Bab Ii Kajian Pustaka Dan Kerangka Pemikiran
Bab Ii Kajian Pustaka Dan Kerangka Pemikiran
yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan per kapita. Oleh karena itu,
terus menerus yang bersifat meningkatkan dan menjadikan semua menjadi lebih
baik. Dengan adanya proses tersebut pendapatan riil masyarakat untuk jangka
kenaikan pendapatan nasional bruto dari tahun ke tahun dalam kurun waktu lama
11
12
merupakan fungsi dari potensi sumber daya alam, tenaga kerja dan sumber daya
adalah suatu proses dimana masyarakat dan pemerintah daerah mengelola sumber
daya yang ada serta membentuk hubungan antara pemerintah daerah dengan
nasional yang dilakukan melalui otonomi daerah serta pengarahan sumber daya
secara merata.
dan tolak ukur, yaitu dengan pendekatan ekonomi yang didasarkan dari aspek
pendapatan. Dengan berbagai macam pendekatan dan ditinjau dari manapun, tolak
ukur kemakmuran selalu konsisten. Oleh sebab itu pendapatan tetap relevan dan
output, pertumbuhan output per kapita, dan pertumbuhan output per pekerja.
kenaikan Gross Domestic Product atau Gross National Product tanpa perlu
melihat adanya perubahan struktur ekonomi tidak, atau akankah kenaikan itu lebih
kecil atau lebih besar dari tingkat pertumbuhan penduduk (Arsyad, 1993).
jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Ada empat faktor produksi
investasi akan menambah jumlah barang modal; (2) penduduk, karena tenaga
14
kerja akan bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk; (3) teknologi yang
kegiatan ekonomi serta kerjasama suatu wilayah dalam bentuk permintaan sektor.
berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menjelaskan tentang
(Sirojuzilam, 2008:18).
luar daerah ataupun faktor-faktor ada di dalam daerah yang bersangkutan, atau
kombinasi dari keduanya. Penentu eksogen adalah tingkat permintaan dari daerah
lain terhadap komoditi yang dihasilkan oleh daerah tersebut, sedangkan penentu
15
endogen, meliputi distribusi faktor-faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, dan
perencanaan dan pola pembangunan daerah yang ada selama ini berubah menjadi
lebih bervariasi tergantung pada permasalahan pokok yang dihadapi serta potensi
perkapita maupun secara keseluruhan. Hal ini diyakini bahwa secara sendiri akan
tercipta pertumbuhan ekonomi dan sosial yang merata. Oleh sebab itu, tingkat
ketimpangan sosial.
digunakan untuk mengukur taraf hidup masyarakat adalah pendapatan per kapita
dan perubahannya.
16
pembangunan nasional.
sebagian bersifat internal (dari dalam) dan eksternal (dari luar). Kekuatan dari
reinforce) dan kekuatan yang membatasi pertumbuhan (self limit). Faktor yang
sektor basis dan non basis. Kegiatan basis (basic activities) adalah kegiatan yang
masyarakat tersebut atau yang memasarkan barang dan jasa kepada orang yang
Kegiatan non basis (non basic activities) adalah kegiatan yang menyediakan
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh orang-orang yang bertempat tinggal di
17
daerah pasar non kegiatan basis bersifat lokal. Guna memperkuat identifikasi
kegiatan ekonomi suatu wilayah sebagai basis, selain analisis Location Quotient
(LQ) digunakan analisis lokalisasi (α), dan spesialisasi (β) (Soewardjoko, 1984).
menjual hasil produksi tersebut secara efisien dan efektif. Lebih lanjut model ini
1999:140-141), yaitu:
1. Sektor basis, yaitu sektor atau kegiatan ekonomi yang melayani baik pasar
domestik maupun pasar luar daerah itu sendiri. Itu berarti daerah secara
2. Sektor non basis, yaitu sektor kegiatan yang hanya mampu melayani pasar
daerah itu sendiri. Berdasarkan teori ini, sektor basis perlu dikembangkan
18
luar wilayah baik ke wilayah lain dalam negara itu maupun ke luar negeri.
Analisis basis pada umumnya didasarkan atas nilai tambah ataupun lapangan
kerja. Misalnya, penggabungan lapangan kerja basis dan lapangan kerja non basis
merupakan total lapangan kerja yang tersedia untuk wilayah tersebut. Demikian
pula penjumlahan sektor basis dan pendapatan sektor non basis merupakan total
lapangan kerja basis dan lapangan kerja non basis, dan apabila angka tersebut
dibandingkan, dapat dihitung nilai rasio basis (basis ratio) dan kemudian dapat
dipakai untuk menghitung nilai pengganda basis (base multiplier). Rasio basis
adalah perbandingan antara banyaknya lapangan kerja non basis yang tersedia
Dasar pemikiran teknik ini adalah teori economic base yang intinya adalah
karena sektor basis menghasilkan barang-barang dan jasa untuk pasar di daerah
maupun di luar daerah yang bersangkutan, maka penjualan ke luar daerah akan
barang dan jasa di dalamnya, serta menaikkan volume kegiatan non basis.
Terjadinya arus pendapatan dari luar daerah ini menyebabkan kenaikan konsumsi
dan investasi di daerah tersebut, dan pada gilirannya akan menaikkan pendapatan
permintaan akan industri non basis atau lokal. Kenaikan permintaan ini akan
modal dalam produksi lokal merupakan investasi yang didorong sebagai akibat
turunnya permintaan terhadap produk dari kegiatan non basis. Dengan demikian
Shift Share klasik dengan memasukkan efek alokasi untuk melihat spesialisasi
dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian di dalam suatu wilayah
wilayah analisis. Tingkat pendapatan regional dapat diukur dari total pendapatan
PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul
dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu.
Pengertian nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan
tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Jadi dengan
a Pertanian.
c Industri Pengolahan.
e Bangunan/ Konstruksi.
i Jasa-jasa.
penyusutan. Penyusutan yang dimaksud disini adalah nilai susut (aus) atau
lain-lainnya) karena barang modal tersebut dipakai dalam proses produksi. Jika
Jika pajak tidak langsung netto dikeluarkan dari PDRN atas Dasar Harga
Pasar, maka didapatkan Produk Domestik Nasional Netto atas Dasar Biaya Faktor
Produksi. Pajak tidak langsung meliputi pajak penjualan, bea ekspor, bea cukai,
menjumlahkan seluruh nilai penggunaan akhir dari barang dan jasa yang
dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai produksi yang diciptakan oleh tiap-
tiap sektor produksi yang ada dalam perekonomian. Maka itu, untuk menghitung
harus dilakukan ialah menentukan nilai produksi yang diciptakan oleh tiap-tiap
barang dan jasa-jasa. Jadi yang dijumlahkan adalah upah dan gaji, surplus usaha,
pada perubahan struktur ekonomi dari pola pertanian ke struktur yang lebih
modern serta memiliki sektor jasa dan industri manufaktur yang tangguh. Menurut
saling terkait satu sama lain dalam komposisi dari penawaran agregat (produksi
berdasarkan tiga sektor bidang yang berbeda, yaitu sektor pertanian, sektor
industri dan sektor jasa. Kedua, berdasarkan sektor utama atau primer sampai
dengan sektor pelengkap atau tersier, yaitu sektor primer yang terdiri atas
atas industri pengolahan, industri air dan listrik, industri pembangunan; dan sektor
23
tetap.
perubahan seperti ini terjadi dalam produksi barang industri yang selalu
wilayah menjadi salah satu permasalahan yang sangat serius. Beberapa daerah
yang ada mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat, tetapi beberapa daerah
yang lain mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat. Daerah tersebut tidak
kurangnya sumberdaya yang dimiliki. Disamping itu banyak para investor yang
usahanya.
merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan ekonomi di daerah tersebut.
daerah ini yang pada akhirnya menimbulkan adanya wilayah maju (develop
pada standar hidup relatif dari seluruh masyarakat. Sebab kesenjangan antar
satu pihak berpendapat bahwa ketimpangan suatu daerah cukup tinggi dilihat dari
pendapat bahwa ketimpangan suatu daerah cukup tinggi dilihat dari segelintir
hidupnya agar tidak jauh tertinggal dengan daerah sekitarnya. Selain itu daerah-
ketimpangan dalam hal ini memberikan dampak positif. Akan tetapi ada pula
stabilitas sosial dan solidaritas, serta ketimpangan yang tinggi pada umumnya
analisis Shift Share (klasik) untuk melihat pergeseran struktural dan daya saing
yang memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi. Untuk melihat pola dan
dari penelitian ini adalah struktur perekonomian Sulawesi mulai terjadi pergeseran
dari sektor primer menuju ke sektor sekunder dan tersier, walaupun tingkat
pergeserannya masih relatif kecil. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor primer
yang semakin menurun dengan pertumbuhan yang relatif rendah, sementara pada
saat yang sama kontribusi sektor sekunder dan tersier terlihat semakin meningkat
kawasan Sulawesi cukup rendah dengan rata-rata Indeks Williamson sebesar 0,19,
hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemerataan pendapatan di kawasan ini cukup
merata. Secara agregat, dari tahun 2000 hingga tahun 2007 terjadi pertambahan
tingkat PDRB (output ekonomi) di Sulawesi sebesar 27,31 triliyun rupiah. Dari
jumlah tersebut, sebagian besar (86,76 persen) lebih disebabkan karena efek
cepat (high growth but low income). Hal ini bermakna bahwa Sulawesi
hasil analisis pergeseran bersih juga menunjukkan bahwa secara umum, Sulawesi
Dari berbagai alat analisis yang digunakan, terlihat ada beberapa sektor
bangunan dan sektor jasa-jasa. Sektor-sektor ini dikategorikan sebagai sektor yang
kelompok yang agresif (maju) dan pertumbuhannya pesat (fast growing) sehingga
ketiga sektor ini dapat dikatakan sebagai sektor potensial untuk dikembangkan di
Sulawesi.
termasuk ke dalam kategori sektor maju dan tumbuh pesat antara lain sektor
28
serta sektor jasa-jasa. Sedangkan yang masuk ke dalam kategori sektor maju tapi
diisi oleh sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan, serta
sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor listrik, gas dan air minum masuk
dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Sedangkan sektor yang merupakan non
basis antara lain: sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan;
sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta
dan jasa perusahaan. Sedangkan sektor yang tidak memiliki kompetitif antara lain:
sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air
bahwa yang merupakan sektor unggulan atau sektor yang memiliki keunggulan
komparatif dengan kriteria tergolong dalam sektor maju dan tumbuh dengan
pesat, sektor basis dan kompetitif, ada dua sektor yaitu sektor bangunan serta
proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan
nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi
pertumbuhan output riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa
pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output per kapita. Pertumbuhan
ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per
orang.
30
menyerap tenaga kerja. Hal ini merupakan suatu bentuk modernisasi dalam
pertumbuhan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
ekonomi. Hal ini terlihat dengan adanya wilayah yang maju dangan wilayah yang
yang memiliki wilayah yang cukup besar dengan berbagai potensi dan peranannya
dalam andil perekonomian Jawa Barat maupun nasional. Secara geografis wilayah
ibukota Jakarta, dengan letak yang sangat strategis yaitu berbatasan langsung
makro kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah. PDRB suatu wilayah dapat
ekonomi, serta laju pertumbuhan ekonomi baik secara keseluruhan maupun per
31
sektor. Dengan melihat pergeseran kontribusi tiap-tiap sektor dalam PDRB akan
tersebut.
mengetahui seberapa besar ekonomi suatu wilayah dapat tumbuh. Dari data dan
informasi yang ada dalam PDRB, maka dilakukan beberapa analisis untuk
dua sektor, yaitu sektor basis dan non basis. Untuk menganalisisnya digunakan
kegiatan ekonomi daerah yang bersifat ekspor dan non ekspor serta memberikan
pembangunan daerah.
Shift Share. Kinerja sektor-sektor dalam PDRB suatu daerah yang dibandingkan
dengan wilayah referensi dapat dilihat dari analisis tersebut. Jika terjadi
3. Ketimpangan Wilayah
pembangunan masa yang akan datang dapat diperoleh dari hasil menganalisis