Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS RESUME
STRUKTUR RUMAH SAKIT, INSTALASI FARMASI DAN
KOMITE/PANITIA/TIM FARMASI DAN TERAPI (FORMULARIUM
RUMAH SAKIT)

NAMA : WIDYA SUMARNI


STAMBUK : 15120200114
DOSEN : apt. RIZQI NUR AZIZAH, S.Si., M.Farm.

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
RESUME
1. Apa yang dimaksud Rumah Sakit ?
Rumah Sakit merupakan bagian integral dari suatu organisasi social dan
kesehatan yang melalui tenaga medis professional yang terorganisir serta
sarana sarana kedokteran yang permanen dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensil) yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat; penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Tugas Rumah Sakit yaitu
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta
melaksanakan rujukan. Fungsi Rumah Sakit yaitu :
 Pelayanan medis
 Pelayanan dan asuhan keperawatan
 Pelayanan penunjang medis dan nonmedis
 Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
 Pendidikan, penelitian, dan pengembangan
 Administrasi umum dan keuangan

2. Jelaskan klasifikasi Rumah Sakit berdasarkan layanan yang diberikan,


bentuknya, dan jumlah tempat tidurnya!
KLASIFIKASI RUMAH SAKIT
Berdasarkan pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan
menjadi 2 yaitu Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.
Rumah Sakit Umum diklasifikasikan menjadi :
1. Kelas A : Jumlah tempat tidur paling sedikit 250 buah
Dengan jumlah tenaga kerja :
 1 apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit
 5 apoteker di rawat jalan dengan dibantu 10 tenaga teknis
kefarmasian
 5 apoteker di rawat inap dengan dibantu 10 tenaga teknis
kefarmasian
 1 apoteker di IGD dengan dibantu 2 tenaga teknis kefarmasian
 1 apoteker di ICU dengan dibantu 2 tenaga teknis kefarmasian
 1 apoteker sebagai coordinator penerimaan dan distribusi yang
dapat merangap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat jalan
dan rawat inap dan dibantu oleh tenaga Teknik kefarmasian
 1 apoteker sebagai coordinator produski yang dapat merangap
melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat jalan dan rawat inap
dan dibantu oleh tenaga Teknik kefarmasian
2. Kelas B : Jumlah tempat tidur paling sedikit 200 buah
 1 apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit
 4 apoteker di rawat jalan dengan dibantu 8 tenaga teknis
kefarmasian
 4 apoteker di rawat inap dengan dibantu 8 tenaga teknis
kefarmasian
 1 apoteker di IGD dengan dibantu 2 tenaga teknis kefarmasian
 1 apoteker di ICU dengan dibantu 2 tenaga teknis kefarmasian
3. Kelas C : Jumlah tempat tidur paling sedikit 100 buah
 1 apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit
 2 apoteker di rawat jalan dengan dibantu 4 tenaga teknis
kefarmasian
 4 apoteker di rawat inap dengan dibantu 8 tenaga teknis
kefarmasian
 1 apoteker sebagai coordinator penerimaan, distribusi, dan
produksi yang dapat merangap melakukan pelayanan farmasi
klinik di rawat jalan dan rawat inap dan dibantu oleh tenaga Teknik
kefarmasian
4. Kelas D : Jumlah tempat tidur paling sedikit 50 buah
 1 apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit
 1 apoteker di rawat inap dengan dibantu 2 tenaga teknis
kefarmasian
 1 apoteker sebagai coordinator penerimaan, distribusi, dan
produksi yang dapat merangap melakukan pelayanan farmasi
klinik di rawat jalan dan rawat inap dan dibantu oleh tenaga Teknik
kefarmasian
Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan menjadi :
1. Kelas A : Jumlah tempat tidur paling sedikit 100 buah
2. Kelas B : Jumlah tempat tidur paling sedikit 75 buah
3. Kelas C : Jumlah tempat tidur paling sedikit 25 buah

Berdasarkan bentuknya, Rumah Sakit dikategorikan menjadi 3 yaitu :


 Rumah Sakit Statis, diabngun di suatu lokasi tertentu dalam jangka waktu
yang lama (bersifat permanen) untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan
 Rumah Sakit Bergerak, bersifat siap guna dan sementara serta dapat
dipindahkan, dapat berbentuk bus, pesawat, kapal laut, ataupun container.
 Rumah Sakit Lapangan, sifatnya sementara selama kondisi darurat dan masa
tanggap darurat bencana atau kegiatan tertentu, berupa tenda, container,
ataupun bangunan permanen yang dapat digunakan sementara.

3. Apakah perbedaan antara struktur organisasi Rumah Sakit pemerintah


dan Rumah Sakit swasta ?
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
Organisasi suatu Rumah Sakit disesuaikan dengan besarnya kegiatan dan
bahan kerja Rumah Sakit dan harus membagi habis seluruh tugas dan fungsi
Rumah Sakit. Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas :
1. Kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit, merupakan pimpinan
tertinggi yang berwenang mengambil suatu kebijakan; melakukan
koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur organisasi;
penyelenggaraan tugas dan fungsi Rumah Sakit; pembinaan, pengawasan,
dan pelaksanaan tugas dan fungsi dari setiap unsur organisasi; dan
evaluasi, pencatatan, dan pelaporan.
2. Unsur pelayanan medis, meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan
gawat darurat.
3. Unsur keperawatan
4. Unsur penunjang medis
5. Unsur administrasi umum dan keuangan, meliputi ketatausahaan;
kerumahtanggaan; pelayanan hukum dan kemitraan; pemasaran;
kehumasan; pencatatan, pelaporan, dan evaluasi; penelitian dan
pengembangan; sumber daya manusia; Pendidikan dan pelatihan
6. Komite medis yang bertanggungjawab dalam pengelolaan klinis yang baik
(good clinical governance)
7. Satuan pemeriksaan internal
Komponen Organisasi Rumah Sakit Swasta
1. Yayasan
2. Direksi
3. Dewan medis
4. Dewan penasehat
5. Konsultan manajemen
6. Jajaran direksi

4. Sebutkan minimal 5 tugas Komite Farmasi dan Terapi!


Tugas Komite Farmasi dan Terapi yaitu :
1. Mengembangkan kebijakan tentang penggunaan obat di Rumah Sakit
2. Melakukan seleksi dan evaluasi obat yang akan masuk dalam formularium
Rumah Sakit
3. Mengembangkan standar terapi
4. Mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaan obat
5. Melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan obat yang rasional
6. Menkoordinir penatalaksanaan ROTD
7. Mengkoordinir penatalaksanaan medication error
8. Menyebarluaskan informasi terkait kebijakan penggunaan obat di Rumah
Sakit
5. Apa yang dimaksud dengan formularium Rumah Sakit dan Formularium
Nasional?
Formularium Rumah Sakit merupakan dokumen berisi kumpulan produk
obat yang dipilih Komite Farmasi dan Terapi disertai informasi tambahan
penting tentang penggunaan obat tersebut, serta kebijakan dan prosedur
berkaitan obat yang relevan untuk Rumah Sakit tersebut, yang terus-menerus
direvisi agar selalu akomodatif bagi kepentingan pendertia dan staf
professional pelayanan kesehatan berdasarkan data komsumtif dan data
morbiditas serta pertimbangan klinik staf medik Rumah Sakit tersebut.
Formularium Rumah Sakit disusun oleh Komite Farmasi dan Terapi yang
disepakati oleh staf medik dengan mengacu pada fornas.
Formularium nasional (fornas) adalah Daftar obat terpilih yang dibutuhkan
dan digunakan sebagai acuan penulisan resep pada pelaksanaan pelayanan
kesehatan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan. Peninjauan
fornas paling lama 2 tahun sekali.

6. Apa yang apoteker lakukan jika ada obat yang diresepkan dokter namun
tidak ada daalm formularium ?
Apabila obat yang dibutuhkan tidak tercantum dalam formularium Rumah
Sakit, untuk kasus tertentu maka dapat menggunakan obat lain secara terbatas
sesuai kebijakan Rumah Sakit dengan ketentuan sebagai berikut :
 Penggunaan obat diluar formularium Rumah Sakit hanya dimungkinkan
setelah mendapat rekomendasi dari ketua komite/Tim Farmasi dan
Terapi dengan persetujuan Kepala/Direktur Rumah Sakit
 Pengajuan permohonan penggunaan obat diluar formularium Rumah
Sakit dilakukan dengan mengisi formulir permintaan obat non
formularium
 Pemberian obat diluar formularium Rumah Sakit diberikan dalam
jumlah terbatas, sesuai kebutuhan.
INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT (IFRS)
Fasilitas pelayanan penunjang medis, dibawah pimpinan seorang apoteker
yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
kompeten secara professional, yang bertanggungjawab atas seluruh pekerjaan
serta pelayanan kefarmasian, yang terdiri atas pelayanan paripurna, mencakup
perencanaan; pengadaan; produksi; penyimpanan perbekalan kesehatan/sediaan
farmasi; dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita rawat inap dan rawat
jalan; pengendalian mutu dan pengendalian, distribusi dan pengguaan seluruh
perbekalan kesehatan di Rumah Sakit; serta pelayanan farmasi klinis.
Adapun tugas dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit yaitu :
 Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi dan pengelolaan perbekalan
kesehatan
 Instalasi Farmasi Rumah Sakit berperann sangat snetral terhadap
pelayanan di Rumah sakit terutama pengelolaan dan pengendalian sediaan
farmasi dan pengelolaan perbekalan kesehatan
Tanggungjawab dan fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit :
 Mengembangkan pelayanan farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan
baik dan tepat untuk memenuhi kebutuhan unit pelayanan yang bersifat
diagnosis dan terapi untuk kepentingan pasien yang lebih baik
 Instalasi Farmasi Rumah Sakit berfungsi sebagai unit pelayanan
manajemen (nonklinik) dan unit produksi
 Instalasi Farmasi Rumah Sakit berfungsi sebagai pelayanan
nonmanajemen (klinik) yang bersentuhan langsung dengan pasien atau
tenaga kesehatan lain

KOMITE FARMASI DAN TERAPI


Panitia Farmasi dan Terapi adalah organisasi yang mewakili hubungan
komunikasi antara para staf medis dengan staf farmasi, sehingga anggotanya
terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada di Rumah
Sakit dan apoteker wakil dari farmasi Rumah Sakit, serta tenaga kesehatan
lainnya.
Susunan Organisasi Komite Farmasi dan Terapi :
1. Susunan bervariasi sesuai Rumah Sakit setempat
2. Sekurang-kurangnya terdiri dari 3 dokter, apoteker, dan perawat
3. Ketua Komite Farmasi dan Terapi dipilih dari dokter, dan sekretaris dari
apoteker
4. Mengadakan rapat teratur, sekurang-kurangnya 2 kali sebulan
5. Mengundang pakar yang dapat memberi masukan
6. Segala sesuatu yang berhubungan dengan rapat diatur oleh sekretaris

SOP PEMBUATAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT


Penyusunan obat dalam formularium Rumah Sakit berdasarkan kebutuhan Rumah
Sakit mengacu pada data morbiditas di Rumah Sakit. Tahapan penyusunan
formularium Rumah Sakit sebagai berikut :
1. Staf Medik Farmasi (SMF) mengajukan usulan obat berdasarkan pada
Panduan Praktik Klinik (PPK) atau clinical pharmacy
2. Komite/Tim Farmasi dan Terapi membuat rekapitulasi usulan obat dari
semua pengusul dan mengelompokkan usulan obat berdasarkan kelas
terapi
3. Komite/Tim Farmasi dan Terapi membahas usulan tersebut bersama
kelompok staf medik (KSM) pengusul, jika diperlukan dapat meminta
masukan dari pakar
4. Menetapkan obat yang masuk formularium untuk diajukan pengesahan ke
Direktur Rumah Sakit
5. Direktur Rumah Sakit mengesahkan pemberlakukan formularium Rumah
Sakit

SOAL CBT
1. Dibawah ini merupakan fungsi Rumah Sakit, kecuali …
a. Pelayanan Medis
b. Pelayanan Penunjang Medis
c. Pelayanan Penunjang Nonmedis
d. Pelayanan Kebersihan
e. Administrasi Umum dan Keuangan
PEMBAHASAN :
Fungsi Rumah Sakit yaitu :
 Pelayanan medis
 Pelayanan dan asuhan keperawatan
 Pelayanan penunjang medis dan nonmedis
 Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
 Pendidikan, penelitian, dan pengembangan
 Administrasi umum dan keuangan

2. Dibawah ini merupakan tanggungjawab dan fungsi Instalasi Farmasi Rumah


Sakit, kecuali…
a. Unit Pelayanan Manajemen
b. Unit Pelayanan NonKlinik
c. Unit Pelayanan NonManajemen
d. Unit Pelayanan Klinik
e. Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan
PEMBAHASAN :
Tanggungjawab dan fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit :
 Mengembangkan pelayanan farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan
baik dan tepat untuk memenuhi kebutuhan unit pelayanan yang bersifat
diagnosis dan terapi untuk kepentingan pasien yang lebih baik
 Instalasi Farmasi Rumah Sakit berfungsi sebagai unit pelayanan
manajemen (nonklinik) dan unit produksi
 Instalasi Farmasi Rumah Sakit berfungsi sebagai pelayanan
nonmanajemen (klinik) yang bersentuhan langsung dengan pasien atau
tenaga kesehatan lain

3. Jika pasien membutuhkan obat yang tidak terdapat dalam formularium Rumah
Sakit, maka Apoteker dapat menggunakan obat diluar formularium Rumah
Sakit jika mendapat persetujuan dari…
a. Kepala Pelayanan Medis
b. Direktur Rumah Sakit
c. Komite Medis
d. Satuan Pemeriksaan Internal
e. IFRS
PEMBAHASAN :
Apabila obat yang dibutuhkan tidak tercantum dalam formularium Rumah
Sakit, untuk kasus tertentu maka dapat menggunakan obat lain secara terbatas
sesuai kebijakan Rumah Sakit dengan ketentuan sebagai berikut :
 Penggunaan obat diluar formularium Rumah Sakit hanya dimungkinkan
setelah mendapat rekomendasi dari ketua komite/Tim Farmasi dan
Terapi dengan persetujuan Kepala/Direktur Rumah Sakit
 Pengajuan permohonan penggunaan obat diluar formularium Rumah
Sakit dilakukan dengan mengisi formulir permintaan obat non
formularium
 Pemberian obat diluar formularium Rumah Sakit diberikan dalam
jumlah terbatas, sesuai kebutuhan.

4. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk Rumah Sakit Umum kelas C
adalah….
a. 3 apoteker di rawat inap dan dibantu dengan 8 tenaga teknis
kefarmasian
b. 2 apoteker di rawat inap dan dibantu dengan 8 tenaga teknis
kefarmasian
c. 2 apoteker di rawat jalan dan dibantu dengan 4 tenaga teknis
kefarmasian
d. 4 apoteker di rawat jalan dan dibantu dengan 8 tenaga teknis
kefarmasian
e. 4 apoteker di rawat inap dan dibantu dengan 8 tenaga teknis
kefarmasian
PEMBAHASAN :
Kelas C : Jumlah tempat tidur paling sedikit 100 buah
 1 apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit
 2 apoteker di rawat jalan dengan dibantu 4 tenaga teknis
kefarmasian
 4 apoteker di rawat inap dengan dibantu 8 tenaga teknis
kefarmasian
 1 apoteker sebagai coordinator penerimaan, distribusi, dan
produksi yang dapat merangap melakukan pelayanan farmasi
klinik di rawat jalan dan rawat inap dan dibantu oleh tenaga Teknik
kefarmasian

5. Sebuah Rumah Sakit mata hanya memiliki 50 buah tempat tidur, maka Rumah
Sakit tersebut diklasifikasikan ke dalam Rumah Sakit kelas…
a. Kelas A
b. Kelas B
c. Kelas C
d. Kelas D
e. Kelas E
PEMBAHASAN :
Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan menjadi :
1. Kelas A : Jumlah tempat tidur paling sedikit 100 buah
2. Kelas B : Jumlah tempat tidur paling sedikit 75 buah
3. Kelas C : Jumlah tempat tidur paling sedikit 25 buah

Anda mungkin juga menyukai