Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS RESUME
KEGIATAN PEMILIHAN, PERENCANAAN KEBUTUHAN, DAN
PENGADAAN

NAMA : WIDYA SUMARNI


STAMBUK : 15120200114
DOSEN : apt. RAHMAWATI, S.Si., M.Kes.

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
RESUME
Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
meliputi:
1. Pemilihan
2. Perencanaan kebutuhan
3. Pengadaan
4. Penerimaan
5. Penyimpanan
6. Pendistribusian
7. Pemusnahan dan penarikan
8. Pengendalian
9. Administrasi

PEMILIHAN (selection) Pengelolaan Sedian Farmasi, merupakan suatu


kegiatan yang digunakan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan ini dilakukan
berdasarkan :
 Formularium dan standar pengobatn atau pedoman diagnose dan terapi
 Pola penyakit
 Efektivitas dan keamanan
 Pengobatan berbasis bukti
 Mutu harga
 Ketersediaan di pasaran
Kriteria pemilihan obat untuk masuk ke dalam formularium rumah sakit :
1. Mengutamakan penggunaan obat generic
2. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling
menguntungkan penderita
3. Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas
4. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan
5. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan
6. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien
7. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi
berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung
8. Obat lain yang terbukti efektif secara ilmiah dana man (EBM) yang paling
dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga yang terjangkau
Dalam meningkatkan kepatuhan penggunaan formularium RS, maka Rumah Sakit
harus mempunyai kebijakan terkait dengan penambahan ataupun pengurangan
obat dalam formualrium RS dengan mempertimbangkan indikasi penggunaan,
efektivitas, risiko, dan biaya.

PERENCANAAN Pengelolaan Sediaan Farmasi merupakan suatu proses


untuk menentukan jumlah dan periode pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai yang disesuaikan dengan hasil kegiatan pemilihan
untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, jumlah, waktu, dan efisien.
Perecanaan dilakukan menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan
dan dasar-dasar yang telah ditentukan. Metode yang dimaksud adalah :
 Metode konsumsi yang didasari dengan data konsumsi, sering dijadikan
perkiraan yang tepat dalam perencanaan sediaan farmasi. Dilakukan
dengan berdasarkan dari konsumsi periode sebelumnya dengan
penyesuaian yang dibutuhkan.
A = (B + C + D) – E A : Rencana Kebutuhan
B : Stok kerja (pemakaian rata-rata x 12
bulan)
C : Buffer stock (stok pengaman) 10-20%
D : Lead Time Stock, lamanya waktu antara
pemesanan obat sampai dengan obat
diterima (Lead Time x Pemakaian rata-
rata)
E : Sisa stok
 Metode morbiditas, didasari oleh pola penyakit, digunakan untuk
memperkirakan keperluan obat-obatan tertentu berdasarkan dari jumlah
kejadian penyakit umum, data yang paling penting kita ketahui adalah pola
standar pengobatan yang digunakan untuk penyakit tersebut.
 Metode Proxy Consumption, digunakan untuk perencanaan pengadaan di
Rumah Sakit baru yang tidak memiliki data konsumsi pada tahun
selanjutnya.
Evaluasi Perencanaan
 Analisis ABC, menunjukkan pengelompokkkan obat berdasarkan
kebutuhan atau penyerapan dana
– Kelompok A : penyerapan dana sekitar 70% dari jumlah dana
obat keseluruhan
– Kelompok B : penyerapan dana sekitar 20% dari jumlah dana
obat keseluruhan
– Kelompok C : penyerapan dana sekitar 10% dari jumlah dana
obat keseluruhan
 Analisa VEN, pengelompokkan obat berdasarkan manfaat tiap obat
terhadap kesehatan
– Kelompok V (vital) : obat-obat penyelamat jiwa (life
saving)
– Kelompok E (Essensial) : obat-obat pelayanan kesehatan
pokok atau penyakit kronis
– Kelompok N (Nonessensial) : obat-obat penunjang yang bekerja
ringan dan bisa dipergunakan untuk menimbulkan kenyamanan
atau mengatasi keluhan yang rinagn
 Kombinasi ABC-VEN, menggabungkan ABC dan VEN yang digunakan
untuk perencanaan perbekalan farmasi.

PENGADAAN Pengelolaan Sediaan Farmasi merupakan kegiatan untuk


merealisasikan perencanaan kebutuhan ynag telah dibuat. Pengadaan yang efektif
jika terjamin ketersediaan julah dan waktu yang tepat dengan harga yang
terjangkau dan sesuai dengan standar mutu. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pengadaan:
1. Bahan baku obat harus disertai sertifikat Analisa
2. Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet (MSDS)
3. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai harus
mempunyai nomor izin edar
4. Expired date minimal 2 tahun kecuali untuk sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai tertentu (vaksin, reagensia, dll)
Upaya pengadaan dapat dilakukan dengan :
 Pembelian, dilakukan melalui e-purchasing berdasarkan obat yang ada
pada e-catalog
 Produksi, suatu kegiatan pengadaan yang mencakup kegiatan membuat,
merubah bentuk, dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril dan/atau
nonsteril untu kkebutuhan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
 Hibah/Sumbangan/Dropping, pengadaan sediaan farmasi dan bahan medis
habis pakai dari sumbangan yang mengikuti kaidah umum pengelolaan
sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai regular
SOP PENGADAAN DI RUMAH SAKIT
PENGADAAN OBAT RUMAH SAKIT
LOGO RS
BAHAGIA
No Dokumen No Revisi Halaman
SELALU
01 0 1/1

Ditetapkan Oleh
Tanggal Terbit
STANDAR Direktur RS Bahagia Selalu
PROSEDUR
OPERASIONAL
27/07/2021
dr. Bahagia
Pengadaan obat merupakan kegiatan untuk merealisasikan
PENGERTIAN
kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui
 Memperoleh obat yang dibutuhkan dengan harga
layak, mutu baik, pengiriman obat terjamin tepat
waktu, proses berjalan lancer tidak memerlukan waktu
TUJUAN dan tenaga yang berlebihan
 Agar tersedianya obat dengan jenis dan jumah yang
cukup sesuai kebutuhan dengan mutu yang terjamin
serta dapat diperoleh pada saat diperlukan
Surat keputusan Direktur RS Bahagia Selalu tentang
KEBIJAKAN
pengadaan obat
Prosedur dalam pengadaan obat :
1. Pemilihan metode pengadaan
2. Pemilihan pemasok
PROSEDUR
3. Pemantauan status pesanan
4. Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan obat
5. Penerimaan dan pemeriksaan obat
UNIT Instalasi farmasi
TERKAIT
TUGAS PERENCANAAN
1. Lakukan Perencanaan obat untuk tahun 2021
Jika buffer stok = 20 % | Waktu tunggu : 1 bulan
Ada beberapa obat pada tahun lalu mengalami stock out di PBF :
a. Adrenalin ( 1 bulan )
b. Cefotakxime (2 bulan)
2. Lakukan evaluasi Perencanaan Menggunakan metode Pareto dan kombinasi VEN
Barang
masuk
NO NAMA OBAT SATUAN HARGA Stok Awal ( 2020) PEMAKAIAN SISA STOK
(selama
tahun 2020)
1 INSULIN pen Rp 110.000 10 200 180 30
2 ADRENALIN ampul Rp 50.000 50 1200 1100 150
3 AMLODIPIN TABLET Rp 200 500 5000 4000 1500
4 AZITROMISIN TABLET Rp 7.700 300 7000 7100 200
5 ASAM MEFENAMAT KAPLET Rp 750 500 12000 900 11600
6 ACYCLOVIR TABLET Rp 3.500 200 1200 1250 150
7 SEFOTAKSIM vial Rp 61.000 50 5000 4960 90
8 METFORMIN 500MG TABLET Rp 1.000 900 1500 1200 1200
9 GLIKLAZID TABLET Rp 700 100 1400 1350 150
10 ISOSORBID DINITRAT AMPUL Rp 25.000 100 200 250 50
11 ASAM ASKORBAT tablet Rp. 125 200 5000 5150 50
BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
1 Abocath no 18 BOX @50 Rp. 300.000 1 300 280 21
2 masker BOX @50 Rp 150.000 2 1000 970 32
3 handscoen no 7 BOX @50 Rp 120.000 2 1000 980 22
4 urine bag BOX @ 10 Rp 50.000 1 50 35 16
TUGAS PERENCANAAN

1. Lakukan Perencanaan obat untuk tahun 2021


Jika buffer stok = 20 %
Waktu tunggu : 1 bulan
Ada beberapa obat pada tahun lalu mengalami stock out di PBF :
a. Adrenalin ( 1 bulan )
b. Cefotakxime (2 bulan)
Jawab:
Rumus:
A = (B + C + D) – E
a. Insulin
A = (180 + (20% x 180) + 15) – 30
= 201 pen
b. Adrenalin
Mengalami kekosongn selama 1 bulan
Pemakaian 1100 ampul selama setahun.
1100 : (12 bulan – 1 bulan) = 100 ampul/bulan
100 ampul x 12 bulan = 1200 ampul/tahun (kebutuhan pertahun)
A = (1200 + (20% x 1200) + 100) – 150
= 1390 ampul
c. Amlodipin tablet
A = (4000 + (20% x 4000) – 1500
= 3634 tablet
d. Azitromisin tablet
A = (7100 + (20% x 7100) + 592) – 200
= 8912 tablet
e. Asam Mefenamat Kaplet
A = (900 + (20% x 900) + 75) – 11600
= 1155 – 11600
= -10445 (tidak perlu diadakan, karena kebutuhan selama setahun masih terpenuhi dengan sisa stok)
f. Acyclovir tablet
A = (1250 + (20% x 1250) + 105) – 150
= 1455 tablet
g. Cefotaxim vial
Mengalami kekosongan selama 2 bulan
Pemakaian 4960 vial selama setahun
4960 vial : (12 bulan – 2 bulan) = 496 vial/bulan
496 vial x 12 bulan = 5952 vial (kebutuhan pertahun)
A = (5952 + (20% x 5952) + 496) – 90
= 7549 vial
h. Metformin 500 mg tablet
A = (1200 + (20% x 1200) + 100) – 1200
= 340 tablet
i. Gliklazid tablet
A = (1350 + (20% x 1350) + 113) – 150
= 1583 tablet
j. ISDN ampul
A = (250 + (20% x 250) + 21) – 50
= 271 ampul
k. Asam askorbat tablet
A = (5150 + (20% x 5150) + 430) – 50
= 6560 tablet
2. Lakukan evaluasi Perencanaan Menggunakan metode Pareto dan kombinasi VEN

No Nama Obat Jml Harga (Rp) Nilai (Rp) Persen %Kumulatif Kel. ABC Kel. VEN PUT
1 Sefotaksim 7.549 Rp 61.000,00 Rp 460.489.000 72,45 72,45 A V P
2 Adrenalin 1.390 Rp 50.000,00 Rp 69.500.000 10,93 83,39 B V P
3 Azitromisin 8.912 Rp 7.700,00 Rp 68.622.400 10,80 94,18 C E U
4 Insulin 201 Rp 110.000,00 Rp 22.110.000 3,48 97,66 C V P
5 Isosorbid Dinitrat 271 Rp 25.000,00 Rp 6.775.000 1,07 98,73 C V P
6 Acyclovir 1.455 Rp 3.500,00 Rp 5.092.500 0,80 99,53 C E U
7 Gliklazid 1583 Rp 700,00 Rp 1.108.100 0,17 99,70 C E U
8 Asam Askorbat 6.560 Rp 125,00 Rp 820.000 0,13 99,83 C N T
9 Amlodipin 3634 Rp 200,00 Rp 726.800 0,11 99,95 C E U
10 Metformin 500 mg 340 Rp 1.000,00 Rp 340.000 0,05 100,00 C E U
11 Asam Mefenamat 0 Rp 750,00 Rp - 0,00 100,00 C E U

Anda mungkin juga menyukai