Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Edukasi:
- Jaga hygiene diri
- Setelah pulang dari sawah langsung mandi dan gunakan salep sesering mungkin
- Hindari garukan untuk perburukan kulit
S:
- Gatal pada mata kaki kiri dan kanan, kini terdapat luka yang ada nanah. Disertai gatal.
- Digaruk jika gatal hingga merasa puas menggaruk
- Rw. dikeluarga terdapat anak dengan rw. Skabies pada 2 minggu lalu.
- Rw. Alergi makanan, minuman, cuaca dan obat tertentu (-)
O:
- Composmentis, tampak sakit ringan
- TD: 110/70 mmHg
- HR: 92 x/menit
- RR: 21 x/m
- T : 37,9 'C
Status dermatologis:
- Pada regio maleolus media terdapat ulkus dangkal dengan pus dan tepi eritematosa, ukuran
numular, sirkumskripta.
P:
- Amlodipine 1 x 5mg, malam
- Captopril 2 x 12,5 mg, pagi siang
- Vit. B comp 3 x 1
- Alluprinol 2 x 100 mg
Edukasi:
- Jaga pola hidup sehat
- Kurangi makanan berpurin
- Perbanyak aktifitas fisik ringan
- Rutin kontrol
S:
- Kontrol keluhan lutut nyeri, tidak membaik walau sudah diobati
- Kini badan terasa pegal dan letik
- Rw. asam urat tinggi
O:
- Composmentis, tampak sakit sedang
- TD: 160/82 mmHg
- HR: 82 x/menit
- RR: 19 x/m
- T : 36,9 'C
Lab:
- Asam urat : 7,0 mg/dl
- GDP : 137 mg/dl
- Kol. total : 138 mg/dl
P:
- Amlodipine 1 x 5mg, malam
- Paracetamol 3 x 500mg
- Konsultasi ke pojok gizi
S:
- Kontrol rutin HT, obat sudah habis kemarin
- Kini punduk terasa berat, dan kepala nyeri
- Rw. alergi makanan, minuman, cuaca ataupun obat tertentu (-)
O:
- Composmentis, tampak sakit sedang
- TD: 156/89 mmHg
- HR: 92 x/menit
- RR: 21 x/m
- T : 37,9 'C
P:
- Natrium diclofenac 3 x 25mg
- Alluprinol 2 x 100mg
- Amlodipine 1 x 5mg
- B complek 3 x 1
Edukasi:
- Rutin kontrol
- Disiplin menjaga pola hidup sehat
- Kurangi makanan yang bergaram, berpurin
- Perbanyak makan buah dan sayur
S:
- Kontrol rutin HT
- Kini tangan terasa kesemutan, rw. dulu pernah mengalami keluhan yang sama
- Rw. hasil lab asam urat yang tinggi
O:
- Composmentis, tampak sakit ringan
- TD: 127/76 mmHg
- HR: 73 x/menit
- RR: 18 x/m
- T : 37,1 'C
Lab:
- GDP : 111mg/dl
- Total kolesterol 175 mg/dl
- Asam urat : 7,1 mg/dl
P:
- Omeprazol 1 x 20mg, selama 5 hari
- Amoxicilin 3 x 500mg
- Vit. B12, 3 x 1
Edukasi:
- Habiskan obat, jika tidak membaik segera kembali
- Hindari makanan yang asam, pedas, bergas, kurangi minum kopi ataupun teh
- Hindari makan dalam jumlah yang banyak
- Makan makanan yang lembek
S:
- Nyeri perut saat setelah makan pada 1 jam lalu, disertai dengan dada terasa sesak, Mual (-),
Muntah (-)
- Nyeri perut seperti terasa terbakar
- Rw. pada 1 minggu lalu juga merasakan hal yang sama.
- Rw. sering makan dalam jumlah yang besar, meminum kopi dan merokok setelah makan
- Rw. Alergi terhadap makanan, minuman, cuaca ataupun obat tertentu (-)
O:
- Composmentis, tampak. sakit sedang
- TD: 120/80 mmHg
- HR: 91 x/menit
- RR: 23 x/m
- T : 37,1 'C
Edukasi:
- Gunakan APD yang tepat saat bekerja
- Hindari penggunaan kunyit dan obat tradisional yang belum pasti khasiat nya
- Disiplin gunakan obat
- Hindari menggaruk luka agar tidak memperberat perlukaan. Jika gatal, kompres dengan air
dingin.
- Rutin kontrol darah tinggi, dan disiplin menjaga pola hidup sehat
S:
- Kepala terasa nyeri hilang timbul sejak 1 tahun lalu, memberat dalam 1minggu ini. Tidak
pusing berputar.
- Disertai ulu hati nyeri setiap makan, tidak disertai sendawa. sendawa.
- Rw. dulu tekanan darah selalu normal.
- Rw. Alergi makanan, minuman, cuaca ataupun obat tertentu (-)
- Rw. pasien makan 3x sehari namun sesekali pernah 1x sehari.
O:
- Composmentis, tampak. sakit sedang
- TD: 174/97 mmHg
- HR: 83 x/menit
- RR: 23 x/m
- T : 37,1 'C
Kepala: pada regio pariental, manus dextra dan sinistra terdapat lesi hiperpigemntasi
berukuran plakat teraba menonjol, tersebar diskret.
Mata: CA (-/-), SI (-/-), Sekret (-/-), Pupil isokor (+/+)
Telinga: Normotia, M. Timpani intact (+/+), sekret (-/-), Nyeri tekan (-)
Hidung: normonasi, Simetris, deviasi septum (-), Perdarahan (-), sekret (-)
Mulut: Simetrism, Bibir: sianosis (-), Gusi: hiperemis (-), perdarahan (-), Lidah: atrofi papil
lidah (-), Mukosa: lembab
Paru: Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-), Pergerakan dinding dada simetris
Jant: BJ12 reguler, Murmur (-), Gallop (-),
Pemb KGB : (-)
Abd: NTE (-), BU (+), Timpani (+)
Ekstremitas : akral hangat (+), CRT < 2 detik
Edukasi:
- Makan tepat waktu dijam yang sama dengan makanan yang lembut
- Hindari makanan yang memperburuk keadaan seperti asam ataupun pedas
- Perbanyak minum air putih
S:
- Nyeri ulu hati sejak 1 minggu lalu, dan memberat pada 1 hari lalu. Terasa perih. Dan
bersendawa
- Disertai nyeri kepala, dan terasa sesak pada dada.
- Rw. Sering mengalami keluhan yang sama (+) hilang timbul
- Rw. makan terlambat dan tidak teratur
- Rw. darah tinggi tidak terkontrol (+)
- Rw. Alergi terhadap makanan, minuman, cuaca ataupun obat tertentu (-)
O:
- Composmentis, tampak. sakit sedang
- TD: 151/92 mmHg
- HR: 90 x/menit
- RR: 21 x/m
- T : 37,8 'C
P:
- Paracetamol 500 mg, 3 x 1
- Vit. B comp 2 x 1
- Amoxicilin 250mg, 3 x 1
Edukasi:
- rutin kontrol untuk perawatan luka hingga benar- benar kering
- Perbanyak makanan berprotein seperti putih telur, tahu, tempe, ayam ataupun
daging untuk mempercepat perbaikan luka
- Hindari luka dari air untuk menghidari infeksi baru
S:
- Kontrol luka post jahitan pada digiti III manus dextra
- Perdarahan (-), Pus (-), Bau busuk (-)
- Luka dan jahitan tampak kering (+)
O:
- Composmentis, tampak. sakit sedang
- TD: 120/80 mmHg
- HR: 94 x/menit
- RR: 23 x/m
- T : 37,1 'C
P:
- Ambroxol 3 x 1
- Loratadine 3 x 1
- Vit. B comp 2 x 1
- Paracetamol 500 mg, 3 x 1
Edukasi:
- Hindari alergen
- Isolasi mandiri di kamar hingga hasil swab PCR keluar
- Tetap gunakan masker dirumah
- Berjemur dan olahraga untuk meningkatkan imunitas
- Perbanyak makanan sehat, yang mengandung vit. D, vit. C dan protein tinggi
- Perbanyak minum air putih
S:
- Batuk berdahak sejak 1 hari lalu, disertai nyeri kepala, mual, muntah (-)
- Rw. kontak dengan pasien covid (tidak diketahui
- Rw. belum diobati ke tempat lain
- Rw. keluarga dengan keluhan yang sama (-)
- Rw. DM (-), Rw. HT (-)
- Rw. Alergi makanan, minuman, cuaca atau obat tertentu (-)
O:
- Composmentis, tampak. sakit sedang
- TD: 120/70 mmHg
- HR: 91 x/menit
- RR: 21 x/m
- T : 36,7 'C
P:
- Amoxicilin 250mg, 3 x 1
- Paracetamol 500mg, 3 x 1
- Vit. B comp 3 x 1
Edukasi:
- rutin kontrol untuk perawatan luka hingga benar- benar kering
- Perbanyak makanan berprotein seperti putih telur, tahu, tempe, ayam ataupun
daging untuk mempercepat perbaikan luka
- Hindari luka dari air untuk menghidari infeksi baru
S:
- Terdaapt luka pada kepala bagian depan tengah, terbentur kayu setelah jatuh dari
ketinggian 4 meter
- Perdarahan (+), namun tidak masif, Penglihatan kabur (-), Tampak pucat (-), Jalan
sempoyongan (-)
O:
- Composmentis, tampak. sakit sedang
- TD: 110/80 mmHg
- HR: 94 x/menit
- RR: 23 x/m
- T : 37,1 'C
Kepala: Vulnus laceratum 5 cm x 0,5 cm x 0,5 cm, pada regio frontal proximal medialq
Mata: CA (-/-), SI (-/-), Sekret (-/-), Pupil isokor (+/+)
Telinga: Normotia, M. Timpani intact (+/+), sekret (-/-), Nyeri tekan (-)
Hidung: normonasi, Simetris, deviasi septum (-), Perdarahan (-), sekret (-)
Mulut: Simetrism, Bibir: sianosis (-), Gusi: hiperemis (-), perdarahan (-), Lidah: atrofi
papil lidah (-), Mukosa: lembab
Paru: Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-), Pergerakan dinding dada simetris
Jant: BJ12 reguler, Murmur (-), Gallop (-),
Pemb KGB : (-)
Abd: NTE (-), BU (+), Timpani (+)
Ekstremitas : akral hangat (+), CRT < 2 detik, Kulit pucat (-)
S:
- Post op. amputasi pedis digiti 4, 5. Dextra
- Luka sudah sedikit mengering, Perdarahan (-), Berbau busuk (-)
- Rw. DM tidak terkontrol (+), dikarenakan lebih percaya pengobatan tradisional
- Rw. Keluarga dengan penyakit DM (-)
- Rw. Alergi terhadap makanan, minuman, cuaca atau obat (-)
- Rw. pasien sering mengonsumsi makanan manis, celiman dan minuman manis.
O:
- Composmentis, tampak. sakit ringan
- TD: 110/80 mmHg
- HR: 90 x/menit
- RR: 21 x/m
- T : 37,1 'C
Edukasi:
- Jaga personal higien
- Gunakan sabun yang mengandung pelembab, hindari sabun yang menyebabkan kulit kering
- Habiskan obat yang diberikan, dan disiplin dalam penggunaan.
- Pastikan menyebab gatal. Jika cuaca dingin, maka gunakan pakaian tebal. Jika cuaca panas,
gunakan pakaian yang menyerap keringat dan selalu hindari bagian lipatan paha lembab.
S:
- Gatal pada lipatan paha sejak 1 minggu lalu, memberat sejak 1 hari lalu
- Mandi hanya 1x dalam sehari
- Rw. dikelaurga dengan keluhan yang sama (-)
- Rw dulu pernah mengalami keluhan gatal atau penyakit lainnya yang berhubungan dengan
gatal(-)
- Rw. Alergi pada cuaca dingin, makanan, minuman ataupun obat tertentu (-)
O:
- Composmentis, tampak. sakit ringan
- TD: 120/80 mmHg
- HR: 87 x/menit
- RR: 21 x/m
- T : 37,1 'C
Status dermatologis:
- Pada regio pubis, terdapat lesi hiperpigemntasi dan beberapa hiperemis, berbentuk papul
tersebar diskret dengan skuama halus dan beberapa ulkus dangkal
Edukasi :
- Menjaga perasaan pasien agar tetap senang dan nyaman berada di sekitarnya.
- Support pasien secara psikis agar tidak merasa sedih dan tertekan.
- Hindari faktor-faktor pencetus timbulnya serangan pada pasien.
- Berinteraksi dengan pasien agar tidak merasa kesepian.
- Kontrol teratur dan lapor segera bila ada keluhan
S:
- Kontrol untuk pengobatan Skizofrenia
- Rw. Skizofrenia sejak 30 tahun lalu
- Keadaan saat ini sudah terkontrol dengan obat, tenang, mood stabil, mengenal kapan akan
kambuh dan kapan perlu meminum obat.
- Rw. Keluarga dengan rw. Skizofrenia (-)
- Rw. Alergi pada cuaca, makanan ataupun minuman (-)
O/
-Kesadaran : komposmentis kooperatif
-Sikap : kooperatif
-Mood : eutim
-Afek : terbatas
P:
- Rujuk Sp. B untuk kontrol post op
Edukasi:
- Disiplin dalam mengontrolkan diri ke sp.B
- Kontrol diri untuk mengurangi makanan manis
- Rutin dalam menjaga higien diri untuk perbaikan ulkus
- Disiplin dalam mengonsumsi obat DM
- Jika ada yang kurang jelas mengenai penyakit, tanyakan pada medis bukan ke dukun.
S:
- Post op. amputasi pedis digiti 4, 5. Dextra
- Luka sudah sedikit mengering, Perdarahan (-), Berbau busuk (-)
- Rw. DM tidak terkontrol (+), dikarenakan lebih percaya pengobatan tradisional
- Rw. Keluarga dengan penyakit DM (-)
- Rw. Alergi terhadap makanan, minuman, cuaca atau obat (-)
- Rw. pasien sering mengonsumsi makanan manis, celiman dan minuman manis.
O:
- Composmentis, tampak. sakit ringan
- TD: 110/80 mmHg
- HR: 90 x/menit
- RR: 21 x/m
- T : 37,1 'C
Edukasi:
- Jika dalam 5 hari tidak membaik segera kembali ke puskes, untuk dirujuk ke Sp.PD
- Penyakit yang diderita pasien tidak bisa sembuh jika tidak disiplin
- Atur pola makan dan jam makan yang harus sama setiap hari nya.
- Hindari makanan pedas, asam, produk "dairy"
- Diet makanan yang lembek dan mudah dicerna
- TIngkatkan konsumsi air mineral, minimal 3 L/hari
- Jaga personal hygiene, rajin cuci tangan dengan sabun, dan menggunting kuku yang
panjang
S:
- Nyeri perut mendadak setelah makan sejak 3 jam lalu.
- Nyeri disertai dengan sendawa sendawa. Yang sesekali terasa pahit pada mulut.
- Rw. dulu dengan keluhan yang sama (+). dan dirawat (+) beberapa kali
- Rw. keluarga dengan keluhan yang sama (-)
- Rw. sudah diobati sebelum nya (-)
- Rw. Alergi terhadap cuaca, makanan, minuman tertentu (-)
- Pasien adalah ibu rumah tangga, yang menyukai makanan pedas, makan sering terlambat.
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: 120/90 mmHg
HR: 89 x/m
RR: 19 x/m
T : 36,7 'C
- Antasida deon 3 x 1
- Paracetamol 3 x 1
- Amlodipine 1 x 5mg, malam sebelum tidur
Edukasi:
- Atur pola makan yang sehat
- Hindari konsumsi garam berlebih
- Kurangi makanan yang berlemak, digoreng, dan perbanyak sayur.
S:
- Kepala nyeri dan terkadang berdenyut, Penglihatan sesekali buram dan pernah menghilang
dalam 1-2 detik, lalu membaik kembali
- Nyeri lutut kanan sejak 5-10 tahun, tidak membaik walau sudah berobat.
- Keluhan juga disertai dengan nyeri ulu hati, namun tidak pasti sejak kapan dirasakan.
- Rw. pasien pernah mengalami keluhan yang sama
- Rw. pasien dalam pengobatan darah tinggi, namun tidak terkontrol dengan baik
- Rw. Sudah pernah mengobati keluhan namun tidak ada perbaikin.
- Rw. Alergi pada makanan, minuman, cuaca tertentu (-)
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: 160/70 mmHg
HR: 98 x/m
RR: 21 x/m
T : 36,7 'C
Edukasi:
- Katarak pada usia pasien bersifat dikarena kekeruhan lensa akibat umur
- Operasi adalah solusi. terbaik untuk memulihkan penglihatan
- Mengedukasi gambaran proses penggantian lensa katarak untuk mengurangi kecamasan
pasien
S:
- Penglihatan kabur, seperti melihat kabut, hanya bisa melihat dalam jarak kurang dari 2
meter
- Penglihatan kanan lebih buram daripada mata kiri
- Rw. pemeriksaan sp.M 2 bulal lalu dan direkomendasikan untuk operasi jika katarak benar-
benar sudah matang
- Rw. alergi terhadap makanan, minuman ataupun cuaca tertentu (-)
O:
Composmentis, sakit ringan
TD : 130/70 mmHg
HR: 90x/menit
RR: 20x/m
T : 36,7 'C
Mata: CA (-/-), SI (-/-), Sekret (-/-), Shadows test (+/+), Refleks cahaya (+/+)
Paru: Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Jant: BJ12 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemb KGB : (-)
Abd: NTE (-)
edukasi:
- Hindari makanan yang asam dan pedas
- Konsumsi makanan yang lembek dan perbanyak minum air putih
- Tingkatkan personal hygiene, contoh: mencucui tangan dengan sabun
S:
- BAB Cair sejak 8 jam lalu, sebanyak 4 - 5x/hari ini. Berwarna kuning kehijauan.
- BAB lendir (-), darah (-), tanpa tercium bau busuk (-)
- Pasien meyakini hanya makan makanan dirumah seperti biasa nya.
- Mual (-). Muntah (-). Keluhan pada organ (-)
- Rw. dengan keluhan yang sama sebelum nya (-)
- Rw di keluarga dengan keluhan yang sama (-)
- Rw. Alergi terhadap makanan, minuman, ataupun cuaca tertentu (-)
- OS adalah petani. saat makan pasien selalu mencuci tangan, namun tidak menggunakan
sabun.
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: 150/90 mmHg
HR: 100 x/m
RR: 24 x/m
T : 36,8 'C
-Chlorpromazine 1x100 mg
-Diazepam 1x2.5 mg
-Paracetamol 3x1
-Vit B 1x1
Edukasi :
- Menjaga perasaan pasien agar tetap senang dan nyaman berada di sekitarnya.
- Support pasien secara psikis agar tidak merasa sedih dan tertekan.
- Hindari faktor-faktor pencetus timbulnya serangan pada pasien.
- Berinteraksi dengan pasien agar tidak merasa kesepian.
- Kontrol teratur dan lapor segera bila ada keluhan
S:
- Kontrol untuk pengobatan Skizofrenia
- Rw. Skizofrenia sejak 30 tahun lalu
- Keadaan saat ini sudah terkontrol dengan obat, tenang, mood stabil, mengenal kapan akan
kambuh dan kapan perlu meminum obat.
- Rw. Keluarga dengan rw. Skizofrenia (-)
- Rw. Alergi pada cuaca, makanan ataupun minuman (-)
O/
-Kesadaran : komposmentis kooperatif
-Sikap : kooperatif
-Mood : eutim
-Afek : terbatas
- Zinc 20 mg, 1 x 1
- Kotrimoksazol 2 x 2
- Atapulgit 3 x 1
- Antasida 3 x 1
- Oralit sch 2 x 1
edukasi:
- Hindari makanan yang asam dan pedas
- Konsumsi makanan yang lembek dan perbanyak minum air putih
- Tingkatkan personal hygiene, contoh: mencucui tangan dengan sabun
S:
- BAB Cair sejak 8 jam lalu, sebanyak 4 - 5x/hari ini. Berwarna kuning kehijauan.
- BAB lendir (-), darah (-), tanpa tercium bau busuk (-)
- Pasien meyakini hanya makan makanan dirumah seperti biasa nya.
- Mual (-). Muntah (-). Keluhan pada organ (-)
- Rw. dengan keluhan yang sama sebelum nya (-)
- Rw di keluarga dengan keluhan yang sama (-)
- Rw. Alergi terhadap makanan, minuman, ataupun cuaca tertentu (-)
- OS adalah petani. saat makan pasien selalu mencuci tangan, namun tidak menggunakan
sabun.
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: 150/90 mmHg
HR: 100 x/m
RR: 24 x/m
T : 36,8 'C
- Metilprednisolon 2 x 2mg
- CTM 3 x 1
- Recana dirujuk ke SP.KK untuk dilakukan alergic test untuk memastikan alergen penyebab
Edukasi:
- Hindari alergen
- Hindari garukan pada lesi yang gatal
- Gunakan pakaian yang tebal ketika cuaca dingin
S:
- Muka bengkak dan merah sejak 1 hari lalu.
- Hilang timbul sejak 1 bulan ini.
- Muka bengkak dan merah ini muncul terutama saat cuaca dingin di pagi hari.
- Rw. belum pernah diobati kemana pun.
- Rw. Ibu dengan alergi dingin, rw. Ibu dengan keluhan yang sama.
- Rw. Alergi terhadap makanan, minuman ataupun cuaca tertentu (-)
- Pasien sebelumnya tinggal pada daerah yang cukup panas, dan baru baru ini pindah daerah
mengikuti orang tua.
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: tidak diperiksa
HR: 110 x/m
RR: 24 x/m
T : 36,8 'C
- Antasida deon 3 x 1
- Paracetamol 3 x 1
- Amlodipine 1 x 5mg, malam sebelum tidur
Edukasi:
- Atur pola makan yang sehat
- Hindari konsumsi garam berlebih
- Kurangi makanan yang berlemak, digoreng, dan perbanyak sayur.
S:
- Kepala nyeri dan terkadang berdenyut, Penglihatan sesekali buram dan pernah menghilang
dalam 1-2 detik, lalu membaik kembali
- Nyeri lutut kanan sejak 5-10 tahun, tidak membaik walau sudah berobat.
- Keluhan juga disertai dengan nyeri ulu hati, namun tidak pasti sejak kapan dirasakan.
- Rw. pasien pernah mengalami keluhan yang sama
- Rw. pasien dalam pengobatan darah tinggi, namun tidak terkontrol dengan baik
- Rw. Sudah pernah mengobati keluhan namun tidak ada perbaikin.
- Rw. Alergi pada makanan, minuman, cuaca tertentu (-)
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: 160/70 mmHg
HR: 98 x/m
RR: 21 x/m
T : 36,7 'C
P:
- Rujuk Sp. B untuk kontrol post op
Edukasi:
- Disiplin dalam mengontrolkan diri ke sp.B
- Kontrol diri untuk mengurangi makanan manis
- Rutin dalam menjaga higien diri untuk perbaikan ulkus
- Disiplin dalam mengonsumsi obat DM
- Jika ada yang kurang jelas mengenai penyakit, tanyakan pada medis bukan ke dukun.
S:
- Post op. amputasi pedis digiti 4, 5. Dextra
- Luka sudah sedikit mengering, Perdarahan (-), Berbau busuk (-)
- Rw. DM tidak terkontrol (+), dikarenakan lebih percaya pengobatan tradisional
- Rw. Keluarga dengan penyakit DM (-)
- Rw. Alergi terhadap makanan, minuman, cuaca atau obat (-)
- Rw. pasien sering mengonsumsi makanan manis, celiman dan minuman manis.
O:
- Composmentis, tampak. sakit ringan
- TD: 110/80 mmHg
- HR: 90 x/menit
- RR: 21 x/m
- T : 37,1 'C
Edukasi :
- Hindari alergen
- Gunakan obat secara disiplin
S:
- badan gatal sejak 1 jam lalu, terutama saat cuaca dingin dan malam hari.
- badan gatal tidak dipengaruhi oleh makanan dan minuman tertentu
- pada kulit tidak teraba kering, hanya sedikit lesi kemerahan
O:
Composmentis, Sakit ringan
TD: 129/65 mmhg
HR: 80 x/m
RR: 21 x/m
T : 36,7 'C
Prednison 4 mg, 2 x1
VIt. B comp, 3 x 1
CTM, 3x 1
Edukasi:
-Jaga personal hygine
-Hindari aktifitas berlebih, istirahat cukuo
-Banyak minum air
S:
- Badan gatal, sejak 1 hari lalu, hilang timbul sejak 1 tahun lalu, terutama saat berkeringat
- Lutut nyeri kanan ketika sholat, saat menaiki dan menuruni tangga
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: 138/68 mmhg
HR: 78 x/m
RR: 21 x/m
T : 36,6 'C
Status dermatologis: pada regio trunkus, terdapat lesi papul tersebar diskret, beberapa
hiperpigmentasi.
S: Nyeri abdomen, tergio umbilical, mual (-), muntah (-). rw. alergi (+)
O:
TD: 90/60 mmHg
HR: 88 x/m
RR: 21 x/m
T: 36,7 'C
Mata : CA (-/-), SI (-/-), Sekret (-/-)
Paru : Ves (+/+), RH (-/-), Wh (-/-)
KGB (-)
Nyeri abdomen: NTE (+), regio umbilical (+)
Ukm
1. F5 - Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
Pemeriksaan Tekanan Darah pada Peserta Posyandu Lansia Kutilang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang umum terjadi, terutama pada
kalangan lanjut usia atau lansia. Bahkan menurut National Heart, Lung, dan Blood Institute,
orang-orang lansia berisiko hingga 90% mengalami tekanan darah tinggi pada masa senjanya
nanti. Tekanan darah bukanlah sebuah kondisi yang menetap. Tekanan darah bisa bervariasi
setiap waktu tergantung dari banyak hal, mulai dari aktivitas apa yang dilakukan, makanan
yang dikonsumsi, waktu pengukurannya, hingga usia. Semakin bertambah usia, tekanan
darah Anda cenderung semakin meningkat. Oleh karena itu, seiring pertambahan usia, risiko
Anda mengalami hipertensi pun semakin tinggi.
Mengetahui gambaran persebaran tekanan darah pada peserta posyandu lansia Kutilang?
Kegiatan Dilakukan pada tanggal 13 Maret 2021 pada pukul 9:40 WIB ditengah kegiatan
Posyandu Kutilang. Melakukan penyuluhan tentang gizi selama masa pandemi pada usia
balita hingga lansia oleh Dokter yang dibantu oleh Bidan penanngungjawab serta Kader yang
terlibat. Dihadiri oleh 20 Balita dan 27 lansia. Kegiatan selesai pada pukul 11:30 WIB.
monitoring : melakukan pengecekan dan memantau kesehatan pada ibu hamil yang
mempunyai daya tahan tubuh rendah dan memiliki resiko terkena beberapa penyakit
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
Konsultasi gizi pada balita yang sulit makan di posyandu Kutilang
Makanan sehat dengan sumber gizi yang lengkap merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak hingga lansia. Anak
merupakan investasi sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Karena itu kecukupan
status gizinya sejak lahir, bahkan sejak dalam kandungan, perlu mendapat perhatian khusus.
Asupan nutrisi yang tepat tidak hanya dapat membantu menjaga kesehatan fisik tapi juga
dapat mendukung kemampuan belajar dan aktivitas anak sehari-harinya. Status gizi yang baik
dapat dicapai apabila anak mengonsumsi makanan dengan kandungan energi dan zat gizi
sesuai kebutuhannya.
Dengan asupan makan yang cukup baik dari segi jumlah, jenis, dan frekuensinya, maka
imunitas akan terjaga sehingga tubuh mampu menangkal penyakit infeksi. Jika terlanjur
terinfeksi, penyembuhannya akan lebih cepat. Penyakit Covid-19 akan menjadi lebih berisiko
ketika anak memiliki penyakit penyerta, seperti pneumonia. Oleh karena itu, penting untuk
mempertahankan dan memperbaiki status gizi keluarga
Melakukan perbandingan berat badan, tinggi badan, dengan usia balita yang dikonsultasikan
dengan tabel pertumbuhan yang ada di Buku PInk, sekaligus mengedukasi contoh menu
makanan yang cocok untuk balita.
Kegiatan Dilakukan pada tanggal 13 Maret 2021 pada pukul 9:40 WIB ditengah kegiatan
Posyandu Kutilang. Melakukan penyuluhan tentang gizi selama masa pandemi pada usia
balita hingga lansia oleh Dokter yang dibantu oleh Bidan penanngungjawab serta Kader yang
terlibat. Dihadiri oleh 20 Balita dan 27 lansia. Kegiatan selesai pada pukul 11:30 WIB.
Tubuh setiap orang mengalami perubahan sesuai dengan masanya. Bagi Anda yang berusia
lanjut atau lansia, terjadi berbagai perubahan pada tubuh yang kemudian memengaruhi
kebutuhan gizi Anda. Namun perlu diingat, berapapun usia seseorang, memenuhi kebutuhan
gizi atau nutrisi tetap perlu dilakukan untuk membuat tubuh tetap sehat. Oleh karena itu,
mengetahui nutrisi yang dibutuhkan untuk orang lanjut usia serta tips guna memenuhinya
sangat penting untuk membantu menjaga kesehatan lansia.
Secara umum lansia memang akan mengalami penurunan kebutuhan gizi tertentu. Ini karena
massa tubuh dan kecepatan metabolisme yang juga menurun, sehingga lansia seringkali
menjadi kurang aktif secara fisik.
Selain itu, kemampuan organ untuk bekerja pun sudah tak lagi maksimal. Misalnya, sistem
pencernaan yang melambat membuat tubuh Anda sulit memproses vitamin dan mineral
tertentu untuk menjaga kesehatan mental dan sirkulasi tubuh.
Di sisi lain, perubahan fisik juga bisa meningkatkan kebutuhan nutrisi tertentu pada lansia.
Misalnya, kepadatan tulang yang menurun membuat lansia butuh mengonsumsi lebih banyak
kalsium dibandingkan pada masa muda.
Melalukan Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan di Posyandu lansia dan
dicocokan dengan diet yang tepat pada lansia
Kegiatan Dilakukan pada tanggal 10 Maret 2021 pada pukul 10:00 WIB ditengah kegiatan
Posyandu Lansia. Dihadiri oleh 12 lansia. Melakukan penyuluhan tentang Hipertensi dan
Diabetes Mellitu oleh Dokter yang dibantu oleh Bidan penanngungjawab serta Kader yang
terlibat. Kegiatan selesai pada pukul 11:30 WIB.
Vaksinasi adalah proses di dalam tubuh, dimana seseorang menjadi kebal atau terlindungi
dari suatu penyakit sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut maka tidak
akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan, biasanya dengan pemberian vaksin. Vaksin
adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya atau zat
yang dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila diberikan
kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit
tertentu.
Vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik tubuh agar terhindar dari tertular
ataupun kemungkinan sakit berat. Selama belum ada obat yang defenitif untuk COVID-19,
maka vaksin COVID-19 yang aman dan efektif serta perilaku 3M (memakasi masker,
mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak) adalah upaya perlindungan yang bisa kita
lakukan agar terhindar dari penyakit COVID-19.
Kekebalan kelompok atau herd Immunity merupakan situasi dimana sebagian besar
masyarakat terlindung/kebal terhadap penyakit tertentu sehingga menimbulkan dampak tidak
langsung (indirect effect), yaitu turut terlindunginya kelompok masyarakat yang rentan dan
bukan merupakan sasaran vaksinasi. Kondisi tersebut hanya dapat tercapai dengan cakupan
vaksinasi yang tinggi dan merata.
Seberapa dalam pengetahuan "stakeholder" lintas sektor di kecamatan Koto Parik Gadang
Diateh terhadap vaksin covid-19?
Penyuluhan dilakukan dalam rapat lintas sektor di kecamatan Koto Parik Gadang Diateh
tentang vaksin covid-19 secara langsung yang dipresentasikan lagsung bersama stakeholder
terkait. Serta dilakukan sesi tanya jawab untuk membantu stakeholder dalam meningkatkan
kepercayaan kepada pihak yang akan memvaksin, serta vaksin itu sendiri
Penyuluhan dilakukan dalam rapat lintas sektor di kecamatan Koto Parik Gadang Diateh
tentang vaksin covid-19 secara langsung yang dipresentasikan lagsung bersama Kepala
Kecamatan KPGD, Kepala puskesmas diwilayah KPGD, karyawan puskesmas dan perserta
PIDI, Perwakilan TNI, Perwakilan Polisi serta perwakilan Kepala Nagari.
Baru
Rujuk SP.A
Edukasi :
- Berikan ASI sedikit tapi sering walau gumoh,
- Perhatikan mulut kering serta intensitas BAB dan BAK
S:
- Gumoh setelah mengonsumsi ASI, > 5x/hari, berupa ASI, lendir (-)
- Gumoh selalu saat mengonsumsi ASI
- Pucat (-), Meminum ASI kuat (+)
- Menangis (+)
- BAB cair (-), BAK berkurang (+)
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: tidak dilakukan
HR: 150 x/m
RR: 30 x/m
T : 36,8 'C
MEMASANG INFUS
S: Nyeri abdomen, tergio umbilical, mual (-), muntah (-). rw. alergi (+)
O:
TD: 90/60 mmHg
HR: 88 x/m
RR: 21 x/m
T: 36,7 'C
Mata : CA (-/-), SI (-/-), Sekret (-/-)
Paru : Ves (+/+), RH (-/-), Wh (-/-)
KGB (-)
Nyeri abdomen: NTE (+), regio umbilical (+)
3. Lansia
Tn. Sy; 60 th; 155cm; 53,4kg
Prednison 4 mg, 2 x1
VIt. B comp, 3 x 1
CTM, 3x 1
Edukasi:
-Jaga personal hygine
-Hindari aktifitas berlebih, istirahat cukuo
-Banyak minum air
S:
- Badan gatal, sejak 1 hari lalu, hilang timbul sejak 1 tahun lalu, terutama saat berkeringat
- Lutut nyeri kanan ketika sholat, saat menaiki dan menuruni tangga
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: 138/68 mmhg
HR: 78 x/m
RR: 21 x/m
T : 36,6 'C
Status dermatologis: pada regio trunkus, terdapat lesi papul tersebar diskret, beberapa
hiperpigmentasi.
L29 - Pruritus -
- Loratadin 1 x 1
- Salf. Betamethason 0,05 mg
- Metil prednisolon
Edukasi :
- Hindari alergen
- Gunakan obat secara disiplin
S:
- badan gatal sejak 1 jam lalu, terutama saat cuaca dingin dan malam hari.
- badan gatal tidak dipengaruhi oleh makanan dan minuman tertentu
- pada kulit tidak teraba kering, hanya sedikit lesi kemerahan
O:
Composmentis, Sakit ringan
TD: 129/65 mmhg
HR: 80 x/m
RR: 21 x/m
T : 36,7 'C
Mata: CA (+/+), SI (-/-), Sekret (-/-)
Paru: Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Jant: BJ12 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemb KGB : (-)
Abd: NTE (+), umbilical (+)
Ekstremitas : akral hangat (+), pruritus pada trunkus, hiperemis pasca digaruk
DIAGNOSIS :
- Antasida deon 3 x 1
- Paracetamol 3 x 1
- Amlodipine 1 x 5mg, malam
Edukasi
- Atur pola makan
- Hindari konsumsi garam berlebih
- Perbanyak makan buah dan sayur
- Kurangi merokok dan minum kopi
S:
- Nyeri abdomen ulu hati (+) sejak jam 8 lalu, mual (-) muntah (-). rw keluhan yang sama.
- Lutut kiri terasa sakit (+), dirasakan sudah bertahun, namun tidak membaik walaupun sudah
meminum obat. Pasien bekerja sebagai petani.
- rw. Hipertensi tidak terkontrol sudah tahunan.
O:
Composmentis, Sakit ringan
TD: 155/63 mmhg
HR: 92 x/m
RR: 22 x/m
T : 36,7 'C
MEMASANG INFUS
Edukasi:
- Makan sedikit, tapi sering
- Hindari pencetus yang menyebabkan mual ataupun muntah
- Perbanyak konsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi
S:
- G2P1A0, 8 minggu. Datang dengan mual dan muntah yang memberat sejak 1 jam lalu,
sudah dirasa 1,5 bulan namun hilang timbul.
- Muntah berupa sisa makanan, sejumlah yang dimakan.
- Rw. Mual muntah pada kehamilan pertama (-)
- Rw. Berobat ke Bidan, namun tidak ada perbaikin
- Rw. Alergi pada makanan, minuma, ataupun cuaca tertentu (-)
- Rw. bekerja sebagai ibu rumah tangga, tidak banyak kegiatan berat dilakukan selama
terkonfirmasi hamil sejak 2 bulan ini.
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: 150/90 mmHg
HR: 100 x/m
RR: 24 x/m
T : 36,8 'C
Status Obgyn
-hamil 8 minggu
-TFU : tidak teraba, tidak terlihat
- Metilprednisolon 2 x 2mg
- CTM 3 x 1
- Recana dirujuk ke SP.KK untuk dilakukan alergic test untuk memastikan alergen penyebab
Edukasi:
- Hindari alergen
- Hindari garukan pada lesi yang gatal
- Gunakan pakaian yang tebal ketika cuaca dingin
S:
- Muka bengkak dan merah sejak 1 hari lalu.
- Hilang timbul sejak 1 bulan ini.
- Muka bengkak dan merah ini muncul terutama saat cuaca dingin di pagi hari.
- Rw. belum pernah diobati kemana pun.
- Rw. Ibu dengan alergi dingin, rw. Ibu dengan keluhan yang sama.
- Rw. Alergi terhadap makanan, minuman ataupun cuaca tertentu (-)
- Pasien sebelumnya tinggal pada daerah yang cukup panas, dan baru baru ini pindah daerah
mengikuti orang tua.
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: tidak diperiksa
HR: 110 x/m
RR: 24 x/m
T : 36,8 'C
- Paracetamol 3 x 1
- Amlodipin 1 x 10mg, malam, sebelum tidur
- Simvastatin 20mg, 1 x 1
Edukasi:
- Rutin konsumsi obat darah tinggi
- Rutin mengontrol penyakit
- Hindari makanan berlemah, berminyak dan bersantan
- Perbanyak minum air putih
- Hindari merokok dan kurangi asupan kopi serta garam
S:
- Kepala nyeri dan berdenyut sejak 1 hari lalu
- Demam sejak 1 hari lalu
- Rw. pasien pernah mengalami keluhan yang sama
- Rw. pasien dalam pengobatan darah tinggi, namun tidak terkontrol dengan baik
- Rw. Sudah pernah mengobati keluhan namun tidak ada perbaikin.
- Rw. Alergi pada makanan, minuman, cuaca tertentu (-)
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: 153/95 mmHg
HR: 110 x/m
RR: 24 x/m
T : 36,8 'C
Lab:
8 Maret 2021
GDP : 96 mg/dl
A.U : 5,4 mg/dl
Kolesterol total : 259 mg/dl
Edukasi:
- Jaga personal hygiene, gunakan sabun antiseptik saat mandi.
- Kontrol DM secara rutin, boleh dilakukan pemeriksaan HbA1c. jika diperlukan
S:
- Kontrol DM tipe 2, obat habis
- Badan gatal gatal sejak 1 hari lalu, pada lipatan paha, awal nya merah dan kini menghitam,
tidak ada lesi yang berwarna keputihan. Pasien hanya mandi 2x sehari.
- Rw. keluhan gatal sebelum nya (+)
- Rw. dikeluarga dengan keluhan gatal (-)
- Rw. Alergi pada makanan, minuman, cuaca tertentu (-)
- Pasien adalah petani yang bekerja dibawah terik mata hari.
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: 100/60 mmHg
HR: 100 x/m
RR: 24 x/m
T : 36,8 'C
- Zinc 20 mg, 1 x 1
- Kotrimoksazol 2 x 2
- Atapulgit 3 x 1
- Antasida 3 x 1
- Oralit sch 2 x 1
edukasi:
- Hindari makanan yang asam dan pedas
- Konsumsi makanan yang lembek dan perbanyak minum air putih
- Tingkatkan personal hygiene, contoh: mencucui tangan dengan sabun
S:
- BAB Cair sejak 8 jam lalu, sebanyak 4 - 5x/hari ini. Berwarna kuning kehijauan.
- BAB lendir (-), darah (-), tanpa tercium bau busuk (-)
- Pasien meyakini hanya makan makanan dirumah seperti biasa nya.
- Mual (-). Muntah (-). Keluhan pada organ (-)
- Rw. dengan keluhan yang sama sebelum nya (-)
- Rw di keluarga dengan keluhan yang sama (-)
- Rw. Alergi terhadap makanan, minuman, ataupun cuaca tertentu (-)
- OS adalah petani. saat makan pasien selalu mencuci tangan, namun tidak menggunakan
sabun.
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: 150/90 mmHg
HR: 100 x/m
RR: 24 x/m
T : 36,8 'C
F20 - Schizophrenia -
-Chlorpromazine 1x100 mg
-Diazepam 1x2.5 mg
-Paracetamol 3x1
-Vit B 1x1
Edukasi :
- Menjaga perasaan pasien agar tetap senang dan nyaman berada di sekitarnya.
- Support pasien secara psikis agar tidak merasa sedih dan tertekan.
- Hindari faktor-faktor pencetus timbulnya serangan pada pasien.
- Berinteraksi dengan pasien agar tidak merasa kesepian.
- Kontrol teratur dan lapor segera bila ada keluhan
S:
- Kontrol untuk pengobatan Skizofrenia
- Rw. Skizofrenia sejak 30 tahun lalu
- Keadaan saat ini sudah terkontrol dengan obat, tenang, mood stabil, mengenal kapan akan
kambuh dan kapan perlu meminum obat.
- Rw. Keluarga dengan rw. Skizofrenia (-)
- Rw. Alergi pada cuaca, makanan ataupun minuman (-)
O/
-Kesadaran : komposmentis kooperatif
-Sikap : kooperatif
-Mood : eutim
-Afek : terbatas
- Vit. B complex 3 x 1
- Vit. C 3 x 1
- Antasida deon 3 x 1
- Konsultasi. gizi
Edukasi:
- Konsultasi dengan gizi untuk diet yang tepat
- Disiplin dengan pola makan
- Selalu persiapkan permen manis untuk berjaga - jaga jika muncul gejala seperti keliyengan,
atau badan lemas.
S:
- Kepala nyeri dan sesekali berputar sejak 1 hari lalu.
- Pasien kurang makan karena tidak nafsu makan. Mual (-). Muntah (-) namun disertai juga
dengan nyeri ulu hati
- Serta kurang tidur, dan sesekali pandangan kabur
- rw. Hipotensi sejak 10 tahun lalu
- Rw. dengan keluhan yang sama sebelum nya (-)
- Rw di keluarga dengan keluhan yang sama (-)
- Rw. Alergi terhadap makanan, minuman, ataupun cuaca tertentu (-)
- OS adalah petani. saat makan pasien selalu mencuci tangan, namun tidak menggunakan
sabun.
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: 120/90 mmHg
HR: 100 x/m
RR: 24 x/m
T : 36,8 'C
Rujuk Sp.PD
Edukasi:
- Mengenai komplikasi penyakit yang lalu
- Edukasi hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala
- Edukasi tindak lanjut jika memang penyakit sudah dikonfirmasi adalah Hepatitis B
S:
- Nyeri pada perut kanan atas dan ulu hati sejak 1 hari lalu.
- Nyeri berulang dan hilang timbul sejak beberapa tahun ini
- Keluhan disertai dengan mata dan kulit kekuningan
- Mual (+), Muntah (-).
- Rw. hepapatis B sejak 2010. Tidak dikontrol
- Rw dikeluarga dengan keluhan yang sama (-)
- Rw. Alergi cuaca, makanan dan minuman tertentu (-)
- Rw. makanan minuman pedan ataupun asam (-)
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: 100/60 mmHg
HR: 80 x/m
RR: 24 x/m
T : 36,8 'C
K30 - Dyspepsia -
- Vit. B complex 3 x 1
- Vit. C 3 x 1
- Antasida deon 3 x 1
- Konsultasi. gizi
Edukasi:
- Konsultasi dengan gizi untuk diet yang tepat
- Disiplin dengan pola makan
- Selalu persiapkan permen manis untuk berjaga - jaga jika muncul gejala seperti keliyengan,
atau badan lemas.
S:
- Kepala nyeri dan sesekali berputar sejak 1 hari lalu.
- Pasien kurang makan karena tidak nafsu makan. Mual (-). Muntah (-) namun disertai juga
dengan nyeri ulu hati
- Serta kurang tidur, dan sesekali pandangan kabur
- rw. Hipotensi sejak 10 tahun lalu
- Rw. dengan keluhan yang sama sebelum nya (-)
- Rw di keluarga dengan keluhan yang sama (-)
- Rw. Alergi terhadap makanan, minuman, ataupun cuaca tertentu (-)
- OS adalah petani. saat makan pasien selalu mencuci tangan, namun tidak menggunakan
sabun.
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: 120/90 mmHg
HR: 100 x/m
RR: 24 x/m
T : 36,8 'C
P:
- IVFD Dextrose 5% : RL, 1 : 1, 30 tpm
- Metoclopramide drip dalam Dextrose 5% : RL
- Ranitidin /12jam IV
- Antasida 3 x 1
- B complex 3 x 1
- Attapulgit 1 tab bila BAB Cair lagi
- ZInc 20 mg 1 x 1
- Kotrimoksazol 480mg, 2 x 2 tab
Edukasi
- Mengupayakan istirahat yang cukup
- Diet makanan yang lembek dan mudah dicerna
- TIngkatkan konsumsi air mineral, minimal 3 L/hari
S:
- Pasien dalam rawatan hari kedua
- BAB cair (-), berlendir (-), berdarah (-), berbau buruk (-)
- Mual (+) sesekali, Muntah (-), Intake sulit
- Nyeri ulu hati (+)
- Lemas, lesu (+)
- Demam (-)
- Rw. dulu dengan keluhan yang sama (+). dan dirawat (+)
- Rw. keluarga dengan keluhan yang sama (-)
- Rw. sudah diobati sebelum nya (-)
- Rw. Alergi terhadap cuaca, makanan, minuman tertentu (-)
- Pasien adalah petani yang jarang menggunakan sarung tangan ketika bekerja. serta hanya
mencuci tangan dengan air mengalir. Sesekali menggunakan sabun.
O:
Composmentis, Sakit sedang
TD: 100/60 mmHg
HR: 80 x/m
RR: 24 x/m
T : 36,8 'C
P:
- Rujuk Poli Penyakit Dalam RSUD Muara Labuh
Edukasi:
- Terapi kombinasi sudah diberikan, namun tak membaik. Untuk itu dirujuk untuk terapi
lanjutan dengan SP.PD
- Akan sia sia pengobatan jika tidak rutin dan disiplin berobat
- Pola hidup sehat
S:
- Kontrol DM yang diderita, Kini tidak ada keluhan
- Badan lemas (-), Demam (-) Mual (-), Muntah (-), Batuk (-)
- Rw konsumsi obat DM, namun tak kunjung membaik
- BAB dan BAK dalam batas normal
- Rw. HT terkontrol
O:
- Composmentis, tampak. sakit sedang
- TD: 120/80 mmHg
- HR: 78 x/menit
- RR: 19 x/m
- T : 37,2 'C
P:
- Amlodipine 5mg, 1 x 1
- PCT 500mg, 3 x 1
- Kalsium lactat 3 x 1
- Vit. B comp 3 x 1
edukasi:
- Rutin kontrol untuk tekanan darah yang lebih stabik
- Perbanyak aktifitas ringan
S:
- Kontrol ulang darah tinggi
- Kini disertai dengan keluhan penglihatan berkurang.
- Rw. mata sudah pernah diepriksakan ke sp. Mata dan dianjurkan untuk operasi. Namun
fasilitas "lensa" tidak memadai sehingga ditunda
O:
- Composmentis, tampak sakit ringan
- TD: 140/70 mmHg
- HR: 92 x/menit
- RR: 21 x/m
- T : 37,9 'C
Mata: Shadow test (+/+). CA (-/-), SI (-/-), Sekret (-/-), Pupil isokor (+/+)
Telinga: Normotia, M. Timpani intact (+/+), sekret (-/-), Nyeri tekan (-)
Hidung: normonasi, Simetris, deviasi septum (-), Perdarahan (-), sekret (-)
Mulut: Simetrism, Bibir: sianosis (-), Gusi: hiperemis (-), perdarahan (-), Lidah: atrofi papil
lidah (-), Mukosa: lembab
Paru: Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-), Pergerakan dinding dada simetris
Jant: BJ12 reguler, Murmur (-), Gallop (-),
Pemb KGB : (-)
Abd: NTE (-), BU (+), Timpani (+)
Ekstremitas : akral hangat (+), CRT < 2 detik, Kulit pucat (-)
P:
- Amlodipine 5mg, 1 x 1
- PCT 500mg, 3 x 1
- Kalsium lactat 3 x 1
- Vit. B comp 3 x 1
edukasi:
- Rutin kontrol untuk tekanan darah yang lebih stabik
- Perbanyak aktifitas ringan
S:
- Kontrol ulang darah tinggi
- Kini disertai dengan keluhan penglihatan berkurang.
- Rw. mata sudah pernah diepriksakan ke sp. Mata dan dianjurkan untuk operasi. Namun
fasilitas "lensa" tidak memadai sehingga ditunda
O:
- Composmentis, tampak sakit ringan
- TD: 140/70 mmHg
- HR: 92 x/menit
- RR: 21 x/m
- T : 37,9 'C
Mata: Shadow test (+/+). CA (-/-), SI (-/-), Sekret (-/-), Pupil isokor (+/+)
Telinga: Normotia, M. Timpani intact (+/+), sekret (-/-), Nyeri tekan (-)
Hidung: normonasi, Simetris, deviasi septum (-), Perdarahan (-), sekret (-)
Mulut: Simetrism, Bibir: sianosis (-), Gusi: hiperemis (-), perdarahan (-), Lidah: atrofi papil
lidah (-), Mukosa: lembab
Paru: Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-), Pergerakan dinding dada simetris
Jant: BJ12 reguler, Murmur (-), Gallop (-),
Pemb KGB : (-)
Abd: NTE (-), BU (+), Timpani (+)
Ekstremitas : akral hangat (+), CRT < 2 detik, Kulit pucat (-)
P:
- Paracetamol 3 x 500mg
- Kalsium lactat 3 x 1
- Amlodipine 5mg, 1 x 1
- Metformin 500mg, 2 x 1
- Glibenklamid 5mg, 1 x 1
- Loratadine 1 x 10mg
- Konsul ke pojok Gizi untuk aktifitas fisik dan asupan gizi yang tepat
Edukasi
- Disiplin hidup sehat, jika tidak pengobatan akan sia - sia
- Jika dalam 15 hari kedepan tidak ada perbaikan yang signifikan akan dirujuk ke Sp.PD
untuk terapi lanjutan karena sudah 2 obat kombinasi diberikan
- Turunkan berat badan, perbanyak aktifitas fisik, hentikan mengemil.
- Terapkan kebiasan sehat walaupun pelan - pelan!
S:
- Kontrol rutin DM, keluhan terkait DM tidak ada.
- Namun kini badan terasa gatal sejak 1 bulan lalu. Hilang timbul.
- Rw. HT Grade II
- Rw. Makanan dan pola hidup sehat tidak dijalani dengan baik.
- Rw. alergi makanan, minuman, cuaca ataupun obat tertentu (-)
O:
- Composmentis, tampak sakit ringan
- TD: 160/70 mmHg
- HR: 92 x/menit
- RR: 21 x/m
- T : 37,9 'C
MEMASANG INFUS
P:
- IVFD RL : D5% 1 : 1 30 gtt/i
- inj. Ranitidin 1 amp/12jam IV
- Paracetamol 3 x 500mg
- Domperidone 20mg, 2 x 1
- Vit. B complex 3 x 1
Edukasi:
- Diet lunak dan mudah dikonsumsi
- Makan sedikit tapi sering
- Gunakan peralatan makan yang bersih, Cuci tangan dengan sabun sebelum makan, untuk
mengurangi bakteri masuk melalui tangan kotor.
S:
- Nyeri perut, mual dan muntah, sejak 3 hari lalu. memberat dalam 1 hari lalu. Muntah
sebanyak >5x/hari.
- Demam (+) sejak 2 hari lalu, demam naik turun, terutama malam hari
- Rw. dirawat di RSUD pada 3 minggu lalu, dgn Gastritis Akut
- Rw. Alergi pada makanan, minuman, cuaca ataupun obat tertentu (-)
- BAB dan BAK dalam batas normal
O:
- Composmentis, tampak. sakit sedang
- TD: 110/70 mmHg
- HR: 96 x/menit
- RR: 19 x/m
- T : 37,9 'C
Widal tes:
- STO : 1/80
- STH : 1/80
GDS: 100mg/dl
21
ukam
Pada awal tahun 2020, dunia tiba-tiba terdisrupsi oleh pandemi yang disebabkan dari suatu
galur baru (novel) dari coronavirus (CoV) yaitu SARS-CoV-2. Penyakit yang ditimbulkan
atas infeksi SARS-CoV-2 kemudian disebut sebagai coronavirus disease atau COVID-19.
CoV sendiri merupakan family dari RNA-virus berbentuk seperti korona matahari yang telah
banyak menimbulkan penyakit mulai dari influenza, Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) yang disebabkan oleh MERS-CoV, sampai Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS) yang disebabkan SARS-CoV. Kecepatan penularan virus SARS-CoV-2 jauh lebih
tinggi dari MERS-CoV maupun SARS-CoV sehingga pada 5 Januari 2021, COVID-19 telah
menjadi global pandemic yang menginfeksi sekitar 84,5 juta manusia dengan tingkat
kematian 1,8 juta jiwa. Di Indonesia, per 6 Januari 2021, kasus positif COVID-19 telah
mencapai sekitar 780 ribu dan menimbulkan 23 ribu kematian.
Riset vaksin novel coronavirus merupakan salah satu tahapan penyediaan vaksin
sehingga hampir seluruh negara berlomba-lomba dalam riset vaksin ini. Penelitian dan
penemuan vaksin COVID-19 termasuk yang sangat cepat di antaranya selain dikarenakan
dampak yang sangat luas juga karena didukung teknologi riset yang sangat modern dan
dukungan anggaran yang sangat besar yang belum pernah dilakukan sebelumnya di dunia.
Berdasarkan data WHO pada 5 Januari 2021, telah ada 63 kandidat vaksin COVID-19 yang
telah memasuki uji klinik, di mana 15 di antaranya telah memasuki fase ketiga. Walaupun
keseluruhan fase ketiga pada uji klinik belum selesai, beberapa negara seperti Kerajaan
Inggris dan Amerika Serikat telah melaksanakan vaksinasi COVID-19 melalui mekanisme
Emergency Use Authorization (EUA). Mekanisme EUA dilaksanakan untuk memfasilitasi
penyediaan dan penggunaan produk kesehatan, termasuk vaksin, dalam masa kegawat-
daruratan, termasuk pada pandemi COVID-19. Mekanisme EUA tentunya tidak
menggantikan sistem dan protokol uji klinik yang dilakukan dalam riset vaksin itu sendiri,
sehingga vaksin COVID-19 yang diberikan kepada manusia tetap harus teruji keamanan,
mutu, dan khasiatnya. Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), melalui
mekanisme rolling submission atau evaluasi vaksin atas penyampaian bertahap data hasil uji
klinik, memastikan bahwa keamanan dan respon imun vaksin COVID-19 memenuhi
persyaratan efikasi dan imunogenisitas.
Ketersediaan dan akses terhadap vaksin merupakan salah satu faktor penentu
kesuksesan program vaksinasi COVID-19. Berdasarkan keterangan yang telah disampaikan
Menteri Kesehatan pada 29 Desember 2020, Pemerintah Indonesia telah mengupayakan
pemenuhan kebutuhan vaksin, yaitu sebanyak sekitar 426 juta dosis untuk alokasi penerima
vaksinasi nasional berdasarkan kriteria inklusif (berumur lebih dari 18 tahun, tidak memiliki
komorbid, belum pernah terinfeksi COVID-19, bukan ibu hamil, dan sebagainya) serta 15%
buffer stock sesuai ketentuan WHO. Seluruh target ini diharapkan dapat menciptakan herd
immunity atau perlindungan kelompok secara tidak langsung terhadap infeksi melalui proses
vaksinasi sejumlah besar populasi. Vaksinasi yang akan dilangsungkan di Indonesia
diharapkan dapat menjangkau minimal 70% dari total seluruh populasi. Dalam hal
penyediaan, pemerintah telah merencanakan beberapa alternatif pengadaan vaksin, di
antaranya melalui pembelian vaksin Sinovac, Novavax, AstraZeneca, Pfizer, serta pengadaan
melalui COVAX/GAVI yang secara hukum dituangkan melalui Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.01.07/ Menkes/12758/2020 tanggal 28 Desember 2020. Produsen
vaksin dalam negeri, Biofarma, juga telah mengupayakan riset dan produksi vaksin COVID-
19 melalui strategi kolaborasi jangka pendek dan jangka panjang dengan sejumlah industri
farmasi, lembaga riset, perguruan tinggi dalam negeri, dan Kementerian/Lembaga terkait.
Berdasarkan roadmap vaksinasi yang telah disusun, vaksin Biofarma akan tersedia pada akhir
Februari atau awal Maret 2021 (semester I 2021), sedangkan importasi vaksin Novavax,
AstraZeneca, Pfizer, dan skema COVAX ditargetkan tiba sebelum pertengahan tahun 2021.
Seluruh vaksin tersebut akan langsung digunakan setelah mendapat EUA dari BPOM.
Sementara itu, per 31 Desember 2020, telah dilakukan importasi sebanyak dua batch dengan
total 3 juta dosis vaksin COVID-19 dari Sinovac yang saat ini mulai didistribusikan ke 34
provinsi di Indonesia untuk menjangkau tenaga kesehatan yang menjadi sasaran pada tahap
kesatu.
Tenaga kesehatan merupakan faktor pendukung yang krusial dalam pelaksanaan
vaksinasi COVID-19. Mengacu pada Roadmap WHO Strategic Advisory Group of Experts
(SAGE) on Immunization serta hasil kajian Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional
(Indonesian Technical Advisory Group on Immunization, ITAGI), petugas kesehatan
merupakan salah satu prioritas penerima vaksin COVID-19. Juga mengacu pada CDC
Framework for Equitable Allocation of COVID-19 Vaccine, prioritas vaksinasi ini telah
dilaksanakan berdasarkan prinsip etik sehingga dapat tercapai derajat kemanfaatan yang
setinggi-tingginya sedemikian rupa sehingga tercapai pemerataan dan mitigasi atas
kemungkinan inekualitas akses terhadap vaksin. Dengan penempatan tenaga kesehatan
sebagai prioritas ini, diharapkan pada pelaksanaan vaksinasi massal bagi masyarakat yang
lebih luas, tenaga kesehatan sendiri dapat terlindungi dari kemungkinan infeksi COVID-19
sehingga risiko terhambatnya vaksinasi serta pelayanan kesehatan lainnya akibat kesakitan
dapat terhindari. Dalam pelaksanaan program vaksinasi, WHO telah memberikan arahan
bahwa tenaga kesehatan tentunya harus dapat melaksanakan pencegahan dan pengendalian
infeksi melalui proteksi diri, proteksi pasien, serta proteksi keluarga dan komunitas.
Pencegahan dan pengendalian infeksi tersebut dilaksanakan bukan hanya pada sesi pemberian
vaksin, namun juga pada fasilitas kesehatan, saat pelaksanaan edukasi dan advokasi ke
masyarakat.
Melakukan vaksinasi pada tenaga kesehatan sebagai salah satu upaya pencegahan covid-19 di
pusat pelayanan kesehatan.
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap keluhan-keluhan tenaga kesehatan yang telah
mendapatkan vaksin.
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan
sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit
yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus
penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan
antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing
luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi
sumber penularan COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui.
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan
akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa
inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan
gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa
kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas
di kedua paru.
Di Indonesia jumlah kasus covid-19 sampai dengan tanggal 5 Januari 2021 adalah
sebanyak 780 ribu yang terkonfirmasi, dengan jumlah kesembuhan sebanyak 646 ribu dan
jumlah kematian sebanyak 23.109 orang. Sedangkan di Aceh sendiri sampai tanggal 5 januari
2021 dilaporkan jumlah kasus yang terkonfirmasi covid-19 adalah 8.805 kasus, sengan kasus
yang dinyatakan sembuh sebanyak 7.129 kasus, dan yang meninggal sebanyak 358 kasus.
Karena masih tingginya angka covid-19 di Indonesia, khususnya di Aceh maka
perlunya dilakukan suatu bentuk skrining covid-19 di pusat pelayanan kesehatan. Hal ini
bertujuan untuk mencegah penularan dan menemukan kasus-kasus baru yang di curigai
merupakan kasus covid-19.
Masih tingginya angka covid-19 di Aceh dan masih kurangnya kesadaran dan kejujuran
masyarakat mengenai keluhannya saat berobat di pusat pelayanan kesehatan.
Melakukan skrinning covid-19 pada semua pasien rawat jalan dan juga rawat inap di
Puskesmas Kuta Malaka dengan cara mengisi form skrinning pada saat pasien datang, dan
melakukan pemeriksaan suhu tubuh semua pasien yang datang ke Puskesmas.
Kemudian pasien yang memenuhi kriteri ISPA akan dilakukan pelayanan kesehatan di
ruangan yang berbeda dengan pasien yang tidak mengeluhkan ISPA.
Kegiatan ini telah terlaksana semenjak pertama kali kami masuk di Puskesmas Kuta Malaka
yaitu tanggal 3 Desember 2020 hingga saat ini.
Setiap pasien yang datang ke Puskesmas dilakukan pemeriksaan di bagian skrinning awal
yang terdiri dari pengisian form “Covid-19 Early Warning Score”, dan melakukan
pemeriksaan suhu tubuh pasien.
Pasien yang terindikasi ISPA akan dilakukan pelayanan di ruangan terpisah dengan pasien
yang lainnya.
Melakukan monitoring terhadap keluhan pasien saat berobat dan saat melakukan kontrol
ulang. Apabila pasien menunjukkan adanya gejala-gejala yang mengarah ke covid-19 maka
akan dilakukan penatalaksaan sesuai alur penatalaksanaan covid-19 di Pusat Pelayanan
Kesehatan Primer (Puskesmas).
Penyuluhan Pentingnya Pemberian ASI Ekslusif di Posyandu Desa Limo Blang, Kec. Indrapuri, Kab. Aceh
Besar
Pemberian ASI (air susu ibu) secara eksklusif adalah pemberian hanya ASI tanpa
memberikan cairan atau makanan padat lainnya kecuali vitamin, mineral atau obat dalam
bentuk tetes atau sirup sampai usia 4-6 bulan. Berbagai penelitian telah mengkaji manfaat
pemberian ASI eksklusif dalam hal menurunkan mortalitas bayi, menurunkan morbiditas
bayi, mengoptimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan kecerdasan anak, dan
membantu memperpanjang jarak kehamilan bagi ibu.
Penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia adalah kematian neonatal dan dua
pertiga dari kematian neonatal adalah pada satu minggu pertama oleh karena daya imun bayi
masih sangat rendah. Sub Committee on Nutrition (ACC/SCN) dalam edisi laporan tahun
200010, menyebutkan perlunya meningkatkan durasi pemberian ASI eksklusif karena
perilaku menyusui sangat berhubungan dengan kesehatan dan kelangsungan hidup anak.
Pemberian ASI secara eksklusif kepada bayi dianjurkan untuk diberikan selama 4-6 bulan.
Pada tahun 1999, UNICEF bersama dengan World Health Assembly (WHA)
merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan untuk keuntungan yang optimal
bagi ibu dan bayinya. Rekomendasi pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan tampaknya
masih terlalu sulit untuk dilaksanakan. Upaya agar ibu bisa menyusui bayinya secara
eksklusif sampai usia 4 bulan saja masih memiliki banyak kendala. Sasaran program
perbaikan gizi masyarakat untuk meningkatkan ASI eksklusif menjadi 80% tampak terlalu
tinggi.
Pemberian ASI sangat penting bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun
mental dan kecerdasan bayi. Pemberian ASI eksklusif adalah langkah awal bagi bayi
untuk tumbuh sehat dan terciptanya sumber daya manusia yang tangguh, karena bayi tidak
saja akan lebih sehat & cerdas, tetapi juga akan memiliki emotional quotion dan social
quotion yang lebih baik. Namun pada kenyataannya, pengetahuan masyarakat tentang
ASI eksklusif masih sangat kurang, sehingga ibu sering kali memberikan makanan padat
kepada bayi yang baru berumur beberapa hari atau minggu. Berdasarkan hasil Survey
Demografi Kesehatan Indonesia 2003, hanya 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari
pertama, sedangkan pemberian ASI pada usia 2 bulan pertama 64%, yang kemudian
menurun pada periode berikutinya umur 3 bulan 45,5%, usia 4-5 bulan 13,9% dan umur 6-7
bulan 7,8%. Sementara itu ada peningkatan penggunaan pengganti air susu ibu yang biasa
disebut formula atau susu formula tiga kali lipat dalam kurun waktu 1997 dari 10,8%
menjadi 32,4% pada yahun 2002, hal ini mungkin diakibatkan kurangnya pemahaman,
dukungan keluarga dan lingkungan akan pemberian ASI secara eksklusif.
1. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu tentang manfaat dari pemberian ASI
eksklusif.
1. Diperlukan adanya suatu kegiatan pemberian informasi melalui penyuluhan bagi ibu agar
mengetahui manfaat ASI eksklusif.
Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 23 November 2020. Peserta yang hadir berjumlah
11 orang. Penyuluhan ini dilaksanakan pada pukul 10.30 WIB. Materi yang diberikan adalah
tentang manfaat ASI eksklusif. Materi penyuluhan disajikan dengan verbalisasi.
Penyuluhan dilaksanakan selama 20 menit dilanjutkan sesi diskusi
Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan cukup baik. Peserta tampak antusias sehingga
cukup aktif bertanya dan membuat diskusi mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif
berjalan dengan lancar.
4.