Anda di halaman 1dari 3

Afrizal Muhammad Kaiana Putra 01/XI MIPA 6

No Politik Kolonial Pelaksanaanya Keterangan


1. POLITIK KONSERVATIF CULTURE STELSEL(TANAM DAMPAK BAGI BANGSA
TOKOH VAN DEN PAKSA ) SELAMA 40TH RAKYAT INDONESIA TERJADINYA
BOSCH DIWAJIBKAN MENANAM KELAPARAN,JUMLAH PENDUDUK
TANAMAN DAGANGAN BERKURANG DSB
( TEBU,KOPI,TEH,TEMBAKAU
DSB ) YG HASILNYA DISERAHKAN
PADA BELANDA.

Sistem Tanam Paksa dijalankan


dengan aturan sebagai berikut:
Melalui persetujuan, penduduk
menyediakan sebagian tanahnya
untuk penanaman tanaman
perdagangan yang dapat dijual
di pasaran Eropa.
Tanah yang disediakan untuk
penanaman perdagangan tidak
boleh melebihi seperlima dari
tanah pertanian yang dimiliki
penduduk desa.
Pekerjaan yang diperlukan untuk
menanam tanaman
perdagangan tidak boleh
melebihi pekerjaan yang
dibutuhkan untuk menanam
padi.
Bagi tanah yang ditanami
tanaman perdagangan
dibebaskan dari pajak tanah.
Apabila nilai hasil tanaman
perdagangan melebihi pajak
tanah yang harus dibayar, maka
selisih positifnya harus diberikan
kepada rakyat.
Kegagalan panen menjadi
tanggung jawab pemerintah.
Penduduk desa mengerjakan
tanah mereka dengan
pengawasan kepala-kepala yang
telah ditugaskan.

Penyimpangan sistem tanam


paksa yang terjadi di antaranya:
Tanah petani yang ditanami
komoditas ekspor lebih dari 1/5
atau seperlima bagian. Hal ini
agar pejabat residen dan kaum
priayi mendapatkan bonus dari
hasil prosenan tanaman.
Tanah yang telah ditanami
tanaman wajib dikenakan pajak
oleh pejabat residen.
Waktu tanam dari tanaman
wajib, melebihi ketentuan yang
seharusnya kurang dari 66 hari.
Petani bertanggung jawab
penuh atas kerugian akibat gagal
panen.
Sisa kelebihan panen dari jumlah
pajak tidak dikembalikan kepada
petani.

2. Politik Kolonial Liberal Sistem pelaksanaan politik Dampak Bagi Indonesia Yaitu :
liberal 1) Menurunnya konsumsi bahan
makanan,terutama beras dan
1. Sistem tanam paksa dihapus. sementara pertumbuhan
penduduk di Jawa meningkat
2. Pengusaha swasta dari pesat.
Belanda melakukan perluasaan 2) Pengangkutan dengan
penanaman modal. gerobak menjadi merosot
penghasilannya setelah adanya
3. Pada 1870 adanya undang - angkutan dengan kereta api.
undang sebagai penunjang 3) Rakyat sangat menderita
usaha perkebunan. karena masih diterapkannya
kerja rodi dan hukuman yang
UU Agraria berat bagi yang melanggar
a. Gubernur Jenderal tidak peraturan Poenale Sanctie.
diperbolehkan menjual tanah 4) Kemerosotan tingkat
milik pemerintah, namun tanah kesejahteraan penduduk
tersebut dapat disewakan paling 5) Menurunnya usaha kerajinan
lama 75 tahun. rakyat karena kalah bersaing
dengan barang-barang import
b. Tanah milik pemerintah dari Eropa
antara lain hutan yang belum 6) Adanya krisis perkebunan
dibuka, tanah yang berada di pada tahun 1885 karena jatuhnya
luar wilayah milik desa dan harga komoditi kopi dan gula
penghuninya, dan tanah milik yang berakibat buruk bagi
adat. penduduk.

c. Tanah milik penduduk antara


lain semua sawah, ladang, dan
sejenisnya yang dimiliki langsung
oleh penduduk desa. Tanah
semacam ini boleh disewa oleh
pengusaha swasta selama 5
tahun.

Pernyataan hak tanah


1. Hak untuk perkebunan dan
pertanian besar, maksimum 500
bahu dengan harga sewa
maksimum lima florint per bahu
(1 bahu = 14,0625 m2).

2. Hak untuk perkebunan dan


pertanian kecil bagi orang Eropa
"miskin" atau perkumpulan
sosial di Hindia Belanda,
maksimum 25 bahu dengan
harga sewa satu florint per bahu
(sejak 1908 diperluas menjadi
maksimum 500 bahu).

3. Hak untuk rumah tetirah dan


pekarangannya (estate) seluas
maksimum 50 bahu.

UU Gula
a. perusahaan-perusahaan gula
milik pemerintah akan dihapus
secara bertahap, dan
b. pada tahun 1891 semua
perusahaan gula milik
pemerintah harus sudah diambil
alih oleh swasta.

4. Tenaga kerja dan kepemilikan


tanah yang memiliki status di
ubah.

5. Timbul dan diberlakukannya


perluasaan peredaran uang.

6. Masyarakat yang bekerja di


pabrik atau di perkebunan akan
dikenai upah.

Anda mungkin juga menyukai