0014

2. L / 1/3 = 5,333 Cr = .....................(Dicari Dengan interpolasi)

3. L / 1/3 = 5,5 Cr = 0,00118

Diambil harga Cr :

( A2  A1 ) x ( B3  B1 )
Cr 0,00162 ( dari interpolasi ( B1 x )
( A3  A1 )

Cr = 0.0012553578
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

 Rasio B/T
Bila diagram tersebut dibuat berdasarkan rasio lebar-sarat B/T = 2,5 maka harga Cr untuk kapal
yang mempunyai rasio lebar-sarat lebih besar atau lebih kecil daripada harga tersebut harus
dikoreksi, sesuai pada buku TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD hal. 119 harus
dikoreksi, sesuai pada buku TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD hal. 119

B/T = 13.4/5.8

= 2.31

10^3CR = 10^3CR+0,16 ( B/T – 2,5 )

10^3CR = 10^3 x 0.001253578 + 0,16 ( 2.31 – 2,5 )

Cr = 0,001223233

 Adanya penyimpangan LCB

LCB dari Tugas Rencana Garis adalah

LCB = 1.074

Penentuan LCB standart dalam % dengan acuan grafik LCB Standart, buku TAHANAN DAN
PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD hal. 130, gambar 5.5.15

LCB Standar = 30%

(harga minus menunjukkan bahwa LCB terletak di belakang kapal)

ΔLCB = LCBsebenarny – LCBstandart

ΔLCB = 1.074 – 30%

ΔLCB = 1.21468

∂10^3 Cr/ ∂LCB = 0,21 ( dilihat pada grafik 5.5.13,5 Buku Tahanan Kapal)

10^3 Cr = 10^3 Cr (standart) +∂10^3 Cr / ∂LCB x ∆ LCB

Cr = 0,0006

- Anggota badan Kapal

dalam hal ini yang perlu dikoreksi adalah :

i. Bos Baling-baling

untuk kapal penuh Cr dinaikkan sebesar 3-5%, diambil 4% (tentukan persentasenya), sehingga :

Cr = 7.288E-05
ii. Bracket dan poros baling-baling

untuk kapal ramping Cr dinaikkan sebesar 5-8%, diambil 6% sehingga :

Cr = 7.50677E-05
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

Tahanan Tambahan

Koefisien penambahan tahanan untuk korelasi model-kapal umumnya sebesar Ca = 0.0004 namun
pengalaman lebih lanjut menunjukkan bahwa cara demikian itu tidak selalu benar, maka diusulkan
koreksi untuk pengaruh kekasaran dan pengaruh sebagai berikut untuk kondisi pelayaran percobaan’
Dari perhitungan awal diperoleh displacement kapal sebesar = 2727,915 ton

Displacement pada buku TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD hal. 132 yaitu :

a B

∆ Ca

1 1000 0.0006

2 4637.34

3 10000 0.0004

untuk dapat menentukan besarnya Ca, maka perlu adanya interpolasi sabagai berikut :

( A2  A1 ) x( B3  B1 )
( B1 x
( A3  A1 )

Ca = 0.00052

Tahanan Udara

Karena data mengenai angin dalam perancangan kapal tidak diketahui maka disarankan untuk
mengoreksi koefisien tahanan udara (TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD 5.5.26 hal
132)

Caa = 0.00007

Tahanan Kemudi

berdasarkan TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV. AA HARVALD 5.5.27 hal. 132 koreksi untuk
tahanan kemudi mungkin sekitar :

Cas = 0.00004

8. Menghitung Tahanan Total Kapal

Koefisien tahanan total kapal atau Ct, dapat ditentukan dengan menjumlahkan seluruh koefisien -
koefisien tahanan kapal yang ada :

CT = Cf + Cr + Ca + Caa + Cas

= 0,000984 + 0.00163 + 0.00052 + 0.00007 + 0.00004

= 0.002396807

sehingga tahanan total :


Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

RT = CT x 0.5 x ρ air laut x Vs2 x S

= 0.003244 x 0.5 x 1025 x 7.202 x 1690.94

= 75375.2959 N
= 75.3752959 kN
RT ( dinas) = (1 + 15% ) x RT

= (1 + 15% ) x 75.3752959

= 86.68159029 kN
Penambahan sebesar 15% ialah bergantung dari daerah pelayaran kapal

1.4.2. PERHITUNGAN DAYA MOTOR PENGGERAK UTAMA

Setelah harga dari tahanan kapal diperoleh, maka kita dapat menentukan secara kasar (draft) nilai
untuk besarnya daya motor penggerak utama yang diperlukan. Langkah langkah yang harus
dilakukan ialah sebagai berikut :

1. Menghitung Daya Efektif Kapal (EHP)

Perhitungan daya efektif kapal (EHP) menurut buku TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV. AA
HARVALD hal. 135

EHP = Rt (dinas) x Vs

= 167.601 x 7.2

= 535.0681205 Kw
= 718.2122423 HP
2. Menghitung Wake Friction (W)

Pada perencanaan ini digunakan tipe single screw propeller sehingga nilai w adalah

W = 0,5Cb – 0,05

= 0,5 x 0,66 – 0,05

= 0,28

3. Menghitung Thrust Deduction Factor (T)

Nilai t dapat dicari dari nilai w yang telah diketahui yaitu

t=kxw nilai k antara 0,7 – 0,9 diambil k = 0,9

= 0,9 x 0,28

= 0,252

4. Menghitung Speed Of Advance (Va)

Va = ( 1- w ) x Vs

= ( 1 – 0,28 ) x 6.1728 m/s

= 4.444 m/s
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

5. Menghitung Efisiensi Propulsif

a. Efisiensi Relatif Rotatif (ηrr)

harga ηrr untuk kapal dengan propeller tipe single screw berkisar 1,02-1,05. pada perencanaan
propeller dan tabung poros propeller ini diambil harga ηrr sebesar =1,02

b. Efisiensi Propulsi (ηp)

nilainya antara 40 -80 % dan diambil 40%

c. Efisiensi Lambung (ηH)

(ηH) = ( 1- t ) / ( 1- w)

= (1- 0,252)/(1-0,28)

= 1,03889

d. Coefisien Propulsif (Pc)

(Pc) = ηrr x ηp x ηH

= 1.02 x 40% x 1.03889

= 0.423866712

6. Menghitung Daya Pada Tabung Poros Buritan Baling-Baling (Dhp)

Daya pada tabung poros baling-baling dihitung dari perbandingan antara daya efektif dengan
koefisien

propulsif, yaitu :

DHP = EHP/Pc

= 718.2122423 / 0.423866712

1694.429637 Hp
7. Menghitung Daya Dorong (THP)

THP = EHP/ ηH

= 718.2122423 Hp / 1.03889

=
691.3272921 Hp
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

8. Menghitung Daya Pada Poros Baling-Baling (SHP)

Untuk kapal yang kamar mesinnya terletak di bagian belakang akan mengalami losses sebesar
2%,sedangkan pada kapal yang kamar mesinnya pada daerah midship kapal mengalami losses
sebesar3%. Pada perencanaan ini kamar mesin di bagian belakang sehingga mengalami losses atau
efisiensi transmisi porosnya (ηsηb) sebesar = 0.98

SHP = DHP/ηsηb

= 1694.429637 / 0,98

= 1729.01 HP

9. Menghitung Daya Penggerak Utama Yang Diperlukan

a. BHPscr

Adanya pengaruh effisiensi roda sistem gigi transmisi (ηG), pada tugas ini memakai sistem roda gigi
reduksi tunggal atau single reduction gears dengan loss 2% untuk arah maju shg ηG = 0,98

BHPscr = SHP/ηG

= 1729.01 HP / 0,98

= 1764.29575 HP

b. BHPmcr

Daya keluaran pada kondisi maksimum dari motor induk, dimana besarnya daya BHPscr= dari
BHPmcr (kondisi maksimum)

BHPmcr = BHPscr/0,9

= 1764.29575 / 0,9

= 1960.33 HP

= 1462.41 kW
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

10. Perhitungan Admiralty (Kapal Pembanding)


DATA UTAMA KAPAL
Nama kapal : KM. FLYING DUTCHMAN

Type kapal : TANKER

Muatan : PRODUCT OIL

Kecepatan dinas : 12 knot = 6.1728 m/s

Daerah pelayaran : Surabaya - Kendari

Radius pelayaran : ± 800 miles

Lama pelayaran : ± 2 hari

Jumlah crew : 21 orang

DWT : 3101.291 ton

Ukuran utama :

Loa : 92.465 m

Lwl : 88.20 m

Lpp : 84.00 m

B : 13.4 m

H : 8.00 m

T : 5.80 m

Vs : 12 knot

Cb : 0,66

DATA UTAMA KAPAL PEMBANDING


Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

Nama Kapal : MERBAU

Tipe Kapal : Tanker

Lpp : 84.00 m

Loa : 89.80 m

B : 15.00

H : 7.00 m

T : 5.00 m

DWT : 3500 ton

BHP : 1491 kW = 2000 HP

Displacement : 4361.74 ton

Kecepatan : 12 knot = 6.1728 m/s

Perhitungan Admiralti Coeficient

CAMD = 6790.352/3 x 11.93


2,000
= 248.423

Perhitungan BHP mesin kapal menggunakan Camd (Metode Admiralti)

BHP = 6927.7352/3 x 123


221.301
= 1934.335

Presentase 1934.335-1431.35
1934.335
= 1.344 %
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

Speed Power Prediction

Vs
Vs(knot) (m/s) CT 0,5p Vs^2 S (m^2) RT (kN) RT dinas EHP (kW) THP (kW)
1 0.514 0.00240 512.5 0.2646 1610.141 0.524 0.603 0.310 0.298
2 1.029 0.00240 512.5 1.0584 1610.141 2.096 2.411 2.480 2.387
3 1.543 0.00240 512.5 2.3815 1610.141 4.716 5.424 8.370 8.057
4 2.058 0.00240 512.5 4.2337 1610.141 8.385 9.642 19.840 19.098
5 2.572 0.00240 512.5 6.6152 1610.141 13.101 15.066 38.751 37.300
6 3.086 0.00240 512.5 9.5259 1610.141 18.866 21.696 66.961 64.455
7 3.601 0.00240 512.5 12.9658 1610.141 25.678 29.530 106.332 102.352
8 4.115 0.00240 512.5 16.9349 1610.141 33.539 38.570 158.723 152.781
9 4.630 0.00240 512.5 21.4332 1610.141 42.448 48.815 225.994 217.535
10 5.144 0.00240 512.5 26.4607 1610.141 52.405 60.266 310.006 298.401
11 5.658 0.00240 512.5 32.0175 1610.141 63.410 72.921 412.618 397.172
12 6.173 0.00240 512.5 38.1035 1610.141 75.463 86.782 535.690 515.637

DHP
(kW) SHP (kW) BHPscr (kW) BHPmcr (kW) % Vs (m/s) Perhitungan
0.731 0.746 0.761532292 0.876 8% 0.06%
5.851 5.970 6.09225834 7.006 17% 0.46%
19.747 20.150 20.5613719 23.646 25% 1.56%
46.808 47.763 48.73806672 56.049 33% 3.70%
91.422 93.288 95.19153656 109.470 42% 7.23%
157.977 161.201 164.4909752 189.165 50% 12.50%
250.862 255.981 261.2055763 300.386 58% 19.85%
374.464 382.106 389.9045337 448.390 67% 29.63%
533.173 544.054 555.1570412 638.431 75% 42.19%
731.376 746.302 761.5322925 875.762 83% 57.87%
973.461 993.327 1013.599481 1165.639 92% 77.03%
1263.817 1289.609 1315.927801 1513.317 100% 100.00%
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

10. PEMILIHAN MOTOR INDUK


Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

M erk : MAN B&W


Cycle : 4 Strokes
Typ e : 7L21/31
Daya maximum : 2047 HP dan 1505 Kw
Jumlah Silinder : 7 Silinder
Bore : 210 mm Piston
Stroke : 310 mm Engine
Speed : 1000 Rpm Fuel
Consumtion(SFOC) : 192 gr/kwh
Dimension
 Panjang: 4540 mm

 Lebar : 1065 mm

 Tinggi : 3354 mm

1.4.3. PEMILIHAN PROPELLER

1.4.3.1. Pemilihan Diameter Peropeller


1. Batasan Diameter propeller
1. 0.6 x T = 0.6 x 5.8 = 3.48 m (minimum)
2. 0.7 x T = 0.7 x 5.8 = 4.06 m (maximum)

2. Memilih propeller dengan metode BP - δ


a. Menghitung nilai NPROP
NPROP = Nmain engine / ratio gearbox

= 1000 / 4

= 250 pm
(Principles of Naval Architecture. Hal 191)

b. Menghitung nilai Va
Va = Vs x (1-w)

= (6.1728) x (1-0.28)

= 4.444 m/s

= 8.640 knot
(Principles of Naval Architecture. Hal 191)
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

c. Menghitung nilai Bp

= (250 x 1618^0.5)/8.640^2.5

= 46.71

d. Menghitung nilai 0,1739x(Bp0,5)

0,1739x(Bp0,5) = 0,1739x(35.46.710,5)

= 1.19

e. Menghitung nilai δo

δo = (1/J0) / 0,009875

Dari pembacaan grafik didapatkan


 P/Do : 0.68

 1/J0 : 2.55
f. Menentukan P/Do, δo dan ηo dari grafik Bp diagram.
Type
0.1739 (BP)1/2 P/Do 1/Jo δo ηo
propeller
B3-35 1.19 0.65 2.68 271.39 0.545
B3-50 1.19 0.66 2.65 268.35 0.531
B3-65 1.19 0.69 2.58 261.27 0.494
B3-80 1.19 0.74 2.48 251.14 0.488
B4-40 1.19 0.68 2.54 257.22 0.529
B4-55 1.19 0.685 2.55 258.23 0.522
B4-70 1.19 0.71 2.5 253.16 0.513
B4-85 1.19 0.76 2.41 244.05 0.509
B4-100 1.19 0.83 2.33 235.95 0.488
B5-45 1.19 0.73 2.45 248.10 0.518
B5-60 1.19 0.72 2.46 249.11 0.519
B5-75 1.19 0.735 2.46 249.11 0.512
B5-90 1.19 0.775 2.39 242.03 0.530
B5-105 1.19 0.81 2.33 235.95 0.490
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

g. Mevariasikan nilai Bp

B3-35
0.1739
P/Do 1/Jo δo
(BP)1/2
1.00 0.69 2.30 232.91
1.10 0.675 2.50 253.16
1.20 0.64 2.70 273.42
1.30 0.63 2.90 293.67
1.40 0.61 3.05 308.86
1.50 0.60 3.25 329.11

h. Menentukan efisiensi propeller

B3-35
0.1739 Db (ft) single
Do (ft) δb 1/Jb P/Db ηb
(BP)1/2 screw
1.00 8.05 7.73 223.59 2.21 0.710 0.620
1.10 8.75 8.40 243.04 2.40 0.680 0.580
1.20 9.45 9.07 262.48 2.59 0.660 0.557
1.30 10.15 9.74 281.92 2.78 0.630 0.532
1.40 10.67 10.25 296.51 2.93 0.615 0.517
1.50 11.37 10.92 315.95 3.12 0.605 0.499

i. Db(m) dan apakah terpenuhi 0,5-0,7 T

B3-35
0.1739 Dmin Db <
Db (ft) Db (m) Dmax (m) Db>Dmin
(BP)1/2 (m) Dmax
1.00 7.73 2.36 4.06 2.90 terpenuhi tidak
1.10 8.40 2.56 4.06 2.90 terpenuhi tidak
1.20 9.07 2.76 4.06 2.90 terpenuhi tidak
1.30 9.74 2.97 4.06 2.90 terpenuhi terpenuhi
1.40 10.25 3.12 4.06 2.90 terpenuhi terpenuhi
1.50 10.92 3.33 4.06 2.90 terpenuhi terpenuhi
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

PROPELLER DIMENSION

TYPE : B3-35

N PROPELLER : 250 RPM

EFISIENSI : 49.9 %

DIAMETER : 3330 mm

1.4.4 PERENCANAAN PERLENGKAPAN POROS PROPELLER


1.4.4.1 Perencanaan Diameter Poros Propeler
Perencanaan Diameter Poros Propeller menurut Buku Elemen Mesin Ir.Sularso Hal.8 adalah
sebagai berikut :

Ds = [( ) x Kt x Cb x T] 1/3........... mm

Dimana :
 Ds : diameter Poros ( mm )
 a : Tegangan yang diizinkan ( kg/mm2 )
 Kt : Faktor Konsentrasi Tegangan
= 1,0 ( Tumbukan Halus )
= 1,0 – 1,5 ( Sedikit Tumbukan )
= 1,5 – 3,0 (Tumbukan kasar )
Diambil Kt = 1,5
 Cb : Faktor Beban Lentur
=1 ( Tidak Mengalami Lenturan )
= 1,2 - 2,3 ( Mengalami Lenturan )
Diambil Cb = 2

Langkah Perhitungan adalah sebagai berikut :

1. Daya Perencanaan (Pd)


Daya Perencanaan (Pd) Elemen Eesin Sularso hal. 7 Pd = ƒc P (kW)
Dimana :
 Pd : Daya Perencanaan (kW)
 ƒc : Faktor Koreksi Daya
= 1,2 – 2,0 ( Daya Maksimum )
= 0,8 – 1,2 ( Daya Rata-rata )
= 1,0 – 1,5 ( Daya Normal )
Diambil 1 ( Daya Normal )

 P = SHP (kW)
= 1618 Kw

Sehingga Daya Perencanaan adalah sebagai berikut :

Pd = ƒc P (kW)

Pd = 1x 1681

Pd = 1681 Kw
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

2. Momen puntir (T)


Momen puntir (T) Elemen Mesin Sularso hal. 7

T = 9.74 x 10 5 x

Dimana :
N = Putaran Propeller (250 Rpm)
T = 9,74 x 105 x (1681/250)
= 7326418.24 kg.mm
3. Tegangan yang diizinkan ( a )
 Bahan Poros yang digunakan adalah baja karbon JIS G 4501 S 35 C dengan nilai
 B = Kekuatan tarik = 58 kg/mm2
 Faktor keamanan
1. Sf1 = 6 (material baja)
2. Sf2 = 1,3 – 3, Diambil 3
Sehingga , tegangan geser yang diizinkan ( a) :
a = B / ( Sf1 , Sf2 )
= 58 / ( 6 x 2.3 )
= 4.20 Kg / mm2

4. Diameter Poros ( Ds )
Ds =[( ) x Kt x Cb x T] 1/3
……………… mm
Dimana :
 τa = 4.20 Kg / mm2
 Kt = 1,5
 Cb = 2.0
 T = 7326418.24 Kg mm

1/3
Ds = [(5,1/4.20) x 1.5 x 2.0 x 7326418.24 ]
= 298.78 mm ≈ 300 mm

5. Pemeriksaan Persyaratan Diameter Poros


 Menurut BKI
Berdasarkan BKI vol. III tahun 2000 section 4 C 2 tentang sistem dan diameter poros
minimum adalah sebagai berikut :

Ds ≥ F x K da

Dimana :

 1- = 1,0
 F = Faktor untuk tipe instalasi penggerak untuk propeller = 100 untuk
semua tipe instalasi.
 K = Faktor Tipe Poros = 1,15
 SHP = Daya yang ditrasmisikan poros 1681 Kw
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

1.4.4.2 Perencanaan Boss Propeller


Pada perencanaan Boss propeller ini bahan yang digunakan adalah Manganese Bronze ,
berdasarkan Buku Design Screw Propeller ,T,P,O < Bien hal. 302 dapat ditentukan :
1. Diameter Boss
Db = antara 1,8 – 2,0 (diambil 2)
= Ds x 2
= 300 mm x 2
Db = 600 mm

2. Ketebalan Rake (tr)


tr maks = 0,045 x Dprop
= 0,045 x 3330mm
= 149.85 mm

3. Diameter Boss Terbesar


Dbf / Db = 1,05 – 1,10 (Diambil = 1,10)
Dbf = 1,10 x Db
= 1,10 x 600
= 660 mm

4. Diameter Boss Terkecil


Dba / Db = 0,85 – 0,9 (Diambil = 0,9)
Dba = 0,9 x 600
= 540 mm

5. Radius Pangkal Leading Edge


tb = 0,75 x tr
= 0,75 x 149.85
= 112 mm

6. R face
Rf = 0,75 x tr
= 0,75 x 149.85
= 112 mm
7. R back
RB = 1,0 X tr (untuk 150 rake)
= 1,0 x 149.85
= 149.85 mm
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

1.4.4.3 Perencanaan Bentuk Ujung Poros Pada stern Tube


Berdasarkan buku Design Screw Propeller , T,P,O,Brien hal 32.
1. Panjang Konis ( Lb )
Berdasarkan buku Design Screw Propeller, T,P,O Brien hal 132, maka :
Lb antara 1,8 – 2,4 diameter poros diambil = 2,4
Lb = 2,4 x Ds
= 2,4 x 300
= 720 mm
2. Panjang lubang terbesar dari boss
Ln / Lb = didapat dari tabel yang mempunyai harga 0,3 (nilai maksimum)
Ln = 0,3 x Lb
= 0,3 x 720 mm
= 216 mm
3. Kemiringan Konis (BKI Peraturan BKI Vol III Th. 2000)
Biro Klasifikasi Indonesia menyarankan harga kemiringan konis berkisar antara 1/10 sampai
1/15,
Maka diambil sebesar = 1/15
1/15 =2 x / Lb
x =(1/15 x Lb)/2
= (1/15 x 720)/2
= 25 mm
4. Diameter Ujung Konis (T,O Brien , The Design Of marine Screw Propeller)
Da = Ds – 2x
= 300 - (2 x25)
= 250 mm
5. Diameter Luar Pengikat Boss ( BKI , Peraturan BKI Vol III Th. 2000 )
Biro Klasifikasi indonesia menyarankan harga diameter luar pengikat boss atau Du tidak
boleh kurang dari 60 % diameter poros.
Du = 60 % x Ds
= 0,6 x 300
= 180 mm
Diameter Inti (Di) = 0,8 x Du
= 0,8 x 180
= 144 mm
Diameter Efektif (D2) = 0,5 x (Du + Di)
= 0,5 x (180 + 144)
= 162 mm
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

Tebal Mur (T) = 0,8 x Du


= 0,8 x 180
= 144 mm
Tinggi Mur (H) = 0,9 x Du
= 0,9 x 180
= 162 mm

1.4.4.4 Perencanaan Pasak Propeller


Sumber untuk perancanaan pasak diambil dari buku Dasar Perencanaan dan Pemilihan
Elemen Mesin karya “Ir. Soelarso Ms.Me”
Langkah perhitungan perencanaan Pasak Propeller adalah sebagai berikut :
1. Momen Torsi
Momen torsi ( Mt ) yang terjadi pada pasak yang direncanakan adalah sebagai berikut :
DHPx75 x 60
Mt  kg.m
2 xxN
= 2119.28x75x60 / 2x3.14x250

= 4720 ( kg.m )

2. Dimensi Pasak
Parameter yang digunakan adalah sebagai berikut :
Diameter poros (Ds) = 300 mm
a) Panjang Pasak (L)
L = ( 0,75 – 1,5 ) x Ds.............(diambil 1.5)
= 1.5 x 300 mm
= 450 mm
b) Lebar pasak (B)
B = ( 25 % - 35 % ) x Ds............(Diambil 32 %)
B = 27.5 % x Ds
= 27.5 % x 300 mm
= 82.5 mm
c) Tebal Pasak
T = 1/6 x Ds
= 1/6 x 300
= 50 mm
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

d) Gaya Sentrifugal (F)


Gaya sentrifugal yang terjadi pada permukaan poros :

F =

= 7326418/(0,5 x 300)
= 48842.79 kg
e) Tegangan geser yang diizinkan ( ka )
Tegangan geser yang diizinkan ( ka) diperoleh :
o Sf1 = umumnya diambil 6 ( material baja )
o Sf2 = 1,0 – 1,5 jika beban dikenakan tiba-tiba
= 1,5 – 3,0 jika beban dikenakan tumbukan ringan
= 3,0 – 5,0 jika beban dikenakan secara tiba tiba dan tumbukan
Karena beban pada propeller dikenakan secara tiba tiba dan tumbukan , maka diambil
harga Sf2 = 3 bahan pasak digunakan S45C dengan harga
o b = 60 kg/mm2
Sehingga didapatkan :

= 58/(6x1,5)

= 6.44 kg / mm2

Sedangkan tegangan gesek yang terjadi pada pasak adalah :

k =

= 48842.79 / (82.5 x 450)

= 1.32 kg / mm2

f) Kedalaman ulir pasak pada poros (t1)


t1 = 0.5 x T

= 0.5 x 50 mm

= 25 mm

g) Kedalaman ulir pasak pada naf (t2)


t2 = T – t1

= 50 – 25

= 25 mm
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

h) Panjang pasak aktif maksudnya panjang pasak aktif menerima beban jika pada boss
propeller tersebut terdapat lubang ‘Ln’ maka pasak sebenarnya adalah :
Li = L + Ln

= 450 + 216

= 666 mm

i) Perhitungan untuk menghindari kerusakan permukaan samping pasak yang disebabkan


oleh tekanan bidang. Dalam hal ini tekanan permukaan P (kg/mm 2) adalah :

P =

= 48842.79/(450 x 25)

= 4.34 kg/mm2

Sedangkan untuk menghindari kerusakan permukaan untuk poros dengan diameter


yang besar (> 100 mm) adalah Pa = 10 kg/mm2, karena harga P < Pa maka dimensi
tersebut memenuhi syarat.

3. Perencanaan Pitch

P/D = 0,5 x P/13,5

P = 1.56 mm

4. Perencanaan Baut Pengikat Tutup Boss

D = 0,25 x (Dba-Ds)/2

= 0,25 x (540-300)/2

= 30 m

1.4.4.5 JENIS PELUMASAN


Pada perencanaan sterntube ini, jenis pelumasan poros propeller direncanakan
menggunakan sistem pelumasan air dimana perencanaan bentuk dan letak bantalan sangat
penting dalam proses kerja propeller sebagai komponen pengerak kapal yang menghasilkan
gaya dorong.

1.4.4.6 PANJANG POROS DAN DIAMETER POROS


1. Panjang poros propeller
Panjang poros propeller = 9 x ao

Dimana :

ao = jarak gading normal


Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

Menurut BKI volume II bab IX untuk L < 100 m adalah :

= + 0.48

= 84/500 + 0.48

= 0,65 m, diambil 0,6 m


Maka :
Panjang poros propeller = 4 x 0,6

= 2.4 m

= 2400 mm

2. Diameter poros propeller


Berdasarkan BKI 2006 volume III 4.C.3 tentang sistem dan diameter poros, diperoleh :

PW x C W 
DS  F x k
 d 4

N x 1 -  i  
da 
  

Dimana :
 1- = 1,0
 F = Faktor untuk tipe instalasi penggerak untuk propeller = 100 untuk semua
tipe instalasi.
 K = Faktor Tipe Poros = 1,15
 SHP = Daya yang ditrasmisikan poros 1612.37 kW
 Cw = Faktor beban
Cw = 560 / ( Rm + 13,50 )

Rm = B x g = 60 x 9,81= 588

Cw = 0,7657

 N = Putaran Poros = 250 Rpm

Sehingga
Ds ≥ 100 x 1,26 x (1612.37 x 0,7657/(174 x 14))1/3

Ds ≥ 250 mm

1.4.4.7 PANJANG DAN TEBAL LAPISAN PELINDUNG (SLEEVE)

Berdasarkan BKI 2006 section 4D 3.2.

1. Panjang lapisan pelindung poros diletakkan sepanjang sistem sterntube.

Panjang lapisan pelidung = panjang poros sterntube

Panjang lapisan pelindung tertebal = panjang bantalan

2. Tebal minimum lapisan pelindung


Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

S = 0,03 x d + 7,5

= 0,03 x 300 + 7,5

= 16.5 mm

Tebal lapisan pelindung diantara bantalan :

S’ = 0,75 s

= 0,75 x 16.5

= 12.375 mm

1.4.4.8 KOPLING
1. Jumlah baut kopling direncanakan 8 buah
2. Ukuran kopling
 a = 0.025 x Ds
= 0.025 x 300
= 7.5 mm

 b = 0,5 x Ds
= 0,5 x 300
= 150 mm

 c = 1,5 x Ds
= 1,5 x 300
= 450 mm

 e’’ = ketirusan depan poros


Ketirusan antara 1/15 sampai 1/20 diambil 1/15.

Direncanakan D2 = 239.4mm , maka:

(Ds-D2)/L = 1/15

(300-150)/L = 1/15

L = 10 mm

Sehingga didapatkan panjang konisity sebesar 303 mm

3. Diameter ketirusan ujung kopling


D2 = 300 - ((1/5)xL)

D2 = 298.75 mm

4. Panjang kopling
L = (2,5 s.d 5,5)x Ds x 0,5

= (4) x 300 x 0,5

= 600 mm

5. Pasak kopling
 Spesifikasi Bahan Pasak

Bahan : S 45 C dengan spesifikasi


Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

Sfk1 = 6

Sfk2 = 1.5

 Tegangan geser yang diijinkan(Tka)

tegangan geser diperoleh ;

Sf1 = umumnya diambil 6 (material baja)

Sf2 = 1,0 - 1,5 jika beban dikenakan tiba - tiba

1,5 - 3,0 jika beban dikenakan secara tumbukan ringan

3,0 - 5,0 jika beban dikenakan secara tiba - tiba dan tumbukan

Karena beban pada propeller dikenakan secara tiba - tiba maka diambil harga

sf2 = 1,5. Bahan pasak digunakan S 45 C dengan harga

σB= 40 kg/mm2

Sehingga didapatkan;

Tka = σB/(Sf1 x Sf2)

= 6.44 kg/mm2

 Gaya tangensial permukaan poros (F)

F = T/(0,5 x Ds)

= 48842.79 kg

 Lebar Pasak

B = (25% - 30%) x Ds… Diambil 0.3

B = 75 mm

 Tegangan gesek yang terjadi pada pasak adalah;

Tk = F/(B x L)

= 48842.79 /(75 x L)

Dengan syarat Tka ≥ Tk maka nilai L dapat diketahui

6,67 ≥ F/(B x L)

L = F/(B x Tka)

= 201.05 mm

Syarat pasak (0,75 - 1,5) x Ds, dalam perhitungan ini diambil


Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

nilai:

L= 0,75 x L

= 225 mm

Sehingga panjang pasak diambil 155 mm

 Tebal pasak (T)

T = 1/6 x Ds

= 50 mm

 Radius ujung pasak ®

R = 0,0125 x Ds

= 38 mm

 Luas bidang geser(A)

A = 0,25 x Ds2

= 22500 mm2

 Penampang pasak (Ao)

Ao = BxT

= 2400 mm2

 Kedalaman ulir pasak pada poros (t1)

t1 = 0,5089 x T

= 25 mm

 Kedalaman ulir pasak pada naf (t2)

t2 = T - t1

= 25 mm

 Panjang pasak aktif

Panjang pasak aktif maksudnya panjang pasak yang aktif menerima beban jika

pada boss propeller tersebut terdapat lubang 'Ln' maka panjang pasak sebenar-

nya adalah:

Li = L + Ln

= 352.8 mm
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

 Perhitungan untuk menghindari kerusakan permukaan samping pasak yang

disebabkan oleh tekanan bidang,

Dalam hal ini tekanan permukaan P(kg/mm2) adalah

P= F/(Li x (t1(atau)t2))

= 4.34 kg/mm2

sedangkan untuk menghindari kerusakan permukaan untuk poros dengan

diameter yang besar (>100mm) adalah Pa = 10 kg/mm2,

karena harga P<Pa maka dimensi tersebut memenuhi syarat,

Diameter luar kopling

Ds"= 0,75 x Ds

= 225 mm

Sedangkan menurut BKI 2006 vol III diameter (d) ≥ diameter


konis yang besar

d ≥ 774 mm

d= 780

dalam hal ini diambil 170 mm karena lebih aman jauh dari d yang
diperlukan,

Diameter ulir dalam

d1 = 0,8 x Ds"

= 281.25 mm

Diameter ulir luar

d2 = 0,5 x (DS + Ds")

= 262.5 mm

Diameter Luar Mur

Do = 2 x Ds"

= 450 mm

Tinggi Mur

H= 0,6 x Ds"

= 135 mm
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

6. Jarak antar baut kopling


D = 2.5 x Ds

= 2.5 x 300

= 750 mm

7. Tebal flange kolpling


Berdasrkan BKI 2006 volume II section 4.D.4.2

PW  C W 
Sfl  370 
N  D 
 370 x
3916.934  0,765
250 x 3901
 24,170 mm

Direncanakan = 25 mm

8. Baut pengikat pada poros terhadap flange


Berdasrkan BKI 2006 volume II section 4.D.4.2

d f  16 x
P W . 10 6
N x D x 2 x Rm

Dimana :
Pw = 3913,5.934 kW

N = 180 rpm

D = 3901 mm

Z = jumlah baut

= 4 buah

Rm = 600 N/mm2

Maka :

d f  16 
3916,934  10  6

180  3901 42  600


 34,496 mm
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

1.4.4.9 HUBUNGAN STERN TUBE DENGAN BALING - BALING

1. Perencanaan bosh baling - baling


 Panjang ketirusan sama dengan panjang bosh baling – baling
Pada tugas perencanaan propeller panjang bosh direncanakan sama dengan panjang
ketirusan (konisity) dari ujung poros propeller yaitu sebesar 600 mm.

 Diameter ketirusan bosh baling - baling


(Db - Dk)/L  1/10
(1240 - Dk)/600  1/10
Dk  1180 mm
2. Menentukan pasak
Perencanaan pasak untuk menahan baling – baling

 Panjang pasak
Lp = 1.5 x Ds

= 1.5 x 300

= 450 mm

 Lebar pasak
Bp = (24% - 30%) x Ds ..................... diambil 30%

= 30% x 300

= 90 mm

 Tebal pasak (T)


T = 1/6 x Ds

= 1/6 x 300

= 50 mm

 Radius ujung pasak (R)


R = 0.0125 x Ds

= 0.0125 x 300

= 3.75 mm

 Luas bidang geser (A)


A = 0.25 x Ds2

= 0.25 x 3002

= 22500 mm2
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

1.4.4.10 MUR PENGIKAT BALING - BALING


Berdasarkan BKI 2006 voume III bab IV

 Diameter ulir
d = 0.6 x Ds

= 0.6 x 300

= 180 mm

 Diameter inti
d1 = 0.8 x d

= 0.8 x 180

= 225 mm

 Diameter efektif
d2 = ½ x (di + d)

= ½ x (225 +180)

= 202.5 mm

1.4.4.11 MENENTUKAN BANTALAN


 Bahan bantalan yang digunakan adalah babit dengan celah 0,35 mm yang berputar dalam
sterntube
 Panjang bantalan depan
Lforward = 1,7 x Ds

= 510 mm

 Panjang bantalan belakang


Lafter = 2 x Ds

= 2 x 300

= 600 mm

 Tebal minimum
 D   25  4 
t  S 
 32   8 
 300  100 
  
 32   8 
 21,875 mm

 Jarak maxsimum yang diijinkan antara bantalan


Imax = ki x DS

Dimana :

ki = 350 (K pelumasan)

Maka :
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

Imax = 350 x 3001/2

= 6062,177 mm

1.4.4.12 BOSH BEARING


 Bahan bosh bearing adalah manganaze bronze
 Tebal bosh bearing
tb = 0.18 x Ds

= 0.18 x 300

= 54 mm

1.4.4.13 CENTRIFUGALLY LINED STERN TUBE


 Kecepatan keliling sterntube :
0,001
VK  N    D S 
60
0,001
 250  3.14  300 
60
 2,826 m s

1.4.4.14 TEBAL STRENTUBE


 Bahan sterntube yang digunakan adalah stell

 Tebal sterntube :
T=   Ds   25.4  
     3 
  20   4  
Direncanakan : 32 mm

1.4.4.15 SISTEM KEKEDAPAN


Perencanaan penekan packing (glend packing), direncanakan menggunakan “Superb A
vs 11 seal”

a. Panjang packing

L = (0.75 x S) + Ds

= (0.75 x 12) + 300

= 309 mm

b. Tebal penekan

d0 = Ds + (2 x S)

= 300 + (2 x 12)

= 324 mm

t1 = (0.1 x do) + S

= (0.1 x 324) + 12
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

= 44.4 mm

t2 = (0.04 x d0) + 0.2

= (0.04 x 324) + 0.2

= 13.16 mm

t3 = (0.01 x do) + 3.3

= (0.01 x 324) + 3.3

= 6.54 mm

Di rencanakan 7 mm

1.4.5. Ukuran Utama Propeller Berdasarkan Engine guide


Diameter : 3.33 m

P/D : 0.60

η propeller : 49.9 %

N propeller : 250 rpm

1.4.6. Gear Box


Putaran yang dimiliki main engine adalah 1000 rpm, putaran ini masih terlalu tinggi untuk
propeller sehingga putaran main engine harus diturunkan dengan cara menggunakan gear box.
Adapun data dari gear box yang digunakan pada perancangan ini adalah:

Type ZF W11120 NR
Max rated input 1600 kW
Ratio 2.415, 2.516, 4.000,
4.600
Max input speed 1000 rpm
Weight : 2960 kg
6526 lb
Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

1.5. RULES, REGULATION AND RECOMENDATION


Biro Klasifikasi Indonesia Volume II (rules for hull)

 Section 8 (Bottom Structures)


B. Double Bottom

General

1. Untuk kapal muatan sebuah dasar ganda harus dilletakkan dari sekat tubrukan hingga
sekat ceruk buritan, sejauh dapat secara praktis dilakukan dan kompatibel dengan desain
dan pelayanan dalam kapal.

2. Scantling

Ketinggian dari center girder :

h = 350 + 45 * B (mm)

hmin = 1196 mm

3. Double bottom tanks

4. Fuel and lubricating oil tanks

5. Dalam tangki dasar ganda, bahan bakar dapat dibawa, dengan titik nyala melebihi 60 o C.

6. Terdapat pemisahan antara bahan bakar dengan liquid lain.

 Section 9 (Framing System)


A. Transverse framing

1. Frame Spacing

Depan dari sekat tubrukan dan belakang dari sekat ceruk buritan, jarak antar gading
umumnya tidak boleh kurang dari 600 mm.

 Section 11 (watertight bulkhead)

1. Watertight subdivision
Semua kapal harus memiliki sebuah sekat tubrukan, sebuah sekat ceruk buritan dan satu
sekat kedap air pada bagian depan dan belakang kamar mesin. Pada kapal dengan letak
kamar mesin dibelakang, sekat ceruk buritan dapat dianggap sebagai sekat belakang kamar
mesin.

2. Untuk kapal tanpa sekat longitudinal pada ruang muatnya jumlah sekat kedap air
melintangnya umumnya tidak boleh kurang dari : (lihat tabel)

L Arrangement of machinery space

(m) aft elsewhere


Jurusan Teknik Doc. No. 17040016-02
Perhitungan Tahanan Kapal dan
Permesinan Kapal Tanggal : 24-03-21
Pemilihan Propeller
PPNS-ITS Halaman :

L65 3 4

4 4
65<L85
4 5
85<L105
5 6
105<L125
6 7
125<L145
7 8
145<L13,55
8 9
13,55<L185
to be special to be special
L>185 considered considered

3. Kapal Cargo dengan Lc  200 m harus memilki sekat tubrukan dengan jarak tidak kurang dari
0.05 Lc dari garis depan perpendicular. Kapal cargo dengan Lc > 200 m harus memiliki sekat
tubrukan yang terletak sedikitnya 10 m dari garis depan perpendicular.

4. Semua kapal cargo harus memiliki lokasi sekat tubrukan tidak lebih dari 0.08 Lc dari FP.
Untuk kasus khusus sehingga melebihi nilai diatas dapat memungkinkan untuk disetujui.

5. Sekat ceruk buritan

Semua kapal harus memiliki sebuah sekat ceruk buritan yang mana, secara umum,
direncanakan bila stern tube dan rudder trunk terlampir, tertutup pada kompartemen sekat
kedap air. Sekat ceruk buritan harus memanjang hingga geladak freeboard atau hingga
sebuah platform kedap air diatas garis sarat air.

Anda mungkin juga menyukai