Disusun Oleh :
Dany Arief Herlambang (P17451213037)
Fatih Syawqi Mubarok (P17451213039)
Galih Yudhanta (P17451213040)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadihat allah swt yang telah rahmat dan karunia-nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “
budaya akademik dan budaya kerja ” dengan lancar.
Adapun tujuan dari punulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah agama islam. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang budaya akademik dan budaya kerja dalam pandangan agama islam.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
Sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesainkan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB 1..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
1.2 Tujuan..................................................................................................................4
1.3 Batasan Masalah...................................................................................................5
BAB 2................................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.1 BUDAYA AKADEMIK......................................................................................6
2.2 BUDAYA KERJA.............................................................................................13
BAB 3..............................................................................................................................24
PENUTUP...................................................................................................................24
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................24
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam adalah agama yang universal, karena itu masalah-masalah yang ada
dalam masyarakat sudah barang tentu diatur di dalam ajaran Islam. Kajian tentang
Al Quran serta kandungan ajarannya tampaknya tidak akan pernah selesai dan
akan berlanjut sepanjang zaman. Keajaibannya akan senantiasa muncul
kepermukaan bagaikan mata air yang tidak pernah kering dan akan selalu menjadi
inspirasi kehidupan ummat Islam. Al Quran akan selalu hadir dalam kehidupan
yang sarat dengan berbagai persoalan hidup yang dialami oleh umat Islam. Di
sinilah letak salah satu keunikan Al Quran itu dan dari sini kita dapat memahami
mengapa orang yang mempercayainya tidak akan pernah meragukan validitas
ajarannya dan menganggapnya sebagai kebenaran mutlak dan final meski dipihak
lain orang yang meragukan dan tidak mempercayainya selalu berupaya untuk
meruntuhkan kebenaran Al Quran baik dengan cara halus atau kasar, dibungkus
dengan metode ilmiah yang mengandung distorsi atau bahkan hanya dengan
hujatan, tanpa mengandung ilmiah yang layak dalam kajian akademis.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas lebih jauh tentang Budaya
Akademik menurut Islam, Budaya Kerja menurut Islam, Budaya Sikap Terbuka
dan Adil menurut Islam
1.2 Tujuan
Melalui makalah ini, kami berharap dapat berbagi pengetahuan tentang
Budaya Akademik menurut Islam, Budaya Kerja menurut Islam sehingga makalah
ini dapat dijadikan sebagai salah satu bacaan alternatif bagi mahasiswa yang ingin
menambah pengetahuan tentang pandangan Islam terhadap beberapa budaya.
4
1.3 Batasan Masalah
Karena keterbatasan dalam materi serta informasi yang didapat, maka
makalah ini dititik beratkan hanya pada pengertian budaya, serta pandangan islam
terhadap beberapa budaya seperti budaya akademik dan etos kerja.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 BUDAYA AKADEMIK
a. Pengertian Budaya Akademik
Budaya Akademik dapat dipahami sebagai suatu totalitas dari kehidupan
dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga
masyarakat akademik, di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.
6
Khusus bagi mahasiswa, faktor-faktor yang dapat menghasilkan prestasi
akademik tersebut ialah terprogramnya kegiatan belajar, kiat untuk berburu
referensi actual dan mutakhir, diskusi substansial akademik, dsb. Dengan
melakukan aktivitas seperti itu diharapkan dapat dikembangkan budaya mutu
(quality culture) yang secara bertahap dapat menjadi kebiasaan dalam perilaku
tenaga akademik dan mahasiswa dalam proses pendidikan di perguruaan tinggi.
7
tersebut didukung perumusan karakteristik perkembangannya yang disebut “Ciri-
Ciri Perkembangan Budaya Akademik” yang meliputi berkembangnya
8
3) Kebebesan Akademik
9
kebebasan berpendapat. Dapat dikatakan bahwa kebebasan akademik suatu
masyarakat-bangsa sangat tergantung dan berkaitan dengan situasi politik dan
pemerintahan yang dikembangkan oleh para penguasa. Pelarangan dan
pembatasan kehidupan dan kegiatan akademik yang menghambat perkembangan
kebebasan akademik pada lazimnya meliputi
c. Otonomi keilmuan
10
dalam butir kuesioner tentang “Otonomi Keilmuan” tidak secara eksplisit
memungut dari PP No. 30/Th. 1990, melainkan lebih dari hasil survei
pendahuluan yang dilaksanakan sebelumnya pada tingkat lokal yang
berbunyi
sebagai berikut:
Kewenangan perguruan tinggi untuk merumuskan pelaksanaan
pengembangan kegiatan-kegiatan akademik di kampus masing-
masing.
Otonomi lembaga-lembaga keilmuan (perguruan tinggi) untuk
menggali menemukan mengembangan IPTEK.
Otonomi pengembangan keilmuan yang dimiliki dosen dan
mahasiswa sesuai kaidah-kaidah dan norma-norma keilmuan.
11
dan inisiator perjuangan yang respect dan tanggap terhadap isu-isu sosial serta
permasalahan umat manusia.
12
mengejar gelar akademis atau nilai indeks prestasi ( IP ) yang tinggi dan mendapat
penghargaan cumlaude, lebih dari itu mahasiswa harus bergerak bersama rakyat
dan pemerintah untuk membangun bangsa, atau paling tidak dalam lingkup yang
paling mikro, ada suatu kemauan untuk mengembangkan civitas/ perguruan tinggi
dimana ia kuliah. Misalnya dengan ikut serta/ aktif di Organisasi Mahasiswa, baik
itu Organisasi intra kampus ( BEM dan UKM ) ataupun Organisasi Ekstra
kampus, serta aktif dalam kegiatan-kegiatan lain yang mengarah pada
pembangunan bangsa
Kata budaya itu sendiri adalah sebagai suatu perkembangan dari bahasa
sansekerta ‘ budhayah’ yaitu bentuk jamak dari buddhi atau akal, dan kata
majemuk budi- daya, yang berarti daya dari budi, dengan kata lain ”budaya
adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa. Sedangkan kebudayaan
merupakan pengembangan dari budaya yaitu hasil dari cipta, karsa dan rasa
tersebut”
13
berupaya membiasakan (habituating process) pola perilaku tertentu agar tercipta
suatu bentuk baru yang lebih baik.
Budaya Kerja adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup
sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan, dan kekuatan pendorong,
membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi yang
tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan
tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja.
kerja, yaitu; ”Budaya kerja merupakan sekelompok pikiran dasar atau program
mental yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan
kerjasama manusia yang dimiliki oleh suatu golongan masyarakat”
14
Dari uraian-uraian di atas bahwa, budaya kerja merupakan falsafah
sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan, dan kekuatan pendorong yang
dimiliki bersama oleh setiap individu dalam lingkungan kerja suatu organisasi.
Budaya kerja berbeda antara organisasi satu dengan yang lainnya, hal itu
dikarenakan landasan dan sikap perilaku yang dicerminkan oleh setiap orang
dalam organisasi berbeda. Budaya kerja yang terbentuk secara positif akan
bermanfaat karena setiap anggota dalam suatu organisasi membutuhkan sumbang
saran, pendapat bahkan kritik yang bersifat membangun dari ruang lingkup
pekerjaaannya demi kemajuan di lembaga pendidikan tersebut, namun budaya
kerja akan berakibat buruk jika pegawai dalam suatu organisasi mengeluarkan
pendapat yang berbeda hal itu dikarenakan adanya perbedaan setiap individu
dalam mengeluarkan pendapat, tenaga dan pikirannya, karena setiap individu
mempunyai kemampuan dan keahliannya sesuai bidangnya masing-masing.
Maka dalam hal ini budaya kerja terbentuk dalam satuan kerja atau
organisasi itu berdiri, artinya pembentukan budaya kerja terjadi ketika lingkungan
kerja atau organisasi belajar dalam menghadapi permasalahan, baik yang
menyangkut masalah organisasi.
15
Cakupan makna setiap nilai budaya kerja tersebut, antara lain:
a) Disiplin; Perilaku yang senantiasa berpijak pada peraturan dan norma yang
berlaku di dalam maupun di luar perusahaan. Disiplin meliputi ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan, prosedur, berlalu lintas, waktu
kerja, berinteraksi dengan mitra, dan sebagainya.
b) Keterbukaan; Kesiapan untuk memberi dan menerima informasi yang
benar dari dan kepada sesama mitra kerja untuk kepentingan perusahaan.
c) Saling menghargai; Perilaku yang menunjukkan penghargaan terhadap
individu, tugas dan tanggung jawab orang lain sesama mitra kerja.
d) Kerjasama; Kesediaan untuk memberi dan menerima kontribusi dari dan
atau kepada mitra kerja dalam mencapai sasaran dan target perusahaan
16
membiasakan suatu cara kerja di lingkungan masing-masing. Dengan adanya
suatu keyakinan dan komitmen kuat merefleksikan nilai-nilai tertentu, misalnya
membiasakan kerja berkualitas, sesuai standar, atau sesuai ekpektasi pelanggan
(organisasi), efektif atau produktif dan efisien.
17
c. Unsur Unsur Budaya kerja
Budaya kerja adalah berpijak dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa
atau masyarakat Indonesia yang diolah sedemikian rupa menjadi nilai-nilai baru
yang akan menjadi sikap dan perilaku manajemen yang diharapkan dalam upaya
menghadapi tantangan baru. Budaya kerja tidak akan muncul begitu saja, akan
tetapi harus diupayakan dengan sungguh-sungguh melalui proses yang terkendali
dengan melibatkan semua sumber daya manusia dalam seperangkat sistem, alat-
alat dan teknik-teknik pendukung.
Menurut Taliziduhu Ndraha, budaya kerja dapat dibagi menjadi dua unsur, yaitu:
18
puncak dan pemimpin lainnya, bagaimana perilaku setiap orang akan
mempengaruhi kerja mereka.
1) Kebiasaan
2) Peraturan
19
merupakan bentuk ketegasan dan bagian terpenting untuk mewujudkan pegawai
disiplin dalam mematuhi segala bentuk peraturan-peraturan yang berlaku di
lembaga pendidikan. Sehingga diharapkan pegawai memiliki tingkat kesadaran
yang tinggi sesuai dengan konsekwensi terhadap peraturan yang berlaku baik
dalam organisasi perusahaan maupun di lembaga pendidikan.
3) Nilai-Nilai
20
Budaya bentuk ini seringkali diamalkan dengan berkesan dalam organisasi
yang bersaiz kecil seperti pemiagaan keluarga, syarikat kecil dan firma sederhana.
Bagaimanapun terdapat agensi swasta yang melaksanakan budaya kerja ini
dimana keputusan ditentukan oleh pengasas atau pemegang saham utama,
manakala pekerja tidak mempunyai suara kecuali sebahagian kecil individu
dalam organisasi yang diberi kepercayaan oleh pemilik atau pemegang saham
utama tadi. Asas kepercayaan boleh berdasarkan kepada unsure nepotisme,
kronisme, peribadi atau mungkin juga kecekapan.
21
3) Budaya Kerja Fungsional
22
Dalam organisasi jenis ini, kesatuan pekerja diiktiraf sebagai bagian utama
dalam organisasi. Kesatuan sekerja berfungsi untuk menjaga kepentingan pekerja
dan membantu pengurusan mencapai matlamat organisasi. Perundingan dan tawar
menawar berlangsung berdasarkan perundangan dan prosedur yang diakui oleh
kedua-dua belah pihak. Meskipun pertikaian dan pertentangan pendapat
kadangkala berlaku antara kesatuan sekerja dan majikan, tetapi ia sering dapat
diselesaikan di meja rundingan. Dari satu segi pihak pengurusan boleh mendapat
pandangan wakil kesatuan sekerja bagi melaksanakan peraturan, sistem dan
ganjaran. Manakala kesatuan sekerja akan mempastikan hak, kepentingan dan
kebajikan pekerja diberi jaminan. Secara keseluruhannya pendekatan ini yang
berkonsepkan hubungan rapat majikan pekerja bertujuan untuk mewujudkan
situasi menang-menang antara kedua belah pihak.
23
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-
hal yang berkaitan dengan budi dan akal.
24